karakterisasi bakteri denitrifikasi yang diisolasi dari

advertisement
KARAKTERISASI BAKTERI DENITRIFIKASI
YANG DIISOLASI DARI KOLAM IKAN AIR TAWAR
PROVINSI RIAU DAN JAMBI
TIARA APRILLINDA DEWI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakterisasi Bakteri
Denitrifikasi yang Diisolasi dari Kolam Ikan Air Tawar Provinsi Riau dan Jambi
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2014
Tiara Aprillinda Dewi
NIM G34100104
ABSTRAK
TIARA APRILLINDA DEWI. Karakterisasi Bakteri Denitrifikasi yang Diisolasi
dari Kolam Ikan Air Tawar Provinsi Riau dan Jambi. Dibimbing oleh IMAN
RUSMANA dan YUNI PUJI HASTUTI.
Kualitas air pada kolam ikan air tawar yang menurun dapat disebabkan
oleh endapan sisa pakan ikan buatan yang diberikan secara berlebih. Masalah
tersebut dapat diatasi dengan bioremediasi menggunakan bakteri denitrifikasi.
Penelitian ini bertujuan melakukan karakterisasi aktivitas bakteri denitrifikasi
yang berasal dari kolam ikan air tawar di Provinsi Riau dan Jambi dalam
mereduksi nitrat. Metode yang dilakukan meliputi peremajaan dan karakterisasi
bakteri, uji fermentatif/oksidatif, uji aktivitas reduksi nitrat, dan kinetika reduksi
nitrat. Isolat yang dikarakterisasi sebanyak 19 dengan dominasi bentuk sel basil
dan seluruh isolat merupakan Gram negatif. Uji selanjutnya yaitu uji
fermentatif/oksidatif didapatkan 11 isolat yang merupakan bakteri oksidatif dan
sebanyak 8 isolat merupakan bakteri fermentatif. Isolat yang bersifat oksidatif
diuji aktivitas reduksi nitrat dan didapatkan reduksi nitrat tertinggi pada kondisi
anaerob isolat RD1 dengan persentase 102%. Berdasarkan kinetika reduksi nitrat
pada isolat RD1 diperoleh kecepatan maksimum reduksi sebesar 69.44 uM/Jam.
Kata kunci: denitrifikasi, Jambi, pakan ikan, Riau
ABSTRACT
TIARA APRILLINDA DEWI. Characterization of Denitrifying Bacteria Isolated
from Freshwater Ponds in Riau and Jambi Province. Supervised by IMAN
RUSMANA and YUNI PUJI HASTUTI.
Decreasing of water quality freshwater ponds is caused by accumulation of
artificial fish-feed. These problems can be solved by bioremediation using
denitrifying bacteria. The aim of this study was to characterize the activities of
denitrifying bacteria in reducing nitrate from freshwater ponds in Riau and Jambi
province. The methods used in this study were the regeneration and
characterization of bacteria, fermentative/oxidative test, nitrate reduction activity
test, and nitrate reduction kinetics. There were 19 characterized isolates and most
of them were basil cells and all of them were Gram-negative bacteria isolates. In
fermentative/oxidative test, there were 11 oxidative bacteria and 8 fermentative
bacterial isolates. The highest nitrate reduction activity of oxidative bacteria was
found in RD1. It could reduce nitrate up to 102% in anaerob condition. RD1
isolate had maximum rate (Vmax) of nitrate reduction of 69.44 uM/Hour.
