5 Hubungan Pertambahan Berat Badan Dan

advertisement
30 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN DAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS
IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG TAHUN 2012
Oleh :
Linda
Dosen pada Poltekes Kemenkes Mataram
Abstrak:Status gizi ibu hamil sebelum dan selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Pelayanan standar antenatal menyebutkan salah satunya menilai tentang keadaan
berat badan dan penilaian status gizi ibu hamil dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA) dan Berat
Badan (BB). Dari hasil pre survey yang dilakukan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember
tahun 2012, didapatkan angka kumulatif untuk persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Tanjung
Karang sebesar 1.261 (13,99%) dan 57 bayi lahir dengan BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan dan ukuran lingkar lengan atas ibu selama
kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012.Desain
penelitian menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Jumlah
populasi sebesar 1.261 ibu bersalin dan sampel berjumlah 93 dengan pengambilan sampel secara
purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah korelasi Sperman. Hasil penelitian didapatkan
bahwa bayi lahir tidak BBLR dengan pertambahan berat selama kehamilan dengan kategori cukup
(94,6%) dan bayi lahir tidak BBLR dengan Lingkar Lengan Atas ibu tidak KEK (normal) (97,6%). Hasil
Uji bivariat didapatkanada hubungan yang bermakna dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi
yang lemah antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan bayi baru lahir (p =
0,024, r = 0,233) dan ada hubungan yang bermakna dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi
yang lemah antara Lingkar Lengan Atas ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir (p = 0,000, r =
0,358).Diharapkan bagi ibu hamil untuk memperhatikan kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan
ANC secara rutin sesuai dengan yang telah ditetapkan agar dapat memantau status gizi selama hamil dan
dampaknya terhadap kesehatan.
Kata Kunci :Pertambahan Berat Badan, LILA, Kehamilan, Berat Badan Bayi Baru Lahir
PENDAHULUAN
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan
di suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih sangat tinggi, menurut hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012 bahwa angka kematian bayi di
Indonesia mencapai 32 kematian per 1.000
kelahiran hidup.
Pada tahun 2012, berdasarkan hasil laporan
Puskesmas jumlah kematian bayi yang terjadi di
kota Mataram sebanyak 0,53% dari 9000 kelahiran
hidup. Untuk kasus bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) pada tahun 2012 yaitu sebanyak
2,72% bayi dari keseluruhan bayi baru lahir dan
7,35% diantaranya meninggal dengan BBLR.
Setelah melakukan survei awal ke Dinas
Kesehatan Kota Mataram diperoleh data bahwa
angka partus dan BBLR tertinggi adalah di
Puskesmas Tanjung Karang, dimana angka
kumulatif untuk persalinan oleh tenaga kesehatan
(Linakes) pada tahun 2012 sebesar 9.012 partus
(13,99%) dan kejadian BBLR sebanyak 245 bayi
(23,26%)yang dilaporkan dari Puskesmas Tanjung
Karang. Dari data KEK yang didapatkan dari
_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014
Puskesmas Tanjung Karang terdapat 92 ibu yang
mengalami KEK.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional
analitik.Desain
penelitian
ini
menggunakan pendekatan waktu cross sectional.Metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data sekunder dari register pencatatan bidan.
Penelitian telah dilakukan di Poskesdes Kekalik Jaya pada bulan Desember 2013 Puskesmas
T.anjung Karang.Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu bersalin di Poskesdes Kekalik
Jaya Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang
dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember 2012 yang berjumlah 125 orang.Sampel
dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dari
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember 2012 yang datang berkunjung kePolindes Kekalik Jaya.
Data yang diperoleh dianalisis dengan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Analisis univariat dilakukan pada variabel bebas (Peningkatan Berat BadanIbu selama
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Kehamilan dan Ukuran Lingkar Lengan Atas)
maupun variabel terikat (Berat Badan Lahir
Bayi) dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
2. Sebelum melakukan uji korelasi dilakukan uji
normalitas terlebih dahulu. Adapun uji
normalitas dalam penelitian menggunakan uji
Kolmogorovsmirnovdengan alat bantu Software
SPSS versi 16,0 dengan hasil nilai Significancy
dari kedua variabel p = 0.000. Oleh karena nilai
p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kedua variabel tersebut tidak berdistribusi
normal, sehingga metode yang tepat untuk
menganalisis keeratan hubungan antara dua
variabel adalah menggunakan uji kolerasi
Spearman karena data dalam penelitian ini
tidak berdistribusi normal.
