pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham perusahaan

advertisement
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN KOSMETIK DAN BARANG KEPERLUAN RUMAH
TANGGA TANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Dhimas Ari Mahardhika Putra (10208360)
Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Manajemen, Universitas Gunadarma 2012
ABSTRAKSI
Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini semakin meningkat, hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan baru yang berdiri dan berkembang untuk
memenuhi kebutuhan pasar sesuai dengan jenis usahanya masing-masing. Setiap perusahaan
pastilah membutuhkan modal untuk menjaga kelangsungan hidup usahanya, untuk mengatasi
hal tersebut perusahaan dapat menggunakan pasar modal sebagai salah satu tempat untuk
memperoleh tambahan dana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja
keuangan terhadap return saham Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah
Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Pusat
Referensi Pasar Modal (PRPM) dengan periode penelitian selama sepuluh tahun (20022011). Jumlah populasi penelitian ini adalah lima (5) perusahaan dan setelah melewati tahap
purposive sampling jumlah sampel menjadi tiga (3) perusahaan. Teknik analisa yang akan
dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel LTDtER, ITO, NPM, EPS dan PER
secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial
variabel LTDtER mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, variabel ITO tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham, variabel NPM mempunyai pengaruh
signifikan terhadap return saham, variabel EPS ITO tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham, dan variabel PER mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham.
Sedangkan variabel yang dominan mempengaruhi return saham adalah variabel NPM.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi yang terbentuk dari variabel
independent LTDtER, ITO, NPM, EPS dan PER dapat dijadikan dasar pertimbangan
pengambilan keputusan investasi bagi para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama
untuk saham-saham pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga.
Kata Kunci: Aktivitas, Leverage, Profitabilitas, dan Return Saham
1
ABSTRACT
At this time, the economic development of Indonesia is increasing, it is characterized
with the increasing number of new companies that established and grow to fulfill the market
needs according with each type of business. Every companies must be have need a capital to
maintain the viability of their business. To overcome this, the company could use capital
market as a place to obtain an additional funding. This research purposed to knowing the
influence of financial performance on stock return in cosmetics company and household
goods listed in Indonesia Stock Exchange (IDX).
Data was obtained from Indonesian Capital Market Directory (ICMD) and from
Capital Market Reference Center (PRPM) with a ten-year research period (2002-2011). The
population of this research is five (5) companies dan after passing the purposive judgement
sampling phase, the samples is become three (3) companies. The analysis technique that will
be used in this research is multiple linear regression to obtain the whole description about the
relationship between one variable with another variable.
The result of this research indicate that variable LTDtER, ITO, NPM, EPS and PER
simultaneously have a significant influence on stock return. Partially, variable LTDtER has a
significant influence on stock return, variable ITO has no significant influence on stock
return, variable NPM has a significant influence on stock return, variable EPS ITO has no
significant influence on stock return, and variable PER has a significant influence on stock
return. While the dominant variable that influence stock return is variable NPM. The
conclusion of this research shows that the regression model which formed from independent
variable LTDtER, ITO, NPM, EPS, and PER can be used as the basic considerations of
investment decision making for investor in Indonesia Stock Exchange (IDX), especially on
stocks in cosmetic company and household goods.
Keywords: Activity, Leverage, Profitability, and Stock Returns
dengan baik terhadap perusahaan yang
akan dibeli sahamnya sehingga para
investor dapat mengetahui tingkat
pengembalian (return) saham yang akan
dibelinya. Salah satu penilaian yang dapat
digunakan oleh para investor sebelum
membeli saham adalah dengan melihat
kinerja keuangan perusahaan melalui
laporan keuangannya, baik buruknya
kinerja keuangan suatu perusahaan dapat
dijadikan acuan bagi para investor dalam
melakukan pembelian saham perusahaan.
Investor biasanya tertarik dengan
saham yang memiliki return positif dan
tinggi
karena
akan
meningkatkan
kesejahteraan bagi investor tersebut. Jika
permintaan atas saham meningkat maka
PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak perusahaan
yang menggunakan pasar modal sebagai
tempat untuk memperoleh tambahan dana,
hal ini tidak terlepas dari peran para
investor yang melakukan transaksi di pasar
modal sehingga mendorong perusahaanperusahaan yang go public untuk menjual
sebagian sahamnya kepada masyarakat
(investor). Selain itu, meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk memperoleh
tambahan sumber pembiayaan selain di
bank dengan berinvestasi di pasar modal
menjadi alasan utama banyak perusahaan
yang menggunakan pasar modal. Sebelum
melakukan pembelian saham, para investor
terlebih dahulu melakukan penilaian
2
akan menyebabkan kenaikkan terhadap
harga saham, dalam hal ini pasar bereaksi
secara positif. Tetapi jika permintaan atas
saham menurun maka akan menyebabkan
penurunan terhadap harga saham, dalam
hal ini pasar bereaksi secara negatif.
Semakin banyak investor yang tertarik
untuk membeli suatu saham perusahaan,
maka harga saham tersebut cenderung
akan bergerak naik. Demikian juga
sebaliknya, semakin banyak investor yang
menjual saham suatu perusahaan, maka
harga saham tersebut cenderung akan
bergerak turun.
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan perusahaan manufaktur
yang bergerak dalam Industri Kosmetik
dan Barang Keperluan Rumah Tangga
yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penggunaan perusahaan
tersebut dikarenakan menurut Asosiasi
Industri, pasar kosmetik di Indonesia pada
tahun 2012 diperkirakan akan tumbuh di
atas 16,9% menjadi Rp 12,2 triliun dari
proyeksi tahun ini. Kenaikan tersebut di
dorong oleh peningkatan penggunaan
produk kosmetik di dalam negeri seiring
dengan naiknya daya beli masyarakat.
