PAPER JURNAL ONLINE MOTIF REMAJA DALAM

advertisement
PAPER JURNAL ONLINE
MOTIF REMAJA DALAM MENGUNGGAH MOMENTS DI MEDIA SOSIAL
PATH
(Studi Deskriptif Kuantitatif mengenai Motif dalam Mengunggah Moments di
Media Sosial Path di kalangan Mahasiswa FISIP UNS Solo)
Disusun Oleh:
AGHNIA MEGA SAFIRA
D0210003
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
MOTIF REMAJA DALAM MENGUNGGAH MOMENTS DI MEDIA SOSIAL
PATH
(Studi Deskriptif Kuantitatif mengenai Motif dalam Mengunggah Moments di
Media Sosial Path di kalangan Mahasiswa FISIP UNS Solo)
Aghnia Mega Safira
Prahastiwi Utari
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmo Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Untill the last semester of 2013, Indonesia is stated as the country with most
active Path user in the world. This research focused to study about message as one
of communication aspect in the phenomenon of personal motive and social motive of
teenager in uploading moments at Path social media. The research was conducted by
using quantitative research method. This study analyzed the content of moments
uploaded by teenage user at Path to found conception of motives in uploading those
moments. Unit of analysis of this research moments uploaded by path users whom
connected to researcher account, according to access possibility. The path users is
students of FISIP UNS Solo, have uploaded 1 moments a day in average. The result
of this study indicate that Diversion motives showed in 6 moments, 3 of them are
diversion from environment, routines, or problems, and 3 of them are diversion of
emotion release. Personal relationsip motives appeared in 17 moments, 8 of them
are uploader’s activity with friend, 8 of them are uploader’s expression to their
friends, and 1 mo
ment is about uploader’s similiar interest with their friends. Personal identity
motives are appeared in 39 moments, 25 of them talks about uploader’s experience
with family, friends, and personal experience, 14 moments are talks about opini and
idea in how to behave, how to seeing somene, and idea about daily activities.
Survellance motives showed in 15 moments, they are talks about political issue,
entertainment issue, disaster, sport, amd lifestyle.
Keywords : motive of media usage, social media, path, teenager
1
Pendahuluan
Dewasa ini, kemajuan teknologi membuat banyak perubahan dalam segala
aspek kehidupan manusia, termasuk dalam komunikasi, dan di dalamnya media
komunikasi. Beberapa tahun terakhir, dunia media dihadapkan pada hadirnya sebuh
fenomena baru, yakni new media.
Apakah new media ini? Terminologi ‘new’ atau baru dalam isitilah ini
menandakan adanya perbadaan atau perubahan dari media yang sebelumnya ada.
Sonia Livingstone (1999:21) menyebutkan bahwa pusat perubahan keadaan media
lama ke media baru ini, perekam video, game komputer, teleteks, camcorder dan,
yang paling ialah fokus konvergensi penyiaran, telekomunikasi, dan komputasi.
Livingstone juga menyebutkan bahwa new media mencakup televisi terrestrial, kabel
dan televisi satelit penting, komputer pribadi dan teknologi yang terkait - CD - Rom ,
Email dan Internet.
Martin Lister, dkk (2009: 10) menilai New media muncul untuk menangkap
rasa yang cukup pesat tahun 1980-an, dunia media dan komunikasi mulai terlihat
berbeda dan perbedaan ini tidak terbatas pada satu sektor atau satu unsur dunia.
Berbicara soal internet, saat ini media internet tersebut tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia. Internet memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia dalam
mengkonsumsi media. Mulai dari mencari informasi, hiburan, hingga bahkan
bersosialisasi dengan sesama manusia kini dilakukan melalui internet. Fungsi
terakhir, bersosialisasi, didukung dengan kemunculan berbagai sosial media di
internet.
Seiring dengan merebanknya tren smartphone, pengguna media sosial dikenalkan
dengan media sosial Path yang didirikan pada tahun 2010, namun mulai booming di
Indonesia pada tahun 2012. Hingga kuartal terakhir tahun 2013, Indonesia
dinyatakan sebagai negara dengan user pengguna Path paling aktif di seluruh dunia.
