BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Corporate Social

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Corporate Social Responsibility
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Pengertian (CSR) diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
(CSR) is about how companiesmanage the business processes to produce
an overall positive impactto society. Definisi ini pada dasarnya berangkat dari
filosofi bagaimana mengelola perusahaan baik sebagian maupun keseluruhan
memiliki dampak positif bagi dirinya dan lingkungannya. Perusahaan harus
mampu mengelola operasi bisnisnya dengan menghasilkan produk yang
berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan (Nor Hadi,
2011: 46).
Yusuf Wibisono (2007: 7) dalam The word business council for
suistainable development (WBCSD) memberi definisi continuing commitment
by businessto behave ethically and contribute to economic development while
improving the quality of life of the workforce and their families as well as ofthe
local community and society at large. Definisi tersebut dapat diartikan sebagai
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroprasi
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya sekaligus juga
peningkatan kualitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.
Edi Suharto (2009: 105) mengemukakan pendapatnya mengenai definisi
(CSR). (CSR) merupakan kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian
keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan
lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure)
yang tepat dan profesional.
Pendapat lain menurut Ardianto dan Machfudz (2011: 34) yang
mengemukanan pendapatnya mengenai pengertian (CSR). (CSR) merupakan
komitmen
perusahaan
atau
dunia
bisnis
untuk
berkontribusi
dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memerhatikan tanggung
jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara
perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
Wahyudi dan Azheri (2008: 36) berpendapat bahwa (CSR) merupakan
sebuah komitmen perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya didasarkan
atas
keputusan
untuk
mengambil
kebijakan
dan
tindakan
dengan
memperhatikan para stakeholder dan lingkungan dimana perusahaan melakukan
aktivitasnya yang berlandaskan pada ketentuan hukum yang berlaku. Dari
definisi (CSR) di atas, tanggung jawab sosial perusahaan atau (CSR)
merupakan komitmen perusahaan untuk menciptakan kesejahteraan di wilayah
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
kerja perusahaan tersebut dengan tetap mengedepankan kepentingan ekonomi,
sosial dan lingkungan.
2. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Suatu perusahaan dalam menjalankan (CSR), harus memberikan
perhatian kepada tiga 3 (tiga) hal yaitu laba, lingkungan dan masyarakat. Laba
perusahaan, dapat memberikan deviden bagi pemegang saham dengan
mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan
dan pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak kepada
pemerintah. (CSR) dapat dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif bagi
perusahaan di tengah iklim bisnis yang semakin sarat kompetisi. Perusahaan
yang menerapkan (CSR), diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka
pendek namun juga turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dalam menjalankan (CSR)
khususnya dilihat dari sisi perusahaan yaitu:
a. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan yang tidak pantas yang
diterima perusahaan
b. Sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk
yang diakibatkan suatu krisis
c. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan, karena karyawan akan merasa
bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang
secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya,
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
d. (CSR) yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan
mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder-nya.
Meningkatkan penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search
World wide, yaitu bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk
yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung
jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik
(A.B. Susanto, 2009: 14-15).
Sementara itu, menurut Mursitama (2011, 27) manfaat eksternal dan
internal yang dapat diperoleh perusahaan dari penerapan (CSR) sebagai berikut
adalah:
1. Manfaat eksternal
a. Penerapan (CSR) akan meningkatkan reputasi perusahaan sebagai badan
hukum yang mengemban dengan baik pertanggungjawaban secara sosial.
Hal ini menyangkut pemberian pelayanan yang baik kepada pihak
eksternal atau pemangku kepentingan eksternal.
b. (CSR) merupakan satu bentuk differensiasi produk yang baik, artinya,
sebuah
produk
yang
memenuhi
persyaratan-persyaratan
ramah
lingkungan dan merupakan hasil dari perusahaan yang bertanggungjawab
secara sosial. Sangat diperlukan kesesuaian antara berbagai aktifitas
sosial dengan karakteristik perusahaan yang juga khas. Karakteristik ini
mempunyai ekspektasi dari para pemangku kepentingan tentang
bagaimana seharusnya perusahaan bertindak.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Melaksanakan (CSR) dan membuka kegiatan (CSR) secara publik
merupakan instrument untuk komunikasi yang baik dengan khalayak.
Pada gilirannya semua akan membantu menciptakan reputasi image
perusahaan yang lebih baik. Hal tersebut, akan membantu perusahaan dan
para karyawannya dalam membangun keterikatan dengan komunitas
secara lebih kohensif dan terintegrasi.
d. Kontribusi (CSR) terhadap kinerja perusahaan akan dapat terwujud paling
tidak dalam dua bentuk. Pertama, dampak positif yang timbul sebagai
insentif (rewards) atas tingkah laku positif dari perusahaan. Kontribusi ini
sering disebut sebagai kesempatan (opportunities). Kedua, kemampuan
perusahaan untuk mencegah munculnya konsekuensi dari tindakan yang
buruk atau dikenal sebagai “jaring pengaman” atau safety nets bagi
perusahaan (Mursitama, 2011:30).
2. Manfaat eksternal
a. Pengembangan aktifitas yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
Aktifitas
tersebut
butuh
praktik-praktik
ketenagakerjaan
yang
bertanggung jawab sosial.
b. Adanya pencegahan polusi dan reorganisasi pengelolaan proses produksi
dan aliran bahan baku, serta hubungan dengan pemasok berjalan dengan
baik. Muaranya adalah peningkatan performa lingkungan perusahaan.
c. Menciptakan budaya perusahaan, kapabilitas sumber daya manusia, dan
organisasi yang baik.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
d. Kinerja keuangan perusahaan, terutama harga saham bagi perusahaan
yang telah go public, menjadi lebih baik.
3. Alasan Perusahaan Melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR)
Alasan suatu perusahaan dalam menerapkan (CSR) di lingkungannya
meliputi 4 (empat) hal. Penerapan (CSR) dengan cara memenuhi tanggung
jawab ekonomis, tanggung jawab legal (hukum), tanggung jawab etis dan
tanggung jawab filantropis.
a. Tanggung jawab ekonomis
Motif utama perusahaan dalam melaksanakan (CSR) tetap berujung pada
keuntungan. Perusahaan melakukan program (CSR) untuk menarik simpati
masyarakat dengan membangun image positif bagiperusahaan yang tujuan
akhirnya pada peningkatan profit agar perusahaan dapat terus hidup (survive)
dan berkembang.
b. Tanggung jawab legal (hukum)
Perusahaan harus taat hukum dalam proses mencari laba, perusahaan tidak
boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.
