BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian menciptakan berbagai kebutuhan baru untuk mampu berkembang ataupun bertahan pada kondisi yang memiliki persaingan tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai sumber untuk memperoleh pendapatan, untuk menampung angkatan kerja di suatu negara, dan sebagai pemenuhan konsumsi masyarakat dituntut untuk terus berkembang menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Pasar modal sebagai salah satu komoditas yang digunakan oleh para perusahaan untuk memperoleh investor memiliki fungsi yang sangat penting. Pasar modal memiliki andil besar sebagai lembaga yang menyediakan fasilitas bagi perusahaan untuk memperoleh pendanaan dari para investor. Di Indonesia sendiri tercatat terjadi peningkatan pengumpulan modal yang diperoleh oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu sebesar Rp411,90 triliun pada tahun 2014 meningkat sebesar 7,52 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp383,09 triliun. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return). Perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyekproyeknya. Pendanaan pada pasar modal digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran, daya saing dan kegiatan perekonomian suatu negara 1 melalui pengembangan maupun untuk meningkatkan pembangunan industri di negara tertentu. Pasar modal (capital market) merupakan sebagai tempat yang menyediakan fasilitas untuk berbagai instrumen keuangan untuk transaksi jual-beli instrumen keuangan. Instrumen-instrumen dalam bentuk jangka panjang tersebut dapat berbentuk saham (ekuitas), obligasi (bond), derivatif, reksa dana dan instrumen lainnya yang bisa diterbitkan oleh pihak perusahaan ataupun dari pemerintah. Undang-undang Pasar Modal Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Dengan demikian, dapat disimpukan bahwa pasar modal merupakan keputusan perusahaan pada saat go public dengan melakukan penawaran umum di pasar perdana dan kemudian efek dari perusahaan akan diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada Gambar 1.1 menyampaikan mengenai struktur pasar modal Indonesia. Sumber: www.idx.co.id tertanggal 15 Desember 2015. Gambar 1.1 Struktur Pasar Modal Indonesia. Berkaitan dengan efek untuk perusahaan ataupun institusi berupa saham maupun obligasi akan dicatat dan diperdagangkan antar investor di Bursa Efek 2 Indonesia (BEI). Saham yang dicatatkan di BEI dibagi atas dua papan pencatatan yaitu papan utama dan papan pengembangan. Papan utama merupakan tempat diperdagangkannya perusahaan-perusahaan besar yang memiliki nilai aktiva berwujud bersih (net tangible assets) sekurang-kurangnya Rp100,00 miliar. Pada papan pengembang, ditempatkan perusahaan-perusahaan yang masih belum memenuhi persyaratan untuk dicatatkan pada papan utama ataupun perusahaan yang dianggap prospektif tetapi belum membukukan keuntungan. Proses perusahaan melakukan pencatatan atau penawaran perdana efeknya di pasar primer disebut dengan istilah Initial Public Offering (IPO). Pada saat melakukan IPO, transaksi yang terjadi adalah antara emiten dengan pihak investor. Dana hasil melaksanakan IPO akan diperoleh dan diterima oleh emiten (perusahaan) yang melakukan penawaran efek tersebut. Setelah perusahaan melakukan penawaran perdananya (IPO), perusahaan akan dicatatkan pada pasar sekunder atau yang disebut juga bursa efek. Bursa efek merupakan sebagai pihak yang menyediakan fasilitas bagi para investor untuk melakukan transaksi jual beli. Perusahaan yang tercatatakan di Bursa Efek Indonesia bisa mengalami penghapusan atau delisting. Permohonan penghapusan (delisting) bisa dilaksanakan atas dasar pihak emiten (perusahaan) ataupun dari pihak bursa. Berkaitan kegiatan pencatatan kembali perusahaan ke bursa, dapat dikatakan sebagai relisting. Pada keputusan direksi PT. Bursa Efek Indonesia No. KEP308/BEJ/07/2004 mendefinisikan relisting adalah pencantuman kembali suatu efek dalam daftar efek yang tercatat di bursa, setelah efek tersebut dihapuskan pencatatannya di bursa (delisting). 