respon masyarakat pemilik lahan terhadap upaya

advertisement
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 1
RESPON MASYARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA
REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PASIR BESI
DI DESA MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG
N. Susanti1), D, Sugandi 2), Jupri3)
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] , [email protected] , [email protected]
ABSTRAK
Pertambangan pasir besi telah menimbulkan kerusakan pada lahan pertanian seluas 89.366 m2.
Menurut peraturan pemerintah no 78 tahun 2010, lahan bekas pertambangan harus direklamasi
dalam tenggang waktu 30 hari (satu bulan) kalender setelah tidak adanya kegiatan usaha pada
lahan terganggu. Tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap
upaya reklamasi lahan, 2) menganalisis pengaruh sikap terhadap upaya reklamasi lahan, 3)
menganalisis bentuk reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya
Kecamatan Cikalong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif.
Populasi penelitian ini adalah masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi
sebanyak 75 orang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh, artinya
penelitian ini ditujukan kepada seluruh pemilik lahan bekas penambangan pasir besi di Desa
Mandalajaya. Variabel penelitian terdiri dari variable bebas yang meliputi pengetahuan, sikap,
perilaku pemilik lahan dan variabel terikatnya yaitu upaya reklamasi lahan.Analisis data
penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pengetahuan masyarakat mempengaruhi upaya reklamasi lahan sebesar 0,105 atau 10,5% dan
sikap hanya mempengaruhi 0,003 atau 0,3%. Bentuk reklamasi yang dilakukan masyarakat
Desa Mandalajaya meliputi penutupan lubang galian, revegetasi, dan menggunakan lahan
untuk peruntukan lain. Penutupan lubang galian sudah dilakukan 44%, revegetasi 29,33%, dan
menggunakan lahan untuk peruntukan lain hanya dilakukan oleh 4% dari masyarakat pemilik
lahan. Dengan demikian, respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan di Desa
Mandalajaya termasuk dalam kategori sangat rendah.
Kata kunci : Pertambangan Pasir Besi,Respon, Reklamasi
1)
Penulis
, Dosen FPIPS UPI
2) 3)
2 | Neti Susanti, dkk.
Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
LAND OWNERS RESPONSE TO THE EFFORTS OF LAND RECLAMATION OF
USED IRON SAND MINING DISTRICT IN VILLAGE MANDALAJAYA CIKALONG
N. Susanti1), D. Sugandi 2), Jupri3)
Departement Of Geography Education, Faculty Of Social Sciences Education,
Indonesia University Of Education
[email protected] , [email protected] , [email protected]
ABSTRACT
Iron sand mining has caused damage to the agricultural area of 89 366 m2. According to the
government regulation No. 78 of 2010, mined land must be reclaimed with in a period of 30
days (one month) after the calendar is not any business activities on disturbed land. The
purpose of this study is 1) to analyz ethe influence of knowledge on land reclamation efforts,
2) analyze the influence of attitudes toward land reclamation efforts, 3) analyze the form of
land reclamation of mined iron in the Village District of Cikalong Mandalajaya. The method
used in this research is descriptive method. The population of this research is the land owners
of mined iron oreby 75 people. The sample used in this study is the samples at urated, meaning
that this study is aimed to all owners of land after mining iron sands in the village Mandalajaya.
Variable sconsisted of independent variables which include knowledge, attitude, behavior land
owner sand the dependent variable is land reclamation efforts. Analysis of research data using
multiple linear regression analysis. The results showed that the knowledge society affect land
reclamation efforts by 0,105 or 10,5% and attitude affects only 0,003 or 0.3%. Form of
reclamation villagers Mandalajaya include pitclo sure, revegetation, and use the land for other
uses. Pitclo sures already done 44%, 29.33% revegetation, and use the land for other uses only
doneby 4% of the land owners. Thus, the public response to land reclamation efforts in the
Village Mandalajaya included in the low category.
Keywords: Iron Sand Mining, Response, Reclamation
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 3
Pertambangan merupakan sebagian
tahapan
untuk
mengambil
dan
memanfaatkan kekayaan alam yang
terkandung di dalam bumi Indonesia. Hasil
tambang Indonesia dari tahun ke tahun
sebagian besar diekspor ke berbagai negara
di dunia, hanya pasir besi lah yang lebih
banyak dimanfaatkan di dalam negeri. Pasir
besi dianggap sebagai salah satu sumberdaya
yang kurang ekonomis dan penggunaannya
kurang optimal, akan tetapi seiring
perkembangan teknologi, pasir besi telah
berubah menjadi sumber daya yang layak
tambang. Hal ini dipengaruhi oleh
perkembangan
industrialisasi
yang
meningkatkan permintaan pasir besi seiring
dengan peningkatan kebutuhan pasir besi
dunia. Pasir besi dimanfaatkan untuk bahan
baku di sektor industri dengan cara
mengolahnya
menjadi
bahan
dasar
bangunan, bahan dasar logam, besi, semen,
dan lain-lain.
