PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN KOSMETIK DAN BARANG KEPERLUAN RUMAH TANGGA TANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Dhimas Ari Mahardhika Putra (10208360) Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Manajemen, Universitas Gunadarma 2012 ABSTRAKSI Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini semakin meningkat, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan baru yang berdiri dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar sesuai dengan jenis usahanya masing-masing. Setiap perusahaan pastilah membutuhkan modal untuk menjaga kelangsungan hidup usahanya, untuk mengatasi hal tersebut perusahaan dapat menggunakan pasar modal sebagai salah satu tempat untuk memperoleh tambahan dana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) dengan periode penelitian selama sepuluh tahun (20022011). Jumlah populasi penelitian ini adalah lima (5) perusahaan dan setelah melewati tahap purposive sampling jumlah sampel menjadi tiga (3) perusahaan. Teknik analisa yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel LTDtER, ITO, NPM, EPS dan PER secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial variabel LTDtER mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, variabel ITO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, variabel NPM mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, variabel EPS ITO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan variabel PER mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel yang dominan mempengaruhi return saham adalah variabel NPM. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi yang terbentuk dari variabel independent LTDtER, ITO, NPM, EPS dan PER dapat dijadikan dasar pertimbangan pengambilan keputusan investasi bagi para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama untuk saham-saham pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga. Kata Kunci: Aktivitas, Leverage, Profitabilitas, dan Return Saham 1 ABSTRACT At this time, the economic development of Indonesia is increasing, it is characterized with the increasing number of new companies that established and grow to fulfill the market needs according with each type of business. Every companies must be have need a capital to maintain the viability of their business. To overcome this, the company could use capital market as a place to obtain an additional funding. This research purposed to knowing the influence of financial performance on stock return in cosmetics company and household goods listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Data was obtained from Indonesian Capital Market Directory (ICMD) and from Capital Market Reference Center (PRPM) with a ten-year research period (2002-2011). The population of this research is five (5) companies dan after passing the purposive judgement sampling phase, the samples is become three (3) companies. The analysis technique that will be used in this research is multiple linear regression to obtain the whole description about the relationship between one variable with another variable. The result of this research indicate that variable LTDtER, ITO, NPM, EPS and PER simultaneously have a significant influence on stock return. Partially, variable LTDtER has a significant influence on stock return, variable ITO has no significant influence on stock return, variable NPM has a significant influence on stock return, variable EPS ITO has no significant influence on stock return, and variable PER has a significant influence on stock return. While the dominant variable that influence stock return is variable NPM. The conclusion of this research shows that the regression model which formed from independent variable LTDtER, ITO, NPM, EPS, and PER can be used as the basic considerations of investment decision making for investor in Indonesia Stock Exchange (IDX), especially on stocks in cosmetic company and household goods. Keywords: Activity, Leverage, Profitability, and Stock Returns dengan baik terhadap perusahaan yang akan dibeli sahamnya sehingga para investor dapat mengetahui tingkat pengembalian (return) saham yang akan dibelinya. Salah satu penilaian yang dapat digunakan oleh para investor sebelum membeli saham adalah dengan melihat kinerja keuangan perusahaan melalui laporan keuangannya, baik buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dijadikan acuan bagi para investor dalam melakukan pembelian saham perusahaan. Investor biasanya tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan bagi investor tersebut. Jika permintaan atas saham meningkat maka PENDAHULUAN Pada saat ini banyak perusahaan yang menggunakan pasar modal sebagai tempat untuk memperoleh tambahan dana, hal ini tidak terlepas dari peran para investor yang melakukan transaksi di pasar modal sehingga mendorong perusahaanperusahaan yang go public untuk menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat (investor). Selain itu, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memperoleh tambahan sumber pembiayaan selain di bank dengan berinvestasi di pasar modal menjadi alasan utama banyak perusahaan yang menggunakan