KONTEKS BUDAYA | 89 Konteks Budaya 6.1 ALAT DAWAI DALAM SEJARAH PERADABAN MANUSIA Pentingnya alat dawai sebagai bagian ekspresi kebudayaan manusia dapat dilihat berdasarkan penemuan artefak-artefak sejarah di berbagai tempat di dunia. Pada kejayaan peradaban Mesir di zaman Mesopotamia, alat dawai seperti harpa dan lira yang sedang dimainkan ditemukan dalam bentuk pahatan lukisan kuno di dinding bebatuan. Di kebudayaan Cina ditemukan gambar seorang dewa yang sedang memainkan alat petik lut pipa. Di kebudayaan India banyak ditemukan teks-teks sejarah kuno yang menceritakan dan menggambarkan bagaimana alat dawai digunakan sebagai sarana meditasi. Di masyarakat Jepang, alat dawai siter wagon atau disebut juga yamato-goto merupakan alat musik penting yang digunakan sebagai pengiring tarian spiritual “Azuma Asobi” dalam agama Shinto. Pentingnya alat ini digambarkan pada sebuah patung kuno Haniwa yang sedang memainkan prototipe siter wagon (Malm 1959:27, 43). Demikian pula di Eropa, harpa digambarkan dengan menonjol lewat lukisan-lukisan klasik dan tua. 90 | ALAT MUSIK DAWAI Gambar 6.1: Relief Alat Dawai Mesir Pada Masa Mesopotamia Gambar 6.3: Siter Wagon Gambar 6.2: Lukisan Kuno Musisi Jalanan di Jepang Gambar 6.4: Lukisan Harpa di Eropa KONTEKS BUDAYA | 91 Pada kebudayaan musik di Nusantara kita juga dapat melihat bagaimana pentingnya alat musik dawai. Salah satu situs sejarah yang memperlihatkan gambaran penggunaan alat-alat dawai pada masa lampau dijumpai pada relief yang terdapat di salah satu dinding candi Borobudur di Jawa Tengah. Relief yang menggambarkan orang yang sedang memainkan lut di antara beberapa pemain alat musik lainnya. Berdasarkan sumber foto-foto sejarah, di Kalimantan konon pernah ditemukan sejenis harpa dengan nama engkratong. Enkratong pernah digunakan oleh masyarakat Murut dan Iban (Journal of Royal Asiatic Society no 40, 1904: hal. 55). Jenis harpa hampir tidak ditemukan lagi di Nusantara. Dengan bukti dokumentasi foto yang ada setidaknya kita tahu bahwa alat dawai harpa pernah ada di Nusantara. Gambar 6.5: Relief Alat Dawai di Candi Borobudur Gambar 6.6: Harpa Engkratong 92 | ALAT MUSIK DAWAI Contoh-contoh gambar di atas memperlihatkan bagaimana pentingnya peranan alat dawai sebagai salah satu bagian dari sejarah peradaban manusia yang pernah ada di muka bumi ini. 6.2 Penggunaan Alat Dawai di Masyarakat Peran serta kegunaan alat musik dawai di dalam konteks kehidupan manusia memiliki fungsi yang sangat beragam, di antaranya adalah sebagai sarana dalam ritual atau peribadatan keagamaan. Sehtar dan tanbur adalah jenis alat musik dawai yang digunakan dalam komunitas ritual sufi Islam di Timur Tengah. Alat musik itu digunakan sebagai alat musik pengiring nyanyian, solo, maupun ensambel. Di Turki, tanbur biasanya juga dimainkan dalam bentuk ensambel musik sufi bersama alat lain, seperti santur (alat musik dawai jenis siter pukul), al ‘ud (alat musik dawai jenis lut petik), kemanche (alat musik dawai jenis lut gesek), dan duf (gendang rangka satu sisi) atau gendang tamburin. Dalam konteks ini, musik tersebut digunakan untuk membangun rasa khusuk yang dalam (dzikr) untuk mengingat kebesaran Sang Pencipta. Gambar 6.7: Tanbur dan Ensambel Musik Sufi Turki Alat petik vina di India Selatan dipakai sebagai sarana ritual meditasi bagi umat Hindu yang ada di sana. Di samping itu, meditasi lewat musik juga dilakukan dengan nyanyian. Nyanyian diiringi dengan alat-alat dawai seperti sarangi (jenis lut gesek), tanpura (lut petik) dan pakhawaj (jenis gendang dengan muka dua sisi). KONTEKS BUDAYA | 93 Gambar 6.8: Meditasi Lewat Nyanyian dengan Iringan Dawai Lut di India Di kebudayaan musik Nusantara, alat musik dawai dipakai sebagai sarana ritual dalam kepercayaan masyarakat tertentu. Contoh alat-alat musik dawai Nusantara yang digunakan sebagai sarana ritual kepercayaan di antaranya adalah kulcapi di masyarakat Karo dan hasapi di masyarakat Batak Toba, Sumatera Utara. Kulcapi dimainkan dalam upacara ritual Silengguri, yakni satu bentuk upacara “penyucian” yang dilakukan seorang pemusik kulcapi terhadap alat musik yang dimainkannya. Alat musik ini dimainkan dengan iringan alat musik lain disebut dengan keteng-keteng (alat dawai jenis idiokord terbuat dari bambu). Upacara ritual Silengguri dianggap sakral oleh pemusiknya dan umumnya hanya dihadiri oleh orang-orang tertentu saja. Orang-orang yang terlibat hanyalah pemusik yang menjadi