Pasir besi merupakan mineral yang
dapat ditemukan disekitar pesisir pantai.
Menurut Zen (1984, hlm. 127) pasir besi
terdapat di sepanjang pantai Pulau Jawa.
Jawa Barat misalnya, memiliki sumber daya
pasir besi sebanyak 35.612.966,9 ton yang
terdiri dari 28.297.032,29 ton (Fe) dan
7.315.934,61 (titan), sumber daya tersebut
tersebar di Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Tasikmalaya,
Kabupaten
Cianjur,
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten
Subang (Rosana, dkk, 2013).
Kabupaten Tasikmalaya adalah salah
satu Kabupaten yang menjadi sasaran para
pengusaha penambangan pasir besi.Jumlah
potensi pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya
cukup banyak yakni sekitar 3.659.390 ton
yang tersebar di tiga Kecamatan yakni
Kecamatan Cikalong, Kecamatan Cipatujah
dan
Kecamatan
Karangnunggal.
Penambangan pasir besi di Kabupaten
Tasikmalaya dimulai sejak tahun 2004
diawali dengan tahap eksplorasi yang hingga
saat ini umumnya telah dilakukan.
Kecamatan Cikalong merupakan salah
satu kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya
yang mengalami kerusakan lahan paska
penambangan pasir besi. Kerusakan lahan
dengan kategori sangat rusak terjadi di Desa
Mandalajaya dengan luas lahan bekas
tambang sekitar 89.366 m2. Masalah utama
kegiatan pertambangan ini yaitu perubahan
morfologi, perubahan pola hidrologi, dan
hilangnya vegetasi penutup lahan. Menurut
Alaudin (2013, hlm. 3) kegiatan
penambangan apabila tidak dikelola dengan
baik dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan secara keseluruhan dalam
bentuk pencemaran tanah, air, dan udara.
Lahan-lahan bekas penambangan pasir besi
yang telah rusak, sekarang menjadi
terbengkalai dan tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Reklamasi lahan adalah tanggung
jawab perusahaan. Menurut Peraturan
Pemerintah No. 78 tahun 2010 pemberian
batas atau tenggang waktu pelaksanaaan
reklamasi harus dilakukan dalam waktu 30
hari (satu bulan) kalender setelah tidak
adanya kegiatan usaha pada lahan terganggu.
Perusahaan dan pemilik lahan telah
melakukan perjanjian yang salah satu isinya
menyebutkan bahwa perusahaan akan
mereklamasi lahan bekas penambangan
pasir besi, akan tetapi perusahaanperusahaan pasir besi di Desa Mandalajaya
telah
mengingkari
janjinya
untuk
mereklamasi lahan. Apabila pemilik lahan
tidak mereklamasi lahan tersebut, maka
mereka
akan
kehilangan
mata
pencahariannya yang secara langsung
mengurangi pendapatan masyarakat. Oleh
karena itu, masyarakat pemilik lahan
memiliki kesadaran atau inisiatif untuk
mereklamasi lahan secara bertahap sesuai
kemampuannya agar lahan tersebut dapat
segera digunakan kembali untuk pertanian.
Perubahan tatanan lingkungan akibat
penambangan pasir besi, memunculkan
respon dari masyarakat pemilik lahan
terhadap reklamasi lahan. Respon yang
dimaksud adalah tingkah laku yang
didahului oleh pengetahuan yang mendalam,
dan sikapyang ditunjukkan dengan cara suka
atau tidak suka. Menurut Azwar (2013, hlm.
7) respon diklasifikasikan dalam tiga
macam, yaitu respon kognitif (respon
perseptual dan pernyataan mengenai apa
4 | Neti Susanti, dkk.
Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
yang diyakini), respon afektif (respons
syaraf simpatetik dan pernyataan afeksi),
serta respons perilaku atau konatif (respons
berupa tindakan dan pernyataan mengenai
perilaku). Respon masyarakat ini akan
menentukan bentuk reklamasi lahan bekas
penambangan pasir besi tergantung jenis
responnya apakah bersifat positif atau
negatif.
Tujuan penelitian ini yaitu 1)
menganalisis
pengaruh
pengetahuan
terhadap upaya reklamasi lahan, 2)
menganalisis pengaruh sikap terhadap upaya
reklamasi lahan, 3) menganalisis bentuk
reklamasi lahan bekas penambangan pasir
besi di Desa Mandalajaya Kecamatan
Cikalong.
METODE
Desa mandalajaya merupakan salah
satu desa di Kecamatan Cikalong dengan
luas 1.332.096 Ha. Pertambangan pasir besi
dilaksanakan di tiga dusun yaitu Dusun
Sukahaji, Dusun Mangkabaya, dan Dusun
Cijulangadeg pada lahan seluas 89.366 m2.
