P U T U S A N - Pengadilan Tinggi Medan

advertisement
PUTUSAN
Nomor : 726/PID/2015/PT.MDN.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana
dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara Terdakwa :
Nama lengkap
: SUGIONO.
Tempat lahir
: Medan.
Umur / Tgl. lahir
: 68 tahun / 06 Agustus 1948.
Jenis kelamin
: Laki-laki.
Kebangsaan
: Indonesia.
Tempat tinggal
: Alamat sesuai KTP : KP Bendungan RT/RW 002/002
Kel. Ragunan Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan
Jalan Ampera Raya Gg. Kancil No. 25 Kel. Ragunan
Pasar Minggu Jakarta, Jalan Wahidin No. 9 J Kel.
Sungai Rengas I Kec. Medan Kota.
Agama
: Islam.
Pekerjaan
: Wiraswasta.
Telah ditahan berdasarkan Surat Perintah/ Penetapan Penahanan :
1. Penyidik, sejak tanggal 18 Mei 2015 sampai dengan tanggal 06 Juni 2015;
2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum, sejak tanggal 07 Juni 2015
sampai dengan tanggal 16 Juli 2015;
3. Penuntut Umum, sejak tanggal 15 Juli 2015 sampai dengan tanggal 03 Agustus
2015;
4. Hakim Pengadilan Negeri Medan, sejak tanggal 28 Juli 2015 sampai dengan
tanggal 26 Agustus 2015;
5. Wakil Ketua Pengadilan Negeri Medan, sejak tanggal 27 Agustus 2015 sampai
dengan tanggal 25 Oktober 2015;
6. Hakim Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal 20 Oktober 2015 sampai
dengan tanggal 18 Nopember 2015;
7. Perpanjangan Penahanan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal
19 Nopember 2015 sampai dengan tanggal 17 Januari 2016;
-2-
Pengadilan Tinggi tersebut;
Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 23
Nopember 2015 nomor : 726/PID/2015/PT.MDN, serta berkas perkara Pengadilan
Negeri
Medan
nomor
:
2061/Pid.B/2015/PN.Mdn,
dan
surat-surat
yang
bersangkutan dengan perkara tersebut;
Membaca surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Medan,
yang mendakwa Terdakwa sebagai berikut :
Bahwa ia terdakwa Sugiono pada hari Rabu tanggal 26 Pebruari 2014
sekira pukul 14.00 wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2014
bertempat di Ruang Persidangan Cakra II Pengadilan Negeri Medan Jalan
Pengadilan Nomor 8 Medan atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, dengan sengaja
menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah surat itu asli dan tidak
dipalsukan dalam hal mempergunakan dapat mendatangkan sesuatu kerugian,
perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
Bermula terdakwa Sugiono mengajukan gugatan Perdata ke Pengadilan
Negeri Medan dengan No. Perkara 137/Pdt.G/2013/PN-MDN Tanggal 18 Maret
2013 dengan tergugat:
A.
PT. Taman Malibu Indah;
B.
Yayasan Tentara Nasional Indonesia AU / YASAU;
C.
Badan Pertanahan Nasional Cq. Kantor BPN Kota Medan;
D.
Walikota Medan.
Kemudian pada saat proses pembuktian surat di ruang sidang Cakra II pada
tanggal 26 Pebruari 2014, kuasa hukum terdakwa Sugiono yang bernama Rocky
Kawilarang atas perintah terdakwa Sugiono menunjukkan asli Grant Sultan No. 1
tahun 1935 sebagai bukti dengan kode P-3, dengan ciri-ciri ukuran kertas besar
berwarna kekuning-kuningan bagian atas kertas robek/koyak tidak ada tertulis
Grant Sultan No. 1, mempergunakan aksara Arab dan dari terjemahan Grant
Sultan No. 1 tahun 1935 tersebut tidak ada disebutkan mengenai lokasi tanah dan
batas-batas tanah dan luas serta tidak ada tanda tangan Sultan Deli.
Bahwa Kesultanan Deli tidak pernah menerbitkan Grant Sultan No. 1 tahun
1935 an. Tengku Otteman Als. Sani Deli oleh karena Grant Sultan No. 1 Tahun
1935 an. Tengku Otteman als Sani Deli tidak terdaftar di Kesultanan Deli,karena
Grant Sultan No. 1 telah diterbitkan oleh Sultan Deli an. Tengku Redwan dan Encik
Puan Nemah pada tanggal 1 Januari 1909 dan lokasi tanahnya di Desa Jenenah
-3-
yang sekarang berlokasi di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, Sultan
Deli tidak pernah menerbitkan Grant dengan nomor yang sama pada tempat dan
tahun yang berbeda karena Grant-Grant yang diterbitkan oleh Sultan Deli di
terbitkan dengan cara berurutan tidak mengacu pada tempat dan tanggal serta
tahun penerbitan dan juga lokasi tanah yang disebutkan di dalam Grant Sultan No.
1 tahun 1935 ini terletak di wilayah Kampung Baru Polonia termasuk dalam
Wilayah Konsesi, dan di wilayah Konsesi tidak pernah diterbitkan Grant Sultan.
Akibat perbuatan terdakwa yang menggunakan Grant Sultan No. 1 Tahun
1935 pada proses pembuktian digugatan Perdata tersebut mengakibatkan PT.
Taman Malibu Indah mengalami kerugian sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah).
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal
263 ayat (2) KUHPidana.
Membaca surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Medan,
yang menuntut Terdakwa sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa SUGIONO terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum bersalah telah melakukan “tindak pidana dengan sengaja
menggunakan surat palsu yang dapat
mendatangkan sesuatu kerugian”
melanggar Pasal 263 ayat (2) KUHPidana sebagaimana dakwaan Penuntut
Umum.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa SUGIONO dengan pidana penjara
selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dikurangkan masa penahanan yang
telah dijalani Terdakwa dengan perintah Terdakwa tetap ditahan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
-
1 (satu) berkas fotocopy legalisir putusan Pengadilan Negeri No.
87/Pid.B/1999/PN.Medan,
-
1 (satu) berkas fotocopy legalisir putusan Pengadilan Tinggi No.
19/Pid/2000/PT.Medan,
-
1 (satu) berkas fotocopy legalisir putusan Mahkamah Agung No. 1586
K/PID/2002,
-
1 (satu) berkas Akta Bukti Nomor : 404/OCK.II/2014 tanggal 26 Februari
2014,
Terlampir dalam berkas perkara.
4. Menetapkan agar terpidana dibebani membayar biaya perkara sebesar
Rp.1.000,- (seribu rupiah).
-4-
Membaca
Putusan
Pengadilan
Negeri
Medan
nomor
:
2061/Pid.B/2015/PN.Mdn tanggal 22 Oktober 2015, yang amarnya berbunyi
sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa SUGIONO tersebut di atas, terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan sengaja menggunakan
surat palsu atau dipalsukan yang menimbulkan kerugian“;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan ;
3. Menetapkan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya
dari pidana yang dijatuhkan ;
4. Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan ;
5. Menyatakan barang bukti berupa :
-
1 (satu) berkas fotocopy legalisir putusan Pengadilan Negeri No.
87/Pid.B/1999/PN.Medan,
-
1 (satu) berkas fotocopy legalisir putusan Pengadilan Tinggi No.
19/Pid/2000/PT.Medan,
-
1 (satu) berkas fotocopy legalisir putusan Mahkamah Agung No. 1586
K/PID/2002,
-
1 (satu) berkas Akta Bukti Nomor : 404/OCK.II/2014 tanggal 26 Februari
2014,
Terlampir dalam berkas perkara.
6. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 1.000,(Seribu rupiah) ;
Telah membaca :
1. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Medan,
yang menerangkan bahwa pada tanggal 22 Oktober 2015, Jaksa Penuntut
Umum telah mengajukan permintaan banding atas putusan Pengadilan Negeri
Medan nomor : 2061/Pid.B/2015/PN.Mdn tanggal 22 Oktober 2015;
2. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Medan,
yang menerangkan bahwa pada tanggal 28 Oktober 2015, Terdakwa melalui
Penasihat Hukumnya telah mengajukan permintaan banding atas putusan
Pengadilan Negeri Medan nomor : 2061/Pid.B/2015/PN.Mdn tanggal 22
Oktober 2015;
-5-
3. Relaas pemberitahuan permintaan banding yang dibuat oleh Jurusita
Pengganti Pengadilan Negeri Medan bahwa permintaan banding tersebut telah
dengan
sempurna
diberitahukan
kepada
Terdakwa
melalui
Penasihat
Hukumnya dan Jaksa Penuntut Umum masing-masing pada tanggal 28
Oktober 2015 dan tanggal 11 Nopember 2015;
4. Memori banding yang diajukan oleh Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya
tertanggal Nopember 2015, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan, tanggal 18 Nopember 2015, dan memori banding tersebut telah
dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Jaksa Penuntut
Umum tanggal 3 Desember 2015;
5. Surat mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Medan tertanggal 28
Oktober 2015 yang disampaikan masing-masing kepada Jaksa Penuntut
Umum dan Terdakwa untuk mempelajari berkas perkara tersebut, selama 7
(tujuh) hari sejak tanggal pemberitahuan tersebut, sebelum berkas dikirim ke
Pengadilan Tinggi;
Menimbang, bahwa permintaan banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut
Umum dan Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah diajukan dalam tenggang
waktu dan menurut tata cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh UndangUndang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat
diterima;
Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh Terdakwa melalui
Penasihat Hukumnya tertanggal Nopember 2015, menerangkan sebagai berikut :
Bahwa setelah membaca dan mempelajari segala isi dan pertimbangan
Judex Factie Tingkat Pertama, Pemohon Banding (Terdakwa) menyatakan
keberatan dan berpendapat bahwa pertimbangan hukum dan Amar Putusan Judex
Factie Tingkat Pertama Nomor : 2061/Pid.B/2015/PN.Mdn tertanggal 22 Oktober
2015 tersebut tidak tepat dan tidak benar ;
Bahwa sebelum menyimpulkan alasan-alasan yang menjadi keberatan
Pemohon Banding/Terdakwa diuraikan, maka sangatlah perlu adanya pelurusan
kasus atau pun apa yang menjadi Objek/dasar dan alasan-alasan Jaksa Penuntut
Umum dalam dakwaannya dalam perkara ini. Sehingga dengan demikian dapat
dilakukan penilaian apakah dakwaan Jaksa Penuntut Umum memenuhi suatu
persyaratan untuk disebut sebagai suatu dakwaan pidana atau tidak. Dan dengan
menganalisi Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut dan dihubungkan dengan
-6-
hukum pidana positif, akhirnya akan terungkap fakta hukum yang sebenarnya. Hal
ini sangat beralasan karena dalam perkara ini, terkait dua persoalan hukum yaitu,
perkara pidana dan perkara perdata, yang keduanya diatur oleh hukum dan aturan
yang berbeda dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya ;
Untuk itu persoalan hukum yang pertama yang harus disoroti adalah
persoalan lain hukum pidana (Hukum Pidana positif) dalam kaitannya dengan
pertanggung jawaban pidananya dan pemidanaannya yang akan dijatuhkan dalam
perkara ini ;
Dalam hukum pidana positip disebutkan bahwa untuk dapat dikategorikan
adanya suatu perbuatan pidana harus lah dipenuhi unsur-unsur perbuatan atau
peristiwa pidana tersebut, antara lain :
-
Perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja ;
-
Perbuatan tersebut merupakan perbuatan terlarang ;
-
Perbuataan tersebut telah diatur terlebih dahulu dalam Undang-undang ;
-
Adanya suatu kesalahan ;
-
Adanya sanksi ;
-
Adanya suatu kerugian.
Bahwa konsekuensi unsur tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan. Artinya, bila salah satu unsur tidak di penuhi maka semua unsur
juga tidak terpenuhi ;
Bahwa selanjutnya, dari sudut hukum perdata disebutkan bahwa bilamana
seseorang merasa mempunyai hak atas suatu objek, maka oleh hukum diberihak
untuk mempertahankan dengan bukti atau saksi yang dimilikinya dengan tidak
melarang orang lain untuk mengajukan bukti sebaliknya, oleh sebab itu setiap
orang yang merasa berhak atas sesuatu yang dikuasainya atau dianggap
dikuasainya oleh orang lain, hukum memperkenankan orang tersebut untuk
mengajukan gugatan perkara ke Pengadilan. Selanjutnya setiap orang yang
mengajukan gugatan ke Pengadilan maka oleh hukum mewajibkan Penggugat
mengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi serta memberikan kesempatan kepada
pihak Tergugat untuk mengajukan bukti lawan ;
Bahwa, adapun konsekuensi Pengajuan alat bukti atau saksi dalam perkara
perdata adalah sebagai berikut :
1. Bila alat bukti/saksi yang diajukan mempunyai persesuaian dengan gugatan
maka gugatan di kabulkan ;
2. Bila alat bukti tersebut sama sekali tidak mempunyai persesuaian dengan
gugatan maka gugatan ditolak ;
-7-
3. Bilamana alat bukti/saksi tidak jelas dan kabur atau tidak lengkap maka
gugatan tidak dapat diterima.