Seperti dilansir oleh vivanews.com, pendiri Path Davin Morin menyatakan bahwa
"Jumlah pengguna Path di sini (Indonesia) bahkan lebih besar dari Amerika Serikat.
Kurang lebih 4 juta pengguna aktif.Saat ini, Path memiliki 20 juta pengguna aktif di
2
dunia. Pengguna Path di Indonesia, menurut David Morin, menyumbang trafik Path
global dalam masa periode bulanan, dan sekitar 25 persen trafik Path dalam harian.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat lebih dari tujuh juta pengguna Path
mengaksesnya dari Indonesia.(http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/455472-indonesia--pengguna-Path-terbesar-di-dunia- diakses pada 3 Januari 2014 pukul
22.37)
Sesuatu yang menarik dari media sosial pada new media internet ini adalah
apa saja yang diunggah oleh para pengguna sehingga Indonesia bisa menjadi negara
penyumbang traffic paling besar di media sosial Path, bagaimana motif penggunaan
media social yang mendasari pengunggahan moments oleh remaja.
Pada media sosial yang digunakan oleh remaja, mereka berperan melakukan
proses message production atau produksi berita. Kegiatan produksi pesan dalam
media sosial ini juga dirumuskan oleh Panahi, Watson, dan Partridge (2012:10951102) sebagai salah satu karakteristik media sosial yaitu user generated content.
User generated content atau penciptaan konten adalah salah satu dari karakteristik
utama dari media sosial dimana pengguna tidak lagi hanya sederhana sebagai
pembaca, melainkanmereka dapat berkontribusi dalam membuat, mengedit,
memberikan komentar, anotasi, mengevaluasi, dan mendistribusikan isi asli dalam
ruang media sosial.
Dalam penelitian ini, Path dipilih juga karena bisa mempertontonkan dengan
jelas jati diri yang ditampilkan oleh pengguna. Kecenderungan pengguna untuk
mengunggah secara real time dan fasilitas interface timeline yang menampilkan
unggahan secara sequence atau berurutan merupakan keunggulan utama dari media
sosial ini.
Aspek komunikasi yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah studi
mengenai pesan dalam fenomena adanya motif mahasiswa FISIP UNS SOLO dalam
mengunggah moments di media sosial Path. Penelitian ini ingin mengetahui
bagaimana motif dengan menganalisa moments yang diungah oleh mahasiswa FISIP
UNS SOLO di media sosial Path. Aspek pesan merupakan aspek penting dalam
3
kajian ilmu komunikasi karena pesan merupakan roh terjadinya suatu proses
komunikasi. Saat terjadi suatu proses komunikasi, komunikator ingin menyampaikan
suatu pesan kepada komunikan. Begitu pula komunikan memiliki kebutuhan
mendengarkan komunikator karena ingin menangkap pesan yang disampaikan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisa konten pesan berupa
unggahan moments di Path untuk menemukan gambaran mengenai motif-motif yang
ditampilkan oleh mahasiswa FISIP UNS SOLO dalam mengunggah moments di
media sosial Path. Untuk menggambarkan motif-motif dibalik pesan tersebut,
dilakukan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kategorisasi
berdasarkan teori morif penggunaan media.
Rumusan Masalah
Apa motif-motif mahasiswa FISIP UNS SOLO dalam mengunggah moments di
media sosial Path.
Tujuan Penelitian
Mengetahui motif-motif mahasiswa FISIP UNS SOLO dalam mengunggah
moments di media sosial Path.
Tinjauan Pustaka
a. Komunikasi
Onong Uchjana Effendy (2004: 3) menyatakan bahwa komunikasi
merupakan dampak dari hubungan sosial itu sendiri. ‘Terjadinya komunikasi
adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat
paling sedikit berhubungan dengan dua orang yang saling berhubungan satu
sama lain, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social
4
interaction).
