ABSTRAK PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENURUNAN TINGKAT NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DENGAN TEKNIK AROMATERAPI LAVENDER DAN TERAPI MUSIK MOZART DI SMP NEGERI 39 KOTA SEMARANG Ika Rizki Chasanahwati*), Priyanto**), Rahardjo Apriatmoko***) Program Studi DIV Kebidanan Ngudi Waluyo *) Mahasiswa D IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif. Terapi non farmakolohi menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi nyeri haid, diantaranya aromaterapi dan terapi musik. Namun keefektifan keduanya belum diketahui. Tujuan peneliti adalah mengetahui perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri dengan teknik aromaterapi lavender dan terapi musik mozart. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan rancangan two group pre lest and post test design without control group. Populasi adalah seluruh remaja putri di SMP 39 Kota Semarang sebanyak 513 siswi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental sampling Pengambilan data didapat dengan eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 42 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri sebelum dan sesudah diberikan teknik aromaterapi lavender (p value 0,000). Ada perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri dengan teknik aromaterapi lavender dan terapi musik mozart (p-value 0,000). Ada perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri dengan teknik aromaterapi lavender dan terapi musik mozart (p-value 0,031). Saran yang dapat diberikan yaitu bagi responden penelitian dapat menjadi alternatif dalam mengurangi nyeri haid pada siklus menstruasi berikutnya. Kata Kunci : Nyeri Haid, Teknik aromaterapi lavender, Terapi Musik Mozart 1 Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang ABSTRACT On average, more than 50% of women in every country experiencing menstrual pain. In America the percentage of menstrual pain is about 60% and 72% in Sweden. While in Indonesia the number is estimated 55% of women of reproductive age who are tormented by menstrual pain which ranges from 45 to 95%. Purpose in this experiment is this study aimed to find the difference in effectiveness to reduce menstrual pain in female adolescents by lavender aromatherapy technique and Mozart music therapy at State Junior High Scholl 39 Semarang. The Method was This was a quasi-experimental research with two group pretest and posttest design without control group and used analytical design. The population in this study was all female adolescents at State Junior High Scholl 39 Semarang as many as 513 students. The data sampling used systematic random sampling technique. The data were obtained by experiment. Result was There was a difference in effectiveness to reduce menstrual pain in female adolescents before and after using lavender aromatherapy technique (p-value of 0.000). There was a difference in effectiveness to reduce menstrual pain reduction in female adolescents with lavender aromatherapy technique and Mozart music therapy (p-value of 0.000). There was a difference in effectiveness to reduce menstrual pain in female adolescents by using lavender aromatherapy technique and Mozart music therapy (p-value of 0.031). Recommendation It is alternative in reducing menstrual pain the next menstrual cycle. Keywords : Menstrual pain, Lavender aromatherapy technique, Mozart music therapy PENDAHULUAN Latar Belakang Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati dan Misaroh, 2009). Menstruasi pertama biasa terjadi dalam rentang 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Bagi sebagia wanita, ada kalanya menstruasi bagai momok yang kehadirannya membuat rasa cemas manakala timbul rasa nyeri tak terperi ketika menstruasi tiba. Kondisi ini sering disebut sebagai nyeri menstruasi. Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri mentruasi. Di Amerika angka prosentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif (Proverawati dan Misaroh, 2009). Hal yang senada juga diungkap oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan pada tahun 2002 di empat SLTP di Jakarta menunjukkan bahwa sebanyak 76,6% siswi tidak masuk sekolah karena nyeri haid yang dialami. Nyeri haid muncul akibat kontraksi disritik miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat diperut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik disisi medial paha(Anurogo,2011). Bagi kebanyakan perempuan nyeri haid dapat mengganggu aktifitas dan memerlukan pengobatan atau perawatan kesehatan. Banyak cara untuk menghilangkan atau menurunkan nyeri baik secara farmakologis dan non farmakologis. Manajemen non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek 2 Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang samping seperti obat obatan karena terapi non farmakologis menggunakan proses fisiologis, oleh karena itu untuk mengatasi nyeri tingkat ringan atau sedang lebih baik menggunakan manajemen nyeri nonfarmakologis. Aromaterapi adalah suatu metode dalam relaksasi yang menggunakan minyak essensial dalam pelaksanaannya berguna untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosi dan spirit seseorang (Koensomardiyah, 2009 dalam Solehati, Tetti & Cecep Eli Kosasih,2015). Aromaterapi/bau bauan yang menyenangkan dan memberikan rasa nyaman serta relaksasi pada tubuh dan pikiran, rasa nyeri dan cemas akan tereduksi. Sehingga nyeri akan berkurang. Selain menggunakan aromaterapi, Penatalaksanaan nyeri dengan pendekatan nonfarmakologis dapat menggunakan tehnik distraksi. Distraksi adalah menempatkan nyeri dibawah ambang sadar atau memfokuskan perhatian pada sesuatu yang lain selain cemas dan nyeri itu sendiri (Prihardjo,1993 dalam Solehati, Tetti & Cecep Eli Kosasih,2015). Musik membawa dampak positif ketenangan dan kesejukan bagi individu yang mendengarkannya (Davis, dkk., 1995 dalam Solehati, Tetti & Cecep Eli Kosasih,2015). Dampak tersebut menimbulkan efek rileks sehingga menurukan keadaan cemas dan nyeri (Solehati, Tetti & Cecep Eli Kosasih,2015). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada 13 siswi di SMP 39 Kota Semarang pada bulan Februari 2015, didapatkan hasil 5 orang mengatakan minum obat penghilang rasa nyeri saat terjadi menstruasi dan 5 orang siswi memilih untuk beristirahat dan menggunakan cara lain saat nyeri menstruasi menyerang serta 3 orang memilih untuk beristirahat sambil mendengarkan musik. Dari orang yang meminum obat penghilang rasa nyeri, ke 5 siswi meminum obat yang dijual secara bebas dan tanpa menggunakan resep dokter. Sedangkan dari 5 orang sisanya, 3 orang memilih menggunakan minyak kayu putih dan menghirupnya dan 2 orang memilih untuk beristirahat.Berdasarkan uraian tersebut dan hasil dari penelitian sebelumnya maka peneliti tertarik menguji perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri dengan teknik aromaterapi lavender dan terapi musik mozart di SMP 39 Kota Semarang. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain analitik komparasi perbedaan efektifitas penurunan intensitas nyeri haid dengan metode aromaterapi lavender dan terapi musik mozart dengan instrument penelitian dengan lembar observasi. Penelitian sudah dilaksanakan pada bulan september 2015 dengan jumlah populasi berjumlah 513 remaja putri. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 42 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling dengan jenis penelitian quasi eksperimental. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah remaja yang bersedia menjadi responden, mengalami nyeri haid pada hari ke 1-3 menstruasi dan tidak menggunakan obat obatan apapun untuk mengurangi nyeri tersebut. Kriteria ekslusinya adalah siswi yang tidak masuk sekolah dan siswi yang mengalami nyeri dengan skala nyeri haid dan sangat berat. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon dan Man Whitney. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian menggunakan analisa univariat, dan bivariat. Analisis univariat 3 Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari remaja yang mengalami nyeri haid. 1. Sebelum diberikan intervensi Sesudah diberikan Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart pada Remaja Putri di SMP 39 Kota Semarang Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Tingkat Nyeri Sebelum diberikan Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart pada Remaja Putri di SMP 39 Kota Semarang Bulan Juli 2015 Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa responden yang tidak mengalami nyeri sesudah diberikan aromaterapi lavender sebanyak 4 orang (19,0%) dan responden yang tidak mengalami nyeri sesudah diberikan terapi musik mozart sebanyak 0 orang (0%). Sedangkan responden yang mengalami nyeri ringan sesudah diberikan aromaterapi lavender sebanyak 17 orang (81,0%) dan responden yang mengalami nyeri ringan sesudah diberikan terapi musik mozart sebanyak 19 orang (90,5%). Kemudian responden yang mengalami nyeri sedang sesudah diberikan aromaterapi lavender sebanyak 0 orang (0%) dan responden yang mengalami nyeri sedang sesudah diberikan terapi musik mozart sebanyak 2 orang (9,5%). Tingk at Nyeri Nyeri Ringan Sebelum diberikan Aromaterapi Sebelum diberikan Terapi Musik Frekuen si % Frekue nsi % 10 47, 6 7 33,3 14 66,7 21 100 11 Nyeri Sedang Jumla h 52, 4 21 10 0 Berdasarkan table 1, dapat dilihat bahwa responden yang mengalami nyeri ringan sebelum diberikan aromaterapi lavender sebanyak 10 orang (47,6%) dan responden yang mengalami nyeri ringan sebelum diberikan terapi musik mozart sebanyak 7 orang (33,3%). Sedangkan responden yang mengalami nyeri sedang sebelum diberikan aromaterapi lavender sebanyak 11 orang (52,4%) dan responden yang mengalami nyeri sedang sebelum diberikan terapi musik mozart sebanyak 14 orang (66,7%). 2. Tingkat Nyeri Intervensi sesudah diberikan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Tingkat Nyeri Analisis Bivariat Analisis bivariat pada bagian ini menyajikan hasil analisis perbedaan efektifitas Perbedaan efektifitas tingkat nyeri haid pada remaja putri sebelum dan sesudah diberikan teknik terapi musik mozart penurunan intensitas nyeri haid dengan metode aromaterapi lavender dan terapi musik mozart. Tujuan analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diberikan intervensi, sehingga digunakan wilcoxon , dimana hasilnya disajikan berikut ini. 1. Perbedaan efektifitas tingkat nyeri haid pada remaja putri sebelum dan sesudah diberikan teknik aromaterapi lavender. Asymp. Sig Z (2-tailed) Sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi -4,051 0,000 4 Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang Tabel 3. Perbedaan Tingkat Nyeri Haid Sebelum Dan Sesudah Diberikan Aromaterapi Lavender Pada Remaja Putri di SMP 39 Kota Semarang Bulan Juli 2015 Berdasarkan tabel 3, diatas dapat diketahui nilai p-valuenya adalah 0,000 yang berarti lebih kecil dari ά (0,05) yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri sebelum dan sesudah diberikan teknik aromaterapi lavender di SMP 39 kota semarang. Asymp. Sig Z (2-tailed) Sebelum dan sesudah diberikan terapi musik mozart -3,661 0,000 Tabel 4. Perbedaan Tingkat Nyeri Haid Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Mozart Pada Remaja Putri di SMP 39 Kota Semarang Bulan Juli 2015 Berdasarkan tabel 4, diatas dapat diketahui nilai p-valuenya adalah 0,000 yang berarti lebih kecil dari ά (0,05) yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri sebelum dan sesudah diberikan terapi musik mozart di SMP 39 kota semarang. 3. Perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri dengan teknik aromaterapi lavender dan terapi musik mozart di SMP 39 Kota Semarang. Tabel 5. Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Dengan teknik Aromaterapi Lavender dan terapi musik mozart Pada Remaja Putri di SMP 39 Kota Semarang Bulan Juli 2015 Pemberian Terapi N Mea n Z Ran k Terapi Musik 21 1,81 Aromaterap i 21 2,61 Asym p. Sig (2tailed ) -2,158 0,031 Berdasarkan tabel 4.6. diatas dapat dilihat bahwa dari 21 responden yang mendapatkan terapi musik mengalami penurunan tingkat nyeri dengan rank ratarata sebesar 1,81. Sedangkan 21 responden yang mendapatkan aromaterapi mengalami penurunan tingkat nyeri dengan rata-rata sebesar 2,61 dimana aromaterapi memiliki rata rata penurunan tingkat nyeri yang lebih besar dibanding terapi musik sehingga aromaterapi lebih efektif dalam menurunkan nyeri haid dibandingkan terapi musik.. Pembahasan A. Analisis Univariat 1. Tingkat Nyeri Sebelum diberikan Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart pada Remaja Putri di SMP 39 Kota Semarang Berdasarkan hasil analisis univariat sebelum diberikan aromaterapi sebagian besar responden mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 11 responden (52,4%) dan nyeri ringan 10 responden (47,6%). sebelum diberikan terapi musik sebagian 5 Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang besar responden mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 14 responden (66,7%) dan nyeri ringan 7 responden (33,3%). Hasil penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2004) di empat SLTP di Jakarta bahwa sebanyak 76,6% siswi tidak masuk sekolah karena nyeri haid yang dialami dan sebagian besar nyeri berlokasi diperut bagian bawah, siswi tampak menyeringai, mendesis, dan dapat menunjukkan lokasi nyerinya sebanyak 89,7%. Dari dua penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri mengalami nyeri haid dengan skala nyeri sedang ketika menstruasi. Perasaan nyeri pada waktu menstruasi sangat subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi otot rahim. Perbedaan persepsi nyeri yang dirasakan remaja saat nyeri haid terjadi karena kemampuan tiap individu berbeda dalam resepon dan mempersepsikan nyeri. 2. Tingkat Nyeri Sesudah Pemberian Terapi Musik Berdasarkan hasil analisis univariat pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden nyeri ringan sesudah pemberian terapi musik yaitu sebanyak 19 responden (90,5%) dan 2 responden (9,5%) nyeri sedang. Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik meningkatkan, memulihkan dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks, berstruktur dan universal. Meskipun begitu, pada hasil penelitian menunjukkan masih terdapat responden yang mengalami nyeri sedang. Hal ini terjadi karena penurunan tingkat nyeri haid pada responden sangatlah bervariasi, hal ini menyebabkan oleh rileks atau tidaknya responden dalam berkonsentrasi saat melakukan terapi musik. Ada beberapa hal utama yang diperlukan dalam melakukan terapi musik yaitu pikiran yang beristirahat atau rileks dan lingkungan yang tenang. Pada waktu penelitian tidak semua responden dapat menikmati alunan musik mozart, ada beberapa responden yang justru tegang saat mendengarkan musik mozart. Jelas sekali dalam melakukan terapi musik, keadaan serta kondisi setiap klien pasti berbeda, karena nyeri dipengaruhi oleh subjektifitas yang tinggi serta persepsi yang berbeda beda setiap individu. 3. Tingkat Nyeri Sesudah Pemberian Aromaterapi Berdasarkan hasil analisis univariat pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden nyeri ringan sesudah pemberian aromaterapi yaitu sebanyak 17 responden (81,0%) dan 4 responden (19,0%) tidak mengalami nyeri. Penerunan nyeri setelah diberikan aromaterapi dalam hal ini akan membantu responden untuk mengurangi nyeri haid. Hal ini terjadi karena aromaterapi mempunyai efek farmakologis yang mempengaruhi syaraf dan membuat pasien lebih tenang dan menurunkan rasa nyeri pasien. Aromaterapi (aromatherapy) merupakan suatu cara penyembuhan dengan menggunakan minyak esensial yang sangat pekat dan berbau khas, yang diambil dari sari tanaman (Sinclair,2009). Menurut Koesoemardiyah (2009) aromaterapi digunakan untuk mempengaruhi emosi seseorang dan membantu meredakan gejala penyakit. Minyak lavender merupakan minyak esensial yang paling populer. A. Analisis Bivariat 1. Perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan 6 Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang Terapi musik pada remaja putri di SMP 39 kota semarang Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon diperoleh rata rata tingkat nyeri sebelum perlakuan 4,05 dan sesudah perlakuan rata rata tingkat nyeri menjadi 2,24. Selain itu diperoleh dari nilai p-value =0,000 yang berarti lebih kecil dari ά=0,05 (p<ά), ini menunjukkan perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan terapi musik pada remaja putri di SMP 39 kota semarang. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat nyeri haid sesudah diberikan terapi musik pada remaja putri lebih rendah dibanding sebelum diberikan terapi musik. Hal ini terjadi karena terapi musik memberikan manfaat meningkatkan, memulihkan dan memelihara emosional, sosial dan spiritual, mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran, merelaksasikan tubuh dan pikiran. Hal yang senada juga diungkapkan pada penelitian tahun 2012 oleh Perdana Sari di Denpasar menyatakan bahwa musik Mozart memiliki korelasi yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri haid pada remaja putri, hal ini ditunjukkan dengan sebelum diberikan terapi musik klasik Mozart terdapat intensitas nyeri sedang sebanyak 53,3% dan nyeri berat 46,7%. Setelah diberikan terapi musik klasik Mozart menurun menjadi 53,3% nyeri ringan dan 46,7% nyeri sedang. Berdasarkan dari dua hasil penelitian diatas, musik mozart sama sama dapat menurunkan intensitas nyeri haid walaupun dengan responden yang berbeda, hal itu menunjukkan bahwa musik mozart memiliki korelasi yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri haid. 2. Perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan Aromaterapi pada remaja putri di SMP 39 kota semarang Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon diperoleh rata rata tingkat nyeri sebelum perlakuan 3,33 dan sesudah perlakuan rata rata tingkat nyeri menjadi 1,11. Selain itu diperoleh dari nilai p-value =0,000 yang berarti lebih kecil dari ά=0,05 (p<ά), ini menunjukkan perbedaan yag signifikan sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi pada remaja putri di SMP 39 kota semarang. Hal yang senada juga diungkapan oleh Penelitian dari Susi Lestari pada tahun 2012 mengenai perbedaan dismenore primer sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender didapatkan hasil bahwa sebelum diberikan aromaterapi terdapat 58,8% responden dengan nyeri sedang dan 41,2% responden dengan nyeri berat. Setelah diberikan aroma terapi lavender terdapat perubahan yang signifikan, hal itu ditujukkan dengan 64,7% responden mengalami penurunan nyeri menjadi nyeri ringan dan 35,3% responden dengan nyeri sedang. Pengaruh aromaterapi terhadap kenyamanan dapat diukur dengan melihat berbagai indikator yang memperlihatkan kenyamanan. Indikator tersebut adalah interprestasi terhadap aromaterapi itu sendiri akan menujukkan emosi fight or fight, interperetasi terhadap rasa nyaman yang didapat dari efek aromaterapi, pernyataan bahwa aromaterapi meningkatnkan kinerja, peningkatan konsentrasi, pikiran lebih tenang, jiwa menjadi sejuk (Price, 2007). Respon non verbal menunjukkan kenyamanan (tidak ada kerut muka, tidaka ada gerakan menjauhkan diri, tidak ada pengatupan kelopak mata, tidaka ada pemalingan wajah/seluruh badan) (Atkinson, R 2009). 3. Perbedaan tingkat nyeri haid antara yang diberikan aromaterapi dengan terapi musik pada remaja putri di SMP 39 Kota Semarang Hasil uji Mann Whitney U pada table 4.6 bahwa pada kelompok terapi musik 7 Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang memiliki rata rata penurunan tingkat nyeri sebesar 1,81 sedangkan aromaterapi memiliki rata rata penurunan tingkat nyeri sebesar 2,61 dimana aromaterapi memiliki rata rata penurunan tingkat nyeri yang lebih besar dibanding terapi musik sehingga aromaterapi lebih efektif dalam menurunkan nyeri haid dibandingkan terapi musik. Hal ini terjadi karena aromaterapi mempunyai efek farmakologis terhadap syaraf yang menekan tingkat secara langsung. Minyak aromaterapi lavender dikenal sebagai minyak penenang, dimana efek sedatif pada Lavandula angustifolia terjadi karena adanya senyawa senyawa coumarin dalam minyak tersebut sekalipun kandungannya lemah, yaitu 0,25% (LisBalchim, 2009) selain itu Kandungan lavender oil yang terdiri dari linalool, linalyl acetate dan 1,8-cincole dapat menurunkan, mengendorkan dan melemaskan secara spontan