Berdasarkan penjelasan tersebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham Perusahaan Kosmetik Dan
Barang Keperluan Rumah Tangga
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI)”.
Perusahaan Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Mengetahui kinerja keuangan yang
terdiri dari rasio LTDtER, ITO, NPM,
EPS, dan PER berpengaruh secara
parsial
terhadap
return
saham
Perusahaan Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
3. Mengetahui variabel apakah yang
dominan mempengaruhi return saham
Perusahaan Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
TELAAH PUSTAKA
Pasar Modal
Pasar modal dan industri sekuritas
merupakan salah satu indikator untuk
menilai perekonomian suatu negara
berjalan baik atau tidak. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang masuk ke
pasar modal adalah perusahaan-perusahaan
besar dan kredibel di negara yang
bersangkutan, sehingga bila terjadi
penurunan kinerja pasar modal bisa
dikatakan telah terjadi pula penurunan di
sektor riil dan kondisi tersebut merupakan
signal
telah
terjadinya
penurunan
perekonomian suatu negara. Menurut Suad
Husnan (2005: 3), pasar modal adalah
pasar untuk berbagai instrumen keuangan
(atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk
hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public
authorities, maupun perusahaan swasta.
Sedangkan Menurut Tandelin (2010: 1),
pasar modal adalah pasar untuk
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kinerja keuangan yang
terdiri dari rasio LTDtER, ITO, NPM,
EPS, dan PER berpengaruh secara
simultan terhadap return saham
3
mempertemukan antara pihak yang
mempunyai kelebihan dana dengan pihak
yang membutuhkan dana dengan cara
memperjual belikan sekuritas. Berdasarkan
pengertian
tersebut,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
pasar
modal
merupakan tempat pertemuan untuk
melakukan transaksi antara pihak pencari
dana dengan pihak yang memiliki
kelebihan dana (surplus fund), atau tempat
yang berhubungan dengan kegiatan jual
beli saham, obligasi, reksadana maupun
instrumen keuangan jangka panjang
lainnya dari perusahaan yang menerbitkan
instrumen keuangan.
berkepentingan dalam laporan keuangan
seperti pemilik perusahaan, pemerintah,
kreditur, investor, dan pihak lainnya.
Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2009: 104), rasio
keuangan
merupakan
kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka
lainnya. Menurut Sutrisno (2009: 215),
analisis rasio keuangan suatu perusahaan
dapat digolongkan menurut sumber
darimana rasio dibuat, yaitu: Rasio neraca,
Rasio laporan laba rugi, dan Rasio
antarlaporan.
Laporan Keuangan
Sebelum mengambil keputusan
keuangan, terlebih dahulu seorang manajer
perlu memahami kondisi keuangan
perusahaannya, hal itu bertujuan agar
manajer dapat mengetahui perkembangan
yang telah dicapai oleh perusahaan serta
dapat mengetahui kondisi keuangan yang
ada dalam perusahaan. Menurut Darsono
(2010: 29), laporan keuangan ialah laporan
perusahaan yang disajikan dalam bentuk
neraca (balance sheet), perhitungan rugilaba (income statement), dan arus kas
(cash flows). Menurut Kasmir (2009: 7),
laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan
kondisi
keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
periode tertentu. Sedangkan enurut
Berdasarkan beberapa definisi tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
laporan
keuangan adalah laporan yang berisi
pencatatan atau ringkasan dari transaksitransaksi yang terdiri dari laporan neraca
dan laporan laba rugi yang terjadi selama
satu periode dan digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh manajer serta
dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
Return Saham
Return
merupakan
tingkat
pengembalian yang diperoleh pemodal
atas suatu investasi yang dilakukannya.
Tanpa adanya tingkat keuntungan yang
diperoleh dari suatu investasi, tentunya
investor tidak akan melakukan investasi.
Menurut Jogiyanto (2000: 107),
return merupakan hasil yang diperoleh
dari investasi yang berupa return realisasi
dan return ekspektasi. Berdasarkan
definisi di tersebut, dapat disimpulkan
bahwa return saham merupakan hasil yang
diperoleh dari tingkat pengembalian
investasi baik berupa keuntungan ataupun
kerugian yang menggambarkan perubahan
harga suatu saham dengan cara
menghitung selisih harga saham periode
berjalan dengan periode sebelumnya.
Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai
tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan suatu perusahaan.
Menurut Sutrisno (2009: 310), saham
merupakan surat bukti kepemilikan
4
perusahaan
atau
penyertaan
pada
perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT). Dari definisi tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa saham
adalah surat bukti kepemilikan seseorang
dalam suatu badan atau perusahaan dimana
nilai nominal dari kepemilikan tersebut
dapat berupa uang dan tercantum dalam
bentuk sertifikat saham.
Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian
ini adalah, sebagaiberikut:
Ha1
: Long Term Debt to Equiy Ratio
berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
Ha2
: Inventory Turn Over berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Ha3
: Net Profit Margin berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Ha4
: Earning Per Share berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Ha5
: Price Earning Ratio berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Harga Saham
Harga saham merupakan indikator
nilai perusahaan mendaftarkan sahamnya
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika pasar
menilai perusahaan penerbit saham dalam
kondisi baik maka biasanya harga saham
perusahaan yang bersangkutan akan baik.