pelaku ritual, para pemusik pengiring dan sebagian orang lainnya yang membantu mempersiapkan keperluan ritual. Hasapi merupakan jenis alat musik dawai yang dipakai dalam sarana ritual peribadatan pada masyarakat Parmalim Batak Toba 94 | ALAT MUSIK DAWAI di Sumatera Utara. Hasapi merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dalam ensambel musik ritual, disebut gondang hasapi. Di masyarakat Parmalim Batak Toba, ensambel gondang hasapi dimainkan pada perayaan Si Paha Sada. Ensambel gondang hasapi terdiri dari alat-alat musik sarune etek (sejenis klarinet berukuran kecil), garantung (sejenis gambang kayu berbilah lima), dua buah hasapi (lut petik bersenar dua)— hasapi ende dan hasapi doal, serta hesek (perkusi Gambar 6.9: Hasapi, Upacara Sipaha Sada botol). Perayaan Sipaha Sada dilaksanakan di dalam rumah peribadatan Parmalim (Bale Pasogit). Namun demikian, kulcapi ataupun hasapi juga digunakan sebagai bagian dari ensambel yang dimainkan dalam konteks musik hiburan. Kulcapi Karo dan hasapi Toba dapat dimainkan solo sebagai hiburan bagi orang yang memainkannya. Khusus untuk hasapi Toba, alat ini juga kadangkala dimainkan dalam bentuk ensambel musik hiburan bersama dengan alat-alat musik lainnya seperti sulim (suling bambu) dan nyanyian. Ensambel musik untuk jenis musik hiburan di Batak Toba disebut dengan uning-uningan. Penggunaan alat musik dawai dalam konteks ritual keagamaan juga terdapat pada masyarakat Sunda di Jawa Barat. Tarawangsa (alat gesek) serta kacapi (alat petik) dipakai dalam upacara bubur Sura di daerah Sumedang. Upacara tersebut diadakan setiap tanggal 10 Sura oleh sekelompok masyarakat sebagai bagian dari ritus pertanian dan kepercayaan setempat. Dalam upacara itu, setiap KONTEKS BUDAYA | 95 Gambar 6.10: Upacara Bubur Sura orang datang dengan membawa hasil buminya, seperti beras, sayuran, dan buah-buahan, untuk dijadikan satu dan dibubur bersama-sama. Di dalam upacara yang umumnya berjalan selama semalam dan sehari penuh itu, dimainkan kacapi dan tarawangsa hampir tiada henti. Alat musik itu mengiringi tarian berkelompok secara bergantian. Contoh lain dari bentuk ensambel musik ritual lain di Nusantara adalah Cokek yang berasal dari Cirebon. Selain dimainkan di dalam perayaan sosial, cokek, yang terdiri dari beberapa alat dawai gesek, juga sering ditampilkan dalam upacara keagamaan masyarakat Cina di sana. Di luar konteks ritual keagamaan, alat dawai juga umum dipergunakan dalam konteks hiburan. Jenis alat musik ini bisa dimainkan secara solo atau dalam bentuk ensambel. Di berbagai kebudayaan, alat dawai untuk hiburan biasanya dipakai sebagai musik instrumental, musik mengiringi nyanyian, atau mengiringi tarian. Di Afrika Barat, misalnya, alat musik dawai kora dimainkan sebagai alat musik solo disertai dengan nyanyian yang dibawakan sambil bercerita. Pemain kora pada umumnya sekaligus sebagai penyanyi. Nyanyiannyanyian yang dibawakan berbentuk epik atau pun mengenai asal- 96 | ALAT MUSIK DAWAI usul suku-suku yang ada di sana. VCD 2 Track 12, 13, 14, 15 Pemain kora adalah pemusik Alat Dawai Sarana Ritual profesional. Dia biasanya bermain di saat ada keramaian, seperti di pasar, dan orang-orang berkumpul untuk mendengarkannya. Setelah mendapat hiburan, para penonton akan memberi imbalan uang kepada pemain kora. Di Spanyol, gitar merupakan alat musik hiburan utama. Gitar dimainkan untuk mengiringi tarian hiburan flamenco. Interaksi antara pemusik dan penari sangat penting dalam pertunjukan ini. Pertunjukan musik dan tari flamenco dilakukan di kedai-kedai minum. Di samping itu, pertunjukan gitar flamenco untuk mengiringi tarian juga ditampilkan di gedung-gedung konser. Berbeda dengan di Spanyol, di Irlandia alat musik dawai yang populer sebagai alat musik hiburan adalah biola. Biola dimainkan bersama alat musik lain seperti akordeon dan gendang bodhran. Pertunjukan musik dilakukan di kedai-kedai minum. Di Amerika Serikat, salah satu ensambel musik rakyat yang sangat populer adalah bluegrass. Ensambel musik bluegrass terdiri dari beberapa alat musik dawai, misalnya gitar, biola, kontrabas, mandolin dan banjo. Ensambel bluegrass salah satu jenis musik hiburan yang cukup diminati orang Amerika. Di India Utara, berbagai jenis tradisi alat musik dawai, seperti Gambar 6.11: Musik Hiburan di Irlandia, akordeon, biola dan gendang bodhran KONTEKS BUDAYA | 97 Gambar 6.12: Ajaeng , Pertunjukan Hiburan di Restoran