Metode
dalam
penelitian
ini
menggunakan metode deskriptif, yakni
menggambarkan keadaan dilapangan sesuai
dengan fakta mengenai respon masyarakat
(kognitif, afektif, dan konatif terhadap upaya
reklamasi lahan bekas penambangan pasir
besi).Desain penelitian iniadalah desain
korelasional kumulatif, tujuannya yaitu
untuk menyelidiki dua atau lebih variabel
dan
menemukan
hubungan-hubungan
(relation) atau yang ada diantara mereka ke
dalam suatu lingkungan tertentu.
Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat
pemilik
lahan
bekas
penambangan pasir besi di Desa
Mandalajaya sebanyak 75 orang yang
tersebar di tujuh lokasi yaitu Beslahan,
Cibenda, Nyomplong, Rancawiru, Cikuul,
Kokocong,
dan
Cikamurangdengan
luas89.366 m2, adapun lokasi penelitian
dapat dilihat pada gambar 1. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah sampel
jenuh, artinya penelitian ini ditujukan bagi
seluruh masyarakat pemilik lahan bekas
penambangan pasir besi sebanyak 75 orang.
Variabel dalam penelitian ini terdiri
dari variabel bebasdan variabel terikat.
Variabel bebasnya yaiturespon masyarakat
terhadap upaya reklamasi lahan bekas
penambangan pasir besi meliputi aspek
kognitif (pengetahuan) , afektif (sikap), dan
konatif (perilaku), sedangkan variabel
terikatnyayaitu upaya reklamasi lahan bekas
penambangan pasir besi.
Instrumen penelitian ini yaitu berupa
angket yang ditujukan kepada seluruh
masyarakat
pemilik
lahan
bekas
penambangan pasir besi di Desa
Mandalajaya sebanyak 75 orang. Tujuan
menggunakan angket dan wawancara dalam
penelitian ini adalah untuk memudahkan
dalam pengkodean.
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 5
Gambar 1. Peta Lokasi Pertambangan Pasir Besi
Penelitian dilakukan menggunakan cara
ilmiah dan langkah-langkah yang sistematis.
Penelitian berawal dari suatu masalah tentang
pertambangan pasir besi di Desa Mandalajaya.
Pertambangan pasir besi menimbulkan
dampak yang berkelanjutan terhadap
lingkungan
termasuk
didalamnya
masyarakat..Melihat dampak tersebut, maka
masyarakat mulai memberikan respon
terhadap upaya reklamasi lahan yang
dimilikinya.Respon tersebut ada yang bersifat
positif
maupun
negatif
tergantung
pengetahuan mereka tentang konsep dan
manfaat reklamasi lahan. Prosedur penelitian
atau rencana penelitian dijabarkan pada
gambar 2.
Teknik pengumpulan data yang
digunkan dalam penelitian ini yaitu observasi,
angket, studi literatur, dan dokumentasi. Datadata yang telah dikumpulkan selanjutnya
dianalisis sehingga tujuan dari penelitian ini
akan tercapai. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan Skala Likert dan
anlisis regresi linear ganda. Skala likert
digunakan untuk menskor setiap jawaban
responden, kemudian dianalisis menggunakan
regresi linier ganda untuk menganalisis
pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
upaya reklamasi lahan serta menganalisis
bentuk perilaku masyarakat terhadap upaya
reklamasi lahan.
6 | Neti Susanti, dkk.
Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
Latar Belakang
Upaya Reklamasi
lahan Bekas
Tambang
Lahan Bekas
Pertambangan Pasir Besi
Rumusan Masalah
Teori
Metode Penelitian
Instrumen
Penelitian
Pengumpulan Data
Variabel
Penelitian
Analisis Data
Respon Masyarakat
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2 Prosedur Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manusia merupakan bagian dari
lingkungan. Tingkah laku manusia akan
menentukan kelestarian atau kerusakan
lingkungan. Menurut Sumatmadja (2000, hlm.
72) manusia dengan alam ada dalam konteks
keruangan yang saling mempengaruhi.Kadar
saling pengaruh tersebut sangat dipengaruhi
oleh tingkat penguasaan IPTEK oleh manusia
sendiri.Atas dasar penguasaan IPTEK
tersebut, ada masyarakat manusia yang masih
bergantung pada alam, ada yang sudah mampu
menyesuaikan diri, dan ada pula yang yang
mampu mengelola dan memanfaatkannya bagi
kesejahteraan mereka.
Perkembangan
industrialisasi
menyebabkan sektor pertambangan semakin
dibutuhkan. Penambangan mineral untuk
berbagai keperluan secara berlebihan akan
membawa bencana masalah lingkungan bagi
masyarakat disekitarnya. Menurut Noor
(2006, hlm. 1) permasalahan lingkungan akan
muncul ketika eksploitasi sumberdaya lam
mengabaikan prinsip-prinsip pengelolaan
sumberdaya lam dan lingkungan yang
berkelanjutan. Oleh karena itu, pengusaha
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 7
yang mau melakukan pertambangan harus
memperhatikan kaidah lingkungan.
