analisis kualitas pelayanan - MMT – ITS

advertisement
B-8-1
PENDEKATAN MODEL EKONOMETRI UNTUK PERAMALAN
KEBUTUHAN LISTRIK PERIODE 2005 – 2015
DI WILAYAH MALANG
* Diah Tri Wahyuni, Udisubakti Ciptomulyono, Nurhadi Siswanto
* Program Studi Magister – Manajemen Operasional
Jurusan Teknik Industri – Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ABSTRAK
Kebutuhan akan tenaga listrik di suatu daerah terus meningkat dari waktu ke
waktu sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di
daerah tersebut. Dinamika konsumsi energi listrik juga dapat digunakan sebagai
indikator kecenderungan kemana perkembangan dari sektor atau daerah tersebut
bergerak. Semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik ini tentunya harus
diantisipasi dengan menyediakan sistem kelistrikan yang lebih memadai baik jumlah
maupun kualitasnya di masa-masa yang akan datang. Dengan demikian dalam sistem
ketenagalistrikan sangat dibutuhkan peramalan (prakirakan) dengan baik untuk
mengetahui kebutuhan tenaga listrik dalam kurun waktu tertentu baik itu jangka pendek,
jangka menengah ataupun jangka panjang dan kebutuhan beban puncak untuk
mengurangi ketidakpastian lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan energi listrik di masa
mendatang, dan variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi kebutuhan tersebut
secara menyeluruh ataupun berdasarkan sektor-sektor yang ada. Dalam melakukan
peramalan kebutuhan energi listrik menggunakan pendekatan metode ekonometri
dengan mengelompokkan pelanggan menjadi 4 (empat) sektor yaitu sektor rumah
tangga, publik dan komersial, hotel, dan industri. Model ekonometri yang digunakan
untuk peramalan merupakan pengembangkan model peramalan DKL 3.0. dengan
menambahkan variabel jumlah pelanggan persektor dan harga listrik persektor. Yang
kemudian dilakukan pengujian dengan metode statistik antara lain uji distribusi data
dengan uji non parametik kolmogorov-smirnov, uji F, R2 untuk memperoleh hasil
regresi yang terbaik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perkiraan kebutuhan energi listrik
persektor dengan menerapkan dua skenario periode 2005 sampai dengan 2015,
perkiraan daya terpasang persektor, laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik dan daya
terpasang. Untuk 10 tahun mendatang kebutuhan energi listrik setiap sektor mengalami
kenaikan rata-rata adalah sektor rumah tangga 3,76% pertahun, komersial 11,01%
pertahun, publik 12,62% pertahun, dan industri 2,05% pertahun. Kenaikan tersebut
mengikuti kenaikan daya terpasang persektor, PDRB persektor dan jumlah pelanggan.
Sedangkan untuk daya terpasang mengalami kenaikan rata-rata adalah sektor rumah
tangga 4,46% pertahun, komersial 13,64% pertahun, publik 6,22% pertahun, dan
industri 1,72% pertahun. Kenaikan tersebut mengikuti kenaikan PDRB persektor dan
jumlah pelanggan.
Kata kunci : Kebutuhan energi listrik, model ekonometri, model DKL 3.0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-2
PENDAHULUAN
Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok. Hampir semua kegiatan, baik
rumah tangga, industri, dunia usaha, dan ruang publik seperti jalan raya membutuhkan
energi listrik. Indikator perkembangan suatu daerah itu dapat dianalisa melalui pola
konsumsi kebutuhan primernya, dalam hal ini adalah energi listrik. Kebutuhan akan
tenaga listrik di suatu daerah terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan
meningkatnya kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.
Semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik ini tentunya harus
diantisipasi dengan menyediakan sistem kelistrikan yang lebih memadai baik jumlah
maupun kualitasnya di masa-masa yang akan datang. Namun pembangunan dan
pengembangan sistem ketenagalistrikan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak
sedikit.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di suatu daerah perlu dibuat suatu rencana,
yaitu suatu rangkaian kegiatan-kegiatan atau suatu proses yang akan menetapkan
kebutuhan pada suatu saat diwaktu yang akan datang. Satu hal yang penting dalam
kaitannya dengan perencanaan pembangunan sistem kelistrikan adalah prakiraan
kebutuhan listrik maupun prakiraan beban listrik yang diperoleh dengan melihat
berbagai faktor tersebut diatas. Keadaan dan kegiatan atau kejadian-kejadian dimasa
mendatang tidaklah selalu tepat sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu
diadakan suatu proses peramalan (forecasting) kebutuhan energi listrik. Peramalan di
bidang tenaga listrik adalah merupakan dasar dari perencanaan ketenagalistrikan
(Sarindat, 1986).