Terjadi
interaksi
sosial
disebabkan
interkomunikasi
(intercommunications).’
Pemahaman-pemahaman
mengenai
komunikasi
tersebut
kemudian
disempurnakan oleh John Fiske (2007: 8) yang menyatakan bahwa definisi
umum dari komunikasi adalah ‘interaksi sosial melalui pesan’. Fiske
mengelompokkan komunikasi ke dalam dua mahzab utama, Mazhab Proses dan
Mazhab Semiotika.
Menurut Fiske (2007: 8-9), Mazhab Proses melihat komunikasi sebagai
transmisi pesan. Fiske menekankan pada bagaimana pengirim dan penerima
mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode), dan
bagaimana seorang komunikator menggunakan saluran dan media komunikasi.
Mazhab kedua menurut Fiske (2007: 8-9) adalah mazhab semiotika yang melihat
komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Mahzab ini berhubungan
dengan bagaimana pesan atau teks berinteraksi dengan orang-orang dalam
rangka menghasilkan makna.Mazhab Semiotika menggunakan penandaan
(signification) dan memandang studi komunikasi adalah studi tentang teks dan
kebudayaan. Mahzab semiotika cenderung mempergunakan linguistik dan
subjek seni, dan memusatkan dirinya pada karya komunikasi.
Berdasarkan teori komunikasi sebagai interaksi sosial menurut Fiske ini,
penelitian ini masuk ke dalam mazhab yang kedua, mazhab semiotika. Penelitian
Motif Personal dan Motif Sosial Mahasiswa FISIP UNS SOLO
dalam
Mengunggah Moments di Media Sosial Path ini melihat komunikasi sebagai
produksi dan pertukaran makna. Penelitian ini ingin melihat bagaimana pesan
atau teks yang berupa moment sunggahan di media sosial Path berinteraksi
dengan orang-orang dalam rangka menghasilkan makna.
5
b. Produksi Pesan
Salah satu proses dalam terjadinya komunikasi adalah produksi pesan yang
dilakukan oleh komunikator untuk kelak pesan tersebut disampaikan pada
komunikan. Laswell dalam Deddy Mulyana (2007: 69) menyatakan seorang
komunikator melakukan penyandian (encode) pesan yang akan disampaikan
kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau
perasaannya ke dalam simbol yang diperkirakan akan dimengerti oleh
komunikan. Paradigma tersebut mengungkapkan bahwa seorang komunikator
memproduksi pesan untuk kemudian disampaikan pada komunikan. Penelitian
ini melihat bagaimana dan mengapa pengguna Path sebagai komunikan
membuat pesan berupa unggahan moments.
Littlejohn (1999: 101-102) memandang bahwa produksi pesan dan
penerimaan pesan mempunyai tiga masalah psikologis, yang berfokus pada
penjelasan mengenai sifat individual (trait explanation), penjelasan mengenai
keadaan (state explanation), dan penjelasan mengenai proses (process
explanation).
c. New Media
Batasan new media saat ini menurut Lani Sidharta (1996: xv-xvii)
merupakan media yang mencangkup jaringan melalui internet. Internet adalah
sumber daya informasi yang sangat luas menjangkau seisi dunia. Sumber daya
informasi tersebut sangat luas dan sangat besar sehingga tidak ada satu orang,
satu organisasi, atau satu negara yang dapat menanganinya sendiri. Internet yaitu
lebih dari sekedar jaringan komputer atau pelayanan informasi. Internet adalah
gambaran dinamis bahwa manusia yang mampu berkomunikasi secara bebas
akan memilih untuk bersikap sosial dan tidak mementingkan diri sendiri.
Komunikasi dengan menggunakan media internet secara teknis dan fisik
merupakan fenomena baru proses komunikasi yang dilakukan manusia pada
6
akhir abad ke-20 dan telah menjadi bagian yang terintegrasi dengan kehidupan
sehari-hari masyarakat.