Apabila perusahaan tidak melaksanakan (CSR) akan dikenai sanksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku dalam Pasal 34 Undang-undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dapat dikenai sanksi berupa :
1.
2.
3.
4.
Peringatan tertulis
Pembatasan kegiatan usaha
Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanam modal; atau
Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanam modal
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Tanggung jawab etis
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik,
benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi
perilaku organisasi perusahaan.
d. Tanggung jawab filantropis
Selain perusahaan harus taat hukum, memperoleh laba, dan berperilaku etis,
perusahaan dituntut agar dapat memberikan kontribusi yang dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat. Sebagai pihak luar yang beroprasi pada wilayah
orang lain ikut serta menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat dan juga
menjaga lingkungan dari kerusakan yang ditimbulkan.
Keempat jenjang (CSR) tersebut, perlu dipahami sebagai satu kesatuan.
Walaupun demikian, kesalahan interpretasi umumnya kerap terjadi dimana
muncul argumen bahwa laba yang harus diutamakan. Tetapi kegiatan mencari
keuntungan atau laba hendaknya dikaitkan atau tidak terlepas dari kegiatan
lainnya, seperti megembangkan masyarakat. Pada saat ini, (CSR) bukan lagi
hanya sekedar kegiatan philanthropy konvensional, memberikan dana untuk
sejumlah tujuan-tujuan yang baik diakhir tahun saat pembukuan selesai. Secara
luas, (CSR) merupakan konstribusi perusahaan terhadap lingkungan di sekitar
mereka, untuk kegiatan bekerja yang lebih baik, untuk komitmen perusahaan
terhadap komunitas lokal dan pengakuan atas brand names perusahaan yang
tidak hanya bergantung pada kualitas, harga dan keunikan yang mereka miliki,
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
namun juga pada interaksi perusahaan dengan tenaga kerja yang dimilikinya,
komunitas dan lingkungan secara kumulatif (Chuck Williams, 2001: 123).
Terdapat 3 (tiga) alasan penting mengapa suatu perusahaan harus
melaksanakan (CSR). Hal ini, khususnya terkait dengan perusahaan ekstraktif
antara lain:
a. Pertama, perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan oleh karenanya
wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan
harus menyadari bahwa mereka beroperasi dalam satu tatanan lingkungan
masyarakat. Kegiatan sosial berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal
balik atas penguasaan sumber daya alam atau sumber daya ekonomi oleh
perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping
sebagai kompensasi sosial karena timbul keresahan pada masyarakat.
b. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang
bersifat simbiosis mutualisme. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
dukungan dari masyarakat, setidaknya izin untuk melakukan operasi yang
sifatnya kultural. Wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan
kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi
hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan.
c. Ketiga, kegiatan (CSR) merupakan salah satu cara untuk meredam atau
bahkan menghindarkan konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat
dari dampak operasional perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan
ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan
(Yusuf Wibisino, 2007: 78).
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
4. Sustainability dalam Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)
Satu terobosan besar perkembangan (CSR) seperti yang dikemukakan
oleh John Eklington (1997) yang terkenal dengan “The Triple Botton Line”
yang dimuat dalam buku “Canibalts with Forks the Triple Botton Line of
Twentieth Century Business”. Konsep tersebut mengakui jika perusahaan ingin
sustainable maka perlu memperhatikan (3P) yaitu bukan hanya profit yang
diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat
(people) dan ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Konsep
Triple Botton Line tersebut merupakan kelanjutan dari konsep sustainable
development yang secara eksplisit telah mengaitkan antara dimensi tujian dan
tanggung jawab baik kepada shareholder maupun stakeholder (Nor Hadi, 2011:
56).
Penerapan (CSR) merupakan strategi
menjaga kelangsungan dan keberlanjutan
bisnis yang bertujuan untuk
perusahaan. Untuk menjamin
kelangsungan dan keberlanjutan sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut
harus memperhatikan
semua aspek yang meliputi sustainability ekonomi,
sosial, dan lingkungan atau disebut juga triple bottom line. Pentingnya menjaga
sustainability ekonomi, sosial, dan lingkungan yaitu sebagai berikut:
a. Sustainability Ekonomi
Tujuan dasar sebuah perusahaan didirikan adalah untuk
mencari
keuntungan. (CSR) tidak berarti menjalankan kegiatan sosial dan menjaga
kelestarian lingkungan hingga mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Dalam melaksanakan program (CSR), perusahaan wajib memenuhi tujuan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
dasarnya, yaitu mencari keuntungan sebesar-basarnya. Sustainability
ekonomi perusahaan merupakan dasar bagi perusahaan untuk menjaga
sustainability sosial dan lingkungan. Sustainability ekonomi dicapai dengan
cara memperoleh keuntungan, meminimalkan biaya dan memaksimalkan
penjualan, membuat kebijakan-kebijakan bisnis
yang strategis serta
menjanjikan pengembalian yang menarik bagi para investor.
b. Sustainability Sosial
Berdirinya
sebuah
perusahaan
di
tengah-tengah
masyarakat
menimbulkan dampak terhadap masyarakat tersebut. Kehadiran perusahaan
diharapkan sedikit banyak akan mengangkat drajat kesejahteraan masyarakat
sekitarnya baik melalui perekrutan tenaga kerja maupun sumbangsih
perusahaan secara langsung terhadap masyarakat tersebut. Dengan adanya
(CSR) terhadap masyarakat, perusahaan akan mendapat rasa aman dan
nyaman dalam menjalankan kegiatan usahanya. Sustainability sosial terkait
upaya perusahaan untuk mengutamakan nilai-nilai yang tumbuh dalam
masyarakat. Sustainability diupayakan dengan cara mendukung upaya-upaya
kesehatan masyarakat, penegakan hak asasi manusia, pembangunan kawasan
suatu negara, dan melakukan persaingan usaha yang sehat.
c. Sustainability Lingkungan
Lingkungan yang baik, sehat, bersih, dan terpelihara merupakan
harapan semua pihak. Isu mengenai kelestarian lingkungan merupakan isu
besar dan menjadi isu global yang masih terus diserukan untuk diupayakan
untuk dapat diwujudkan. Setiap permasalahan lingkungan yang terjadi, salah
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
satu pihak yang disalahkan adalah perusahaan. Aktivitas perusahaan dituding
sebagai penyebab utama terjadinya berbagai permasalahan lingkungan.
