Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014 217

advertisement
PENYAJIAN DATA PENELITIAN DAN REVIEW MELALUI
TEKNIK OBSERVASI
Oleh:
Herson Anwar
Abstrak
Sebenarnya observasi merupakan suatu proses yang alami, bahkan mungkin kita sering melakukannya, baik
secara sadar maupun tidak sadar di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam kelas, guru sering melihat,
mengamati, dan melakukan interpretasi. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering mengamati orang lain.
Pentingnya observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran mengharuskan guru untuk memahami lebih jauh
tentang judgement, bertindak secara reflektif, dan menggunakan komentar orang lain sebagai informasi untuk
membuat judgement yang lebih reliabel. Hal yang harus dipahami oleh guru adalah bahwa tidak semua yang
dilihat disebut observasi. Observasi yang dilakukan oleh guru di kelas tidak cukup hanya dengan duduk dan
melihat melainkan harus dilakukan secara sengaja, hati-hati, sistematis, sesuai dengan aspek-aspek tertentu,
dan berdasarakan tujuan yang jelas. Untuk memperoleh hasil observasi yang baik, maka kemampuan guru
dalam melakukan pengamatan harus sering dilatih, mulai dari hal-hal yang sederhana sampai dengan hal-hal
yang kompleks. Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif,
dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi.
Observasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam bidang penelitian, terutama
penelitian kualitatif (qualitative research). Tujuan utama observasi dalam penelitian adalah untuk
mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa perisiwa maupun tindakan,
baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan. Oleh karena itu, observasi tidak bisa
lepas dari kegiatan peneltian dan memegang peranan penting dalam menyajikan dan review data.
A.
Pendahuluan
Laporan penelitian bagian hasil penelitian
terdapat bahasan mengenai deskripsi data, analisis
data dan pembahasan. Deskripsi data adalah
kegiatan menyajikan data dari data yang
dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dalama proses
pengumpulan
data
merupakan
data
yang
berserakan, tidak beraturan dan sulit dibaca. Agar
tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah
dibaca maka dilakukan penyajian data atau
penyusunan data.
Penyajian data adalah usaha membantu
pembaca dalam memahami data secara cepat dan
mudah.
Ferguson
&
Takane
(1989:16)
mengemukakan penyajian data mempunyai dua
tujuan yaitu: Pertama, penyajian data memudahkan
membaca dan memahami data. Data mentah yang
tidak beraturan sulit dibaca dan dipahami. Dengan
menyajikan dalam bentuk tabel atau gambar, maka
penampilan dan gambaran data lebih mudah dibaca
dan dipahami. Kedua, penyajian data memudahkan
analisis data. Data mentah yang belum tersusun
dengan baik memerlukan waktu yang lama dan sulit
untuk dianalisis. Dengan menyusunnya dalam
bentuk yang lebih teratur maka data lebih mudah
dianalisis.
Salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian adalah observasi.
Observasi atau pengamatan merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis
dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan
terhadap gejala-gejala yag diselidiki. Sebagai salah
satu teknik dalam asesmen non tes, pengamatan
memiliki nilai: (a) memberikan informasi yang tidak
mungkin didapatkan melalui teknik lain; (b) memberi
tambahan informasi yang sudah didapat melalui
teknik lain; (c) dapat menjaring tingkah laku nyata
bila sebelumnya tidak dikatahui; (d) pengamatan
bersifat selektif; dan (e) pengamatan mendorong
perkembangan subjek pengamatan. Selain itu,
pengamatan harus dilakukan pada beberapa waktu.
Walaupun tidak ada ketepatan waktu khusus pada
pelaksanaan pengamatan, akan tetapi semakin lama
dan semakin sering dilakukan, akan memantapkan
reliabilitas hasil pengamatan. Selain itu, teknik ini
perlu dilakukan pada situasi berbeda dan situasi
natural karena tingkah laku yang alami/apa adanya
akan tampil pada situasi alami. Pengamatan pada
situasi yang berbeda, akan membantu kita
mengetahui bahwa beberapa tingkah laku akan
terhambat atau terkondisi oleh situasi atau
lingkungan tertentu.
Dengan demikian data yang dikumpulkan
melalui kegiatan pengumpulan data dengan
observasi, harus dideskripsikan atau disajikan dan
direview, agar menjadi lebih teratur, mudah dibaca,
dipahami dan dianalisis.
B. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian disebut
dengan “display” data. Penyajian data ini dilakukan
setelah data direduksi. Menurut Sugiyono (2010:341)
dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie card,
pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
217
dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami.
Purwanto (2008:264) mengartikan penyajian
data adalah kegiatan menyusun data mentah yang
berserakan menjadi lebih teratur sehingga mudah
dibaca, dipahami dan dianalisis. Cara penyajian data
itu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membuat
tabel atau daftar dan grafik atau diagram.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) dalam
Sugiyono (2010:341) menyatakan bahwa: “the most
frequent form of displauys data for qualitative
research data in the past has been narrative tex”.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami tersebut. ‘Looking at displays
help us to understand what is happening and to do
some thing-further analisys or caution on that
understanding”. (Miles and Huberman, 1984).
Selanjutnya disarankan, dalam melakukan penyajian
data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat
berupa, grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan
chart. Untuk mengecek apakah peneliti telah
memahami apa yang didisplaykan, maka perlu
dijawab pertanyaan “Apakah anda tahu, apa isi yang
didisplaykan?”.
Menurut
Sugiyono
(2010:341)
dalam
prakteknya tidak semudah menyajikan data yang
diperoleh, karena fenomena sosial bersifat kompleks,
dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada
saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung
agak lama di lapangan akan mengalami
perkembangan data. Untuk itu peneliti harus selalu
menguji apa yang telah ditemukan pada saat
memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu
berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki
lapangana ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu
didukung oleh data pada saat dikumpulkan di
dlapangan, maka hipotesis tersebut terbukti, dan
akan berkembang menjadi teori yang grounded “teori
yang ditemukan secara induktif”, berdasarkan datadata yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya
diuji melalui pengumpulan data yang terus-menerus.
Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh
data selama penelitian, maka pola tersebut sudah
menjadi pola yang baku dan tidak berubah. Pola
tersebut selanjutnya yang didisplaykan pada laporan
akhir penelitian.
Mencermati beberapa pendapat di atas,
dapat dikatakan bahwa penyajian data sangat
penting dalam observasi, karena dengan penyajian
data ini akan membantu pembaca memahami data
secara cepat dan mudah. Dengan menyusunnya
dalam bentuk yang lebih teratur, maka data lebih
mudah dianalisis atau direview.