Menurut McQuail (1994: 16), new media atau media baru berupa “perangkat
telematik yang mencakup beberapa unit, terdapat unit layar gambar (layar
televise) yang dihubungan dengan jaringan komputer. Perangkat media
elektronik baru ini mencakup beberapa sistem teknologi sistem transisi (melalui
kabel atau satelit), sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan dan pencarian
informasi, sistem penyajian gambar (dengan menggunakan kombinasi teks dan
grafik secara lentur), dan sistem pengendalian oleh komputer.”
d. Path
Path adalah sebuah media sosial yang diomotori oleh aplikasi smartphone
berbasis sistem operasi android, windows phone dan iOS.Path adalah sebuah
aplikasi jejaring sosial pada telepon pintar yang memungkinkan penggunanya
untuk berbagi gambar dan juga pesan(http://news.cnet.com/8301-13577_320022753-36.html diakses pada 25 Juni 2014 pukul 18.59)
Penggunaan dari Path ditargetkan untuk menjadi tempat tersendiri untuk
pengguna berbagi dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Dave Morin,
salah satu dari pendiri Path dan CEO dari perusahaan tersebut berkata: “Yang
menjadi visi utama kami adalah untuk membuat sebuah jejaring dengan kualitas
yang tinggi dan menjadikan pengguna nyaman untuk berkontribusi setiap
waktu”
(http://blogs.wsj.com/digits/2011/03/11/Path-gets-friendrank-and-a-
revenue-stream/?KEYWORDS=Path+social+network diakses pada 25 Juni 2014
pukul 18.50)
e. Motif Penggunaan Media
Mengacu pada pendekatan teori komunikasi massa Uses and Gratification
sebagaimana dirumuskan McQuail (2010: 423), penggunaan media tergantung
7
kepada kepuasan, kebutuhan, harapan, dan moif yang terlihat dari calon anggota
audiens. Perse dalam McQuail (2010: 423) juga menyatakan bahwa pendekatan
penggunaan media tersebut dapat diterapkan untuk mempelajari kemunculan
dari kemunculan media baru elektronik.
Renckstorf dalam McQuail (2010: 425) juga menggambarkan model pilihan
audiens ‘tindakan sosial’ dalam menggambarkan proses teori Uses and
Gratification, berdasarkan interaksi dan fenomena simbolik. Renckstorf melihat
bahwa penggunaan media didasari oleh tindakan sosial, dibentuk oleh definisi
personal akan situasi tertentu, serta diorientasikan untuk mengatasi masalahmasalah yang baru muncul di lingkungan sosial, atau dirancang untuk mengatasi
situasi-situasi dalam rutinitas sehari-hari.
Berbagai motif penggunaan media tersebut kemudian dirumuskan oleh
McQuail, Blumer, dan Brown dalam McQuail (2010: 424) sebagai A typology or
media-person interactions: Diversion, Personal relationship, Personal identity,
Surveillance.
Metodologi
Penelitian mengenai motif mengunggah moments di media sosial Path ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Objek dari penelitian ini adalah pesan
berupa moments yang diunggah oleh mahasiswa FISIP UNS SOLO pengguna media
sosial Path yang terhubung dengan akun Path peneliti untuk memungkinkan akses.
Pada periode penelitian tanggal 20 Februari – 20 Maret tersebut, mahasiswa FISIP
UNS Solo yang terhubung dengan akun Path peneliti dan aktif mengunggah
moments rata-rata satu moments setiap hari adalah sebanyak tujuh orang mahasiswa.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa dokumen
unggahan moments dalam akun media sosial Path milik masing-masing pengguna.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara record atau merekam bukti-bukti dokumen
dari media sosial Path yang menjadi objek penelitian dan studi kepustakaan
8
dilakukan untuk mendapatkan teori-teori yang mendukung analisis penelitian. Data
yang telah diperoleh peneliti dalam proses ini kemudian dikelompok-kelompokkan
dalam kategorisasi yang dibuat berdasarkan teori milik McQuail, Blumer, dan Katz
dalam McQuail (2010:424) yang dirumuskan sebagai A typology of media person
interactions.