Selain dari aktifitas industri perusahaan, penyebab masalah lingkungan juga
timbul dari produk yang dihasilkan oleh kegiatan usaha suatu perusahaan.
Banyaknya tuntutan dari masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
pemerhati lingkungan dan organisasi internasional lainnya agar perusahaan
memperhatikan
masalah
lingkungan
menguatkan
argumen
bahwa
kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada sustainability
lingkungan. Masalah pelestarian lingkungan ini penting khususnya
perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam.
Sustainability
lingkungan oleh perusahaan dijaga dengan beberapa cara antara lain dengan
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan demi mengurangi emisi gas
buang, pengimplementasian sistem manajemen untuk mengurangi risiko
lingkungan yang efektif, menerapkan prinsip-prinsip eco-labeling dan lainlain (Widjaja dan Yeremia, 2008: 46-47).
5. Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)
Nor Hadi (2011: 59), mengurai prinsip-prinsip (CSR) menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan
aktifitas (action) tetap memperhitungakan keberlanjutan sumberdaya di masa
depan.
b. Accountability, merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggung
jawab atas aktifitas yang telah diilakukan.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal. Transparansi
merupakan satu hal yang amat penting bagi pihak eksternal, berperan untuk
mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman khususnya informasi dan
pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan.
6. Pendekatan Corporate Social Responsibility (CSR)
Mengingat adanya perbedaan pendapat, tidaklah mengherankan jika
korporasi menerapkan sejumlah pendekatan tanggung jawab sosial. Seperti
yang oleh Widjaja Tunggal (2008: 66) ada 4 (empat) sikap yang dapat diambil
oleh suatu organisasi berkaitan dengan kewajibannya kepada masyarakat antara
lain:
a. Sikap obsruktif
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang melibatkan tindakan
seminimal mungkin dan mungkin melibatkan usaha-usaha menolak atau
menutupi pelanggaran yang dilakukan. Sedikit organisasi yang mengambil
apa yang disebut sebagai sikap obstruktif (obstructionist stance) terhadap
tanggung jawab sosial yang biasanya melakukan usaha seminimal mungkin
untuk memecahkan masalah-masalah sosial atau lingkungan. Apabila
mereka menghadapi batasan etis atau legal yang memisahkan praktik yang
dapat diterima dari praktik-praktik yang tidak dapat diterima, tanggapan
mereka biasanya menolak atau menyembunyikan tindakan mereka.
Perusahaan yang menganut pendapat ini tidak terlalu peduli dengan perilaku
etis dan umunya sedapat mungkin akan menyembunyikan tindakannya yang
salah.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
b. Sikap defensif
Pendekatan tanggung jawab sosial yang ditandai dengan perusahaan
hanya memnuhi persyaratan hukum secara minimum atas komitmennya
terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya. Sikap difensif
(defensive stance) organisasi akan melakukan apa saja yang dipersyaratkan
oleh peraturan hukum tetapi tidak lebih dari itu. Para manager yang
mengambil sikap defensif itu merasa pekerjaan mereka adalah untuk
menghasilkan laba. Perusahaan seperti itu, akan memasang peralatan
pengendali polusi sesuai dengan yang disyaratkan oleh undang-undang,
tetapi tidak akan memasang peralatan yang berkualitas tinggi walaupun alat
tersebut dapat lebih membatasi polusi.
c. Sikap akomodatif
Pendekatan tanggung jawab sosial yang diterpkan suatu perusahaan
dengan melakukannya apabila diminta, melebihi persyaratan hukum
minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan invidu dalam
lingkungan sosialnya. Sikap akomodatif (accomodative stance) memenuhi
persyaratan hukum dan etisnya tetapi mau bertindak lebih jauh pada saatsaat tertentu. Perusahaan seperti itu sukarela setuju untuk berpartisipasi
dalam program-program sosial, tetapi pencari sumbangan harus terlebih
dahulu meyakinkan mereka bahwa program tersebut bermanfaat bagi
mereka.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
d. Sikap proaktif
Pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu perusahaan,
yaitu secara aktif mencari peluang untuk menyumbang demi kesejahteraan
kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya. Tingkatan tertinggi
tanggung jawab sosial yang dapat diperlihatkan suatu perusahaan adalah
sikap proaktif (proactive stance). Perusahaan yang menerapkan pendekatan
itu sungguh-sungguh melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Mereka
melihat dirinya sebagai warga masyarakat dan secara proaktif mencari
kesempatan untuk menyumbang. Cara yang paling umum dan langsung
untuk melaksanakan sikap tersebut adalah dengan cara mendirikan yayasan
yang dapat menyalurkan dukungan finansial langsung bagi program sosial.
7. Model Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Saidi dan Abidin (2004: 64-65) ada 4 (empat) model pola penerapan
(CSR) yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia :
a. Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP)
secara langsung dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn social atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya.
Model ini merupaka adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaanperusahaan di negara maju.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan TJSP melalui kerjasama dengan lembaga
sosial atau organisasi pemerintah, Instansi Pemerintah, Universitas atau
media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan
kegiatan sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu
lembaga social yang didirikan untuk tujuan social tertentu.