sitar, sarod, dan sarangi, dimainkan dalam konteks hiburan yang sangat apresiatif. Seorang pemusik dawai, terutama yang telah mencapai tingkat maestro akan mendapat prestis yang tinggi di masyarakatnya. Orang-orang selalu menantikan kapan jadwal konser dari si pemusik diselenggarakan. Di Korea, alat musik dawai juga dipakai dalam konteks hiburan. Alat dawai gesek ajaeng kadangkala dimainkan dalam bentuk ensambel kecil dengan iringan sebuah gendang di rumah-rumah makan, menghibur para tamu yang datang. Penggunaan alat dawai dalam konteks hiburan juga sering dilakukan dalam bentuk pertunjukan pada sebuah acara festival/perayaan musik. Pertunjukan dari permainan alat biwang, alat 98 | ALAT MUSIK DAWAI dawai gesek asal Tibet, yang diVCD 1 Track 34, 36, 38, 40 mainkan secara tunggal, adalah Musik Dawai Hiburan contoh untuk pertunjukan semacam itu. Beberapa bentuk pertunjukan konser musik alat dawai kadangkala juga menyuguhkan penggabungan antara beberapa alat dawai dari berbagai budaya yang berbeda di dalam satu ensambel. Sebagai contoh adalah pertunjukan alat dawai shamisen Jepang, di mana dalam ensambelnya juga disertakan alat biola dan selo Barat, diiringi juga dengan gendang dan nyanyian. Tontonan pertunjukan musik semacam ini cukup sering dilakukan di berbagai tempat di dunia pada saat ini. Di kebudayaan musik Nusantara, penggunaan alat dawai sebagai sarana hiburan juga banyak dijumpai. Di Jawa terdapat ensambel musik Kroncong. Alat utamanya adalah gitar, cuk (bisa berupa ukulele, mandolin, atau banjo), selo, kontrabas (kesemuanya adalah jenis alat dawai), kaGambar 6.14: Esambel Kroncong (cuk, selo, dan kontrabas) dangkala ditambah dengan alat musik suling. Di samping memainkan lagu-lagu yang instrumental, ensambel musik ini juga sering dimainkan untuk mengiringi nyanyian. Musik Kroncong merupakan salah satu hiburan tradisional yang penting di masyarakat Jawa. Di Betawi kita mengenal orkes Gambang Kromong. Gambang kromong adalah sebuah ensambel yang memakai alat-alat musik dawai gesek sejenis dengan ukuran yang berbeda-beda. Jenis dawai gesek yang lebih kecil disebut kong ah yan dan teh yan, dan yang lebih besar disebut sukong. Jenis lagu-lagu hiburan yang dimainkan tidak hanya berasal dari nyanyian lokal, tetapi juga memainkan lagulagu yang diambil dari nyanyian populer yang berkembang di KONTEKS BUDAYA | 99 Gambar 6.15: Gambang Kromong ( Tehyan, Kongahyan, Sukong) lingkungan masyarakatnya. Di masyarakat Melayu yang tersebar di Nusantara, gambus merupakan alat musik dawai yang digunakan untuk mengiringi tarian zapin, atau di masyarakat Melayu Kalimantan disebut dengan dana. Gambus umumnya dimainkan dengan alat musik biola dan gendang marwas; kadangkala juga disertai dengan nyanyian. Kacapi di masyarakat Sunda Jawa Barat juga sering dimainkan sebagai alat musik hiburan. Kacapi dimainkan untuk mengiringi nyanyian-nyanyian yang disebut dengan tembang Cianjuran, yang sering ditampilkan pada saat perhelatan perkawinan. Pertunjukan nyanyian hiburan dengan iringan alat-alat dawai ada yang berupa nyanyian-nyanyian panjang. Istilah untuk nyanyian-nyanyian panjang sering disebut dengan nyanyian naratif/bercerita. Contoh alat-alat musik dawai yang dipergunakan untuk mengiringi nyanyian bercerita adalah kora di Afrika, gitar blues di masyarakat AfroAmerika di Amerika Serikat. Di VCD 1 Track 10, 11, 18, 19, 29 Nusantara, alat dawai yang Musik Dawai Hiburan mengiringi nyanyian bercerita Nusantara adalah adalah kacapi Bugis dan 100 | ALAT MUSIK DAWAI kacaping Makasar, dan rabab di Pariaman Sumatera Barat. Isi teksteks nyanyian yang terdapat dalam nyanyian bercerita umumnya mengenai cerita-cerita epik, legenda, maupun cerita yang diangkat dari berbagai pengalaman sosial yang terjadi di masyarakat. Pertunjukan alat dawai dalam konteks hiburan “jalanan” juga umum dijumpai di dunia, biasanya di kota-kota besar di tempattempat keramaian berlangsung. Konteks pertunjukan musik semacam ini lazim disebut dengan istilah musik “pengamen” jalanan (street musicians). Di kota-kota besar di Eropa, Amerika, dan tempat lainnya alat-alat dawai seperti gitar atau biola sering digunakan para pengamen. Di kota-kota kecil di wilayah Arab dan Asia Tengah alat dawai rabab sering dimainkan oleh pemusik pengamen pada saat keramaian pasar berlangsung. Dalam konteks sosial yang sama, alat dawai kora umum dipakai sebagai alat musik jalanan di Gambia Afrika Barat. Di kota-kota besar di wilayah Nusantara, sebagai contoh seperti di Jakarta, pertunjukan musik pengamen juga dapat ditemukan. Gitar merupakan alat musik yang umum digunakan dalam pertunjukan itu. Beberapa musisi jalanan kadangkala cukup kreatif dalam menampilkan alat musik serta gaya bernyanyinya. Salah satu contoh misalnya alat dawai cuk (umumnya dimainkan pada ensambel Kroncong) yang dimainkan pengamen dengan iringan rebana kecil disertai dengan nyanyian. Contoh lainnya adalah pertunjukan musik pengamen dengan menggunakan siter kotak (“siter betot”) dan tamburin. Bentuk pertunjukan musik ini selalu diiringi Musik Pengamen Jalanan dengan nyanyian. Siter kotak, umumnya terbuat dari karet ban, cukup sering dijumpai di wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya. Di wilayah Nusantara lainnya, alat dawai juga dipakai sebagai alat musik untuk mengamen, misalnya di KaliGambar 6.16: Alat Dawai Cuk KONTEKS BUDAYA | 101 Gambar 6.17: Siter “betot” mantan dan di Sumatera. Di Kalimantan alat dawai gambus dipakai untuk sarana mengamen. Lagu-lagu yang dimainkan berupa lagulagu zapin diiringi dengan sebuah gendang. Yang menarik dari pertunjukan seperti ini adalah, si pemusik memiliki keahlian rangkap, sebagai pemain gambus, penyanyi, sekaligus pemain gendangnya. Hal demikian berbeda dengan pertunjukan dari permainan musik gambus yang umum. Di pulau Sumatera, seperti di Sumatera Barat dan Sumatera Utara, kita bisa melihat biola dan gitar umum digunakan menjadi alat untuk mengamen. Para pengamen tidak cuma bermain di perempatan jalanan untuk mencari nafkahnya, beberapa di antaranya mendatangi rumah-rumah penduduk bahkan untuk menghibur mereka. Gambar 6.18: Gambus Kalimantan VCD 2 Track 16, 17, 18 Musik Dawai Pengamen 102 | ALAT MUSIK DAWAI 6.3 Persebaran Budaya Alat Dawai Jika melihat berbagai jenis alat musik dawai yang terdapat di berbagai kebudayaan musik masyarakat dunia, tampak beberapa persamaan dan perbedaannya. Pertanyaannya, bagaimana persamaan maupun perbedaan alat dawai di tempat berbeda di dunia dapat terjadi? Apakah “gitar selo,” yang dipakai dalam ensambel musik Kroncong di Jawa memiliki hubungan dengan alat musik selo yang dipakai dalam musik Barat? Bagaimana pula ukulele, atau kita sebut dengan “gitar kroncong” juga dipakai di ensambel musik yang berbeda? Apakah ukulele di Jawa memiliki hubungan dengan ukulele yang dipakai oleh masyarakat yang di Hawaii. Bagaimana dengan biola, alat dawai gesek yang sangat umum dijumpai di masyarakat Melayu dan masyarakat lainnya di Nusantara? Bagaimana hubungannya dengan biola yang ada di tradisi masyarakat India, Arab, atau tradisi Irlandia di Eropa? Berbagai persamaan maupun perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan tradisi alat musik dawai di dunia dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu faktor penyebabnya adalah terjadinya kontak budaya (culture contact). Kontak Budaya Kontak budaya dapat berlangKontak budaya ( cultural sung disebabkan karena adacontact ) adalah terjadinya nya hubungan perdagangan hubungan yang saling antar bangsa, atau kolonialisasi mempengaruhi antara dua atau dari suatu bangsa, atau juga lebih dari budaya berbeda. melalui proses misionisasi Hasil dari terjadinya proses agama-agama yang terjadi pada hubungan yang ada biasanya masa lampau. memunculkan nilai-nilai atau Contoh kasus dalam memproduk budaya campuran baru, bicarakan fenomena persebarumumnya melalui cara an budaya alat dawai di dunia mengadaptasi budaya yang akan diambil dari alat musik datang. gambus dan gitar. KONTEKS BUDAYA | 103 6.3.1 Gambus Gambus merupakan jenis alat dawai petik yang umum kita jumpai di masyarakat Melayu Nusantara. Dalam kesehariannya, sebutan “gambus” di masyarakat Melayu dapat memiliki konotasi berbeda, yakni: 1) untuk menyebut alat musik dawai yang menyerupai al ‘ud (Arab), masyarakat Melayu di Sumatera Utara kadangkala menyebutnya dengan istilah “gitar semangka;” dan 2) gambus biasa. Untuk gambus biasa, umumnya dipakai kata “gambus” atau “gambusan.” Namun, masyarakat di Kalimantan menyebutnya dengan “panting.” Kedua jenis alat musik dawai gambus yang kita kenal telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Melayu di Nusantara, seperti (Melayu Sumatera Timur, Riau-Jambi, Kalimantan, Sulawesi, hingga Flores dan Lombok) memiliki banyak kesamaan dengan yang terdapat di Timur Tengah dan di Asia Tengah. Kesamaan gambus tidak semata dari bentuk fisik tetapi juga dari cara memainkan serta dari alat musik tersebut. Mengapa hal ini bisa terjadi? Beberapa sumber tulisan sejarah banyak menuliskan bahwa gambus memang berasal dari kebudayaan musik tradisi masyarakat Timur Tengah. Alat musik ini mulai dikenal orang Melayu yang berdiam di wilayah pesisir pantai, bersama dengan masuknya para pedagang Islam dari Timur Tengah. Masa perdagangan ini mulai sekitar abad ke 7 hingga 15-an. Di samping berdagang, mereka biasanya berdakwah, memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat setempat. Di samping berdagang mereka juga membawa peralatan musik, di antaranya gambus. Beberapa catatan sejarah menyatakan bahwa gambus berasal dari wilayah Hadramaut, yang sekarang termasuk dalam wilayah negara Republik Yaman di Timur Tengah. Alat musik seperti ini juga bisa kita temukan tersebar di wilayah Timur Tengah dan sekitarnya dengan penamaan yang sedikit berbeda. Di Saudi Arabia disebut dengan qanbus, di Oman dan di Zanzibar disebut dengan gabbus, di Comoro disebut dengan gabusi atau gambusi, dan lain sebagainya6. Pada masa sekarang, penggunaan alat musik dawai 104 | ALAT MUSIK DAWAI gambus di wilayah Timur Tengah tidak lagi umum dijumpai, sebaliknya alat musik dawai al ‘ud menjadi alat musik dawai yang umum dijumpai di sana. Di masyarakat Melayu pertunjukan musik gambus biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian zapin, yang erat kaitannya dengan keIslaman. Berbagai nyanyian dalam permainan gambus di Nusantara berisi teks-teks pujian tentang ketuhanan dan juga kemanusiaan dalam perspektif agama Islam. Oleh karena itu, meskipun tradisi gambus terdapat di berbagai wilayah Melayu yang berbeda, namun ekspresi maupun konteks penggunaan dari alat musik dawai gambus memiliki banyak kesamaan. Gambar 6.19: Gambus Palembang Gambar 6.20: Gambus Flores Gambar 6.21: Gambus Kalimantan Gambar 6.22: Gambus Lampung VCD 1 Track 11, 25, 33 Gambus KONTEKS BUDAYA | 105 6.3.2 Gitar Gitar juga sangat menarik untuk dibicarakan, terutama dalam konteks persebarannya. Jika kita bandingkan dengan berbagai jenis alat dawai lainnya di dunia, gitar merupakan satu-satunya alat dawai yang banyak diminati oleh berbagai bangsa di dunia. Namun demikian, cara ataupun gaya permainan gitar di masing-masing tempat yang berbeda memiliki keunikannya tersendiri. Di Eropa dan Amerika gitar merupakan salah satu alat yang dimainkan dalam membawakan lagu-lagu klasik. Gitar juga dimainkan dengan gaya musik rakyat (folk music), misalnya di Irlandia, di Perancis, dan tempat lainnya di Eropa. Di Amerika Serikat, gitar menjadi salah satu alat utama dalam permainan musik Sejarah Persebaran Gitar di Nusantara Ada dugaan bahwa berbagai jenis alat dawai yang termasuk dalam keluarga gitar—seperti jenis gitar kroncong empat dawai berukuran kecil yang mirip alat musik modern Portugis cavaquinho dan braguinha (dan oleh karenanya mirip dengan ukulele yang juga merupakan turunan dari braguinha)—pertama kali dibawa ke Indonesia oleh awak kapal Portugis pada abad keenam belas. Gitar berdawai empat atau lima yang berukuran lebih besar (violao) mungkin tiba pada saat yang sama, dan kapal-kapal Spanyol bisa jadi membawa vihuela . Bangsa Belanda dan Inggris yang pernah menjajah wilayah Nusantara mungkin membawa alat musik itu dalam versi yang lebih baru pada abadabad kemudian. Menurut beberapa catatan sejarah, bentukbentuk gitar tergolong modern (bukan dari jenis ukulele) di Indonesia tidak dijumpai hingga akhir abad kesembilan belas. (Sumber: Disadur dari catatan sampul CD Indonesian Music Series Vol 20 Smithsonian Institution 2000) 106 | ALAT MUSIK DAWAI untuk mengiringi nyanyian rakyat, dikenal dengan istilah “musik desa” (country music). Bagi warga Afrika-Amerika gitar digunakan untuk mengiringi nyanyian-nyanyian tradisional blues dalam aktivitas kebersamaan mereka. Gitar juga sangat umum dipakai dalam musik rock maupun jazz. Di Madagaskar Afrika, gitar juga merupakan salah satu alat musik yang populer dimainkan. Gitar digunakan untuk mengiringi nyanyian-nyanyian bercerita, menggantikan alat dawai valiha. Begitu juga kita bisa menemukan gitar di wilayah Persia, India, Cina, dan berbagai tempat lainnya. Bagaimana dengan gitar yang dipakai oleh masyarakat di Nusantara? Jenis gitar yang lebih umum dikenal, terutama di wilayah perkotaan di Nusantara adalah gitar akustik standar dengan jumlah dawai enam buah, atau jenis gitar elektrik dengan jumlah senar yang sama. Jenis gitar akustik, yang memiliki dua belas senar (jenis gitar yang menggunakan dawai ganda) cukup umum dijumpai dan dipakai di perumahan. Jenis gitar elektrik, dengan berbagai macam bentuk dan merek, sering dipakai pada pertunjukanpertunjukan musik populer (pop, rock, jazz, dan dangdut). Jenis gitar elektrik lainnya, yang kurang umum digunakan, adalah gitar Hawaii yang dipakai dalam ensambel musik Hawaiian atau Country. Di wilayah pedesaan di Nusantara jenis-jenis gitar akustik juga cukup banyak dijumpai. Di Sumatera Utara, misalnya, jika kita berkendaraan melewati beberapa kota-kota kecilnya di wilayah tersebut, kita akan menemukan kedai-kedai minum yang sebagian pengunjungnya bersantai dan bermain gitar sambil bernyanyi bersama. Lagu-lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu rakyat atau yang sedang populer. Di wilayah Lampung Sumatera kita dapat menemukan permainan gitar dengan gaya yang khas, disertai dengan nyanyian, misalnya gitar orang Abung. Di Jawa Tengah dan beberapa wilayah lain di sekitar pulau Jawa, kita juga menemukan gitar. Di samping sebagai alat musik yang dimainkan dalam konteks hiburan pribadi, gitar juga dimainkan sebagai salah satu alat musik yang dipakai dalam ensambel musik Kroncong. KONTEKS BUDAYA | 107 Di wilayah timur Indonesia, terutama di desa-desa, kita juga dapat menemukan gitar dimainkan dalam berbagai kegiatan tertentu. Jika kita bandingkan dengan bentuk gitar kebanyakan, terdapat perbedaan kontras dari tampilan gitar yang terdapat di wilayah tersebut. Jenis gitar yang ada umumnya dibuat sendiri dengan cara yang tersendiri pula. Kalau pada jenis gitar yang kebanyakan kita jumpai umumnya menggunakan fret/pembatas nada pada papan jarinya. Gitar tersebut biasanya dibuat tanpa pembatas nada dan hanya menggunakan empat dawai. Beberapa contoh dari jenis gitar di wilayah timur Nusantara adalah gitar Sumba, gitar Lombok, dan gitar Flores. Fungsi dari alat musik gitar di Nusantara pada umumnya dikelompokkan atas tiga bagian besar, yakni: (1) sebagai alat musik iringan satu-satunya atau utama untuk nyanyian; (2) sebagai elemen melodi/ritmis pendukung dalam ensambel alat musik campuran, atau; (3) untuk menirukan bunyi instrumen lain. Fungsi gitar yang dimainkan sebagai iringan satu-satunya untuk nyanyian merupakan ciri permainan gitar yang sangat umum dijumpai di Nusantara. Gitar dipakai untuk mengiringi nyanyiannyanyian populer secara informal, lagu-lagu rohani, dan lagu-lagu rakyat daerah atau nasional yang dikenal secara umum. Contoh gaya permainan gitar seperti ini adalah permainan gitar (disebut juga dengan jungga) Sumba dan gitar Lampung. Contoh gitar sebagai elemen melodi/ritmis pendukung dalam ensembel campuran dapat kita lihat pada ensambel musik Kroncong Jawa dan Yospan Papua. Di dalam ensambel Kroncong, gitar akustik berperan sebagai alat musik pendukung, di mana fungsi gitar memainkan akord, atau juga memainkan alur melodi lagu yang sifatnya lebih merupakan melodi hiasan. Fungsi permainan gitar pada ensambel Yospan sedikit berbeda. Meskipun dalam ensambel Yospan alat gitar digunakan cukup dominan jumlahnya, melodi utama lagu pada dasarnya dimainkan oleh suara penyanyi. Fungsi dari alat-alat gitar hanya memainkan progresi akord dari lagu, ditambah dengan pola-pola aksentuasi ritem dari permainan alat stembas. Contoh lain di mana fungsi gitar hanya sebagai elemen 108 | ALAT MUSIK DAWAI ritmis pendukung dapat dijumpai pada permainan ensambel alat dawai yang terdiri dari gitar, biola, benjol (mirip “banjo,” di mana permukaan kulit resonator terbuat dari kulit), kroncong, dan terenbas, sejenis “selo” pukul satu senar. Beberapa Model Gitar di Nusantara Gambar 6.24: Ensambel Dawai Flores Gambar 6.23: Gitar Lampung (jenis gitar yang umum) Gambar 6.25: Gitar Yospan Gambar 6.26: Gitar Flores Gambar 6.27: Gitar Mandar Sulawesi Selatan KONTEKS BUDAYA | 109 Gambar 6.28: Gitar Timor Gambar 6.29: Terenbas Flores Gambar 6.30: Gitar Sumba VCD 1 Track 9, 15, 28 Gitar Nusantara 110 | ALAT MUSIK DAWAI Fungsi gitar sebagai peniruan alat musik lain contohnya dapat kita pada ensambel musik Tarling di Cirebon Jawa Barat. Ensambel Tarling (singkatan dari “gitar dan suling”) umumnya terdiri dari dua buah gitar atau lebih ditambah dengan suling, gendang, dan gong. Peran gitar dalam ensambel tarling biasanya menjadi pembawa melodi utama, dimainkan dengan menirukan bunyi sebuah ensambel gamelan yang terdapat di Cirebon. 