Kebutuhan energi listrik banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tak terduga,
sehingga sulit diperoleh sesuatu yang pasti di masa mendatang. Namun demikian
ketepatan ramalan sangat diharapkan, hasil ramalan yang baik adalah mendekati
kebutuhan yang sebenarnya serta dapat disajikan sesuai waktu yang ditentukan. Dengan
demikian dalam sistem ketenagalistrikan sangat dibutuhkan peramalan (prakirakan)
dengan baik untuk mengetahui kebutuhan tenaga listrik dalam kurun waktu tertentu baik
itu jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang dan kebutuhan beban
puncak untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan Energi Listrik
Energi listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari
yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan.
Tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan
sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi
suatu daerah dapat dilihat dari peningkatan PDRB, yang pada dasarnya mempunyai
kaitan yang sangat erat dengan penyediaan energi. Dimana semakin meningkatnya
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah maka mencerminkan
peningkatan produksi barang dan jasa didaerah tersebut, sedangkan konsumsi listrik
(kWh per kapita) akan menyatakan tingkat elektrifikasi yang telah dicapai.
Tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta
harga yang terjangkau merupakan penggerak utama sarana produksi sehingga dapat
mendorong laju pembangunan diberbagai sektor yang lain seperti sektor industri,
transportasi dan lain sebagainya. Pesatnya pembangunan diberbagai sektor di Jawa
Timur berakibat pada pertumbuhan energi listrik yang dibutuhkan. Pola pertumbuhan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-3
kebutuhan energi listrik dapat mengikuti suatu pola atau trend tertentu, apabila semakin
naik trendnya maka untuk mengantisipasinya diperlukan perencanaan penyediaan
tenaga listrik yang diwujudkan dalam berbagai sarana dan prasarana kelistrikan.
Metode Ekonometri
Ekonometrika merupakan suatu analisis kuantitatif dari fenomena ekonomi yang
aktual berdasarkan pada pengembangan bersama dari teori dan pengamatan, yang
dihubungkan dengan metode-metode penarikan kesimpulan yang sesuai, melalui
beberapa langkah yaitu menspesifikasikan model ekonomi, dalam arti menerjemahkan
hubungan ekonomi yang ada berdasarkan konsep-konsep dan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam teori ekonomi ke dalam fungsi matematis. Kemudian model ekonomi
diubah menjadi model ekonometrika, setelah itu model ekonometri ditaksir berdasarkan
data ekonomi dengan memanfaatkan teori serta metode statistik yang relevan.
Selanjutnya penaksir parameter-parameter yang diperoleh diuji secara statistik dan
kebenarannya apakah sesuai atau tidak dengan konsep dan ketentuan yang ada dalam
teori ekonomi. Adapun tujuan dari ekonometrika (Lains, 2003) antara lain:
 Untuk memberikan kontribusi dalam membuat prediksi atau peramalan.
 Untuk dapat memberikan sumbangan kepada pembuat kebijaksanaan atau
mengambil keputusan yang lebih tepat serta mengevaluasi kebijaksanaan yang telah
ada.
Peramalan Dengan Model Ekonometrik
Model ekonometrik dibuat untuk mendapatkan pengetahuan tentang koefisien
persamaan bentuk struktural dan membuat peramalan variabel endogen terkondisikan
dengan asumsi-asumsi tertentu yang diberikan pada variabel eksogen (Susetyo, 1993).
Dalam pemodelan ekonometrik peramalan yang dilakukan meliputi variabel endogen
dan variabel eksogen.
Peramalan Variabel Endogen
Peramalan variabel endogen dilakukan dengan memasukkan nilai variabelvariabel eksogen maupun endogen yang telah diketahui pada persamaan. Untuk
persamaan dalam bentuk sederhana, peramalan variabel endogen berdasarkan masukan
nilai dari variabel yang telah ditentukan (predetermined variables) setelah parameterparameter dari persamaan tersebut diketahui. Sedangkan untuk persamaan struktural
dimana variabel tak bebas (endogen) yang merupakan fungsi dari variabel eksogen dan
variabel endogen, maka peramalan variabel endogen dilakukan dengan memasukkan
kedua variabel tersebut secara bersama sesuai dengan fungsinya. Variabel endogen lain
yang nilainya dimasukkan untuk meramalkan suatu variabel endogen diperoleh dari
persamaan tersendiri atau berupa variabel beda, dimana nilainya diketahui sebelumnya
(periode t-1) akan dimasukkan pada persamaan periode t.