Keywords: denitrification, fish feed, Jambi, Riau
KARAKTERISASI BAKTERI DENITRIFIKASI
YANG DIISOLASI DARI KOLAM IKAN AIR TAWAR
PROVINSI RIAU DAN JAMBI
TIARA APRILLINDA DEWI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 ini ialah
Karakterisasi Bakteri Denitrifikasi yang Diisolasi dari Kolam Ikan Air Tawar
Provinsi Riau dan Jambi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Iman Rusmana MSi dan
Ibu Yuni Puji Hastuti SPi, MSi selaku pembimbing serta Ibu Dra Hilda Akmal
MSi yang telah memberikan wawasan dan saran kepada penulis. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Jaka dan Ibu Heni dari
Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi IPB yang telah membantu
selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah,
ibu, seluruh keluarga serta teman-teman, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014
Tiara Aprillinda Dewi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
METODE
2
Bahan dan Alat
2
Prosedur Analisis Data
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
Hasil
3
Pembahasan
8
SIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
9
LAMPIRAN
11
RIWAYAT HIDUP
12
DAFTAR TABEL
1 Morfologi dan karakteristik isolat bakteri denitrifikasi
2 Hasil uji fermentatif/oksidatif
3 Aktivitas reduksi nitrat pada 11 isolat terpilih
4
6
7
DAFTAR GAMBAR
1 Morfologi Koloni Isolat a) RCS1 b) AA1 dan c) RD1 pada media
denitrifikasi
2 Hasil Pewarnaan Gram pada isolat AA1 dan RD1
3 Grafik laju penurunan nitrat dan akumulasi nitrit
5
5
7
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kurva Standar Nitrat
2 Kurva Standar Nitrit
11
11
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Budidaya ikan air tawar merupakan salah satu jenis budidaya yang
berkembang setiap tahunnya, sejak tahun 2007 perkembangan produksi ikan air
tawar semakin meningkat. Kenaikan rata-rata produksi ikan air tawar pada tahun
2012 mencapai 24.92% (KKP 2013). Provinsi yang menghasilkan lebih dari
separuh ikan air tawar di Indonesia diantaranya adalah Provinsi Riau dan Jambi.
Provinsi Riau memiliki luas perairan budidaya air tawar seluas 8200 Ha dengan
realisasi lahan seluas 3685 Ha dan Provinsi Jambi memiliki 3000 Ha dengan
realisasi lahan seluas 1606 Ha (KKP 2009). Sistem budidaya perikanan yang
banyak digunakan adalah sistem budidaya intensif. Sistem budidaya ini memiliki
kelemahan, diantaranya dapat menyebabkan kualitas air kolam ikan air tawar
menurun. Hal tersebut terjadi karena pemberian pakan buatan yang berlebih
sehingga sisa pakan ikan akan mengendap pada dasar kolam ikan air tawar.
Akumulasi sisa pakan yang mengendap akan menghasilkan metabolit toksik yang
dapat berpengaruh terhadap kualitas air kolam ikan air tawar tersebut.
Kualitas air yang buruk mengakibatkan tingginya senyawa nitrogen
organik yang dihasilkan dan pada akhirnya akan menyebabkan produktivitas
kolam ikan air tawar menurun. Kualitas air tersebut dapat diperbaiki dengan cara
bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses degradasi kontaminan di
lingkungan dengan menggunakan metode biologi yang memanfaatkan
kemampuan metabolisme mikroorganisme (Scragg 2005). Proses bioremediasi
tidak terlepas dari peran mikroorganisme. Salah satunya dengan menggunakan
bakteri pereduksi nitrat melalui denitrifikasi. Denitrifikasi adalah reduksi nitrat
(NO3-) menjadi NO2-, NO, N2O, dan N2 dengan bantuan enzim nitrat dan nitrit
reduktase. Proses reduksi nitrat berjalan optimum pada kondisi tidak ada oksigen.
N2O adalah produk utama dari denitrifikasi pada perairan dengan kadar oksigen
yang sangat rendah sedangkan molekul nitrogen adalah produk utama dari proses
denitrifikasi pada perairan yang memiliki kondisi anaerob (Effendi 2003).
Denitrifikasi merupakan langkah terakhir dalam menyisihkan nitrogen secara
biologis dimana nitrat menggantikan oksigen sebagai akseptor elektron terakhir
(Pranoto 2006).
