BRIEF NOTE AMERTA Social Consulting & Resourcing Jl. Pulo Asem Utara Raya A20 Rawamangun, Jakarta 13220 Email: [email protected] Fax: 62-21-4719005 Edisi 09, 2011 MENINJAU KEMBALI PENGERTIAN DAN PANORAMA CSR Oleh: Riza Primahendra PENDAHULUAN Sejak setidaknya dua dasawarsa terakhir terminologi “tanggung jawab sosial perusahaan” (corporate social responsibility, CSR) telah berkembang dari pemikiran para akademisi di kampus, seruan para pegiat sosial di lapangan, dan tuntutan konsumen etis (ethical consumer) menjadi bagian dari manajemen perusahaan. CSR bersama dengan terminologi “kewarganegaraan perusahaan” (corporate citizenship) merupakan standar baru dalam pengelolaan perusahaan. Namun demikian pengertian dan praktik CSR di lapangan sangat beragam. Berbagai pihak mengembangkan pengertian dan praktik tersendiri sesuai dengan prioritas dan kepentingannya. Tulisan ini bermaksud untuk meninjau kembali pengertian CSR dan mencoba membuat peta atas kegiatan CSR yang banyak dilakukan di Indonesia. PENGERTIAN CSR Beberapa definisi mengenai CSR telah dikembangkan oleh berbagai pihak. Tiga dari berbagai definisi tersebut adalah: Corporate social responsibility is a commitment to improve community well-being through discretionary business practices and contributions of corporate resources (Kotler) Operating a business in a manner that meets or exceeds the ethical, legal, commercial, and public expectations that society has of business (Business for Social Responsibility) The willingness of an organization to incorporate social and environmental considerations in its decision making and be BRIEF NOTE, Edisi 09, 2011 accountable for the impacts of its decisions and activities on society and environment. (ISO 26000). Ketiga definisi diatas mewakili dari berbagai definisi mengenai CSR yang pada dasarnya menyatakan CSR terdiri dari tiga elemen kunci yaitu: 1. CSR adalah komitmen perusahaan yang diwujudkan dengan kontribusi yang nyata, terimplementasi dalam proses pengelolaan bisnis, dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 2. CSR didasarkan pada akuntabilitas perusahaan pada pemangku kepentingan, perhatian pada dampak sosial dan lingkungan, pemenuhan tuntutan etis, legal, dan profesional. 3. Perusahaan memberikan dampak yang nyata dan dapat dipertanggungjawabkan pada pemangku kepentingan dan secara khusus pada masyarakat sekitar. Di Indonesia, CSR telah menjadi kewajiban legal karena secara jelas dinyatakan dalam Undang-Undang (UU) nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Selain itu khusus untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga telah dikeluarkan peraturan tersendiri yang mewajibkan BUMN untuk menyisihkan 2-3% dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. CSR dengan demikian bukanlah bentuk kegiatan, proyek, maupun komunikasi perusahaan, CSR juga bukan alokasi dana perusahaan. CSR perlu dipahami sebagai perspektif dari manajemen yang mewarnai berbagai aspek dari perusahaan. PANORAMA CSR Dalam perkembangannya, berbagai perusahaan mengembangkan kegiatan yang diasosiasikan sebagai CSR secara berbeda. Dari beragam kegiatan CSR tersebut dapat dikelompokkan berdasar dua elemen dasar yaitu manfaat pada bisnis dan manfaat pada masyarakat seperti dapat dilihat pada diagram berikut. Panorama CSR CSR Strategis Filantropi Advertising Proyek Relasi Tinggi Manfaat pada Masyarakat Rendah Tinggi Rendah Manfaat Pada Bisnis Page 2 of 3 BRIEF NOTE, Edisi 09, 2011 Dari diagram diatas kegiatan yang diasosiasikan dengan CSR secara skematis dikelompokkan kedalam empat bagian, yaitu: • Proyek Relasi adalah kegiatan yang manfaat pada masyarakat dan bisnis rendah karena pada umumnya merupakan pemberian maupun dukungan dari perusahaan kepada kegiatan yang diusulkan oleh pihak eksternal untuk kepentingan tertentu. Dari sisi perusahaan, pemberian maupun dukungan ini diberikan dengan kepentingan untuk melakukan mitigasi resiko. • Advertising merupakan kegiatan yang sejak awal didesain sebagai materi komunikasi perusahaan. Kegiatan semacam ini tidak berorientasi memberikan dampak yang berkelanjutan tetapi berorientasi untuk menciptakan berita. • Filantropi terdiri dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung berbagai isu sosial dan lingkungan pada skala lokal maupun global. Dukungan perusahaan dilaksanakan dalam jangka waktu yang relatif panjang untuk memberikan dampak yang nyata pada isu yang dipilih. • CSR strategis mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memastikan rantai nilai (value chain) dari proses bisnis yang dilakukan memberikan dampak sosial dan lingkungan yang positif dan berkelanjutan. Bagi perusahaan CSR strategis merupakan bagian dari strategi perusahaan yang dimaksudkan memberikan keunggulan kompetitif melalui integrasi proses bisnis dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan. PENUTUP Disadari sepenuhnya bahwa pengertian CSR bukanlah pengertian yang statik. Sebaliknya, pengertian CSR senantiasa harus berkembang, namun perkembangan tersebut terarah pada mendorong pertemuan pemikiran dan prioritas dari para pemangku kepentingan. Demikian juga panorama CSR akan semakin terarah pada berkembangnya CSR strategis. Proses perkembangan ini berjalan dinamis dan sangat dipengaruhi konteksnya. Ini yang membuatnya menarik! Riza Primahendra adalah salah satu pendiri sekaligus konsultan pada AMERTA. Sejak 1999 terlibat dalam kegiatan CSR dan terlibat dalam beragam organisasi sosial dan perusahaan. Konsultansi, pelatihan, dan program yang ditangani mencakup perencanaan strategis, community development, keuangan mikro, manajemen bencana, investasi sosial, ROSI (return on social investment), manajemen kinerja sosial, serta monitoring dan evaluasi CSR. Alamat kontak: [email protected] Page 3 of 3