30 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN DAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG TAHUN 2012 Oleh : Linda Dosen pada Poltekes Kemenkes Mataram Abstrak:Status gizi ibu hamil sebelum dan selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Pelayanan standar antenatal menyebutkan salah satunya menilai tentang keadaan berat badan dan penilaian status gizi ibu hamil dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA) dan Berat Badan (BB). Dari hasil pre survey yang dilakukan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun 2012, didapatkan angka kumulatif untuk persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang sebesar 1.261 (13,99%) dan 57 bayi lahir dengan BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan dan ukuran lingkar lengan atas ibu selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012.Desain penelitian menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Jumlah populasi sebesar 1.261 ibu bersalin dan sampel berjumlah 93 dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah korelasi Sperman. Hasil penelitian didapatkan bahwa bayi lahir tidak BBLR dengan pertambahan berat selama kehamilan dengan kategori cukup (94,6%) dan bayi lahir tidak BBLR dengan Lingkar Lengan Atas ibu tidak KEK (normal) (97,6%). Hasil Uji bivariat didapatkanada hubungan yang bermakna dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi yang lemah antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan bayi baru lahir (p = 0,024, r = 0,233) dan ada hubungan yang bermakna dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi yang lemah antara Lingkar Lengan Atas ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir (p = 0,000, r = 0,358).Diharapkan bagi ibu hamil untuk memperhatikan kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan ANC secara rutin sesuai dengan yang telah ditetapkan agar dapat memantau status gizi selama hamil dan dampaknya terhadap kesehatan. Kata Kunci :Pertambahan Berat Badan, LILA, Kehamilan, Berat Badan Bayi Baru Lahir PENDAHULUAN Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi, menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 bahwa angka kematian bayi di Indonesia mencapai 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2012, berdasarkan hasil laporan Puskesmas jumlah kematian bayi yang terjadi di kota Mataram sebanyak 0,53% dari 9000 kelahiran hidup. Untuk kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2012 yaitu sebanyak 2,72% bayi dari keseluruhan bayi baru lahir dan 7,35% diantaranya meninggal dengan BBLR. Setelah melakukan survei awal ke Dinas Kesehatan Kota Mataram diperoleh data bahwa angka partus dan BBLR tertinggi adalah di Puskesmas Tanjung Karang, dimana angka kumulatif untuk persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes) pada tahun 2012 sebesar 9.012 partus (13,99%) dan kejadian BBLR sebanyak 245 bayi (23,26%)yang dilaporkan dari Puskesmas Tanjung Karang. Dari data KEK yang didapatkan dari _____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014 Puskesmas Tanjung Karang terdapat 92 ibu yang mengalami KEK. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik.Desain penelitian ini menggunakan pendekatan waktu cross sectional.Metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data sekunder dari register pencatatan bidan. Penelitian telah dilakukan di Poskesdes Kekalik Jaya pada bulan Desember 2013 Puskesmas T.anjung Karang.Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di Poskesdes Kekalik Jaya Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 yang berjumlah 125 orang.Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 yang datang berkunjung kePolindes Kekalik Jaya. Data yang diperoleh dianalisis dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Analisis univariat dilakukan pada variabel bebas (Peningkatan Berat BadanIbu selama http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 Kehamilan dan Ukuran Lingkar Lengan Atas) maupun variabel terikat (Berat Badan Lahir Bayi) dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 2. Sebelum melakukan uji korelasi dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Adapun uji normalitas dalam penelitian menggunakan uji Kolmogorovsmirnovdengan alat bantu Software SPSS versi 16,0 dengan hasil nilai Significancy dari kedua variabel p = 0.000. Oleh karena nilai p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua variabel tersebut tidak berdistribusi normal, sehingga metode yang tepat untuk menganalisis keeratan hubungan antara dua variabel adalah menggunakan uji kolerasi Spearman