Sebaliknya, jika perusahaan dinilai rendah
oleh pasar maka harga saham perusahaan
tersebut akan turun bahkan mungkin akan
lebih rendah dari harga saham dipasar
perdana. Menurut Widoatmojo (2007: 3),
harga di Bursa Efek ditentukan oleh
kekuatan pasar, dalam artian tergantung
kekuatan permintaan (penawaran beli)
dengan penawaran (penawaran jual).
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan
penulis dalam penelitian ini adalah
explanatory survey (penjelasan), yaitu
jenis penelitian ini yang memberikan
jawaban atas masalah yang sedang
dihadapi dengan menjelaskan hubungan
kausal atau sebab akibat antara variabelvariabel melalui pengujian hipotesis.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Long Term Debt to Equity Ratio
(LDTtER)
merupakan
rasio
yang
digunakan untuk mengukur kemampuan
modal sendiri (equity) untuk dijadikan
jamninan
hutang
jangka
panjang
perusahaan. Inventory Turnover (ITO)
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanam
dalam persediaan (inventory) ini berputar
dalam satu periode. Net Profit Margin
(NPM) merupakan rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih atas total penjualan usaha yang
dicapai oleh perusahaan. Earning Per
Risiko Kepemilikan Saham
Menurut Weston dan Van Horne
(2004: 16), saham dikenal dengan
karakteristik “imbal hasil tinggi, risiko
tinggi” (high risk, high return). Artinya,
saham merupakan surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan dan
potensi risiko yang tinggi. Saham
memungkinkan
investor
untuk
mendapatkan imbal hasil atau capital gain
yang besar dalam waktu singkat. Namun,
seiring fluktuasinya harga saham, maka
saham juga dapat membuat investor
mengalami kerugian besar dalam waktu
singkat.
5
Share
(EPS)
merupakan
ukuran
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan keuntungan per lembar
saham pemilik.
Price Earning Ratio
(PER) digunakan untuk mengukur
seberapa besar perbandingan antara harga
saham perusahaan dengan keuntungan
yang akan diperoleh oleh para pemegang
saham. Sedangkan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Return saham (Y),
yaitu tingkat pengembalian saham yang
diharapkan atas investasi yang dilakukan
dalam saham atau beberapa kelompok
saham melalui suatu portofolio.
Sampel adalah obyek yang
diobservasi yang merupakan bagian dari
populasi atau obyek penelitian dengan
tujuan memperoleh gambaran mengenai
seluruh obyek. Teknik pemilihan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan purposive sampling.
Perusahaan yang dimasukkan ke dalam
sampel adalah perusahaan manufaktur
yang bergerak dalam bidang Kosmetik dan
Barang Keperluan Rumah Tangga yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
perusahaan menerbitkan laporan keuangan
dan memiliki saham aktif selama sepuluh
tahun berturut-turut yaitu dari periode
2002-2011, dan laporan keuangan
perusahaan yang menjadi sampel memiliki
tahun fiskal yang berakhir pada 31
Desember. Berdasarkan hasil teknik
purposive sampling, maka terdapat 3
perusahaan yang bisa dijadikan sampel
dalam penelitian ini, yaitu PT Mandom
Indonesia Tbk (TCID), PT Unilever
Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Mustika
Ratu Tbk (MRAT).
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif,
berupa data sekunder dari 3 Perusahaan
Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah
Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), yaitu PT. Mandom
Indonesia Tbk, PT. Unilever Indonesia
Tbk, dan PT. Mustika Ratu Tbk. Data
sekunder biasanya didapatkan dari
publikasi-publikasi dan data dokumenter
yang dipublikasikan maupun tidak
dipublikasikan.
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), Pusat Referensi Pasar Modal
(PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dan publikasi-publikasi lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penulisan ilmiah
ini,
penulis
menggunakan
metode
pengumpulan data, berupa studi lapangan
dan studi kepustakaan.
Model Analisis Data
Model
Analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
model regresi linier berganda yang
dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5
X5 + e
Keterangan:
Y
= Return Saham
a
= Konstanta
X1
= LTDtER
X2
= NPM
Populasi Dan Sampel
Populasi yang digunakan adalah
Perusahaan
Kosmetik
dan
Barang
Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
memiliki saham aktif selama sepuluh
tahun berturut-turut yaitu dari periode
2002-2011.
6
X4
X5
b1, b2,.. b5
= EPS
= PER
= Koefisien regresi parsial
untuk masing-masing
variabel X1, X2, X3, X4,
dan X5
e
= Faktor Pengganggu
 Jika DW terletak antara dL dn dU
atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka
tidak menghasilkan kesimpulan yang
pasti.
3. Uji multikolinieritas, dilakukan untuk
melihat apakah ada korelasi yang erat
antar variabel bebas yang akan
digunakan dalam suatu regresi. Regresi
yang baik adalah suatu regresi yang
tidak
memiliki
multikolinearitas
didalamnya
sehingga
tidak ada
gangguan yang diharapkan akan terjadi
pada regresi tersebut. Hair et al dalam
Priyatno (2009: 147), menuliskan
bahwa variabel yang menyebabkan
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
tolerance yang lebih kecil daripada 0,1
atau nilai VIF yang lebih besar daripada
nilai 10.
4. Uji heteroskedastisitas, dilakukan untuk
melihat apakah pengambilan sampel
dilakukan dengan benar pada populasi
yang tepat atau dengan kata lain,
apakah terjadi ketidaksamaan varians
dari residual regresi tersebut. Suatu
model regresi yang baik apabila
didalamnya
tidak
diperoleh
heteroskedastisitas
melainkan
homokedastisitas.
Heterokedastisitas
akan muncul apabila terdapat pola
tertentu antar keduanya, seperti pola
bergelombang dan kontinyu atau
menyempit atau melebar yang teratur.