Sajian dan Analisis Data
Karakteristik Path yang simple dan privat membuat para pengunggahnya
cenderung terang-terangan memunculkan gambaran tentang jati diri mereka. Inilah
yang membuat peneliti menjadi tertarik untuk meneliti apa dan mengapa mahasiswa,
khususnya mahasiswa FISIP UNS mengunggah posting di media sosial Path.
Apakah dengan mengunggah foto foto mereka yang terkait dengan aktivitas yang
sedang mereka lakukan di dunia nyata/offline atau mengunggah apa yang ada di
pikiran mereka saat itu terkait dengan sesuatu yang ada dalam diri mereka yang ingin
mereka cari pengungkapannya atau kepuasaan lewat menggunakan Path. Inilah yang
peneliti gali sebagai motif pengunggahan media Path.
Dalam penelitian ini digunakan konsep motif seperti yang diungkapkan oleh
McQuail, Blumer, dan Katz dalam McQuail (2010: 424) dengan 4 jenis motif dasar
yang ada dalam diri indiviu yang dicari kepuasaannya lewat pengunggahan media.
Motif-motif tersebut adalah Diversion, Personal relationship: Personal identity, dan
Surveillance.
Hasil analisis penelitian ini yang membahas mengenai apa motif mahasiswa
menggunakan media sosial Path, dengan mengacu pada teori penggolongan motif
pengunggahan media milik McQuail berdasarkan visualisasi foto yang diunggah dan
tulisan/caption yang diungkap adalah sebagai berikut:
9
1. Diversion
Diversion sebagaimana dimaksudkan oleh McQuail, Blumer, dan Katz dalam
McQuail (2010: 424) adalah pengalihan sejenak dari lingkungan, melarikan diri
dari rutinitas atau masalah-masalah, dan pelepasan bentuk-bentuk emosi. Dalam
motif diversion ini visualisasi dan caption dari foto foto yang diunggah
dikelompokan menjadi dua yaitu 1) pengalihan sejenak dari lingkungan termasuk
juga melarikan diri dari rutinitas dan 2) pelepasan bentuk bentuk emosi. Motif
diversion sendiri muncul sebanyak 6 unggahan.
Motif
Diversion
Lingkungan
merupakan
unggahan-unggahan
yang
menampilkan pengalihan sesaat dari kegiatan yang selalu dijalani sehari-hari
secara berulang-ulang maupun bentuk-bentuk pelarian dari masalah yang
dihadapi.
10
Gambar 1
Moment Melarikan Diri dari masalah yang tidak dipahami
Sumber: Posting Mira pada tanggal 9 Maret 2014
Pada gambar ini pengunggah mengunggah foto lambang acara yang sedang
diikutinya yaitu One Day National Symposium Anaphylaxis. Hal ini terlihat dari
visualisasi foto yang diunggah yang memperlihatkan foto lembaran undangan
simposium tersebut. Penegasan si pengunggah foto ini mempunyai motif
diversion lingkungan terkait melarikan diri dari hal yang tidak dia pahami terlihat
jelas dari caption yang menyertai visualisasi foto ini. Tertuliskan caption “gak
ngerti..... ngePath ajaa ”. ‘gak ngerti...’ memperlihatkan si pengunggah tidak
paham dengan isi dari simposium yang sedang dia ikuti, atau dia mungkin tidak
paham dengan materi yang sedang disampaikan oleh salah satu pemateri
simposium.
11
Penegasan motif si pengunggah ingin melarikan diri dari kondisi karena
dia tidak paham terhadap sesuatu juga diperlihatkan pada bagian ujung dari
caption yang diungkap pengunggah. Dia menambahkan emoticon  yang
memiliki arti bingung, jengkel atau juga sedih.
Jadi secara visual dan verbal terlihat bahwa si pengunggah moment ini
ketika mengunggah foto tersebut sedang melarikan diri atau mengalihkan dari
kegiatan yang dia tidak pahami.
2. Personal relationship
Personal relationship menurut McQuail, Blumer, dan Katz dalam McQuail
(2010: 424) merupakan hubungan kerekanan dan perangkat sosial. Media akan
menyediakan sumber-sumber bahasan untuk dibahas pada kehidupan nyata.
Unggahan-unggahan ini adalah gambar dari segi visual atau kata-kata dari segi
verbal yang menunjukkan aktivitas bersama teman atau informasi-informasi yang
sifatnya khusus dan personal, ditujukan pada orang-orang tertentu yang tersebut
di dalam kalimat atau dengan menggunakan fitur tagging atau mencantumkan
teman yang ada di akun media sosial Path milik mereka. Bentuk personal
relationship ini juga muncul dalam 15 moments image.
Melakukan aktivitas tertentu bersama teman-teman tertentu, kemudian
momen tersebut diabadikan dalam gambar dan diunggah ke dalam akun media
sosial Path, tentu akan menjadi suatu sumber bahasan obrolan di dunia nyata.
Berbagai aktivitas dimunculkan oleh pengunggah hingga terdapat 8 unggahan
moments dalam kategori ini.
12
Gambar 2
Moment personal relationship berpose humor bersama teman-teman
Sumber: Posting Lukas pada tanggal 14 Maret 2014
Pada Gambar 2, pengunggah mengunggah gambar dirinya (tengah) bersama
empat orang temannya, berdiri berjajar dengan tangan terkepal membentuk tinju,
seolah membentuk pose kuda-kuda. Pose ini juga dianggap menunjukkan
keberanian atau kejantanan mereka sebagai pemuda.
Bersama dengan gambar ini, pengunggah juga memberi keterangan verbal
berupa caption “jejaka petir” yang memperjelas foto yang diunggah di mana di
foto tersebut pengunggah bersama teman-temannya bergaya seolah seperti
jagoan. Dalam unggahan ini, pengunggah juga memberikan tag atau
mencantumkan teman-temannya yang ada dalam foto ini, terlihat dalam format
‘with – Gala Fauzi, Bryan, Wawan, and Miko’.
Frasa “jejaka petir” dalam keterangan verbal dan pose seolah jagoan dalam
gambar visual tersebut tentu memberikan kesan berpura-pura yang lucu dan
13
bersifat humor, yang dapat menjadi bahan pembicaraan yang lucu saat
pengunggah bertemu dan teman-temannya di dunia nyata sehingga unggahan ini
masuk ke dalam kategori personal relationship.
3. Personal Identity
Personal identity mengacu pada sebagai A typology of media-person
interactions sebagaimana dirumuskan oleh McQuail, Blumer, dan Brown dalam
McQuail (2010: 424) merupakan motif penggunaan media yang berkaitan dengan
kecakapan diri, eksplorasi realitas, dan penguatan nilai. Kecakapan diri dan
eksplorasi realitas dimunculkan sebagai pembanding pengalaman antara audiens
melalui apa yang mereka tampilkan di media, sementara penguatan nilai
dimaksud sebagai penguatan ide dan pendapat.
Kategori personal identity pengalaman ini memperlihatkan pengalaman
berupa berupa aktivitas, minat, maupun perolehan yang telah diperoleh dan ingin
ditunjukkan kepada teman-teman di akun media sosial Path. Dapat berupa
aktivitas maupun pencapaian yang ditunjukkan sebagai pembanding pengalaman
sehari-hari pengguna dengan pengguna media sosial Path lainnya. Terdapat 25
unggahan moments dalam kategori ini.
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, pengunggah sering kali melakukan
aktivitas yang terkait dengan ruang sosialisasi paling primer, yaitu keluarga.
Kategori ini menampilkan unggahan-unggahan yang menggambarkan kegiatan
pengunggah yang berkaitan dengan keluarga.