pasar modal. Sebelum melakukan pembelian saham, para investor terlebih dahulu melakukan penilaian 2 akan menyebabkan kenaikkan terhadap harga saham, dalam hal ini pasar bereaksi secara positif. Tetapi jika permintaan atas saham menurun maka akan menyebabkan penurunan terhadap harga saham, dalam hal ini pasar bereaksi secara negatif. Semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli suatu saham perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak investor yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam Industri Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penggunaan perusahaan tersebut dikarenakan menurut Asosiasi Industri, pasar kosmetik di Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan akan tumbuh di atas 16,9% menjadi Rp 12,2 triliun dari proyeksi tahun ini. Kenaikan tersebut di dorong oleh peningkatan penggunaan produk kosmetik di dalam negeri seiring dengan naiknya daya beli masyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Kosmetik Dan Barang Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Mengetahui kinerja keuangan yang terdiri dari rasio LTDtER, ITO, NPM, EPS, dan PER berpengaruh secara parsial terhadap return saham Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Mengetahui variabel apakah yang dominan mempengaruhi return saham Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). TELAAH PUSTAKA Pasar Modal Pasar modal dan industri sekuritas merupakan salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu negara berjalan baik atau tidak. Hal ini dikarenakan perusahaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahaan-perusahaan besar dan kredibel di negara yang bersangkutan, sehingga bila terjadi penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan di sektor riil dan kondisi tersebut merupakan signal telah terjadinya penurunan perekonomian suatu negara. Menurut Suad Husnan (2005: 3), pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Sedangkan Menurut Tandelin (2010: 1), pasar modal adalah pasar untuk Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kinerja keuangan yang terdiri dari rasio LTDtER, ITO, NPM, EPS, dan PER berpengaruh secara simultan terhadap return saham 3 mempertemukan antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan tempat pertemuan untuk melakukan transaksi antara pihak pencari dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus fund), atau tempat yang berhubungan dengan kegiatan jual beli saham, obligasi, reksadana maupun instrumen keuangan jangka panjang lainnya dari perusahaan yang menerbitkan instrumen keuangan. berkepentingan dalam laporan keuangan seperti pemilik perusahaan, pemerintah, kreditur, investor, dan pihak lainnya. Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2009: 104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Menurut Sutrisno (2009: 215), analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menurut sumber darimana rasio dibuat, yaitu: Rasio neraca, Rasio laporan laba rugi, dan Rasio antarlaporan. Laporan Keuangan Sebelum mengambil keputusan keuangan, terlebih dahulu seorang manajer perlu memahami kondisi keuangan perusahaannya, hal itu bertujuan agar manajer dapat mengetahui perkembangan yang telah dicapai oleh perusahaan serta dapat mengetahui kondisi keuangan yang ada dalam perusahaan. Menurut Darsono (2010: 29), laporan keuangan ialah laporan perusahaan yang disajikan dalam bentuk neraca (balance sheet), perhitungan rugilaba (income statement), dan arus kas (cash flows). Menurut Kasmir (2009: 7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Sedangkan enurut Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang berisi pencatatan atau ringkasan dari transaksitransaksi yang terdiri dari laporan neraca dan laporan laba rugi yang terjadi selama satu periode dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh manajer serta dapat digunakan oleh pihak-pihak yang Return Saham Return merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Menurut Jogiyanto (2000: 107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi dan return ekspektasi. Berdasarkan definisi di tersebut, dapat disimpulkan bahwa return saham merupakan hasil yang diperoleh dari tingkat pengembalian investasi baik berupa keuntungan ataupun kerugian yang menggambarkan perubahan harga suatu saham dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan suatu perusahaan. Menurut Sutrisno (2009: 310), saham merupakan surat bukti kepemilikan 4 perusahaan atau penyertaan pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat bukti kepemilikan seseorang dalam suatu badan atau perusahaan dimana nilai nominal dari kepemilikan tersebut dapat berupa uang dan tercantum dalam bentuk sertifikat saham. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagaiberikut: Ha1 : Long Term Debt to Equiy Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ha2 : Inventory Turn Over berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ha3 : Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ha4 : Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ha5 : Price Earning Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Harga Saham Harga saham merupakan indikator nilai perusahaan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika pasar menilai perusahaan penerbit saham dalam kondisi baik maka biasanya harga saham perusahaan yang bersangkutan akan baik. Sebaliknya, jika perusahaan dinilai rendah oleh pasar maka harga saham perusahaan tersebut akan turun bahkan mungkin akan lebih rendah dari harga saham dipasar perdana. Menurut Widoatmojo (2007: 3), harga di Bursa Efek ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam artian tergantung kekuatan permintaan (penawaran beli) dengan penawaran (penawaran jual). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah explanatory survey (penjelasan), yaitu jenis penelitian ini yang memberikan jawaban atas masalah yang sedang dihadapi dengan menjelaskan hubungan kausal atau sebab akibat antara variabelvariabel melalui pengujian hipotesis. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Long Term Debt to Equity Ratio (LDTtER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri (equity) untuk dijadikan jamninan hutang jangka panjang perusahaan. Inventory Turnover (ITO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas total penjualan usaha yang dicapai oleh perusahaan. Earning Per Risiko Kepemilikan Saham Menurut Weston dan Van Horne (2004: 16), saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, risiko tinggi” (high risk, high return). Artinya, saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi risiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. 5 Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Price Earning Ratio (PER) digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Return saham (Y), yaitu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio. Sampel adalah obyek yang diobservasi yang merupakan bagian dari populasi atau obyek penelitian dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai seluruh obyek. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling. Perusahaan yang dimasukkan ke dalam sampel adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan menerbitkan laporan keuangan dan memiliki saham aktif selama sepuluh tahun berturut-turut yaitu dari periode 2002-2011, dan laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel memiliki tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember. Berdasarkan hasil teknik purposive sampling, maka terdapat 3 perusahaan yang bisa dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu PT Mandom Indonesia Tbk (TCID), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Mustika Ratu Tbk (MRAT). Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, berupa data sekunder dari 3 Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk, PT. Unilever Indonesia Tbk, dan PT. Mustika Ratu Tbk. Data sekunder biasanya didapatkan dari publikasi-publikasi dan data dokumenter yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan publikasi-publikasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data, berupa studi lapangan dan studi kepustakaan. Model Analisis Data Model Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda yang dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e Keterangan: Y = Return Saham a = Konstanta X1 = LTDtER X2 = NPM Populasi Dan Sampel Populasi yang digunakan adalah Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki saham aktif selama sepuluh tahun berturut-turut yaitu dari periode 2002-2011. 6 X4 X5 b1, b2,.. b5 = EPS = PER = Koefisien regresi parsial untuk masing-masing variabel X1, X2, X3, X4, dan X5 e = Faktor Pengganggu Jika DW terletak antara dL dn dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. 3. Uji multikolinieritas, dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi yang erat antar variabel bebas yang akan digunakan dalam suatu regresi. Regresi yang baik adalah suatu regresi yang tidak memiliki multikolinearitas didalamnya sehingga tidak ada gangguan yang diharapkan akan terjadi pada regresi tersebut. Hair et al dalam Priyatno (2009: 147), menuliskan bahwa variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil daripada 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar daripada nilai 10. 4. Uji heteroskedastisitas, dilakukan untuk melihat apakah pengambilan sampel dilakukan dengan benar pada populasi yang tepat atau dengan kata lain, apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual regresi tersebut. Suatu model regresi yang baik apabila didalamnya tidak diperoleh heteroskedastisitas melainkan homokedastisitas. Heterokedastisitas akan muncul apabila terdapat pola tertentu antar keduanya, seperti pola bergelombang dan kontinyu atau menyempit atau melebar yang teratur. Homokedastisitas akan muncul apabila tidak diperoleh pola yang jelas atau titik-titik yang diperoleh menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Uji Asumsi Klasik Pengujian jenis ini digunakan untuk menguji asumsi, apakah model analisis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal. Dalam penelitian ini ada empat uji asumsi klasik yang digunakan, yaitu: 1. Uji normalitas, dilakukan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan memiliki residual yang terdistribusi secara normal. Suatu regresi apabila didapatkan residual yang tidak tersebar secara normal, maka akan menghasilkan regresi yang tidak baik atau tidak konsisten dan efisien. 