BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Buku • Phobias. Chichester West Sussex England ;Hoboken NJ: J. Wiley, 2004. • Mikulas, William L. "Behavioral Bibliotherapy and Games for Treating Fear of the Dark." • Child & Family Behavior Therapy 7.3 (1985): 1-7. Buku pembuatan animasi (3D animation movie by Preston Blair dan how to make an animation movie) 2.1.2 Literatur Artikel 1. Gwen Dewar. (2008). Parenting. Nightime for Children, diakses 2 febuari 2012 dari http://www.parentingscience.com/nighttime-fears.html 2. Glen William. (2011). Lygophobia. Fear of the Dark, diakses 10 Maret 2012 dari http://www.way2hope.org/Illnesses/nyctophobia-fear-dark.htm 3. Wikipedia. (2012). Fobia, diakses 5 febuari 2012 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Fobia 4. Deb Gebeke. (1994). Family science specialist. Children and Fear, diakses 20 Maret 2012 dari http://www.ag.ndsu.edu/pubs/yf/famsci/he458w.htm 5. Myers. (1998-2012). Helping your children with fears and phobias.Fear of Dark, diakses 10 Mei 2012 dari http://childdevelopmentinfo.com/child-psychology/fears.shtml 6. Ipank Setiawan. (2010). Neurotik. Gejala Neurotik, diakses 20 Maret 2012 dari http://ipanksetiawan.blogspot.com/2010/05/neurotik.html 2.1.3 Berdasarkan Narasumber Penulis Datang menemui narasumber yang berkaitan dengan psikologi. Beliau adalah salah satu dosen psikologi di Universitas Tarumanegara Campus I, K Building, 2nd Floor bernama Ibu Henny Wirawan MWS, Psychologist, Psychotherapist.QIA, CRMP Dean. 2.2 Data Berdasarkan Riset Seperti yang tertulis pada buku Mikulas, William L. "Behavioral Bibliotherapy and Games for Treating Fearww of the Dark." Child & Family Behavior Therapy 7.3 (1985): 1-7 dan juga buku Phobias. Chichester West Sussex England ;Hoboken NJ: J. Wiley, 2004. 2 Buku ini menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang memperngaruhi anak yang takut dalam gelap, berikut beberapa bahasannya. Lygophobia adalah ketakutan yang diderita oleh orang dewasa dan anak. Hal ini paling umum di antara pasien anak. Pasien Lygophobic takut oleh pikiran kegelapan. Mereka menganggap balasan yang lebih cepat dengan kegelapan daripada kebanyakan orang. Dewasa yang mengembangkan fobia pada anak mungkin menderita dari setiap referensi retrospektif atau mental-ingat peristiwa masa lalu dalam gelap. Kurangnya studi analitis dan interpretatif pada lygophobia memungkinkan hanya pemahaman yang terbatas fobia. Ada sedikit informasi diketahui tentang latar belakang patologis dan aspek emosional nyctophobia. Tayangan televisi dan film adalah dua faktor yang diketahui yang menyebabkan anak-anak untuk mengembangkan rasa takut terhadap kegelapan. Menceritakan cerita menakutkan, terutama ketika dalam gelap, merupakan salah satu faktor lain yang dapat menyebabkan anak-anak untuk mengembangkan fobia.Ada reaksi yang berbeda diamati pada orang yang memiliki nyctophobia. Fisiologi James G. Hollandsworth dan Behavior Therapy menyatakan bahwa bagi seseorang untuk dapat didiagnosis dengan fobia mereka harus memiliki 4-12 gejala. Gejala-gejala yang berbeda konvensional mungkin banyak fobia yang ada dalam korelasi termasuk "dyspnea (" udara kelaparan "), palpitasi (detak jantung cepat), nyeri dada. Gejala lainnya dapat ditandai dengan tangan gemetar. Ketika mengalami ketakutan tubuh memiliki reaksi fisiologis otonom. Tubuh mengalami kebingungan dan menjadi ekstra sensiftif terhadap angin dan udara. Aliran darah ke jantung menjadi meningkat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat. Orang-orang tertentu hanya takut berada di lingkungan yang gelap sendirian. Tidak ada metode klinis yang disetuji untuk mengukur tingkat keparahan dari gejala ini, ada 2 gejala dimana penderita mengalami phobia berat dan tidak berat. Ketika subjek sangat takut akan kegelapan akan diobati dengan metode ekspour-stimulan. 