6.4 Akulturasi, Adaptasi, dan Estetika Musik Mengapa dan bagaimana jenis alat dawai yang sama bisa ditemukan di berbagai tempat yang berbeda-beda di dunia telah diuraikan dalam diskusi tentang alat musik gambus dan gitar. Namun, masih ada pertanyaan lain yang bisa diajukan lebih lanjut. Contohnya, bagaimana alat-alat dawai tersebut diterima, dijadikan alat musik, dan dimainkan pada berbagai masyarakat yang berbeda di Akulturasi tempat yang berbeda pula? Perubahan-perubahan yang terjadi Proses terbentuknya sebagai akibat dari kontak yang dialami sebuah budaya baru yang secara langsung di antara berbagai diakibatkan oleh pengakebudayaan. Meskipun akulturasi dapat ruh budaya dari luar budadiaplikasikan untuk melihat berbagai kasus dari kontak budaya atau perubahan ya itu sendiri merupakan budaya, istilah tersebut umumnya sering gejala yang umum dan digunakan untuk menjelaskan pengaruh sering terjadi di berbagai dari ekspansi budaya Barat atas berbagai kebudayaan masyarakat budaya lokal. di dunia. Fenomena berOrang-orang lokal yang berpakaian ala campurnya dua atau lebih Barat, berbahasa Indo-Eropa, dan demibudaya yang berbeda dikian pula mengadopsi berbagai kebiasaan sebut dengan akulturasi. Barat disebut terakulturasi (acculturated). Ilustrasi sejarah yang (Phillip Kottak: 1991: hal 313, 330). menceritakan bagaimana KONTEKS BUDAYA | 111 kemungkinan alat dawai gambus atau gitar sampai di Nusantara menunjukkan bagaimana proses awal terjadinya akulturasi antara budaya alat musik masyarakat yang ada di Nusantara dengan budaya alat musik di luarnya. Proses penerimaan budaya dari luar lewat akulturasi ditafsirkan bermacam-macam oleh setiap budaya yang berbeda. Berbagai cara penerimaan atau penyesuaian dari proses akulturasi yang terjadi disebut dengan adaptasi. Dalam konteks alat musik dawai, berbagai adaptasi budaya yang terjadi lewat proses akulturasi dapat dilihat dari contoh alat musik gitar. Permainan gitar di berbagai kelompok masyarakat yang ada di Nusantara memiliki keunikan cara, gaya, maupun teknik bermain tersendiri. Bentuk permainan gitar pada pada ensambel Tarling di Cirebon, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada dasarnya menirukan permainan alat musik gamelan yang ada di Cirebon. Di Jawa, misalnya, gitar dipakai dalam ensambel musik Kroncong, di mana gaya permainan gitar lebih cenderung menirukan pola permainan siteran. Pada prinsipnya permainan gitar mengisi pola melodi pokok, baik oleh sebuah nyanyian tertentu ataupun musik instrumental. Gitar dalam tradisi Kroncong tidak dapat berdiri sendiri, gitar menjadi bagian dari alat musik pengiring. Di Sumba Nusa Tenggara Barat, gitar juga dimainkan lewat cara dan ekspresi yang dipengaruhi oleh gaya permainan musik tradisi masyarakatnya. Cara memainkan gitar ada yang menggunakan teknik seperti layaknya bermain alat jungga (jenis lut tradisi di Sumba). Di Jawa Barat juga ditemukan cara bermain gitar dengan menirukan kacapi Sunda. Permainan gitar dengan cara mengadaptasi alat ke dalam budaya lokal juga ditemukan di beberapa wilayah lain di dunia. Di Madagaskar Afrika, gitar dimainkan dengan teknik seperti yang terdapat pada alat dawai valiha. Permainan gitar pada masyarakat AfrikaAmerika, yang dikenal dengan istilah gitar blues juga memiliki gaya dan pendekatan bermain tersendiri. Demikian pula permainan gitar yang terdapat di Turki, di Spanyol, dan tempat-tempat lainnya di dunia. 112 | ALAT MUSIK DAWAI Gambar 6.31: Gitar Madagaskar Gambar 6.32: Gitar Turki (tanpa fret) Contoh-contoh permainan gitar seperti disebut di atas memperlihatkan bagaimana sebuah alat dawai yang berasal dari jenis yang sama diadaptasi dengan cara, gaya maupun teknik bermain yang berbeda. Perbedaan dari cara, gaya, maupun teknik bermain gitar yang ditemukan di berbagai tempat yang berbeda pada dasarnya juga CD 3 Track 2, 3, 5, 6, 9 Membandingkan Estetika Bunyi menghasilkan estetika bunyi musik yang Dihasilkan pada yang berbeda pula. Permainan Gitar 6.5 Ornamen dan Hiasan Alat Dawai Ornamen maupun hiasan yang terdapat pada alat musik merupakan hal yang menarik untuk diamati. Demikian pula halnya ornamen ataupun hiasan yang terdapat pada alat musik dawai. Ornamen ataupun hiasan tidak hanya sebagai sesuatu yang bersifat artistik, namun kadangkala juga dapat dilihat sebagai ungkapan dari berbagai simbol budaya. Di masyarakat Batak di Sumatera Utara umum dijumpai bentuk