8. Komponen Corporate Social Responsibility (CSR)
Meskipun belum ada standar baku (CSR), unsur-unsur (CSR) perusahaan
terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan masyarakat,
globalisasi, dan pasar bebas. The World Bank Institute menjabarkan komponen
(CSR) sebagai berikut:
a. Proteksi Lingkungan
Tanggung jawab lingkungan ditekankan pada menemukan cara penggunaan
sumber daya alam secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak
operasionalisasi perusahaan terhadap lingkungan.
b. Jaminan Kerja
Terkait dengan kebebasan berserikat bagi pekerja dan pengenalan secara
efektif terhadap hak dan kewajiban pekerja, khususnya hak untuk berunding
secara kolektif.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Hak Asasi Manusia
Pengembangan tempat kerja yang bebas dari diskriminasi dengan
mengedepankan etika professional yang memperhatikan kreativitas dan
pembelajaran, dan keseimbangan antara pekerjaan aspek lain di luar
pekerjaan.
d. Keterlibatan dalam komunitas
Merupakan tindakan perusahaan untuk mengoptimalkan dampak dari donasi
uang, waktu, produk, jasa,pengaruh, pengetahuan manajemen dan sumber
daya lainnya pada masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi.
e. Standar bisnis
Standar ini meliputi aktifitas perusahaan secara luas seperti etika, imbalan
keuangan, perlindungan lingkungan, standar kerja, dan HAM.
f. Pasar
Mencakup aktivitas bisnis secara luas yang menggambarkan hubungan
antara perusahaan dengan konsumen, yang antara lain meliputi etika
pemasaran, penetapan harga, pengenalan produk, kualitas dan keamanan
produk.
g. Pengembangan ekonomi dan badan usaha
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan harus memperhatikan daya saing,
pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) lokal, kewiraswastaan,
pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan keuangan mikro.
h. Proteksi Kesehatan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
Di banyak negara industri, tempat kerja dikenal sebagai tempat penting
untuk melakukan promosi kesehatan, sehingga perusahaan dapat berperan
sebagai mitra pemerintah dalam pengembangan kesehatan.
i. Pengembangan kepemimpinan dan pendidikan
Perusahaan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar dengan
memberikan akses pendidikan, sehingga perusahaan dapat memberikan
dampak positif pada proses pemberdayaan melalui standar pengembangan
kepemimpinan dan pendidikan dalam perusahaan dan menularkan praktekpraktek terbaik kepada mitra perusahaan yang masih berada dalam tingkat
perekonomian berkembang atau transional.
j. Bantuan bencana kemanusiaan
Perusahaan bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat dan LSM
memegang peran penting dalam mendukung operasi bencana kemanusiaan.
Perusahaan diharapkan dapat menerapkan konsep "respon proaktif" dan
memusatkan pada tindakan pencegahan melalui upaya pemberdayaan
(Jimmy Tanaya, 2004: 46).
Menurut Yusuf Wibisono (2007: 47), ISO 26000 Guidance standard on
social responsibility secara konsisten mengembangkan (CSR). Ruang lingkup
social responsibility mencakup 7 (tujuh) isu pokok yaitu:
1. Pengembangan masyarakat;
2. Konsumen;
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
3. Praktek kegiatan institusi yang sehat;
4. Lingkungan
5. Ketenagakerjaan
6. Hak asasi manusia
7. Organizational governance.
Selain itu, bentuk program (CSR) yang umumnya diterapkan oleh perusahaan
memiliki 2 (dua) orientasi yaitu:
1. Internal, yaitu (CSR) yang berbentuk tindakan atas program yang diberikan
terhadap komunitas.
2. Eksternal, yaitu (CSR) yang mengarah pada tipe ideal yang berupa nilai
dalam perusahaan yang dipakai untuk menerapkan atau mewujudkan
tindakan-tindakan yang sesuai keadaan sosial terhadap komunitas sekitarnya
(Arif Budimantana, 2008: 57).
9. Tahap-tahap Mengelola Corporate Social Rensponsibility (CSR)
Implementasi (CSR) yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan
sangat bergantung kepada misi, budaya, lingkugan dan profil resiko serta
kondisi operasional masing-masing perusahaan. Banyak perusahaan yang telah
melibatkan diri dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pelanggan,
karyawan, komunitas dan lingkungan sekitar, merupakan titik awal yang baik
menuju (CSR) yang lebih luas. Pelaksanaan (CSR) dapat dilaksanakan menurut
prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan. Umumnya perusahaan yang menerapkan CSR menggunakan 4
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
(empat) tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap evaluasi dan
tahap pelaporan.
a. Tahap perencanaan
Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan untuk gagal. Istilah
ini rasanya tepat untuk menggambarkan pentingnya sebuah perencanaan.
Perencanaan terdiri atas tiga langkah yaitu:
1. Awareness bulding
Merupakan langka awal untuk membangun kesadaran arti pentingnya
(CSR) dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan atara lain
melalui seminar, lokakarya, Diskusi kelompok dan lain-lain.
2. (CSR) assessement
Merupakan
upaya
mengidentifikasi
untuk
aspek-aspek
memetakan
yang
kondisi
perlu
perusahaan
mendapatkan
dan
prioritas,
perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur
perusahaan yang kondusif bagi penerapan (CSR) secara efektif.
3. (CSR) manual building
Merupakan pedoman implementasi dari hasil assesment yang telah
dilakukan. Upaya yang harus dilakukan antara lain melalui benchmarking
(mempelajari program (CSR) dari perusahaan lain yang dinilai lebih
sukses dalam implementasi program ini), menggali dari referensi atau
bagi perusahaan yang menginnginkan langkah instan, penyusunan manual
ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari
luar perusahaan. Penyusunan manual (CSR) dibuat sebagai acuan,
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
pedoman dan panduan dalam mengelola kegiatan perusahan. Pedoman ini
diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir
dan pola tindakan seluruh elemen perusahaan guna terciptanya
pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisien.
b. Tahap implementasi
Tahapan implementasi terdiri dari 3 (tiga) langkah utama yaitu:
1. Sosialisasi
Sosialisasi
diperlukan untuk
memperkenalkan kepada komponen
perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi
(CSR) khususnya mengenai pedoman penerapan (CSR) dengan tujuan
untuk mendapatkan dukungan penuh seluruh komponen perusahaan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan
pedoman (CSR) yang ada, berdasarkan roadmap yang telah disusun.
