abstrak perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada

advertisement
ABSTRAK
PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENURUNAN TINGKAT NYERI HAID PADA
REMAJA PUTRI DENGAN TEKNIK AROMATERAPI LAVENDER DAN TERAPI
MUSIK MOZART DI SMP NEGERI 39 KOTA SEMARANG
Ika Rizki Chasanahwati*), Priyanto**), Rahardjo Apriatmoko***)
Program Studi DIV Kebidanan Ngudi Waluyo
*) Mahasiswa D IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
***) Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi.
Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa
oleh nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif. Terapi non
farmakolohi menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi nyeri haid, diantaranya aromaterapi
dan terapi musik. Namun keefektifan keduanya belum diketahui. Tujuan peneliti adalah
mengetahui perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri dengan
teknik aromaterapi lavender dan terapi musik mozart.
Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan rancangan two group pre lest and
post test design without control group. Populasi adalah seluruh remaja putri di SMP 39 Kota
Semarang sebanyak 513 siswi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Accidental sampling Pengambilan data didapat dengan eksperimen dengan jumlah sampel
sebanyak 42 responden.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid
pada remaja putri sebelum dan sesudah diberikan teknik aromaterapi lavender (p value
0,000). Ada perbedaan efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri dengan
teknik aromaterapi lavender dan terapi musik mozart (p-value 0,000). Ada perbedaan
efektifitas penurunan tingkat nyeri haid pada remaja putri dengan teknik aromaterapi
lavender dan terapi musik mozart (p-value 0,031). Saran yang dapat diberikan yaitu bagi
responden penelitian dapat menjadi alternatif dalam mengurangi nyeri haid pada siklus
menstruasi berikutnya.
Kata Kunci : Nyeri Haid, Teknik aromaterapi lavender, Terapi Musik Mozart
1
Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender
dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang
ABSTRACT
On average, more than 50% of women in every country experiencing menstrual pain.
In America the percentage of menstrual pain is about 60% and 72% in Sweden. While in
Indonesia the number is estimated 55% of women of reproductive age who are tormented by
menstrual pain which ranges from 45 to 95%. Purpose in this experiment is this study aimed
to find the difference in effectiveness to reduce menstrual pain in female adolescents by
lavender aromatherapy technique and Mozart music therapy at State Junior High Scholl 39
Semarang.
The Method was This was a quasi-experimental research with two group pretest and
posttest design without control group and used analytical design. The population in this study
was all female adolescents at State Junior High Scholl 39 Semarang as many as 513 students.
The data sampling used systematic random sampling technique. The data were obtained by
experiment.
Result was There was a difference in effectiveness to reduce menstrual pain in
female adolescents before and after using lavender aromatherapy technique (p-value of
0.000). There was a difference in effectiveness to reduce menstrual pain reduction in female
adolescents with lavender aromatherapy technique and Mozart music therapy (p-value of
0.000). There was a difference in effectiveness to reduce menstrual pain in female
adolescents by using lavender aromatherapy technique and Mozart music therapy (p-value of
0.031). Recommendation It is alternative in reducing menstrual pain the next menstrual cycle.
Keywords
: Menstrual pain, Lavender aromatherapy technique, Mozart music therapy
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menstruasi
atau
haid
adalah
perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium (Proverawati dan Misaroh,
2009). Menstruasi pertama biasa terjadi
dalam rentang 10-16 tahun atau pada masa
awal remaja di tengah masa pubertas
sebelum memasuki masa reproduksi. Bagi
sebagia wanita, ada kalanya menstruasi
bagai momok yang kehadirannya membuat
rasa cemas manakala timbul rasa nyeri tak
terperi ketika menstruasi tiba. Kondisi ini
sering disebut sebagai nyeri menstruasi.
Angka kejadian nyeri menstruasi di
dunia sangat besar. Rata rata lebih dari
50% perempuan di setiap negara
mengalami nyeri mentruasi. Di Amerika
angka prosentasenya sekitar 60% dan di
Swedia sekitar 72%. Sementara di
Indonesia angkanya diperkirakan 55%
perempuan usia produktif yang tersiksa
oleh nyeri menstruasi berkisar 45-95%
dikalangan
wanita
usia
produktif
(Proverawati dan Misaroh, 2009). Hal
yang senada juga diungkap oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Gunawan
pada tahun 2002 di empat SLTP di Jakarta
menunjukkan bahwa sebanyak 76,6%
siswi tidak masuk sekolah karena nyeri
haid yang dialami.