3. Analisis bivariat adalah untuk mengetahui
hubungan peningkatan berat badan ibu selama
kehamilan dan ukuran lingkar lengan atas
dengan berat badan bayi baru lahir. Analisis
yang akan dilaksanakan dengan uji korelasi
Spearman, dengan hasil :
a. Ha diterima bila P < 0,05, Artinya : hasil
hitungan statistik bermakna maka, ada
hubungan antara peningkatan berat badan
dan ukuran lingkar lengan atas ibu selama
kehamilan dengan berat badan bayi baru
lahir.
b. H0 ditolak bila P > 0,05, Artinya : hasil
hitungan tidak bermakna maka, tidak ada
hubungan antara peningkatan berat badan
dan ukuran lingkar lengan atas ibu selama
kehamilan dengan berat badan bayi baru
lahir.
Adapun interval nilai korelasi dan kekuatan
hubungannya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil
Uji
Hipotesis
Berdasarkan
Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah
Korelasi
HASIL PENELITIAN
a.
Analisis Univariat
Media Bina Ilmiah31
1.
Identifikasi Sampel Berdasarkan Berat Badan
Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Karang Tahun 2012.
Untuk melihat distribusi frekwensi sampel
menurut berat badan bayi baru lahir di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat
Badan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012
Berat Badan Bayi
Baru Lahir
<2.500 gram
2.500 – 4.000 gram
>4.000 gram
Total
Frequency
5
87
1
93
Percent
5,4
93,6
1,1
100
Tabel 2.menunjukkan bahwa berat badan bayi
lahir terbanyak yaitu 2.500 – 4.000 gram sebesar
87 (93,6%) dan berat badan bayi lahir terendah
yaitu >4.000 gram sebesar 1 (1,1%).Hal ini
menunjukan bahwa dari 93 bayi yang lahir di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang dengan
berat badan normal lebih dominan dari bayi yang
lahir dengan BBLR (<2.500 gram) dan dengan
berat badan >4.000 gram.
Hasil ini menunjukan tingkat kesehatan bayi
baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Karang dalam taraf yang tidak buruk dan dapat
dikatakan baik. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
berat badan lahir bayi dipengaruhi oleh berbagai
faktor sehingga akan didapatkan hasil yang
berbeda pada setiap bayi yang lahir. Seperti yang
diungkapkan oleh Notobroto (2004) dalam Ferial
(2011) bahwabeberapa faktor yang berpengaruh
terhadap berat badan bayi antara lain faktor
demografi, perilaku dan lingkungan, pelayanan
medis dan faktor biomedis yaitu berat badan ibu,
tinggi badan ibu, Lingkar Lengan Atas (LLA) ibu,
umur ibu, paritas, riwayat kelahiran terdahulu,
kadar Hemoglobin (Hb) dan tekanan darah ibu
sewaktu hamil.
Bayi dengan berat lahir yang normal terbukti
mempunyai kualitas fisik, intelegensia maupun
mental yang lebih baik dibanding bayi dengan
berat lahir kurang, sebaliknya bayi dengan berat
lahir rendah (kurang dari 2500 gram) akan
mengalami
hambatan
perkembangan
dan
kemunduran pada fungsi intelektualnya. Hal ini
karena bayi BBLR memiliki berat otak yang lebih
rendah, menunjukkan defisit sel-sel otak sebanyak
8-14 % dari normal, yang merupakan pertanda
anak kurang cerdas dari seharusnya.
Perbedaan rata-rata berat lahir tersebut dapat
disebabkan
oleh
berbagai
faktor
yang
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 8, No. 1, Februari 2014
32 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap berat lahir bayi. Faktor-faktor
yang berhubungan dengan berat lahir diantaranya
pertambahan berat badan selama hamil, berat
badan ibu sebelum hamil, paritas, urutan
kehamilan, riwayat keguguran, pendidikan, dan
umur ibu.