karena data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal. 3. Analisis bivariat adalah untuk mengetahui hubungan peningkatan berat badan ibu selama kehamilan dan ukuran lingkar lengan atas dengan berat badan bayi baru lahir. Analisis yang akan dilaksanakan dengan uji korelasi Spearman, dengan hasil : a. Ha diterima bila P < 0,05, Artinya : hasil hitungan statistik bermakna maka, ada hubungan antara peningkatan berat badan dan ukuran lingkar lengan atas ibu selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir. b. H0 ditolak bila P > 0,05, Artinya : hasil hitungan tidak bermakna maka, tidak ada hubungan antara peningkatan berat badan dan ukuran lingkar lengan atas ibu selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir. Adapun interval nilai korelasi dan kekuatan hubungannya adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi HASIL PENELITIAN a. Analisis Univariat Media Bina Ilmiah31 1. Identifikasi Sampel Berdasarkan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012. Untuk melihat distribusi frekwensi sampel menurut berat badan bayi baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012 Berat Badan Bayi Baru Lahir <2.500 gram 2.500 – 4.000 gram >4.000 gram Total Frequency 5 87 1 93 Percent 5,4 93,6 1,1 100 Tabel 2.menunjukkan bahwa berat badan bayi lahir terbanyak yaitu 2.500 – 4.000 gram sebesar 87 (93,6%) dan berat badan bayi lahir terendah yaitu >4.000 gram sebesar 1 (1,1%).Hal ini menunjukan bahwa dari 93 bayi yang lahir di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang dengan berat badan normal lebih dominan dari bayi yang lahir dengan BBLR (<2.500 gram) dan dengan berat badan >4.000 gram. Hasil ini menunjukan tingkat kesehatan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang dalam taraf yang tidak buruk dan dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dijelaskan bahwa berat badan lahir bayi dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga akan didapatkan hasil yang berbeda pada setiap bayi yang lahir. Seperti yang diungkapkan oleh Notobroto (2004) dalam Ferial (2011) bahwabeberapa faktor yang berpengaruh terhadap berat badan bayi antara lain faktor demografi, perilaku dan lingkungan, pelayanan medis dan faktor biomedis yaitu berat badan ibu, tinggi badan ibu, Lingkar Lengan Atas (LLA) ibu, umur ibu, paritas, riwayat kelahiran terdahulu, kadar Hemoglobin (Hb) dan tekanan darah ibu sewaktu hamil. Bayi dengan berat lahir yang normal terbukti mempunyai kualitas fisik, intelegensia maupun mental yang lebih baik dibanding bayi dengan berat lahir kurang, sebaliknya bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram) akan mengalami hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya. Hal ini karena bayi BBLR memiliki berat otak yang lebih rendah, menunjukkan defisit sel-sel otak sebanyak 8-14 % dari normal, yang merupakan pertanda anak kurang cerdas dari seharusnya. Perbedaan rata-rata berat lahir tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 1, Februari 2014 32 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap berat lahir bayi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan berat lahir diantaranya pertambahan berat badan selama hamil, berat badan ibu sebelum hamil, paritas, urutan kehamilan, riwayat keguguran, pendidikan, dan umur ibu. 2. Identifikasi Sampel BerdasarkanUkuran Lingkar Lengan Atas Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012. Untuk melihat distribusi frekwensi sampel menurut ukuran lingkar lengan atas ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada table dibawah init: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012 No 1 2 Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu KEK Tidak KEK Total Frequency Percent 10 83 93 10.8 89.2 100 Tabel 3.menunjukkan bahwa ukuran lingkar lengan atas ibu sebagian besar adalah tidak KEK sebesar 83 (89,2%). Hal ini dapat dijelaskan, bahwa masih ada ibu yang memiliki status gizi kurang pada saat hamil dilihat dari ukuran LLA. Seperti yang diungkapkan oleh Satriono (2002) dalam Ferial (2011) bahwa antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu LLA, pengukuran LLA adalah salah satu cara untuk mengetahui resikoKEK Wanita Usia Subur (WUS). Penilaian yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LLA, karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadang-kadang menunjukkan udem tetapi ini jarang mengenai lengan atas. Disamping itu status gizi sangat penting diketahui pada ibu hamil karenaakan berpengaruh pada pertumbuhan janin yang dikandung. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh I Dewa Nyoman S, dkk (2003) dalam Ferial (2011) bahwa status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk sebelum dan selama kehamilan akan menyebabkan BBLR. 3. Identifikasi Sampel Berdasarkan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012. _____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014 Untuk melihat distribusi frekwensi sampel menurut pertambahan berat badan ibu selama kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pertambahan Berat Badan Ibu selama Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012 No 1 2 Pertambahan Berat Badan Ibu Kurang Cukup Total Frequency Percent 19 74 93 20.4 79.6 100 Tabel 4.menunjukkan bahwa pertambahan berat badan ibu selama kehamilan sebagian besar adalah cukup sebesar 74 (79,6%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dari ibu yang melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang memiliki status gizi yang baik. Menurut Krasovec (1991) dalam Fajrina (2012) mengatakan pertambahan berat badan menjadi ukuran yang paling umum untuk menilai status gizi wanita hamil dan janin selama kehamilan. Berat badan ibu sangat sensitif terhadap kekurangan gizi akut selama kehamilan, dan merupakan indikator yang mudah dilihat untuk menilai pertumbuhan janin dibandingkan dengan ukuran antropometri lainnya. Menurut Depkes (1995) dalam Fajrina (2012) pertambahan berat badan di Indonesia memiliki cut off point sebesar 10 kg. b. Analisis Bivariat 1. Analisa Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012. Untuk mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir di Wilayah KerjaPuskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5.menunjukkan bahwa hasil uji korelasi Spearman dengan perolehannilai p sebesar 0,024 (nilai p <0,05),ada hubungan antara peningkatan berat badan ibu selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,233 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Tabel 5. Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan dengan Berat Badan http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah33 Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012 Hal ini menunjukan bahwa kelompok ibu yang memiliki pertambahan berat badan cukup melahirkan bayi dengan berat badan normal yaitu sebesar 72 (97,3%). Beberapa penelitian pada umumnya menunjukan bahwa jumlah pertambahan berat badan selama kehamilan terutama untuk perempuan yang memulai kehamilannya dalam keadaan status gizi yang tidak menguntungkan. Menurut hasil penelitian yang didapatkan bahwa ibu dengan kategori pertambahan berat badan selama kehamilan dengan kategori cukup memiliki kecendrungan 4 kali untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal daripada ibu yang memiliki pertambahan berat badan selama kehamilannya dengan kategori kurang. Hal ini sesuai dengan teori (Soetjiningsih, 2012) yang menyatakan berat badan rendah sebelum konsepsi, serta penambahan berat badan yang tidak adekuat merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan janin. Berat lahir berkorelasi positif dengan berat badan total selama hamil. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cinde Puspitasri dkk. (2010) yang dilakukan di Puskesmas Rawalo Kabupaten Banyumas bahwa ada hubungan antara kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat bayi lahir. Hasil penelitian Charles Budiman di RSUP dr.Kariadi tahun 2011 juga menunjukan bahwa semakin berat badan ibu hamil, semakin bertambah juga berat bayi lahir bayi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik dengan tingkat kemaknaan sebesar p<0,01 dengan kekuatan korelasi sedang. 2. Analisa Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) Ibu dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012. Untuk mengetahui hubungan antara ukuran lingkar lengan atas ibu dengan berat badan bayi baru lahir dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 6. Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012 Tabel 6.menunjukkan bahwa hasil uji korelasi Spearman dengan perolehannilai p sebesar 0,000(nilai p <0,05),ada hubungan antara ukuran lingkar lengan atas ibu selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir.Nilai korelasi Spearman sebesar 0,358 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah Hal ini sesuai dengan pendapat Lubis (2003) pada Ferial (2011) bahwa di Indonesia batas ambang Lingkar Lengan Atas ibu hamil dengan resiko KEK adalah 23,5 cm, berarti ibu dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Begitu pula data dari Depkes (2002) dalam Ferial (2011) menunjukkan bahwa salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas ibu hamil kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ibu yang memiliki Lingkar Lengan Atas dengan kategori tidak KEK cenderung 11 kali untuk melahirkan bayi dengan berat badan normal dibandingkan ibu yang memiilki Lingkar Lengan Atas dengan kategori KEK. Hal ini sesuia dengan pendapat Notobroto (2004) dalam Ferial (2011) bahwa kurang gizi pada ibu hamil berisiko terjadinya kelahiran BBLR. Begitu juga dengan pendapat I Dewa Nyoman S, dkk (2003) bahwa apabila ukuran Lingkar Lengan Atas< 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti resiko KEK dan anjuran atau tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan makan cukup dengan pedoman umum gizi seimbang, hidup sehat, tunda kehamilan, bila hamil segera dirujuk sedini mungkin. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi ibu menderita anemia (Supariasa, 2012). Apabila hasil pengukuran > 23,5 cm maka anjuran yang diberikan adalah pertahankan kondisi kesehatan, hidup sehat, bila hamil periksa kehamilan kepada petugas kesehatan. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 1, Februari 2014 34 Media Bina Ilmiah normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya (Supariasa, 2012). Hal ini didukung dengan penilitian yang dilakukan oleh Ferial (2011) yang menyatakan terdapat hubungan antara status gizi ibu berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas dengan berat badan lahir bayi. Dan hal ini membuktikan bahwa semakin baik status gizi ibu hamil (ukuran lingkar lengan atas normal) maka semakin potensial ibu melahirkan bayi berat badan lahir normal. Dari hasil penelitian Lilik Hanifah di RB Pokasi pada tahun 2009 juga menunjukan hasil pada uji regresi antara status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi lahir diperoleh signifikansi 0,000 dengan demikian p < 0,05. Ini berarti ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi lahir. PENUTUP a. Simpulan Dari 93 sampel berat badan lahir 2.500 – 4.000 gram memiliki jumlah terbanyak yaitu sebesar 87 (93,6. Ibu yang tidak KEK (normal) memiliki jumlah terbanyak yaitu sebesar 83 (89,2%). Pertambahan berat badan ibu cukup selama kehamilan memiliki jumlah terbanyak yaitu sebesar 74 (79,6%).Ada hubungan yang bermakna dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi yang lemah antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012 (p = 0,024 (< α = 0,05), r = 0,233).Ada hubungan yang bermakna dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi yang lemah antara Lingar Lengan Atas ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012. (p = 0,000 (< α = 0,05), r = 0,358). b. Saran Berdasarkan penelitian ini, disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan dapat mendeteksi secara dini adanya ibu hamil dengan KEK dan tetap melakukan pemantauan terhadap penambahan berat badan ibu dengan pencatatan yang lengkap setiap kunjungan ANC ibu hamil sehingga resiko untuk bayi lahir dengan BBLR dapat berkurang. _____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014 ISSN No. 1978-3787 DAFTAR PUSTAKA Dikes Kota Mataram.2012. Laporan Tahunan PWS KIA,Maternal Neonatal. Fajrina, Adiba. 2012. Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil dan Faktor lain dengan Berat Badan Lahir di Rumah Bersalin Lestari Ciampea Bogor tahun 2010 – 2011 Ferial, Eddyman W. 2011. Hubungan Antara Status Gizi Ibu BerdasarkanUkuran Lingkar Lengan Atas (Lila) dengan Berat Badan Lahir Bayi di RSUD DayaKota Makassar. Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3). Festy, Pipit. 2010. Analisis Faktor Resiko Pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Kabupaten Sumenep, diunduh tgll 17 Desember 2013. Hanifah, Lilik. 2009. Hubungan Antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir (Studi Kasus di RB Pokasi),diunduh tgl 24 Desember 2013. Puspitasari, Cinde. Dkk. 2011. Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Rawalo Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2010. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 2, No. 1. Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012,Laporan Pendahuluan. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Kementrian Kesehatan. Syofianti, Haflina. 2008. Pengaruh Risiko Kurang Energi Kronik Pada Ibu Hamil Terhadap Berat Badan Lahir Rendah (Analisiss Kohort Ibu Di Kabupaten SawahluntoSijujung Tahun 2007). Thesis. Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat. Univetsitas Indonesia. Trihardiani, Ismi. 2011. Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang, diunduh tgl 20 Desember 2013. http://www.lpsdimataram.com