Proses pengendalian masalah lingkungan tersebut pada beberapa spesies
tertentu menghasilkan produk akhir N2O yang dapat menyebabkan pemanasan
global. Oleh karena itu diperlukan seleksi terhadap aktivitas bakteri denitrifikasi
dari kolam ikan air tawar, sebagai tahap awal pemanfaatan bakteri tersebut
sebagai agen bioremediasi yang dapat memperbaiki kualitas kolam ikan air tawar.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah melakukan karakterisasi bakteri denitrifikasi
yang berasal dari kolam ikan air tawar yang berasal dari Provinsi Riau dan Jambi.
2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan sebagai langkah awal dalam seleksi aktivitas
bakteri denitrifikasi sebagai agen bioremediasi dan untuk mendapatkan isolat
potensial yang dapat menurunkan kadar nitrat pada kolam ikan air tawar.
METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan meliputi 19 isolat bakteri denitrifikasi yang berasal
dari Provinsi Riau dan Provinsi Jambi. Kode isolat huruf depan R untuk isolat dari
Provinsi Riau dan J isolat dari Provinsi Jambi. Media cair dan padat selektif
denitrifikasi yang digunakan terdiri dari (gr/l): 10 Na Asetat, 5 KNO3, 0.5
(NH4)2SO4, 0.2 KH2PO4, 0.92 K2HPO4, 0.1 CaCl2.2H2O, 0.5 MgSO4.3H2O dan
0.2 EDTA (Rodina 1972), media semi padat uji fermentatif/oksidatif (Hugh dan
Leifson 1953). Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Laminar Air
Flow Cabinet, spektrofotometer, autoklaf dan peralatan laboratorium lainnya.
Prosedur Analisis Data
Peremajaan Bakteri dan Karakterisasi Morfologi
Isolat bakteri dimurnikan dengan menggunakan metode gores kuadran
pada media selektif denitrifikasi dan diambil satu koloni murni yang terpisah.
Setelah itu isolat digoreskan pada media agar miring sebagai biakan stok dan
selanjutnya diamati bentuk, warna, tepian dan elevasi koloni isolat. Karakterisasi
bentuk sel dan Gram sel diamati dengan pewarnaan Gram (Hadioetomo 1983).
Uji Fermentatif/Oksidatif
Uji ini digunakan untuk memastikan bahwa isolat bukan termasuk bakteri
fermentatif. Sebanyak satu lup isolat diinokulasikan pada media semi padat
fermentatif/oksidatif (Hugh dan Leifson 1953). Untuk menciptakan suasana
anaerob, media diisi satu tabung penuh dan di bagian atas tabung diberi minyak
parafin kemudian diinkubasi selama 3 hari. Perubahan warna dari warna biru
menjadi berwarna kuning menunjukkan hasil fermentatif, sedangkan untuk hasil
oksidatif warna media tetap berwarna biru.
Analisis Nitrat dan Nitrit
Analisis nitrat dilakukan dengan mengambil 2 mL sampel yang
ditambahkan 0.2 mL NaCl solution, 1 mL H2SO4 80%, 0.05 brucine sulfanic acid
dan dipanaskan pada suhu 95oC selama 20 menit (Rand et al. 1979). Konsentrasi
nitrat diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 410 nm,
sedangkan untuk analisis nitrit 2 mL sampel ditambahkan colour reagent
sebanyak 0.08 mL (Eaton et al. 2005). Absorbansi diukur pada panjang
gelombang 543 nm. Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dibuat kurva
standar nitrat (Lampiran 1) dan kurva standar nitrit (Lampiran 2).
3
Uji Aktivitas Reduksi Nitrat
Sebanyak satu lup isolat diinokulasikan pada 10 mL media denitrifikasi
dengan konsentrasi nitrat sebesar 16510.52 µM, lalu diinkubasi selama 7 hari
dalam kondisi aerobik dan anaerobik. Tabung yang tertutup dihembuskan gas N2
dengan menggunakan syringe selama 3 menit untuk menciptakan kondisi anaerob.