218
C. Observasi dan Review Data
Teknik observasi ini mula-mula dipergunakan
dalam etnografi. Menurut Suratno (2010:5) etnografi
adalah studi tentang suatu kultur. Tujuan utama
etnografi ini adalah memahami suatu cara hidup dari
pandangan orang-orang yang terlibat didalamnya.
Spradley (1980) mengemukakan tiga aspek
pengalaman manusia, apa yang dikerjakan (cultural
behavior) apa yang diketahui (cultural knowledge)
dan benda-benda apa yang dibuat dan dipergunakan
(cultural artifacts), ketiga aspek ini yang dipelajari,
apabila seorang peneliti ingin memahami suatu
kultur.
Lincoln dan Guba (1985) dalam Suratno
(2010:5), mengklasifikasikan observasi menurut 3
(tiga) cara sebagai berikut: Pertama, pengamat
dapat bertindak sebagai seorang partisipan atau non
partisipan. Kedua, observasi dapat dilakukan secara
terus terang (overt) atau penyamaran (convert).
Walaupun secara etis dianjurkan untuk terus terang,
kecuali untuk keadaan tertentu yang memerlukan
penyamaran. Ketiga, menyangkut latar peneliti.
Observasi dapat dilakukan pada latar “alami” atau
“dirancang” (analog dengan wawancara tak struktur
dan wawancara terstruktur). Untuk observasi yang
dirancang bertentangan dengan prinsif pendekatan
kualitatif, yaitu fenomena diambil maknanya dari
konteks sebanyak dari karateristik individu yang
berada dalam konteks tersebut. Oleh karena itu
teknik observasi yang kedua ini tidak dilakukan
dalam penelitian kualitatif.
Menurut Sugiyono (2010:203) observasi
sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri
yang spesipik bila dibandingkan dengan teknik yang
lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi
dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Sutrisno
(Sugioyono,
2003:203)
mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua
diantara yang terpentingh adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Setiap observasi memiliki gaya yang
berbeda-beda. Salah satu perbedaan adalah derajat
keterlibatan peneliti, baik dengan orang maupun
dalam kegiatan-kegiatan yang diamati. Menurut
Spradley (1980) terdapat 3 derajat keterlibatan yaitu
tanpa keterlibatan (no involvement) keterlibatan
rendah (low) dan keterlibatan tinggi (high). Variasi ini
tercermin dalam 5 tingkat partisipasi, yaitu non
partisipasi
(nonparticipation),
partisipasi
pasif
(passive participation), partisipasi moderat (moderate
participation), partisipasi aktif (active participation)
dan partisipasi lengkap (complete participation).
Dari segi proses pengumpulan data,
observasi dapat dibedakan menjadi participant
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
observation (observasi partisipan) dan non
participant observation. (Sugioyono, 2003:204).
Untuk lebih jelasnya mengenai pembedaan
observasi tersebut, diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi Partisipan (participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber
data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber edata, dan ikut merasakan suka dukanya.
Dengan observasi partisipan ini,maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang Nampak.
Contohnya: Dalam pengumpulan data
penelitian tindakan kelas peneliti menggunakan
teknik observasi partisipatif yaitu pengamat ikut
serta dalam proses pembelajaran bersama
dengan mitra kolaborasi dan guru pamong.
Contoh
lainnya:
dalam
penelitian
suatu
perusahaan, peneliti dapat berperan sebagai
karyawan, peneliti dapat mengamati bagaimana
perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana
semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu
karyawan dengan karyawan yang lain, hubungan
karyawan dengan supervisor dan pimpinan,
keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lainlain. Pada observasi partisipan menurut Suratno
(2010:6), peneliti mengamati aktivitas manusia,
karakteristik fisik situasi sosial, dan bagaimana
perasaan waktu menjasdi bagian dari situasi
tersebut. Selama penelitian dilapangan jenis
observasinya tidak tetap. Menurut Spradley
(1980), peneliti mulai dari observasi deskripsi
(descrivtif observations) secara luas, yaitu
berusaha melukiskan secara umum situasi sosial
dan apa yang terjadi di sana. Kemudian, setelah
perekamanan dan analisis data pertama, peneliti
menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai
melakukan
observasi
terfokus
(focused
observations). Dan akhirnya setelah dilakukan
lebih banyak lagi analisis dan observasi yang
berualang-ulang di lapangan, peneliti dapat
menyempitkan
lagi
penelitiannya
dengan
melakukan
observasi
selektif
(selective
observations). Sekalipun demikian peneliti masih
terus melakukan observasi deskriftif sampai akhir
pengumpulan data.
2. Observasi
Nonpartisipan
(nonparticipant
observation)
Dalam
observasi
nonpartisipan
penelitia tidak terlibat langsung denga orangorang yang diamati. Peneliti hanya sebagai
pengamat independen. Pengumpulan data
dengan observasi ini tidak akan mendapatkan
data yang mendalam, dan tidak sampai pada
tingkat makna atau nilai di balik perilaku yang
tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
Contohnya: “Dalam suatu tempat pengumpulan
suara
(TPS),
peneliti
dapat
mengamati
bagaimana
perilaku
masyarakat
dalam
menggunakan hak pilihnya.
Suratno (2010:8) mengemukakan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam observasi adalah
sebagai berikut: (1) Pengamat tidak mungkin dapat
mengamati segala-galanya di lapangan. (2) Dalam
melakukan catatan lapangan, kata sifat interpretative
seperti “menyenangkan”, “cantik” dan “menarik”
harus dihindari dan kata sifat diskriptif seperti warna,
pengukuran dan kesengajaan. Pada waktu mencatat
hasil observasi agar tidak mencampur adukan hasil
pengumpulan data dengan interprestasi. (3)
Kehadiran peneliti selama pengamatan hendaknya
tidak mengganggu komunitas subyek, sehingga
mereka tidak terpengaruh perilakunya.
Mencermati beberapa pendapat di atas,
tentang observasi ini dapat dikatakan bahwa
observasi yaitu pemilihan, pengubahan, pencatatan,
dan pengkodean serangkaian prilaku dan suasana
yang berkenaan dengan organisme sesuai dengan
tujuan-tujuan empiris.
Sementara pada tahap review data peneliti
melakukan uji kekerabatan setiap makna yang
muncul dari data. Disamping menyandar pada
klarifikasi data, peneliti juga memfokuskan pada
abstraksi data yang tertuang dalam bagan. Setiap
bagan yang menunjang bagan, klarifikasi kembali,
baik dengan informan di lapangan maupun melalui
diskusi dengan sejawat. apabila hasil klarifikasi
memperkuat
kesimpulan
atas
data
maka
pengumpulan untuk komponen tersebut siap
dihentikan (Suratno, 2010:8).