3 Apabila penghapusan mencatatan itu dilakukan oleh pihak bursa berdasarkan beberapa alasan yang tercantum dalam keputusan direksi PT. Bursa Efek Indonesia No. Kep-316/BEJ/062000, maka perusahaan tersebut bisa melakukan pencatatan kembali paling cepat yaitu 6 bulan. Permohonan pencatatan yang atas permohonan perusahaan maupun bursa akan diperlakukan seperti permohonan pencatatan baru. Tanggal 4 Mei 2015, salah satu perusahaan yang melakukan relisting yaitu PT Mitra Energi Persada Tbk. (yang dulu bernama PT. Korpora Persada Investama Tbk.). PT Mitra Energi Persada Tbk. adalah perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan. Didirikan pertama kali pada tanggal 24 Desember 1981 dengan nama PT Adiwitiya Alembana yang bergerak di bidang periklanan. Perusahaan melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Maret 2001 dengan kode perdagangan KOPI. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 60 juta lembar saham dengan harga Rp250,00 per lembar saham dan 45.000.000 waran seri I. Total keseluruhan saham perusahaan adalah 560.000.000 saham yang diperoleh dari pemegang saham lama dan penawaran umum perdana. Tanggal 23 Februari 2005 melalui surat dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) terkait dengan kondisi perusahaan berdasarkan penelaahan bursa, diputuskan pemberhentian sementara perdagangan efek PT. Korpora Persada Investama Tbk. dan saham perusahaan diperdagangkan kembali pada tanggal 24 Februari 2005. Tanggal 7 Februari 2007, Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan pengumuman No. Peng-02/BEJ-WAS/02-2005 berkaitan dengan penghapusan pencatatan efek (delisting) PT. Korpora Persada Investama Tbk. 4 „BEJ menilai perseroan tidak dapat memenuhi business plan yang diminta dan bahkan belum ada indikasi pemulihan yang memadai atas kinerjanya yang buruk. Pertimbangan lain untuk mengeluarkan saham Korpora karena belum dipenuhinya kewajiban penyampaian informasi dan finansial perseroan kepada bursa, berupa laporan keuangan auditan 2005 dan triwulan I serta triwulan III 2006. "Perseroan juga belum membayar denda keterlambatan penyampaian laporan keuangan serta biaya pencatatan tahunan," kata Kepala Divisi Pencatatan Sektor Jasa BEJ, Wan Wei Yong dalam pengumumannya, Selasa (9/1/2006)' Tahun 2008, perusahaan merubah namanya menjadi PT. Mitra Energi Persada Tbk. dan sekaligus merubah kegiatan usaha utama ke bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, impor, dan keagenan/perwakilan. Tabel 1.1, akan disampaikan mengenai laba (rugi) komprehensif PT. Mitra Energi Persada Tbk. untuk periode 2011-2014 sebagai berikut. Tabel 1.1 Laba (Rugi) Koprehensif PT Mitra Energi Persada Tbk. Periode 2011-2014. Tahun Laba (rugi) komprehensif (Rp) 2011 91.043.860,00 2012 (40.050.562.534,00) 2013 3.633.011.366,00 2014 15.049.806.999,00 Sumber: www.mitraenergipersada.com (diolah). Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dijelaskan bahwa perusahaan memperoleh laba komprehensif paling tinggi pada tahun 2014 sebesar Rp15.049.806.999,00. Perolehan laba paling rendah yaitu pada tahun 2011 senilai Rp91.043.860,00. PT Mitra Energi Persada Tbk., sempat mengalami kerugian pada tahun 2012 dengan total mencapai Rp40.050.562.534,00. Tanggal 4 Mei 2015, PT. Mitra Energi Persada Tbk. kembali melakukan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (relisting) dengan kode bursa KOPI. Spesifikasi saham yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut. 5 Tabel 1.2 Jumlah Saham Dan Harga Saham Relisting PT. Mitra Energi Persada Tbk. Jumlah saham Harga (Rp) Harga saham seri A 14.750,00 Harga saham seri B 472,00 Harga saham seri C 177,00 Harga saham 395,00 Total 212.400.000.236,00 Sumber: www.mitraenergipersada.com (diolah). Jumlah saham 5.600.000 25.000.000 666.666.668 697.266.668 Harga saham perusahaan pada saat relisting senilai Rp395,00 per lembar saham dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 697.266.668 lembar saham. Saham yang diperdagangkan tersebut, terbagi atas 3 seri sebagai berikut: seri A dengan harga Rp14.750,00 per lembar; saham seri B dengan harga Rp472,00 per lembar saham; dan saham seri C dengan harga Rp177,00 per lembar saham. Gambar 1.2, dijelaskan mengenai pergerakan harga saham PT. Mitra Energi Persada Tbk. dari tanggal 4 Mei 2015 sampai dengan 31 Desember 2015. 