Nyeri haid muncul akibat kontraksi
disritik miometrium yang menampilkan
satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri
yang ringan sampai berat diperut bagian
bawah, bokong, dan nyeri spasmodik disisi
medial
paha(Anurogo,2011).
Bagi
kebanyakan perempuan nyeri haid dapat
mengganggu aktifitas dan memerlukan
pengobatan atau perawatan kesehatan.
Banyak cara untuk menghilangkan
atau menurunkan nyeri baik secara
farmakologis dan non farmakologis.
Manajemen non farmakologis lebih aman
digunakan karena tidak menimbulkan efek
2
Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender
dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang
samping seperti obat obatan karena terapi
non farmakologis menggunakan proses
fisiologis, oleh karena itu untuk mengatasi
nyeri tingkat ringan atau sedang lebih baik
menggunakan
manajemen
nyeri
nonfarmakologis.
Aromaterapi adalah suatu metode
dalam relaksasi yang menggunakan
minyak essensial dalam pelaksanaannya
berguna untuk meningkatkan kesehatan
fisik, emosi dan spirit seseorang
(Koensomardiyah, 2009 dalam Solehati,
Tetti & Cecep Eli Kosasih,2015).
Aromaterapi/bau
bauan
yang
menyenangkan dan memberikan rasa
nyaman serta relaksasi pada tubuh dan
pikiran, rasa nyeri dan cemas akan
tereduksi. Sehingga nyeri akan berkurang.
Selain menggunakan aromaterapi,
Penatalaksanaan nyeri dengan pendekatan
nonfarmakologis dapat menggunakan
tehnik
distraksi.
Distraksi
adalah
menempatkan nyeri dibawah ambang
sadar atau memfokuskan perhatian pada
sesuatu yang lain selain cemas dan nyeri
itu sendiri (Prihardjo,1993 dalam Solehati,
Tetti & Cecep Eli Kosasih,2015). Musik
membawa dampak positif ketenangan dan
kesejukan
bagi
individu
yang
mendengarkannya (Davis, dkk., 1995
dalam Solehati, Tetti & Cecep Eli
Kosasih,2015).
Dampak
tersebut
menimbulkan efek rileks sehingga
menurukan keadaan cemas dan nyeri
(Solehati,
Tetti
&
Cecep
Eli
Kosasih,2015).
Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan dengan cara melakukan
wawancara kepada 13 siswi di SMP 39
Kota Semarang pada bulan Februari 2015,
didapatkan hasil 5 orang mengatakan
minum obat penghilang rasa nyeri saat
terjadi menstruasi dan 5 orang siswi
memilih
untuk
beristirahat
dan
menggunakan cara lain saat nyeri
menstruasi menyerang serta 3 orang
memilih
untuk
beristirahat
sambil
mendengarkan musik. Dari orang yang
meminum obat penghilang rasa nyeri, ke 5
siswi meminum obat yang dijual secara
bebas dan tanpa menggunakan resep
dokter. Sedangkan dari 5 orang sisanya, 3
orang memilih menggunakan minyak kayu
putih dan menghirupnya dan 2 orang
memilih untuk beristirahat.Berdasarkan
uraian tersebut dan hasil dari penelitian
sebelumnya maka peneliti tertarik menguji
perbedaan efektifitas penurunan tingkat
nyeri haid pada remaja putri dengan teknik
aromaterapi lavender dan terapi musik
mozart di SMP 39 Kota Semarang.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
analitik komparasi perbedaan efektifitas
penurunan intensitas nyeri haid dengan
metode aromaterapi lavender dan terapi
musik
mozart
dengan
instrument
penelitian dengan lembar observasi.
Penelitian sudah dilaksanakan pada
bulan september 2015 dengan jumlah
populasi berjumlah 513 remaja putri.
Sampel dalam penelitian ini sejumlah 42
orang yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Penelitian ini menggunakan
teknik Accidental Sampling dengan jenis
penelitian quasi eksperimental.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah remaja yang bersedia menjadi
responden, mengalami nyeri haid pada hari
ke 1-3 menstruasi dan tidak menggunakan
obat obatan apapun untuk mengurangi
nyeri tersebut. Kriteria ekslusinya adalah
siswi yang tidak masuk sekolah dan siswi
yang mengalami nyeri dengan skala nyeri
haid dan sangat berat.
Analisis
data
penelitian
ini
menggunakan analisis univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji statistik
Wilcoxon dan Man Whitney.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menggunakan analisa
univariat, dan bivariat. Analisis univariat
3
Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender
dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang
digunakan untuk mengetahui distribusi
frekuensi dari remaja yang mengalami
nyeri haid.
1. Sebelum diberikan intervensi
Sesudah
diberikan
Aromaterapi
Lavender dan Terapi Musik Mozart
pada Remaja Putri di SMP 39 Kota
Semarang
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Responden Tentang Tingkat Nyeri
Sebelum diberikan Aromaterapi
Lavender dan Terapi Musik Mozart
pada Remaja Putri di SMP 39 Kota
Semarang Bulan Juli 2015
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat
bahwa responden yang tidak mengalami
nyeri sesudah diberikan aromaterapi
lavender sebanyak 4 orang (19,0%) dan
responden yang tidak mengalami nyeri
sesudah diberikan terapi musik mozart
sebanyak 0 orang (0%). Sedangkan
responden yang mengalami nyeri ringan
sesudah diberikan aromaterapi lavender
sebanyak 17 orang (81,0%) dan responden
yang mengalami nyeri ringan sesudah
diberikan terapi musik mozart sebanyak 19
orang (90,5%). Kemudian responden yang
mengalami nyeri sedang sesudah diberikan
aromaterapi lavender sebanyak 0 orang
(0%) dan responden yang mengalami nyeri
sedang sesudah diberikan terapi musik
mozart sebanyak 2 orang (9,5%).
Tingk
at
Nyeri
Nyeri
Ringan
Sebelum
diberikan
Aromaterapi
Sebelum
diberikan Terapi
Musik
Frekuen
si
%
Frekue
nsi
%
10
47,
6
7
33,3
14
66,7
21
100
11
Nyeri
Sedang
Jumla
h
52,
4
21
10
0
Berdasarkan table 1, dapat dilihat
bahwa responden yang mengalami nyeri
ringan sebelum diberikan aromaterapi
lavender sebanyak 10 orang (47,6%) dan
responden yang mengalami nyeri ringan
sebelum diberikan terapi musik mozart
sebanyak 7 orang (33,3%). Sedangkan
responden yang mengalami nyeri sedang
sebelum diberikan aromaterapi lavender
sebanyak 11 orang (52,4%) dan responden
yang mengalami nyeri sedang sebelum
diberikan terapi musik mozart sebanyak 14
orang (66,7%).
2. Tingkat Nyeri
Intervensi
sesudah
diberikan
Tabel
2.
Distribusi
Frekuensi
Responden Tentang Tingkat Nyeri
Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada bagian ini
menyajikan hasil analisis perbedaan
efektifitas Perbedaan efektifitas tingkat
nyeri haid pada remaja putri sebelum dan
sesudah diberikan teknik terapi musik
mozart penurunan intensitas nyeri haid
dengan metode aromaterapi lavender dan
terapi musik mozart. Tujuan analisis
bivariat untuk mengetahui perbedaan
sebelum dan sesudah diberikan intervensi,
sehingga digunakan wilcoxon , dimana
hasilnya disajikan berikut ini.
1.
Perbedaan efektifitas tingkat nyeri
haid pada remaja putri sebelum dan
sesudah diberikan teknik aromaterapi
lavender.
Asymp. Sig
Z
(2-tailed)
Sebelum
dan sesudah
diberikan
aromaterapi
-4,051
0,000
4
Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender
dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang
Tabel 3. Perbedaan Tingkat Nyeri Haid
Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Aromaterapi Lavender Pada Remaja
Putri di SMP 39 Kota Semarang Bulan
Juli 2015
Berdasarkan tabel 3, diatas dapat
diketahui nilai p-valuenya adalah 0,000
yang berarti lebih kecil dari ά (0,05) yang
artinya Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan efektifitas penurunan tingkat
nyeri haid pada remaja putri sebelum dan
sesudah diberikan teknik aromaterapi
lavender di SMP 39 kota semarang.
Asymp. Sig
Z
(2-tailed)
Sebelum
dan
sesudah
diberikan
terapi
musik
mozart
-3,661
0,000
Tabel 4. Perbedaan Tingkat Nyeri Haid
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi
Musik Mozart Pada Remaja Putri di
SMP 39 Kota Semarang Bulan Juli 2015
Berdasarkan tabel 4, diatas dapat
diketahui nilai p-valuenya adalah 0,000
yang berarti lebih kecil dari ά (0,05) yang
artinya Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan efektifitas penurunan tingkat
nyeri haid pada remaja putri sebelum dan
sesudah diberikan terapi musik mozart di
SMP 39 kota semarang.
3. Perbedaan efektifitas penurunan tingkat
nyeri haid pada remaja putri dengan
teknik aromaterapi lavender dan terapi
musik
mozart di SMP 39 Kota
Semarang.
Tabel 5. Perbedaan Efektifitas
Penurunan Tingkat Nyeri Haid Dengan
teknik Aromaterapi Lavender dan
terapi musik mozart Pada Remaja Putri
di SMP 39 Kota Semarang Bulan Juli
2015
Pemberian
Terapi
N
Mea
n
Z
Ran
k
Terapi
Musik
21
1,81
Aromaterap
i
21
2,61
Asym
p. Sig
(2tailed
)
-2,158
0,031
Berdasarkan tabel 4.6. diatas dapat dilihat
bahwa
dari
21
responden
yang
mendapatkan terapi musik mengalami
penurunan tingkat nyeri dengan rank ratarata sebesar 1,81. Sedangkan 21 responden
yang mendapatkan aromaterapi mengalami
penurunan tingkat nyeri dengan rata-rata
sebesar 2,61 dimana aromaterapi memiliki
rata rata penurunan tingkat nyeri yang
lebih besar dibanding terapi musik
sehingga aromaterapi lebih efektif dalam
menurunkan nyeri haid dibandingkan
terapi musik..
Pembahasan
A. Analisis Univariat
1. Tingkat Nyeri Sebelum diberikan
Aromaterapi Lavender dan Terapi
Musik Mozart pada Remaja Putri di
SMP 39 Kota Semarang
Berdasarkan hasil analisis univariat
sebelum diberikan aromaterapi sebagian
besar responden mengalami nyeri sedang
yaitu sebanyak 11 responden (52,4%) dan
nyeri ringan 10 responden (47,6%).
sebelum diberikan terapi musik sebagian
5
Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender
dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang
besar responden mengalami nyeri sedang
yaitu sebanyak 14 responden (66,7%) dan
nyeri ringan 7 responden (33,3%).
Hasil penelitian tersebut sama dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Gunawan (2004) di empat SLTP di Jakarta
bahwa sebanyak 76,6% siswi tidak masuk
sekolah karena nyeri haid yang dialami
dan sebagian besar nyeri berlokasi diperut
bagian bawah, siswi tampak menyeringai,
mendesis, dan dapat menunjukkan lokasi
nyerinya sebanyak 89,7%.
Dari
dua
penelitian
tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar
remaja putri mengalami nyeri haid dengan
skala nyeri sedang ketika menstruasi.
Perasaan nyeri pada waktu menstruasi
sangat subjektif tentang sensasi fisik yang
terkait dengan kontraksi otot rahim.
Perbedaan persepsi nyeri yang dirasakan
remaja saat nyeri haid terjadi karena
kemampuan tiap individu berbeda dalam
resepon dan mempersepsikan nyeri.
2.
Tingkat
Nyeri
Sesudah
Pemberian Terapi Musik
Berdasarkan hasil analisis univariat
pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden nyeri ringan
sesudah pemberian terapi musik yaitu
sebanyak 19 responden (90,5%) dan 2
responden (9,5%) nyeri sedang.
Musik memiliki kekuatan untuk
mengobati penyakit dan meningkatkan
kemampuan pikiran seseorang. Ketika
musik diterapkan menjadi sebuah terapi,
musik meningkatkan, memulihkan dan
memelihara kesehatan fisik, mental,
emosional, sosial dan spiritual. Hal ini
disebabkan musik memiliki beberapa
kelebihan, yaitu karena musik bersifat
nyaman, menenangkan, membuat rileks,
berstruktur dan universal.