D. Bentuk Data Yang Disajikan
Purwanto (2008:262) mengemukakan bahwa
data yang disajikan dapat berbentuk skor,
persentase atau indeks. Bentuk data sangat
tergantung pada bentuk mana yang memberikan
manfaat maksimal kepada pembaca dalam
memahami data.
1. Skor
Data berbentuk skor merupakan data asli
hasil pengukuran. Data ini langsung diambil
berdasarkan hasil pengukuran variabel tertentu
atas responden. Pengukuran dilakukan dengan
mengubah respons yang diberikan oleh
responden atas instrument menggunakan aturan
skoring.
2. Persentase
Data dapat disajikan dalam bentuk
persentase. Skor diubah menjadi persentase
dengan cara memabagi suatu skor dengan
totalnya dan mengalikan 100. Misalnya: siswa
yang tidak lulus ujian adalah 15 orang dari 50
orang peserta ujian. Data siswa yang tidak lulus
adalah (15/50) x 100=30%.
Data dalam bentuk persentase umumnya
dipilih bila ingin diketahui posisi data diantara total
keseluruhannya. Misalnya siswa sebanyak 15
orang yang tidak lulus sangat banyak jika yang
mengikuti ujian 20 orang, sebab angka
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
219
ketidaklulusan adalah (15/20) x 100=75%. Oleh
karena maksimal kelulusan adalah 100%, dan
diketahui yang tidak lulus sebesar 75%, maka
siswa yang lulus hanya sebesar 25%.
3. Indeks
Data yang disajikan juga dapat diubah ke
dalam bentuk angka indeks. Seperti juga
penyajian data menggunakan persentase,
pengubahan ke dalam angka indeks juga
dimaksudkan untuk mengetahui nilai suatu skor
diantara keseluruhan data. Bedanya, persentase
disajikan dalam bentuk persen, sedang angka
indeks disajikan dalam bentuk bilangan decimal.
Misalnya: terdapat sebanyak 15 orang siswa tidk
lulus dalam sebuah tes yang diikuti oleh 20 orang,
maka angka ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75.
Angka indeks maksimal yaitu keadaan dimana
semua siswa lulus adalah 100, dan sebanayak
0,75 yang tidak lulus, angka indeks siswa yang
lulus 0,25.
Sementara untuk bentuk data yang disajikan
dalam penelitian kualitatif juga dapat berbentuk teks
naratif. Dalam melakukan penyajian data, selain
dapat berupa, grafik, matrik, network (jejaring kerja)
dan chart, juga dapat berupa teks yang naratif. Hal
ini dapat dilihat dalam format observasi. Format disini
adalah bentuk wajah catatan lapangan. Bermacammacam format rakaman hasil observasi telah
dikembangkan. Antara lain format dari Moleong
pada halaman berikut:
FORMAT MOLEONG
Kelas V
Tampak
SD
Jl.
CL (Catatan
Lapangan) No. 5
Siring,
Selatan
Bandung
Pengamatan Tgl
22/04/2002
Guru : Ibu Ina
Jam 10.10 – 11.45
Disusun jam 20.15
(judul) kelas yang aktif
Tanggapan Pengamat :
FORMAT OBSERVASI
TEMA OBSERVASI:
Lokasi Obyek
:
Tgl/Jam :
Jenis Obyek
:
Pengamat :
Catatan
:
Koding
Data / Hasil Pengamatan
E.
Penyajian Data Observasi dan Review
Jika data observasi telah terkumpul, tahap
berikutnya
adalah
mengorganisasikan
dan
mengelompokkan fakta dari data tersebut guna
tujuan penelitian. Tahap ini lebih banyak
berhubungan dengan pengolahan dan penataan
data. Proses pengolahan dan penataan data tersebut
dapat dilakukan dengan cara manual yang paling
sederhana sampai cara yang mengggunakan
peralatan elektronis yang mutakhir.
Cara penyajian data dapat dilakukan dengan
cara menyajikan dalam bentuk tabel dan menyajikan
dalam bentuk grafik atau diagram. Penyajian data ke
dalam bentuk tabel maupun grafik yang sesuai
biasanya
dilakukan
setelah
data
selesat
disusun/ditata. Penyajian demikian bersamaan
dengan pengukuran nilai-nilai deskriptif merupakan
proses penyederhanaan data atau informasi ke
dalam bentuk yang berguna untuk analisis.
1. Penyajian Data Tabel
Penyajian data menggunakan atabel adalah
penyusunan data untuk memudahkan membaca dan
mengalisis data. Data mentah berserakan ditata dan
diatur dalam sebuah tabel.
Berdasarkan cara penyajiannya, tabel dapat
dibagi menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut.
a. Tabel baris dan kolom
Tabel ini sebagaimana namanya,
memuat keterangan mengenai baris dan kolom.
Sebagai contoh dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1
Keadaan Perabot Ruangan Kegiatan Bermain Bebas
TK Abadi Kota Gorontalo 2014/2015
Keterangan
Jenis
Peralatan/Perab
Tidak
Kond
Ada
ot Yang Dimiliki
Ada
isi
Rak
tempat
9
mainan
Tikar/Karpet
9
Lemari tempat
Baik
9
220
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
mainan
Sapu
9
Baik
Baik
Meja
untuk
menempatkan
9
mainan
Baik
Alat
kelengkapan
9
setiap sentra
Baik
Papan/meja
9
lukis
9
Orgen/Piano
Televisi
9
Baik
Tempat sampah
9
Baik
Sumber Data: TK Abadi Kota Gorontalo, 2014
Berdasarkan data pada tabel 1 tentang
keadaan perabot ruangan kegiatan bermain
bebas di TK Abadi Kota Gorontalo, menunjukkan
adanya kesediaan beberapa jenis perabot yang
dibutuhkan misalnya dalam hal: tikar/karpet,
lemari tempat mainan, meja untuk menempatkan
mainan, alat kelengkapan setiap sentra,
papan/meja lukis, televisi, serta sapu dan tempat
sampah tersedia dalam kondisi yang baik.
Sedangkan perabotan yang tidak ada seperti: rak
tempat mainan dan orgen/piano.
b. Tabel distribusi frekuensi
Tabel ini adalaha tabel yang menyusun
distribusi datanya dalam bentuk frekuensi. Tabel
ini dibagi menjadi dua yaitu tabel distribusi
frekuensi tunggal dan bergolong. Tabel distribusi
frekuensi tunggal adalah tabel yang digunakan
untuk menyusun distribusi data dalam frekuensi
dengan distribusi
yang bersifat tunggal.
