5516 - UPT Perpustakaan Universitas Ngudi Waluyo

advertisement
POTENSI INFUSA KULIT BATANG RAMBUTAN (Nephelium
Lappaceum ) DILIHAT DARI KADAR HAMBAT MINIMUM
PADA PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN
Eschrichia coli
ARTIKEL
Oleh :
MERLYANA SUNANDARI
050109a035
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
HALAMAN PERSETUJUAN
Artikel dengan judul “ Potensi Infusa Kulit Batang Rambutan (Nephelium
lappaceum) Dilihat Dari Kadar Hambat Minimum Pada Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli “ yang disusun oleh :
Nama
: Merlyana Sunandari
NIM
: 050109a035
Program Studi
: Farmasi
Telah disetujui oleh pembimbing skripsi Program Studi Farmasi
Ungaran 15 Februari 2017
Pembimbing Utama
Dian Oktianti, S.Farm., Apt., M.Sc
NIDN 0625108102
POTENSIAL OF INFUSION OF RAMBUTAN STEM PEEL SEEN FROM
THE MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION ON BACTERIAL
GROWTH OF Staphylococcus aureus AND Escherichia coli
Dian Oktianti, Agitya Resti Erwiyani, Merlyana Sunandari
ABSTRACT
Infection caused by bacteria or virus is one of the diseases that often occur in
Indonesia. Antibiotics have an important role in health, antibiotics are expected to
kill the bacteria causing the infection. One of the plants that can be utilized for the
treatment is rambutan stem peel containing flavonoids , saponins , tannins as
antimikrobial.
This study was to determine the inhibition of rambutan stem peel on bacterial
growthof S. aureus and E. coli. The research was carried out experimentally using
antibacterial activity test used solid dilution method. Antibacterial test used three
controls namely negative control, groeth control, and media control.
The concentration of 10% b/v, 20% b/v, and 40% b/v obtained the smallest
concentration which could inhibit the growth of bacteria S. aureus is 19% and E.
coli is 20% b/v. The descriptive data analysis.
The potensial of stem infusion bark rambutan views of the minimum
inhibitory concentration on growth S. aureus is 19% and E .coli is 20%. A needs
to do further testing to determine the minimum inhibitory concentration on the
other types of bacteria and by different methods.
Key Words : Rambutan stem peel , The Minimum Inhibitory.
POTENSI INFUSA KULIT BATANG RAMBUTAN DILIHAT DARI
KADAR HAMBAT MINIMUM PADA PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli
Dian Oktianti, Agitya Resti Erwiyani, Merlyana Sunandari
ABSTRAK
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus merupakan salah satu penyakit
yang sering terjadi di Indonesia. Antibiotik mempunyai peranan penting dalam
dunia kesehatan, antibiotik diharapkan mampu membunuh bakteri penyebab
infeksi. Salah satu tanaman yang bisa di manfaatkan untuk pengobatan yaitu kulit
batang rambutan (Nephelium lappaceum) yang memiliki kandungan flavonoid,
saponin, tanin berfungsi sebagai anti mikroba.
Penelitian ini untuk mengetahui daya hambat infusa kulit batang rambutan
(Nephelium lappaceum) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli.. Penelitian ini dilakukan secara ekperimental menggunakan
infusa. Uji aktivitas antibakteri dengan metode dilusi padat. Uji antibakteri
menggunakan tiga kontrol yaitu kontrol negatif, kontrol pertumbuhan, dan kontrol
media. Dari konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, dan 40% b/v didapat konsentrasi
terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus adalah 19% dan
E.coli adalah 20 % b/v. Analisa data dijabarkan secara deskriptif.
Potensi Infusa kulit batang rambutan (Nephelium lappaceum) dilihat dari
kadar hambat minimum (KHM) pada pertumbuhan S. aureus 19% dan E. coli
adalah pada konsentrasi 20 % b/v. Perlu dilakukan uji lebih lanjut untuk
mengetahui KHM pada jenis bakteri yang lain dan dengan metode yang berbeda.
Kata Kunci : Kulit Batang Rambutan, KHM.
Pendahuluan
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus merupakan salah satu penyakit
yang sering terjadi di Indonesia. Antibiotik mempunyai peranan penting dalam
dunia kesehatan, antibiotik diharapkan mampu membunuh bakteri penyebab
infeksi. Tetapi perlu disadari bahwa upaya membunuh bakteri penyebab penyakit
saja ternyata tidak cukup memadai, hal tersebut antara lain akibat kurang tepatnya
pemilihan antibiotik, dan munculnya resistensi (Nasronuddin, 2007).
Secara tradisional kulit batang rambutan digunakan masyarakat sebagai obat
tradisional karena mempunyai khasiat yang sangat potensial dalam
menyembuhkan berbagai penyakit seperti sariawan, menghitamkan rambut, dan
diare. Kulit batang rambutan mengandung beberapa senyawa aktif yaitu tanin
yang diduga mempunyai senyawa bioaktivitas sebagai antibakteri yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Kulit batang rambutan juga mengandung
senyawa flavonoid dan saponin yang diduga menghambat pertumbuhan bakteri.