Pertambanganpasir besi di Desa
Mandalajaya dimulai sejak tahun 2010 hingga
akhir tahun 2012.. Pertambangan pasir besi
sebagian besar dilakukan di lahan pertanian
warga seperti sawah dan kebun kelapaseluas
89.366 m2.. Pengambilan sumber daya pasir
besi yang berlebihan tanpa memperhatikan
lingkungan dapat menyebabkan lahan menjadi
rusak.
Kerusakan
lingkungan
yang
diakibatkan
pertambangan
pasir
besi
diantaranya: hilangnya vegetasi penutup
lahan, perubahan topografi, dan perubahan
pola hidrologi.
Kerusakan lahan akibat pertambangan
ini dapat menimbulkan dampak yang
berkelanjutan jika tidak diiringi dengan upaya
reklamasi.
Idealnya,
reklamasi
lahan
dilakukan dalam tenggang waktu 30 hari
setelah
tidak
adanya
kegiatan
pertambangan.Akan
tetapi,
perusahaanperusahaan pasir besi di Desa Mandalajaya
telah mengingkari perjanjiannya untuk
mereklamasi lahan.Mereka tidak bertanggung
jawab untuk mengembalikan kondisi lahan
sebagaimana mestinya.
Dalam kurun waktu beberapa tahun ini
masyarakat Desa Mandalajaya khususnya
yang memiliki lahan bekas penambangan pasir
besi banyak memberikan respon terhadap
aktivitas penambangan tersebut, baik respon
positif maupun respon negatif. Menurut
Iskandar (2012, hlm. 18) respon diartikan
sebagai perilaku atau tingkah laku yang
terjadi pada manusia setelah ia mendapatkan
stimulus atau objek yang terdapat di
lingkungan. Untuk mengetahui respon
masyarakat terhadap pertambangan pasir besi
dapat dilihat dari tiga komponen yaitu
pengetahuan (kognitif), sikap (apektif), dan
perilaku (konatif) masyarakat.
1. Pengaruh Pengetahuan Masyarakat
Terhadap Upaya Reklamasi Lahan
Komponen kognitif terdiri dari kategorikategori yang digunakan untuk berpikir yang
akan
mempengaruhi
perilaku/tindakan.
Berbagai informasi yang diterima oleh panca
indera, diproses oleh sistem otak sehingga
menghasilkan sebuah pemahaman, kemudian
ditunjukkan dengan sikap, dan diwujudkan
dengan perilaku.
Tindakan manusia dalam ruang
bersumber dari persepsi manusia tentang suatu
objek yang ada dilingkungan sekitarnya.
Pengetahuan
masyarakat
memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap upaya
reklamasi lahan. Komponen kognitif ini akan
menimbulkan pemahaman, sikap, serta bentuk
reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi
di Desa Mandalajaya. Masyarakat yang
mengikuti penyuluhan atau mengetahui
konsep serta manfaat reklamasi lahan akan
memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi
sehingga ia akan segera mereklamasi lahan
sesuai dengan kemampuannya.
Pengetahuan masyarakat terhadap upaya
reklamasi lahan dilihat dari pengetahuan
mengenai konsep dan manfaat reklamasi
lahan, serta penyuluhan/pelatihan tentang
reklamasi
lahan.Rekapitulasi
skor
pengetahuan masyarakat pemilik lahan bekas
penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya
Kecamatan Cikalong dapat dilihat pada Tabel
1 berikut ini :
8 | Neti Susanti, dkk.
Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
Tabel 1
Rekapitulasi Pengetahuan Pemilik Lahan
Pernyataan
Skor
N
TS
3
2
S
4
45
116
18
24
19
222
40
104
24
30
18
216
Perusahaan sering melakukan penyuluhan
0
0
0
92
29
121
Penyuluhan meningkatkan pengetahuan
5
84
45
14
3
151
Penyuluhan meningkatkan keterampilan
0
24
6
44
16
90
0
36
6
62
4
108
0
32
12
62
3
109
90
396
111
328
92
1017
Pengetahuan tentang konsep reklamasi
lahan
Pengetahuan tentang manfaat reklamasi
lahan
Penyuluhan mengembalikan produktivitas
lahan
Penyuluhan dapat mengembalikan lahan
pertanian
Jumlah
STS
1
Jumlah
Skor
SS
5
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Pengetahuan pemilik lahan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Nilai Indeks Maksimal=
Skor tertinggi x jumlah soal x jumlah sampel
= 5 x 7x 75
= 2.625
Nilai Indeks Minimal =
Skor terendah x jumlah soal x jumlah sampel
= 1 x 7 x 75
= 525
Jarak Interval
=
(Nilai Maksimal – Nilai Minimal) : 4
= (2.625 – 525) : 4
= 525
Persentase Skor
=
(Total Skor: Nilai Maksimal) x 100
= (1.017 : 2.625) x 100
= 38,74 (Lemah)
38,74
0
20
40
60
80
100
Hasil perhitungan diatas, menunjukkan
bahwa pengetahuan masyarakat terhadap
upaya reklamasi lahan bekas penambangan
Sangat
Lemah
Lemah
Cukup
Kuat
Sangat
Kuat
pasir besi memiliki jumlah skor 38,74 yang
artinya bahwa pengetahuan masyarakat masih
tergolong rendah. Penyuluhan yang dilakukan
perusahaan/ pemerintah tidak mampu
meningkatkan pengetahuan masyarakat secara
signifikan sehingga masyarakat belum
memahami konsep, manfaat dan teknik-teknik
mereklamasi lahan.Tidak adanya pelatihan
mereklamasi lahan membuat masyarakat tidak
mampu mengembalikan produktivitas lahan
yang biasa digunakan untuk pertanian.