Contohnya sebagai berikut.
Tabel 2
Data Daya Serap Siswa
Frekuensi
Nilai
(Siswa)
65
6
71
4
76
6
81
2
86
2
Jumlah
20
Sementara
untuk
tabel
distribusi
frekuensi bergolong adalah tabel yang digunakan
untuk menyajikanm data dalam frekuensi dengan
distribusi data bergolong. Berikut ini contohnya
hasil pengamatan kegiatan guru dalam mengajar
dengan menggunakan metode demonstrasi
sebagai berikut.
Tabel 3
Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Guru
Kategori Juml Persen
Rentang
tase
ah
No.
Penilaia
Nilai
(%)
n
90 –
Sangat
1.
100
Baik
2.
75 – 89
Baik
6
40
3.
60 – 74
4.
40 – 59
5.
0 – 39
Jumlah
Cukup
Baik
Kurang
Baik
Tidak
Baik
Total
7
2
15
47
13
100
2. Penyajian Data Grafik
Selain disajikan dalam bentuk tabel, data
juga akan lebih informatif jika disajikan dalam bentuk
gambar/grafik. Penyajian data dalam bentuk grafik
umumnya
lebih
menarik
perhatian
dan
mengesankan. Penyajian data secara grafis
mempunyai
berbagai
fungsi.
Sebagaimana
dikemukakan Purwanto (2008:273) bahwa penyajian
data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan
data secara visual dalam sebuah gambar. Penyajian
data dalam bentuk ini lebih mudah dibaca daripada
deretan data mentah.
Grafik atau diagram seringkali digunakan
dalam iklan dengan maksud agar konsumen
memperoleh kesan yang mendalam terhadap ciri-ciri
produk yang diiklankan. Kegiatan produksi lebih
mudah dilihat dan dipelajari secara visual bila
dinyatakan dalam angka-angka dan digambarkan
secara grafis. Peta pengawasan kualitas merupakan
alat yang penting dalam melakukan pengawasan
produk maupun pengawasan proses produksi. Grafik
penjualan suatu perusahaan memberi gambaran
yang
sederhana
dan
menarik
mengenai
perkembangan hasil penjualan yang telah dicapai
oleh perusahaan yang bersangkutan. Pada
hakekatnya grafik dan tabel seyogyanya digunakan
secara bersama-sama. Penyajian data dalam grafik
lebih mudah dan menarik dibanding penyajian
dengan tabel. Selain itu, grafik dapat melukiskan
suatu peristiwa secara lebih mengesankan dan tidak
membosankan. Namun demikian, penyajian secara
grafis hanyalah bersifat aprosimatif. Angka-angka
yang pasti dan rinci tentang suatu peristiwa dimuat
dalam tabel. Oleh karena itu, analisis dan interpretasi
data umumnya dilakukan terhadap data yang
terdapat dalam tabel statistik.
Penggambaran data dalam sebuah grafik
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
jenis grafik tergantung sifat datanya. Bila data yang
hendak disajikan merupakan data nominal, maka
penyajian data menggunakan grafik berupa batang,
lambing, garis atau lingkaran. Sedang bila data
bersifat kontinum maka penyajian data biasanya
menggunakan histogram, polygon dan kurva.
a. Grafik batang
Grafik batang adalah grafik yang
menggambarkan data menggunakan batang.
Batang menunjukkan data dan ketinggiannya
menggambarkan
frekuensinya.
Contohnya
sebagai berikut.
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
221
PENGHASILAN ORANG TUA (2005)
140
120
100
3
3%
80
60
Tidak Tuntas
40
20
Tuntas
2
33%
1
2
1
64%
0
Observasi
Awal
b.
c.
d.
222
3
Siklus II
Grafik lambang
Grafik lambing adalah penyajian data
dengan menggambarkan data menggunakan
lambing dari data yang dijelaskan. Misalnya
data penduduk digambarkan dengan gambar
manusia, data hasil panen digambarkan dengan
ikatan
padi
dan
sebagainya.
Dalam
menggambarkan lambing, grafik lambing
menyertakan keterangan harga untuk tiap satu
gambar, misalnya satu gambar mobil sama
dengan 100 unit.
Grafik garis
Grafik garis sering disebut juga peta
garis (line chart) atau kurva (curve), merupakan
bentuk penyajian yang paling banyak dipakai
dalam berbagai laporan perusahaan maupun
penelitian ilmiah. Data dapat diklasifikasikan
atas ciri-ciri kronologis, geografis, kuantitatif
maupun kualitatif. Salah satu bentuk data yang
dapat diklasifikasi secara kronologis adalah data
deret berkala (time series). Sebagian besar
distribusi data dapat diklasifikasi secara
kuantitatif dalam bentuk distribusi frekuensi.
Hasil kedua cara klasifikasi tersebut dapat
digambarkan secara visual dalam bentuk kurva.
Sedangkan
data
yang
diklasifikasikann
berdasarkan geografis maupun kualitatif, jarang
digambarkan dalam bentuk kurva. Data
demikian dapat digambarkan dengan peta balok
(bar chart) atau bentuk peta lainnya.
Grafik lingkaran
Grafik lingkaran ini menarik, namun
memiliki sisi kelemahan dalam hal tujuan untuk
perbandingan
antara
sektor-sektor
yang
terdapat
dalam
lingkarannya.
Penyajian
berbagai data yang besarnya berbeda (ekstrim)
dalam diagram yang sama, merupakan suatu
prosedur yang meragukan. Mengingat lingkaran
terdiri dari 360 derajat, maka 3,6 derajat berarti
menggambarkan persentase sebesar 1%.
Contohnya sebagai berikut.
Berbeda dengan data nominal, data
kontinum tidak dapat dipisahkan lepas satu sama
lain secara ekslusif . data kontinum bersambungan
dalam sebuah skala yang bersifat kontinum. Data
kontinum ini disajika dalam bentuk histogram,
polygon, dan kurva.
a.
Histogram
Histogram adalah penyajian data
kontinum dengan menggambarkannya dengan
batang histogram. Contohnya sebagai berikut.
25
20
15
Tuntas
10
Belum tuntas
5
0
Observasi
Awal
Siklus II
Poligon
Poligon
adalah
grafik
untuk
menggambarkan data dengan menghubungkan
titik-titik tengah batang histogram.
b.