3. Internalisasi
Internalisasi adalah tahap jangka panjang mencakup upayaupaya untuk
memperkenalkan (CSR) di dalam seluruh proses bisnis perusahaan seperti
melalui sistem manajemen kinerja.
c. Tahap evaluasi
Setelah program (CSR) diimplementasikan, langkah berikutnya adalah
evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara
konsisten dari waktu kewaktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas
penerapan (CSR). Evaluasi bukan tindakan untuk mencari-cari kesalahan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
atau mencari kambing hitam. Evaluasi justru dilakukan untuk pengambilan
keputusan. Misalnya, keputusan untuk menghentikan, melanjutkan atau
memperbaiki dan mengembangkan aspek-aspek tertentu dari program yang
telah diimplementasikan. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta
pihak independen untuk melakukan audit implementasi atau praktik (CSR)
yang telah dilakukan. Langkah ini tak terbatas pada kepatuhan terhadap
peraturan dan prosedur oprerasi standar tetapi juga mencakup pengendalian
resiko perusahaan. Evaluasi dalam bentuk assessment audit atau scoring juga
dapat dilakukan secara mandatori misalnya seperti yang diterapkan di
lingkungan BUMN, untuk beberapa aspek penerapan (CSR). Evaluasi
tersebut juga dapat membantu perusahaan tersebut utuk memetakan kembali
kondisi dan situasi serta pencapaian perusahaan dalam implementasi (CSR)
sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan
rekomendasi yang diberikan.
d. Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk
proses pengembalian keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi
material dan relefan mengenai perusahaan. Selain berfungsi untuk keperluan
shareholder juga untuk stakeholder lainnya yang memerlukan informasi
tersebut. Perusahaan bebas menentukan bentuk atau format reporting yang
dibuatnya karena memang standar baku yang ditentukan (Yusuf Wibisono,
2007: 121-125).
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
Menurut Princes of wales foundation ada 5 (lima) hal penting yang dapat
mempengaruhi implementasi (CSR) yaitu:
1. Human Capital
Salah satu tujuan (CSR) adalah untuk pemberdayaaan masyarakat, bukan
memperdayai
masyarakat.
Pemberdayaan
bertujuan
mengkreasikan
masyarakat yang lebih mandiri.
2. Environments
Perusahaan harus bisa berupaya supaya limbah dari pabrik tidak dibuang di
lingkungan sekitar yang dapat mencemari lingkungan perusahaan yang
berada di tengah masyarakat.
3. Good Coperate Governance
Mekanisme bagaimana sumber daya perusahaan dialokasikan menurut
aturan hak dan kewajiban.
4. Social Cohesion
Dalam hal melaksanakan (CSR) jangan sampai menimbulkan kecemburuan
sosial.
5. Economic Stength
Memberdayakan lingkungan menuju kemandirian di bidang ekonomi
(Untung, 2007: 9).
10. Peraturan Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)
Sebelum disahkannya ketentuan (CSR) dalam peraturan perundangundangan, terdapat 6 (enam) hal yang menjadi dasar pelaksanaan tanggung
jawab sosial di Indonesia. Keenam hal tersebut yakni voluntary (sukarela),
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
gotong royong, kepedulian yang berpijak pada cinta kasih terhadap sesama,
keikhlasan untuk membantu, honesty (kejujuran), dan keadilan sosial yang
berpijak pada kejujuran. Pelaksanaan (CSR) yang pada mulanya bersifat
sukarela ini menimbulkan penafsiran yang bebas di benak pengusaha.
Kegiatan (CSR) dilaksanakan dengan didasarkan pada kepentingan masingmasing perusahaan semata. Berangkat dari hal tersebut, pengaturan (CSR)
menjadi dianggap penting di Indonesia. (CSR) yang pada awalnya merupakan
tanggung jawab non-hukum, sekarang berubah menjadi tanggung jawab
hukum (liability) (Sitepu Yovita Sabarina, 2008: 37).
Kewajiban peusahaan untuk melaksanaan (CSR) di Indonesia telah diatur
dalam undang-undang. Ketentuan undang-undang yang mengatur tentang
(CSR) antara lain:
a. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Pada awalnya dasar hukum perseroan terbatas pada awalnya diatur dalam
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, tetapi
belum mengatur mengenai (CSR), dengan diundangkannya Undangundang Nomor 40 Tahun 2007 yang menggantikan Undang-undang Nomor
1 Tahun 1995 tentang Perseroan terbatas telah diatur mengenai ketentuan
CSR yang termuat dalam Pasal (74) Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi sebagai berikut:
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau
yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan
diatur dengan peraturan pemerintah.
Penjelasan dalam Pasal 74 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas yang dimaksud dengan “Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau yang berkaitan dengan
sumber daya alam” adalah perseroan yang tidak mengelola dan tidak
memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak
pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Penjelasan Pasal 74 ayat (2)
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
dimaksud dengan “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang terkait. Seperti yang telah
diuraikan
di
atas,
meskipun
perusahaan
tidak
secara
langsung
melaksanakan ekspoitasi sumber daya alam tetapi selama usahanya
berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam maka perusahaan
tersebut wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Menurut Gunawan Widjaja dan Yameria Ardi Pratama (2008: 95),
dalam Penjelasan Pasal 74 Ayat (1) Undang-undang Nomor 40 tentang
Perseroan Terbatas jelas disebutkan bahwa kewajiban pelaksanaan (CSR)
bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam ini tidak hanya melihat pada bisnis inti
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
(core business) dari perusahaan tersebut. Walaupun perusahaan tersebut
tidak secara langsung melaksanakan eksploitasi sumber daya alam, tetapi
selama kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber
daya alam, maka perusahaan tersebut wajib melaksanakan tanggung jawab
sosialnya. Hal ini berarti bahwa, baik itu perusahaan pertambangan,
industri perkayuan, industri makanan, yang dalam kegiatan usahanya
berhubungan langsung dengan sumber-sumber daya alam, maupun rumah
sakit, perusahaan telekomunikasi, perbankan, percetakan dan perusahaanperusahan lain yang secara tidak langsung menggunakan dan berdampak
pada sumber daya alam dalam kegiatan usahanya, wajib melaksanakan
(CSR).