Homokedastisitas akan muncul apabila
tidak diperoleh pola yang jelas atau
titik-titik yang diperoleh menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian jenis ini digunakan
untuk menguji asumsi, apakah model
analisis regresi berganda yang digunakan
dalam penelitian ini layak atau tidak. Uji
asumsi
klasik
digunakan
untuk
memastikan bahwa data yang dihasilkan
berdistribusi normal. Dalam penelitian ini
ada empat uji asumsi klasik yang
digunakan, yaitu:
1. Uji normalitas, dilakukan untuk melihat
apakah model regresi yang digunakan
memiliki residual yang terdistribusi
secara normal. Suatu regresi apabila
didapatkan residual yang tidak tersebar
secara
normal,
maka
akan
menghasilkan regresi yang tidak baik
atau tidak konsisten dan efisien.
2. Uji autokorelasi, bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Untuk mengetahui ada
atau tidaknya autokorelasi, maka
pengujian
dilakukan
dengan
membandingkan tabel Durbin-Watson
dengan kriteria perhitungan. Kriteria
perhitungan yang dipakai menurut
Priyatno (2009: 145) adalah sebagai
berikut:
 Jika DW < dL atau DW > 4-dL,
berarti terdapat autokorelasi.
 Jika DW terletak antara dU dan 4dU, berarti tidak ada autokorelasi.
Uji Hipotesis
Dalam menguji hipotesis penelitian
ini, penulis menggunakan analisis regresi
untuk mengukur ketepatan fungsi regresi
7
dalam menaksir nilai aktual. Ketepatan
fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual
dapat diukur dari Goodness of fitnya dan
secara statistik dapat diukur dari koefisien
determinasi (R2), nilai statistik F-test dan
nilai statistik t-test (Ghozali, 2005).
Keputusan:
Jika Fhitung > Ftabel, Ho ditolak dan
sebaliknya, Jika Fhitung < Ftabel, Ho
diterima.
Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t/t-test)
Uji
t-test
digunakan
untuk
mengetahui apakah secara parsial variabel
independent
mempunyai
pengaruh
terhadap variabel dependent. Uji t-test ini
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independent secara individual
dalam menerangkan variasi variabel
dependent.
Penggunaan t-test adalah dengan
memperbandingkan antara nilai t hasil
perhitungan dan nilai ttabel. Nilai thitung
dapat dicari dengan rumus:
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) adalah
mengukur seberapa jauh kemempuan
model dalam menerangkan variasi dari
variabel dependent. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil menunjukkan
kemampuan variabel-variabel independent
dalam menjelaskan variabel dependent
amat terbatas.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik
F/F-test)
Uji statistik F (F-test) digunakan
untuk mengetahui apakah variabel-variabel
independent yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependent.
Penggunaan F-test adalah dengan
memperbandingkan antara nilai F hasil
perhitungan dan nilai Ftabel. Nilai Fhitung
dapat dicari dengan rumus:
Keputusan:
Jika thitung > ttabel , Ho ditolak dan
sebaliknya, Jika thitung < ttabel, Ho diterima.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data Deskriptif
Berdasarkan data deskriptif dari variabel-variabel penelitian yang terdiri dari variabel
dependent (variabel terikat) yaitu berupa Return Saham dan variabel independent (variabel
bebas) yaitu berupa LTDtER, ITO, NPM, EPS, dan PER, maka dapat dilihat hasil dari
analisis deskriptif statistik yang meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai
maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi untuk masing-masing variabel sebagai
berikut:
8
Tabel 4.1
Hasil Analisis Deskriptif Data
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas,
terlihat bahwa nilai return saham terendah
(minimum) sebesar ‐1,14 yang dimiliki
oleh PT. Mandom Indonesia Tbk pada
periode 2008, dan nilai tertinggi
(maximum) sebesar 4,78 dimiliki oleh PT.
Mustika Ratu Tbk pada periode 2002.
Sedangkan nilai return saham rata‐rata
(mean) sebesar 0,5990 dan nilai standar
deviasi return saham adalah sebesar
1,1107.
Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas,
terlihat bahwa nilai Long Term Debt to
Equity
Ratio
(LTDtER)
terendah
(minimum) adalah sebesar 0,004 yang
dimiliki oleh PT.Mustika Ratu Tbk pada
periode 2002, dan nilai tertinggi
(maximum) sebesar 0,99 dimiliki oleh PT.
Unilever Indonesia Tbk pada periode
2008. Sedangkan nilai rata-rata (mean)
adalah sebesar 0,04430 dan nilai standar
deviasi adalah sebesar 0,024407.
Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas,
terlihat bahwa nilai Inventory Turnover
(ITO) terendah (minimum) adalah sebesar
2,04 yang dimiliki oleh PT.Mustika Ratu
Tbk pada periode 2002, dan nilai tertinggi
(maximum) sebesar 26,87 dimiliki oleh
PT. Unilever Indonesia Tbk pada periode
2008. Sedangkan nilai rata-rata (mean)
diperoleh sebesar 5,1222 dan nilai standar
deviasi sebesar 4,52789.
Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas,
terlihat bahwa nilai Net Profit Margin
(NPM) terendah (minimum) adalah
sebesar 0,01 yang dimiliki oleh
PT.Mustika Ratu Tbk pada periode 2006,
dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,18
dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk
pada periode 2011. Sedangkan nilai ratarata (mean) sebesar 0,1035 dan nilai
standar deviasi diperoleh sebesar 0,04549.
Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas,
terlihat bahwa nilai Earning per Share
(EPS) terendah (minimum) adalah sebesar
19,88 yang dimiliki oleh PT.Mustika Ratu
Tbk pada periode 2005, dan nilai tertinggi
(maximum) sebesar 696,48 dimiliki oleh
PT. Mandom Indonesia Tbk pada periode
2011. Sedangkan nilai rata-rata (mean)
diperoleh sebesar 295,5720 dan nilai
standar deviasinya sebesar 236,78755.
Berdasarkan hasil Tabel 4.1 di atas,
terlihat bahwa nilai Price Earning Ratio
(PER) terendah (minimum) adalah sebesar
2,92 yang dimiliki oleh PT. Mustika Ratu
Tbk pada periode 2008, dan nilai tertinggi
(maximum) sebesar 37,17 dimiliki oleh
PT. Unilever Indonesia Tbk pada periode
2010. Sedangkan nilai rata‐rata (mean)
9
diperolehg sebesar 15,2465 dan nilai
standar deviasinya sebesar 8,91745.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan
berdistribusi normal. Model analisis regresi berganda dapat disebut sebagai model yang layak
jika model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yang dapat
dicapai dengan memenuhi asumsi klasik. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
Persamaan semi-Log, sehingga persamaan regresinya menjadi R = f (Ln_LTDtER, Ln_ITO,
Ln_NPM, Ln_EPS, Ln_PER).
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan
memiliki residual yang terdistribusi secara normal. Hasil uji ini dapat di lihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
Dari hasil yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S)
nilai probabilitas signifikan (Asymp. Sig) adalah sebesar 0,775. Karena nilai p atau Asymp.
Sig > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas
dan berdistribusi secara normal.
Uji Multikolinieritas
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi yang erat antar variabel bebas
yang akan digunakan dalam suatu regresi. Regresi yang baik adalah suatu regresi yang tidak
memiliki multikolinearitas didalamnya sehingga tidak ada gangguan yang diharapkan akan
terjadi pada regresi tersebut.
10
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa data dari variabel independent setelah
dilakukan transformasi Logaritma Natural menunjukkan bahwa semua variabel bebas
memiliki nilai Tolerance berada di bawah angka 1 dan nilai VIF lebih kecil dari angka 10.
Dengan demikian dalam model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas.
Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Hasil uji ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokolerasi
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa nilai hitung Durbin-Watson yang
diperoleh sebesar 1,948. Jika dibandingkan dengan menggunakan nilai tabel dengan
menggunakan signifikansi 0,05 dan jumlah data sebanyak 30 (n), maka diperoleh nilai
DW‐tabel: dl (batas luar) = 1,071; du (batas dalam) = 1,833; 4 – du = 2,167 dan 4 – dl =
2,929. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa DW‐test tidak terjadi
masalah autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah pengambilan sampel dilakukan dengan benar
pada populasi yang tepat atau dengan kata lain, apakah terjadi ketidaksamaan varians dari
11
residual regresi tersebut. Hasil dari uji ini dapat dilihat dari plot grafik atau hubungan antara
variabel terikatnya dengan nilai residualnya, seperti gambar di bawah ini:
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil Gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa grafik scatterplot memiliki
titik‐titik yang menyebar secara acak, tidak teratur serta tidak memiliki pola yang jelas, dan
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi
Pengolahan data dengan menggunakan rumus regresi linier berganda serta dibantu
dengan menggunakan software Statistic Package for Sosial Scince (SPSS) versi 17, diperoleh
hasil seperti terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Regresi
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa persamaan regresi pengaruh
kinerja keuangan terhadap return saham adalah:
Return = -6,630 – 1,800 LnLTDtER + 0,49 LnITO + 1,067 LnNPM + 0,330 LnEPS +
0,812 LnPER + e
12
Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menunjukkan seberapa besar prosentase
variasi variabel independent (X) yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi
model dependent (Y). Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) dapat di lihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R2)
yang dihasilkan sebesar 0,577 atau 57,7%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel independent yang digunakan berupa LTDtER, ITO, NPM,
EPS, dan PER terhadap variabel dependent return saham sebesar 57,7%. Sedangkan sisanya
yaitu 0,423 atau 42,3% dipengaruhi atau dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
Pengujian Signifikansi Secara Simultan (Uji F-test)
Uji statistik F (F-test) digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel
independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependent. Hasil pengujian ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji F-test
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa nilai Fhitung yang dihasilkan
adalah sebesar 6,555 dengan signifikansi 0,001. Karena tingkat signifikansi yang dihasilkan
jauh lebih kecil dari yang ditentukan yaitu 0,05 (5%) atau nilai Fhitung = 6,555 lebih besar dari
nilai Ftabel = 2,149; maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini secara
simultan berpengaruh terhadap return saham.
13
Pengujian Signifikansi Secara Parsial (Uji t-test)
Uji t-test digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independent
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent. Uji t-test ini menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependent. Hasil dari Uji t-test dapat di lihat pada table di bawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji t-test
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
1. Pengaruh Long Term Debt to Equity
Ratio (LTDtER) terhadap Return
Saham
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh nilai t (thitung) sebesar -5,220
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000
(di bawah 0,05) atau thitung = -5,220 lebih
kecil dari ttabel = 2,064. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel
LTDtER berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Sonja
Yvonne Momuat (2005). Tanda negatif
pada nilai t-test menunjukkan bahwa arah
pengaruh variabel independent LTDtER
terhadap variabel dependent return saham
adalah negatif, sehingga apabila terjadi
peningkatan
LTDtER
maka
akan
mengakibatkan penurunan terhadap return
saham.