Peramalan Variabel Eksogen
Peramalan untuk memperkirakan besarnya variabel eksogen di periode yang
akan datang. Ada beberapa jenis peramalan yaitu model kualitatif dan model kuantitatif.
Dalam model kualitatif peramalan dilakukan dengan tidak memerlukan perhitungan
secara matematis. Oleh karena itu metode ini bersifat tidak ilmiah, sangat subyektif dan
tidak bisa diikuti secara matematis. Dengan menggunakan metode ini maka masalah
peramalan dapat dilakukan dengan cepat, murah dan tanpa data. Sedangkan model
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-4
kuantitatif adalah suatu metode peramalan yang menggunakan analisa-analisa statistik.
Metode ini mencoba mencari suatu fungsi yang representatif terhadap masa lalunya.
Untuk melakukan peramalan yang baik, proses peramalan harus mengikuti prosedur
sebagai berikut:
 Mendefinisikan tujuan peramalan, variabel yang akan diramal serta selang waktu
peramalannya.
 Membuat diagram pencar, data yang ada sebaiknya diplot dalam suatu diagram
pencar. Pembuatan diagram ini berguna agar data yang diplot terlihat polanya.
 Memilih beberapa metode peramalan yang tepat.
 Menghitung ramalan dan kesalahannya.
 Memilih metode peramalannya, pemilihan dilakukan dengan melihat nilai kesalahan
masing-masing metode. Metode dengan kesalahan terkecil yang lebih baik dipilih.
Suatu metode peramalan dikatakan baik bila nilai kesalahan yang dihasilkan kecil.
Karena semakin kecil nilai kesalahannya maka semakin besar kemungkinan hasil
peramalan mendekati pola masa lalunya.
HASIL DAN ANALISA
Hasil
Persamaan yang dihasilkan dari penggunaan metode kuadrat terkecil dua tahap
dinamakan persamaan struktural, perhitungan dengan metode tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
PKETt
PKERTt
R2
PDTRTt
R2
PJPRTt
R2
PKEKOMt
= PKERTt + PKEKOMt + PKEPUBt + PKEINDt
= 58,97 + 1,66 PDTRTt + 0,000055 PPDRBt – 0,00039 PJPRTt
= 0,9724
F = 94,93
= - 28,805 + 0,000123 PPDRBt + 0,000525 PJPRTt
= 0,96177
F = 101,626
= 433812,61 + 0,0863 PPDRBt – 0,05745 PJMRTt
= 0,7616 F
= 13,778
= - 41,039 + 2,144 PDTKOMt + 0,00000024 PPDRBt + 0,00052
PJPKOMt
2
= 0,94234 F
= 44, 581
R
PDTKOMt = 18,253 + 0,0000051 PPDRBt + 0,0011 PJPKOMt
= 0,97366 F
= 148, 872
R2
PKEPUBt = - 24,233 + 8,1595 PDTPUBt + 0,0000069 PPDRBt - 0,01699 PJPPUBt
= 0,97094 F
= 90, 11
R2
PDTPUBt = 2,882 + 0,00000065 PPDRBt + 0,0026 PJPPUBt
= 0,99774 F
= 1769,52
R2
PKEINDt = 44,578 – 1,932 PDTINDt - 0,00000103 PPDRBt + 0,407 PJPINDt
= 0,86375 F
= 17,91
R2
PDTINDt = 16,954 - 0,0000033 PPDRBt + 0,0976 PJPINDt
= 0,71177 F
= 10,878
R2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-5
Keterangan:
KELRT
: Kebutuhan Energi Listrik
Rumah Tangga
DTRT
: Daya Terpasang Rumah
Tangga
PDRB RT
: PDRB Rumah Tangga
JMRT
: Jumlah Rumah Tangga
JPRT
: Jumlah Pelanggan Rumah
Tangga
KEKOM
: Kebutuhan Energi Listrik
Komersial
DTKOM
: Daya Terpasang Komersial
PDRB KOM : PDRB Komersial
JPKOM
: Jumlah Pelanggan Komersial
KEPUB
: Kebutuhan Energi Listrik
Publik
DTPUB
: Daya Terpasang Publik
PDRB PUB : PDRB Publik
JPPUB
: Jumlah Pelanggan Publik
KEIND
: Kebutuhan Energi Listrik
Industri
DTIND
: Daya Terpasang Industri
PDRB IND : PDRB Industri
JPIND
: Jumlah Pelanggan Industri
Persamaan diatas dapat digunakan untuk meramalkan variabel endogen,
sedangkan peramalan variabel eksogen dilakukan menggunakan metode time series
dengan ketentuan memilih nilai MSE yang terkecil dari 100.000 iterasi dalam program
forecaster XL, berikut hasil dari peramalan variabel eksogen yang selanjutnya akan
digunakan untuk peramalan variabel endogen.