Berdasarkan ketentuan Pasal 74 ayat (2) Undang-undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas merupakan kewajiban perseroan
yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Setidaknya ada
2 (dua) hal yang perlu dikaji dari susunan kalimat di atas, yaitu sebagai
berikut:
 Pertama
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya perseroan. Ada kata “dianggarkan” dan “diperhitungkan” sebagai
biaya perseroan. “Dianggarkan” memiliki makna bahwa biaya untuk
(CSR) sudah “direncanakan” sejak awal tahun oleh suatu perseroan,
sedangkan “diperhitungkan” adalah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
oleh suatu perseroan untuk (CSR) baik direncanakan atau tidak. Biaya
yang dikeluarkan secara nyata untuk (CSR) dapat saja lebih besar atau
lebih kecil dari biaya yang dianggarkan.
 Kedua
“yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran”. Kata “memperhatikan kepatutan dan kewajaran”, tidak
memberikan kejelasan parameter mengenai jumlah tertentu. Sehingga
tidak ada nominal ataupun persentase yang jelas berapa besar biaya
yang harus dipersiapkan oleh korporasi untuk melaksanakan (CSR)
(Mukti Fajar, 2010: 302-303).
Selain itu, cara yang dapat digunakan dalam menetukan anggaran
untuk pelaksanaan (CSR) dilakukan dengan kepatutan dan kewajaran, yaitu
dengan pengertian bahwa biaya-biaya tersebut harus diatur besarnya sesuai
dengan manfaat yang akan dituju dari pelaksanaan (CSR) itu sendiri
berdasarkan kemampuan keuangan perusahaan (Hendrik Budi Untung,
2007: 93-100).
b. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Pasal 15 (b) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal yang mengatur terkait (CSR), yang berbunyi setiap penanam modal
berkewajiban:
Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan
Penjelasan Pasal 15 ayat (b) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal yang dimaksud “tanggung jawab sosial
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan
penananam modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya
masyarakat setempat. Penjelasan dalam Pasal 1 angka (4) Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang dimaksud dengan
“penanam modal” adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan
penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negri dan
penananm modal asing.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Linkungan Perseroan Terbatas
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Linkungan Perseroan Terbatas merupakan peraturan
pelaksana dari Pasal 74 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Pasal (2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012
tentang Tanggung Jawab Sosial dan Linkungan Perseroan Terbatas
disebutkan bahwa “setiap perseroan selaku subjek hukum mempunyai
tanggung jawab sosial dan lingkungan”
Perseroan Terbatas memiliki kedudukan yang mandiri yang oleh
Undang-undang diberi “standi persona”. Perseroan Terbatas dijadikan
sebagai subyek hukum mandiri disamping manusia selaku orang
perorangan, yang kemudian dinamakan sebagai “badan hukum”( Rudhi
Prasetya, 1996: 28).
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
Subyek hukum ialah siapa yang dapat mempunyai hak dan cakap
untuk bertindak dalam hukum atau dengan kata lain siapa yang cakap
menurut hukum untuk bertindak. Kondisi yang berkembang di masyarakat
dewasa ini, subyek hukum tidak hanya terbatas pada orang saja, tetapi ada
hal lain yang disebut sebagai badan hukum (rechts persoon). Badan hukum
(recht person) diartikan sebagai orang (person) yang diciptakan oleh
hukum yang di pandang sebagai subyek hukum yang memiliki hak-hak dan
kewajiban-kewajiban dalam melakukan perbuatan hukum layaknya
manusia (C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2002: 1).
Pasal (3) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Linkungan Perseroan Terbatas menyatakan bahwa:
Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal (2) menjadi kewajiban bagi perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
berdasarkan Undang-undang.
Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Linkungan Perseroan Terbatas menyebutkan
bahwa “kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan baik
di dalam maupun di luar lingkungan perseroan”
d. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Pasal 20 Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 28 Tahun
2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan menyebutkan bahwa
Setiap perusahaan yang berada di daerah dan memperkerjakan
karyawan paling sedikit 100 (seratus) wajib menetapkan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
komitmennya dalam penyelenggaraan TSP sebagai bagian dari
kebijakan manajemen maupun program pengembangan perusahaan
dengan mempedomani ketentuan dan/ atau Peraturan Perundangundangan yang berlaku bagi perusahaan.
B. Tinjauan Umum Perseroan Terbatas
1. Pengertian Perseroan Terbatas
Pengaturan tentang Perseroan Terbatas semula diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang. Akan tetapi, ketentuan tentang perseroan
terbatas dalam kitab ini kemudian tidak berlaku lagi setelah adanya Undangundang Perseroan Terbatas yang merupakan Undang-undang khusus mengatur
tentang Perseroan Terbatas (Munir Fuady, 2005: 36).
Perseroan
Terbatas
(Limited
Liability
Company,
Naamloze
Vennootschap) merupakan bentuk yang begitu populer dari semua bentuk usaha
bisnis. Perseroan Terbatas masuk ke dalam ranah Hukum Perusahaan yang
mana penjelasan resmi tentang definisi perusahaan tidak diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang
(C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, 2001: 67).
H. M. N. Purwosutjipto (1999: 90), mempunyai pendapat bahwa
Perseroan terbatas yang disingkat PT terdiri dari dua kata, yaitu perseroan dan
terbatas. Perseroan adalah persekutuan yang modalnya terdiri dari sero-sero
atau saham-saham, sedangkan kata terbatas itu tertuju pada tanggung jawab
pemegang saham atau pesero yang bersifat terbatas pada jumlah nominal
daripada saham-saham yang dimilikinya.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
Rachmadi Usman (2004: 47) mengemukakan pendapatnya mengenai
Perseroan Terbatas. Perseroan Terbatas adalah persekutuan yang modalnya
terdiri atas saham-saham, dan tanggung jawab persero bersifat terbatas pada
jumlah nominal dari pada saham-saham yang dimilikinya.
Perseroan Terbatas adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha
yang memiliki modal terdiri atas saham-saham yang pemeliknya memiliki
bagian saham yang dimilikinya. Oleh karna modalnya terdiri atas saham-saham
yang dapat diperjualbeikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan
tanpa perlu membubarkan perusahaan (Adrian Sutedi, 2015: 6).
Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian untuk melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhya
terbagi dalam saham, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan usaha dari perseroan
harus sesuai dengan maksud dan tujuan didirikannya perseroan, serta tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan
kesusilaan (Frans Satrio Wicaksono, 2009: 2).