2. Uji autokorelasi, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka pengujian dilakukan dengan membandingkan tabel Durbin-Watson dengan kriteria perhitungan. Kriteria perhitungan yang dipakai menurut Priyatno (2009: 145) adalah sebagai berikut: Jika DW < dL atau DW > 4-dL, berarti terdapat autokorelasi. Jika DW terletak antara dU dan 4dU, berarti tidak ada autokorelasi. Uji Hipotesis Dalam menguji hipotesis penelitian ini, penulis menggunakan analisis regresi untuk mengukur ketepatan fungsi regresi 7 dalam menaksir nilai aktual. Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya dan secara statistik dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), nilai statistik F-test dan nilai statistik t-test (Ghozali, 2005). Keputusan: Jika Fhitung > Ftabel, Ho ditolak dan sebaliknya, Jika Fhitung < Ftabel, Ho diterima. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t/t-test) Uji t-test digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independent mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent. Uji t-test ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent. Penggunaan t-test adalah dengan memperbandingkan antara nilai t hasil perhitungan dan nilai ttabel. Nilai thitung dapat dicari dengan rumus: Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) adalah mengukur seberapa jauh kemempuan model dalam menerangkan variasi dari variabel dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variabel dependent amat terbatas. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F/F-test) Uji statistik F (F-test) digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependent. Penggunaan F-test adalah dengan memperbandingkan antara nilai F hasil perhitungan dan nilai Ftabel. Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus: Keputusan: Jika thitung > ttabel , Ho ditolak dan sebaliknya, Jika thitung < ttabel, Ho diterima. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Data Deskriptif Berdasarkan data deskriptif dari variabel-variabel penelitian yang terdiri dari variabel dependent (variabel terikat) yaitu berupa Return Saham dan variabel independent (variabel bebas) yaitu berupa LTDtER, ITO, NPM, EPS, dan PER, maka dapat dilihat hasil dari analisis deskriptif statistik yang meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi untuk masing-masing variabel sebagai berikut: 8 Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Data Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa nilai return saham terendah (minimum) sebesar ‐1,14 yang dimiliki oleh PT. Mandom Indonesia Tbk pada periode 2008, dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 4,78 dimiliki oleh PT. Mustika Ratu Tbk pada periode 2002. Sedangkan nilai return saham rata‐rata (mean) sebesar 0,5990 dan nilai standar deviasi return saham adalah sebesar 1,1107. Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa nilai Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) terendah (minimum) adalah sebesar 0,004 yang dimiliki oleh PT.Mustika Ratu Tbk pada periode 2002, dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,99 dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk pada periode 2008. Sedangkan nilai rata-rata (mean) adalah sebesar 0,04430 dan nilai standar deviasi adalah sebesar 0,024407. Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa nilai Inventory Turnover (ITO) terendah (minimum) adalah sebesar 2,04 yang dimiliki oleh PT.Mustika Ratu Tbk pada periode 2002, dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 26,87 dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk pada periode 2008. Sedangkan nilai rata-rata (mean) diperoleh sebesar 5,1222 dan nilai standar deviasi sebesar 4,52789. Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa nilai Net Profit Margin (NPM) terendah (minimum) adalah sebesar 0,01 yang dimiliki oleh PT.Mustika Ratu Tbk pada periode 2006, dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,18 dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk pada periode 2011. Sedangkan nilai ratarata (mean) sebesar 0,1035 dan nilai standar deviasi diperoleh sebesar 0,04549. Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa nilai Earning per Share (EPS) terendah (minimum) adalah sebesar 19,88 yang dimiliki oleh PT.Mustika Ratu Tbk pada periode 2005, dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 696,48 dimiliki oleh PT. Mandom Indonesia Tbk pada periode 2011. Sedangkan nilai rata-rata (mean) diperoleh sebesar 295,5720 dan nilai standar deviasinya sebesar 236,78755. Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa nilai Price Earning Ratio (PER) terendah (minimum) adalah sebesar 2,92 yang dimiliki oleh PT. Mustika Ratu Tbk pada periode 2008, dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 37,17 dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk pada periode 2010. Sedangkan nilai rata‐rata (mean) 9 diperolehg sebesar 15,2465 dan nilai standar deviasinya sebesar 8,91745. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal. Model analisis regresi berganda dapat disebut sebagai model yang layak jika model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yang dapat dicapai dengan memenuhi asumsi klasik. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Persamaan semi-Log, sehingga persamaan regresinya menjadi R = f (Ln_LTDtER, Ln_ITO, Ln_NPM, Ln_EPS, Ln_PER). Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan memiliki residual yang terdistribusi secara normal. Hasil uji ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS Dari hasil yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) nilai probabilitas signifikan (Asymp. Sig) adalah sebesar 0,775. Karena nilai p atau Asymp. Sig > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas dan berdistribusi secara normal. Uji Multikolinieritas Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi yang erat antar variabel bebas yang akan digunakan dalam suatu regresi. Regresi yang baik adalah suatu regresi yang tidak memiliki multikolinearitas didalamnya sehingga tidak ada gangguan yang diharapkan akan terjadi pada regresi tersebut. 10 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa data dari variabel independent setelah dilakukan transformasi Logaritma Natural menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance berada di bawah angka 1 dan nilai VIF lebih kecil dari angka 10. Dengan demikian dalam model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas. Uji Autokolerasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Hasil uji ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Autokolerasi Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS Berdasarkan hasil Tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa nilai hitung Durbin-Watson yang diperoleh sebesar 1,948. Jika dibandingkan dengan menggunakan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 0,05 dan jumlah data sebanyak 30 (n), maka diperoleh nilai DW‐tabel: dl (batas luar) = 1,071; du (batas dalam) = 1,833; 4 – du = 2,167 dan 4 – dl = 2,929. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa DW‐test tidak terjadi masalah autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk melihat apakah pengambilan sampel dilakukan dengan benar pada populasi yang tepat atau dengan kata lain, apakah terjadi ketidaksamaan varians dari 11 residual regresi tersebut. Hasil dari uji ini dapat dilihat dari plot grafik atau hubungan antara variabel terikatnya dengan nilai residualnya, seperti gambar di bawah ini: Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil Gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa grafik scatterplot memiliki titik‐titik yang menyebar secara acak, tidak teratur serta tidak memiliki pola yang jelas, dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis Regresi Pengolahan data dengan menggunakan rumus regresi linier berganda serta dibantu dengan menggunakan software Statistic Package for Sosial Scince (SPSS) versi 17, diperoleh hasil seperti terlihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Regresi Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS Berdasarkan hasil Tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa persamaan regresi pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham adalah: Return = -6,630 – 1,800 LnLTDtER + 0,49 LnITO + 1,067 LnNPM + 0,330 LnEPS + 0,812 LnPER + e 12 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independent (X) yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi model dependent (Y). Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS Berdasarkan hasil Tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan sebesar 0,577 atau 57,7%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independent yang digunakan berupa LTDtER, ITO, NPM, EPS, dan PER terhadap variabel dependent return saham sebesar 57,7%. Sedangkan sisanya yaitu 0,423 atau 42,3% dipengaruhi atau dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Pengujian Signifikansi Secara Simultan (Uji F-test) Uji statistik F (F-test) digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependent. Hasil pengujian ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Uji F-test Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS Berdasarkan hasil Tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa nilai Fhitung yang dihasilkan adalah sebesar 6,555 dengan signifikansi 0,001. Karena tingkat signifikansi yang dihasilkan jauh lebih kecil dari yang ditentukan yaitu 0,05 (5%) atau nilai Fhitung = 6,555 lebih besar dari nilai Ftabel = 2,149; maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini secara simultan berpengaruh terhadap return saham. 13 Pengujian Signifikansi Secara Parsial (Uji t-test) Uji t-test digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independent mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent. Uji t-test ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent. Hasil dari Uji t-test dapat di lihat pada table di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Uji t-test Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS 1. Pengaruh Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) terhadap Return Saham Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai t (thitung) sebesar -5,220 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (di bawah 0,05) atau thitung = -5,220 lebih kecil dari ttabel = 2,064. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel LTDtER berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sonja Yvonne Momuat (2005). Tanda negatif pada nilai t-test menunjukkan bahwa arah pengaruh variabel independent LTDtER terhadap variabel dependent return saham adalah negatif, sehingga apabila terjadi peningkatan LTDtER maka akan mengakibatkan penurunan terhadap return saham. (di atas 0,05) atau thitung = 0,111 lebih kecil dari ttabel = 2,064. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ITO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saniman Widodo (2007), tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sonja Yvonne Momuat (2005). Tanda positif pada nilai t-test menunjukkan bahwa arah pengaruh variabel independent ITO terhadap variabel dependent return saham adalah positif, sehingga apabila terjadi peningkatan ITO maka return saham juga akan semakin meningkat. 3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai t (thitung) sebesar 2,165 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,041 (di bawah 0,05) atau thitung = 2,165 lebih besar dari ttabel = 2,064. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian 2. Pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap Return Saham Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai t (thitung) sebesar 0,111 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,912 14 yang telah dilakukan oleh Sonja Yvonne Momuat (2005), tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yeye Susilowati dan Asbi Rachman Faried (2008). Tanda positif pada nilai ttest menunjukkan bahwa arah pengaruh variabel independent NPM terhadap variabel dependent return saham adalah positif, sehingga apabila terjadi peningkatan NPM maka return saham juga akan semakin meningkat. variabel dependent return saham adalah positif. Namun demikian, variabel EPS masih tetap dapat menjadi acuan bagi para investor untuk menilai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham. 5. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai t (thitung) sebesar 2,664 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014 (di bawah 0,05) atau thitung = 2,664 lebih besar dari ttabel = 2,064. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel PER berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fahmi Poernamawatie (2008), tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Khodijah (2010). Tanda positif pada nilai t-test menunjukkan bahwa arah pengaruh variabel independent PER terhadap variabel dependent return saham adalah positif, sehingga apabila terjadi peningkatan nilai PER maka return saham juga akan semakin meningkat. 4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai t (thitung) sebesar 1,693 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,103 (di atas 0,05) atau thitung = 1,693 lebih kecil dari ttabel = 2,064. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Khodijah (2010). Tanda positif pada nilai t-test menunjukkan bahwa arah pengaruh variabel independent EPS terhadap Koefisien Beta Koefisien Beta digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent) yang digunakan dapat mempengaruhi secara dominan variabel terikat (dependent). Hasil ini terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Koefisien Beta Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS 15 Berdasarkan hasil Tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa variabel independent yang dominan mempengaruhi variabel dependent return saham adalah variabel Net Profit Margin (NPM) dengan nilai Koefisien Beta sebesar 0,544 dan merupakan nilai tertinggi dibandingkan dengan nilai variabel independent yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap return saham. Pembahasan Hasil penelitian dengan menggunakan variabel Inventory Turnover (ITO) menunjukkan bahwa ITO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini dikarenakan cadangan untuk persediaan yang telah usang dan tidak terpakai sehingga menyebabkan tingkat perputaran yang dimiliki perusahaan menjadi lambat, selain itu adanya persediaan yang dipertanggungkan terhadap risiko kehilangan akibat bencana alam, kebakaran, dan risiko lainnya ikut memperlambat perputaran persediaan yang diharapkan untuk cepat menjadi kas. Walaupun perusahaan telah mampu bekerja secara efisien untuk mengimbangi tingkat penjualan yang telah ditentukan, namun hal tersebut belum cukup untuk mempengaruhi nilai return saham. Hasil ini juga berdampak pada harga saham yang rendah serta tingkat pengembalian saham (return) kepada para pemegang saham juga ikut menurun. Namun demikian, hasil ini juga masih dapat memberikan signal positif bagi para pemegang saham (investor) untuk membeli saham perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, variabel ITO masih dapat menjadi acuan bagi para investor untuk menilai kinerja keuangan terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis Ha2 ditolak dan menerima hipotesis Ho2, yaitu