990 890 790 690 590 490 390 sumber: www.yahoofinance.com (diolah). Gambar 1.2 Pergerakan Harga Saham PT Mitra Energi Persada Tbk. Hari pertama perdagangan tanggal 4 Mei 2015 harga saham mengalami peningkatan menjadi Rp590,00 per lembar saham dengan persentase kenaikan 6 mencapai 49 persen. Tanggal 6 Mei 2015 harga saham mencapai Rp915,00 dan pergerakan yang tidak begitu signifikan di mulai pada awal bulan juni pada kisaran harga Rp815,00. Tanggal 30 Desember 2015, harga saham ditutup pada harga Rp710,00 dengan harga pembuka senilai Rp715,00 per lembar saham. Penelitian yang dilakukan pada PT. Mitra Energi Persada Tbk., dengan menggunakan dua metode. Metode yang digunakan antara lain: discounted cash flow dengan pendekatan Free Cash Flow to Equity (FCFE); dan relative valuation dengan menggunakan pendekatan Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Price to Sales Ratio (P/S Ratio). Masing-masing metode pada penelitian akan diestimasi nilai ekuitas perusahaan dan dilakukan rekonsiliasi nilai pada kedua metode yang digunakan. Discounted cash flow dengan pendekatan free cash flow to equity merupakan metode perhitungan arus kas yang tersedia untuk dibayarkan kembali kepada pemegang saham setelah dikurangi jumlah yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (Damodaran, 2012: 351). Pendekatan berikutnya yaitu Price Earning Ratio (PER). Menurut Tandelilin (2010: 320), price earning ratio merupakan pendekatan multiplier, investor akan menghitung beberapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Price to Book Value (PBV) merupakan pendekatan yang dipergunakan investor untuk mengetahui berapa kali market value suatu saham dihargai dari book valuenya (Nurdiana, 2012). Pendekatan berikutnya yaitu Price to Sales Ratio (P/S Ratio), Menurut Damodaran (2012: 542) price to sales ratio digunakan untuk mengukur nilai dari ekuitas relative terhadap penjualan yang dihasilkan. 7 1.2 Keaslian Penelitian Berikut ini, akan disajikan penelitian sebelumnya yang dipergunakan sebagai referensi dalam penelitian yang dilakukan. Tabel 1.3 Penelitian yang dilakukan sebelumnya. Nama Metode Digunakan Hasil Penelitian Fernandez Menilai perusahaan dengan (2002) menggunakan pendekatan discounted cash flow; 10 metode dan 9 teori. Mardiana (2007) Khoirudin (2012) Riyanto (2013) Pada penelitian ini disampaikan, semua metode yang digunakan menghasilkan estimasi nilai yang sama dengan asumsi menggunakan realitas dan hipotesis yang sama. Perbedaan yang ada hanya pada arus kas yang digunakan untuk awal evaluasi. DCF-FCFE dan relative Penelitian yang dilakukan pada valuation dengan menggunakan PT. Bank DKI diperoleh estimasi price earning ratio. nilai untuk pendekatan FCFE yaitu untuk sekenario normal Rp700,00, sekenario pesimis Rp557,00 dan untuk sekenario optimis senilai Rp917,00 per lembar saham. estimasi dengan menggunakan pendekatan FCFE ini memperoleh nilai lebih kecil tertimbang dengan menggunakan pendekatan PER yaitu senilai Rp1.537,00 per lembar saham. DCF dan relative valuation Penelitian yang dilakukan pada PT. dengan menggunakan PER dan Atlas Resources diperoleh estimasi P/S. nilai yaitu Rp1.115,00 per lembar saham. Dapat disampaikan, penetapan harga perusahaan pada saat IPO senilai Rp1.500,00 per lembar saham dianggap overvalue. FCFF dan relative valuation Penelitian yang dilakukan pada PT. dengan pendekatan PER, PBV dan Waskita Karya Tbk. diperoleh P/S. estimasi nilai Rp488,31 per lembar saham dengan batas atas Rp524,93 dan batas bawah Rp451,69. Harga ini lebih tinggi dibandingkan pada saat IPO yaitu Rp380,00 per lembar saham. Sehingga harga saham pada saat IPO dapat dikatakan undervalue. 