Pengertian Perseroan Terbatas juga termuat dalam Pasal 1 butir (1)
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perseroan
Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta
peraturan pelaksanaannya.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
2. Unsur-unsur Perseroan Terbatas
Berdasarkan pengertian Perseroan Terbatas dalam Pasal 1 butir (1) Undangundang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas disebutkan bahwa:
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan dari penjelasan diatas menurut Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja
(2006: 7-8), Perseroan memuat lima hal pokok yang menjadi karakteristiknya,
yaitu:
a. Berbentuk badan hukum, yang merupakan persekutuan modal
Secara teoritis pada subjek hukum pribadi (manusia), status subjek hukum
dianggap telah ada bahkan pada saat pribadi manusia tersebut berada dalam
kandungan. Sedangkan pada badan hukum, status badan hukumnya baru
diperoleh setelah ia memperoleh pengesahan dari pejabat yang berwenang,
yang memberikan hak-hak, kewajiban dan harta kekayaan sendiri bagi badan
hukum tersebut, terlepas dari hak-hak, kewajiban dan harta kekayaan para
pendiri, pemegang saham, maupun para pengurusnya.
b. Didirikan atas dasar perjanjian
Ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas menyatakan bahwa Perseroan didirikan oleh 2 (dua)
orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
Rumusan tersebut mempertegas kembali makna perjanjian
sebagaimana
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
diatur dalam ketentuan umum mengenai perjanjian yang ada dalam Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata Pasal 1320).
c. Melakukan kegiatan usaha
Melakukan kegiatan usaha artinya menjalankan perusahaan. Kegiatan usaha
yang dilakukan Perseroan adalah dalam bidang ekonomi baik industri,
perdagangan
barang
maupun
jasa
yang
bertujuan
memperoleh
keuntungan/laba.
d. Modalnya terbagi atas saham-saham
Adanya modal yang terbagi ke dalam saham-saham ini merupakan
perwujudan dari karakteristik suatu Perseroan yang independen, dengan hakhak dan kewajiban-kewajiban para pemegang sahamnya maupun para
pengurusnya. Oleh karena itu, pada saat pendirian Perseroan, bahkan
sebelum permohonan pengesahan akta pendirian Perseroan ke Menteri
e. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan
Setiap Perseroan harus memenuhi persyaratan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya mulai
dari pendiriannya, beroperasinya, dan berakhirnya (Ahmad Yani dan
Gunawan Widjaja,
3. Ciri-ciri Perseroan Terbatas
a. Memiliki status hukum tersendiri sebagai suatu badan hukum, yaitu subjek
hukum artificial yang sengaja diciptakan oleh hukum untuk membentuk
kegiatan perekonomian yang dipersamakan individu manusia, orang
perorangan.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
b. Memiliki harta kekayaan sendiri yang dicatatkan atas namanya sendiri, dan
pertanggungjawaban sendiri atas setiap tindakan, perbuatan, termasuk
perjanjian yang dibuat.hal itu berarti bahwa, perseroan dapat mengikatkan
dirinya dalam satu atau lebih perikatan yang menjadikan perseroan sebagai
subjek hukum mandiri (persona standi in judicto) yang memiliki kapasitas
dan kewenangan untuk dapat menggugat dan digugat di hadapan pengadilan.
c. Tidak lagi membebankan tanggung jawabnya kepada pendiri atau pemegang
sahamnya, melainkan hanya untuk dan atas nama dirinya sendiri untuk
kerugian dan kepentingan dirinya sendiri.
d. Kepemilikannya tidak digantungkan pada orang perorangan tertentu, yang
merupakan pendiri atau pemegang sahamnya. Setiap saat saham perseroan
dapat dialihkan kepada siapapun juga menurut ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Dasar dan Undang-undang yang berlaku pada suatu waktu
tertentu.
e. Keberadaanya tidak dibatasi jangka waktunya dan tidak lagi dihubungkan
dengan eksistensi dari pemegang sahamnya.
f. Pertanggungjawaban yang mutlak terbatas, selama dan sepanjang para
pengurus (Direksi), dewan komisaris dan pemegang saham tidak melakukan
pelanggaran terhadap hal-hal yang tidak boleh dilakukan (Gunawan Widjaja,
2008: 11-12).
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
4. Jenis-jenis Perseroan Terbatas
Perseroan merupakan salah satu jenis badan usaha yang ada di wilayah
Indonesia selain CV, Firma dan Koperasi. Jenis-jenis perseroan terbatas antara
lain:
a. Perseroan Terbatas/ PT Tertutup
PT Tertutup adalah PT yang saham perusahaannya hanya bisa dimiliki oleh
orang-orang tertentu yang sudah ditentukan dan tidak menerima investor dari
luar secara sembarangan. Umumnya jenis PT ini adalah PT keluarga atau
kerabat atau saham yang dikertasnya sudah tertulis nama pemilik saham dan
yang tidak mudah untuk dialihkan kepada pihak lain.
b. Perseroan Terbatas Terbuka
PT Terbuka ini merupakan salah satu jenis PT yang saham-saham
perusahaannya boleh dibeli dan dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali
sehingga sangat mudah untuk diperjual-belikan kepada khalayak ramai.
Biasanya kepemilikan saham PT Terbuka ini atas tunjuk, bukan atas nama
sehingga tidak sulit untuk menjual maupun membelinya.
c. Perseroan Terbatas Domestik
PT Domestik adalah Perseroan Terbatas yang hanya berdiri dan melakukan
kegiatan operasionalnya di dalam negri sesuai aturan yang berlaku di
Republik Indonesia.
d. Perseroan Terbatas Asing
PT Asing adalah PT yang didirikan di negara lain dengan aturan dan hukum
yang berlaku dinegara tempat PT itu didirikan, namun apabila memiliki
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
cabang di Indonesia tentu saja mereka harus memenuhi persyaratanpersyaratan serta peraturan yang berlaku di Indonesia. Mereka harus tunduk
pada aturan-aturan yang berlaku di Republik Indonesia.
e. Perseroan Terbatas Perseorangan
PT Perseorangan ini merupakan perusahaan yang saham-sahamnya telah
dikeluarkan dan hanya dimiliki oleh satu orang saja. Orang yang menguasai
saham tersebut juga bertindak atau menjabat sebagai direktur di perusahaan
tersebut. Dengan demikian orang tersebut akan memiliki kekuasaan tunggal,
yaitu menguasai wewenang direktur dan juga Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).
f. Perseroan Terbatas Publik
Perusahaan semacam ini, kepemilikan sahamnya bebas oleh siapa saja dan
telah terdaftar di Bursa Efek (A. Yudi Setiawan, 2015: 65-66).
