Apakah arus listrik itu???

advertisement
Pada saat saklar terbuka ternyata pada rangkaian tidak
terjadi
apa-apa.Tetapi
pada
saat
saklar
tertutup
ternyata lampu dapat menyala. Nyala lampu inilah bukti
bahwa pada rangkaian itu ada arus listrik.
Apakah arus listrik itu???
Arus listrik adalah aliran muatan-muatan listrik pada suatu
rangkaian tertutup.
Dari konversi yang ada arus listrik digunakan arah seperti aliran
muatan positif (kebalikan aliran elektron). Dalam bahasa yang lain arus
listrik dapat timbul karena ada beda potensial pada dua titik dan
arahnya dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah. Arus
listrik mengalir secara spontan dari potensial tinggi ke potensialrendah
melalui konduktor, tetapi tidak dalam arah sebaliknya.Aliran muatanini
dapat
dianalogikan
dengan
aliran
air
dari
tempat
(potensial
gravitasi)tinggi ke tempat (potensial gravitasi) rendah.Bagaimanakah
agar air mengalirterus-menerus dan membentuk siklus, sementara air
tidak dapat mengalirsecara spontan dari tempat rendah ke tempat
tinggi? Satu-satunya cara adalahmenggunakan pompa untuk menyedot
dan mengalirkan air dari tempatrendah ke tempat tinggi. Demikian pula
dengan arus listrik.Arus listrikdapat mengalir dari potensial rendah ke
potensial tinggi menggunakansumber energi, misalnya pompa pada
air.Sumber energi ini, di antaranyaadalah baterai.
Besarnya
arus
listrik
dinamakan
kuat
arus
listrik
dan
didefinisikan sebagai banyaknya muatan positif yang melalui suatu titik
tiap satu satuan waktu. Dari definisi ini, kuat arus listrik dapat di
rumuskan sebagai berikut:
𝒒
𝑰=
𝒕
Keterangan:
I
: Kuat Arus (ampere, A)
q
: jumlah muatan (coulomb, C)
t
: selang waktu (s)
Tahukah kamu?
Satu ampere didefinisikan sebagai muatan listrik sebesar satu coulomb yang melewati
penampang konduktor dalam satu sekon (1 A = 1 C/s)
Oleh karena yang mengalir pada konduktor padat adalah elektron, banyaknya muatan
yang mengalir pada konduktor besarnya sama dengan kelipatan besar muatan sebuah
elektron, q = e = 1,6 × 10–19 C. Jika pada konduktor tersebut mengalir n buah elektron,
total muatan yang mengalir adalah q = ne
Perhatikan gambar berikut:
Gambar sebuah rangkaian untuk
mengukur arus yang mengalir dalam
rangnkaian.
Alat yang digunakan untuk
mengukur
arus
Amperemeter
Gambar 002 rangkaian pengukuran dengan Amperemeter
listrik
disebut
Cara membaca hasil pengukuran Amperemeter
π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š π’šπ’‚π’π’ˆ π’•π’†π’“π’–π’Œπ’–π’“ =
π’π’Šπ’π’‚π’Š π’”π’Œπ’‚π’π’‚ π’–π’Œπ’–π’“
𝒙 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 π’–π’Œπ’–π’“
π’”π’Œπ’‚π’π’‚ π’Žπ’‚π’Œπ’”π’Šπ’Žπ’–π’Ž
Ketika terjadi mati listrik, maka lampu-lampu
tidak akan menyala, karena tidak ada arus yang
mengalir. Bagaimana agar arus listrik dapat
mengalir terus ? Agar arus listrik dapat mengalir
terus dalam suatu penghantar, maka pada ujungujung
penghantar
harus
selalu
ada
beda
potensial.
Alat yang dapat menghasilkan beda potensial atau tegangan listrik adalah
sumber tegangan atau sumber arus listrik. Sumber tegangan bermacammacam, diantaranya adalah elemen volta, elemen kering, dan aki.
Elemen volta merupakan sumber tegangan
listrik yang pertama yang dikembangkan
oleh Alesandro Volta. Beda potensial yang
dihasilkan elemen volta sekitar 1,1 vol
Sedangkan Elemen kering disebut juga
batu
baterai.
Beda
potensial
yang
dihasilkan batubaterai sekitar 1,5 volt
Dan Aki disebut juga baterai basah.Aki
merupakan elemen sekunder karena
dapat diisi ulang.Jenis aki yang
digunakan adalah aki timbal.
Gambar 003 elemen volta
Pada aki akan tertulis angka seperti: 6 V–10 Ah, 12 V–50 Ah, dan lainlain. Setiap pasang elektroda (sel aki) menghasilkan tegangan 2 volt. Aki 12
volt memerlukan enam buah sel.Aki 6 V–10 Ah artinya aki tersebut memiliki
tegangan listrik 6 volt dengan kapasitas 10 Ah (Ampere-hours).Jika aki
mengeluarkan arus sebesar 1 ampere, akan tahan selama 10 jam tanpa
pengisian
kembali.Padasaatakidigunakan,terjadiperubahan
energy
kimiamenjadi energy listrik.Padasaatakidiisiulang, terjadiperubahan energy
listrikmenjadi energy kimia.