2.2.1 Faktor yang menyebabkan Lygophobia Berdasarkan narasumber penulis menjabarkan beberapa faktor yang menyebabkan mengapa anak takut dalam gelap, faktor itu bisa berupa dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat. Dalam penjelasan ini akan dibahas lebih lanjut factor dalam lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga ada beberapa hal yang menyebabkan si anak mengalami ketakutan dalam gelap atau mungkin gejalanya dapat berlebihan (ketakutan yang rasional /phobia). 1. Anak menirukan apa yang dilakukan oleh ayah dan ibunya, di dalam situasi ini ibu dan ayah dari anak tersebut juga mengalami ketakutan yang sama, jadi si anak menirukan apa yang orangtuanya lakukan jika mengalami ketakutan tersebut. 2. Orang tua dari si anak suka mengancam atau menakut-nakuti si anak dengan cerita atau dongeng yang seram misalnya jika tidak mau tidur maka nanti akan ada tangan yang menarik dari bawah ranjang. 3. Orang tua juga memiliki sifat penakut, keras terhadap anak, dan tidak peduli dengan berkembangan anak, tidak perhatian pada anak tersebut. 2.2.2 Peran Orang tua dan ketakutan anak pada usianya Peran orang tua kepada anak-anaknya: Beberapa poin penting untuk dipertimbangkan. 1. Menghormati ketakutan anak anda 2. Memahami bahwa anak anda akan mengalamai masa-masa ketakutannya 3. Memahami ketakutan ada kaitannya dengan kepribadian si anak 4. Membimbing anak anda mengatasi ketakutannya 5. Sadar akan pengalaman ketakutan anak pada usia yang berbeda-beda Disiplin diri tanpa rasa takut Anak-anak perlu mempelajari keterampilan manusia yang kompleks dari bergaul dengan orang lain atau mungkin dengan sesama temannya dan juga mengekspresikan perasaan yang kuat dengan cara yang dapat diterima. Seorang anak perlu diberitahu mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak boleh. Jika orang tua mengatakan “tidak” atau “apakah kamu tau yang lebih baik?” , anak tidak memiliki pentunjuk apapun tentang apa yang dapat diterima dan mengapa. Berdasarkan Riset oleh Dr. Robert Schachter and Carole McCauley bahwa anak berumur 11-16 tahun yang mengalami rasa takut ini. 2.2.3 Psikologi Perkembangan Teori perkembangan kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat memrepresentasikan dunia dan konsep berdasarkan pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperoleh tentang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan perkembagan saat seseorang memperoleh cara baru dalam mempresentasikan informasi secara mental. Teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan koqnitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama seiring pertambahan usia. a) Periode sensormotor ( usia 0-2 tahun) b) Periode Praopersional ( usia 2-7 tahun) c) Periode operasional konkrit ( usia 7-11 tahun) d) Periode operasional formal ( usia 11 tahun sampai dewasa) Sejalan dengan teori perkembangan pada anak, perkembangan literal anak. Telah dibagi ke dalam 5 tahapan yang menunjukan perkembanganya. Berikut kita masukan yang relevan dalam memulihkan apa yang cocok atau tidak pada usia-usia tertentu pada anak-anak 1. Usia fantasi (2-4 tahun) 2. Usia dongeng (4-8 tahun) 3. Usia petualan ( 8/11-12 tahun) 4. Usia kepahlawanan (12-15 tahun) 5. Usia Liris dan Romantis ( 15-20 tahun) 2.2.4 Kecemasan dan Cara Mengatasinya Freud (Calvin S. Hall, 1993) membagi kecemasan ke dalam tiga tipe: 1. Kecemasan realistic yaitu kecemasan akan dunia luar. 2. Kecemasan Neurotik yaitu kecemasan yang berdasarkan pengalaman yang diperoleh pada waktu kanak-kanak misalnya terkait ancaman /hukuman dari pihak orangtua. 