14
Gambar 3
Moment membagi pengalaman melakukan kegiatan sehari-hari bersama keluarga
Sumber: Posting Atyanta pada tanggal 23 Februari 2014
Gambar 3 merupakan gambar yang dimunculkan pengunggah berupa foto
dirinya sedang duduk memangku seorang anak bayi sambil tersenyum. Dalam
foto tersebut, pengunggah terlihat senang, ditunjukkan dari ekspresi senyum yang
diperlihatkan sambil memandang seorang bayi tersebut.
Lebih lanjut mengapa pengunggah memunculkan gambar ini dapat dilihat
melalui aspek verbal berupa caption “Dipipisin sama di-pup-in Adam. ini om dek
bukan jamban :’)” ‘...Adam’ mengacu pada sang bayi yang tengah duduk di
pangkuan pengunggah. ‘Dipipisin sama di-pup-in Adam...’ menceritakan
pengalaman yang dialami oleh pengunggah saat ia bersama keponakannya.
Hubungan keluarga paman-keponakan juga diperlihatkan pengunggah melalui
15
kata-kata ‘...ini om dek...’ Lebih lanjut, pengguna juga menegaskan hubungan
paman-keponakan ini dengan kata-kata bernada humor ‘...ini om dek bukan
jamban...’ Pengguna juga memberikan emoticon ‘ :’) ‘ yang dapat diartikan
menangis sambil tersenyum atau terharu.
Jadi secara visual dan verbal terlihat bahwa si pengunggah moment ini ingin
membagi pengalaman kebersamaannya bersama keluarga.
4. Surveillance
Surveillance mengacu pada sebagai A typology of media-person interactions
sebagaimana dirumuskan oleh McQuail, Blumer, dan Brown dalam McQuail
(2010: 424) dimaknai sebagai bentuk-bentuk pembaharuan informasi dimaknai
sebagai bentuk-bentuk audiens memperbaharui diri dengan informasi yang
beredar di dunia. Alat ukur dari motif ini adalah kategorisasi Surveillence,
dimana kategorisasi ini memuat unggahan yang menggambarkan bentuk
mahasiswa pengguna untuk tetap update dengan informasi yang beredar.
Unggahan-unggahan yang masuk ke dalam kategori ini menyampaikan
informasi tertentu yang sifatnya umum dan dapat ditujukan kepada siapa saja,
tidak terbatas pada orang-perorangan tertentu. Bentuk Surveillance ini juga
muncul dalam 15 moments image.
16
Gambar 4
Moment surveillance terkait isu pemilihan presiden
Sumber: Posting Prita pada tanggal 17 Maret 2014
Gambar 4 menampilkan foto seorang politikus Abu Rizal Bakrie yang turut
serta dalam kancah bursa pemilihan presiden. Abu Rizal Bakrie sendiri maju
sebagai calon wakil presiden 2014-2019, bersama Prabowo Subianto melawan
pasangan Jokowi – Jusuf Kalla. Abu Rizal Bakrie ini juga meupakan pengusaha
pemilik saham media sosial path. Dalam unggahan yang ditampilkan pengunggah
pada Gambar 4, terlihat gambar Abu Rizal Bakrie sedang berpidato di depan mic.
Sesuatu yang menarik dari gambar ini adalah copy yang ditambahkan pada
gambar berupa kata-kata “KALAU KALIAN PILIH JOKOWI.. SAYA TUTUP
PATH!!” Unggahan ini adalah salah satu unggahan yang beredar di media sosial
17
pada masa pemilihan presiden, menjadikan Abu Rizal Bakrie sebagai pemilik
saham path sekaligus lawan politik Jokowi – JK sebagai bahasannya.
Pada
caption,
pengunggah
menulis
“hahaha
yakaliiiii”
‘hahaha...’
merupakan ekspresi tertawa karena mengahadapi sesuatu yang kocak atau lucu.
Sedangkan kata ‘yakaliiiii’ merupakan kata-kata yang digunakan untuk
mengomentari sesuatu yangtidak masuk akal atau dinilai pengunggah tidak
mungkin terjadi.