variabel Inventory Turnover (ITO) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini dikarenakan perusahaan mampu menghasilkan keuntungan serta mampu melakukan efisiensi biaya dan beban yang berkaitan dengan penjualan yaitu dengan menurunkan beban relatifnya terhadap penjualan sehingga perusahaan memiliki dana lebih yang dapat digunakan untuk kegiatan usaha lainnya. Hasil ini dapat memberikan pengaruh terhadap investor untuk melakukan investasi sehingga para pemegang saham (investor) bersedia untuk membeli saham dengan harga tinggi dan nilai NPM yang tinggi, akibatnya tingkat pengembalian (return) perusahaan terhadap investor tersebut semakin besar. Dengan demikian, hipotesis Ha3 dapat diterima, yaitu variabel Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian dengan menggunakan variabel Earning Per Share (EPS) menunjukkan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini disebabkan oleh adanya data perusahaan yang mengalami fluktuasi. Dengan adanya data yang mengalami fluktuasi tersebut para investor tidak ingin menanamkan sahamnya pada perusahaan yang memiliki nilai EPS rendah, akibatnya laba perusahaan akan mengalami penurunan dan nilai EPS tidak lagi mempengaruhi harga saham. Dengan demikian tingkat pengembalian (return) 16 kepada investor pun akan mengalami penurunan. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis Ha4 ditolak dan menerima hipotesis Ho4, yaitu variabel variabel Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menghasilkan keuntungan sehingga harga saham perusahaan tersebut juga mengalami kenaikan. Hasil ini dapat memberikan pengaruh terhadap investor untuk melakukan investasi sehingga para pemegang saham (investor) bersedia untuk membeli saham perusahaan. Dengan demikian, tingkat pengembalian (return) perusahaan terhadap para investor tersebut semakin besar. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis Ha5 dapat diterima, yaitu variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap signifikan return saham. 1. Hasil Uji F-test dengan menggunakan variabel independent LTDtER, ITO, NPM, EPS dan PER secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. 2. Hasil Uji t-test dengan menggunakan variabel independent LTDtER, ITO, NPM, EPS dan PER secara parsial mempunyai pengaruh yang berbedabeda yaitu, variabel LTDtER mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, variabel ITO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, variabel NPM mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, variabel EPS ITO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan variabel PER mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. 3. Variabel yang dominan mempengaruhi return saham Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah variabel Net Profit Margin (NPM). SIMPULAN DAN IMPLIKASI Implikasi Teoritis Hasil penelitian dengan menunjukkan bahwa variabel LTDtER, NPM, dan PER dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi oleh para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama untuk saham-saham pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga, hal ini dapat dilihat dari pengaruh signifikan ketiga variabel tersebut terhadap return saham. Sedangkan untuk variabel ITO dan EPS perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang pasti tentang pengaruh kedua variabel tersebut terhadap return saham. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2002 – 2011 dengan menggunakan variabel independent berupa LTDtER, ITO, NPM, EPS, dan PER serta variabel dependent berupa return saham dengan melalui Uji F-test untuk menguji secara simultan dan Uji t-test untuk menguji secara parsial dengan tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 17 keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini, antara lain: 1. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, hanya terbatas pada kinerja keuangan saja dan belum secara lengkap mencakup kinerja pasar perusahaan dan makro ekonomi secara global. 2. Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada perusahaan Kosmetik dan Barang Kepeluan Rumah Tangga saja serta belum seluruhnya mencakup perusahaan manufaktur sehingga jumlah sampel yang digunakan menjadi terbatas. 3. Variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas, sedangkan masih banyak variabel lain yang mungkin juga mempunyai pengaruh terhadap return saham. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi manajerial yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor Investor sebaiknya selalu memperhatikan dan menggunakan informasi tentang kinerja perusahaan (emiten) dari sisi rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio pasar, karena informasi tersebut mempunyai pengaruh terhadap return saham Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga. Hal ini bertujuan, agar para investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi pada sektor saham khususnya saham Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga. Disamping itu investor juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar kebijakan perusahaan, seperti faktor makro karena hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi pola perdagangan saham yang pada akhirnya berdampak pada perolehan return. 