Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan KAJIAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU ECENG GONDOK PADA TANAH GAMBUT TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TERONG (Solanum melongena L.) SHELLA A.J.W. Dosen pada Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Unversitas Palangka Raya ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk hijau eceng gondok terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman terong. Percobaan disusun berdasarkan rancangan acak lengkap dengan empat ulangan. Perlakuan pupuk hijau eceng gondok terdiri dari tujuh taraf meliputi dosis pupuk E0 = 0 ton/Ha; E1 = 7,5 ton/Ha; E2 = 15,0 ton/Ha; E3 = 22,5 ton/Ha; E4 = 30,0 ton/Ha; E5 = 37,5 ton/Ha; dan E6 = 45,0 ton/Ha pupuk hijau eceng gondok. Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hijau eceng gondok memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel pengamatan. Dosis pupuk hijau eceng gondok 22,5 ton/Ha memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan vegetatif tanaman terong. Penelitian yang sama perlu dilakukan langsung di lapangan, untuk mengetahui pengaruh perlakuan sesuai kondisi lapangan. Kata Kunci : Pupuk hijau eceng gondok, tanah gambut, dan tanaman terong PENDAHULUAN Salah satu syarat yang diperlukan bagi Terong termasuk salah satu sayuran buah yang digemari sayuran yang memberikan masyarakat. Berbagai dibudidayakan sumbangan di yang data yang baik adalah tersedianya media tumbuh yang sesuai bagi Indonesia, pertumbuhan tanaman tersebut. Oleh karena itu cukup statistik tanaman jenis besar terhadap keanekaragaman pangan yang bergizi. Berdasarkan pertumbuhan untuk mengatasi kendala kesuburan tanah pada lahan gambut terutama untuk memperbaiki sifat Kalimantan fisik, kimia dan biologis tanah maka pemberian Tengah, produktivitas tanaman terong tahun 2008 pupuk organik menjadi sangat penting dilakukan. rata-rata adalah 509,72 ton, sedangkan pada Pupuk organik selain berperan memperbaiki tahun 2009 adalah 687,10 ton dan pada tahun struktur tanah, ternyata juga mampu menyediakan 2010 adalah 709,00 ton. Jika dibandingkan unsur hara yang diperlukan tanaman terutama dengan potensi hasil terong yang mencapai 813 sebagai sumber unsur N, P, dan K (Lingga, 1986). ton, maka produktivitas di Kalimantan Tengah Pupuk hijau merupakan salah satu jauh lebih rendah dari potensi yang sebenarnya golongan pupuk organik yang bahan bakunya biasa dicapai (Badan Pusat Statistik, 2011). cukup tersedia di Kalimantan Tengah. Bahan Kendala utama yang dihadapi dalam baku pupuk hijau adalah tanaman atau bagian budidaya terong di Kalimantan Tengah umumnya tanaman yang masih muda yang dibenamkan ke berkaitan dengan kondisi lahan yang berupa dalam tanah, terutama tanah gambut. Gambut adalah tipe tanah yang Pupuk hijau sebagai pengganti pupuk kandang belum siap dijadikan sebagai lahan pertanian apabila pupuk kandang sedikit, sedangkan tanah karena tingkat kesuburan yang rendah, ditinjau sangat dari segi fisik, kimia maupun biologis tanah. (Hardjowigeno, 1992) membutuhkan bagian daun tanaman. pupuk organik 29 Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 29 – 34 Menurut senyawa- empat kali. Ketujuh taraf perlakuan tersebut senyawa protein yang terkandung di dalam pupuk adalah : E0 = 0 ton/Ha; E1 = 7,5 ton/Ha; E2 = 15,0 hijau segera dihancurkan secara enzimatik oleh ton/Ha; E3 = 22,5 ton/Ha; E4 = 30,0 ton/Ha; mikroorganisme E5 = 37,5 ton/Ha; dan E6 = 45,0 ton/Ha pupuk senyawa tanaman. Agustina (1989), tanah menjadi nitrogen yang dapat Senyawa-senyawa diperlukan dan senyawadimanfaatkan nitrogen dapat diserap oleh yang Variabel yang diamati adalah : Tinggi sistem tanaman (cm), jumlah daun (helai), dan jumlah perakaran