Rendahnya pengetahuan masyarakat akan
berpengaruh terhadap sikap dan tindakan
masyarakat dalam mereklamasi lahan.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear
ganda, pengetahuan masyarakat pemilik lahan
memiliki pengaruh sebesar 0,105 atau 10,5%
terhadap upaya reklamasi lahan bekas
penambangan pasir besi yang artinya semakin
tinggi pengetahuan masyarakat, maka akan
semakin baik pula upaya reklamasi lahan yang
dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 9
Abdurachman
(1988,
hlm.29)
yang
menyatakan bahwa pengetahuan atau persepsi
lingkungan berpengaruh terhadap perilaku
keruangan individu.
Model persamaan regresi linier
berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2
Persamaan Regresi Linier Berganda
Tabel 2 menghasilkan nilai a sebesar
11,795, β1 sebesar 0,193 dan β2 sebesar 0,032.
Dengan demikian, persamaan regresi linier
berganda yang akan dibentuk adalah sebagai
berikut:
Y= 11,795 + 0,193X1 + 0,032X2
Hasil persamaan regresi linier berganda
tersebut, masing-masing variabel dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 11,795 menyatakan
bahwa ketika pengetahuan dan sikap
bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan,
maka upaya reklamasi lahan akan bernilai
sebesar 11,795.
b. Nilai variabel X1 yaitu pengetahuan
memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0,193, artinya jika pengetahuan meningkat,
sementara sikap masyarakat konstan, maka
upaya reklamasi lahan akan meningkat
sebesar 0,193.
c. Nilai variabel X2 yaitu sikap masyarakat
memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0,032, artinya jika sikap masyarakat
meningkat,
sementara
pengetahuan
masyarakat konstan, maka upaya reklamasi
lahan akan meningkat sebesar 0,032.
Pengetahuan dan sikap memberikan
kontribusi terhadap upaya reklamasi lahan
bekas penambangan pasir besi di Desa
Mandalajaya. Pengaruh variabel independen
(X) terhadap variabel dependen (Y) yang
dinyatakan dalam persentasesecara parsial
dengan menggunakan perhitungan SPSS,
diperoleh koefisien determinasi sebagai
berikut:
10 | Neti Susanti, dkk.
Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
Tabel 3
Koefisien Determinasi Simultan
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa
bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari
pengetahuan
dan
sikap
masyarakat
mempengaruhi upaya reklamasi lahan.

Pengaruh X1 terhadap Y =
0,320 x 0,328 = 0,105 atau 10,5%
 Pengaruh X2 terhadap Y =
0,029 x 0,118 = 0,003 atau 0,3%
Pengaruh pengetahuan masyarakat terhadap
upaya reklamasi lahan memberikan kontribusi
sebesar 0,105 atau 10,5%, sedangkan
pengaruh sikap masyarakat terhadap upaya
reklamasi lahan hanya memberikan kontribusi
sebesar 0,003 atau 0,3%, Sisanya sebesar
89,2% merupakan kontribusi dari variabel lain
yang tidak diteliti seperti faktor sosial dan
ekonomi. Pengaruh pengetahuan lebih tinggi
dibandingkan dengan pengaruh sikap terhadap
upaya reklamasi lahan, akan tetapi keduanya
sama-sama termasuk ke dalam kategori sangat
rendah.
2. Pengaruh Sikap Masyarakat Terhadap
Upaya Reklamasi Lahan
Komponen afektif berhubungan dengan
kecenderungan individu untuk bereaksi secara
emosional terhadap suatu objek atau situasisituasi yang dihadapi. Perasaan-perasaan
emosional tersebut akan berwujud tingkah
laku terhadap stimulus dan objek yang
bersangkutan. Menurut Hanurawan (2010,
hlm. 65) komponen respon afektif adalah
perasaan atau emosi yang dihubungkan
dengan suatu objek sikap. Adanya
pertambangan pasir besi yang dilakukan
perusahaan pada lahan masyarakat di Desa
Mandalajaya telah merangsang respon afektif
masyarakat pemilik lahan. Respon yang
ditimbulkan pun berbeda-beda, ada yang
marah, benci, dan suka tergantung bagaimana
cara pandang masyarakat dalam menyikapi
kondisi tersebut.
Respon afektif atau sikap masyarakat
dapat dilihat dari sikap masyarakat terhadap
tanggung jawab mereklamasi lahan, sikap
terhadap kondisi lahan, dan sikap terhadap
dampak pertambangan pasir besi.Sikap
tersebut dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam mereklamasi lahan bekas
penambangan pasir besi.Hasil perhitungan
regresi linear gandadan koefisien determinasi
pada tabel 1 dan tabel 2, pengaruh sikap
masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan
bekas penambangan pasir besi yaitu 0,003 atau
0,3%, artinya jika sikap masyarakat meningkat
maka upaya reklamasi lahan akan meningkat
sebesar 0,003 atau 0,3%. Pengaruh sikap ini
lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh
pengetahuan yang mencapai 10,5%. Hal ini
terjadi karena sikap masyarakat yang terlalu
melimpahkan tanggung jawab mereklamasi
lahan kepada perusahaan, sedangkan
perusahaan yang menggali lahan mereka
sudah meninggalkan lokasi penggalian sekitar
setahun yang lalu. Perusahaan seolah lepas
tangan dari permasalahan tersebut tanpa
adanya bantuan baik berupa ide, tenaga, alat,
biaya, maupun yang lainnya.
Rekapitulasi sikap masyarakat pemilik
lahan di Desa Mandalajaya Kecamatan
Cikalong dapat dilihat pada Tabel 4
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 11
Tabel 4
Rekapitulasi Sikap Pemilik Lahan
Pernyataan
Menguntungkan masyarakat
Meningkatkan Kesejahteraan
Kerusakan lahan
Merusak Lahan Pertanian
Menurunkan nilai lahan
Lahan yang rusak harus direklamasi
Reklamasi lahan adalah tanggung jawab
perusahaan
Perusahaan harus mengembalikan
kesuburan lahan
Jumlah
SS
5
0
40
115
110
105
190
S
4
76
236
196
200
208
128
Skor
N
3
24
3
9
9
3
0
TS
2
68
14
0
0
2
10
STS
1
14
0
0
0
0
0
335
20
0
6
0
361
105
204
0
6
0
315
1005
1264
48
106
14
2436
Jumlah
Skor
182
293
320
310
318
328
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Sikap pemilik lahan dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Nilai Indeks Maksimal=
Skor tertinggi x jumlah soal x jumlah sampel
= 5 x 8x 75
= 3000
Nilai Indeks Minimal =
Skor terendah x jumlah soal x jumlah sampel
= 1 x 8 x 75
= 600
Jarak Interval
=
(Nilai Maksimal – Nilai Minimal) : 4
= (3.000 – 600) : 4
= 600
Persentase Skor
=
(Total Skor: Nilai Maksimal) x 100
= (2.4.36 : 3.000) x 100
= 81,2 (Sangat Kuat)
81,2
lahan dapat diketahui melalui sikap
masyarakat terhadap kondisi lahan, dampak
pertambangan,
dan
tanggung
jawab
mereklamasi lahan. Masyarakat cukup peduli
dengan kondisi lingkungannya, hanya saja
pengetahuan masyarakat yang kurang menjadi
faktor penghambat dalam upaya reklamasi
lahan.Lahan bekas penambangan pasir besi
yang luas dan termasuk ke dalam kategori
sangat rusak sulit untuk dilakukan reklamasi
secara cepat apalagi tanpa bantuan dari
pemerintah/perusahaan.
Sebagian
besar
masyarakat mengatakan bahwa reklamasi
lahan adalah tanggung jawab perusahaan
sehingga mereka merasa tidak mempunyai
kewajiban untuk mereklamasi lahan tersebut.
Kesadaran lingkungan yang rendah dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan yang
berkelanjutan.
3. Bentuk Perilaku Masyarakat Dalam
0
20
40
60
80
100
Hasil perhitungan diatas, menunjukkan
bahwa sikap masyarakat terhadap upaya
reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi
di Desa Mandalajaya memiliki jumlah skor
81,2 yakni termasuk kategori sangat kuat.
Sikap masyarakat terhadap upaya reklamasi
Sangat
Lemah
Lemah
Cukup
Kuat
Sangat
Kuat
Mereklamasi Lahan
Manusia merupakan bagian dari
lingkungan.Menurut Sarwono (1995, hlm. 3)
dalam pembangunan berwawasan lingkungan,
peranan tingkah laku manusia menjadi sangat
penting. Peranan tingkah laku manusia bisa
12 | Neti Susanti, dkk.
Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
menjadi titik sentral dalam hubungan manusia
dengan lingkungannya. Dalam memanfaatkan
lingkungan alam, kemampuan manusia
semakin bertambah canggih sehingga jumlah
sumber daya yang diambil akan semakin
banyak. Pengambilan dan pengurasan sumber
daya alam khususnya mineral biasanya kurang
memperhatikan lingkungan, sebab yang
penting ialah mendapatkan sumber daya alam
sebanyak-banyaknya dan secepat mungkin.
Respon konatif atau perilaku merupakan
jawaban
terhadap
stimulus
yang
mengenainya.Menurut Azwar (2013, hlm. 27)
komponen perilaku atau komponen konatif
dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku yang
ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
objek sikap yang dihadapinya. Perilaku
masyarakat dalam mereklamasi lahan
cukupberagam baik bentuk reklamasi yang
dilakukan maupun intensitas dari rekalamasi
tersebut. Perilaku ini dipengaruhi oleh
pemahaman dan sikap masyarakat terhadap
upaya reklamasi lahan bekas penambangan
pasir besi.Kegiatan reklamasi yang sudah
dilakukan pemilik lahan di Desa Mandalajaya
yakni antara 20-70% yang hampir seluruhnya
menggunakan biaya sendiri tanpa bantuan
perusahaan
maupun
pemerintah.Bentuk
reklamasi lahan yang dilakukan terdiri dari
menutup lubang galian, revegetasi, dan
menggunakan lahan bekas penambangan pasir
besi untuk peruntukan lain. Masyarakat
menutup lubang galian bekas penambangan
pasir besisudah mulai dilakukan oleh 33 orang
dari 75 masyarakat pemilik lahandengan
menggunakan material seperti tanah, pasir,
kerikil, dan kerakal yang mereka dapatkan dari
bekas galian, bukit, dan limbah tailing.
Revegetasi lahan juga sudah mulai dilakukan
oleh oleh 22 orang dari 75 masyarakat pemilik
lahan. Jenis tanaman yang paling banyak
digunakan yaitu pohon albasiyah dan kelapa
dengan alasan bahwa tanaman tersebut mudah
tumbuh dimana saja dengan pemeliharaan
yang relatif mudah. Masyarakat yang
lahannya kurang subur atau tidak mempunyai
biaya untuk menutup lubang galian dan
revegetasi lahan memilih menggunakan lahan
untuk peruntukan lain seperti kolam ikan.
Untuk melihat bentuk perilaku masyarakat
dalam mereklamasi lahan bekas penambangan
pasir besidapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Rekapitulasi Perilaku Pemilik Lahan
Pernyataan
Ketersediaan mereklamasi lahan
Menutup lubang galian
Revegetasi
Tata guna lahan pasca tambang
Perusahaan/pemerintah telah
membantu reklamasi
Jumlah
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
SS
5
0
50
10
0
S
4
136
92
80
12
0
13
60
320
Skor
N
3
6
0
0
0
Jumlah
Skor
TS
2
76
82
100
142
STS
1
1
1
3
1
0
9
53
75
0
404
6
792
219
225
193
155
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 13
Bentuk perilakupemilik lahan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Nilai Indeks Maksimal=
Skor tertinggi x jumlah soal x jumlah sampel
= 5 x 5 x 75
= 1875
Nilai Indeks Minimal =
Skor terendah x jumlah soal x jumlah sampel
= 1 x 5 x 75
= 375
Jarak Interval
=
(Nilai Maksimal – Nilai Minimal) : 4
= (1875– 375) : 4
= 375
Persentase Skor
=
(Total Skor: Nilai Maksimal) x 100
= (792 : 1.875) x 100
= 42,24 (Cukup)
42,24
Sangat
Lemah
Lemah
0
Cukup
Kuat
Sangat
Kuat
20
40
60
80
100
Hasil perhitungan diatas, dapat
disimpulkan
bahwa
bentuk
perilaku
masyarakat dalam mereklamasi lahan bekas
penambangan pasir besi memiliki jumlah skor
52,67
yakni termasuk kategori cukup.
Perilaku masyarakat dalam mereklamasi lahan
bekas penambangan pasir besi di Desa
Mandalajaya terdiri dari menutup lubang
galian, revegetasi, dan menggunakannya
untuk peruntukan lain. Pengetahuan dan sikap
masyarakat yang masih rendah membuat
upaya reklamasi lahan terhambat. Kurangnya
biaya
dan
tidak
adanya
bantuan
perusahaan/pemerintah
juga merupakan
alasan masyarakat belum mereklamasi lahan
sehingga upaya reklamasi yang dilakukan baru
sekitar 20% - 70%.