ketegangan pada tikus yang mengalami spasme otot intestinalnya. Sehingga Secara teoritis aromaterapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga emosi (Balkan,2004). Sedangkan pemberian terapi musik, akan memberikan pengalihan pikiran dari nyeri, mengalihkan konsentrasi klien pada hal-hal yang menyenangkan. Meskipun begitu, pada hasil penelitian menunjukkan masih terdapat responden yang mengalami nyeri sedang. Hal ini terjadi karena penurunan tingkat nyeri haid pada responden sangatlah bervariasi, hal ini menyebabkan oleh rileks atau tidaknya responden dalam berkonsentrasi saat melakukan terapi musik. Ada beberapa hal utama yang diperlukan dalam melakukan terapi musik yaitu pikiran yang beristirahat atau rileks dan lingkungan yang tenang. PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian kesimpulan bahwa : didapatkan 1. Sebagian besar responden mengalami nyeri sedang sebelum pemberian terapi musik yaitu sebanyak 66,7%. 2. Sebagian besar responden mengalami nyeri sedang sebelum pemberian aromaterapi yaitu sebanyak 52,4%. 3. Sebagian besar responden mengalami nyeri ringan sesudah pemberian terapi musik yaitu sebanyak 90,5%. 4. Sebagian besar responden mengalami nyeri ringan sesudah pemberian aromaterapi yaitu sebanyak 81,0%. 5. Ada perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan terapi musik pada remaja putri di SMP 39 kota semarang dengan nilai (pvalue=0,000). 6. Ada perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi pada remaja putri di SMP 39 kota semarang dengan nilai (pvalue=0,000). 7. Ada perbedaan efektifitas pemberian aromaterapi dengan terapi musik terhadap intensitas nyeri haid pada remaja putri di SMP 39 Kota Semarang dengan nilai (pvalue=0,031). B. Saran 1. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan dapat dijadikan sebagai metode terapi apabila terdapat siswi yang mengalami nyeri haid disekolah 2. Bagi Responden Diharapkan bahwa aromaterapi dan terapi musik dapat menjadi pilihan dalam mengatasi nyeri haid pada remaja putri pada siklus haid berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Anurogo, Dito & Ari Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: ANDI Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta; 2010 8 Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang Campbell. 2002. Efek Mozart. Grahamedia : Jakarta Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika Fauziah,dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika Koensoemardiyah. 2009. A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta : Lily Publisher. Lestari, Susi. 2012. Perbedaan Dismenore Primer Sebelum dan Sesudah diberikan Aromaterapi Lavender Pada Mahasiswa Progam Studi DIV Kebidanan Semester II Stikes Ngudi Waluyo Ungaran. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Ungaran: Stikes Ngudi Waluyo Ungaran Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Notoatmojo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Pieter, Herri Zan & Namora Lumongga Lubis. 2010. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta : Kencana Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Proverawati,Atikah & Siti Misaroh. 2009. Menarche Mestruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha Medika Purwanto, Budhi. 2013. Herbal dan Keperawatan Komplemeter. Yogyakarta : Nuha Medika Santrock, John W. 2003. Adolescene : Perkembangan Remaja (Edisi Ke 6). Jakarta : Erlangga Sari, Perdana. 2012. Perbedaan Terapi Musik Mozart Dengan Terapi Musik Kesukaan Terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 5 Denpasar. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Denpasar: Universitas Udayana Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Setiawan, Ari dan Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV,S1 dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV. Agung Seto. Soleheti, Tetti & Cecep Eli Kosasih. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi. Bandung : Refika Aditama Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta 9 Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang