54 BAB V PENUTUP Kesimpulan 1. Pemakaian

advertisement
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pemakaian mekanisme penggambilan benih secara tidak langsung dengan
penakar benih tipe ‘vertical cup feed’ dapat mengurangi jumlah dan
prosentase benih yang rusak atau pecah akibat gesekan alat dengan benih.
Pemakaian penakar benih tipe ini menuntut perubahan bentuk rancang bangun
alat dan perbaikan letak pengeluaran benih yang lebih dekat dengan katup
pembuka benih.
2. Penggunaan penakar benih tipe ‘cup feed’ memberikan kemungkinan
terjadinya lubang penanaman yang kosong akibat benih yang tidak dapat
keluar karena ukurannya yang terlalu besar. Untuk mengatasi kemungkinan
terjadinya lubang kosong dalam pemakaian alat penanam ini maka diusahakan
agar digunakan benih yang keseragaman ukurannya cukup baik.
3.
Kapasitas
kerja
alat
penanam
RIP
hasil
modifikasi
pada
tanah medium 7,38 m2/menit, tanah halus 7,61 m2/menit, tanah kasar 7,00
m2/menit.
4. Kekerasan tanah membuat membuat alat penanam kedelai Rolling Injector
Planter lebih sulit didorong maju daripada di tanah halus ataupun medium
sehingga memperlambat laju gerak alat.
54
5. Kedalaman tanam cenderung berkurang dengan meningkatnya kekerasan
struktur tanah karena tingkat kekerasan tanah yang tinggi (tanah kasar)
membuat ujung tumit pembuka lebih sulit menembus tanah
6. Persentase benih pecah tanah medium 15,85%, tanah halus 15,68%, tanah
kasar 21,79% dengan nilai yang paling besar pada tanah kasar karena saat
benih mencapai tanah, tingginya tingkat kekerasan tanah membuat benih
lebih mudah pecah daripada saat ditanah medium dan tanah halus.
7. Persentase benih tersebar tanah medium 4,31%, tanah halus 59,3%, tanah
kasar 31,6% dengan nilai yang paling besar pada tanah halus karena ada tanah
yang melekat pada tumit pembuka sehingga menghalangi jatuhnya benih pada
lubang tanam.
8. Persentase lubang kosong pada tanah medium 10,66%, tanah halus 25,3%,
tanah kasar 10,6% dengan nilai yang paling besar pada tanah halus karena
banyak tanah yang melekat pada tumit sehingga menghambat jatuhnya benih
kedalam lubang tanah.
9. Teknis pengerjaan untuk pembuatan alat penanam RIP modifikasi sangat
sederhana sehingga dimungkinkan untuk dibuat oleh bengkel-bengkel kecil.
Disamping itu bahan-bahan yang secara mudah dapat diperoleh dipasaran.
10. Nilai Fhitung sebesar 35,597 dengan Ftabel =9,55. Pada analisa satu arah, nilai
Fhitung lebih besar dari pada Ftabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini
mengindikasikan bahwa variasi kekasaran tanah yang dalam penelitian ini
yaitu tanah halus, tanah medium dan tanah kasar mempengaruhi keseragaman
pengeluaran benih pada aplikasi rolling injector planter.
55
B. Saran
Alat penanam rolling injector planter hasil modifikasi ini telah mampu
digunakan untuk aplikasi di lapangan namun perlu adanya upaya-upaya perbaikan
rancangannya kembali untuk menyempurnakan kinerja alat ini sehingga
presentase benih pecah, presentase lubang kosong dan presentase benih tersebar
dapat diturunkan di bawah 10%.
56
Download