KESIMPULAN
Respon masyarakat terhadap upaya
reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi
di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong
yang meliputi pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif), dan perilaku (konatif) masyarakat
pemilik lahan yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh pengetahuan masyarakat pemilik
lahan terhadap upaya reklamasi lahan
menunjukan pengaruh yang sangat rendah
yakni 10,5% karena meskipun sebagian
besar masyarakat pemilik lahan di Desa
Mandalajaya telah mengikuti penyuluhan
yang
diadakan
oleh
pemerintah/perusahaan, akan tetapi masih
banyak masyarakat yang tidak mengerti
tentang konsep, manfaat, dan pentingnya
mereklamasi lahan yang telah ditambang.
Intensitas penyuluhan dan tidak adanya
pelatihan tentang tata cara mereklamasi
lahan membuat masyarakat kurang
memahami teknik mereklamasi lahan yang
baik dan benar sehingga beberapa
masyarakat memilih untuk membiarkan
lahannya tanpa upaya reklamasi sampai ada
bantuan dari perusahaan/pemerintah.
2. Pengaruh sikap masyarakat pemilik lahan
terhadap
upaya
reklamasi
lahan
menunjukan pengaruh yang sangat rendah
yakni 0,3% karena rendahnya pengetahuan
masyarakat mengenai dampak yang
ditimbulkan jika lahan tidak direklamasi,
dan sikap masyarakat yang melimpahkan
tanggung jawab mereklamasi lahan kepada
perusahaan membuat upaya reklamasi
terhambat. Kondisi lahan masyarakat yang
luas dan sangat rusak membutuhkan biaya
yang sangat besar sehingga masyarakat
tidak bersedia mereklamasi lahan dan
menuntut
janji
perusahaan
untuk
mereklamasi lahan tersebut.
3. Bentuk reklamasi lahan yang dilakukan
masyarakat Desa Mandalajaya terdiri dari
menutup lubang galian, revegetasi, dan
menggunakan lahan bekas penambangan
pasir besi untuk peruntukan lain. Penutupan
lubang galian sudah dilakukan 44%,
14 | Neti Susanti, dkk.
Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
revegetasi 29,33%, dan menggunakan
lahan untuk peruntukan lain hanya
dilakukan oleh 4% dari masyarakat pemilik
lahan. Kegiatan reklamasi tersebut
sebagian besar dilakukanoleh masyarakat
yang memahami dampak pertambangan
pasir besi dan memiliki kesadaran
lingkungan yang tinggi sehingga iamau
mereklamasi
lahan
sesuai
dengan
kemampuannya. Masyarakat yang tidak
mereklamasi lahan adalah mereka yang
tidak mempunyai cukup biaya, waktu atau
tenaga untuk melakukan reklamasi.
Adapun saran yang diberikan dari kajian
ini adalah: 1) Pemerintah memberikan
pengetahuan/pelatihan
secara
intensif
mengenai teknik-teknik mereklamasi lahan
bekas penambangan pasir besi sampai lahan
tersebut produktif kembali dan dapat
digunakan untuk pertanian; 2) Pemerintah dan
instansi terkait agar lebih memperketat
perizinan dan mengawasi perusahaan yang
mengekploitasi sumber daya di Desa
Mandalajaya agar tercipta keharmonisan
antara
perusahaan,
lingkungan,
dan
masyarakat setempat; 3) Bagi masyarakat
setempat, agar tidak melimpahkan tanggung
jawab
reklamasi
kepada
perusahaan/pemerintah dan segera melakukan
upaya reklamasi lahan sesuai dengan
kemampuan agar tidak menimbulkan dampak
yang berkelanjutan, selain itu masyarakat
hendaknya
selalu
mengikuti
setiap
penyuluhan/pelatihan yang diadakan oleh
pemerintah/perusahaan
terkait
upaya
reklamasi lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, Maman. (1988). Geografi
Perilaku.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
Alaudin, Andi. (2013). Kajian Yuridis
Tentang Waktu Pelaksanaan Reklamasi
Lahan Pasca Pertambangan Ditinjau
Dari Peraturan Pemerintah No 78 Tahun
2010 Tentang Reklamasi dan Pasca
Tambang.Jurnal Hukum.2 (4), hlm. 3.
Azwar, Saifuddin. (2013). Sikap Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hanurawan, Fattah. (2010). Psikologi Sosial.
PT. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Iskandar, Zulrizka. (2012). Psikologi
Lingkungan. Bandung: PT Refika
Aditama.
Noor, Djauhari. (2006). Geologi Lingkungan.
Jakarta: Graha Ilmu.
Rosana, dkk.(2013)Potensi Sumber Daya
Mineral Jawa Barat.Jurnal Sumber
Daya Mineral.1.(1), hlm. 4.
Sarwono, W. S. (1995). Psikologi
Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Sumaatmadja, Nursid. (2000). Manusia
Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan
Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.
Zen, M.T. (1984). Sumberdaya dan Industri
Mineral. Jakarta: Gadjah Mada
University Press.
Download