Meskipun begitu, pada hasil penelitian
menunjukkan masih terdapat responden
yang mengalami nyeri sedang. Hal ini
terjadi karena penurunan tingkat nyeri haid
pada responden sangatlah bervariasi, hal
ini menyebabkan oleh rileks atau tidaknya
responden dalam berkonsentrasi saat
melakukan terapi musik. Ada beberapa hal
utama yang diperlukan dalam melakukan
terapi musik yaitu pikiran yang beristirahat
atau rileks dan lingkungan yang tenang.
Pada waktu penelitian tidak semua
responden dapat menikmati alunan musik
mozart, ada beberapa responden yang
justru tegang saat mendengarkan musik
mozart. Jelas sekali dalam melakukan
terapi musik, keadaan serta kondisi setiap
klien pasti berbeda, karena nyeri
dipengaruhi oleh subjektifitas yang tinggi
serta persepsi yang berbeda beda setiap
individu.
3. Tingkat Nyeri Sesudah Pemberian
Aromaterapi
Berdasarkan hasil analisis univariat
pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden nyeri ringan
sesudah pemberian aromaterapi yaitu
sebanyak 17 responden (81,0%) dan 4
responden (19,0%) tidak mengalami nyeri.
Penerunan nyeri setelah diberikan
aromaterapi dalam hal ini akan membantu
responden untuk mengurangi nyeri haid.
Hal ini terjadi karena aromaterapi
mempunyai efek farmakologis yang
mempengaruhi syaraf dan membuat pasien
lebih tenang dan menurunkan rasa nyeri
pasien.
Aromaterapi
(aromatherapy)
merupakan suatu cara penyembuhan
dengan menggunakan minyak esensial
yang sangat pekat dan berbau khas, yang
diambil dari sari tanaman (Sinclair,2009).
Menurut Koesoemardiyah (2009)
aromaterapi
digunakan
untuk
mempengaruhi emosi seseorang dan
membantu meredakan gejala penyakit.
Minyak lavender merupakan minyak
esensial yang paling populer.
A. Analisis Bivariat
1. Perbedaan tingkat nyeri haid
sebelum dan sesudah diberikan
6
Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender
dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang
Terapi musik pada remaja putri di
SMP 39 kota semarang
Berdasarkan hasil analisis bivariat
menggunakan uji Wilcoxon diperoleh rata
rata tingkat nyeri sebelum perlakuan 4,05
dan sesudah perlakuan rata rata tingkat
nyeri menjadi 2,24. Selain itu diperoleh
dari nilai p-value =0,000 yang berarti lebih
kecil dari ά=0,05 (p<ά), ini menunjukkan
perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah diberikan terapi musik pada
remaja putri di SMP 39 kota semarang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa tingkat nyeri haid sesudah
diberikan terapi musik pada remaja putri
lebih rendah dibanding sebelum diberikan
terapi musik. Hal ini terjadi karena terapi
musik
memberikan
manfaat
meningkatkan,
memulihkan
dan
memelihara
emosional,
sosial
dan
spiritual,
mengobati
penyakit
dan
meningkatkan
kemampuan
pikiran,
merelaksasikan tubuh dan pikiran.
Hal yang senada juga diungkapkan
pada penelitian tahun 2012 oleh Perdana
Sari di Denpasar menyatakan bahwa musik
Mozart memiliki korelasi yang signifikan
terhadap penurunan intensitas nyeri haid
pada remaja putri, hal ini ditunjukkan
dengan sebelum diberikan terapi musik
klasik Mozart terdapat intensitas nyeri
sedang sebanyak 53,3% dan nyeri berat
46,7%. Setelah diberikan terapi musik
klasik Mozart menurun menjadi 53,3%
nyeri ringan dan 46,7% nyeri sedang.
Berdasarkan dari dua hasil penelitian
diatas, musik mozart sama sama dapat
menurunkan
intensitas
nyeri
haid
walaupun dengan responden yang berbeda,
hal itu menunjukkan bahwa musik mozart
memiliki korelasi yang signifikan terhadap
penurunan intensitas nyeri haid.