Kurva
Kurva
juga
digambarkan
denganmenghubungkan titik-titik tengah batang
histogram. Bedanya polygon berbentuk garis
patah-patah, sedang pada kurva garis-garis itu
dihaluskan.
Berdasarkan
uraian
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan melalui
kegiatan pengumpulan data harus disajikan dengan
baik sehingga memudahkan didalam membaca dan
memahami data yang disajikan, baik dengan
menggunakan tabel atau grafik. Penyajian data
menggunakan tabel atau grafik dapat dilakukan
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
dengan berbagai macam cara yaitu dapat berbentuk
tabel baris kolom atau tabel distribusi frekuensi.
Penyajian data menggunakan grafik juga dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Pada data nominal,
penyajian data dapat menggunakan grafik batang,
lambing, garis atau lingkaran. Pada data kontinum
penyajian data menggunakan histogram, polygon
atau kurva.
F.
Contoh Penyajian Data Observasi
Review
dan
Contoh data yang disajikan penulis dalam
makalah ini adalah penyajian data observasi dalam
penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul:
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fikih Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas
IX Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo”.
Subjek penelitiannya adalah siswa Kelas
IXA Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo
yang berjumlah 26 orang, yang terdiri dari 14 orang
laki-laki dan 12 orang perempuan.
Dari hasil observasi awal ditemukan bahwa
hampir keseluruhan siswa Kelas IXA Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo mengalami
kesulitan belajar pada pelajaran Fikih, yang
merupakan materi/bahan ajar, sehingga pada
akhirnya hal tersebut akan sangat mempengaruhi
hasil belajar yang diperolehnya.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata
pelajaran Fiqih di kelas IXA Madrasah Tsanawiyah
Negeri Kota Gorontalo adalah 85%, sebagai ukuran
ketuntasan individual. Dengan demikian suatu pokok
bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas
secara individual, jika siswa tersebut menmperoleh
nilai ≥ 80. Sedangkan kelas dapat dikatakan tuntas
belajarnya pada pokok bahasan atau sub pokok
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Keterangan:
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Aspek Yang Diobservasi
Membuka pertemuan pembelajaran
Membangkitkan minat, perhatian, dan
partisipasi siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi
Penjelasan materi
Penguasaan materi
Penggunaan media
Penguasaan metode mengajar
Mengaktifkan siswa
Bimbingan terhadap siswa
Pemberian umpan balik
Pengaturan waktu
Evaluasi siswa
Menyimpulkan materi
Menutup kegiatan pembelajaran
Jumlah
Rata-Rata
: SB
:B
: CB
bahasan jika mencapai ≥ 85% siswa yang telah
tuntas belajarnya.
Sebagaimana yang peneliti amati banyak
siswa Kelas IX di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota
Gorontalo yang kesulitan dalam mempraktekkan
konsep yang telah diterima terutama pada materi
“Mengurusi Jenajah”, bagaimana cara yang tepat
dan benar dalam melakukan praktek dalam
memandikan jenazah, mengafani jenazah dan
menyalatkan jenazah. Hal ini disebabkan oleh
karena kurangnya contoh, model atau media untuk
didemonstrasikan baik oleh guru atau siswa,
sehingga berdampak pada kurangnya penguasaan
siswa pada konsep yang diberikan oleh guru, sebab
salah satu dari prinsip belajar yaitu siswa mampu
menerapkan apa yang telah dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari sudah tidak terpenuhi. Adanya
kesulitan dalam mempelajari materi Fikih tersebut
berakibat pada hasil belajar yang dicapai siswa
rendah atau belum mencapai ketuntasan belajar.
Berikut ini akan dipaparkan data hasil
observasi dari kegiatan pengamatan guru dan siswa
dalam kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II
pada Mata Pelajaran Fikih melalui metode
demonstrasi di Kelas IX Madrasah Tsanawiyah
Negeri Kota Gorontalo.
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus 1
Sekolah
Negeri Kota Gorontalo
Kelas /Semester
Mata Pelajaran : Fikih
Pokok Bahasan
Waktu
: Madrasah Tsanawiyah
: IXA/2
: Mengurusi Jenajah
: 2 x 40 menit
Klasifikasi Nilai
SB
-
B
9
CB
-
KB
-
TB
-
-
-
9
-
-
-
-
9
9
2
13%
-
-
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
6
7
40%
47%
Kurang Baik
: KB
Tidak Baik
: TB
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
223
Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa
Siklus 1
Sekolah
: Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo
Kelas /Semester
: IXA/2
Mata Pelajaran : Fikih
Pokok Bahasan
: Mengurusi Jenajah
Waktu
: 2 x 40 menit
Aspek Yang Diamati
No
Nama Siswa
Menyolatkan Menyolatkan Menyolatkan
jenazah
jenazah
jenazah
1
Abd. M Tandjung
87
87
90
2
Amal Mahdang
83
81
85
3
Moh.Afandi
60
57
57
4
Moh.Arif
83
82
84
5
Moh. Amal
60
60
60
6
Moh.Rinaldi
60
60
65
7
Muh.Andi Sukri
64
60
68
8
Muh. Triyanto
83
83
83
9
Ramdan Moo
95
95
95
10
Ridwan
72
74
76
11
Rofil
82
82
80
12
Sulman
82
81
81
13
Zulkarnain
90
90
90
14
Ikhsan
38
39
38
15
Ayu Milanda
60
61
62
16
Despin
80
80
81
17
Fatimatuzzahra
91
88
95
18
Hariyati
82
81
81
19
Indriyani .K
80
80
80
20
Magfirah
83
83
83
21
Maryam
70
70
70
22
Miftahuljannah
80
80
80
23
Lasmin
60
63
62
24
Nurhatimah
80
80
80
25
Verawati
57
59
60
26
Windriyani
82
81
81
RataRata
88
83
58
83
60
62
64
83
95
74
81
81
90
81
61
80
92
81
80
83
70
80
62
80
58
81
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus II
Sekolah
: Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo
Kelas /Semester
: IXA/2
Mata Pelajaran : Fikih
Pokok Bahasan
: Mengurusi Jenajah
Waktu
: 2 x 40 menit
No
1
2
3
4
5
6
7
224
Klasifikasi Nilai
Aspek Yang Diobservasi
Membuka pertemuan pembelajaran
Membangkitkan minat, perhatian, dan
partisipasi siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi
Penjelasan materi
Penguasaan materi
Penggunaan media
-
SB
B
9
CB
-
KB
-
TB
-
-
9
-
-
-
-
9
9
9
9
9
-
-
-
-
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
-
8
9
10
11
12
13
14
15
Penguasaan metode mengajar
Mengaktifkan siswa
Bimbingan terhadap siswa
Pemberian umpan balik
Pengaturan waktu
Evaluasi siswa
Menyimpulkan materi
Menutup kegiatan pembelajaran
Jumlah
Rata-Rata
-
9
9
9
9
9
9
9
14
93%
9
1
7%
-
-
Keterangan:
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
: SB
:B
: CB
: KB
: TB
Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa
Siklus II
Sekolah
: Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo
Kelas /Semester
: IXA/2
Mata Pelajaran : Fikih
Pokok Bahasan
: Mengurusi Jenajah
Waktu
: 2 x 40 menit
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Abd. M Tandjung
Amal Mahdang
Moh.Afandi
Moh.Arif
Moh. Amal
Moh.Rinaldi
Muh.Andi Sukri
Muh. Triyanto
Ramdan Moo
Ridwan
Rofil
Sulman
Zulkarnain
Ikhsan
Ayu Milanda
Despin
Fatimatuzzahra
Hariyati
Indriyani .K
Magfirah
Maryam
Miftahuljannah
Lasmin
Nurhatimah
Verawati
Windriyani
Aspek Yang Diamati
Memandikan
Mengafani
Menyolatkan
Jenazah
jenazah
jenazah
95
93
95
85
85
96
77
77
80
90
90
90
80
80
80
85
80
94
75
80
85
80
80
95
100
100
100
86
86
88
90
90
90
80
85
95
95
98
100
85
83
85
76
75
77
85
85
95
100
100
100
82
81
81
90
90
90
92
92
93
85
84
90
90
90
95
80
80
80
80
89
90
86
86
88
80
80
80
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
RataRata
94
89
78
90
80
85
80
85
100
87
90
86
98
84
76
88
100
89
90
92
85
92
80
85
87
80
225
Cara penyajian data hasil observasi dari
kegiatan pengamatan guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II di atas,
dapat disajikan sebagai berikut.
