BAB V PENUTUP Kesimpulan 1. Pemakaian mekanisme penggambilan benih secara tidak langsung dengan penakar benih tipe ‘vertical cup feed’ dapat mengurangi jumlah dan prosentase benih yang rusak atau pecah akibat gesekan alat dengan benih. Pemakaian penakar benih tipe ini menuntut perubahan bentuk rancang bangun alat dan perbaikan letak pengeluaran benih yang lebih dekat dengan katup pembuka benih. 2. Penggunaan penakar benih tipe ‘cup feed’ memberikan kemungkinan terjadinya lubang penanaman yang kosong akibat benih yang tidak dapat keluar karena ukurannya yang terlalu besar. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya lubang kosong dalam pemakaian alat penanam ini maka diusahakan agar digunakan benih yang keseragaman ukurannya cukup baik. 3. Kapasitas kerja alat penanam RIP hasil modifikasi pada tanah medium 7,38 m2/menit, tanah halus 7,61 m2/menit, tanah kasar 7,00 m2/menit. 4. Kekerasan tanah membuat membuat alat penanam kedelai Rolling Injector Planter lebih sulit didorong maju daripada di tanah halus ataupun medium sehingga memperlambat laju gerak alat. 54 5. Kedalaman tanam cenderung berkurang dengan meningkatnya kekerasan struktur tanah karena tingkat kekerasan tanah yang tinggi (tanah kasar) membuat ujung tumit pembuka lebih sulit menembus tanah 6. Persentase benih pecah tanah medium 15,85%, tanah halus 15,68%, tanah kasar 21,79% dengan nilai yang paling besar pada tanah kasar karena saat benih mencapai tanah, tingginya tingkat kekerasan tanah membuat benih lebih mudah pecah daripada saat ditanah medium dan tanah halus. 7. Persentase benih tersebar tanah medium 4,31%, tanah halus 59,3%, tanah kasar 31,6% dengan nilai yang paling besar pada tanah halus karena ada tanah yang melekat pada tumit pembuka sehingga menghalangi jatuhnya benih pada lubang tanam. 8. Persentase lubang kosong pada tanah medium 10,66%, tanah halus 25,3%, tanah kasar 10,6% dengan nilai yang paling besar pada tanah halus karena banyak tanah yang melekat pada tumit sehingga menghambat jatuhnya benih kedalam lubang tanah. 9. Teknis pengerjaan untuk pembuatan alat penanam RIP modifikasi sangat sederhana sehingga dimungkinkan untuk dibuat oleh bengkel-bengkel kecil. Disamping itu bahan-bahan yang secara mudah dapat diperoleh dipasaran. 10. Nilai Fhitung sebesar 35,597 dengan Ftabel =9,55. Pada analisa satu arah, nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa variasi kekasaran tanah yang dalam penelitian ini yaitu tanah halus, tanah medium dan tanah kasar mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada aplikasi rolling injector planter. 55 B. Saran Alat penanam rolling injector planter hasil modifikasi ini telah mampu digunakan untuk aplikasi di lapangan namun perlu adanya upaya-upaya perbaikan rancangannya kembali untuk menyempurnakan kinerja alat ini sehingga presentase benih pecah, presentase lubang kosong dan presentase benih tersebar dapat diturunkan di bawah 10%. 56