2. Perbedaan tingkat nyeri haid
sebelum dan sesudah diberikan
Aromaterapi pada remaja putri di
SMP 39 kota semarang
Berdasarkan hasil analisis bivariat
menggunakan uji Wilcoxon diperoleh rata
rata tingkat nyeri sebelum perlakuan 3,33
dan sesudah perlakuan rata rata tingkat
nyeri menjadi 1,11. Selain itu diperoleh
dari nilai p-value =0,000 yang berarti lebih
kecil dari ά=0,05 (p<ά), ini menunjukkan
perbedaan yag signifikan sebelum dan
sesudah diberikan aromaterapi pada
remaja putri di SMP 39 kota semarang.
Hal yang senada juga diungkapan oleh
Penelitian dari Susi Lestari pada tahun
2012 mengenai perbedaan dismenore
primer sebelum dan sesudah diberikan
aromaterapi lavender didapatkan hasil
bahwa sebelum diberikan aromaterapi
terdapat 58,8% responden dengan nyeri
sedang dan 41,2% responden dengan nyeri
berat. Setelah diberikan aroma terapi
lavender
terdapat
perubahan
yang
signifikan, hal itu ditujukkan dengan
64,7% responden mengalami penurunan
nyeri menjadi nyeri ringan dan 35,3%
responden dengan nyeri sedang.
Pengaruh
aromaterapi
terhadap
kenyamanan dapat diukur dengan melihat
berbagai indikator yang memperlihatkan
kenyamanan. Indikator tersebut adalah
interprestasi terhadap aromaterapi itu
sendiri akan menujukkan emosi fight or
fight, interperetasi terhadap rasa nyaman
yang didapat dari efek aromaterapi,
pernyataan
bahwa
aromaterapi
meningkatnkan
kinerja,
peningkatan
konsentrasi, pikiran lebih tenang, jiwa
menjadi sejuk (Price, 2007). Respon non
verbal menunjukkan kenyamanan (tidak
ada kerut muka, tidaka ada gerakan
menjauhkan diri, tidak ada pengatupan
kelopak mata, tidaka ada pemalingan
wajah/seluruh badan) (Atkinson, R 2009).
3. Perbedaan tingkat nyeri haid antara
yang diberikan aromaterapi dengan
terapi musik pada remaja putri di
SMP 39 Kota Semarang
Hasil uji Mann Whitney U pada table
4.6 bahwa pada kelompok terapi musik
7
Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender
dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang
memiliki rata rata penurunan tingkat nyeri
sebesar 1,81 sedangkan aromaterapi
memiliki rata rata penurunan tingkat nyeri
sebesar 2,61 dimana aromaterapi memiliki
rata rata penurunan tingkat nyeri yang
lebih besar dibanding terapi musik
sehingga aromaterapi lebih efektif dalam
menurunkan nyeri haid dibandingkan
terapi musik.
Hal ini terjadi karena aromaterapi
mempunyai efek farmakologis terhadap
syaraf yang menekan tingkat secara
langsung. Minyak aromaterapi lavender
dikenal sebagai minyak penenang, dimana
efek sedatif pada Lavandula angustifolia
terjadi karena adanya senyawa senyawa
coumarin dalam minyak tersebut sekalipun
kandungannya lemah, yaitu 0,25% (LisBalchim, 2009) selain itu Kandungan
lavender oil yang terdiri dari linalool,
linalyl acetate dan 1,8-cincole dapat
menurunkan,
mengendorkan
dan
melemaskan secara spontan ketegangan
pada tikus yang mengalami spasme otot
intestinalnya. Sehingga Secara teoritis
aromaterapi lavender bekerja dengan
mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi
juga emosi (Balkan,2004).
Sedangkan pemberian terapi musik,
akan memberikan pengalihan pikiran dari
nyeri, mengalihkan konsentrasi klien pada
hal-hal yang menyenangkan. Meskipun
begitu, pada hasil penelitian menunjukkan
masih terdapat responden yang mengalami
nyeri sedang. Hal ini terjadi karena
penurunan tingkat nyeri haid pada
responden sangatlah bervariasi, hal ini
menyebabkan oleh rileks atau tidaknya
responden dalam berkonsentrasi saat
melakukan terapi musik. Ada beberapa hal
utama yang diperlukan dalam melakukan
terapi musik yaitu pikiran yang beristirahat
atau rileks dan lingkungan yang tenang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian
kesimpulan bahwa :
didapatkan
1. Sebagian besar responden mengalami
nyeri sedang sebelum pemberian terapi
musik yaitu sebanyak 66,7%.