Inkubasi dilakukan pada inkubator berpenggoyang dengan suhu 28oC-30oC dan
kecepatan 75 rpm. Masing-masing perlakuan diberikan kontrol. Setelah masa
inkubasi, sebanyak 2 mL isolat disentrifuge, lalu pelet diambil untuk dilakukan
analisis nitrat dan nitrit. Jumlah nitrat yang direduksi dan nitrit yang dihasilkan
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Kinetika Reduksi Nitrat
Isolat yang memiliki kemampuan mereduksi nitrat yang paling tinggi dipilih
untuk tahap selanjutnya yaitu pada tahap kinetika reduksi nitrat. Isolat diinkubasi
selama 7 hari pada 100 mL media denitrifikasi. Sebanyak 2 mL kultur bakteri
diinokulasikan ke dalam 50 mL media denitrifikasi dengan konsentrasi nitrat 100,
500, 1000, 2000 µM dan diinkubasi dalam keadaan anaerob di inkubator
berpenggoyang selama 3 jam. Analisis kadar nitrat dilakukan pada selang waktu 3
jam dan dihitung menggunakan persamaan Michaelis-Menten (White 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Peremajaan dan Karakterisasi Morfologi Bakteri
Isolat bakteri tumbuh maksimal pada hari ke-4 inkubasi. Berdasarkan hasil
pengamatan morfologi didapatkan isolat dengan bentuk koloni bundar dan warna
koloni kekuningan mendominasi (Gambar 1). Hasil pewarnaan gram juga
menunjukkan bahwa 19 isolat merupakan bakteri Gram negatif serta didominasi
oleh bentuk sel basil (Tabel 1) (Gambar 2).
4
Tabel 1 Morfologi dan karakteristik isolat bakteri denitrifikasi
Morfologi Koloni
No
Isolat
1
Sel
Pewarnaan
Bentuk
Gram
Negatif
Kokus
Bentuk
Warna
Tepian
Elevasi
RD2
Bundar
Licin
Cembung
2
RDS1
Bundar
Licin
Datar
Negatif
Basil
3
RB1
Bundar
Licin
Cembung
Negatif
Kokus
4
5
RAS2
RB1
Licin
Licin
Datar
Cembung
Negatif
Negatif
Basil
Basil
6
RCS1
Krem
Kekuningan
Licin
Cembung
Negatif
Basil
7
RD1
Krem
Kekuningan
Licin
Cembung
Negatif
Basil
8
RA1
Bundar
Bundar
Bundar
dengan tepian
timbul
Bundar
dengan tepian
timbul
Bundar
Kuning
Krem
Kekuningan
Krem
Kekuningan
Kuning
Putih
Licin
Cembung
Negatif
Basil
9
RC1
Bundar
Licin
Cembung
Negatif
Basil
Krem
Kekuningan
Licin
Datar
Negatif
Basil
Krem
Kekuningan
Licin
Cembung
Negatif
Basil
Krem
Kekuningan
Licin
Datar
Negatif
Basil
Kuning
Putih
Licin
Licin
Cembung
Cembung
Negatif
Negatif
Basil
Basil
Krem
Kekuningan
Licin
Cembung
Negatif
Basil
Licin
Datar
Negatif
Basil
Licin
Cembung
Negatif
Basil
Krem
Kekuningan
Licin
Cembung
Negatif
Basil
Krem
Kekuningan
Licin
Datar
Negatif
Basil
10
RCS2
11
JBA1
12
JDA2
13
14
JAA2
JBS2
15
JDA1
16
JBA2
Bundar
dengan tepian
timbul
Bundar
dengan tepian
timbul
Bundar
dengan tepian
timbul
Bundar
Bundar
Bundar
dengan tepian
timbul
Bundar
17
JAA1
Bundar
18
JCS2
19
JAS2
Bundar
dengan tepian
timbul
Bundar
dengan tepian
timbul
Kuning
Krem
Kekuningan
Kuning
Krem
Kekuningan
5
Gambar 1 Morfologi koloni isolat a) RCS1 b) AA1 dan c) RD1
pada media denitrifikasi
Gambar 2 Hasil pewarnaan Gram pada isolat AA1 dan RD1
Uji Fermentatif/Oksidatif
Hasil uji fementatif/oksidatif menunjukkan bahwa sebanyak 11 isolat
bersifat oksidatif dan 8 isolat bersifat fermentatif. Hal ini ditunjukkan dengan
perubahan warna media dari warna biru menjadi kuning.