Flavonoid memiliki peranan sebagai antimikroba dan antivirus. Dinding bakteri
yang terkena flavonoid akan kehilangan permeabilitas sel. Penelitian yang
dilakukan oleh Ajizah dkk.,(2007) menunjukkan bahwa ekstrak kayu ulin yang
mengandung flavonoid dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dengan
cara menggangu permeabilitas dinding sel bakteri. Senyawa saponin merupakan
zat yang apabila berinteraksi dengan dinding bakteri maka dinding tersebut akan
pecah atau lisis.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Panglinan, 2011 yang berjudul Uji
Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Kulit Batang Rambutan (Nephelium
lappaceum L.) Terhadap Jamur Candida Albicans Secara In Vitro bahwa dari
hasil penelitian ini membuktikan bahwa kulit batang rambutan dapat digunakan
untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Hasil penelitian pada
konsentrasi 40% dapat menghambat bakteri dengan diameter 12, 667 mm dan
pada konsetrasi 80% dengan diameter sebesar 12,75 mm (Harmita, 2006 ).
Infusa kulit batang rambutan dapat menghambat menghambat pertumbuhan
bakteri S.aureus dan E.coli. Berapakah konsentrasi minimum infusa kulit batang
rambutan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
METODE PENELITIAN
Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan adalah cawan petri, mikropipet, autoclave, oven, LAF,
yellow tip, labu takar, erlenmayer, kompor, panci infusa, kain flanel, corong kaca,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet volume, pipet tetes
Bahan Yang Digunakan
Bahan yang digunakan adalah kulit batang rambutan, aquades steril, nutrien
agar, alkohol 70%.
CARA PENELITIAN
Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan
Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas
Diponegoro Semarang.
Persiapan Sampel
Ditimbang kulit batang rambutan yang masih basah. Kulit batang
rambutan dibersihkan dengan air mengalir, kemudian dipotong kecil – kecil,
dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari tidak langsung dengan
cara ditutupi kain hitam agar tidak merusak senyawa kimia yang terkandung pada
batang kulit rambutan.Kulit batang rambutan yang sudah kering, kemudian di
haluskan menggunakan blender.
Infusa Kulit Batang Rambutan
Pembuatan infusa kulit batang rambutankonsentrasi 40% b/v dengan cara
sebanyak 40 gram serbuk dimasukkan ke dalam panci infus dan
ditambahkanaquadest sebanyak 100 ml kemudian dipanaskan menggunakan
kompor selama 15 menit dan terhitung mulai suhu mencapai 90oC.Selanjutnya
larutan infusa dalam keadaan panas tersebut disaring menggunakan corong kaca
yang dilapisi kertas saring atau menggunakan kain flanel.
Uji Kualitatif
Identifikasi flavonoid Sampel 0,1 g dilarutkan dalam 10 ml metanol
kemudian dibagi ke dalam empat tabung reaksi. Tabung pertama digunakan
sebagai tabung kontrol, tabung kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut
ditambahkan NaOH, H2SO4 pekat, dan serbuk Mg-HCl pekat. Warna pada
masing-masing tabung dibandingkan dengan tabung kontrol, jika terjadi
perubahan warna merah maka positif mengandung flavonoid (Harborne, 2008 ).
Saponin diidentifikasi dengan cara merajang halus sampel (kulit batang
rambutan), lalu dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan aquades.
Sampel didihkan selama 2-3 menit. Setelah dingin, ekstraknya dikocok kuat. Uji
positif ditandai dengan adanya busa yang stabil selama 5 menit (Daniel, 2010).
Identifikasi tanin dilakukan dengan sampel tumbuhan yang telah dihaluskan,
ditambah etanol sampai sampel terendam semuanya. Kemudian sebanyak 1 ml
larutan dipindahkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 2-3 tetes larutan
FeClɜ 1%. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna hitam kebiruan
atau hijau.
Pembuatan Stok Infusa Kulit Batang Rambutan konsentrasi 40% b/v, 10%
b/v, dan 20% b/v.
Infusa konsentrasi 40% b/v di buat dengan menimbang 40gr serbuk kulit
batang rambutan dilarutkan dalam 100 ml aquades steril, kemudian dimasukan
didalam panci infusa dan dipanaskan dengan kompor selama 15 menit pada suhu
90℃. Saring menggunakan corong kaca yang dilapisi kain flanel. Pembuatan
larutan infusa kulit batang rambutan konsentrasi 10% b/v dengan cara diambil
infusa sebanyak 25 ml infusa kulit batang rambutan konsentrasi 40% b/v
kemudian ditambahkan aquadest sampai 100 ml pada labu takar. Pembuatan
larutan infusa kulit batang rambutan konsentrasi 20% b/v dengan cara diambil
infusa sebanyak 50 ml infusa kulit batang rambutan konsentrasi 40% b/v
kemudian ditambahkan aquadest sampai 50 ml pada labu takar.