tanaman adalah dalam bentuk ion amonium + (NH4 ) dan ion nitrat hijau eceng gondok. cabang (cabang). (NO3 ). HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan-bahan pupuk hijau yang digunakan adalah eceng gondok. Hal ini dengan Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa memperhitungkan bahwa eceng gondok mudah pemberian pupuk hijau eceng gondok tidak didapatkan, umumnya hidup subur menutupi berpengaruh nyata dalam meningkatkan tinggi badan perairan seperti sungai, danau, kolam, dan tanaman pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh parit. Selama ini eceng gondok belum banyak nyata pada umur 4, dan 6 MST. Hasil uji lanjut dimanfaatkan secara maksimal, selain itu eceng nilai tengah tinggi tanaman terong pada umur 2, gondok dikenal sebagai gulma air serta dapat 4, dan 6 MST disajikan pada Tabel 1. mengganggu lalu lintas di air. Pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan E4, E3 dan E2 umur 4 dan 6 MST tidak pemberian pupuk hijau eceng gondok terhadap berpengaruh nyata, tetapi berpengaruh nyata pertumbuhan vegetatif tanaman terong pada terhadap tanah gambut pedalaman. bahwa perlakuan E3, (22,5 ton/ha) merupakan perlakuan lainnya. Namun terlihat perlakuan terbaik karena mampu meningkatkan METODOLOGI tinggi tanaman sebesar 47,36 cm, dibandingkan Penelitian dilaksanakan di rumah plastik di dengan perlakuan lainnya. Meningkatnya tinggi Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, tanaman terong disebabkan pupuk hijau eceng Kota Palangka Raya dari bulan Juni sampai gondok mampu menyediakan N yang diperlukan September 2011. Bahan-bahan yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman terong. adalah benih terong, pupuk hijau eceng gondok, Menurut Soepardi (1983), pemberian pupuk hijau kapur dolomit, Urea, SP-36, KCl, dan Furadan tidak saja menambah karbon organik ke dalam 3G. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam tanah, tetapi juga mengembalikan nirrogen ke penelitian ini meteran, timbangan, cangkul, hand tanah. sprayer, kamera, gembor dan polybag. pertumbuhan Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Faktor tunggal tersebut berupa pemberian pupuk hijau eceng gondok yang terdiri dari tujuh taraf perlakuan dan diulang sebanyak 30 Bahan organik tanaman melalui mempengaruhi pengaruhnya terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Basuki, 2009). Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman terong (cm) pada umur 2, 4 dan 6 MST pengaruh pemberian pupuk hijau eceng gondok Tinggi tanaman pada umur 2 MST 4 MST 6 MST E0 8,96 19,03 a 27,80 a E1 9,78 26,43 b 32,20 a E2 9,86 31,64 bc 44,24 bc E3 9,90 32,84 c 47,36 c E4 9,45 28,70 bc 44,19 bc E5 9,32 27,48 bc 40,92 b E6 9,18 26,34 b 39.16 b BNT 5% 6,57 5,02 Keterangan : Nilai tengah yang diikuti notasi huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT 5%. Perlakuan Tabel 2. Rata-rata jumlah daun tanaman terong (helai) pada umur 2, 4 dan 6 MST pengaruh pemberian pupuk hijau eceng gondok Jumlah daun pada umur 2 MST 4 MST 6 MST E0 4,00 5,20 a 6,80 a E1 4,20 6,20 b 16,20 ab E2 4,60 7,60 c 17,60 bc E3 4,80 7,10 c 19,42 c E4 4,40 6,60 bc 17,30 bc E5 4,30 6,40 b 16,40 ab E6 4,20 6,20 b 16,20 ab BNT 5% 0,67 1,68 Keterangan : Nilai tengah yang diikuti notasi huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT 5%. Perlakuan Pertumbuhan tinggi tanaman merupakan akibat suatu Gardner, pertumbuhan Pearce dan meristem Mitchell Pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa ujung. perlakuan E4, E3 dan E2 umur 4 dan 6 MST tidak (1991), berpengaruh nyata, tetapi berpengaruh nyata mengemukakan bahwa meristem ujung yang terhadap menghasilkan sel-sel di ujung batang, sehingga bahwa perlakuan E3, (22,5 