6
Tabel 2 Hasil uji fermentatif/oksidatif
No.
Isolat
Uji Fermentatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
RD2
RDS1
RB1
RAS2
RB1
RCS1
RD1
RA1
RC1
RCS2
JBA1
JDA2
JAA2
JBS2
JDA1
JBA2
JAA1
JCS2
JAS2
Fermentatif
Fermentatif
Fermentatif
Oksidatif
Fermentatif
Oksidatif
Oksidatif
Oksidatif
Oksidatif
Oksidatif
Fermentatif
Oksidatif
Oksidatif
Fermentatif
Fermentatif
Fermentatif
Oksidatif
Oksidatif
Oksidatif
Uji Aktivitas Reduksi Nitrat
Dari hasil uji aktivitas reduksi nitrat, isolat RD1 dengan nilai sebesar 102%
merupakan isolat yang memiliki kemampuan reduksi yang paling tinggi pada
kondisi anaerob. Sedangkan pada kondisi aerob, isolat dengan aktivitas reduksi
nitrat yang paling tinggi adalah isolat JAA1 yaitu sebesar 84.55%. Isolat yang
dapat diuji pada tahap selanjutnya adalah isolat yang memiliki aktivitas paling
tinggi dalam mereduksi nitrat yaitu isolat RD1 pada kondisi anaerob.
7
Tabel 3 Aktivitas reduksi nitrat pada 11 isolat terpilih
Kondisi Aerob
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nitrat direduksi
Isolat
RA1
RCS1
RD1
RC1
RAS2
JCS2
JDA2
JAS1
JBA1
JAA2
JAA1
Kondisi Anaerob
Nitrit
dihasilkan
Nitrit
dihasilkan
Nitrat direduksi
µM
%
µM
%
µM
%
3210.52
1868.42
5105.26
3105.26
3000
13328.94
12526.31
12421.05
11552.63
13855.26
13960.5
19.44
11.31
30.92
18.8
18.17
80.72
75.86
75.23
69.97
83.91
84.55
0
14.5
23.36
1.74
59.8
0
0
3.52
0.07
0
0
0
0.77
0.45
0.05
1.99
0
0
0.02
0
0
0
14197.36
12763.15
16842
14934.21
15289.47
426.54
134.51
388.49
69.91
375.22
186.72
85.98
77.3
102
90.45
92.6
59.69
18.82
54.37
9.78
52.51
26.13
µM
0.14
0
4.6
0.03
0
0
2.24
0.01
25.16 0.16
0
0
31.4 23.34
33.63 8.65
14.4 20.61
26.08 6.95
39.31 21.05
28
80
24
20
60
16
40
12
8
20
4
0
0
100
500
1000
2000
Konsentrasi Substrat (uM)
Gambar 3 Grafik laju penurunan nitrat dan akumulasi nitrit
Laju penurunan nitrat (
), Laju akumulasi nitrit (
)
Laju akumulasi nitrit
(uM/Jam)
Laju reduksi nitrat (uM/Jam)
Kinetika Reduksi Nitrat
Berdasarkan hasil uji kinetika reduksi nitrat pada isolat RD1 diperoleh
nilai Vmaks sebesar 69.44 µM/Jam dan nilai Km 429.29 µM. Hasil laju rata-rata
reduksi nitrat menunjukkan peningkatan dari konsentrasi substrat 100, 500, 1000,
2000, sedangkan laju akumulasi nitrit pada konsentrasi 100, 500, 1000 dan 2000
rendah (Gambar 3).