Bahwa kepada pihak Tergugat dalam perkara perdata juga diberikan hak
oleh
hukum
Acara
Perdata
untuk
mengajukan
gugatan
balik
(Gugatan
Rekonpensi) dan juga wajib untuk mengajukan alat bukti/saksi untuk menguatkan
gugatan rekonpensinya dan konsekuensi pengajuan alat bukti/saksi dalam
gugatan rekonpensi ini juga sama dengan apa yang disebut pada gugatan
konpensi yang telah diuraikan diatas ;
Tentang Dakwaan
Bahwa Jaksa Penuntut Umum telah mendasarkan dakwaannya karena
adanya perkara Perdata No. 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn tanggal 18 Maret 2013,
dimana pada saat berperkara Pemohon Banding (Terdakwa) mengajukan alat
bukti berupa Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 yang disebut palsu. Dan oleh karena
Pemohon Banding mengajukan alat bukti Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 yang
disebut Palsu tersebut, Jaksa Penuntut Umum berpendapat bahwa Perbuatan
dimaksud merupakan perbuatan pidana, padahal pengajuan alat bukti dalam
proses perkara perdata merupakan kewajiban setiap pihak, baik Penggugat
maupun Tergugat. Dalam Hukum Acara Perdata, tidak ada satu ketentuan pun
yang menyatakan bentuk daripada bukti-bukti yang harus diajukan dalam
persidangan jika tidak sesuai dengan bentuk-bentuk yang ditentukan,kemudian
dianggap sebagai suatu perbuatan pidana ;
Bahwa pengajuan alat bukti dalam perkara perdata bukanlah merupakan
suatu perbuatan melanggar hukum, oleh karena itu perbuatan Terdakwa yang
mengajukan alat bukti tertulis berupa Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 tidaklah
lantas disebut telah memenuhi unsur-unsur pidana.Dari posisi kasus ini,
Pengadilan Negeri Medan telah berpendapat lain, dan karena itulah Pemohon
Banding/Terdakwa mengajukan keberatan-keberatan antara dengan alasan-alasan
sebagai berikut :
a.
Tentang Unsur “Barang Siapa”
Bahwa pertimbangan hukum pengadilan Negeri Medan menyebutkan
bahwa unsur “barang siapa” dalam perkara ini telah sesuai dengan alasan Jaksa
Penuntut Umum yang menyatakan bahwa Terdakwa tidak mengajukan keberatan
atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan juga dengan alasan bahwa Terdakwa
mengerti akan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum ;
Bahwa pertimbangan hukum tersebut sangatlah keliru dan bertentangan
dengan hukum, sebab hingga saat ini tidaklah ada suatu ketentuan dalam hukum
-8-
pidana positif yang menyebutkan bahwa bilamana surat dakwaan dimengerti oleh
Terdakwa maka unsur “barang siapa” dianggap terbukti ;
Bahwa selain dari pada itu, Pemohon Banding (Terdakwa) melalui
kuasanya juga mengajukan bantahan berupa Eksepsi dalam perkara ini walaupun
eksepsi dari Penasihat Hukum terdakwa tidak dipertimbangan secara hukum ;
Bahwa agar terpenuhi dengan unsur “barang siapa”, hal tersebut berkaitan
perbuatan dan apakah perbuatan tersebut memenuh unsur-unsur pidana dan
dapat dipertanggung jawabkan, atau apakah perbuatan tersebut murni perbuatan
pidana atau ada perbuatan lain berupa perbuatan perdata;
Bahwa hal tersebut sesungguhnya telah diuraikan oleh Penasihat Hukum
Pemohon Banding (Terdakwa) dalam mengajukan Eksepsi dalam perkara ini,
namun tidak digubris/dipertimbangkan secara profesional oleh Pengadilan Negeri
Medan ;
Tentang alasan pemaaf,sesungguhnya dalam Eksepsi yang diajukan oleh
Penasihat Hukum Pemohon Banding (Terdakwa) dengan tegas diuraikan, yaitu
bahwa pengajuan alat bukti yang diajukan oleh Pemohon Banding (Terdakwa)
adalah dalam rangka menjalankan kewajiban hukum pada gugatan perkara
perdata dengan Register Nomor : 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn, yang saat ini masih
dalam Tingkat Kasasi, artinya bahwa perbuatan Pemohon Banding (Terdakwa)
tidak dapat dipertanggung jawabkan secara pidana ;
Selanjutnya jka karena alasan Pemohon Banding (Terdakwa) mengerti atas
dakwaan Jaksa Penuntut Umum dalam setiap perkara pidana, maka tidak ada
artinya pembelaan yang diperkenankan oleh Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP) atau dengan perkataan lain hak-hak Terdakwa yang diatur dalam
KUHAP haruslah dihilangkan atau dihapus. Selanjutnya jika seorang Terdakwa
tidak mengerti atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum maka itu artinya
perbuatannya juga tidak dapat di pertanggung jawabkan ;
Bahwa dari semua itu, dapat digarisbawahi, Pengadilan Negeri Medan tidak
dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran materil dalam perkara ini, dimana
hal tersebut sangat bertentangan dengan ketentuan hukum pidana positip ;
b.
Tentang Unsur “Dengan Sengaja”
Bahwa apabila niat bathin dengan sengaja dihubungkan dengan gugatan
perkara perdata register Nomor : 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn dan dihubungkan
dengan Surat Kuasa No. 2 dan 3 (Bukti T.2.) masing-masing tertanggal 3 Agustus
1987, sesungguhnya siapakah yang mempunyai niat ? pemberi kuasa atau
penerima kuasa? ;
-9-
Jika hal tersebut ditelusuri dengan seksama menurut hukum positif, maka
niat mengajukan gugatan bukanlah niat Pemohon Banding (Terdakwa) sebagai
penerima kuasa, sebab yang diuntungkan adalah pemberi kuasa, dan penerima
kuasa hanya menjalankan syarat sebagai penerima kuasa dan mengajukan alat
bukti yang dimilki oleh Pemberi Kuasa sesuai dengan isi gugatan, oleh sebab itu
sesungguhnya unsur“sengaja” dari Pemohon Banding (Terdakwa) tidak ditemukan
dalam perkara ini ;
Bahwa selanjutnya Pengadilan Negeri Medan tidak dengan seksama dan
serius memberikan pertimbangan hukum dalam perkara ini sepanjangmenyangkut
unsur “barang siapa”, sebab yang lebih dipertimbangkan adalah tentang apakah
“palsu”
atau
tidaknya
akta
grant
sultan.
Padahal
pokok perkara
yang
sesungguhnya sesuai dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah bahwa ada
pengajuan alat bukti dalam perkara perdata Nomor : 137/Pdt.G/PN.Mdn dan alat
bukti tersebut oleh Jaksa Penuntut Umum dinyatakan palsu. Artinya, yang
seharusnya dipertimbangan adalah apakah pengajuan alat bukti dalam perkara
perdata berupa bukti tertulis yang palsu atau apakah perbuatan itu tidak
merupakan
perbuatan
pidana?
Hal
tersebut
sama
sekali
tidak
pernah
dipertimbangkan sehingga cenderung Pengadilan Negeri Medan tidak memberi
kebenaran materil secara Fair, Objektif dan jujur dalam memutuskan perkara ini ;
Bahwa selanjutnya pertimbangan hukum judex Factie pada halaman 18,
menyebutkan, “Terdakwa dengan sengaja mempergunakan atau memakai Grant
Sultan No. 1 Tahun 1935 untuk melakukan perbuatan menggugat instansi
pemerintah RI, Yasau dan PT. Taman Malibu Indah, maka dengan demikian hal
tersebut merupakan perbuatan dengan sengaja sebagai tujuan untuk memiliki
tanah tersebut di atas” haruslah dibantah dengan tegas sebab bertentangan
dengan hukum, karena yang berniat menguasai tanah bukan Pemohon Banding
(Terdakwa) sebagai Penerima Kuasa, artinya niat dan sikap bathin untuk
mengajukan gugatan dalam perkara perdata Nomor : 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn
bukan berasal dari Pemohon Banding (Terdakwa). Pendapat ini juga diakui oleh
Pengadilan Negeri Medan dalam pertimbangan hukumnya pada halaman ke 16
alinea terakhir dari bawah dan berlanjut ke halaman ke 17 yang menyatakan :
“Berdasarkan keberatan-keberatan tersebut diatas maka secara hukum
unsur dengan sengaja tidak terbukti dalam perkara ini”;
c.
Tentang Unsur “Menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan
mendatangkan kerugian”
yang
- 10 -
Bahwa sebagaimana diketahui, adanya dakwaan Jaksa Penuntut Umum
didasarkan
atas
adanya
gugatan
perkara
perdata
Nomor
:
137/Pdt.G/2013/PN.Mdn yang diajukan oleh Pemohon Banding (Terdakwa)
berdasarkan akta No. 2 dan 3 yang masing-masing bertanggal 3 Agustus 1987.
Kemudian dalam waktu yang sama pula salah satu Tergugat yaitu PT. Taman
Malibu Indah dengan sertamerta mengajukan gugatan balik (Rekonpensi),
perbuatan mana diperkenankan dalam Hukum Acara Perdata;
Bahwa benar, merupakan kewajiban bagi kedua belah pihak untuk
mengajukan alat bukti guna mempertahankan dalilnya masing-masing dan
kemudian adalah kewajiban menurut hukum untuk mempertimbangkan semua
bukti-bukti yang diajukan para pihak serta melakukan penilaian terhadap kekuatan
masing-masing bukti tersebut ;
Bahwa dalam menilai alat bukti, Majelis Hakim dalam perkara perdata
Nomor: 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn, mengesampingkan bukti yang diajukan oleh
Pemohon Banding (Terdakwa) dan selanjutnya menguatkan bukti-bukti yang
diajukan oleh PT. Taman Malibu Indah. Dengan perkataan lain, gugatanPenggugat
dalam Konpensi yaitu Pemohon Banding (Terdakwa) di TOLAK sedangkan
gugatan Rekonpensi DIKABULKAN ;
ALASAN-ALASAN KEBERATAN
Bahwa Pemohon Banding/Terdakwa keberatan dan tidak sependapat
dengan Judex Factie Tingkat Pertama, yang menjadikan fakta hukum dalam
pertimbangan hukum tersebut seolah-olah merupakan fakta hukum yang
terungkap di dalam persidangan. Bahwa fakta Hukum yang diuraikan pada bagian
pertimbangan hukum oleh Judex Factie Tingkat Pertama tersebut merupakan hasil
dari manipulasi fakta hukum yang dilakukan oleh Judex Factie Tingkat Pertama.
Uraian fakta dalam pertimbangan hukum pada bagian tersebut di atas dapat
dikatakan sangat tidak jelas sumbernya, adanya pertentangan antara saksi-saksi
dengan pertimbangan hukum Judex Factie dan terlebih-lebih adanya manipulasi
dari keterangan saksi-saksi yang diperiksa di persidangan ;
Bahwa sampai dengan sekarang, Pemohon Banding/Terdakwa masih tidak
memahami apa yang diperbuat oleh Pemohon Banding/Terdakwa sehingga
Pemohon
Banding/Terdakwa
menggunakan
surat
palsu
dihukum
atau
dengan
sengaja
dipalsukan
“Dengan
yang
sengaja
menimbulkan
kerugian”sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 263 ayat (2) KUHP;
Bahwa sekalipun nota ini dalam bentuk AKTA BANDING, tidak salah dan
berkelebihan bila terulang kata “fiat justitia ruat coelum” (tegakkan keadilan
- 11 -
meskipun langit akan runtuh),dengan motto yang harus kita junjung bersama,
yaitu:
“ Lebih baik membebaskan seribu orang yang bersalah dari pada
menghukum seorang yang tidak bersalah “
Demikianlah seharusnya !
A. JUDEX FACTIE TINGKAT PERTAMA TIDAK MEMPERTIMBANGKAN DAN
MENGABAIKAN
ALAT
BUKTI
YANG
TERUNGKAP
DI
DALAM
PERSIDANGAN
Bahwa menurut M. Yahya Harahap, S.H “Pembuktian merupakan masalah
yang memegang peranan dalam proses pemeriksaan sidang pengadilan. Melalui
pembuktian itu ditentukan nasib terdakwa. Apabila hasil pembuktian dengan alatalat bukti yang ditentukan undang-undang “tidak cukup” membuktikan kesalahan
yang ada pada Terdakwa, maka Terdakwa dibebaskan dari hukuman. Sebaliknya,
kalau kesalahan Terdakwa dapat dibukikan dengan alat-alat bukti yang disebut
dalam Pasal 184 KUHAP, Terdakwa dinyatakan bersalah, kepadanya akan
dijatuhkan hukuman. Oleh karena itu, hakim harus hati-hati, cermat, dan matang
menilai dan mempertimbangkan nilai pembuktian dengan meneliti sampai dimana
batas minimum “kekuataan pembuktian” atau bewijs kracht” dari setiap alat bukti
yang disebut dalam Pasal 184 KUHAP ;
Bahwa berdasarkan pasal 184 KUHAP alat bukti yang sah ialah :
a. keterangan saksi
b. keterangan ahli
c, surat
d. petunjuk
e. keterangan terdakwa.