3. Kecemasan Moral yaitu rasa takut terhadap suasana hati. Orang-orang bisa cenderung merasa bersalah atau malu jika mereka berpikir sesuatu yang bertentangan dengan moral. Mengapa anak-anak perlu mengatasi rasa takut pada malam hari : Dewasa ini sulit untuk mengatasi rasa ketakutan dan kecemasan. Ketika orang-orang dewasa yang lebih tua, tidur mereka merasa kesepian, terancam, sedih. Mereka mengalami peningkatan kadar kortisol (hormon stress) pada hari berikutnya. Anak-anak perlu membantu mengatasi ketakutan malam hari, dan mereka membutuhkan penolong yang sensitive terhadap perkembangan diri mereka. Mereka membutuhkan seseorang untuk meyakinkan mereka, untuk menyediakan mereka dengan rasa aman dan mereka membutuhkan orang-orang yang mengajarkan untuk mengatasi rasa takut mereka pada kegelapan. Singkatnya, mereka perlu responsif, dari sifat orangtua yang rasional. Dan Ternyata bukan hanya anak kecil yang takut gelap. Banyak orang dewasa yang mengalaminya. Bahkan riset yang diadakan oleh Warwick Castle, puri abad pertengahan di Warwickshire, Inggris, menunjukkan bahwa 10 persen dari orang dewasa di Inggris (jumlahnya diperkirakan 5 juta orang) tak mau ditinggalkan sendiri dalam kegelapan.Angka ini sungguh di luar dugaan Warwick, apalagi 25 persen dari responden mengaku takut gelap sejak masih anak-anak. Setelah dewasa, mereka tetap tak mampu tidur lelap kecuali ditemani lampu meja sepanjang malam. Bahkan, 60 persen responden mengaku tidak mematikan lampu ketika keluar dari rumah karena takut ketika pulang nanti rumahnya terlihat gelap dan sunyi "Ketika Anda berada di dalam kegelapan, pikiran Anda bisa memanipulasi Anda," begitu kata juru bicara dari Warwick Castle. Tidak heran, dari penelitiannya terlihat juga bahwa 20 persen orang dewasa mengalami panik luar biasa ketika lampu tiba-tiba mati tanpa pemberitahuan. Orang yang fobia akan sesuatu cenderung dengan orang neurotik. Ada banyak bentukbentuk khusus yang berbeda dari neurosis: gangguan obsesif-kompulsif , neurosis kecemasan , histeria (di mana kecemasan dapat dibuang melalui gejala fisik), dan berbagai hampir tak berujung fobia serta obsesi seperti pyromania . Menurut Dr George Boeree, efek neurosis dapat melibatkan: kecemasan , kesedihan atau depresi , kemarahan, lekas marah, kebingungan mental, rasa rendah diri, dll, gejala perilaku seperti menghindari fobia, kewaspadaan, tindakan impulsif dan kompulsif, lesu, dll, masalah kognitif seperti menyenangkan atau pikiran yang mengganggu, pengulangan pikiran dan obsesi , berfantasi kebiasaan, negatif dan sinisme. Kecemasan neurotik atau syaraf disebabkan oleh pengamatan atau perasaan yang menimbulkan ketegangan pada syaraf seseorang. Ketegangan syaraf ini timbul karena menurut perasaannya tidak akan mampu menghadapi apa yang terjadi dan ia selalu membayangkan apa yang dirasa terjadi akan membuat dirinya menderita . Dalam hal ini kecemasan neurotik terjadi karena takut pada apa yang dibayangkannya oleh diri sendiri.seseorang mengalami emosi negatif, mudah marah suasana hati yang sering berubah. Contoh dari kecemasan neurotik adalah para siswa yang menghadapi kecemasan dalam menunggu pengumuman hasil ujian nasional, para siswa tersebut mengira-ngira apakah mereka akan lulus ujian atau tidak. Orang yang sehat mental adalah orang yang relatif bebas dari keluhan