2. Bagi perusahaan Dalam mengendalikan kinerja keuangan, perusahaan juga harus memperhatikan rasio leverage, rasio profitabilitas serta rasio pasar. Hal ini bertujuan agar para investor selalu memperhatikan nilai saham perusahaan tersebut. Perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan baik akan berdampak pada harga saham yang semakin naik, sehingga tingkat pengembalian (return) saham akan dapat dinikmati oleh perusahaan maupun oleh investor. Agenda Penelitian Mendatang Berdasarkan hasil penelitian ini, maka terdapat beberapa agenda penelitian mendatang yang dapat dilakukan, antara lain: 1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan sampel Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga saja, tetapi juga industri kelompok lainnya serta menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil dari pengaruhnya dapat terlihat lebih jelas. 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas bahasan melalui aspek yang tidak hanya berupa aspek rasio saja tetapi juga menyangkut aspek inflasi dan tingkat suku bunga. 3. Mengeksplorasi lebih dalam mengenai hubungan masing-masing variabel, baik melalui faktor eksternal maupun internal perusahaan, karena masih Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, masih banyak 18 terdapat ketidakkonsistenan antar hasil penelitian. s.d 2006, Tesis Magister Manajemen, Semarang (tidak dipublikasiskan). Ganto, Jullimursyida. et al. 2008. “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap Return saham di Bursa Efek Indonesia”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, 8 (1), hal. 85-96. Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jogiyanto, Hartono. 2008. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Khodijah, Siti. 2010. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Perusahaan Yang Masuk Kategori Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia), Skripsi Manajemen, Program Sarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang (tidak dipublikasikan). Mangasa, Simatupang. 2010. Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana. Jakarta: Mitra Wacana Media. Mardiah, Siti., Bambang, Sugiarto., dan Dergibson, Siagian. 2006. “Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Swasta dengan Metode EVA dan MVA Terhadap Return Saham”, Akuntabilitas, 6 (1), hal. 97-104. DAFTAR PUSTAKA Aguslan. 2005. Analisis Pengaruh FaktorFaktor Fundamental Keuangan Terhadap Return Saham (Studi Komparatif Pada Sektor Manufaktur, Sektor Keuangan dan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi di Bursa Efek Jakarta), Tesis Magister Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang (tidak dipublikasikan). Agustinus, R., S., P. 2011. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2009-2010, Skripsi Akuntansi, Program Sarjana Universitas Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Jakarta (tidak dipublikasikan). Darsono, P. 2010. Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Nusantara Consulting. Esmando. 2011. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Telah Go Publik, Skripsi Mananjemen, Program Sarjana Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Jakarta (tidak dipublikasikan). Faried, R., Asbi. 2008. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEI Periode 2002 19 Mardiasmo. 2000. Akuntansi Keuangan Dasar, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Meythi. 2007. “Rasio Keuangan yang Paling Baik Untuk Memprediksi Return Saham: Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 9 (1), hal. 47-65. Momuat, Y., Sonja. 2005. Analisis Pengaruh Net Profit Margin, Longterm DebtTo Equity Ratio Dan Inventory Turnover Terhadap Return Saham Dengan Metode Intervaling (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ Periode Tahun 2001 s.d 2003), Tesis Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang (tidak dipublikasikan). Mukhtaruddin, dan Desmoon, K., Romalo. 2007. ”Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi, 1 (1), hal. 69-77. Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat Belas. Yogyakarta: Liberty. Netti, S., Siska. 2011. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2000-2009, Skripsi Manajemen, Program Sarjana Universitas Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Jakarta (tidak dipublikasikan). Nicky, N., SD., ST. 2008. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Studi Pada SahamSaham Real Estate And Property Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006), Tesis Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang (tidak dipublikasikan). Padan, P., Wahyuni. 2012. Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Skripsi Akuntansi, Program Sarjana Universitas Hasanudin, Makasar (tidak dipublikasikan). Poernamawatie, Fahmi. 2008. “Pengaruh Price Book Value Ratio (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Gajayana, 5 (2), hal. 105-118. Pratisto, Arif. 2010. Statistik Menjadi Mudah Dengan SPSS 17, Cetakan Kedua. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Sabar, Warsini. 2009. Manajemen Investasi. Jakarta: Semesta Media. 20