Bahwa jika Judex Factie Tingkat Pertama mempertimbangkan alat bukti
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 184 KUHAPsecara jujur dan
profesional, maka dapat diyakini dengan sebenar-benarnya, hukuman terhadap
Pemohon Banding sangat tidak beralasan, dimana sesungguhnya dakwaan Jaksa
Penuntut Umum tidak terbukti adanya. Namun sebaliknya,Judex Factie Tingkat
Pertama terlalu memaksakan diri untuk membuktikan dakwaan Jaksa Penuntut
Umum berdasarkan bukti-bukti yang tidak ada hubungannya dengan perkara dan
dipihak lain mengkebiri fakta-fakta yuridis yang telah diiungkap pada persidangan
ini ;
Bahwa Khusus mengenai alat bukti Keterangan Ahli, M. Yahya Harahap
dalam
bukunya:
Pembahasan
Permasalahan
dan
Penerangan
KUHAP
- 12 -
Pemeriksaan Sidang Pengadilan,Banding, Kasasi, dan Peninjauan kembali (Edisi
Kedua), Penerbit Sinar Grafika, Jakarta,2005, pada halaman 304-305 antara lain
menerangkan bahwa alat bukti Keterangan Ahli mempunyai nilai kekuatan
pembuktian “bebas” atau “vrij bewijskracht”. Di dalam dirinya tidak ada melekat
nilai kekuatan pembuktian yang sempurna dan menentukan. Terserah pada
penilaian hakim. Hakim bebas menilainya dan tidak terikat kepadanya.Tidak ada
keharusan bagi hakim untuk mesti menerima kebenaran keterangan ahli
dimaksud. Akan tetapi, hakim dalam mempergunakan wewenang kebebasan
dalam penilaian pembuktian harus benar-benar bertanggung jawab, atas landasan
moral demi terwujudnya kebenaran sejati dan demi tegaknya hukum serta
kepastian hukum ;
Bahwa saksi ahli adalah orang yang mempunyai kepakaran di bidang ilmu
pengetahuan tertentu yang keterangannya dibutuhkan dalam persidangan. Saksi
ahli tidak menceritakan fakta atau peristiwa, tetapi dia menerangkan sesuatu yang
ditanyakan dalam sidang pada suatu pengadilan sesuai dengan keahliannya ;
Bahwaberkaitan dengan itu, pemeriksaan terhadap saksi ahli Dr. O.K.
Saidin, SH., M.Hum, terkesan sudah disediakan dan direncanakan untuk
membuktikan suatu keadaan, yaitu menerangkan Akta Grant Sultan Nomor 1
Tahun 1935 adalah palsu, padahal menurut hukum, keterangan ahli yang tidak
sesuai dengan keahliannya, tidaklah dapat dipertimbangkan dengan alasan
apapun. Oleh sebab itu, seluruh pertimbangan Judex Factie berkaitan dengan
keterangan Dr. O.K. Saidin, SH., M.Hum, harus dibatalkan ;
Bahwa
fakta
yang
terungkap
di
persidangan,
Dr.
OK
SAIDIN,
S.H.,M.Hummenerangkan di bahwa sumpah bahwa ia nya ahli dalam bidang
Hukum Perjanjian(cabang ilmu Keperdataan), maka menurut hukum pembuktian,
keterangan ahli Dr. O.K. Saidin ini tidak mempunyai peranan dalam penyelesaian
kasus pidana, terlebih-lebih menerangkan bahwa grant sultan Nomor 1 Tahun
1935 adalah palsu ;
Bahwa perlu di catat, selama pemeriksaan di persidangan, DR. O.K.
SAIDIN, S.H.,M.Hum., tidak pernah menyatakan Grant Sultan No.1 Tahun 1935
adalah palsu, sebagaimana isi pertimbangan Judex Factie pada halaman 12 yang
tertulis “Bahwa Grant Sultan yang asli yang diterbitkan Kesultanan Deli pada
penulisannya akan di tuliskan dengan jelas lokasi tanah berikut batas-batasnya,
apabila tidak dituliskan lokasi dan batas-batasnya dengan jelas maka dipastikan
Grant Sultan tersebut palsu”;
- 13 -
Bahwa keterangan Dr. O.K. Saidin, SH., M.Hum yang terdapat dalam
petikan putusan Judex Factie menyebutkan Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 palsu,
merupakan keterangan yang dimanipulatif, sengaja ditambahkan, dan tidak dapat
dibenarkan secara hukum. Oleh karena itu, Pemohon Banding menolak dengan
tegas keterangan ahli Dr. O.K. Saidin, SH., M.Hum dan dengan demikian harus
disingkirkan ;
Bahwa selama pemeriksaan di persidangan, ahli Dr. O.K Saidin, SH,
M.Hum, menerangkan sejarah lahirnya grant sultan oleh kerajaan Kesultanan Deli,
itupun berdasarkan berdasarkan hasil penelitiannya, tetapi secara fisik, Dr. O.K.
Saidin, SH., M.Hum, tidak menyerahkan hasil penelitiannya tersebut ke
persidangan, sebab keterangan yang berdasarkankan hasil penelitian, merupakan
keterangan formal yuridis, mempunyai nilai pembuktian dan mengikat sepanjang
dapat dipertangggung jawabakan secara hukum. Jika demikian, hasil penelitian
yang tidak disertai dengan bukti fisik, harus dianggap sebagai keterangan
informalyang bersifat rekaan semata ;
Bahwa M. Yahya Harahap dalam bukunya: Pembahasan Permasalahan
dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan
Peninjauan Kembali, Cetakan 4/Edisi 2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), hal 303,
menyatakan “Alat bukti keterangan ahli yang berbentuk laporan, juga menyentuh
alat bukti surat. Alasannya, ketentuan Pasal 187 huruf c KUHAP telah menentukan
salah satu di antara alat bukti surat adalah: “Surat keterangan dari seorang ahli
yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya, mengenai suatu hal atau suatu
keadaan yang diminta secara resmi kepadanya” ;
Bahwa Dr. Lilik Mulyadi dalam tulisannya yang berjudul “RUU KUHAP dalam
Perspektif Seorang Hakim” berpendapat, “...hendaknya keahlian mempunyai
hubungan antara keterangan ahlinya dengan perkara serta hubungan keahliannya
dengan keterangan yang diberikannya“ ;
Bahwadari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterangan Dr.
O.K. SAIDIN, SH., M.Hum, bukanlah keterangan seorang ahli berdasarkan kualitas
keahliannya dan melanggar hukum pembuktian yang berlaku. Maka sebagai
konsekuensinya, seluruh pertimbangan hukum dan putusan Judex Factie yang
bersandar kepada saksi ahli yang tidak mempunyai kualitas keahliannya, harus
dibatalkan ;
Bahwa di sisi lain, keterangan Ahli PidanaProf. DR. MAIDIN GULTOM,
SH.MH.,justrusama sekali tidak di pertimbangkan Judex Factie Tingkat Pertama.
Padahal keterangan Prof. Dr. Maidin Gultom, SH., MH. merupakan keterangan ahli
- 14 -
yang benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam perkara a quo.
Keterangan ahli Prof. Dr. Maidin Gultom, SH., M.H., adalah salah satu faktor
penentu kedudukan Pemohon Banding/Terdakwa menyikapi dakwaan dan
tuntutan Jasa Penuntut Umum ;
Bahwa adapun keteranganProf. DR.MAIDIN GULTOM, S.H.,MH., kami urai
sebagai berikut :
-
Saksi menerangkan bahwa saksi adalah seorang ahli hukum pidana dan
sudah sering menjadi saksi ahli ;
-
Saksi menerangkan saat ini saksi adalah guru besar Fakultas Hukum
Universitas Katolik St. Thomas Medan ;
-
Saksi menerangkan bahwa menurut Undang-undang apabila seseorang
menyuruh orang lain menggunakan surat yang di duga palsu maka yang
dapat diminta pertanggungjawaban adalah orang yang menyuruh tersebut
bukan orang yang disuruh ;
-
Saksi menerangkan bahwa menurut saksi Terdakwa tidak dapat di hukum
karena terdakwa bertindak bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk dan
atas nama ahli waris Datuk Muhammad Cheer;
-
Saksi menerangkan bahwa bila suatu surat dinyatakan palsu, maka harus
ada hasil dari Laboratorium Forensik yang menyatakan bahwa surat
tersebut palsu ;
-
Saksi menerangkan bahwa antara Palsu dan tidak sah itu berbeda, jika
tidak sah bukan berarti secara otomatis palsu dan tidak sah dapat diperbaiki
sebagaimana mestinya ;
-
Saksi menerangkan bahwa jika surat hendak dinyatakan palsu, maka harus
ada pembandingnya, dan harus jelas apa yang di palsukan ;
-
Saksi menerangkan dengan tegas bahwa telah terjadi upaya Kriminalisasi
terhadap diri Terdakwa, karena tidak ada aturan yang menyatakan
menghukum seseorang bila barang bukti yang diajukan dalam perkara
perdata tidak diterima ;
-
Saksi menerangkan bahwa perkara perdata tidak bisa dijadikan atau diolah
menjadi perkara pidana.
Bahwa ketika keadilan harus ditegakkan di dalam sebuah perkara, hakim
dituntut harus teliti, cermat dan bijaksana dalam memutus perkara tersebut
berlandaskan kebenaran fakta-fakta serta benar-benar berdasarkan bertanggung
jawab atas landasan moral demi terwujudnya kebenaran sejati dan demi tegaknya
hukum dan kepastian hukum ;
- 15 -
Bahwa merujuk tuntutan di atas, seharusnyaketerangan ahli Prof.
DR.MAIDIN GULTOM, S.H., MH., adalah cara untuk memeriksa kebenaran
adanya perbuatan yang dilakukan Terdakwa apakah unsur pidana terpenuhi atau
tidak ;
Bahwa mengkaitkan keterangan Prof. Dr. Maidin Gultom, SH., M.H, dengan
keterangan Terdakwa/Pemohon Banding, maka kami berpendapat bahwa telah
terdapat persesuaian yang signifikan antara fakta hukum yang terungkap di
persidangan dengan apa yang telah diterangkan Terdakwa/Pemohon Banding ;
Bahwa Prof. Dr. Maidin Gultom, SH., MH pada dasarnya menerangkan
bahwa Terdakwa tidak boleh dihukum karena bertindak bukan untuk dirinya
sendiri, melainkan untuk kepentingan ahli waris Datuk Muhammad Cheer ;
Bahwa jika demikian, tidak terdapat adanya “kehendak” atau “niat” dari
Terdakwa ketika mengajukan gugatan perdata Nomor : 137/Pdt.G/2013/PN.MDN
dengan tujuan merugikan pihak PT Taman Malibu Indah, tetapi berada pada caracara yang diwajibkan hukum untuk mempertahankan hak yang ada pada ahli
waris, itupun terjadi sejak diketahui ahli warisDatuk Muhammad Cheer bahwa PT.
Taman Malibu Indah telah menguasai objek perkara di atas tanah yang bukan milik
nya ;
Bahwa keterangan Prof. Dr. Maidin Gultom, SH., MH ini simetris dengan
apa yang diterangkan Terdakwa/Pemohon Banding dalam persidangan yang kami
kutip sebagai berikut sebagai berikut :
-
Saksi tidak mengerti mengapa dijadikan Tersangka bahkan menjadi
Terdakwa dalam perkara in casu ;
-
Saksi menerangkan bahwa Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 atas nama
Datuk Muhammad Cheer;
-
saksi menerangkan awalnya saksi diajak untuk berkonsultasi oleh teman
saksi yang bernama Sulaiman kepada Prof. O.C Kaligis terkait dengan
Permohonan Peninjauan Kembali No. 27/PK/TUN/1996 yang dianggap
melanggar Pasal 66 ayat 2 UUMA;
-
Saksi menerangkan bahwa ternyata Prof. O.C. Kaligis menanggapi untuk
mengajukan gugatan perdata;
-
Saksi menerangkan awalnya saksi menceritan keinginan nya untuk di
eksekusinya putusan Putusan Kasasi No. 56/K/TUN/1995, tanggal 15
Desember 1995 (antara Datuk Hamsir, dkk melawan Kepala Badan
Pertanahan Nasional, dkk), namun O.C. Kaligis memerintahkan agar
dilakukannya gugatan perdata perbuatan melawan hukum;
- 16 -
-
Saksi menerangkan bahwa sebenarnya saksi tidak tahu menahu tentang
adanya kesempatan untuk mengajukan gugatan perdata dalam hal
Perbuatan Melawan Hukum ;
-
Saksi menerangkan setelah pertemuan tersebut saksi kembali lagi ke kantor
O.C. Kaligis untuk menghantarkan seluruh bukti-bukti yang dikuasai saksi
kepada O.C. Kaligis ;
-
Saksi menerangkan bahwa hingga gugatan putusan, saksi tidak terlalu
sering untuk turun ke medan ;
-
Saksi menerangkan bahwa saksi tidak mengenal ROCKY KAWILARANG
dan hanya kenal dengan Prof. O.C KALIGIS, SH.
Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa/Pemohon Bandingdi atas, dapat
disimpulkan :
1. terdakwa bertindak bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk dan atas
nama ahli waris Datuk Muhammad Cheer ;
2. jika Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 dinyatakan palsu, maka harus ada
pembandingnya dan harus jelas apa yang dipalsukan ;
3. dalam mengajukan Perkara Perdata Nomor : 137/Pdt.G/2013/PN.MDN
tidak dapat diolah menjadi perkara pidana ;
4. terdakwa/Pemohon Banding tidak pernah menyuruh Rocky Kawilarang
untuk menyerahkan Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 sebagai alat bukti di
persidangan Pengadilan Negeri Medan tanggal 26 Pebruari 2014 ;
Bahwa keterangan Pemohon Banding/Terdakwa bukankah hanya bersifat
menerangkan sesuatu yang tanpa alasan. Untuk menguatkan keterangannya,
Pemohon Banding mengajukan alat bukti surat, sebagai berikut :
1. Fotocopy Surat Kuasa No. 002/SK.I/2013 untuk O.C.Kaligis Dkk tertanggal
8 Januari 2013(alat Bukti T-1) ;
2. Fotocopy Akte No. 2 dan Akte No. 3 tanggal 3 Agustus 1987 dihadapan
Notaris SYAHRIL SOFYAN,SH. (alat Bukti T-2) ;
3. Fotocopy Surat Keterangan Sultan Deli tertanggal 18 Desember 1989 (alat
Bukti T-3) ;
4. Fotocopy Surat Kepala Kantor Pertanahan Kota Madya Medan dengan No.:
600.666/04/PKM/2001 tertanggal 17 April 2001 (alat Bukti T-4);
5. Fotocopy putusan perkara Perdata Nomor : 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn (alat
Buki T-5) ;
6. Fotocopy Tanda Terima Memori Kasasi No. 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn pada
hari Jumat, tanggal 14 Agustus 2015 (alat Bukti T-6).
- 17 -
Bahwa menurut M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya: Pembahasan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding,
Kasasi, dan Peninjauan Kembali, Cetakan 4/Edisi 2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002),
hal 289, mengatakan : “asas proses pemeriksaan perkara pidana ialah untuk
mencari kebenaran materiil atau kebenaran sejati (materiel waarheid), bukan
mencari kebenaran formal. Dengan asas ini, hakim bebas menilai kebenaran yang
terkandung pada alat bukti surat” ;
Bahwa meskipun disebut sebagai alat bukti formal, isi dan makna surat
bukti yang diajukan Pemohon Banding/Terdakwa merupakan kebenaran materiil
yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh Judex Factie, sebab azas hukum
pidana menghendaki demikian. Maka, Bukti T.1, T.2, T.3, T.4, T.5., dan bukti T.6
yang diajukan Pemohon Banding/Terdakwa layak dipertimbangkan Judex Factie
demi mengungkapkan kebenaran materiil ;
Bahwa Bukti T-1 berupa Surat Kuasa No. 002/SK.I/2013 untuk O.C.Kaligis
Dkk tertanggal 8 Januari 2013 (T-1),membuktikan bahwa Pemohon Banding
(Terdakwa)
tidak pernah memberi kuasa kepada ROCKY KAWILARANG,
sehingga tindakan dari ROCKY KAWILARANG menyerahkan Grant Sultan No. 1
Tahun
1935
sebagai
137/Pdt.G/2014/PN.Mdn
bukti
pada
bukanlah
persidangan
atas
perintah
perkara
dari
Perdata
Pemohon
No.
Banding
(Terdakwa). Maka unsur “menyuruh atau memerintahkan orang lain” dalam
Dakwaan Jasa Penuntut Umum”, terbantahkan ;
Bahwa Bukti T-2 berupa Akte No. 2 dan Akte No. 3 tanggal 3 Agustus
1987 dihadapan Notaris SYAHRIL SOFYAN,SH., membuktikan bahwa benar
Pemohon Banding adalah Penerima Kuasa dari para ahli waris Datuk Moh. Cheer
atas tanah Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 ;
Bahwa bukti ini telah bersesuaian dengan apa yang dimaksudkan Prof. Dr.
MAIDIN GULTOM, SH. MH., yang pada pokoknya menyatakan “Terdakwa tidak
dapat dihukum karena Terdakwa bertindak bukan untuk dirinya sendiri melainkan
untuk dan atas nama ahli waris Datuk Muhammad Cheer”. Maka pertimbangan
Judex Factie yang mengatakan “... Terdakwa dengan sengaja mempergunakan
atau memakai Grant Sultn No. 1 Tahun 1935 untuk melakukan perbuatan
menggugat instansi pemerintah RI, Yasau dan PT. Taman Malibu Indah, maka
dengan demikian hal tersebut merupakan perbuatan dengan sengaja sebagai
tujuang untuk memiliki tanah tersebut di atas, oleh karena itu unsur dengan
sengaja telah terpenuhi”, telah dipatahkan dengan tegas melaluui bukti T-2 ini ;
- 18 -
Bahwa bukti T-3 berupaSurat Keterangan Sultan Deli tertanggal 18
Desember 1989, membuktikan bahwa Sultan Deli mengakui adanya Grant Sultan
Nomor 1 Tahun 1935 tertanggal 23 April 1935. Bukti ini juga telah membantah
seluruh apa yang diterangkan Dr. O.K. Saidin, SH.,M.Hum, sehingga menurut
hukum, keterangan ahli yang sedemikian tersebut, tidak dapat dijadikan sebagai
alasan-alasan pembenaran hukum ;
Bahwa bukti T-4 berupa Surat Kepala Kantor Pertanahan Kota Madya
Medan dengan No.: 600.666/04/PKM/2001 tertanggal 17 April 2001,membuktikan
bahwa PT. TAMAN MALIBU INDAH tidak benar pada lokasi Blad C.4, 5, dan 6,
sehingga PT. Taman Malibu Indah tidak mempunyailegal standingterhadap
perkara ini ;
Bahwa di dalam Surat Kepala Kantor Pertanahan Kota Madya Medan
dengan
No.:
600.666/04/PKM/2001
tanggal
17
April
2001,dengan
jelas
menyatakan :
-
Bahwa bukti T.4. membuktikan PT. Taman Malibu Indah tidak menduduki
eks tanah Negara (Blad C 4, 5 dan 6) :
1. Blad C.4 adalah peta yang menggambarkan tanah-tanah yang terletak:
a. Di sebahagian dari Kelurahan Anggrung, Kecamatan Medan Polonia,
yang terletak diantara Sungai Babura, Jalan Jenderal Sudirman dan
Jalan Dr. Cipto.
b. Di sebahagian Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimum, yang
terletak di antara Jalan Dr. Cipto, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan
Jenderal Sudirman dan Jalan Mongonsidi.
2. Bad C.5 adalah peta yang menggambarkan tanah-tanah yang terletak:
a. Di sebahagian dari Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, yang
terletak di antara Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Imam Bonjol,
Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan Walikota.
b. Di sebahagian dari Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan polonia
yang terletak di antara Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Imam Bonjoldan
Perumahan di sekitar Wisma Arafuru.
3. Bad C.5 adalah peta yang menggambarkan tanah-tanah yang terletak:
a. Di sebahagian dari Kelurahan Hamdan, Kecamatan Medan Maimun,
yang terletak diantara Jalan Imam Bonjol, Jalan Haji Misbach,
Sungai Deli dan Jalan Ir. H. Juanda.
- 19 -
b. Di sebahagian Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Medan Polonia,
yang terletak diantara Jalan Ir. H. Juanda, Sungai Deli, Perumahan
Taman Polonia dan Jalan Imam Bonjol.
4. Lokasi Perumahan Taman Malibu Indah ternyata tidak terdapat pada
Blad C.4, C.5 dan C.6 tersebut di atas.
Bahwa dari Bukti surat No.: 600.666/04/PKM/2001tanggal 17 April 2001ini,
memberi jawaban bahwa “tidak ada terdapat hubungan hukum antara Hak Guna
Bangunan (HGB) yang dimiliki PT. Taman Malibu Indah dengan Grant Sultan No. 1
tahun 1935”. Justru karena tidak mempunyai hubungan hukum inilah, maka
terbitlahgugatan
perdata
Nomor : 137/Pdt.G/2013/PN.MDN dalam
rangka
mempertahankan hak milik dari ahli Waris Dt. M. Cheer. Selagi pula, perkara
perdata Nomor : 137/Pdt.G/2013/PN.MDN dimaksud masih berada pada tingkat
KASASI di Mahkamah Agung RI (Lihat bukti T-5 dan T-6). Dalam arti, gugatan
perdata tersebut masih belum memperoleh putusan yang berkuatan hukum tetap
(incrah van gewisjde) ;
Bahwa di lain pihak,Bukti T.4 (Nomor: 600.666/04/PKM/2001) ini dengan
sendirinya sudah membantah legal standing in judicio PT. Taman Malibu Indah
yang senyatanya tidak mempunyai kualitas apapun menyatakan perbuatan
Pemohon Banding/Terdakwa yang mengajukan gugatan perdata oleh Terdakwa
menyebabkan timbulnya kerugian bagi PT. Taman Malibu Indah ;
Bahwa
bukti
T-5,
berupaputusan
perkara
Perdata
Nomor
:
137/Pdt.G/2013/PN.Mdnmembuktikan bahwa PT. TAMAN MALIBU INDAH adalah
pihak Penggugat Rekonvensi yang dimenangkan atau diuntungkan yang akibatnya
hukumnya, sehingga dapat dipastikan bahwa kerugian yang dimaksud sebesar Rp.
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) tidak terbukti adanya ;
Bahwa
bukti
T-6,berupa:Tanda
Terima
Memori
Kasasi
No.
137/Pdt.G/2013/PN.Mdn, pada hari Jumat, tanggal 14 Agustus 2015,membuktikan
bahwa benar Perkara No. 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn masih berjalan dan belum
mempunyai kekuataan hukum tetap (in kracht van gewijsde) ;
Bahwa merujuk peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1
Tahun 1956 dalam pasal 1, menerangkan :
“Apabila pemeriksaan perkara pidana harus diputuskan hal adanya suatu
hal perdata atas suatu barang atau tentang suatu hubungan hukum antara
dua
pihak
tertentu,
maka
pemeriksaan
perkara
pidana
dapat
dipertangguhkan untuk menunggu suatu putusan Pengadilan dalam
- 20 -
pemeriksaan perkara perdata tentang adanya atau tidak adanya hak
perdata itu.” ;
Bahwa Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 1956
tersebut telah diikuti dan dipedomani oleh Majelis Hakim Mahkamah Agung
sebagaimana tertera dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung dalam putusan No.
628 K/Pid/1984. Dalam putusan ini Mahkamah Agung memerintahkan Pengadilan
Tinggi Bandung untuk menunggu adanya putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap (inkracht van gejwisde), yang memutuskan mengenai status
kepemilikan tanah ;
Bahwaselain itu,Yurisprudensi MA Nomor : 628K/PID/1984juga menyatakan
: “pengadilan tinggi sebelum memutus pokok perkara ini seharusnya menunggu
dulu putusan pengadilan yang akan menentukan status pemilikan tanah dan
rumah tersebut mempunyai kekuatan pasti ;
Bahwa adalah sesuatu yang naif dan tidak berdasar, ketika perkara pidana
ini
dimajukan
sementara
putusan
pengadilan
Perdata
Nomor
:
137/Pdt.G/2013/PN.MDN belum putus dan berkekuatan hukum tetap. Maka,
berdasarkan sumber hukum ini, cukup alasan bagi Pengadilan Tinggi untuk
membatalkan putusan Judex Factie karena telah melanggar peraturan yang
berlaku ;
Bahwa mengenai tidak dipertimbangkannya surat bukti Pemohon Banding,
M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya : Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP, Penerbit: Sinar Grafika, Jakarta, Ed. 2 Cet. 3, 2002, hal 288289, menyatakan : “Dalam pembuktian yang diatur dalam Hukum Acara Perdata,
surat authentik atau surat resmi seperti bentuk-bentuk surat resmi yang disebut
dalam Pasal 187 huruf a dan b KUHAP, dinilai sebagai alat bukti yang sempurna
dan mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang mengikat bagi
hakim...”.
yangdalam arti sempit, Hakim tidak dapat mengabaikan ketentuan Pasal 187 huruf
a dan b tersebut, sementara itu Alat bukti Surat dari Pemohon Banding sangat
menentukan kedudukan perkara pidana ini ;
Bahwa dengan demikian,tanpa mengambil dan menambah alasan hukum
apapun, Judex Factie telah memberikan pertimbangan hukum dan putusannya
dengan melanggar ketentuan yang tersebut diatas, sehingga layak dan patut
menurut hukum, putusan Judex Factie Tingkat Pertama harus dibatalkan karena
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku ;
- 21 -
B. JUDEX FACTIE TINGKAT PERTAMA TELAH KELIRU DALAM MENILAI
DALAM
MENILAI
DAN
MENYIMPULKAN
FAKTA
(HUKUM)
YANG
TERUNGKAP DI DEPAN PERSIDANGAN.
Bahwa Pemohon Banding (Terdakwa) keberatan dan tidak sependapat
dengan fakta yang diungkapkan oleh Judex Factie Tingkap Pertama sebagai fakta
hukum, karena fakta hukum yang diungkapkan Judex Factie Tingkat Pertama lebih
merupakan kesimpulan tanpa berdasarkan bukti fomal dan yuridis ;
Bahwa Judex Factiesekadar mengutip dakwaan Jaksa Penuntut Umum
terkait
yang
menyatakan
“Terdakwa
memerintahkan
Rocky
Kawilarang
menunjukkan asli Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 sebagai bukti dengan Kode P-3
(halaman 15)” ;
Bahwa baik dalam Pledoi maupun melalui Nota Banding ini, Pemohon
Banding membantah dengan tegas dakwaan Jaksa Penuntut Umum dengan
menyatakan bahwa Pemohon Banding tidak pernah “menyuruh Rocky Kawilarang
menunjukkan asli Grand Sultan No. 1 Tahun 1935 di ruang sidang Cakra II
Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 26 Pebruari 2014”;
Bahwa di dalam persidangan,demi untuk menguatkan keterangannya,
Pemohon Banding menyerahkan dan menunjukkan bukti-bukti surat yang menurut
hukum telah memenuhi syarat limitatif dalam dimaksud dalam Pasal 188 ayat (2)
KUHAP yang menyatakan :
“Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh
dari :
a. Keterangan saksi ;
b. Surat ;
c. Keterangan terdakwa.
Bahwa mengartikan Pasal 188 ayat (2) KUHAP ini, M. Yahya Harahap, S.H.
dalam bukunya : Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Eedisi
Kedua, Penerbit : Sinar Grafika, Jakarta, th.2000, hal. 294, mengatakan :
“Disamping hakim diajak dan diperingati menarik petunjuk dengan arif dan
bijaksana serta harus lebih dulu mengadakan
pemeriksaan dengan penuh
kecermatan dan saksama berdasarkan hati nuraninya, Pasal 188 ayat (2)
“membatasi” kewenangan hakim dalam cara memperoleh alat bukti petunjuk.
Hakim tidak boleh sesuka hati mencari petunjuk dari segala sumber. Sumber yang
dapat dipergunakan mengkonstruksikan alat bukti petunjuk, terbatas dari alat-alat
bukti yang scara “limitatif” ditentukan dalam Pasal 188 ayat (2)” ;
- 22 -
Bahwa Bukti T.1., yakni Surat Kuasa No. 002/SK.I/2013 untuk O.C.Kaligis
Dkk tertanggal 8 Januari 2013 yang membenarkan fakta bahwa Pemohon
Banding/ Terdakwa tidak pernah menyuruh Rocky Kawilarang menunjukkan asli
Grant Sultan No. 1 Tahun 1935, sebab Rocky Kawilarang tidak pernah
dicantumkan dalam surat kuasa tersebut ;
Bahwa Judex Factie melakukan kekeliruan yang nyata dalam pertimbangan
hukumnya, karena Judex Factie Tingkat Pertama menyatakan kesultanan Deli
tidak pernah menerbitkan Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 an. Tengku Otteman
Sani Deli ;
Bahwa pendapat sedemikian itu dikutip Judex Facite dari keterangan ahli
Dr. O.K. Saidin, SH., M.Hum sehingga menjadi pertimbangan hukumnya;
Bahwa sebagaimana telah dijelaskan di atas, keterangan ahli Dr. O.K.
Saidin, SH., M.Hum, yang mendiskripsikan peristiwa lahirnya grant sultan sampai
tahun 1935, masih diragukan kebenarannya ;
Bahwa pada saat itu, lahirnya akta Grant Sultan No. 1 pada tahun 1935 oleh
Kesultanan Deli masih memakai bahasa Arab asli dan belum diterjemahkan. Maka,
untuk menemukan adanya fakta-fakta hukum pada sampai tahun 1935, diperlukan
suatu penelitian khusus dan teruji dalam upaya mengungkapkan eksistensi grant
sultan tersebut ;
Bahwa pada saat pemeriksan Dr. O.K. Saidin, SH., M.Hum sebagai ahli,
benar menyatakan bahwa rangkaian ahirnya grant sultan sampai dengan tahun
1935 adalah hasil penelitian ilmiah yang dilakukannya ;
Bahwa sayangnya, secara fisik, hasil penelitian tersebut tidak pernah di
tunjukkan atau diserahkan Dr. O.K. Saidin SH., M.Hum ke pengadilan ;
Bahwa bukti penelitian ini adalah sebagai surat resmi yang dikeluarkan oleh
seorang ahli sebagaimana dituntut Pasal 187 huruf d yang menyebutkan :
“surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
secara resmi kepadanya”
Bahwa karena Dr. O.K. Saidin, SH, M.Hum tidak menyerahkan surat resmi
(hasil penelitian) di persidangan, maka seluruh keterangan yang disampaikan di
persidangan harus disingkirkan ;
Bahwa dengan demikian, pertimbangan Judex Factie berkaitan dengan
keterangan Dr. O.K. Saidin, S.H., M.Hum, adalah kekeliruan yang nyata dan
bertentangan dengan hukum. Oleh sebab itu pertimbangan Judex Factie tersebut
harus dibatalkan demi hukum ;
- 23 -
Bahwa meskipun demikian, seluruh keterangan Dr. O.K. Saidin telah
dibantah dengan tegas oleh Pemohon Banding, karena Kesultanan Deli pernah
memberikan akta grant sultan Nomor 1 Tahun 1935 tertanggal 23 April
1935kepada Ahli Waris Dt. M. Cheer, pada tanggal 18 Desember 1989 (lihat bukti
T-3 : Surat Keterangan Sultan Deli tertanggal 18 Desember 1989);
Bahwa tidak hanya itu, bukti Bukti T-4., yakni Surat Kepala kantor
Pertanahan Kota Madya Medan No. : 600.666/04/PKM/2001 tertanggal 17 April
2001, adalah bukti yang cukup kuat untuk mematahkan hasil penelitian Dr. O.K.
Saidin, SH., M.Hum ;
Bahwa Bukti T-4 ini pada pokoknya menyatakan bahwa tanah yang
diduduki PT. Taman Malibu Indah, bukanlah berada di atas tanah Grant Sultan No.
1 Tahun 1935. Dengan demikian, harus dinyatakan dengan tegas bahwa apa yang
diterangkan oleh PT. Taman Malibu Indah dalam perkara a quo, tidak mempunyai
hubungan hukum sama sekali dengan Grant Sultan No. 1 Tahun 1935, maka patut
kiranya bukti-bukti yang dimiliki oleh PT. Taman Malibu Indah harus disingkirkan ;
Bahwa dari bukti-bukti di atas, cukup alasan hukum Pemohon Banding
untuk
membantah
seluruh
pertimbangan
hukum
Judex
Factie
sekaligus
menyatakan bahwa Judex Factie telah keliru memberikan pertimbangan hukumnya
;
C. PEMOHON BANDING TIDAK SEPENDAPAT DENGAN PERTIMBANGAN
JUDEX FACTIE TERKAIT UNSUR-UNSUR DALAM PASAL 263 AYAT (2)
KUHPIDANA.
Bahwa pada hakekatnya, semua pertimbangan Judex Factie adalah sama
dengan apa yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam Dakwaan dan
Tuntutannya, oleh karena itu, dimohonkan agar Nota Banding ini dianggap satu
kesatuan dengan Nota Pembelaan (Pledoi) Penasihat Hukum Terdakwa/Pemohon
Banding yang telah diserahkan ke persidangan;
Bahwa apa yang kami terangkan di atas, sebagai pendahulan pada Nota
Banding ini, adalah satu kesatuan dengan bantahan dan keberatan kami. Sebab
itu, mohon dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan ;
Bahwa untuk menjelaskan unsur-unsur dalam Pasal 263 ayat (2) lebih
spesifik berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, kami urai sebagai
berikut :
- 24 -
ad. 1. Unsur “Barang Siapa”
Bahwa telah dijelaskan di awal nota Banding ini, Pemohon Kasasi tidak
mengerti mengapa dirinya dijadikan tersangka sebagaimana dalam Dakwaan
Jaksa Penuntut Umum ;
Bahwa menurut hukum, pengajuan alat bukti dalam suatu perkara perdata
bukanlah merupakan suatu perbuatan melanggar hukum, karena pengajuan bukti
dalam perkara perdata merupakan kewajiban hukum yang diamatkan oleh Hukum
Acara Perdata dan azas-azas yang terkandung di ddalamnya ;
Bahwa di dalam azas perkara perdata disebutkan, “siapa yang mendalilkan
sesuatu maka diwajibkan membuktikan dalilnya tersebut”, maka dengan demikian,
perbuatan mengajukan bukti Grant Sultan No. 1 Tahun 1935 bukanlah merupakan
kejahatan ;
Bahwa dari sudut pandang hukum perdata disebutkan, bilamana seseorang
merasa mempunyai hak atas suatu objek, maka oleh hukum diberi hak untuk
mempertahankannya melalui bukti-bukti yang kuat yang bisa menggambarkan
hubungan hukum antara dalil-dalil gugatan dan fakta yuridis yang dimilikinya ;
Sedemikian juga dengan PT. Taman Malibu Indah, diberi hak oleh hukum
untuk mempertahankan objek kepemilikan sehingga kedudukan antara penggugat
dan Tergugat, menjadi adil di depan hukum ;
Bahwa, di dalam Perkara Perdata Nomor : 137/Pdt.G/2014/PN.MDN, justru
PT. Taman Malibu Indah yang diuntungkan, sebab gugatan rekonvensinya
dikabulkan Pengadilan yang memeriksa perkara tersebut ;
Bahwa di dalam gugatan tersebut, Pemohon Banding memaparkan
beberapa peristiwa peralihan hak di atas tanah eks Grant Sultan No. 1 Tahun 1935
yang merupakan perbuatan PELANGGARAN HUKUM yang dilakukan oleh
Pangkowilu I Medan YASAU, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan PT. Taman
Malibu Indah :
1. Demi kepentingan perluasan Pangkalan TNI-AU Polonia Medan, Menteri
Dalam Negeri melalui Surat Keputusan Dirjen Agraria No. 1/HPL/DA/70
tanggal 3 Februari 1970 mengabulkan permohonan Panglima Komando
Wilayah Udara (Pangkowilu) I Medan tentang pemberian tanah hak
pengelolaan (HPL) seluas 1.379.659,50 m2 di atas tanah yang terletak di
Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan (termasuk tanah Grant Sultan No.
1 Tahun 1935 seluas 35 Ha) dengan syarat (klausul) sebagai berikut :
- 25 -
 Penguasaan atas tanah tersebut adalah untuk melakukan kuasa militer
(SOB) di daerah-daerah daratan dalam radius tiga (3) mil dari titik pusat
landasan pangkalan;
 Hak pengelolaan berlaku selama/sepanjang tanah tersebut dipergunakan
untuk keperluan pangkalan Angkatan Udara Medan;
 Jika ternyata ada pihak lain yang dapat membuktikan hak miliknya atas
tanah tersebut, maka pihak AURI harus bersedia membayar ganti rugi
kepada yang bersangkutan;
 Peralihan hak Pengelolaan dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan
kecuali dengan ijin Menteri Dalam Negeri/Dirjen. Agraria;
 Penerima hak pengelolaan wajib mengembalikan hak pengelolaannya, baik
secara keseluruhan maupun sebagian, apabila tidak dipergunakan lagi
untuk keperluan pangkalan Angkatan Udara Medan;
 Pemberian hak tersebut dapat dicabut atau ditinjau kembali, apabila
pemberian hak tersebut ternyata keliru atau tidak tepat lagi, serta apabila
luas tanah yang diberikan tersebut melebihi keperluan.
2. Tanpa seijin Menteri Dalam Negeri, Pangkowilu I Medan menerbitkan
Skep.No. 019/B/VI/74 tanggal 1 Juni 1974 tentang pemberian sebagian tanah
hak pengelolaannya (eks tanah GS. 1/1935 seluas 219.506 m2) kepada PT.
Surya Dirgantara.
3. Dirjen. Agraria menerbitkan SK No.217/HP/DA/1976 tentang pemberian tanah
hak pakai seluas 219.506 m2 (sebagaian dari eks tanah GS.1/1935) kepada
PT. Surya Dirgantara dengan mempertimbangkan :
 SURAT KUASA AHLI WARIS TENTANG PEMBERIAN KUASA KEPADA
PENERIMA
KUASA
UNTUK
MENGALIHKAN
HAK
TANAH
ADAT
(GS.1/1935), yang dibuat di hadapan Notaris A.P. Parlindungan , S.H.
 Surat Keterangan Deli Maatschappij tertanggal 30 Agustus 1892 dan
tanggal 3 Februari 1946 tentang perjanjian sewa antara perusahaan Deli
Maatschappij dengan Dt. M. Cheer sebagai pemilik;
 SURAT PERNYATAAN PENANGGALAN HAK NO.76/1974 TANGGAL 17
DESEMBER 1976 dihadapan Kepala Kantor Agraria Medan, terntang
penanggalan hak ahli waris atas tanah adat (GS.1935) kepada PT. Surya
Dirgantara.