Data pemantauan dan evaluasi terkait
dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dapat
dilihat pada aspek hasil penelitian berikut.
1) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
Kegiatan
guru
diamati
dengan
menggunakan
lembar
pengamatan
yang
berpedoman pada format penilaian yang tersedia
meliputi 15 (lima belas) aspek penilaian,
sebagaimana terlampir. Berdasarkan penilaian
pengamat diperoleh data sebagaimana nampak
pada tabel berikut ini.
Tabel 1: Hasil Pengamatan Siklus I Terhadap
Kegiatan Guru
Rentang
Nilai
Kategori
Penilaian
2.
90 –
100
75 – 89
3.
60 – 74
4.
40 – 59
5.
0 – 39
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
Tidak Baik
No.
1.
Jumlah
Total
Jum
lah
6
7
2
15
Persent
ase
(%)
40
47
13
100
Sumber Data: Olahan Data Primer dari Kegiatan
Guru Siklus 1, 2014
Berdasarkan hasil pengamatan pada
tabel di atas yang dilakukan terhadap kegiatan
guru dalam menggunakan metode demonstrasi
dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar
Fikih pada materi “Memahami
Muamalat di Luar Jual Beli”, diperoleh hasil
pengamatannya
bahwa
semua
aspek
pembelajaran tersebut di atas dilaksanakan oleh
guru dengan cukup baik. Hal ini dapat dijelaskan
dari 15 (lima belas) aspek kegiatan guru yang
diamati terdapat 7 aspek (47%) yang mendapat
penilaian dengan kategori cukup baik, 6 aspek
(40%) berada pada kategori baik. Meskipun
masih ada 2 aspek (13%) berada pada kategori
kurang baik dalam hal: pemberian umpan balik
dan pengaturan waktu yang kurang efektif sesuai
dengan alokasi waktu yang ada. Sehingga
diharapkan pada tindakan siklus berikutnya kedua
aspek ini dapat diperbaiki oleh guru dan
meningkat ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan hasil observasi selama
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I
diperoleh informasi, bahwa 1) guru kurang
maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran, 2) guru
kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
sehinga tidak semua siswa dapat melakukan
demonstrasi, 3) ruang untuk pelaksanan
226
demonstrasi terlalu sempit karena dilakukan
dalam kelas; serta 4) Sebagian media yang
digunakan sebagai alat demonstrasi belum
menyentuh pada dunia nyata, masih berupa audio
visual.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
pada siklus I ini masih terdapat kekurangan,
sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya. Hal-hal yang akan
dilakukan pada siklus selanjutnya meliputi:
(1) guru perlu lebih terampil dalam memotivasi
siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang akan
dilakukan; (2) guru perlu mengelola waktu dan
mendistribusikannya secara tepat sehingga
semua siswa dapat melakukan demonstrasi
secara baik; (3) untuk lebih efektifnya tujuan
demonstrasi maka guru perlu melaksanakan
demonstrasi di ruang terbuka dan luas di mana
pandangan dapat terarah dengan bebas pada
objek; dan (4) Media yang digunakan perlu
menggunakan sesuatu yang lebih nyata/konkrit
agar siswa bisa lebih bersemangat dalam
melakukan demonstrasi sehingga hasilnya akan
lebih maksimal.
2) Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa
Data hasil pengamatan kegiatan siswa
terkait dengan hasil belajar Fikih pada materi
“Mengurus Jenazah” yang diperoleh 26 orang
siswa Kelas IXA di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Kota Gorontalo, diperoleh dengan menggunakan
lembar pengamatan kegiatan siswa berdasarkan
3 (tiga) aspek yang diamati dapat dilihat pada
lampiran. Berdasarkan hasil analisis data,
diperoleh hasil belajar nilai rata-rata siswa pada
siklus 1 ini mengalami peningkatan yang cukup
berarti dibanding dari kegiatan pengamatan awal
sebelum dilakukan tindakan.
Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan
siklus
I
dengan
menggunakan
lembar
pengamatan kegiatan siswa terkait dengan hasil
belajar yang dicapai siswa Kelas IX\ Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo pada masingmasing aspek yang diamati diperoleh hasil belajar
sebagai berikut.