kepala pada alat dawai jenis lut dengan diberi ornamen ukiran. Ukiran kepala pada alat musik biasanya berbentuk kepala ayam jago atau ukiran manusia yang tersusun secara bertingkat. Bentuk ukiran yang terdapat pada alat dawai Batak, seperti yang terdapat pada hasapi Toba, kulcapi Karo, atau husapi KONTEKS BUDAYA | 113 Pak-pak dan Simalungun, pada dasarnya memiliki makna simbolis yang terkait dengan filosofi hidup masyarakatnya. Ayam jago merupakan simbolisasi dari debata (dewa) dalam mitologi kepercayaan Batak. Ukiran manusia yang tersusun bertingkat juga memiliki makna di dalam kebudayaan Batak, yakni menggambarkan pentingnya memiliki dan menjaga keturunan. Di masyarakat Toraja di Pulau Sulawesi, kita juga dapat menemukan bentuk ukiran pada kepala dari alat dawai petik katapi. Ukiran kepala kacapi berbentuk jalinan motif yang berlubang. Kepala kacapi terlihat menyatu dengan papan jari yang menonjol, serta bagian atas alas papan kotak suara yang diberi tonjolan kayu hingga sisi bawah alat musik. Bentuk keseluruhan kecapi kelihatan seperti sebuah perahu. Ciri khas bentuk alat dawai lut semacam ini agak umum kita jumpai di wilayah Nusatara. Di pulau Kalimantan juga umum ditemukan alat dawai yang diberi ukiran ornamentasi. Keseluruhan badan alat musik mulai kepala, papan jari, kotak resonator hingga bagian bawah alat musik diberi lukisan ornamental. Motifmotif ukiran yang terdapat pada alat dawai umumnya ditemukan Gambar 6.33: Ukiran Kepala Alat Dawai di Batak Gambar 6.34: Ornamen Katapi Toraja 114 | ALAT MUSIK DAWAI Gambar 6.35: Sape’ Kalimantan juga pada produk budaya artistik lainnya seperti pada lukisan kain tenunan. Di Timur Tengah, berbagai jenis lut juga memiliki kesamaan dalam penggunaan ornamentasi. Umumnya alat-alat dawai lut diberi ornamen pada bagian muka papan jari serta pada bagian lubang kotak suaranya. Bentuk-bentuk ornamentasi pada alat musik umumnya diambil dari abstraksi lukisan-lukisan mosaik yang terdapat di kebudayaan ukiran maupun lukisan Timur Tengah. Kalau kita bandingkan dengan gitar yang memiliki lubang suara yang terbuka lebar, lubang suara dari kebanyakan jenis alat dawai di wilayah kebudayaan Timur Tengah terselubung oleh lubang-lubang kecil yang terbentuk dari motif ornamentasi yang ada. Ciri lubang suara yang diberi ornamentasi juga bisa kita temukan pada beberapa alat dawai gambus di Nusantara. Di wilayah Asia Selatan, contohnya di India, alat dawai juga cukup umum diberi lukisan ornamental. Salah satu contoh adalah sitar India. Sitar memiliki ornamentasi pada lubang-lubang resonator di sisi atas dan bawah belakang kotak resonator alat, sisi tepi atas dan bawah dari papan jari alat, dan bagian sisi lingkaran KONTEKS BUDAYA | 115 keseluruhan dari kotak resonator alat. Di Eropa, alat dawai juga diberi ornamentasi seperti misalnya jenis gitar kuno yang ada di Italia, tidak pada lubang suara, tetapi di bagian belakang kotak suara alat. Gambar 6.36: Buzuq Arab Gambar 6.37: Al ‘ud Arab Gambar 6.38: Sitar India Gambar 6.39: Gitar kuno Italia 116 | ALAT MUSIK DAWAI Gambar 6.40: Gambus Palembang Gambar 6.41: Gitar Sumba Gambar 6.42: Stembas Papua Alat dawai yang diberi hiasan lukisan juga cukup umum ditemukan di wilayah bagian Timur Nusantara. Di Sumba, misalnya, gitar yang umumnya dibuat dengan cara mandiri yang biasanya diberi lukisan ditambah dengan katakata. Di Papua juga ditemukan hal yang sama, misalnya lukisan “putra duyung” atau tulisan dan ornamen tradisional pada kotak suara stembas. KONTEKS BUDAYA | 117 Penempatan berbagai ornamen ataupun hiasan yang terdapat pada alat dawai umumnya memiliki kekhasan masing-masing. Untuk sebagian masyarakat konteks dari bentuk ornamental alat musik memiliki makna kultural tersendiri, sementara untuk sebagian masyarakat lainnya hanya sekedar memberi nuansa keindahan dari alat musiknya. Gambar 6.43: Contoh Lain dari Lukisan pada Stembas Tips Kegiatan Kelas: Cari satu atau lebih contoh alat musik dawai. Pastikan bahwa alat musik tersebut memiliki ornamentasi, baik berupa ukiran atau lukisan. Kemudian cari bentuk ornamentasi atau lukisan yang sama pada benda-benda lain di dalam budaya yang sama (apakah ukiran rumah, topeng, lukisan, tekstil, dan lain sebagainya). Setelah itu carilah berbagai “sumber” budaya (para tokoh dan ahli budaya setempat, tulisan sejarah, atau para pemusik) yang dapat menjelaskan apa makna dibalik ornamentasi/ lukisan yang ada. 118 | ALAT MUSIK DAWAI