Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh temperatur permukaan sel surya terhadap daya pada kondisi eksperimental dan nyata Muhammad Rizali1, a *, Irwandy2,b 1 Akademi Teknik Pembangunan Nasional Banjarbaru, Indonesia 2 Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, Indonesia a [email protected] Abstrak Pada penggunaan sel surya di lingkungan nyata, akan terjadi perubahan temperatur permukaan sebagai akibat dari kondisi alam. Para peneliti sering memodelkan cahaya matahari untuk eksperimental dengan menggunakan lampu. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran daya keluaran dengan rekayasa temperatur permukaan sel surya dengan penyemprotan udara panas, pada sel surya dalam kondisi nyata serta eksperimental dengan menggunakan lampu H4 100 watt. Hasil yang didapat menunjukkan pada metode eksperimen bahwa pada kondisi rentang temperatur <56⁰C, daya keluaran akan meningkat seiring dengan kenaikan temperatur permukaan sel surya. Dalam kondisi nyata terdapat fluktuasi daya keluaran sel surya dikarenakan faktor lingkungan. Daya keluaran eksperimen dengan lampu H4 adalah maksimal 35% dari daya keluaran dengan sinar matahari langsung. Kata kunci : sel surya, temperatur permukaan, kondisi eksperimental, kondisi nyata dimodelkan dengan sumber cahaya lain, seperti lampu. Pada penelitian ini akan diteliti tentang pengaruh temperatur permukaan sel surya terhadap daya keluarannya, serta perbandingan antara kondisi nyata di lingkungan dengan eksperimen yang menggunaan lampu. Pendahuluan Pada penggunaan sel surya sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil, banyak faktor yang berpengaruh pada daya keluaran dan efisiensi dari sel surya tersebut, misalnya posisi penempatan, intensitas radiasi matahari, iklim dan cuaca, jenis sel surya uang digunakan, dan lain sebagainya. Sel surya sebagai media yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik, pada penggunaannya selalu terpapar cuaca langsung. Kondisi lingkungan akan selalu senantiasa berubah, seperti intensitas radiasi matahari yang fluktuatif, tergantung pada iklim dan cuaca. Karena kondisi lingkungan yang fluktuatif tersebut, maka temperatur permukaan sel surya juga akan mengalami perubahan, dan ada kemungkinan ada perubahan daya yang dibangkitkan oleh sel surya tersebut yang disebabkan oleh perbedaan temperatur permukaan sel surya. Oleh sebab tersebut di atas, para peneliti di bidang sel surya sering menggunakan eksperimen rekayasa energi matahari yang Tinjauan Pustaka Energi matahari sebagai sumber energi utama di alam dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, salah satunya dengan menggunakan sel surya (photovoltaic). Banyak hal yang mempengaruhi kinerja sel surya, seperti intensitas radiasi matahari, posisi sel surya, kondisi iklim dan cuaca, kejernihan udara, dan lain sebagainya. Temperatur udara ambient juga mempengaruhi kinerja sel surya, dimana kenaikan temperatur udara akan menurunkan kinerja dari sel surya tersebut. [1] Temperatur sel surya yang mengalami kenaikan temperatur akan menurunkan KE-67 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 tegangan output namun menaikkan arus outputnya. Akan tetapi apabila temperatur permukaan panel surya terus naik maka arusnya cenderung konstan namun tegangannya tetap turun sehingga daya keluarannyapun akan turun. Apabila daya keluarannya turun maka dengan sendirinnya efisiensinya juga akan turun [2]. Untuk daerah tropis yang dekat dengan garis ekuator, sudut arah sel surya diperhitungkan akan bekerja optimal di rentang sudut kemiringan 0⁰-15⁰ mengarah ke utara [3]. Gambar 1. Skema penelitian dengan sinar matahari langsung Metode Penelitian Pada penelitian ini akan dilakukan dua eksperimen, yaitu : 1. Eksperimen dengan sinar matahari langsung di lingkungan, yaitu dengan merekayasa temperatur permukaan sel surya dengan semburan udara panas, kemudian dilakukan pengukuran temperatur permukaan serta daya keluaran dari sel surya tersebut. Sel surya diletakkan dalam posisi horisontal. 2. Eksperimen dengan menggunakan pemodelan sinar matahari dengan menggunakan lampu, kemudian dilakukan rekayasa temperatur permukaan sel surya dengan semburan udara panas, kemudian dilakukan pengukuran temperatur permukaan serta daya keluaran dari sel surya tersebut. Untuk menghindari adanya bias dari sumber cahaya lain, maka eksperimen dengan lampu ini dilakukan pada malam hari dan di dalam ruangan tertutup. Jarak antara sel surya dan lampu yaitu 40 cm. Gambar 2. Skema penelitian dengan menggunakan lampu Hasil dan Pembahasan Dari penelitian, didapatkan data temperatur permukaan sel surya dan daya keluaran pada setiap menit pengujian, untuk pengujian dengan sinar matahari langsung (gambar 3), dan pengujian dengan menggunakan lampu H4 (gambar 4). Pada gambar 3 dan 4 tersebut, dapat dilihat pemberian semburan udara panas pada permukaan sel surya dapat menaikkan temperatur sebesar 3⁰C untuk sinar matahari langsung, dan 8⁰C untuk pengujian dengan lampu H4. Pada pengujian dengan sinar matahari langsung (gambar 3), terjadi fluktuasi temperatur permukaan dan daya keluaran sel surya, hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak terkontrol, seperti misalnya intensitas cahaya, angin, temperatur udara sekitar, dan lain sebagainya. Pada pengujian dengan sinar lampu H4 (gambar 4), menunjukkan bahwa dengan meminimalisir faktor lingkungan pada penelitian, akan menghasilkan temperatur permukaan dan daya keluaran yang lebih stabil. Pada gambar 4 ini juga terlihat bahwa Alat yang digunakan adalah sel surya, noncontact infra red thermometer, alat ukur tegangan dan arus listrik DC, stopwatch, dan hairdryer. Data pada penelitian diambil dengan interval waktu satu menit. Skema penelitian dapat dilihat pada gambar 1 untuk pengambilan data dengan kondisi nyata dengan sinar matahari langsung, dan gambar 2 untuk pengambilan data dengan eksperimen pemodelan dengan lampu. KE-67 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 penambahan temperatur permukaan sel surya akan meningkatkan daya keluarannya. daya keluaran sel surya seiring dengan kenaikan temperatur permukaan sel surya. Dari gambar 5 dan 6 tersebut,terjadi perbedaan daya keluaran dan temperatur optimal dimana daya puncak sel surya itu terjadi. Pada pengujian dengan sinar matahari langsung, daya keluaran tertinggi dicapai pada temperatur 43-46⁰C. Sedangkan untuk pengujian dengan lampu, didapat daya keluaran tertinggi di rentang temperatur 5357⁰C. Pada pengujian dengan sinar matahari langsung, dengan faktor-faktor lingkungan lain, membuat temperatur sel surya tidak dapat dinaikkan lebih tinggi lagi, seperti yang terlihat pada gambar 3, dari menit ke 6 sampai 10, setelah itu cenderung turun, dan baru naik lagi temperaturnya setelah menit ke 11. Hal ini menunjukkan daya keluaran sel surya pada pengujian dengan sinar matahari langsung sudah bekerja pada titik optimumnya (3watt), sehingga daya keluaran tidak bisa dinaikkan terus. Berbeda halnya dengan pengujian dengan menggunakan lampu, daya keluaran lebih kecil dibandingkan dengan sinar matahari langsung, hal ini dimungkinkan karena intensitas cahayanya lebih kecil daripada sinar matahari langsung, sehingga daya keluaran sel surya masih bisa ditingkatkan dengan cara menaikkan temperatur permukaannya, akan tetapi perlu dipertimbangkan faktor perpindahan panas dan disipasi energi pada sel surya tersebut. Dengan keterbatasan tersebut, maka daya keluaran pun hanya sebagian kecil dari daya maksimal dari sel surya tersebut. Jika diperhitungkan, daya keluaran maksimal sel surya dengan menggunakan lampu H4 yang sebesar 0,685watt maka hanya berkisar 35% dari daya keluaran maksimal pada kondisi nyata dengan sinar matahari langsung, dengan daya keluaran 1,96watt. Gambar 3. Data daya keluaran dan temperatur sel surya dengan sinar matahari langsung Gambar 4. Data daya keluaran dan temperatur sel surya dengan menggunakan sinar lampu H4 Berdasarkan data pada gambar 3 dan 4 tersebut, kemudian digambarkan hubungan antara temperatur permukaan sel surya dengan daya keluarannya. Pada gambar 5 ditunjukkan dengan grafik hasil regresi, bahwa kenaikan temperatur permukaan sel surya akan diiringi oleh kenaikan daya keluarannya, untuk pengujian dengan sinar matahari langsung. Pada pengujian dengan lampu H4 seperti yang ditunjukkan pada gambar 6, terjadi fenomena yang sama, yaitu terjadi kenaikan KE-67 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 adalah maksimum 35% dari pengujian dengan sinar matahari langsung. Referensi [1] Kho Hie Khwee. 2013. Pengaruh Temperatur Terhadap Kapasitas Daya Panel Surya (Studi Kasus: Pontianak). Jurnal ELKHA Vol.5, No 2. [2] Muchammad. 2010. Pengaruh suhu permukaan photovoltaic module 50 watt peak Terhadap daya keluaran yang dihasilkan menggunakan reflector Dengan variasi sudut reflektor 0⁰, 50⁰, 60⁰, 70⁰, 80⁰. Jurnal Rotasi Vol 12. No. 4. [3] Rizali, M. 2014. Solar angle and geometry factor softwarewith object oriented programming. Prosiding Seminar Nasional Industri Kimia dan Sumber daya alam. Univ. Lambung Mangkurat Gambar 5. Hubungan antara temperatur permukaan sel surya terhadap daya keluaran pada pengujian dengan sinar matahari langsung [4] Anonimous. 1991. Maintenance and operation of stand alone photovoltaic systems. Sandia National Lab. Gambar 6. Hubungan antara temperatur permukaan sel surya terhadap daya keluaran pada pengujian dengan lampu H4 Kesimpulan Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan, bahwa : 1. Temperatur permukaan sel surya berpengaruh terhadap daya keluaran sel surya, dimana semakin tinggi temperatur permukaan maka daya keluaran sel surya semakin meningkat. 2. Pengujian daya keluaran sel surya secara eksperimen dengan lampu H4 100watt KE-67