2. Sebagian besar responden mengalami
nyeri sedang sebelum pemberian
aromaterapi yaitu sebanyak 52,4%.
3. Sebagian besar responden mengalami
nyeri ringan sesudah pemberian terapi
musik yaitu sebanyak 90,5%.
4. Sebagian besar responden mengalami
nyeri ringan sesudah pemberian
aromaterapi yaitu sebanyak 81,0%.
5. Ada perbedaan tingkat nyeri haid
sebelum dan sesudah diberikan terapi
musik pada remaja putri di SMP 39
kota
semarang
dengan
nilai
(pvalue=0,000).
6. Ada perbedaan tingkat nyeri haid
sebelum dan sesudah diberikan
aromaterapi pada remaja putri di SMP
39 kota semarang dengan nilai
(pvalue=0,000).
7. Ada perbedaan efektifitas pemberian
aromaterapi dengan terapi musik
terhadap intensitas nyeri haid pada
remaja putri di SMP 39 Kota Semarang
dengan nilai (pvalue=0,031).
B. Saran
1. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat dijadikan sebagai
metode terapi apabila terdapat siswi
yang mengalami nyeri haid disekolah
2. Bagi Responden
Diharapkan bahwa aromaterapi dan
terapi musik dapat menjadi pilihan
dalam mengatasi nyeri haid pada
remaja putri pada siklus haid
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo, Dito & Ari Wulandari. 2011.
Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid.
Yogyakarta: ANDI
Arikunto,
Suharsimi.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta; 2010
8
Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender
dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang
Campbell.
2002.
Efek
Mozart.
Grahamedia : Jakarta
Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Besar
Sampel dan Cara Pengambilan
Sampel
Dalam
Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3.
Jakarta : Salemba Medika
Fauziah,dkk. 2012. Teori Pengukuran
Nyeri dan Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Koensoemardiyah.
2009.
A-Z
Aromaterapi Untuk Kesehatan,
Kebugaran,
dan
Kecantikan.
Yogyakarta : Lily Publisher.
Lestari, Susi. 2012. Perbedaan
Dismenore Primer Sebelum dan
Sesudah diberikan Aromaterapi
Lavender Pada Mahasiswa Progam
Studi DIV Kebidanan Semester II
Stikes Ngudi Waluyo Ungaran.
Skripsi.
Tidak
Dipublikasikan.
Ungaran: Stikes Ngudi Waluyo
Ungaran
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Notoatmojo,
Soekidjo.
2012.
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Pieter, Herri Zan & Namora Lumongga
Lubis. 2010. Pengantar Psikologi
untuk Kebidanan. Jakarta : Kencana
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Proverawati,Atikah & Siti Misaroh.
2009. Menarche Mestruasi Pertama
Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha
Medika
Purwanto, Budhi. 2013. Herbal dan
Keperawatan
Komplemeter.
Yogyakarta : Nuha Medika
Santrock, John W. 2003. Adolescene :
Perkembangan Remaja (Edisi Ke 6).
Jakarta : Erlangga
Sari, Perdana. 2012. Perbedaan Terapi
Musik Mozart Dengan Terapi Musik
Kesukaan Terhadap Intensitas Nyeri
Haid Pada Remaja Putri Di SMA
Negeri 5 Denpasar. Skripsi. Tidak
Dipublikasikan.
Denpasar:
Universitas Udayana
Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni.
2013.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif. Dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta : Mitra
Cendikia
Setiawan, Ari dan Saryono. 2011.
Metodologi Penelitian Kebidanan
DIII, DIV,S1 dan S2. Yogyakarta :
Nuha Medika
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta : CV. Agung Seto.
Soleheti, Tetti & Cecep Eli Kosasih.
2015.
Konsep
dan
Aplikasi
Relaksasi. Bandung : Refika
Aditama
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta
9
Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender
dan Terapi Musik Mozart di SMP Negeri 39 Kota Semarang
Download