Dari segi gambar visual maupun verbal lewat caption, terlihat bahwa
pengunggah menampilkan unggahan yang membawa isu politik yang saat itu
sedang hangat, walaupun tetap menggunakan kesan-kesan humor.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis data yang dilakukan penulis terhadap
unggahan moments mahasiswa FISIP UNS SOLO di media sosial Path, maka dalam
bab kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah motif-motif mahasiswa FISIP UNS
SOLO dalam mengunggah moments di media sosial Path adalah:
1. Diversion sebanyak 6 moments, 3 moments berupa Diversion melarikan diri
dari lingkungan, rutinitas, atau masalah-masalah, dan 3 moments lainnya
berupa Diversion pelepasan bentuk emosi.
2. Personal Relationship sebanyak 17 moments, 8 moments menampilkan
aktivitas pengunggah bersama teman, 8 moments menampilkan ungkapan
pada teman, dan 1 moments menampilkan minat yang sama dengan teman.
Semua unggahan dalam kategori personal relationship dapat menjadi sumber
bahasan apabila pengunggah bertamu dengan teman di dunia nyata.
3. Personal Identity sebanyak 39 moments, 25 moments merupakan pengalaman
berkait keluarga, teman, dan pengalaman personal, 14 moments berupa
pendapat dan ide mengenai cara bersikap, cara memandang seseorang, dan
ide mengenai kehidupan sehari-hari. Baik pengalaman maupun pendapat dan
18
ide ini merupakan hal yang ingin dibagi ke media sosial Path sebagai
pembanding dengan pengalaman pengguna lain.
4. Surveillance sebanyak 15 moments, terkait menampilkan informasi seputar
isu dunia politik, dunia hiburan, musibah kecelakaan, dunia olahraga, dan
gaya hidup yang ingin dibagi pengunggah pada teman-temannya ke media
sosial Path sehubungan dengan hal-hal yang hangat atau populer pada saat
itu.
Saran
Melalui penelitian pada mahasiswa FISIP UNS SOLO mengenai motif
mengunggah moment dalam media sosial Path, terdapat saran sebagai berikut:
1. Bagi orang tua mahasiswa FISIP UNS SOLO pengguna media sosial Path
Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa motif pengunggah menampilkan
moments di media sosial path banyak berkaitan dengan teman-teman sebaya.
Penting bagi orang tua dan keluarga untuk memperhatikan lingkungan
pergaulan pengunggah.
2. Bagi mahasiswa FISIP UNS SOLO pengguna media sosial Path
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua moments yang
diunggah sesuai dengan nilai-nilai kebenaran dan kesopanan. Terdapat pula
unggahan-unggahan yang mengandung kekerasan atau kata-kata umpatan.
Penting bagi diri mahasiswa FISIP UNS Solo untuk memahami mana yang
baik dan mana yang benar untuk diambil pelajaran baik dan keuntungan
menggunakan media sosial Path, dan membuang hal-hal buruk yang didapat
dari media sosial ini.
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. (2004). Ilmu Komunikasi teori dan Praktek. Bandung : PT
Mahasiswa FISIP UNS SOLO Rosada Karya.
19
Fiske, John. (2007). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar
Paling
Komprehensif. Yogyakarta : Jalasutra
Lister, Martin, dkk. (2009). “New media : a Critical Introduction”. London:
Routledge
Littlejohn, Stephen W. (1999). Theories of Human Communication. Sixth Edition.
USA: Wadsworth Publishing Company
Livingstone, Sonia. (1999). New media, new audiences?. New media and Society,
vol.1, no 1. hal 59-66.
Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Panahi, Sirous, Watson, Jason and Partridge, Helen. (2012). Social Media and Tacit
Knowledge Sharing: Developing a Conceptual Model. World Academy of
Science Journal. Hal 1095-1102
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/455472--indonesia--pengguna-Pathterbesar-di-dunia- (diakses pada 3 Januari 2014 pukul 22.37)
http://blogs.wsj.com/digits/2011/03/11/Path-gets-friendrank-and-a-revenuestream/?KEYWORDS=Path+social+network diakses pada 25 Juni 2014
pukul 18.50
20
Download