(di atas 0,05) atau thitung = 0,111 lebih kecil
dari ttabel = 2,064. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel ITO tidak
berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Saniman Widodo
(2007), tetapi tidak sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Sonja
Yvonne Momuat (2005). Tanda positif
pada nilai t-test menunjukkan bahwa arah
pengaruh variabel independent ITO
terhadap variabel dependent return saham
adalah positif, sehingga apabila terjadi
peningkatan ITO maka return saham juga
akan semakin meningkat.
3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM)
terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh nilai t (thitung) sebesar 2,165
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,041
(di bawah 0,05) atau thitung = 2,165 lebih
besar dari ttabel = 2,064. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel NPM
berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian
2. Pengaruh Inventory Turnover (ITO)
terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh nilai t (thitung) sebesar 0,111
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,912
14
yang telah dilakukan oleh Sonja Yvonne
Momuat (2005), tetapi tidak sejalan
dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Yeye Susilowati dan Asbi Rachman
Faried (2008). Tanda positif pada nilai ttest menunjukkan bahwa arah pengaruh
variabel independent NPM terhadap
variabel dependent return saham adalah
positif,
sehingga
apabila
terjadi
peningkatan NPM maka return saham juga
akan semakin meningkat.
variabel dependent return saham adalah
positif. Namun demikian, variabel EPS
masih tetap dapat menjadi acuan bagi para
investor untuk menilai pengaruh kinerja
keuangan terhadap return saham.
5. Pengaruh Price Earning Ratio (PER)
terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh nilai t (thitung) sebesar 2,664
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014
(di bawah 0,05) atau thitung = 2,664 lebih
besar dari ttabel = 2,064. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel PER
berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Fahmi
Poernamawatie (2008), tetapi tidak sejalan
dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Siti Khodijah (2010). Tanda positif
pada nilai t-test menunjukkan bahwa arah
pengaruh variabel independent PER
terhadap variabel dependent return saham
adalah positif, sehingga apabila terjadi
peningkatan nilai PER maka return saham
juga akan semakin meningkat.
4. Pengaruh Earning Per Share (EPS)
terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh nilai t (thitung) sebesar 1,693
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,103
(di atas 0,05) atau thitung = 1,693 lebih kecil
dari ttabel = 2,064. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel EPS tidak
berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Siti Khodijah
(2010). Tanda positif pada nilai t-test
menunjukkan bahwa arah pengaruh
variabel independent EPS terhadap
Koefisien Beta
Koefisien Beta digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent)
yang digunakan dapat mempengaruhi secara dominan variabel terikat (dependent). Hasil ini
terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9
Koefisien Beta
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS
15
Berdasarkan hasil Tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa variabel independent yang
dominan mempengaruhi variabel dependent return saham adalah variabel Net Profit Margin
(NPM) dengan nilai Koefisien Beta sebesar 0,544 dan merupakan nilai tertinggi
dibandingkan dengan nilai variabel independent yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel Net Profit Margin (NPM) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap return
saham.
Pembahasan
Hasil
penelitian
dengan
menggunakan variabel Inventory Turnover
(ITO) menunjukkan bahwa ITO tidak
berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Hal ini dikarenakan cadangan
untuk persediaan yang telah usang dan
tidak terpakai sehingga menyebabkan
tingkat
perputaran
yang
dimiliki
perusahaan menjadi lambat, selain itu
adanya persediaan yang dipertanggungkan
terhadap risiko kehilangan akibat bencana
alam, kebakaran, dan risiko lainnya ikut
memperlambat
perputaran persediaan
yang diharapkan untuk cepat menjadi kas.
Walaupun perusahaan telah mampu
bekerja secara efisien untuk mengimbangi
tingkat penjualan yang telah ditentukan,
namun hal tersebut belum cukup untuk
mempengaruhi nilai return saham. Hasil
ini juga berdampak pada harga saham
yang rendah serta tingkat pengembalian
saham (return) kepada para pemegang
saham juga ikut menurun. Namun
demikian, hasil ini juga masih dapat
memberikan signal positif bagi para
pemegang saham (investor) untuk
membeli saham perusahaan. Berdasarkan
hal tersebut, variabel ITO masih dapat
menjadi acuan bagi para investor untuk
menilai kinerja keuangan terhadap return
saham. Dengan demikian hipotesis Ha2
ditolak dan menerima hipotesis Ho2, yaitu
variabel Inventory Turnover (ITO) tidak
berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Hal ini dikarenakan perusahaan
mampu menghasilkan keuntungan serta
mampu melakukan efisiensi biaya dan
beban yang berkaitan dengan penjualan
yaitu dengan menurunkan beban relatifnya
terhadap penjualan sehingga perusahaan
memiliki dana lebih yang dapat digunakan
untuk kegiatan usaha lainnya. Hasil ini
dapat memberikan pengaruh terhadap
investor untuk melakukan investasi
sehingga para pemegang saham (investor)
bersedia untuk membeli saham dengan
harga tinggi dan nilai NPM yang tinggi,
akibatnya tingkat pengembalian (return)
perusahaan terhadap investor tersebut
semakin
besar.
Dengan
demikian,
hipotesis Ha3 dapat diterima, yaitu variabel
Net Profit Margin (NPM) berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Hasil
penelitian
dengan
menggunakan variabel Earning Per Share
(EPS) menunjukkan bahwa EPS tidak
berpengaruh signifikan terhadap return
saham, hal ini disebabkan oleh adanya data
perusahaan yang mengalami fluktuasi.