8 Kurniawan (2013) FCFE dan relative valuation Penelitian yang dilakukan pada PT. dengan pendekatan PER, PBV dan Express Transindo Utama Tbk. P/S. diperoleh hasil estimasi nilai dengan pendekatan FCFE dan relative valuation senilai Rp765,00 per lembar saham. Dapat disampaikan, harga saham perusahaan yang ditetapkan pada saat IPO senilai Rp560,00 per lembar saham undervalue. Kaviana (2013) Menilai perusahaan dengan Diperoleh bahwa pendekatan CVFCFE dan CVFCFF untuk FCFE, dipergunakan untuk mengestimasi arus kas bebas. mengetahui arus kas yang tersedia pada perusahaan untuk kepemilikan ekuitas saja. Pada metode ini tingkat return yang dibutuhkan digunakan sebagai tingkat diskonto arus kas perusahaan. Perhitungan tingkat return yang disyaratkan pada model penelitian menggunakan metode CAPM. Suwardi (2014) DCF-FCFE dan relative valuation Penelitian yang dilakukan pada PT. dengan pendekatan PER, PBV dan Multipolar Technology Tbk. P/S. diperoleh nilai berdasarkan hasil rekonsiliasi yaitu Rp944,91. Apabila dibandingkan dengan penetapan harga pada saat IPO senilai Rp480,00 per lembar saham, maka dapat dikatakan harga yang ditetapkan undervalue. Penelitian terdahulu yang dilakukan berguna bagi peneliti untuk melakukan estimasi harga saham wajar dari PT. Mitra Energi Persada Tbk. menggunakan 2 metode. Antara lain discounted cash flow dengan pendekatan free cash flow to equity dan metode relative valuation dengan pendekatan price earning ratio, price to book value, dan price to sales ratio. Penelitian yang dilakukan sebelumnya, peneliti mempelajari bagaimana metode ataupun tahapan yang dilakukan guna estimasi terhadap harga saham wajar PT. Mitra Energi Persada Tbk. 9 1.3 Rumusan Masalah Relisting PT. Mitra Energi Persada Tbk. yang pada saat itu ditetapkan pada harga Rp395,00 per lembar saham mengalami peningkatan harga yang signifikan pada awal periode transaksi saham di Bursa Efek Indonesia. Hari pertama perdagangan tertanggal 4 Mei 2015, harga saham meningkat menjadi Rp590,00 per lembar saham dan mencapai harga tertinggi yaitu Rp915,00 pada tanggal 6 Mei 2015. Terhitung pada pertengahan bulan juni sampai dengan 30 Desember 2015, pergerakan harga saham tidak begitu signifikan berada pada kisaran harga Rp715,00 sampai dengan Rp815,00 per lembar saham. Harga saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia inilah yang menjadi dasar peneliti. Guna mengetahui apakah nilai yang ditetapkan pada saat relisting sebesar Rp395,00 per lembar saham terjadi undervalue atau overvalue. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang mengenai relisting PT. Mitra Energi Persada Tbk. pada tanggal 4 Mei 2015, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengestimasi nilai pasar wajar saham PT. Mitra Energi Persada Tbk. Hasil dari estimasi nilai yang diperoleh dipergunakan untuk membandingkan maupun mengetahui “Apakah harga saham PT. Mitra Energi Persada Tbk. undervalue atau overvalue pada saat melakukan relisting pada tanggal 4 Mei 2015?”. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian, maka peneliti bertujuan untuk “Mengestimasi nilai pasar wajar saham PT. Mitra Energi Persada Tbk. pada saat 10 melakukan relisting pada tanggal 4 Mei 2015”. Estimasi nilai yang diperoleh akan digunakan sebagai pembanding terhadap nilai harga saham PT. Mitra Energi Persada Tbk. pada saat melakukan relisting. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat bagi akademisi. Penelitian yang dilakukan pada PT. Mitra Energi Persada Tbk. dengan menggunakan 2 metode. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi, baik pada ilmu pengetahuan mengenai investasi ataupun tentang relisting dan ilmu pengetahuan baru yang bisa menambah referensi dalam bidang ekonomi pembangunan. 2. Manfaat bagi praktisi. Penelitian pada PT Mitra Energi Persada Tbk. ini bisa digunakan sebagai gambaran ataupun acuan apabila ada penelitian yang sama atau mirip dengan penelitian yang dilakukan. 1.7 Sistematis Penulisan Penulisan penelitian ini terdiri dari 5 bab dengan sistematika sebagai berikut: Pada Bab I Pendahuluan, pada bagian ini berisikan tentang latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat dari penelitian yang dilakukan; Bab II Tinjauan dan Alat Analisis, bagian ini berisikan landasan teori, kajian terhadap penelitian terdahulu dan kerangka penelitian; Bab III Metode Penelitian, pada bagian ini berisikan desain penelitian, metode pengumpulan data yang digunakan, definisi operasional, tahapan-tahapan 11 dalam penelitian dan metode analisis data yang digunakan; Bab IV Analisis dan Pembahasan, bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan, analisis makro ekonomi maupun industri perusahaan dan analisis nilai saham; Pada Bab V Simpulan dan Saran, dijelaskankan mengenai simpulan, implikasi, keterbatasan dan saran. 12