2. Identifikasi
Sampel
BerdasarkanUkuran
Lingkar Lengan Atas Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012.
Untuk melihat distribusi frekwensi sampel menurut ukuran lingkar lengan atas ibu di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat
pada table dibawah init:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ukuran
Lingkar Lengan Atas Ibu di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun
2012
No
1
2
Ukuran
Lingkar
Lengan Atas
Ibu
KEK
Tidak KEK
Total
Frequency
Percent
10
83
93
10.8
89.2
100
Tabel 3.menunjukkan bahwa ukuran lingkar
lengan atas ibu sebagian besar adalah tidak KEK
sebesar 83 (89,2%).
Hal ini dapat dijelaskan, bahwa masih ada ibu
yang memiliki status gizi kurang pada saat hamil
dilihat dari ukuran LLA. Seperti yang diungkapkan
oleh Satriono (2002) dalam Ferial (2011) bahwa
antropometri yang paling sering digunakan untuk
menilai status gizi yaitu LLA, pengukuran LLA
adalah salah satu cara untuk mengetahui
resikoKEK Wanita Usia Subur (WUS). Penilaian
yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil
yaitu dengan pengukuran LLA, karena pada wanita
hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih)
kadang-kadang menunjukkan udem tetapi ini
jarang mengenai lengan atas.
Disamping itu status gizi sangat penting
diketahui pada ibu hamil karenaakan berpengaruh
pada pertumbuhan janin yang dikandung. Hal ini
seperti yang diungkapkan oleh I Dewa Nyoman S,
dkk (2003) dalam Ferial (2011) bahwa status gizi
ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan
janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu
buruk sebelum dan selama kehamilan akan
menyebabkan BBLR.
3. Identifikasi Sampel Berdasarkan Pertambahan
Berat Badan Ibu Selama Kehamilan di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang
Tahun 2012.
_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014
Untuk melihat distribusi frekwensi sampel
menurut pertambahan berat badan ibu selama kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pertambahan Berat Badan Ibu selama
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Karang Tahun 2012
No
1
2
Pertambahan
Berat Badan Ibu
Kurang
Cukup
Total
Frequency
Percent
19
74
93
20.4
79.6
100
Tabel 4.menunjukkan bahwa pertambahan berat badan ibu selama kehamilan sebagian besar
adalah cukup sebesar 74 (79,6%).
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
dari ibu yang melahirkan di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Karang memiliki status gizi
yang baik. Menurut Krasovec (1991) dalam Fajrina
(2012) mengatakan pertambahan berat badan
menjadi ukuran yang paling umum untuk menilai
status gizi wanita hamil dan janin selama
kehamilan. Berat badan ibu sangat sensitif
terhadap kekurangan gizi akut selama kehamilan,
dan merupakan indikator yang mudah dilihat untuk
menilai pertumbuhan janin dibandingkan dengan
ukuran antropometri lainnya. Menurut Depkes
(1995) dalam Fajrina (2012) pertambahan berat
badan di Indonesia memiliki cut off point sebesar
10 kg.
b.
Analisis Bivariat
1.
Analisa Hubungan Pertambahan Berat Badan
Selama Kehamilan dengan Berat Badan Bayi
Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Karang Tahun 2012.
Untuk
mengetahui
hubungan
antara
pertambahan berat badan selama kehamilan
dengan berat badan bayi baru lahir di Wilayah KerjaPuskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5.menunjukkan bahwa hasil uji korelasi
Spearman dengan perolehannilai p sebesar 0,024
(nilai p <0,05),ada hubungan antara peningkatan
berat badan ibu selama kehamilan dengan berat
badan bayi baru lahir. Nilai korelasi Spearman
sebesar 0,233 menunjukkan bahwa arah korelasi
positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.
Tabel 5. Hubungan Pertambahan Berat Badan
Selama Kehamilan dengan Berat Badan
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah33
Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012
Hal ini menunjukan bahwa kelompok ibu
yang memiliki pertambahan berat badan cukup
melahirkan bayi dengan berat badan normal yaitu
sebesar 72 (97,3%). Beberapa penelitian pada
umumnya menunjukan bahwa jumlah pertambahan
berat badan selama kehamilan terutama untuk
perempuan yang memulai kehamilannya dalam
keadaan status gizi yang tidak menguntungkan.