fisik dan mampu bersikap toleran terhadap ketidaknyamanan kondisi fisik sesaat dengan cara yang baik. Artinya, orang normal bebas dari gangguan fisik dan konflik psikis, dapat melaksanakan pekerjaan tanpa banyak mengeluh. Ketakutan dan kecemasan intensif yang ia kembangkan dalam imajinasinya justru merangsang kerja kelenjar keringat dan membuat dirinya sering berkeringat dingin. Roman muka pun menjadi pucat, memicu nafas tersenggal serta rasa sesak di dada karena sirkulasi udara dalam tubuh terganggu yang disebabkan tekanan gas terhadap jantung. Orang neurotik akan segera menghubungi dokter, namun walaupun setiap dokter yang dikunjungi mengatakan jantungnya baik, ia tak akan pernah percaya Sebenarnya awal neurotisme bermuara dari masa kanak-kanak. Ia biasanya melalui masa kanak-kanaknya dengan konflik dan ketidakbahagiaan atau sangat dimanja orang tua. Ada beberapa tipe neurotisme: a) neurostenia, muncul sebagai efek kelelahan mental yang berkembang menjadi keluhan sakit-sakit yang tidak jelas lokasinya. b) Hysteria, ditandai dengan kondisi ketidakstabilan emosi. Konflik mentalnya diekspresikan melalui gejala fisik tertentu yang berpengaruh terhadap fungsi tubuh secara menyeluruh. c) Hipokondriasis, keterpakuan terhadap kondisi kesehatan. Artinya selalu ada bagian tubuh yang terasa kurang nyaman. d) Anxiety, rasa cemas dan takut yang berlanjut dan dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik. Orang dengan tipe ini memiliki apa yang disebut kondisi ketegangan mental kronis dalam bentuk takut naek lift, keramaian, gila, dan lain-lain, dan selalu berada dalam kondisi kelelahan mental. Semua itu berpangkal pada rasa rendah diri yang intens. Adapun solusi agar anak dapat mengatasi rasa takutnya 1. Segera dini dibawa ke dokter psikologi 2. Menenangkan si anak jika dia berasa ketakutan, kita berada di sampingnya untuk menenangkan hatinya yang sedah gelisah 3. Hindari yang bersifat ancaman 4. Kita harus dekat dengan orang yang bersangkutan 5. Segera ambil tindakan secara dini 2.3 Sinopsis Cerita Seorang anak laki-laki yang ingin tidur pada malam hari. Tetapi setiap dia mendengar bunyi petir, suara pintu yang terbuka karena angin dia ketatakutan dan selalu menyalakan lampu untuk melihat keadaan sekitar. Sampai akhinya lampunya mati tidak bisa dinyalakan dan dia menjadi panik. Akhirnya dia mengambil senter untuk menerangi tapi ketika dia mengarahkan senter tersebut ke salah satu sudut ruangan dia melihat sosok monster yang mengerikan, padahal monster tersebut hanyalah gantungan topi yang dia bayangkan seperti monster karena ketakutannya. Referensi cerita dari developed and produced by NMTrix studio. 2.4 Survey Narasumber Penulis melakukan survey ke beberapa tempat psikologi salah satu dokter nya bernama ibu Henny Wirawan beliau adalah salah satu dosen psikologi di Universitas Tarumanegara. 2.5 Studi Bentuk /Referensi Penulis mencoba melampirkan beberapa referensi yang sesuai dengan ide cerita dan juga target audience yang dituju, di sini penulis juga melampirkan colour mood yang akan diambil pada film animasi ini. Berikut beberapa lampirannya. 