Tabel 3.1 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Rumah Tangga
Tahun
Daya Terpasang
Rumah Tangga
PDRB Rumah
Tangga (jutaan
rupiah)
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
431,89
448,88
454,83
470,13
476,88
488,67
504,26
514,11
530,03
534,05
539,24
541,23
1.698.789,69
1.796.949,52
2.384.879,61
2.584.939,77
3.032.739,65
3.388.724,36
3.781.535,66
4.215.759,87
4.537.534,50
4.735.064,07
5.170.404,26
5.558.589,13
Jumlah
Jumlah Rumah
Pelanggan
Tangga
Rumah Tangga
614.459,89
630.844,88
647.659,93
664.920,98
682.639,80
700.833,79
719.516,21
738.694,04
758.378,54
776.103,57
798.179,02
816.465,69
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
807.121,86
807.450,96
808.001,21
808.121,95
808.804,93
809.105,32
809.620,83
809.672,04
809.701,44
809.830,46
810.001,20
810.026,46
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-6
Tabel 3.2 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Komersial
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Daya Terpasang PDRB Komersial
Komersial
(juataan rupiah)
75,70
84,00
90,89
98,77
109,75
117,03
127,71
139,81
152,00
170,90
187,48
200,17
5.389.720,92
5.961.167,58
6.590.546,83
7.794.752,59
8.370.374,32
10.953.912,46
13.751.055,26
18.165.572,56
25.206.487,57
29.241.638,92
35.242.614,90
42.256.637,54
Jumlah
Pelanggan
Komersial
24.305,80
26.350,64
28.630,12
31.098,85
33.781,34
36.690,30
39.840,74
43.271,28
46.992,07
48.961,87
51.301,06
53.003,69
Tabel 3.3 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Publik
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Daya Terpasang PDRB Publik
Jumlah
Publik
(juataan rupiah) Pelanggan Publik
44,70
45,90
47,60
50,70
56,70
60,20
63,00
65,90
72,58
81,73
90,78
97,14
2.648.005,71
3.843.393,60
4.768.298,24
4.961.601,67
5.097.965,21
5.182.220,21
5.497.938,57
7.470.095,20
7.707.996,18
8.108.989,01
8.709.259,90
9.171.183,91
16.091,39
17.094,54
18.149,28
19.269,65
20.462,05
21.729,13
23.076,22
24.500,72
26.014,31
27.083,65
29.119,37
31.271,40
Tabel 3.4 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Industri
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Daya Terpasang PDRB Industri
Industri
(juataan rupiah)
130,80
132,00
134,70
136,40
138,77
141,06
143,78
145,93
147,37
149,95
151,68
153,28
5.184.673,38
5.213.738,87
5.219.702,46
5.424.287,93
5.489.022,48
5.678.336,20
5.769.937,81
5.855.297,92
5.974.061,57
6.055.219,16
6.134.880,73
6.205.477,59
Jumlah
Pelanggan
Industri
1.308,47
1.334,65
1.354,87
1.382,77
1.410,66
1.431,94
1.458,87
1.484,09
1.510,65
1.523,31
1.556,75
1.612,55
Hasil dari peramalan variabel eksogen akan digunakan untuk meramalkan
variabel endogen.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-7
Tabel 3.5 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Rumah Tangga
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kebutuhan
Jumlah
Daya Terpasang
Energi Listrik
Pelanggan
Rumah Tangga
Rumah Tangga
Rumah Tangga
629,70
656,91
692,57
722,24
751,15
783,22
823,41
856,17
892,62
903,24
927,19
944,71
382,61
396,20
422,66
439,45
462,92
484,35
507,05
531,16
552,72
569,76
595,85
618,17
534.049,01
542.501,30
593.208,05
610.466,31
649.072,20
679.776,42
713.646,42
751.117,03
778.884,49
795.923,88
833.483,93
866.982,83
Tabel 3.6 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Komersial
Tahun
Kebutuhan Energi
Listrik Komersial
Daya Terpasang
Komersial
2004
135.19
72.48
2005
2006
2007
2008
154.19
170.30
188.77
213.84
77.64
83.36
92.21
98.10
2009
2010
231.58
256.79
114.48
132.21
2011
2012
285.57
315.33
158.50
198.50
2013
2014
2015
357.85
396.05
425.83
221.24
254.42
292.07
Tabel 3.7 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Publik
Tahun
Kebutuhan Energi
Listrik Publik
Daya Terpasang
Publik
2004
85.38
46.44
2005
86.37
49.83
2006
88.70
53.17
2007
96.30
56.21
2008
125.94
59.40
2009
133.55
62.75
2010
135.69
66.45
2011
148.75
71.44
2012
179.19
75.53
2013
238.44
78.57
2014
281.84
84.25
2015
300.36
90.15
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-8
Tabel 3.8 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Industri
Tahun
Kebutuhan Energi
Listrik Industri
Daya Terpasang
Industri
2004
319.08
127.551
2005
327.39
130.010
2006
330.39
131.964
2007
338.26
134.013
2008
2009
344.96
349.00
136.521
137.973
2010
354.61
140.299
2011
360.64
142.479
2012
368.55
144.679
2013
368.63
145.647
2014
378.80
148.647
2015
398.37
153.861
ANALISA
Pelanggan Rumah Tangga
Tabel 3.9 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Rumah Tangga Dengan 2
Skenario
Tahun
Skenario 1
Skenario 2
2004
629,70
579,26
2005
656,91
603,91
2006
692,57
660,40
2007
722,24
692,55
2008
751,15
741,08
2009
783,22
784,25
2010
823,41
830,34
2011
856,17
879,62
2012
892,62
922,28
2013
903,24
954,78
2014
927,19
1.007,39
2015
944,71
1.052,72
Berdasarkan tabel diatas rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik untuk
skenario 1 sebesar 3,76% sedangkan untuk skenario 2 sebasar 5,59% yang ditunjukkan
pada gambar 3.1.
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00
200,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Skenario 1
Skenario 2
Gambar 3.1 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Rumah Tangga
Dengan 2 Skenario
Dari hasil perhitungan juga diperoleh perkiraan daya terpasang rumah tangga
dalam 10 tahun kedepan. Dalam pengembangkan model ekonometrik mengasumsikan
bahwa daya terpasang rumah tangga merupakan fungsi dari PDRB rumah tangga dan
jumlah pelanggan rumah tangga, berikut hasil peramalan daya terpasang rumah tangga
(tabel 3.10).
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-9
Tabel 3.10 Hasil Perkiraan Daya Terpasang (MVA) Rumah Tangga
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
PDRB Rumah
Jumlah Pelanggan
Tangga (jutaan
Rumah Tangga
rupiah)
1.698.789,69
614.459,89
1.796.949,52
630.844,88
2.384.879,61
647.659,93
2.584.939,77
664.920,98
3.032.739,65
682.639,80
3.388.724,36
700.833,79
3.781.535,66
719.516,21
4.215.759,87
738.694,04
4.537.534,50
758.378,54
4.735.064,07
776.103,57
5.170.404,26
798.179,02
5.558.589,13
816.465,69
PDTRT
(Perkiraan)
503,08
523,77
605,03
638,74
703,21
756,62
814,83
878,39
928,37
962,01
1.027,23
1.084,66
Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan daya
terpasang rumah tangga adalah 7,8%, yang dipengaruhi oleh PDRB rumah tangga
dengan laju pertumbuhannya 11,61 dan jumlah pelanggan rumah tangga dengan laju
pertumbuhannya 2,62%.
3.2.2 Analisa Pelanggan Komersial
Tabel 3.11 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik Komersial (GWh)
Dengan 2 Skenario
Tahun
Skenario 1
Skenario 2
2004
135,19
128,28
2005
154,19
140,56
2006
170,30
154,15
2007
188,77
174,71
2008
213,84
188,87
2009
231,58
226,11
2010
256,79
266,43
2011
285,57
325,64
2012
315,33
415,02
2013
357,85
465,79
2014
396,05
539,58
2015
425,83
622,85
Rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik komersial untuk skenario 1
adalah 11,01% dan skenario 2 sebesar 15,58% dari hasil tersebut menunjukkan adanya
perbedaan dengan menggunakan kedua skenario tersebut (gambar 3.2).
700,00
600,00
500,00
400,00
300,00
200,00
100,00
0,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Skenario 1
Skenario 2
Gambar 3.2 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Komersial
Dengan 2 Skenario
Tabel 3.12 Hasil Perkiraan Daya Terpasang (MVA) Komersial
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
PDRB Komersial
(juataan rupiah)
5.389.720,92
5.961.167,58
6.590.546,83
7.794.752,59
8.370.374,32
10.953.912,46
13.751.055,26
18.165.572,56
25.206.487,57
29.241.638,92
35.242.614,90
42.256.637,54
Jumlah Pelanggan
Komersial
24.305,80
26.350,64
28.630,12
31.098,85
33.781,34
36.690,30
39.840,74
43.271,28
46.992,07
48.961,87
51.301,06
53.003,69
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
PDTKOM
(Perkiraan)
72,48
77,64
83,36
92,21
98,10
114,48
132,21
158,50
198,50
221,24
254,42
292,07
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-10
Selain meramalkan kebutuhan energi listrik komersial pengembanggan model
ekonometrik juga meramalkan daya terpasang komersial. Pada tabel 3.12 ditunjukkan
bahwa daya terpasang komersial mengalami peningkatan begitu juga dengan variabelvariabel yang mempengaruhinya. Laju pertumbuhannya adalah sebagai berikut untuk
daya terpasang laju pertumbuhannya sebesar 13,64% , variabel-variabel yang
mempengaruhi sebesar 20,96% untuk PDRB komersial dan 7,36% untuk jumlah
pelanggan komersial.
3.2.3 Analisa Pelanggan Publik
Tabel 3.13 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Publik Dengan 2 Skenario
Tahun
Skenario 1
Skenario 2
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
85,38
86,37
88,70
96,30 125,94 133,55 135,69 148,75 179,19 238,44
99,58 118,41 134,15 141,24 147,94 154,32 163,87 193,95 203,25 212,66
2014
281,84
228,59
2015
300,36
243,32
Perbedaan kedua skenario tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan kebutuhan
energi listrik publik yaitu untuk skenario 1 rata-rata pertumbuhannya sebesar 12,62%
sedangkan rata-rata pertumbuhan skenario 2 sebesar 8,5%, hal tersebut ditunjukkan
pada gambar 3.3.
350,00
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
0,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Skenario 1
Skenario 2
Gambar 3.3 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Publik
Dengan 2 Skenario
Daya terpasang publik selain sebagai variabel eksogen juga sebagai variabel
endogen yang merupakan fungsi dari PDRB publik dan jumlah pelanggan publik. Hasil
yang diperoleh sebagai variabel endogen ada di tabel 3.14.
Tabel 3.14 Hasil Perkiraan Daya Terpasang (MVA) Publik
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
PDRB Publik
(juataan rupiah)
2.648.005,71
3.843.393,60
4.768.298,24
4.961.601,67
5.097.965,21
5.182.220,21
5.497.938,57
7.470.095,20
7.707.996,18
8.108.989,01
8.709.259,90
9.171.183,91
Jumlah Pelanggan
Publik
16.091,39
17.094,54
18.149,28
19.269,65
20.462,05
21.729,13
23.076,22
24.500,72
26.014,31
27.083,65
29.119,37
31.271,40
PDTPUB
(Perkiraan)
46,44
49,83
53,17
56,21
59,40
62,75
66,45
71,44
75,53
78,57
84,25
90,15
Laju pertumbuhan daya terpasang publik sebesar 6,22% per tahun, sedangkan
PDRB publik sebesar 12,79% menunjukkan peningkatannya lebih tinggi dibanding
dengan pertumbuhan jumlah pelanggan publik yaitu 6,33% yang juga terjadi
peningkatan.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-11
3.2.4 Analisa Pelanggan Industri
Tabel 3.15 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik Industri (GWh) Dengan 2 Skenario
Tahun
Skenario 1
Skenario 2
2004
319,08
325,36
2005
327,39
331,23
2006
330,39
335,68
2007
338,26
342,87
2008
344,96
349,30
2009
349,00
354,96
2010
354,61
361,34
2011
360,64
367,30
2012
368,55
373,74
2013
368,63
376,94
2014
378,80
384,67
2015
398,37
397,24
Pertumbuhan kebutuhan energi listrik industri untuk sepuluh tahun kedepan
menunjukkan peningkatan pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhannya untuk
skenario 1 sebesar 2,05% dan skenario 2 adalah 1,83%, dapat dilihat pada gambar 3.4.
500,00
400,00
300,00
200,00
100,00
0,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Skenario 1
Skenario 2
Gambar 3.4 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Industri
Dengan 2 Skenario
Pada sektor industri hasil peramalan daya terpasang menunjukkan peningkatan,
dikarenakan variabel-variabel yang mempengaruhinya juga mengalami peningkatan
(tabel 3.16).