- 26 -
4. PT. Surya Dirgantara sebagai badan hukum privat yang diberikan tanah Hak
Pakai, tidak dapat meneguhkan hak tersebut sebab :
 Proses pengalihan tanah hak pengelolaan (sebagai dari eks tanah adat
GS.1/1935) yang diduduki oleh Pangkowilu I Medan, telah melanggar
seluruh ketentuan (klausul) yang ditetapkan oleh SK. Dirjen. Agraria
No.1/HPL/DA/70;
 PROSES PEMNBERIAN UANG GANTI RUGI KEPADA PEMILIK TANAH
GS.1/1935
YANG
BERSIFAT
INTIMIDATIF
DAN
MANIPULATIF,
melanggar seluruh ketentuan tentang pemberian tanah HPL kepada
Pangkowilu I Medan;
5. Terbit SK Dirjen Agraria No.150/DJA/82 tanggal 8 September 1982 tentang
pembatalan tanah hak pengelolaan (HPL) Pangkowilu I Medan yang isinya
menyatakan antara lain :
a) Mencabut/membatalkan hak pengelolaan (HPL) tanah seluas 1.379.659.50
m2 yang diperoleh Pangkowilu I Medan berdasarkan SK Dirjen.Agraria No.
1/HPL/DA/70;
b) Memerintahkan kepada Kantor Agraria Kodya Medan untuk melakukan
pencoretan/penyesuaian
dalam
Buku
Tanah
atas
pemberian
HPL
termaksud, kemudian mencatatnya sebagai tanah yang dikuasai langsung
Negara;
c) Mempersilahkan Pangkowilu I Medan untuk mengajukan permohonan Hak
Pakai, dengan syarat:

Tanah yang diberikan harus bebas dari adanya hak-hak pihak ketiga
yang ada di atasnya; dan

BAGIAN TANAH YANG TERDAPAT HAK-HAK PIHAK KETIGA DAN
SECARA OBJEKTIF TIDAK DIPERLUKAN SABAGAI WILAYAH
PANGKALAN ANGATAN UDARA, AKAN DIKELUARKAN DARI
PEMBERIAN HAK PAKAI.
6. Proses peralihan eks tanah GS.1/1935 menjadi eks tanah Negara (Blad C 4, 5
dan 6) yang sekarang dikuasai oleh PT. TMI adalah sebagai berikut :
a. Dirjen. Agraia (SARWATA, S.H.) melalui SK No. 78/HP/DA/87 tanggal 25
Agustus 1987, MEMUTARBALIKKAN FAKTA TANAH ADAT (GS.1/1935)
MENJADI TANAH NEGARA, yang isinya antara lain :
- 27 -

Membatalkan SK No.217/HP/DA/76 tentang pemberian tanah Hak
Pakai kepada PT. Surya Dirgantara (yang telah dibatalkan oleh SK
No.150//DJA/82);

Memberikan Tanah Hak Pakai seluas 201.000 m2 kepada Yayasan
TNI-AU
“Adi
Upaya”
Konpensi/Penggugat
II
(YASAU),
dalam
rekonpensi
hal
(yang
ini
Tergugat
selanjutnya
II
disebut
Terbanding II);

Mempertimbangkan bahwa tanah yang dimohonkan dan diberikan
kepada YASAU tersebut adalah Tanah Negara;
b. Terbit Sertifikat Hak Pakai No. 194/Polonia tanggal 13 April1990 atas nama
YASAU tanpa batas waktu (bertentangan dengan ketentuan Pasl 41 (2a)
UU No. 5 Th 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria;
c. YASAU menjual tanah adat (GS.1/1935) kepada PT. TAMAN MALIBU
INDAH seharga Rp. 5.628.000.000,- (lima milyar enam ratus dua puluh
delapan juta rupiah).
Bahwa selanjutnya, Pemohon Banding menerangkan, keberadaan tanah
yang sekarang dikuasai dan didududki oleh PT. TMI bukan sebagai EKS TANAH
NEGARA melankan EKS TANAH ADAT (GS.1.1935), dibuktikan sendiri oleh
Badan Pertanahan Nasional Pusat beserta pembuktian lain di bawah ini :
a. Hasil pemeriksaan Deputi Bidang Pengawaan BPN (Badan Pertanahan
Nasional) No. 38/ND/DV/II/91 tanggal 26 Ferbuari 1991 menyimpulkan:
Keberadaan atau eksistensi tanah Grant Sultan No. 1 Th. 1935 tercatat atas
nama Tengku Otteman dan telah diserahkan kepada Dt. M. Cheer, dan
terdapat di Kantor Asisten Wedana Kecamatan Deli Tua tahun 1950;
b. Analisa
dan
kesimpulan
Laporan
Deputi
Bidang
Pengawasan
BPN
No.11/DV/LHP/K/WI/1/91 tanggal 22 Januari 1989 menyimpulkan : Secara
juridis formal diakui adanya tanah ahliwaris Dt. M. Cheer seluas 35 Ha, yang
terletak di Jl. Karang Sari Sukadamai, Kecamatan Medan Baru, Kotamadya
Medan. Dan ternyata sebagian dari tanah tersebut tumpang tindih dengan
tanah Hak Pakai No.194/Polonia atas nama YASAU;
c.
Kesimpulan Laporan Khusus Inspektur Bakorstanas DPB.KDH Tk.I Sumatera
Utara No. 01/Lapsus/Irstanas/X/1989 tanggal 6 Oktober 1989 menyimpulkan:
Bahwa tanah yang dimaksud dalam Hak Pakai yang diberikan kepada YASAU
berdasarkan SK. Mendagri c/q Dirjen. Agraria (SARWATA, S.H.) No.
- 28 -
78/HP/DA87 tanggal 25 Agustus 1987, bukan berada di atas tanah yang
langsung dikuasai oleh Negara, tetapi di atas tanah adat (Grant Sultan No. 1
Th. 1935);
d. Kesimpulan hasil penelitian BANAS II POLDAGRI tanggal 22 Ferbruari 1990,
ditandatangani Sofian Harahap, S.H, menyimpulkan: Surat Grant Sultan No. 1
adalah benar tentang hak atas tanah adat warisan dari Sultan Deli yang dikui
sebagai tanah adat;
e. Laporan
hasil penerlitan
Tim
Asistensi Hukum Ketua
DPA
(Dewan
Pertimbangan Agung) No. 13/TAH/DPA/1998 tanggal 18 Maret 1998
menyimpulkan : Tanah HGB No.1/1990 yang berasal dari tanah Grant Sultan
No. 1 Th.1935 terletak di Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Medan Baru,
Kotamadya Medan;
f.
Surat pernyataan Sultan Deli Azmy Perkasa Alam Al Haj (anak/ahli waris
Tengku Otteman) tanggal 18 Desember 1989 menyatakan : Bahwa tanah yang
diduduki oleh PT. Taman Malibu Indah tersebut adalah tanah bekas tanah adat
(Grant Sultan No. 1 Th.1935);
g. Surat Keterangan ketua YASAU (Letkol PNB. Syaefulah) tanggal 16 Juli 1988
menerangkan : Bahwa tanah yang dikuasi oleh YASAU tersebut adalah tanah
bekas tanah adat (Grant Sultan No. 1 Th. 1935).
Bahwa pada saat masih berlangsung dan atau setelah putusan-putusan Peradilan
(Tata Usaha Negara, Perdata, dan Pidana) telah berkekuatan hukum tetap (in
kracht van gewijsde), Kantor Pertanahan Kotamadya Medan menerbitkan Surat
Nomor : 600.666/24/PKM/2001 tanggal 17 April 2001 (Bukti T-4) tentang PT. TMI
tidak menduduki eks tanah Negara (Blad C 4, 5 dan 6) yang menyatakan :
5. Blad C.4 adalah peta yang menggambarkan tanah-tanah yang terletak:
c. Di sebahagian dari Kelurahan Anggrung, Kecamatan Medan Polonia,
yang terletak diantara Sungai Babura, Jalan Jenderal Sudirman dan
Jalan Dr. Cipto.
d. Di sebahagian Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimum, yang
terletak di antara Jalan Dr. Cipto, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Jenderal
Sudirman dan Jalan Mongonsidi.
6. Bad C.5 adalah peta yang menggambarkan tanah-tanah yang terletak :
- 29 -
c. Di sebahagian dari Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, yang
terletak di antara Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Imam Bonjol, Jalan Ir.
H. Juanda dan Jalan Walikota.
d. Di sebahagian dari Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan polonia yang
terletak di antara Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Imam Bonjoldan Perumahan
di sekitar Wisma Arafuru.
7. Bad C.5 adalah peta yang menggambarkan tanah-tanah yang terletak :
c. Di sebahagian dari Kelurahan Hamdan, Kecamatan Medan Maimun,
yang terletak diantara Jalan Imam Bonjol, Jalan Haji Misbach, Sungai
Deli dan Jalan Ir. H. Juanda.
d. Di sebahagian Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Medan Polonia, yang
terletak diantara Jalan Ir. H. Juanda, Sungai Deli, Perumahan Taman
Polonia dan Jalan Imam Bonjol.
8. Lokasi Perumahan Taman Malibu Indah ternyata tidak terdapat pada Blad
C.4, C.5 dan C.6 tersebut di atas.
Bahwa berdasarkan fakta-fakta/peristiwa-peristiwa hukum yang sudah
disampaikan di atas, Pemohon Banding berkeyakinan bahwa secara hukum:
1. Telah terjadi PELANGGARAN PERUNTUKAN TANAH yang dilakukan oleh
Pangkowilu I Medan dan YASAU, dengan cara menyimpangi peruntukan
tanah perluasan Pangkalan Udara Polonia menjadi tanah yang dijual
kepada PT. Taman Malibu Indah;
2. Telah terjadi MANIPULASI SEJARAH TANAH oleh Badan Pertanahan
Nasional, dengan cara merekayasa status eks TANAH ADAT (GS. 1/1935)
menjadi TANAH NEGARA sekarang diduduki PT. Taman Malibu Indah;
3. KANTOR
PERTANAHAN
TANAH
KOTAMADYA
MEDAN
TELAH
MENGAKUI KESALAHAN HUKUM yang dilakukannya dalam pemberian
sertifikat HGB No. 1/1990 an. PT. Taman Malibu Indah dengan cara
menerbitkan Surat Nomor : 600.666/24/PKM/2001 tanggal 17 April 2001
sebagaimana tersebut di atas ;
4. PT. TAMAN MALIBU INDAH TELAH MENDUDUKI TANAH SECARA
MELAWAN HUKUM, sebab PT. Taman Malibu Indah tidak menduduki tanah
yang seharusnya (demi hukum) didudukinya. Dengan kata lain, PT. Taman
- 30 -
Malibu Indah, demi hukum, harus menduduki eks tanah Negara (Blad C 4, 5
dan 6);
5. SELURUH PUTUSAN BADAN PERADILAN TUN (KECUALI PUTUSAN
KASASI NO. 56 K/TUN/1995), PERDATA DAN PIDANA, BAIK YANG
SEDANG BERJALAN MAUPUN YANG TELAH
IN KRACHT VAN
GEWIJSDE MENJADI CACAT DAN BATAL DEMI HUKUM, sebab PT.
Taman Malibu Indah bukan pihak yang berhak demi hukum di atas tanah
yang sekarang dikuasai dan didudukinya;
6. BERDASARKAN FAKTA “KEBATALAN HUKUM HGB NO. 1 TAHUN 1990”
YANG BERAKIBAT “CACAT DAN BATALNYA PUTUSAN PERADILAN
TUN (KECUALI PUTUSAN KASASI NO. 56 K/TUN/1995), PERDATA DAN
PIDANA” sebagaimana tersebut di atas, menimbulkan konsekuensi hukum
berikut ini :
 Tidak terbukti adanya fakta pembuatan akta palsu di atas tanah eks
Grand Sultan No. 1/1935;
 Tidak terbukti adanya fakta penggunaan akta palsu di ata tanah eks
tanah Grant Sultan No. 1/1935;
 Hapusnya hak-hak hukum (legal standing in judicio) PT. Taman Malibu
Indah
terhadap
siapapun
sepanjang
menyangkut
tanah
yang
didudukinya, baik yang dilakukan (upaya hukum) yang sudah berlalu
maupun pidana a quo yang sekarang dihadapi oleh Terdakwa;
Bahwa berdasarkan keyakinan hukum yang terkonstruksi oleh logika
hukum, sebagaimana tersebut di atas, maka pertimbangan Judex Factiedalam
perkara a quo, sangat memperlihatkan KESALAHAN ELEMENTER dalam
memahami dan menterjemahkan hukum dan keadilan ;
Bahwa dengan dasar uraian di atas sudah mengkonstruksikan suatu
peristiwa bahwa perbuatan mengajukan alat bukti dalam lingkup perkara perdata
adalah hal yang dilindungi oleh Undang-undang, sebab itu, Pemohon Banding
tidak mengerti mengapa ia nya harus menanggung akibat pidana ketika
mengajukan gugatan perdata ;
Bahwa, dihubungkan dengan unsur mempergunakan surat palsu, maka
didapati suatu kenyataan, Pemohon Banding bukanlah orang yang menyuruh atau
memerintahkan orang lain untuk melakukan suatu perbuatan yang menimbulkan
kerugian bagi pihak lain ;
- 31 -
Bahwa menurut Yurisprudensi MA Nomor : 1804K/PID/1988 : “dalam ilmu
hukum pidana "menyuruh lakukan" mengandung arti, bahwa si pelaku langsung
tidak dapat dipertanggung jawabkan secara pidana, padahal dalam perkara ini
keadaannya tidak demikian, dengan melihat segala bukti sehugungan dengan
perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa sudah jelas apa yang dilakukan oleh
terdakwa adalah suatu perbuatan yang langsung dilakukan oleh terdakwa. jadi
terdakwa adalah pelaku langsung dan bukan menyuruh lakukan seperti pendapat
judex facti” ;
Bahwa uraian-uraian di atas sudah cukup membuktikan bahwa apa yang
dimaksud dengan ”barang siapa” dalam unsur ini, sama sekali tidak terbukti
adanya ;
ad. 2. Unsur “Dengan Sengaja”
Bahwa menunjuk Bukti T.2, berupa Akte Notaris No. 2 dan 3 tanggal 3
Agustus 1987 yang dilakukan di hadapan Notaris SYAHRIL SOFYAN, SH.,
menunjukkan Pemohon Banding sebagai Penerima Kuasa dari Ahli Waris Dt. M.