2.6 Data Produk 2.6.1 Film Pendek (short movie) Istilah film pendek diambil dari panjang potongan film. Pita film pada jaman dahulu mempunyai panjang 25mm per frame, sedangkan dalam proyek 1 detik sama dengan 24 frame. Sehingga 1 menit film 27.36 meter pita film. Satu jam menggunakan 1641 meter pita film. Oleh karena itu jenis-jenis film dibagi berdasarkan full length ( lebih dari 70 menit), medium length (30-70 menit ), dan short film (1-30 menit). Film pendek merupakan deskripsi teknikal yang berasal dari industri film Amerika utara pada periode awal sinema. Deskripsinya hampir sama dengan objek film pendek. Di amerika utara film-film tersebut biasanya lebih fokus kepada karakter sedangkan di eropa dan Australia dari film biasanya lebih memperlihatkan drama visual dan plot. 2.6.2 3D Animation 3D animasi merupakan animasi yang secara digital di model dan dimanipulasi oleh seorang animator. Dalam memanipulasi mesh, obyek diberikan struktur tulang digital untuk mengontrol mesh tersebut. 2.6.3 Film Komedi Film komedi adalah genre film di mana penekanan utama adalah pada humor. Film dalam gaya tradisional ini memiliki akhir yang bahagia (komedi hitam yang pengecualian). Salah satu genre tertua dalam film, beberapa film bisu pertama adalah komedi. Komedi, tidak seperti genre film lainnya, menempatkan fokus lebih pada individu bintang, dengan banyak mantan komedian berdiri transisi ke industri film karena popularitas mereka. Sementara banyak film komik cerita ringan tanpa maksud lain selain untuk menghibur, yang lain mengandung komentar politik atau sosial. 2.6.4 Film Horror Film yang berusaha untuk memancing emosi berupa ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya. Alur cerita sering dilibatkan dengan supranatural, atau penyakit mental. Banyak cerita film ini yang berpusat pada sebuah tokoh antagonis tertentu yang jahat. 2.7 Pembanding Disini penulis mencoba untuk membandingkan dari informasi yang didapat dari narasumber dengan contoh referensi film seperti tampak dibawah ini. Penulis berpendapat bahwa dari data-data yang diperoleh bahwa sebenarnya seseorang yang takut akan gelap tidak mngkin akan mematikan lampunya karena dia takut berada disituasi tersebut, namun di film tersebut lampunya dimatikan. juga dari informasi yang didapat jika dilihat dari reaksi si anak, maka seharusnya pintu tidak ditutup dibiarkan terbuka agar cahaya dapat masuk ke dalam ruangan untuk menerangi kamar tersebut, tetapi di film ini tidak. Di sini penulis coba memperbaiki hal tersebut dan juga menambahkan bebrapa treatment untuk memperlihatkan sisi ketakutan si anak seperti dia tidak bisa bergerak jika ketakutan parah dan seterusnya. 2.8 Target audience 2.8.1 Target Primer Berusia sekitar 12-25 tahun laki-laki atau perempuan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Memiliki ketertarikan pada dunia animasi, film, komik. Tingkat kemampuan ekonomi menengah ke atas. Berada di kota besar maupun tidak. 2.9 Analisa Kasus 2.9.1 Pertimbangan Pengambilan Cerita Penulis ingin menceritakan sesuatu yang berbeda dari film animasi dalam negeri, yang biasanya mengambil tema cerita rakyat , ataupun cerita2 romantis. Penulis ingin membuat cerita dari pengalaman pribadi pada waktu kanak-kanak dan juga gejala ini sering dialami oleh masyarakat pada umumnya yang beraliran komedi horor yaitu takut akan kegelapan. 2.9.2 Faktor Pendukung 1. Masih jarangnya serial animasi yang mengangkat kepribadian sehari-hari seseorang tentang ketakutannya. 2. Animasi kini banyak dinikmati oleh masyarakat sehingga membuat film animasi dapet menjadi salah satu daya tarik sendiri masyarakat Indonesia. 3. Menjadi salah satu alternatif tontonan yang menghibur sekaligus menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan. 2.9.3 Faktor Penghambat 1. Masih banyak masyarakat yang kurang tertarik untuk mempelajari tentang ilmu Pengetahuan terutama tentang phobia ini. 2. Masih kurangnya pemahaman tentang pembuatan film 3. Keterbatasan waktu sehingga tidak semua dapat dijelaskan secara detail. 4. Jangka waktu yang sempit