Uji Antibakteri
Perlakuan yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli adalah sebagai berikut:
1. Kontrol negatif=Media NA 10 ml + suspensi bakteri 100µl + aquadest 1ml
2. Kontrol pertumbuhan=Media Na 10 ml + suspensi bakteri 100µl
3. Kontrol media = Media NA sebanyak 10 ml
4. Perlakuan 1 = Media NA 10 ml+ suspensi bakteri 100µl +
infusa kulit batang rambutan konsentrasi 10% b/v sebanyak 1 ml
5. Perlakuan 2 = Media NA 10 ml + suspensi bakteri 100µl + infusa kulit
batang rambutan konsentrasi 20% b/v sebanyak 1ml
6. Perlakuan 3 = Media NA 10 ml + suspensi bakteri 100µl + infusa kulit
batang rambutan konsentrasi 40% b/v sebanyak 1 ml
Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. KHM ditentukan dengan
mengamati tidak adanya pertumbuhan di media NA yang ditanami bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang dibandingkan dengan kontrol
negatif. Analisa data dijabarkan secara deskriptif tidak ada hasil data perthitungan.
Hasil Penelitian
Hasil Determinasi Tanaman
1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15b, ....... Golongan 9.
Tanaman daun – daun majemuk tersebar............. 197b, 208b, 219b, 220a, 221b,
222a..........Famili69. Sapindaceae.........1b, 5a..........Genus5. Nephelium.......
spesies 2. Nephelium lappaceu.
Hasil Uji Kualitatif
Tanin
Flavonoid
Saponin
Hasil Uji Gram Positif dan Gram Negatif
Gram Positif
Gram Negatif
Kadar Hambat Minimum S. aureus dan E. coli Konsentrasi Awal
Kelompok
Perlakuan
Kontrol Negatif
Kontrol
Pertumbuhan
Kontrol Media
Konsentrasi
10% b/v
Konsentrasi
20% b/v
Konsentrasi
40% b/v
Replikasi
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Pertumbuhan
Bakteri
S.aureu
E.coli
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Keterangan :
+ = ada pertumbuhan bakteri
- = tidak ada pertumbuhan bakteri
Kadar Hambat Minimum S.aureus dan E.coli
Perlakuan
Kontrol
Media
Kontrol
Negatif
Kontrol
Pertumbuhan
Konsentrasi
17% b/v
Konsentrasi
18% b/v
Kosentrasi
19% b/v
Replikas
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Pertumbuhan Bakteri
S.aureus
E.coli
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Keterangan :
+ = ada pertumbuhan bakteri
- = tidak ada pertumbuhan bakteri
Pembahasan
Berdasarkan penelitian infusa kulit batang rambutan mengandung senyawa
yang dapat menghambat petumbuhan bakteri yaitu flavonoid, tanin, dan saponin.
Uji antibakteri menggunakan konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, dan 40% b/v. Uji
antibakteri pada S.aureus dan E.coli konsentrasi 10% b/v dan 20% b/v terjadi
pertumbuhan, konsentrasi 40% b/v hasilnya jernih yaitu tidak ada pertumbuhan
pada kedua bakteri. Konsentrasi kemudian diturunkan menjadi 17% b/v, 18% b/v,
dan 19% b/v. Konsentrasi 17% b/v dan 18% b/v terdapat pertumbuhan bakteri
pada keduanya. Konsentrasi 19% b/v masih terdapat pertumbuhan pada E.coli,
sedangkan pada S.aureus tidak ada pertumbuhan.
Perbedaan konsentrasi KHM terjadi karena perbedaan struktur bakteri. Gram
positif lebih sedikit kandungan lipidnya dan memiliki dinding bakteri satu lapis
sehingga mudah rusak sehingga konsentrasi hambatnya lebih rendah dibanding
Gram negatif yang kandungan lipidnya lebih tinggi dan dinding selnya berlapis
sehingga lebih kuat. Infusa kulit batang rambutan dapat menghambat bakteri
karena memiliki kandungan tanin, saponin dan flavonoid yang mengganggu
fungsi sel mikroorganisme dan penghambatan siklus sel mikroba.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Kulit batang rambutan (Nephelium lappaceum) terbukti mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan E coli. Konsentrasi terendah yang
dapat menghambat bakteri S. Aureus sebesar 19% b/v dan bakteri E. coli sebesar
20% b/v.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui KHM pada bakteri
jenis lainnya dengan menggunakan infusa kulit batang rambutan.
2. Perlu dilakukan uji aktivitas antibakteri pada kulit batang rambutan dengan
menggunakan metode yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Fraksi Etil Asetat
dari Daun Tumbuhan Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav).
Mulawarman Scientifie.
Harborne JB, 1996. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Terjemahan Padmawinata, K. Dan Soediro, I.Bandung :
Penerbit ITB.
Harmita. (2006). .Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi.
Jakarta:Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.
Mardiana. 2013. Ramuan dan Khasiat Rambutan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Nasronudin. 2007.Penyakit Infeksi Di Indonesia. Surabaya : Airlangga University.
Press.
Download