Dengan adanya data yang mengalami
fluktuasi tersebut para investor tidak ingin
menanamkan sahamnya pada perusahaan
yang memiliki nilai EPS rendah, akibatnya
laba
perusahaan
akan
mengalami
penurunan dan nilai EPS tidak lagi
mempengaruhi harga saham. Dengan
demikian tingkat pengembalian (return)
16
kepada investor pun akan mengalami
penurunan. Berdasarkan hal tersebut, maka
hipotesis Ha4 ditolak dan menerima
hipotesis Ho4, yaitu variabel variabel
Earning Per Share (EPS)
tidak
berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variable Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Hal ini disebabkan karena
perusahaan
mampu
menghasilkan
keuntungan sehingga harga saham
perusahaan tersebut juga mengalami
kenaikan. Hasil ini dapat memberikan
pengaruh
terhadap
investor
untuk
melakukan investasi sehingga para
pemegang saham (investor) bersedia untuk
membeli saham perusahaan. Dengan
demikian, tingkat pengembalian (return)
perusahaan terhadap para investor tersebut
semakin besar. Berdasarkan hal tersebut,
maka hipotesis Ha5 dapat diterima, yaitu
variabel Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh terhadap signifikan return
saham.
1. Hasil Uji F-test dengan menggunakan
variabel independent LTDtER, ITO,
NPM, EPS dan PER secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
2. Hasil Uji t-test dengan menggunakan
variabel independent LTDtER, ITO,
NPM, EPS dan PER secara parsial
mempunyai pengaruh yang berbedabeda
yaitu,
variabel
LTDtER
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap return saham, variabel ITO
tidak berpengaruh signifikan terhadap
return
saham,
variabel
NPM
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap return saham, variabel EPS
ITO tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham, dan variabel
PER mempunyai pengaruh signifikan
terhadap return saham.
3. Variabel yang dominan mempengaruhi
return saham Perusahaan Kosmetik dan
Barang Keperluan Rumah Tangga yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) adalah variabel Net Profit Margin
(NPM).
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Implikasi Teoritis
Hasil
penelitian
dengan
menunjukkan bahwa variabel LTDtER,
NPM, dan PER dapat dijadikan dasar
pertimbangan
untuk
pengambilan
keputusan investasi oleh para investor di
Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama
untuk saham-saham pada Perusahaan
Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah
Tangga, hal ini dapat dilihat dari pengaruh
signifikan ketiga variabel tersebut terhadap
return saham. Sedangkan untuk variabel
ITO dan EPS perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang
pasti tentang pengaruh kedua variabel
tersebut terhadap return saham.
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan
yang
telah
dilakukan
mengenai Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham Perusahaan
Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah
Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2002 –
2011 dengan menggunakan variabel
independent berupa LTDtER, ITO, NPM,
EPS, dan PER serta variabel dependent
berupa return saham dengan melalui Uji
F-test untuk menguji secara simultan dan
Uji t-test untuk menguji secara parsial
dengan tingkat signifikan 5%, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
17
keterbatasan
yang
dimiliki
dalam
penelitian ini, antara lain:
1. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini, hanya terbatas pada
kinerja keuangan saja dan belum secara
lengkap mencakup kinerja pasar
perusahaan dan makro ekonomi secara
global.
2. Penelitian yang dilakukan hanya
terbatas pada perusahaan Kosmetik dan
Barang Kepeluan Rumah Tangga saja
serta belum seluruhnya mencakup
perusahaan
manufaktur
sehingga
jumlah sampel yang digunakan menjadi
terbatas.
3. Variabel-variabel
bebas
yang
digunakan dalam penelitian ini masih
terbatas, sedangkan masih banyak
variabel lain yang mungkin juga
mempunyai pengaruh terhadap return
saham.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka implikasi manajerial
yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Investor
Investor
sebaiknya
selalu
memperhatikan dan menggunakan
informasi tentang kinerja perusahaan
(emiten) dari sisi rasio leverage, rasio
profitabilitas, dan rasio pasar, karena
informasi
tersebut
mempunyai
pengaruh terhadap return saham
Perusahaan Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga. Hal ini
bertujuan, agar para investor dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam
berinvestasi pada sektor saham
khususnya saham Perusahaan Kosmetik
dan Barang Keperluan Rumah Tangga.
Disamping itu investor juga harus
mempertimbangkan faktor-faktor lain
di luar kebijakan perusahaan, seperti
faktor makro karena hal ini secara tidak
langsung akan mempengaruhi pola
perdagangan saham yang pada akhirnya
berdampak pada perolehan return.
2. Bagi perusahaan
Dalam
mengendalikan
kinerja
keuangan, perusahaan juga harus
memperhatikan rasio leverage, rasio
profitabilitas serta rasio pasar. Hal ini
bertujuan agar para investor selalu
memperhatikan nilai saham perusahaan
tersebut. Perusahaan yang mempunyai
kinerja keuangan baik akan berdampak
pada harga saham yang semakin naik,
sehingga tingkat pengembalian (return)
saham akan dapat dinikmati oleh
perusahaan maupun oleh investor.
Agenda Penelitian Mendatang
Berdasarkan hasil penelitian ini,
maka terdapat beberapa agenda penelitian
mendatang yang dapat dilakukan, antara
lain:
1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
tidak hanya menggunakan sampel
Perusahaan Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga saja, tetapi
juga industri kelompok lainnya serta
menggunakan periode pengamatan
yang lebih panjang sehingga hasil dari
pengaruhnya dapat terlihat lebih jelas.
2. Penelitian
selanjutnya
sebaiknya
memperluas bahasan melalui aspek
yang tidak hanya berupa aspek rasio
saja tetapi juga menyangkut aspek
inflasi dan tingkat suku bunga.