Menurut hasil penelitian yang didapatkan
bahwa ibu dengan kategori pertambahan berat
badan selama kehamilan dengan kategori cukup
memiliki kecendrungan 4 kali untuk melahirkan
bayi dengan berat badan lahir normal daripada ibu
yang memiliki pertambahan berat badan selama
kehamilannya dengan kategori kurang.
Hal ini sesuai dengan teori (Soetjiningsih,
2012) yang menyatakan berat badan rendah
sebelum konsepsi, serta penambahan berat badan
yang tidak adekuat merupakan penilaian langsung
yang dapat digunakan untuk memperkirakan laju
pertumbuhan janin. Berat lahir berkorelasi positif
dengan berat badan total selama hamil.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Cinde Puspitasri dkk. (2010) yang
dilakukan di Puskesmas Rawalo Kabupaten
Banyumas bahwa ada hubungan antara kenaikan
berat badan selama kehamilan dengan berat bayi
lahir. Hasil penelitian Charles Budiman di RSUP
dr.Kariadi tahun 2011 juga menunjukan bahwa
semakin berat badan ibu hamil, semakin bertambah
juga berat bayi lahir bayi. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil uji statistik dengan tingkat
kemaknaan sebesar p<0,01 dengan kekuatan
korelasi sedang.
2.
Analisa Hubungan Ukuran Lingkar Lengan
Atas (LLA) Ibu dengan Berat Badan Bayi
Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Karang Tahun 2012.
Untuk mengetahui hubungan antara ukuran
lingkar lengan atas ibu dengan berat badan bayi
baru lahir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas
Ibu dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Karang Tahun 2012
Tabel 6.menunjukkan bahwa hasil uji korelasi
Spearman dengan perolehannilai p sebesar
0,000(nilai p <0,05),ada hubungan antara ukuran
lingkar lengan atas ibu selama kehamilan dengan
berat badan bayi baru lahir.Nilai korelasi
Spearman sebesar 0,358 menunjukkan bahwa arah
korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang
lemah
Hal ini sesuai dengan pendapat Lubis (2003)
pada Ferial (2011) bahwa di Indonesia batas
ambang Lingkar Lengan Atas ibu hamil dengan
resiko KEK adalah 23,5 cm, berarti ibu dengan
resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi
BBLR. Begitu pula data dari Depkes (2002) dalam
Ferial (2011) menunjukkan bahwa salah satu cara
untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita
KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas
ibu hamil kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil
tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan
berisiko melahirkan bayi dengan BBLR.
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa ibu yang memiliki Lingkar Lengan Atas
dengan kategori tidak KEK cenderung 11 kali
untuk melahirkan bayi dengan berat badan normal
dibandingkan ibu yang memiilki Lingkar Lengan
Atas dengan kategori KEK.
Hal ini sesuia dengan pendapat Notobroto
(2004) dalam Ferial (2011) bahwa kurang gizi
pada ibu hamil berisiko terjadinya kelahiran
BBLR. Begitu juga dengan pendapat I Dewa
Nyoman S, dkk (2003) bahwa apabila ukuran
Lingkar Lengan Atas< 23,5 cm artinya wanita
tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan
akan melahirkan BBLR.
Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti
resiko KEK dan anjuran atau tindakan yang perlu
dilakukan adalah dengan makan cukup dengan
pedoman umum gizi seimbang, hidup sehat, tunda
kehamilan, bila hamil segera dirujuk sedini
mungkin. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis
pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,
terlebih lagi ibu menderita anemia (Supariasa,
2012).
Apabila hasil pengukuran > 23,5 cm maka
anjuran yang diberikan adalah pertahankan kondisi
kesehatan, hidup sehat, bila hamil periksa
kehamilan kepada petugas kesehatan. Dengan
kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 8, No. 1, Februari 2014
34 Media Bina Ilmiah
normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada
gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan
lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan
yang sebaliknya (Supariasa, 2012).