Tabel 3.16 Hasil Perkiraan Daya Terpasang (MVA) Industri
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
PDRB Industri
(juataan rupiah)
5.184.673,38
5.213.738,87
5.219.702,46
5.424.287,93
5.489.022,48
5.678.336,20
5.769.937,81
5.855.297,92
5.974.061,57
6.055.219,16
6.134.880,73
6.205.477,59
Jumlah Pelanggan
Industri
1.308,47
1.334,65
1.354,87
1.382,77
1.410,66
1.431,94
1.458,87
1.484,09
1.510,65
1.523,31
1.556,75
1.612,55
PDTIND
(Perkiraan)
127,55
130,01
131,96
134,01
136,52
137,97
140,30
142,48
144,68
145,65
148,65
153,86
Rata-rata daya terpasang industri adalah 1,72% per tahun lebih rendah jika
dibandingkan dengan laju pertumbuhan daya terpasang di sektor lain. Tabel diatas juga
menunjukkan laju pertumbuhan PDRB industri yaitu sebesar 1,65% pertahun sedangkan
jumlah pelanggan industri sebesar 1,92% per tahun.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ISBN : 979-99302-0-0
B-8-12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah melakukan pengolahan data serta analisa dan pembahasan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebutuhan energi listrik untuk periode 2005 sampai dengan 2015 persektor
pelanggan akan mengalami kenaikan, dengan menggunakan 2 skenario sebagai
berikut:
Sektor Rumah Tangga
Skenario 1: Kebutuhan energi listrik rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata
3,76% pertahun, mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB rumah tangga dan
jumlah pelanggan.
Skenario 2: Kebutuhan energi listrik rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata
5,59% pertahun, mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB rumah tangga dan
jumlah pelanggan.
Sektor Komersial
Skenario 1: Kebutuhan energi listrik komersial mengalami kenaikan rata-rata
11,01% pertahun, kanaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB
komersial dan jumlah pelanggan.
Skenario 2: Kebutuhan energi listrik komersial mengalami kenaikan rata-rata
15,58% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB
komersial dan jumlah pelanggan.
Sektor Publik
Skenario 1: Kebutuhan energi listrik publik mengalami kenaikan rata-rata 12,62%
pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB publik dan
jumlah pelanggan.
Skenario 2: Kebutuhan energi listrik publik mengalami kenaikan rata-rata 8,5%
pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB publik dan
jumlah pelanggan.
Sektor Industri
Skenario 1: Kebutuhan energi listrik industri mengalami kenaikan rata-rata 2,05%
pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB industri dan
jumlah pelanggan.
Skenario 2: Kebutuhan energi listrik industri mengalami kenaikan rata-rata 21,83%
pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB industri dan
jumlah pelanggan.
2. Skenario 1 yang menggunakan tiga variabel eksogen (Perkiraan Daya Terpasang
Persektor, PDRB Persektor, Jumlah Pelanggan Persektor) hasil perkiraan lebih
mendekati realita, berdasarkan error antara skenario 1 dengan realita periode 1995 –
2003 yang lebih kecil dari error antara skenario 2 dengan realita periode 1995 –
2003.
3. Kebutuhan energi listrik total akan mengalami kenaikan rata-rata pertahun 5,33%
dari tahun 2005 sampai dengan 2015.
4. Daya terpasang setiap sektor akan mengalami peningkatan untuk periode 2005
sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut
 Sektor rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 4,46% pertahun, kenaikan
itu mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan.
 Sektor komersial mengalami kenaikan rata-rata 13,64% pertahun, kenaikan itu
mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan.
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-8-13

Sektor publik mengalami kenaikan rata-rata 6,22% pertahun, kenaikan itu
mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan.
 Sektor Industri mengalami kenaikan rata-rata 1,72% pertahun, kenaikan itu
mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan.
5. Dari hasil pengembangan model ekonometri diperoleh variabel-variabel yang
mempengaruhi dalam melakukan peramalan kebutuhan energi dan daya terpasang
setiap sektor antara lain:
 Sektor rumah tangga besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya
terpasang rumah tangga, PDRB rumah tangga, dan jumlah pelanggan rumah
tangga. Jika dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut
berkorelasi positif dengan kebutuhan energi listrik rumah tangga.
 Sektor komersial besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya
terpasang komersial, PDRB komersial, dan jumlah pelanggan komersial. Jika
dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi
positif dengan kebutuhan energi listrik komersial.
 Sektor publik besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya terpasang
publik, PDRB publik, dan jumlah pelanggan publik. Jika dilihat dari uji korelasi
menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif dengan
kebutuhan energi listrik komersial.
 Sektor industri besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya
terpasang industri, PDRB industri, dan jumlah pelanggan industri. Jika dilihat
dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif
dengan kebutuhan energi listrik komersial.
