LITURGI IBADAH KUNCI BULAN KELUARGA JEMAAT GKI “MARTIN LUTHER” SENTANI Jumat, 30 Juni 2017 I. PERSIAPAN IBADAH II. SEMUA ANGGOTA KELUARGA BERKUMPUL DITEMPAT YANG SUDAH DISIAPKAN SELURUH AKTIVITAS KELUARGA SEMENTARA DIHENTIKAN SIAPKAN ALAT IBADAH SEPERTI : ALKITAB, TEMPAT PERSEMBAHAN, LILIN UNTUK DINYALAKAN SAAT IBADAH MEMBAGI TUGAS LITURGI PADA MASING-MASING ANGGOTA KELUARGA IBADAH Kepala Keluarga : Mari kita tenangkan hati dan pikiran kita lalu masuk dalam hadirat Tuhan dengan Puji-Pujian. Kita memuji Tuhan dan bernyayi di dalam nyanyian Rohani 3 : 1-2 “Hormat Bagi Allah Bapa” 1. Hormat bagi Allah Bapa, hormat bagi Anak-Nya, hormat bagi Roh Penghibur, ketiga-Nya yang esa, Haleluya, haleluya, ketiga-Nya yang Esa 2. Hormat bagi Raja sorga, Tuhan kaum manusia. Hormat bagi Raja G’reja diseluruh dunia. Haleluya, haleluya, diseluruh dunia. III. DOA PEMBUKAAN (Oleh Kepala Keluarga) “Ibadah Kunci Bulan Juni yang kami laksanakan dalam persekutuan Keluarga disaat ini, dari awal hingga akhirnya, kami alaskan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, Amin Pujian Keluarga : Nyanyian Rohani 11:1 “Kami Puji Engkau, Hu” 1. Kami puji Engkau Hu, Tuhan yang empunya kuasa. Dibesarkan nama-Mu oleh sekalian bahasa. Barang dunia fana. Pengasihan-Mu baka IV. LITANI PUJIAN KELUARGA Kita akan bermazmur bagi Tuhan dari Kitab Mazmur 128 : 1-5 (dibacakan sesuai peran keluarga) Ayah : Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidupnya takut akan Allah Anak-anak : Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Ibu : Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Ayah : Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang lakilaki yang takut akan Tuhan, Semua : Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu. Pujian Keluarga :Nyanyian Rohani 95:1 “Firman Hu Berp’rintahlah” Firman Hu ber’printahlah sampai ujung dunia. OlehNya dijadikan kita pun sekalian V. PEMBERITAAN FIRMAN VI. (oleh kepala keluarga) Doa Pembacaan Firma Tuhan : Kisah Para Rasul 7 : 54—60 Renungan PERSEMBAHAN SYUKUR Nyanyian Rohani 16 : ayat 1 & 2 “Sekarang B’ri Syukur” 1. Sekarang b’ri syukur, besarkan nama Tuhan. Pemimpin hidupmu yang mendengan seruan. Yang oleh Anak-Nya memb’ri anugerah dan tak terbilang pun mujizat berkat-Nya 2. Sempurna karya-Nya, oleh-Nya diberkati. Semua anak-Nya, dengan sejaht’ra hati. Roh Tuhan memberi kekuatan dan t’rang. Diatas bah’ya maut mujizat berkat-Nya VII. DOA SYAFAAT & PERSEMBAHAN (oleh Ibu Rumah Tangga) VIII. PUJIAN BERSAMA Nyanyian Rohani 190 : ayat 1 & 3 “Hai Bangkit Bagi Yesus” 1. Hai, bangkit bagi Yesus, pahlawan palang-Nya, kibarkan panji Raja diatas dunia. Perang rohani ini dipimpin Tuhanmu, yang akan mengalahkan segala seteru 2. Hai, bangkit bagi Yesus dan harap kuat-Nya, tenagamu sendiri tentu lekas lemah. Perlu diperjuangan senjatamu lengkap; berdoa dan berjaga dan tahanlah tetap. IX. BERKAT (Oleh Kepala Keluarga) Bapak Keluarga : “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Yesus Kristus, Pengasihan dari Alah Bapa dan pertolongan Roh Kudus akan memelihara hidup kita dari sekarang sampai selama-lamanya. Semua Anggota Keluarga : Amin...Amin...Amin Saat Teduh !!! Saling bersalaman antar anggota keluarga RENUNGAH IBADAH KELUARGA (Pembacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 7 : 54—60 Ironis sekali akhir hidup Stefanus. Rasanya tidak adil yang dialaminya. Tuduhan palsu dan berjuang seorang sendiri di hadapan banyak orang yang tidak menyukiainya. Mereka menyerbu, menyeret dan melemparinya sampai mati (ay.58—60). Kondisi yang sulit dan tidak semua orang mampu melewati tuduhan, ancaman sampai “penghakiman” yang berujung kematian. Ditengah situasi yang mencekam dan menakutkan, sosok Stefanus justru memperlihatkan ketenangan hati dan jiwa. Hal ini bisa dihadapinya karena Stefanus yang dipenuhi kuasa Roh Kudus meyakini dan mengimani bahwa apa pun yang dihadapi, Tuhan tetap memelihara walau kematian “siap menjemput”. Stefanus mengalami jamahan dan melihat kuasa Tuhan dalam situasi sulit tersebut. Stefanus melihat kemuliaan Tuhan, tetap berdoa dan memohon agar jangan perbuatan mereka menjadi dosa tanggungan mereka. Jiwa yang penuh dengan keteguhan, pengampunan dan penyerahan. Situasi berat pernah atau sedang kita alami dengan berbagai macam bentuk. Bagaimana sikap yang kita lakukan? Menyerah, takut, pasrah atau tetap percaya bahwa dalam situasi apapun Tuhan selalu membuka jalan. Malam ini sesaat sebelum beristirahat, pengalaman iman Stefanus yang memberikan kekuatan iman kepada kita bahwa situasi apapun yang ada dan menerpa kita, Tuhan tetap beserta. Jangan menyerah dengan kondisi yang kita alami saat ini. mungkin yang kita almai saat ini ada sakit penyakit yang tidak kunjung semuh, keuangan dikeluarga kita dalam tahap krisis, ada tantangan yang berat dalam pekerjaan atau anak-anak yang mengalami tantangan dalam menyelesaikan studi ditempat mereka belajar. Janganlah menyerah. Serahkan seluruhnya kepada Tuhan. Dibalik semuanya itu, pasti ada kehendak dan jalan terbaik yang dipersiapkan-Nya. Tuhan menjaga dan memelihara kehidupan umat-Nya yang setia dan berharap hanya kepada-Nya. Amin