Perhatikan gambar berikut:
Gambar sebuah rangkaian untuk
mengukur
beda
potensian
teganganpada sebuah rangnkaian.
Alat yang digunakan untuk
mengukur
arus
listrik
Voltmeter
Gambar 004 rangkaian pengukuran dengan Voltmeter
Dihubungkan dengan
kutub negatif
Dihubungkan dengan
kutub positif
Cara membaca hasil pengukuran Amperemeter
π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š π’šπ’‚π’π’ˆ π’•π’†π’“π’–π’Œπ’–π’“ =
π’π’Šπ’π’‚π’Š π’”π’Œπ’‚π’π’‚ π’–π’Œπ’–π’“
𝒙 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 π’–π’Œπ’–π’“
π’”π’Œπ’‚π’π’‚ π’Žπ’‚π’Œπ’”π’Šπ’Žπ’–π’Ž
disebut
Contoh soal:
Perhatikan gambar disamping!
Jika jarak yang ditunjukkan pada voltmeter
menunjukkan angka 80 dengan batas ukur 300 volt,
maka tegangan saat pengukuran sebesar . . . .
a. 100 volt
b. 150 volt
c. 200 volt
d. 250 volt
e. 300 volt
Penyelesaian:
𝑉=
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘”π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
80
π‘₯π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘ π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ =
π‘₯ 300 = 200 π‘£π‘œπ‘™π‘‘
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š
120
Perhatikan gambar!
Jika jarak yang ditunjukkan pada
amperemeter menunjukkan angka 10,
maka
arus yang mengalir saat
pengukuran sebesar . . . .
a. 1,00 ampere
b. 1,25 ampere
c. 1,50 ampere
d. 1,75 ampere
e. 2,00 ampere
Penyelesaian:
𝐼=
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘”π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
10
π‘₯π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘ π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ =
π‘₯ 5 = 1,25 π‘Žπ‘šπ‘π‘’π‘Ÿπ‘’
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š
40
Ujikemampuan 001
1. Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter!
2. Perhatikan
penunjukkan
jarum
amperemeter pada gambar berikut!
Berapa besar kuat arus yang terukur?
3. Perhatikan
penunjukan
jarum
amperemeter serta batas ukur maksimum
yang digunakan seperti tampak pada gambar
berikut ini. Berapa nilai kuat arus yang sedang
diukur?
4. Jarum voltmeter AC menunjukkan angka
100, apabila batas ukur 600 volt. Berapa
besar tegangannya?
5. Jelaskan definisi kuat arus listrik?
Ingatkah kalian?
Masih ingatkah kalian cara
mudah
dalam
membolak
balikkan persamaan ini???
Ikuti langkah-langkah ini:
Ohm menjelaskan hubungan kuat arus dengan beda potensial ujung-ujung
hambatan. Seperti penjelasan di depan, jika ada beda potensial antara dua titik
dan dihubungkan melalui penghantar maka akan timbul arus listrik. Penghantar
tersebut dapat diganti dengan resistor misalnya lampu. Berarti jika ujung-ujung
lampu diberi beda potensial maka lampu itu dialiri arus. Dalam eksperimennya,
Ohm menemukan bahwa setiap beda potensial ujung-ujung resistor R dinaikkan
maka arus yang mengalir juga akan naik. Bila beda potensial diperbesar 2x
ternyata kuat arusnya juga menjadi 2x semula.
Apakah hubungan yang terjadi?
Dari sifatnya itu dapat ditentukan bahwa beda potensialnya sebanding dengan
kuat arus yang lewat. Dari eksperimennya diperoleh Hubungan V dan I dan agar
kesebandingan di atas sama, Ohm menggunakan konstanta perbandingannya
sebesar R ( resistivitas = hambatan ), sehingga di peroleh persamaan V = I Ryang
kemudian dikenal sebagai hukum Ohm, dengan R = besar hambatan dan diberi
satuan Ohm disimbulkan Ω.
Kuat arus listrik berbanding terbalik dengan hambatan:
Makin besar hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu
tegangan V. Dengan demikian, arus I yang mengalir
berbanding lurus dengan beda potensial antara ujung-ujung
penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya.
Jika digambarkan dalam sebuah grafik maka akan diperoleh sebuah garfik seperti
berikut ini:
Grafik hubungan antara kuat arus dan tegangan
Contoh
Sebuah bola lampu dengan hambatan dalam 20 Ω diberi tegangan listrik 6 V.(a)
Tentukan
arus
yang
mengalir
melalui
lampu
tersebut.
(b)
Jika
tegangannyadijadikan 12 V, berapakah arus yang melalui lampu tersebut
sekarang?
Jawab
Diketahui: R = 20 Ω
𝑉
6𝑉
=
= 0,3 𝐴
𝑅 20Ω
𝑉 12 𝑉
𝑏 𝐼= =
= 0,6 𝐴
𝑅 20Ω
π‘Ž 𝐼=
→ π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 𝑣 = 6𝑉
→ π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 𝑣 = 12𝑉
Hal ini menunjukkan bahwa, untuk hambatan tetap, ketika tegangan
Download