100
%
8
Pembahasan
Sembilan belas isolat tumbuh dengan baik pada suhu 28 – 30oC dengan
masa inkubasi selama 7 hari. Bakteri denitrifikasi ditumbuhkan pada media yang
mengandung sumber karbon seperti asetat. Keberadaan sumber karbon tersebut
juga berpengaruh penting pada proses denitrifikasi (Khanitchaidecha et al. 2010).
Sumber karbon lain yang dapat digunakan untuk bakteri denitrifikasi heterotrof
adalah etanol, metan, glukosa, pepton, gliserol, asam laktat dan molase. Sebanyak
19 isolat bakteri denitrifikasi telah dimurnikan dan diremajakan lalu
dikarakterisasi dalam hal morfologi selnya. Hasil pengamatan menunjukkan
terdapat bentuk sel basil dan kokus, Gram negatif, dan warna koloni kekuningan.
Menurut Holt et al. (1994) pada umumnya bakteri denitrifikasi memiliki bentuk
bulat atau batang dan merupakan Gram negatif.
Proses denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat (NO3-) menjadi nitrit
dengan produk akhir gas N2. Proses ini dapat terjadi pada kebanyakan bakteri
anaerob fakultatif yang menggunakan oksigen sebagai penerima elektron selama
respirasi, menggunakan nitrat sebagai penerima elektron terakhir apabila dalam
kondisi O2 yang rendah. Hampir semua bakteri denitrifikasi merupakan bakteri
heterotrof yang menggunakan sumber karbon sebagai sumber energi (Robertson
1999). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses denitrifikasi,
diantaranya oksigen, pH, karbon organik dan suhu (Knowles 1982). Perubahan
warna pada uji fermentatif/oksidatif merupakan indikator isolat-isolat yang telah
dikarakterisasi bersifat fermentatif atau oksidatif. Isolat yang bersifat oksidatif
akan menghasilkan asam pada tabung reaksi yang tidak diberi minyak parafin,
sedangkan pada tabung reaksi yang diberikan minyak parafin tidak mengalami
perubahan warna (Hugh dan Leifson 1953). Delapan isolat yang memiliki sifat
fermentatif positif tidak melalui uji selanjutnya, sedangkan sebelas isolat yang
bersifat oksidatif dapat melalui uji selanjutnya yaitu analisis aktivitas reduksi
nitrat. Rusmana dan Nedwell (2004) melaporkan bahwa proses denitrifikasi
dilakukan oleh mikroorganisme dengan tipe metabolisme respirasi dan DNRA
dilakukan oleh bakteri yang memiliki sifat fermentatif. Bakteri denitrifikasi
memperoleh energi dari fosforilasi oksidatif pada membran sel dengan
menggunakan senyawa nitrat sebagai penerima elektron terakhir pengganti
oksigen pada respirasi anaerob. Sedangkan pada proses fermentasi mendapat
energi yang berasal dari fosforilasi tingkat substrat pada sitosol dengan karbon
organik glukosa sebagai penerima elektron terakhir (White 1995).
Aktivitas reduksi nitrat dari sebelas isolat yang diuji menunjukkan bahwa
seluruh isolat dapat mereduksi nitrat dengan baik, tetapi kebanyakan isolat tidak
memiliki aktivitas yang tinggi dalam mereduksi nitrat. Hanya terdapat satu isolat
yang memiliki kemampuan reduksi nitrat yang tinggi, yaitu pada kondisi anaerob
isolat RD1. Satu isolat yang memiliki kemampuan yang paling tinggi pada kondisi
aerob adalah isolat JAA1. Tinggi rendahnya kemampuan isolat dalam mereduksi
nitrat dapat dipengaruhi oleh enzim-enzim yang turut berperan dalam proses
denitrifikasi. Enzim-enzim tersebut adalah nitrate reductase (NAR), nitrite
reductase (NIRs dan NIRk), periplasmic nitrate reductase (NAP), nitric oxide
reductase (NOR) dan nitrous oxide reductase (NOS). Aktivitas isolat RD1 yang
tinggi dalam mereduksi nitrat dalam keadaan anaerob dapat disebabkan karena
keberadaan enzim NAR yang dapat bekerja pada kondisi anaerob dengan lebih
9
baik dibandingkan dengan isolat pada kondisi aerob yang mengekspresikan enzim
NAP (Richardson 2000).
