PERBEDAAN PAHAM KEAGAMAAN TRADISIONAL DAN MODERNIS DALAM MASYARAKAT PEDESAAN RIAU Oleh : Rini Dayanti Perbedaan paham keagamaan antara gologan tradisional dengan golongan modernis ini tentang berbagi masalah furu‟iyah di atas disebabkan perbedaan sumber referensi yang menjadi acuan atau pegangan dalam memahami dasar ajaran yang terdapat dalam Al Qur‟an dan Sunah, yang termuat dalam berbagai kitab fiqh. Dengan bedasarkan ketauhidan kepada Tuhan manusia membangun masyarakat agamis, yang melaksanakan semua bentuk ketentuan syariat. Islam sebagai agama yang diterima oleh umat manusia, sangat mengutamkan fitrah manusia, bahkan Al-qur‟an mendasarkan informasi dan konfirmasi ajarannya sesuai dengan hakikat dan martabat manusia. Dalam memahami esensi Tuhan dalam kehidupannya. Sebagai muslim yang bermoral tidak akan terpengaruh dengan pandangan yang dapat merusak keyakinannya. Bahkan ia dapat menolak semua bentuk yang bersifat memperserikatkan Tuhan. Islam sebagai agama yang memadukan fitrah dengan jiwa wahyu, pada hakekatnya membentuk kepribadian muslim yang berkualitas. Fenomena beragama bagi kehidupan manusia merupakan gejala yang bersifat evolusi. Keberagaman senantiasa berhubungan dengan kultural manusia, baik pada masa purba maupun diabad modern. Pada masa purba, dimana pada saat perkembangan budaya kuno, keberagaman dianggap suatuhal yang biasa. Dengan perkembangannya peradaban dan budaya manusia, maka agama merupakan kebutuhan rohani, yang dapat dijadikan pegangan dan pedoman hidup. Pandangan seperti itu memberikan peluang kepada agama untuk tumbuh dan berkembang, mengisi kebutuhan individual dan masyarakat. Dalam kehidupan modern tumbuh suatu fenomena keagamaan yang berbeda dengan masa sebelumnya. Sebagian masyarakat yang dipengaruhi oleh rasionalisasi mempunyai kecendrungan yang bersifat serba materi, dengan menggunakan rasionalisasi sebagai pelumas memperlancar kehendak material, dalam semua kepentingan individu. Sikap dan pandangan yang demikian membawa pengaruh yang sangat besar terhadap pengalaman ajaran agama. Karena kecendrungan materialis itu menepiskan nilai kemanusiaan. Realitas sosial yang amat beragam dapat dibendung dengan menempatkan ajaran agama pada posisi yang sebenarnya, karena ajaran agama mengandung kebenaran mutlak yang dapat diyakini dan dilaksanakan. Dalam agama terdapat esensi sebagai sentral doktrin yang mengatur berbagai dimensi kehidupan manusia. Khusus mengenai agama Islam; Islam adalah agama samawi yang mempunyai ajaran yang bersifat universal. Nilai universal itu memberi cangkupan yang amat luas, yaitu mengatur semua bentuk hubungan manusia denganTuhan, baik yang bersifat ibadah yang ditetapkan secara rutinitas, ataupun dalam bentuk pengabdian dalam pengertian umum, hubungan manusia dengan tuhan itu adalahsesuatu esensi yang sangat mendasar dalam ajaran Islam. Karena pengakuan atas Keesaan Tuhan itu memberi pengaruh spritual kepada manusia. Manusia merasakan adanya hubungan batin dengan Tuhan. Hubungan batin ini diwujudkan dalam bentuk ibadah sebagai pengabdian yang tulus kepada khalik. Kesetian manusia kepada Tuhan memberi pengaruh pula kepada hubungan manusia dengan sesamanya. Karena manusia yang telah mengikat dirinya dengan Tuhan senantiasa berlaku baik terhadap sesamanya. Kesadaran atas nilai-nilai kemanusiaan membentuk suatu kepribadian muslim yang dapat menciptakan stabilitas kemaslahatan umum. Kaum tradisional yang berbeda di lingkungan masyarakat pedesaan banyak yang menganut mazhab Syafi‟iyah. Mereka menggunakan kitab-kitab rujukan yang ditulis Imam Syafi‟i dan murid muridnya. Karya ulam Syafi‟iyah inilah yang menjadi referensi utama dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Diantara kitab yang menjadi pegangan antara lain: 1. Kitab Matau Taqrib, merupakan karya ulam Syafi‟iyah Ahmad Al As Fahami. 2. Kitab Fath al Qasib, merupakan karya Imam Qasim Al Gazi yang mensyarah kitab Matau Taqrib. 3. Kitab Fath al Muin, merupakan karya ulam Syafi‟iyah Imam Zakaria al Malibari 4. Kitab Fiqh Anat Theslibin, karya ulama Syafi‟iyah Imam Sayyid Abu Bakar Syatha. Adapun golongan modernis terutama persyerikatan Muhammadiyah mengutamakan karyakarya ulam Hambalilah diantar referensi utama yang menjadi rujukan adalah kitab-kitab yang berhubungan dengan ilmu kalam dan fiqh antara lain 1. Kitab Sunah, karya Imam Ahmad bin Hambal 2. Kitab-kitab karya ulama Hambalilah terkemuka diantaranya syaikhul Islam Ibn Taimiyyah. a. Iqtiadha ush shuraathil Mustaqin li Mukkallafati Arh Habil Jalin b. Minhajus Sunnah as Nabawiyyah c. Ash Shaaminul Maskul‟alaa Syaatimin Rasul 3. Kitab-kitab karya Ibn Qayyim al Jauziyyah, diantaranya a. Ash Shawaa‟iqul Mursaleh „ala Jahmiyyah wa mu‟ath ithilah b. I‟timaa‟ul Juyusyil Islamiyyah „alaa Ghazwil Mu‟ath Ihilah wa Jahmiyyah c. Thariique Hijrataini wa Baabus Sa‟aadatin. ( RD ) Sumber : Balitbang Provinsi Riau, Penelitian ; Kajian Perbedaan dan Persamaan Paham Keagamaan Tradisional Modernis Dalam Masyarakat Pedesaan Riau Tahun 2014, Pekanbaru