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Tabel 2: Distribusi Tes Hasil Belajar Siklus I Pada Mata Pelajaran Fikih
Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo
No
Nama Siswa
Skor
Keterangan
No
T
TT
9
14
Nama Siswa
Skor
Siswa Kelas IX Madrasah
Keterangan
T
TT
9
-
Abd. M
88
Ikhsan
81
Tandjung
9
9
2 Amal Mahdang 83
15 Ayu Milanda
61
9
9
3 Moh.Afandi
58
16 Despin
80
9
9
4 Moh.Arif
83
17 Fatimatuzzahra 92
9
9
5 Moh. Amal
60
18 Hariyati
81
9
9
6 Moh.Rinaldi
62
19 Indriyani .K
80
9
9
7 Muh.Andi Sukri 64
20 Magfirah
83
9
9
8 Muh. Triyanto
83
21 Maryam
70
9
9
9 Ramdan Moo
95
22 Miftahuljannah
80
9
9
10 Ridwan
74
23 Lasmin
62
9
9
11 Rofil
81
24 Nurhatimah
80
9
9
12 Sulman
81
25 Verawati
58
9
9
13 Zulkarnain
90
26 Windriyani
81
Jumlah
1004 8
5
Jumlah
1160 9
4
Jumlah skor
: 2164
Jumlah skor maksimal ideal
: 2600
Rata-rata skor tercapai
: 83,23
Sumber Data: Olahan Data Primer dari Kegiatan Siswa Siklus 1, 2014
Keterangan:
metode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata
T
: Tuntas
hasil belajar siswa adalah 83,23 dan
TT
: Tidak Tuntas
ketuntasan belajar mencapai 65,38% atau ada
Jumlah siswa yang tuntas
: 17 orang
17 siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar.
Jumlah siswa yang belum tuntas : 9 orang
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
Klasikal
: Belum tuntas
siklus I secara klasikal siswa belum tuntas
Berdasarkan data pada tabel 2
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥
tersebut, diperoleh data bahwa dari 26 siswa
80 hanya sebesar 65,38% lebih kecil dari
Kelas IXA Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
Gorontalo sudah terdapat 17 orang siswa yang
sebesar 85%. Sebagaimana digambarkan
tuntas dalam belajar Fikih, namun masih
dalam histogram berikut ini.
terdapat 9 orang siswa yang belum mencapai
Grafik 1:
Hasil Tes Belajar Siklus 1 Pada
ketuntasan belajar. Hal ini dapat dilihat dari
Mata Pelajaran Fikih Siswa Kelas
nilai rata-rata tes formatif yang diperoleh
IX Madrasah Tsanawiyah Negeri
meningkat dari 26,92% menjadi 83,23%
Kota Gorontalo
setelah didakan tindakan siklus 1. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabel rekapitulasi
20
hasil tes belajar siswa berikut ini.
Tabel 3: Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siklus
15
1 Pada Mata Pelajaran Fikih
10
Siswa
Kelas
IXA
Madrasah
Tuntas
Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo
5
Belum tuntas
1
No
Uraian
0
Observasi
Awal
Hasil
Siklus 1
Nilai rata-rata tes
83,23
formatif
Jumlah siswa yang
17
2
tuntas belajar
Persentase
3
65,38
ketuntasan belajar
Sumber Data: Olahan Data Primer
Kegiatan Siswa Siklus 1, 2014
1
Keterangan:
Observasi awal
dari
Dari tabel 3 di atas dapat dijelaskan
bahwa pembelajaran dengan menerapkan
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
:
7 siswa yang sudah
tuntas belajar, 19 orang
siswa yang belum tuntas
belajar
(ketuntasan
belajar 26,92%)
227
Siklus 1 : 17 siswa yang sudah tuntas belajar,
9 orang siswa yang belum
tuntas belajar (ketuntasan
belajar 65,38%)
Mencermati hasil belajar yang dicapai
siswa Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri
Kota Gorontalo pada mata pelajaran Fikih melalui
pelaksanaan tindakan siklus 1 mencapai 65,38%,
apabila
dibandingkan
dengan
indikator
keberhasilan dalam penelitian > 85%, sebagai
hasil dari penerapan metode demonstrasi, belum
mencapai target tersebut, maka penelitian
tindakan ini dilanjutkan pada kegiatan siklus II.
Selanjutnya berikut ini akan dipaparkan
hasil pengamatan kegiatan guru dan hasil
pengamatan kegiatan siswa IX Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo pada mata
pelajaran Fikih melalui pelaksanaan tindakan
siklus II sebagai berikut.
1) Hasil pengamatan kegiatan guru
Pengamatan kegiatan guru dalam
proses pembelajaran pada siklus II, sama
halnya dengan aspek yang diamati pada siklus
I. Siklus II juga mengamati 15 (lima belas)
aspek sebagaimana terlampir. Aspek tersebut
juga diamati dengan menggunakan lembar
pengamatan yang disusun untuk memantau
perkembangan dari proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Berdasarkan penilaian
oleh kolaborator, maka data tentang hasil
pengamatan kegiatan guru pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4: Hasil Pengamatan Siklus II Terhadap
Kegiatan Guru
Rentang
Nilai
Kategori
Penilaian
2.
90 –
100
75 – 89
3.
60 – 74
4.
40 – 59
5.
0 - 39
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
Tidak
Baik
No.
1.
Jumlah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
228
Juml
ah
Persenta
se
(%)
-
93
14
1
7
-
-
-
Total
100
15
Nama Siswa
Skor
Abd. M
Tandjung
Amal Mahdang
Moh.Afandi
Moh.Arif
Moh. Amal
Moh.Rinaldi
Muh.Andi Sukri
Muh. Triyanto
Keterangan
No
Sumber Data: Olahan Data Primer dari Kegiatan
Guru Siklus II, 2014
Berdasarkan
hasil
pengamatan
kegiatan guru pada siklus II diketahui bahwa
semua aspek dilaksanakan oleh guru dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari 15 (lima belas)
aspek yang dinilai terdapat 14 aspek (80%)
yang mendapat penilaian dengan kategori
baik, 1 aspek (13%) yang mendapat penilaian
cukup baik.
Berdasarkan data observasi yang
telah diperoleh pada siklus II disebutkan
bahwa (1) selama proses belajar mengajar
guru telah melaksanakan semua pembelajaran
dengan baik sesuai dengan RPP. Meskipun
ada beberapa aspek yang belum sempurna,
tetapi persentase pelaksanaannya untuk
masing-masing aspek cukup besar; (2)
berdasarkan data hasil pengamatan diketahui
bahwa siswa aktif dan semangat selama
proses belajar berlangsung; (3) kekurangan
pada siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan
dan
peningkatan
sehingga
hasilnhya menjadi lebih baik, serta (4) hasil
belajar siswa pada siklus II sudah tuntas baik
individual atau klasikal.