Perbedaan kemampuan tiap isolat dalam mereduksi nitrat dapat
dipengaruhi oleh lingkungan atau oleh perbedaan aktivitas metabolisme yang
bekerja pada bakteri. Jumlah nitrat yang direduksi juga dapat dipengaruhi oleh
jumlah elektron yang diperoleh pada oksidasi senyawa karbon yang tersedia pada
medium denitrifikasi. Elektron yang dihasilkan dari oksidasi senyawa karbon
terdapat pada molekul NADH dan FADH2 yang berperan sebagai donor elektron
pada rantai respirasi. Kelompok bakteri denitrifikasi menggunakan nitrat sebagai
penerima elektron terakhir pada kondisi anaerob (Madigan et al. 2006).
Tinggi rendahnya laju potensial denitrifikasi berpengaruh pada
ketersediaan sumber karbon. Menurut Masrukhin (2013) laju proses denitrifikasi
yang tinggi terjadi ketika sumber karbon lebih sedikit dibandingkan substrat.
Ketika sumber karbon yang tersedia tinggi, maka akan terjadi proses DNRA.
Hasil uji menunjukkan bahwa laju akumulasi nitrit isolat RD1 tergolong rendah.
Uji kinetika reduksi nitrat dilakukan pada isolat terpilih yang memiliki
kemampuan reduksi nitrat yang tertinggi pada kondisi anaerob. Pada uji ini
digunakan persamaan Michaelis-Menten, Km adalah konsentrasi substrat yang
separuh dari lokasi aktifnya telah terisi, yaitu bila kecepatan reaksi enzim telah
mencapai ½ Vmaks sedangkan nilai Vmaks merupakan salah satu parameter
kinetika enzim (Wiseman 1989). Nilai Km digunakan dalam menentukan ukuran
afinitas enzim-substrat (E-S) indikator yang menunjukkan kekuatan ikatan
kompleks E-S atau suatu tetapan keseimbangan untuk disosiasi kompleks E-S
menjadi E dan S. Nilai Km yang rendah menunjukkan bahwa afinitas enzim
terhadap substrat tinggi sedangkan nilai Km yang besar menunjukkan afinitas
enzim terhadap substrat rendah (Fox 1991).
SIMPULAN
Sembilan belas bakteri denitrifikasi yang telah dikarakterisasi didominasi
oleh bakteri yang memiliki bentuk sel batang dan semua isolat merupakan Gram
negatif. Sebelas isolat yang memiliki sifat oksidatif pada uji fermentatif/oksidatif
pada uji aktivitas reduksi nitrat diperoleh isolat RD1 yang dapat mereduksi nitrat
yang paling besar yaitu sebesar 102%. Nilai Konstanta Michaelis-Menten (Km)
sebesar 429.29 µM dan nilai kecepatan reaksi maksimum (Vmaks) sebesar 69.44
µM/Jam diperoleh pada kinetika reduksi nitrat.
DAFTAR PUSTAKA
Eaton AD, Clesceri LS, Greenberg AE, Rice EW. 2005. Standard Method of
Examination of Water and Wastewater. Ed ke-21. Washington DC (US):
APHA-AWWA-WPCF.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID): Kanisius.
10
Fox PF. 1991. Food Enzymology. London (UK): Elsevier Applied Science.
Hadioetomo RS. 1983. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta (ID): PT
Gramedia Pustaka Utama.
Holt JG, Krieg NR, Sneath PH, Staley JT, Williams ST. 1994. Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology. Ed ke-9. Baltimore (US): Williams &
Wilkins.
Hugh R, Leifson E. 1953. The taxonomic significance of fermentative versus
oxidative metabolism of carbohydrates by various gram-negative rods. J
Bacteriol 66:24–26.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Statistik Menakar Target Ikan
Air Tawar Tahun 2013. Jakarta (ID): Pusat Data, Statistik dan Informasi.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2009. Kelautan dan Perikanan
dalam Angka 2009. Jakarta (ID): Pusat Data, Statistik dan Informasi.