ton/ha) merupakan mengakibatkan tanaman bertambah tinggi atau perlakuan terbaik panjang. yang Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau eceng gondok tidak perlakuan terbanyak lainnya. Namun terlihat karena memiliki jumlah daun sebesar 19,42 helai, dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Peningkatan jumlah daun ini disebabkan berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah berperannya unsur daun pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh nyata dalam pupuk hijau eceng gondok. pada umur 4, dan 6 MST. Hasil uji lanjut nilai Lingga dan Marsono (2000), dan Junita et al., tengah jumlah daun terong pada umur 2, 4, dan 6 (2002) dalam Baskoro dan Purwoko (2011), MST disajikan pada Tabel 2. menyatakan bahwa unsur hara nitrogen sangat dibutuhkan bagi nitrogen yang terkandung tanaman untuk Menurut memacu 31 Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 29 – 34 pertumbuhan tanaman khususnya pada jaringan meristematik di bagian daun, batang dan akar. Bertambahnya jumlah daun merupakan indikasi dari peranan N bagi pertumbuhan Pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa perlakuan E4, E3 dan E2 umur 4 dan 6 MST tidak berpengaruh nyata, tetapi berpengaruh nyata terhadap perlakuan lainnya. Namun terlihat tanaman. Daun tanaman merupakan salah satu bahwa perlakuan E3, (22,5 ton/ha) merupakan bagian vegetatif dimana pada fase ini tanaman perlakuan terbaik karena memiliki jumlah cabang membutuhkan unsur N dengan ketersediaan yang dalam jumlah yang cukup. Peningkatan jumlah dibandingkan dengan daun terong dengan pemberian eceng gondok Bertambahnya jumlah 22,5 ton/ha, hal ini disebabkan oleh meningkatnya bahwa berperannya unsur N bagi pertumbuhan jumlah N yang dapat diserap tanaman, sehingga tanaman terutama kebutuhan tanaman akan N tercukupi terutama Menurut Chan (1982) dalam Yulius, Pituati dan pengiriman ke titik tumbuh tajuk. Kondisi tersebut Andayani (2009), bahwa unsur nitrogen berperan memegang peranan penting dalam meningkatkan dalam meningkatkan perkembangan batang baik kecepatan siklus inisiasi daun (Rufty, 1997). Fase secara horizontal maupun vertikal. vegetatif berhubungan dengan pembelahan sel, terbanyak Terjadinya sebesar 5,60 cabang, perlakuan lainnya. cabang menunjukkan pada jaringan meristematik. penurunan pada parameter perpanjangan sel dan tahap pertama dari fase pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun diferensiasi dan jumlah cabang pada perlakuan pemberian sel atau pembelahan jaringan (Harjadi, 1986). pupuk hijau eceng gondok 45,0 ton/ha. Hal ini Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa diduga karena ketersediaan unsur nitrogen, baik pemberian pupuk hijau eceng gondok tidak dari pupuk hijau maupun yang tersedia dan dapat berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah diserap cabang pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh meningkat, maka ini nyata pada umur 4, dan 6 MST. Hasil uji lanjut terhambatnya pertumbuhan dan hasil tanaman. nilai tengah jumlah cabang terong pada umur 2, 4, Jika keberadaan kandungan unsur nitrogen yang dan 6 MST disajikan pada Tabel 3. sangat tinggi di dalam tanah akan menjadi faktor oleh tanaman dari dalam tanah akan berakibat pada Tabel 3. Rata-rata jumlah cabang tanaman terong (cabang) pada umur 2, 4 dan 6 MST pengaruh pemberian pupuk hijau eceng gondok Jumlah cabang pada umur 2 MST 4 MST 6 MST E0 1,10 1.78 a 2,60 a E1 2,20 3,40 b 4,20 b E2 2,40 4,30 bc 4,80 bc E3 2,60 4,70 c 5,60 c E4 2,40 3,80 bc 4,60 bc E5 1,90 2,60 ab 4,20 b E6 1,60 2,40 ab 3,80 a BNT 5% 1,07 1,27 Keterangan : Nilai tengah yang diikuti notasi huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT 5%. Perlakuan 32 Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan Saran pembatas penyerapan unsurr P dan K. Yutono, (2000), menyatakan tertentu akan bahwa kadar nitrogen meningkatkan pertumbuhan Dalam membudidayakan tanaman terong pada tanah gambut disarankan tanaman dan pengikatan nitrogen, namun pada mempertimbangkan dosis yang lebih tinggi pengaruhnya eceng gondok dengan dosis sebesar 22,5 ton/ha. pertumbuhan akan mengurangi berkurang jumlah nitrogen terhadap dan akan yang diserap. Pupuk hijau eceng gondok disamping dapat mensuplai unsur nitrogen, juga (2001), bahwa posfor dianggap sebagai kunci kehidupan karena berhubungan dengan senyawa energi sel (ATP) yang dibentuk pertama kali pada saat fosforilasi pada proses fotosintesis di daun, sehingga unsur P sangat berperan penting dalam Kalium juga diperlukan untuk akumulasi dan translokasi karbonat yang baru saja dibentuk tanaman dari hasil fotosintesis (Banuelos et. al. 2002). Menurut Zeng et al. (2001), dalam Safuan, Poerwanto, Susila dan Sobir, (2011), menyatakan bahwa pemberian pupuk kalium yang terlalu tinggi dapat menurunkan serapan hara Ca dan Mg yang pada akhirnya dapat menurunkan hijau Juga penelitian yang sama perlu dilakukan langsung di lapangan, untuk mengetahui pengaruh perlakuan sesuai kondisi lapangan. DAFTAR PUSTAKA fotosintesis. Sesuai pernyataan Rosmarkam dan Yuwono kegiatan ini. pupuk dapat menyediakan unsur P yang sangat dibutuhkan daun dalam kegiatan fosforilasi penggunaan untuk pertumbuhan vegetatif dan produksi tanaman. Agustina, 1989. Jakarta. Teknik Pemupukan. Kanisius. Badan Pusat Statistik. 2011. Kota Palangka Raya Dalam Angka. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah dengan Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya. Propinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya. Banuelos, M.A., B. Graciadeblas, B. Cubero, A.R. Navarro. 2002. Inventory and functional characterization of the hak potassium transporters of rice. J. Plant Physiol. 130: 784 - 795. Baskoro, D. dan Purwoko, B.S., 2011. Pengaruh Bahan Perbanyakan Tanaman dan Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Binahong. J. Hort. Indonesia 2(1): 6 - 13. Basuki, 2009. Evaluasi Status Kesuburan Tanah PMK Pada Beberapa Desa di Kabupaten Kotawaringin Barat. Kalimantan Tengah. J. Agripeat 10 ; 87 – 93. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian berpengaruh pupuk nyata hijau dalam eceng gondok meningkatkan pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang tanaman terong. 2. Pemberian pupuk hijau eceng gondok dengan dosis 22,5 ton/ha memberikan respon terbaik Gardner, F., R.B. Pearce dan R.L., Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hardjowigeno. S. 1992. Ilmu Tanah. Media Sarana Perkasa, Jakarta. Harjadi, S.S., 1986. Pengantar Gramedia. Jakarta. Agronomi. bagi pertumbuhan vegetative tanaman terong. 33 Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 29 – 34 Lingga, P. dan Marsono, 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono, 2001. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Rutfy, T.W., 1997. Probing of carbon and nitrogen interaction : a whole plant perspective. A Moleculer Approarch to Primary Metabolism in Higher Plant. Taylor and Francis. London. Safuan, L.O., R. Poerwanto, A.D. Susilo, dan Sobir (2011). Rekomendasi Pemupukan Kalium untuk Tanaman Nenas Berdasarkan Status Hara Tanah. J. Agron. Indonesia 39(1) : 56 – 6. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Yulius, H.K., G. Pituati dan R. Andayani, 2009. Pengaruh Pemberian Air Limbah Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kelapa Sawit Pada Tanah Bergambut. J. Agripeat 10 ; 65 – 69. Yutono, 2000. Inokulasi Rhizobium Pada Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. 34