Cheer ;
Bahwa bukti ini adalah bukti yang tidak dapat dibantah, baik secara logika
maupun yuridis formalnya, yang pada hakekatnya menerangkan bahwa Pemohon
Banding adalah penerima kuasa yang diberi kuasa untuk menjalankan
kepentingan hukum dari Ahli Waris Dt. Muhammad Cheer (Dt. M. Cheer) atas
sebidang tanah yang kini dikuasai oleh PT. Taman Malibu Indah ;
Bahwa ketika berbicara mewakilikepentingan dari ahli Waris Dt. M. Cheer,
tidaklah lantas dikatakan dengan mudah bahwa perbuatan Pemohon Banding
mengajukan perbuatan perdata adalah merupakan representatif dari sikap bathin.
Sikap bathin yang dimaksudkan perlu mendapat pendalaman secara hukum;
Bahwa menurut P.A.F. Lumintang, S.H., (Dasar-dasar Hukum Pidana
Indonesia, Penerbit : PT. Citra Aditya Bakti, Cet. V, 2013) menyatakan, “khususnya
di bidang hukum pidana, adalah menjadi kewajiban hakim untuk menerapkan
ketentuan-ketentuan pidana yang telah dirumuskan dalam perundang-undangan
itu dengan setepat-tepatnya, dan untuk maksud tersebut, menjadi kewajiban
mereka pula untuk menafsirkan ketentuan-ketentuan pidana dengan setepattepatnya, yakni tentang apa yang sebenarnya dimaksud dengan rumusan-rumusan
mengenai ketentuan-ketentuan pidana tersebut” . Kemudian, lebih lanjut ia
mengatakan, “tujuan perbuatan menafsirkan undang-undang itu sendiri selalu
- 32 -
untuk menentukan arti yang sebenarnya dari wilsbesluit atau adari putusan
kehendak pembentuk undang-undang yaitu seperti yang tertulis di dalam rumusanrumusan dari ketentuan-ketentuan pidana di dalam Undang-undang “
Bahwa sikap bathin yang dipertimbangkan Judex Factie dalam putusannya
terkesan terlalu sederhana dan tidak mencerminkan adanya upaya kuat untuk
membuktikan kebenarannya di dalamnya. Ini terlihat pada pertimbangan Judex
Factie pada halaman 16 putusannya, yang menyatakan:
“Menimbang, bahwa unsur dengan sengaja adalah suatu sikap bathin dari
seseorang yang merupakan niat untuk melakukan sesuatu berdasarkan
pada suatu kesadaran dengan diserati maksud tertentu, disini Terdakwa
menerima kuasa dari Datuk Samsir alias Hamsir, dkk sebagaimana tertuang
di dalam Akta No. 2 dan 3 tentang surat kuasa masing-masing tertanggal 3
Agustus 1987 yang dibuat dihadapan Syahril Sofyan, Notaris di Medan
untuk mewakili Datuk Samsir alias Hamsir, dkk selaku Penggugat untuk
menggugat instansi pemerintah RI, Yasau dan PT. Taman Malibu Indah
yang sudah memiliki Hak Guna Bangunan, dan diberi izin untuk
membangun perumahan di atas tanah seluas 20,1 ha...”
Bahwa demikian seterusnya, terdapat lagi pertimbangan hukum Judex
Factieyang lebih tidak logis dan bertentangan dengan fakta yang sebenarnya
(halaman 18), yaitu :
“Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas Terdakwa dengan sengaja mempergunakan atau memakai Grant
Sultan No. 1 Tahun 1935 untuk melakuka perbuatan menggugat instansi
Pemerintah RI, Yasau dan PT. Taman Malibu Indah, maka dengan
demikian hal tersebut merupakan dengan sengaja sebagai tujuan untuk
memiliki tanah tersebut di atas...”
Bahwa Judex Factie keliru serta memberikan pertimbangan yang tidak
masuk akal dan bertengan dengan bukti yang disampaikan Pemohon Banding di
dalam persidangan ;
Bahwa kedudukan hukum Pemohon Banding/Terdakwa sebagai penerima
kuasa masuk kepada lalu lintas hukum perdata. Kewajiban penerima kuasa
dirumuskan dalam Pasal 1800-1806 KUHPerdata (Handri Raharjo, S.H., Hukum
Perjanjian di Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia, Cet.1, 2009, hal
116), diantaranya :
- 33 -
1. Melaksanakan kuasanya (selama kuasa yang dilimpahkan masih secara sah
melekat kepadanya) :
a. Menanggung segala biaya ;
b. Menanggung kerugian ;
c. Menanggung segala bunga yang dapat timbul karena tidak dilaksanakannya
kuasa itu.
2. Menyelesaikan urusan yang telah dimulai dikerjakannya pada waktu pemberi
kuasa meninggal dunia;
3. Bertanggungjawab terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja;
4. Bertanggung jawab terhadap kelalaian-kelalaian yang dilakukan dalam
menjalakan kuasanya;
5. Memberi laporan menjalankan kuasaya;
Bahwa rumusan Pasal 1800-1806 KUHPerdata tidak membutuhkan
penjelasan yang lebih jauh, tetapi cukup disimpulkan bahwa Pemohon Kasasi tidak
melakukan suatu perbuatan untuk kepentingan ia sendiri, melainkan lebih kepada
kepentingan dari Pemberi Kuasa (ahli waris Dt. M. Cheer) ;
Bahwa bagaimana mungkin Pemohon Banding melakukan gugatan sebagai
maksud untuk memiliki tanah yang menjadi objek perkara, sementara Pemohon
Banding adalah seseorang penerima berdasarkan Akta Nomor 2 dan 3 tanggal 3
Agustus 1987 ?;
Bahwa jika diteliti dengan cermat, unsur “dengan sengaja” dalam
pertimbangannya Judex Factie lebih dikonstruksikan kepada palsu atau tidaknya
Grant Sultan No. 1 Tahun 1935, bukan kepada bagaimana niat bathin yang
“dengan sengaja” itu diformulasi berdasarkan rumusan hukum yang berlaku,
sehingga unsur niat bathin pelaku (ic. Pemohon Kasasi) dalam pertimbangan
hukum Judex Factiedapat terpenuhi ;
Bahwa pertimbangan Judex Factie terkait unsur “dengan sengaja” ini sangat
dangkal dan terasa kabur sehingga tidak mencerminkan kualitas hukum yang
benar. Ada dugaan bahwa unsur dengan sengaja ini sangat dipaksakan demi
mendudukkan unsur “dengan sengaja” itu terpenuhi ;
Bahwa membahas pertimbangan yang tidak tepat ini, Drs. P.A.F.
Lumintang, S.H. dalam bukunya: Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, penerbit:
- 34 -
PT. Citra Aditya Bakti Bandung, 2013, hal 39, memberikan pengertian : “Bahwa
perlu kiranya disadari bahwa suatu penafsiran yang baik dan tepat atas rumusanrumusan yang terdapat di dalam suatu undang-undang pidana erat hubungannya
dengan usaha manusia untuk memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada hak-hak azasi manusia, justru karena suatu penafsiran yang buruk dan
tidak tepat atas rumusan-rumusan yang terdapat di dalam Undang-undang pidana
tersebut akan membuat hak-hak atas kebebasan pribadi dan atas kepemilikan
harta milik itu tanpa suatu dasar hukum dapat menjadi dirampas atau dibatasi
secara sewenang-wenang” ;
Bahwa dapat dipertegas, Yurisprudensi MA Nomor : 492K/KR/1981 : juga
berpendapat, “pengadilan tinggi telah tepat dengan mempertimbangkan, bahwa
tuduhan yang samar-samar/kabur harus dinyatakan batal demi hukum”;
Bahwa tanpa diragukan lagi, seluruh pertimbangan Judex Factie yang keliru
atau dikategorikan sebagai pertimbangan kabur dan sesat,adalah pertimbangan
yang bertentangan dengan hukum yang berlaku dan harus dibatalkan demi hukum;
ad. 3.
Unsur “menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah surat
itu asli dan tidak dipalsukan dalam hal mempergunakan dapat
mendatangkan suatu kerugian”
Bahwa Judex Factie mendefinisikan unsur “menggunakan surat palsu”
adalah berdasarkan perbuatan Pemohon Banding/Terdakwa yang menyuruh
Rocky Kawilarang menunjukkan asli Grant Sultan di Ruang Cakra II pada
Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 26 Pebruari 2014 telah berulang-ulang di
jelaskan di atas, dan mohon dianggap juga sebagai bantahan terhadap unsur ini ;
Bahwa Majelis Hakim melakukan kekeliruan yang nyata, karena putusan
Pengadilan tidak mempertimbangkan adanya fakta bahwa Terdakwa dalam
perkara Perdata No. 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn adalah pihak yang dikalahkan ;
Bahwa Majelis Hakim melakukan kekeliruan yang nyata, karena putuan
Judex Factie Tingkat Pertama tidak mempertimbangkan kedudukan PT. Taman
Malibu Indah sebagai pihak Tergugat Rekonpensi di dalam gugatan Perdata
Nomor : 137/Pdt.G/PN.MDN, dimana pada akhirnya gugatan Rekonpensi
dikabulkan/dimenangkan, sehingga dengan demikian, tidak terdapat kerugian yang
diderita PT. Taman Malibu Indah ;
Bahwa Majelis Hakim melakukan kekeliruan yang nyata, karena putusan
Judex Factie Tingkat Pertama tidak mempertimbangkan putusan perkara Perdata
- 35 -
No. 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn yang amarnya menolak kerugian PT. Taman Malibu
Indah sebesar Rp. 1.000.000.000.- (Satu Miliar Rupiah) ;
Bahwa Berdasarkan hal-hal yang dikemukan tersebut di atas tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa telah bersalah melakukan tindak
pidana “dengan sengaja menggunakan surat palsu atau dipalsukan yang
menimbulkan kerugian” ;
Bahwa Judex Factie Tingkat Pertama telah salah dan keliru pertimbangan
hukumnya pada halaman 19 alinea 4 yang menyatakan :
”Menimbang, bahwa berdasarkan fakta dipersidangan diperoleh fakta
bahwa PT. Taman Malibu Indah mengalami kerugian dalam menjalankan
bisnisnya ;”
Bahwa Pertimbangan hukum Judex Factie Tingkat Pertama tersebut adalah
salah dan keliru ;
Bahwa apa yang menjadi ukuran tentang kerugian dalam menjalankan
bisnisnya tidak terungkap dalam Persidangan perkara in casusehingga Pemohon
Banding (Terdakwa) menolak dengan tegas pertimbangan hukum dari Judex
Factie Tingkat Banding tersebut ;
Bahwa
Pemohon
Banding
(Terdakwa)
sangat
tegas
meyatakan
pertimbangan Hukum Judex Factie Tingkat Pertama menyatakan di dalam
persidangan telah terbukti PT. Taman Malibu Indah mengalami kerugian adalah
bertentangan dengan fakta hukumyang sebenarnya ;
Bahwa dengan adanya gugatan No. 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn, PT. Taman
Malibu Indah dimenangkan dan diuntungkan, dalam arti tidak ada kerugian yang
diderita PT. Taman Malibu Indah ;
Bahwa Pemohon Banding kembali mengutip hal-hal yang terungkap di
dalam persidangan berkaitan dengan nilai kerugianini ;
Bahwa berdasarkan keterangan saksi YUANA BERLIANTY, S.H.,M.H., dan
SUGIANTO SUHERMAN, mengakui dengan benar PT. Taman Malibu Indah
mengajukan
gugatan
kembali
atau
Rekonpensiterhadap
gugatan
SUGIONOdimana gugatan rekonpensi tersebut dikabulkan Pengadilan Negeri
Medan ;
- 36 -
Bahwa hal ini mempertegas bahwa PT. Taman Malibu Indah tidak
mengalami kerugian atas timbulnya gugatan perdata Nomor: 137/Pdt.G/2013/PN.