3. Mengeksplorasi lebih dalam mengenai
hubungan masing-masing variabel, baik
melalui faktor eksternal maupun
internal perusahaan, karena masih
Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilakukan,
masih
banyak
18
terdapat ketidakkonsistenan antar hasil
penelitian.
s.d
2006,
Tesis
Magister
Manajemen,
Semarang
(tidak
dipublikasiskan).
Ganto, Jullimursyida. et al. 2008.
“Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Perusahaan Manufaktur Terhadap
Return saham di Bursa Efek
Indonesia”, Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi, 8 (1), hal.
85-96.
Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto, Hartono. 2008. Teori Portofolio
Dan Analisis Investasi. BPFE
Yogyakarta, Yogyakarta.
Jumingan. 2009. Analisis Laporan
Keuangan,
Cetakan
Ketiga.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kasmir.
2010.
Analisis
Laporan
Keuangan, Cetakan Keempat.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Khodijah, Siti. 2010. Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaan Terhadap
Return Saham Di Bursa Efek
Indonesia (Studi Pada Perusahaan
Yang Masuk Kategori Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia),
Skripsi
Manajemen,
Program
Sarjana Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, Malang
(tidak dipublikasikan).
Mangasa, Simatupang. 2010.
Pengetahuan Praktis Investasi
Saham dan Reksa Dana. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Mardiah, Siti., Bambang, Sugiarto., dan
Dergibson,
Siagian.
2006.
“Analisis Kinerja Bank Pemerintah
dan Swasta dengan Metode EVA
dan MVA Terhadap Return
Saham”, Akuntabilitas, 6 (1), hal.
97-104.
DAFTAR PUSTAKA
Aguslan. 2005. Analisis Pengaruh FaktorFaktor Fundamental Keuangan
Terhadap Return Saham (Studi
Komparatif
Pada
Sektor
Manufaktur, Sektor Keuangan dan
Sektor Perdagangan, Jasa dan
Investasi di Bursa Efek Jakarta),
Tesis Magister Akuntansi, Program
Pascasarjana
Universitas
Diponegoro, Semarang (tidak
dipublikasikan).
Agustinus, R., S., P. 2011. Pengaruh Price
Earning Ratio (PER) Dan Earning
Per Share (EPS) Terhadap Return
Saham
Pada
Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) 2009-2010, Skripsi
Akuntansi,
Program
Sarjana
Universitas Universitas Persada
Indonesia Y.A.I, Jakarta (tidak
dipublikasikan).
Darsono, P. 2010. Manajemen Keuangan,
Cetakan
Pertama.
Jakarta:
Nusantara Consulting.
Esmando. 2011. Pengaruh Debt To Equity
Ratio, Return On Asset, Return On
Equity, Dan Price Earning Ratio
Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan
Makanan
Dan
Minuman Yang Telah Go Publik,
Skripsi Mananjemen, Program
Sarjana
Universitas
Persada
Indonesia Y.A.I, Jakarta (tidak
dipublikasikan).
Faried, R., Asbi. 2008. Analisis Pengaruh
Faktor Fundamental Dan Nilai
Kapitalisasi
Pasar
Terhadap
Return
Saham
Perusahaan
Manufaktur Di BEI Periode 2002
19
Mardiasmo. 2000. Akuntansi Keuangan
Dasar,
Cetakan
Pertama.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Meythi. 2007. “Rasio Keuangan yang
Paling Baik Untuk Memprediksi
Return Saham: Suatu Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”,
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 9 (1),
hal. 47-65.
Momuat, Y., Sonja. 2005. Analisis
Pengaruh Net Profit Margin,
Longterm DebtTo Equity Ratio
Dan Inventory Turnover Terhadap
Return Saham Dengan Metode
Intervaling
(Studi
Kasus
Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEJ Periode Tahun
2001 s.d 2003), Tesis Magister
Manajemen, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang
(tidak dipublikasikan).
Mukhtaruddin, dan Desmoon, K., Romalo.
2007. ”Pengaruh Return On Assets
(ROA), Return On Equity (ROE),
Debt To Equity Ratio (DER), Dan
Book Value (BV) Per Share
Terhadap Harga Saham Properti Di
BEJ”, Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Akuntansi, 1 (1),
hal. 69-77.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan
Keuangan, Edisi Keempat Belas.
Yogyakarta: Liberty.
Netti, S., Siska. 2011. Analisis Pengaruh
Faktor Fundamental Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan
Farmasi Yang Terdaftar Di BEI
Periode
2000-2009,
Skripsi
Manajemen, Program Sarjana
Universitas Universitas Persada
Indonesia Y.A.I, Jakarta (tidak
dipublikasikan).
Nicky, N., SD., ST. 2008. Analisis FaktorFaktor
Yang
Mempengaruhi
Return Saham (Studi Pada SahamSaham Real Estate And Property
Di Bursa Efek Indonesia Periode
2004-2006),
Tesis
Magister
Manajemen, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang
(tidak dipublikasikan).
Padan, P., Wahyuni. 2012. Pengaruh
Informasi Keuangan Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di
Bursa Efek Jakarta, Skripsi
Akuntansi,
Program
Sarjana
Universitas Hasanudin, Makasar
(tidak dipublikasikan).
Poernamawatie, Fahmi. 2008. “Pengaruh
Price Book Value Ratio (PBV) dan
Price Earning Ratio (PER)
terhadap Return Saham pada
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,
Jurnal Manajemen Gajayana, 5
(2), hal. 105-118.
Pratisto, Arif. 2010. Statistik Menjadi
Mudah Dengan SPSS 17, Cetakan
Kedua. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa
Statistik Data Dengan SPSS.
Yogyakarta: Mediakom.
Sabar, Warsini. 2009. Manajemen
Investasi. Jakarta: Semesta Media.
20
Download