Hal ini didukung dengan penilitian yang
dilakukan oleh Ferial (2011) yang menyatakan
terdapat hubungan antara status gizi ibu
berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas dengan
berat badan lahir bayi. Dan hal ini membuktikan
bahwa semakin baik status gizi ibu hamil (ukuran
lingkar lengan atas normal) maka semakin
potensial ibu melahirkan bayi berat badan lahir
normal.
Dari hasil penelitian Lilik Hanifah di RB
Pokasi pada tahun 2009 juga menunjukan hasil
pada uji regresi antara status gizi ibu hamil dengan
berat badan bayi lahir diperoleh signifikansi 0,000
dengan demikian p < 0,05. Ini berarti ada
hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat
badan bayi lahir.
PENUTUP
a.
Simpulan
Dari 93 sampel berat badan lahir 2.500 –
4.000 gram memiliki jumlah terbanyak yaitu
sebesar 87 (93,6. Ibu yang tidak KEK (normal)
memiliki jumlah terbanyak yaitu sebesar 83
(89,2%). Pertambahan berat badan ibu cukup
selama kehamilan memiliki jumlah terbanyak
yaitu sebesar 74 (79,6%).Ada hubungan yang
bermakna dengan arah korelasi positif dan
kekuatan korelasi yang lemah antara pertambahan
berat badan ibu selama hamil dengan berat badan
bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Karang tahun 2012 (p = 0,024 (< α =
0,05), r = 0,233).Ada hubungan yang bermakna
dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi
yang lemah antara Lingar Lengan Atas ibu hamil
dengan berat badan bayi baru lahir di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012. (p = 0,000
(< α = 0,05), r = 0,358).
b.
Saran
Berdasarkan penelitian ini, disarankan kepada
tenaga kesehatan khususnya bidan dapat
mendeteksi secara dini adanya ibu hamil dengan
KEK dan tetap melakukan pemantauan terhadap
penambahan berat badan ibu dengan pencatatan
yang lengkap setiap kunjungan ANC ibu hamil
sehingga resiko untuk bayi lahir dengan BBLR
dapat berkurang.
_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014
ISSN No. 1978-3787
DAFTAR PUSTAKA
Dikes Kota Mataram.2012. Laporan Tahunan PWS
KIA,Maternal Neonatal.
Fajrina, Adiba. 2012. Hubungan Pertambahan
Berat Badan Selama Hamil dan Faktor
lain dengan Berat Badan Lahir di Rumah
Bersalin Lestari Ciampea Bogor tahun
2010 – 2011
Ferial, Eddyman W. 2011. Hubungan Antara
Status Gizi Ibu BerdasarkanUkuran
Lingkar Lengan Atas (Lila) dengan Berat
Badan Lahir Bayi di RSUD DayaKota
Makassar. Jurnal Alam dan Lingkungan,
Vol.2 (3).
Festy, Pipit. 2010. Analisis Faktor Resiko Pada
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di
Kabupaten Sumenep, diunduh tgll 17
Desember 2013.
Hanifah, Lilik. 2009. Hubungan Antara Status Gizi
Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi
Lahir
(Studi
Kasus
di
RB
Pokasi),diunduh tgl 24 Desember 2013.
Puspitasari, Cinde. Dkk. 2011. Hubungan Antara
Kenaikan
Berat
Badan
Selama
Kehamilan dengan Berat Badan Bayi
Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawalo Kabupaten Banyumas Tahun
2009-2010. Jurnal Ilmiah Kebidanan,
Vol. 2, No. 1.
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta : EGC.
Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia
2012,Laporan Pendahuluan. Badan
Pusat Statistik, BKKBN, Kementrian
Kesehatan.
Syofianti, Haflina. 2008. Pengaruh Risiko Kurang
Energi Kronik Pada Ibu Hamil Terhadap
Berat Badan Lahir Rendah (Analisiss
Kohort Ibu Di Kabupaten SawahluntoSijujung Tahun 2007). Thesis. Program
Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Univetsitas Indonesia.
Trihardiani, Ismi. 2011. Faktor Risiko Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah
Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan
Utara Kota Singkawang, diunduh tgl 20
Desember 2013.
http://www.lpsdimataram.com
Download