Mdn ;
Bahwa Judex Factie Tingkat Pertama telah salah dan keliru pertimbangan
hukumnya pada halaman 19 alinea 4 yang menyatakan :
“Bahwa oleh karena apabila kerugian kasat mata itu dibuat nyata, dengan
rupiah maka kerugian yang diderita oleh korban yaitu PT. Taman Malibu
Indah senilai Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;”
“Menimbang, berdasarkan uraian tersebut di atas maka unsur ini telah
terpenuhi ;”
Bahwa Pertimbangan hukum Judex Factie Tingkat Pertama tersebut adalah
salah dan keliru ;
Bahwa apa yang menjadi kerugian PT. Taman Malibu Indah tidaklah
terbukti di dalam persidangan, sementara JudexFactie Tingkat Pertama dalam
pertimbangan hukumnya menilai kerugian dari PT. Taman Taman Malibu Indah
sebesar Rp. 1.000.000.000 (Satu Miliar Rupiah) adalah kerugian yang tidak
diketahui dari mana sumbernya, sehingga Pemohon Banding menilai kerugian
tersebut
adalah
kerugian
yang
diciptakan
oleh
Judex
Factie
Tingkat
Pertamadengan tujuan agar unsur “menggunakan surat palsu atau yang
dipalsukan yang mendatangkan kerugian” seolah-olah terpenuhi ;
Bahwa dari uraian diatas Judex Factie Tingkat Pertama dalam memberikan
pertimbangan hukumnya yang menjadi Fakta Hukum terkait dengan adanya unsur
kerugian bukanlah berdasarkan fakta yang sebenarnya dan hanya bersifat rekaan
saja yang tidak memiliki dasar hukum ;
Bahwa Judex Factie dalam putusannya telah menghilangkan keterangan
saksi Yuana Berlianty, SH., MH yang menerangkan bahwa kerugian yang dialami
oleh PT. Taman Malibu Indah sebesar Rp. 1.000.000.000,- berbentuk : tiket
pesawat, biaya hotel dan akomodasi lainnya yang dipergunakan oleh dirinya dalam
rangka mewakili kepentingan PT. Taman Malibu Indah dalam perkara Perdata No.
137/Pdt,G/2013/PN.MDN ;
Bahwa keterangan yang dimanupilasi Judex Factie ini akhirnya diketahui
untuk memberikan pendapatnya sendiri tentang “suatu perbuatan yang merugikan
nama baik PT. Taman Malibu Indah” dengan maksud pertimbangan hukum seperti
ini tidak berlawanan dengan keterangan Saksi Yuana Berlianty, SH., MH ;
- 37 -
Bahwa pada kenyataannya, sejak berperkara tahun 1999 sampai dengan
sekarang, PT. Taman Malibu Indah berhasil menjual property secara besarbesaran dan meraup keuntungan yang tidak sedikit dimana msyarakat penghuni
perumahan PT. Taman Malibu Indah tidak terusik sedikitpun dengan perkara a
quo. Dengan tidak perlu repot-repot membuktikannya, seluruh masyarakat Kota
Medan telah mengetahui bahwa perumahan PT. Taman Malibu Indah merupakan
lokasi perumahan elit yang dihuni oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan
cukup dan kebanyak berasal dari kalangan atas ;
Bahwa adapun alasan yang sedemikian itu dari Judex Factie. dapat
dirasakan bukan lagi sekadar sebagai dasar kebutuhan dan tuntutan hukum,
melainkan adanya upaya memanipulasi hukum untuk melindungi pihak-pihak
tertentu ;
Bahwa Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH dalam bukunya : Ilmu Hukum,
penerbit PT. Citra Aditya Bakti, cet ke-VII, hal 317-318, menyatakan, “hukum tidak
menuntut adanya suatu kepastian yang absolut tentang kebenaran suatu
keputusan. Sekalipun pengadilan itu memang harus memutuskan secara benar,
penting pula untuk dipahami, bahwa pengadilan itu memberikan keputusan atas
permintaan para pihak dan berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak
pula. Bagaimanapun keputusan haruslah diambil. Dalam konteks yang demikian
itu, menuntut agar dapat dicapai kepastian
atau bahkan, yang mendekati
kepastian saja, adalah tidak praktis dan tidak dikehendaki oleh mereka yang
terlibat dalam penyelesaian perkara. Hukum, dengan demikian melakukan
kompromi” ;
Bahwa salah satu persyaratan mutlak atau conditio sine qua non dalam
sebuah negara yang berdasarkan hukum adalah pengadilan yang mandiri, netral
(tidak berpihak), kompeten dan berwibawa yang mampu menegakkan wibawa
hukum, pengayoman hukum, kepastian hukum dan keadilan. Hanya pengadilan
yang memiliki semua kriteria tersebut yang dapat menjamin pemenuhan hak asasi
manusia ;
Bahwa berangkat dari pandangan di atas, sekali lagi, Pemohon Banding
dengan tegas menolak seluruh pertimbangan dan putusan Judex Factie dalam
perkara ini dan mohon kiranya dibatalkan ;
D.
JUDEX FACTI TELAH MEMANIPULASI DAN MENGHILANGKAN FAKTAFAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN
- 38 -
Bahwa Judex Factie telah memanipulasi sejumlah fakta yang terungkap
dipersidangan, dengan tidak mencantumkan/memasukkan keterangan-keterangan
saksi dalam persidangan di dalam putusan Nomor : 2061/Pid.B/2015/PN.MDN
tanggal 22 Oktober 2015, diantaranya :
1. Keterangan Yuana Berlianty, SH.., MH,
a. nilai kerugian yang diderita malibu adalah berupa tiket pesawat, biaya
penginapan hotel dan lain sebagainya ;
b. rekonpensi PT. Taman Malibu Indah dalam perkara Perdata Nomor:
137/Pdt.G/2013/PN.Mdn dikabulkan Pengadilan Negeri Medan sekaligus
menguntungkan PT. Taman Malibu Indah ;
2. Keterangan ahli Dr. O.K. Saidin, SH., M.Hum yang menyatakan bahwa sejarah
grant sultan dari kesultanan deli merupakan hasil penelitiannya;
Bahwa keterangan saksi-saksi di atas yang dimanipulasi Judex Factie
adalah bertentangan dengan hukum, dimana secara materiil, bukti ini sangat
menentukan kedudukan hukum dan hak azasi dari Terdakwa SUGIONO yang
telah dipersalahkan melanggar ketentuan Pasal 263 ayat (2) KUHPidana ;
Bahwa jika terjadi penggelapan keterangan saksi, maka penggelapan
keterangan saksi tersebut sebagai cara membatasi sidang pengadilan pidana
dalam usaha mencari dan mempertahankan kebenaran yang terikat pada
ketentuan tata cara dan penilaian alat bukti yang ditentukan oleh undang-undang
bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 991 K/Pid/2001
yang pada intinya menyatakan : “Judex Factie telah salah menerapkan hukum,
terutama hukum pembuktian yaitu hanya memperhatikan keterangan seorang
saksi, sementara hak-hak saksi lainnya diabaikan sekalipun semua saksi
disumpah menurut agamanya masing-masing (anas testis null us testis)” ;
Bahwa selain merugikan kepentingan hukum Pemohon Banding, Judex
Factie juga melanggar hak azasi Pemohon Banding/Terdakwa yang tidak
diperkenankan oleh hukum, dimana menurut UU No 39/1999, HAM hak azasi
adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Dengan akal budinya
dan
nuraninya,
manusia
memiliki
kebebasan
untuk
memutuskan
sendiri
perbuatannya. Disamping itu, untuk mengimbangi kebebasannya tersebut manusia
memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab atas semua tindakan yang
dilakukannya ;
- 39 -
E. PENUTUP
didakwakan kepadanya, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan “menggunakan
surat palsu atau yang dipalsukan yang mendatangkan kerugian” sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 263 ayat (2), oleh karena itu pemohon banding
(terdakwa) bermohon agar putusan pengadilan tinggi medan berkenan memberi
putusan :
MEMUTUSKAN :
1. Menyatakan Terdakwa SUGIONO tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja mengunakan surat
palsu atau yang dipalsukan yang menimbulkan kerugian”sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang-undang Hukum Pidana ;
2. Membatalkan
Putusan
Pengadilan
Negeri
Nomor:
2061/PID.B/2015/PN.MDN serta membebaskan PEMBANDING dari segala
dakwaan dan tuntutan hukum ;
3. Mengembalikan dan merehabilitasi nama baik Terdakwa SUGIONO pada
harkat dan martabatnya semula ;
4. Memerintahkan Saudara Jaksa Penuntut Umum dengan tanpa syarat untuk
mengeluarkan Saudara SUGIONO dari dalam tahanan ;
5. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara.
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah mempelajari
secara seksama memori banding dari Terdakwa melalui penasihat hukumnya
ternyata tidak ada hal-hal yang dapat membatalkan putusan Pengadilan tingkat
pertama melainkan hanya merupakan pengulangan yang telah disampaikan di
persidangan, dan telah pula dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama
dalam putusannya dengan baik dan benar, oleh karena itu memori banding yang
diajukan oleh Terdakwa melalui penasihat hukumnya tersebut tidak perlu
dipertimbangkan lebih lanjut;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mempelajari
dengan seksama berkas perkara yang dimohonkan banding oleh Jaksa Penuntut
Umum, dan Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya yang terdiri dari Berita Acara
Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan Persidangan Pengadilan
Negeri Medan, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan nomor :
2061/Pid.B/2015/PN.Mdn
tanggal
22
Oktober
2015,
berpendapat
bahwa
pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama yang mendasari putusannya
mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan kesalahan Terdakwa
- 40 -
sebagaimana yang didakwakan kepadanya telah tepat serta benar, dan hukuman
yang dijatuhkan kepada Terdakwa menurut Majelis Hakim Tingkat Banding telah
memenuhi rasa keadilan masyarakat, oleh karenanya Majelis Hakim Tingkat
Banding dapat menyetujui dan mengambil alih sebagai pertimbangan hukum
sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding, dengan
tambahan pertimbangan sebagai berikut :
-
Bahwa ternyata Terdakwa adalah pihak Penggugat dalam perkara nomor
137/Pdt.G/2013/PN.Mdn melawan PT Taman Malibu Indah sebagai Tergugat
dimana Terdakwa/ Penggugat mengajukan surat Grant Sultan nomor 1 tahun
1935 sebagai bukti P3 yang telah dinyatakan palsu berdasarkan putusan
Pengadilan Negeri Medan tanggal 14 September 1999 jo Putusan Pengadilan
Tinggi Medan : nomor 19/PDT/2000/PT.Mdn tanggal 8 April 2000 jo Putusan
Mahkamah Agung RI nomor 1586 K/Pdt/2002 tanggal 5 Maret 2002;
-
Bahwa surat bukti (P3 –surat grant sultan nomor 1 tahun 1935 tidak terdaftar
dan tidak tercatat pada Badan Pertanahan (BPN) Medan maupun di Kantor
Wilayah Badan Pertanahan (BPN) Medan;
-
Bahwa terdakwa benar memerintahkan Kuasa Hukum Rocky Kawilarang
menunjukkan asli Grant Sultan nomor 1 tahun 1935 (bukti P3) ketika proses
pembuktian surat tanggal 26 Pebruari 2014 dalam perkara nomor :
137/Pdt.G.2013/PN.Mdn;
-
Bahwa terdakwa mengakui akibat perbuatannya merugikan PT Taman Malibu
Indah (pihak tergugat dalam perkara nomor 137/Pdt.G/2013/PN.Mdn) kurang
lebih Rp.1.000.000.000 ( satu milyar rupiah).
Menimbang, bahwa pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa oleh majelis
Hakim Pengadilan Negeri Medan dirasakan telah memenuhi rasa keadilan
masyarakat dan telah sesuai dengan bobot kesalahan Terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka
Putusan Pengadilan Negeri Medan nomor : 2061/Pid.B/2015/PN.Mdn tanggal 22
Oktober 2015, yang dimintakan banding tersebut, dapat dipertahankan dan harus
dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan
dipidana, maka dibebani pula untuk membayar biaya perkara yang timbul dikedua
tingkat peradilan;
- 41 -
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dilakukan
penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan
terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar
Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
Mengingat Pasal 263 ayat (2) KUHP dan Undang-Undang RI Nomor : 8
Tahun 1981, Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) serta
Peraturan Perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
MENGADILI:
-
Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa
melalui Penasihat Hukumnya;
-
Menguatkan
Putusan
Pengadilan
Negeri
Medan
nomor
:
2061/Pid.B/2015/PN.Mdn tanggal 22 Oktober 2015, yang dimintakan banding,
tersebut;
-
Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
-
Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
-
Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua
tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima
ratus rupiah).
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa, tanggal 15 Desember 2015 oleh kami
: Dr. H. SOEDARMADJI, SH.MHum. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan
sebagai Hakim Ketua Majelis, DHARMA E. DAMANIK, SH.MH. dan DALIZATULO
ZEGA, SH. masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk
memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding,
berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 23 Nopember
2015 nomor : 726/PID/2015/PT.MDN, putusan tersebut diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari Jumat tanggal 18 Desember 2015 oleh Hakim
Ketua Majelis didampingi Hakim-Hakim Anggota serta HAMONANGAN RAMBE,
- 42 -
SH.MH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri
oleh Penuntut Umum dan Terdakwa.
Hakim - Hakim Anggota,
ttd
1. DHARMA E. DAMANIK, SH.MH.
Hakim Ketua Majelis,
ttd
Dr. H. SOEDARMADJI, SH. M.Hum.
ttd
2. DALIZATULO ZEGA, SH.
Panitera Pengganti,
ttd
HAMONANGAN RAMBE, SH.MH.
Download