Khanitchaidecha W, Sumino T, Kazama F. 2010. Influence of Carbon Source on
Biological Nitrogen Removal by Immobilised Bacteria. J Warp 2:527-531.
Knowles R. 1982. Denitrification. J Microbiol Rev 46(1): 43-70.
Madigan MT, Martinko JM. 2006. Brock Biology of Microorganisms.Ed ke-10.
New Jersey (US): Prentice Hall Internasional Inc.
Masrukhin. 2013. Laju Potensial dan Kelimpahan Bakteri Nitrifikasi, Denitrifikasi
dan Disimilatory Nitrate Reduction to Ammonium (DNRA) pada Lahan
Perkebunan Karet di Jambi [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pranoto SH. 2006. Isolasi dan Seleksi Bakteri Nitrifikasi dan Denitrifikasi Sebagai
Agen Bioremediasi pada Media Pemeliharaan Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Putra GPG. 2009. Penentuan kinetika enzim poligalakturonase (PG) endogenous
dari pup biji kakao. J Biol 8(1): 21-24.
Rand MC, Greenberg AE, Taras MJ. 1979. Standard Method of Examination of
Water and Wastewater. Ed ke-14. Washington DC (US): APHA-AWWAWPCF.
Richardson DJ. 2000. Bacterial respiration: a flexible process for a changing
environment. J Microbiol 146:551-571.
Robertson GP. 1999. Standart Soil Methods for Long Term Ecological Research.
New York (US): Oxford University Press.
Rodina AG. 1972. Methods in Aquatic Microbiology. Baltimore (US): University
Park Press.
Rusmana I, Nedwell DB. 2004. Use of chlorate as a selective inhibitor to
distinguish membrane-bound nitrate reductase (Nar) and periplasmic
nitrate reductase (Nap) of dissimilative nitrate reducing bacteria in
sediment. J FEMS Microbiol Ecol 48:379-386.
Scragg A. 2005. Environmental Biotechnology. New York (US): Oxford
University Press.
White D. 1995. The Psysiology and Biochemistry of Prokaryotes. Ed ke-2. New
York (US): Oxford University Press.
Wiseman, A. 1989. Handbook of Enzymes Biotechnology. Ed ke-2. New York
(US): Ellis Howard
11
Lampiran 1 Kurva Standar Nitrat
1
0,9
Absorban (410 nm)
0,8
y = 0,0535x + 0,2845
R² = 0,9915
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0
2
4
6
8
10
12
8
10
12
Konsentrasi (uM)
Lampiran 2 Kurva Standar Nitrit
0,7
Absorbansi (543 nm)
0,6
y = 0,0598x + 0,0013
R² = 0,9999
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0
2
4
6
Konsentrasi (uM)
12
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 29 April 1993, sebagai anak
tunggal, dari pasangan Sumaedi dan Eni Kustiyati. Lulus dari SMA Al Muslim
Bekasi pada tahun 2010, kemudian diterima di Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur BUD.
Selama mengikuti perkuliahan di Departemen Biologi IPB, penulis aktif di
Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA IPB (BEM FMIPA) tahun 2011-2012, Badan
Eksekutif Mahasiswa IPB (BEMKM IPB) tahun 2012-2013. Selain itu penulis
juga aktif di komunitas fotografi IPB (Shutter) dan menjadi asisten praktikum
mata kuliah Fisiologi Prokariot pada tahun ajaran 2013/2014.
Pada tahun 2012 penulis melaksanakan kegiatan studi lapang dengan topik
Cendawan Patogen Pada Beberapa Tanaman di Kebun Raya Cibodas dan Lokasi
Sekitarnya. Tahun 2013 penulis melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan di PT
SGS Indonesia dengan topik Analisis Bakteri Escherichia coli Pada Makanan
Ringan DI PT SGS Indonesia.
Download