5. Organ-organ Perseroan Terbatas
Berdasarkan Pasal 1 butir (2) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, Organ Perseroan terdiri dari Rapat Umum
Pemegang Saham
(RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris. Ketiganya
memiliki kewenangan yang berbeda guna menjalankan hak dan kewajiban
Perseroan. Selama organ-organ tersebut dapat menjalankan perannya dengan
baik, maka Perseroan akan berjalan dengan baik, dan para pemegang saham
Perseroan akan terjamin kepentingannya dalam Perseroan. Berikut akan
diuraikan secara umum mengenai organ-organ Perseroan tersebut.
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
Berdasarkan Pasal 1 angka (4) Undang-undang Nomor 40 tahun 2007
tentang Pereroan Terbatas menjelaskan mengenai Rapat Umum Pemegang
Saham. (RUPS) adalah organ Perseroan yang memgang kekuasaan tertinggi
dalam perseroan dan memgang segala wewenang yang bersifat redusial yaitu
wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan atau anggaran
dasar. Sesuai dengan namanya (RUPS) merupakan forum dimana para
pemegang saham membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan
Perseroan Terbatas.
Pada dasarnya ketiga organ perseroan itu sejajar dan berdapingan
sesuai dengan pemisahan kewenangan (separation of power) yang diatur
dalam Undang-undang dan anggaran dasar. Dengan demikian tidak dapat
dikatakan bahwa (RUPS) leih tinggi dari direksi dan dewan komisaris.
Masing-masing mempunyai posisi dan kewenangan sesuai dengan fungsi
dan tanggung jawab yang mereka miliki (Yahya Harahab, 2009: 306).
Cornelius Simanjuntak dan Natali Mulia memiliki pandangan yang
berbeda terhadap posisi (RUPS). Menurut mereka terdapat 2 (dua) hal yang
menjadi landasan (RUPS) dapat dikatakan sebagai posisi yang utama.
Pertama, Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa perseroan merupakan persekutuan
modal yang merupakan hasil kontribusi dari para pendiri, yang pada
praktiknya
pendiri
tersebut
seringkali
langsung
bertindak
dalam
kedudukannya sebagai (RUPS). (RUPS) merupakan pendiri dan pemegang
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
saham perseroan, maka sudah seyogyanya setiap keputusan yang
menyangkut tujuan awal para pendiri dalam mendirikan perseroan berada
ditangan mereka melalui (RUPS). Landasan yang kedua adalah landansan
pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris
dimana anggota Direksi dan Dewan Komisaris bukan diangkat melalui rapat
Direksi atau Dewan Komisaris, namun diangkat dan diberhentikan oleh
(RUPS). Hal ini memperlihatkan bahwa (RUPS) memiliki kekuasaan yang
besar yang tidak dimiliki oleh organ perseroan lainnya (Cornelius
Simanjuntak dan Natali Mulia, 2009: 2).
b. Direksi
Berdasarkan Pasal 1 angka (5) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas dijelaskan mengenai pengertian Direksi. Direksi
adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud
dan tujuan, serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Kewenangan Direksi pada dasarnya meliputi pengelolaan dan
pengurusan sehari-hari yakni membimbing dan membina kegiatan atau
aktifitas perseroan ke arah pencapaian maksud dan tujuan yang ditetapkan
anggaran dasar. Direksi dalam menjalankan kewenangannya tidak boleh
melampaui batas-batas yang telah ditentukan dalam Undang-undang maupun
anggaran dasar perseroan. Direksi wajib menjalankan kewenangannya sesuai
dengan kepentingan perseroan dengan tidak mengandung benturan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
kepentingan dan tidak mempergunakan posisinya sebagai direksi untuk
memperoleh keuntungan pribadi. Perbuatan yang melanggar kepentingan
dapat dikategorikan sebagai tindakan penyalahgunaan kewenangan (abuse of
authority). Berdasarkan Pasal 98 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas juga menentukan bahwa kewenangan perseroan
oleh direksi adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat, sepanjang tidak
ditentukan lain dalam Undang-undang ini, anggaran dasar maupun
keputusan (RUPS). Kapasitas direksi untuk mewakili perseroan adalah kuasa
atau perwakilan karena Undang-undang, direksi tidak membutuhkan kuasa
dari perseroan sebab kuasa yang dimilikinya atas nama perseroan yang
melekat secara inherent pada diri jabatan direksi berdasarakan Undangundang
(Yahya Harahab, 2009: 345-349).
c. Dewan Komisaris
Berdasarkan bunyi Pasal 1 angka (6) Undang-undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dijelaskan mengenai pegertian
Dewan Komisaris. Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan
anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi yang dapat diangkat
menjadi Dewan Komisaris adalah orang
perseorangan yang cakap
melakukan perbuatan hukum.
Menurut Bintoro Nadapdap (2012: 108-181) dalam melaksanakan
tugasnya, Komisaris dalam Perseroan Terbatas mempunyai beberapa prinsip
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
yuridis menurut ketentuan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Komisaris merupakan badan pengawas
selain mengawasi tindakan Direksi, Komisaris juga mengawasi perseroan
secara umum.
2. Komisaris merupakan badan independen
Seperti halnya dengan Direksi dan (RUPS), pada prinsipnya komisaris
merupakan badan yang independen, Komisaris tidak tunduk pada
kekuasaaan siapapun dan Komisaris melakukan tugasnya semata-mata
untuk kepentingan Perseroan.
3. Komisaris tidak mempunyai otoritas manajemen (non executive)
Meskipun Koisaris merupakan pengambil keputusan (decicion maker),
tetapi pada prinsipnya Komisaris tidak memiliki otoritas manajemen.
Pihak yang memiliki tugas manajemen eksekutif adalah Direksi.
4. Komisaris tidak bisa memberikan instruksi yang mengikat kepada
Direksi.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
Download