Pada siklus II guru telah menerapkan
metode demonstrasi dalam pembelajaran
dengan baik, dan dilihat dari aktivitas siswa
serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses
belajar mengajar sudah berjalan dengan baik,
maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak,
tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan
selanjutnya
adalah
menyempurnakan
kekurangan yang ada dan mempertahankan
apa yang telah dicapai sehingga tujuan
pembelajaran
dapat
terwujud
dengan
maksimal
2) Hasil pengamatan kegiatan siswa
Berdasarkan hasil analisis data sesuai
dengan aspek yang diamati diperoleh hasil
belajar rata-rata siswa setelah diadakan
tindakan siklus II mengalami peningkatan
sebagaimana dalam tabel berikut ini.
Tabel 5: Distribusi Tes Hasil Belajar Siklus II
Pada
Mata
Pelajaran
Fikih
Siswa
Kelas
IX
Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo
Keterangan
Nama Siswa
Skor
T
TT
T
TT
94
9
-
14
Ikhsan
84
9
-
89
78
90
80
85
80
85
9
9
9
9
9
9
9
-
15
16
17
18
19
20
21
Ayu Milanda
76
Despin
88
Fatimatuzzahra 100
Hariyati
89
Indriyani .K
90
Magfirah
92
Maryam
85
9
9
9
9
9
9
9
-
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
9
9
Ramdan Moo
100
22 Miftahuljannah
92
9
9
Ridwan
87
23 Lasmin
80
9
9
Rofil
90
24 Nurhatimah
85
9
9
Sulman
86
25 Verawati
87
9
9
Zulkarnain
98
26 Windriyani
80
Jumlah
1142 12
1
Jumlah
1312 12
1
Jumlah skor
: 2454
Jumlah skor maksimal ideal
: 2600
Rata-rata skor tercapai
: 94,38
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II
Sumber Data: Olahan Data Primer dari
ini mengalami peningkatan signifikan lebih
Kegiatan Siswa Siklus II, 2014
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
Keterangan:
belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh
adanya peningkatan kemampuan guru dalam
T
:
menerapkan metode demonstrasi sehingga
Tuntas
siswa menjadi termotivasi, antusias, aktif dan
TT
:
partisipatif dengan metode pembelajaran
Tidak Tuntas
seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam
Jumlah siswa yang tuntas
: 24 orang
memahami materi yang telah diberikan.
Jumlah siswa yang belum tuntas : 2 orang
Sebagaimana digambarkan dalam gambar
Klasikal
:
berikut ini.
Tuntas
Berdasarkan data pada tabel 5
Grafik 2: Hasil Tes Belajar Siklus II Pada Mata
tersebut, diperoleh data bahwa dari 26 siswa
Pelajaran Fikih Siswa Kelas IX
Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota
Madrasah Tsanawiyah Negeri
Gorontalo sudah terdapat 24 orang siswa yang
Kota Gorontalo
tuntas dalam belajar Fikih, sementara siswa
yang belum tuntas belajarnya tinggal 2 orang
siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
tes formatif yang diperoleh meningkat dari
25
83,23% menjadi 94,38% setelah didakan
20
tindakan siklus 1. Untuk lebih jelasnya dapat
15
dilihat dalam tabel rekapitulasi hasil tese
Tuntas
10
belajar siswa berikut ini.
Belum tuntas
5
Tabel 6: Rekapitulasi Hasil Tes Belajar
0
Siklus II Pada Mata Pelajaran Fikih
Observasi
Siklus II
Siswa
Kelas
IXA
Madrasah
Awal
Tsanawiyah Negeri Kota Gorontalo
No
Uraian
Hasil Siklus 1
Keterangan:
9
10
11
12
13
1
Nilai ratarata tes
formatif
2
Jumlah
siswa yang
tuntas
belajar
24
3
Persentase
ketuntasan
belajar
92,31
Observasi awal
94,38
:
7 siswa yang sudah
tuntas belajar, 19 orang
siswa yang belum tuntas
belajar
(ketuntasan
belajar 26,92%)
Siklus I : 17 siswa yang sudah tuntas belajar,
9 orang siswa yang belum
tuntas belajar (ketuntasan
belajar 65,38%)
dari
Siklus II : 24 siswa yang sudah tuntas belajar,
2 orang siswa yang belum
tuntas belajar (ketuntasan
belajar 92,31%)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
nilai rata-rata tes formatif sebesar 94,38 dan
dari 26 siswa telah tuntas sebanyak 24 siswa
dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Maka secara klasikal ketuntasan
belajar yang telah tercapai sebesar 92,31%
Mencermati hasil belajar yang dicapai
siswa Kelas IX MTs
AlKhaairat
Gorontalo pada mata pelajaran Fikih melalui
pelaksanaan tindakan siklus II mencapai
ketuntasan belajar 92,31%, apabila dibandingkan
dengan indikator keberhasilan dalam penelitian >
Sumber Data: Olahan Data Primer
Kegiatan Siswa Siklus II, 2014
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
229
85%, sebagai hasil dari penerapan metode
demonstrasi, sudah melampaui target ketuntasan
belajar yang ditetapkan, maka penelitian tindakan
ini tidak dilanjutkan pada kegiatan siklus III.
G. Penutup
Data yang dikumpulkan melalui kegiatan
pengumpulan data observasi harus disajikan dengan
baik sehingga memudahkan didalam membaca dan
memahami data yang disajikan, baik dengan
menggunakan tabel atau grafik. Penyajian data
sangat penting dalam observasi, karena dengan
penyajian data ini akan membantu pembaca
memahami data secara cepat dan mudah. Dengan
menyusunnya dalam bentuk yang lebih teratur, maka
data lebih mudah dianalisis atau direview untuk
ditarik kesimpulan.
Adapun beberapa saran yang dapat
dikemukakan sehubungan dengan pembahasan
yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut.
1. Dalam melakukan catatan lapangan melalui
observasi, kata sifat interpretative seperti
“menyenangkan”, “cantik” dan “menarik”. Pada
waktu mencatat hasil observasi agar tidak
mencampur adukan hasil pengumpulan data
dengan interprestasi, sehingga memudahkan di
dalam penyajian data.
2. Dalam menyajikan data observasi ke dalam
bentuk tabel atau grafik, hendaknya penampilan
dan gambaran data lebih mudah dibaca dan
dipahami. Dengan menyusunnya dalam bentuk
yang teratur maka dapat lebih mudah dianalisis
untuk ditarik kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Ferquson, G.A & Takane, Y. 1989. Statistical
Analysis in Psychology and Education. New
York: McGRaw Hill Book Company
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif
(Untuk
Psikologi
dan
Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Suratno. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
Banjarmasin: Program Pasca Sarjana Institut
Agama Islam Negeri “Antasari” Banjarmasin
230
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Download