Saran
Penelitian ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang sangat menarik apabila
ada pihak atau peneliti lain yang akan mengembangkan lebih lanjut penelitian mengenai
energi secara umum maupun energi listrik secara khusus. Adapun saran untuk pihakpihak yang akan mengembangkan penelitian ini adalah
Dalam mengembangkan model apabila menginginkan lebih banyak variabel-variabel
yang berpengaruh harus dipastikan apakah datanya tersedia, sebab semakin banyak
variabel yang berpangaruh maka model tersebut akan semakin sensitif.
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-8-14
DAFTAR PUSTAKA
Djufri, S.U. (1989), Suatu Model Ramalan Beban Sistem Tenaga Listrik Jangka Pendek Dengan Analisa
Deret Waktu, Skripsi Jurusan Teknik Elektro Institut Sains Dan Teknologi Nasional Jakarta.
Feinberg, E. A. (2003), Load Forecasting, Chapter 12, State University Of New York, Stony Brook.
FTI, ITS. (1996), Studi Penelitian Kebutuhan Tenaga Listrik Di Jawa Timur Dalam Kurun Waktu 10
Tahun Yang Akan Datang, Draft Buku II Studi Peramalan Kebutuhan Listrik Dan Peramalan Beban
Listrik.
Hermanto, B. (1984), Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Minahasa (PLTM Tincep), Laporan Teknik
Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan Dinas Penelitian Sistem Tenaga Listrik.
Kueng, J.H. (2001), Konsumsi Kayu Bakar Penduduk Di Desa Tanah Merah, Kecamatan Bunyu,
Kabupaten Tanjung Selor, Jurnal Ilmiah Kehutanan Rimba Kalimantan Vol. 6 No. 2.
Lains, A. (2003), Ekonometrika Teori dan Aplikasi Jilid 1, Pustaka LP3S Indonesia.
Makridakis, S. (1999), Metode Dan Aplikasi Peramalan, Binarupa Aksara, Jakarta.
Permanahadi, D.W. (2001), Pengembangan Model Optimasi Multiobjektif Dalam Perencanaan Sistem
Ketenagalistrikan Jangka Panjang Untuk Meminimalkan Dampak Lingkungan (Studi Kasus Pada
Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali), Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS.
Santoso, S. (2001), SPSS Statistik Non Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sarindat, E. (1986), Peramalan (Forecasting) Beban Listrik Pada Daerah Yang Berkembang Dengan
Pesat (Studi Kasus Propinsi Lampung), Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Institut Sains Dan
Teknologi Nasional Jakarta.
Setiawan, B.D. (2000), Penerapan Metode Ekonometrik Untuk Mengukur Produktivitas Marginal FaktorFaktor input Terhadap Output Aggregatnya dan Fungsi-Fungsi Biaya Dalam Menentukan
Perencanaan Kegiatan Usaha, Studi Kasus: PT. Telkom, Tbk Kandatel Surabaya Barat, Tugas
Akhir Jurusan Teknik Industri ITS.
Sugiyanto, C. (1995), Ekonometri Terapan, BPFE Yogyakarta.
Sulaiman, W. (2002), Jalan Pintas Mengusai SPSS 10, Andi Yogyakarta.
Susetyo, B. (1993), Pengembangan Model Ekonometrik Untuk Peramalan Pertumbuhan Ekonomi Dan
Kesempatan Kerja Sektoral Periode 1993-1997 Propinsi Jawa Timur, Tugas Akhir Jurusan Teknik
Industri ITS.
Sutarya, M (2004), Apa Kata Mereka, Kompas 27 Okt hal S.
Tarigan, B. (1998), Peramalan Kebutuhan Tenaga Listrik Kotamadya Medan Tahun 1998 Sampai
Dengan Tahun 2007, Tesis Program Studi Teknik Elektro UI.
Wikantiyoso, I. (2002), Permodelan Dinamis Kebutuhan Energi Listrik Sektor Rumah Tangga,
Komersial, dan Industri di Jawa Timur 5 Tahun Mendatang, Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin
ITS.
Windarto, H. F. (2003), Diversifikasi Pembangkit Listrik Dan Perencanaan Kebutuhan Energi,
www.kompas.com.
Yusuf, S. (1987), Studi Ramalan Kebutuhan Energi Dan Beban Listrik DKI Jakarta, Tugas Akhir
Jurusan Teknik Elektro UI.
Zuhal. (1995), Ketenagalistrikan Indonesia, PT. Ganeca Prima, Jakarta.
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Download