Dadi Rusdiana / Pembuatan Sel Surya TiO2 Nanokristal Berbahan Dasar Anthocyanin sebagai Material Dye 81 Pembuatan Sel Surya TiO2 Nanokristal berbahan dasar Anthocyanin sebagai Material Dye Dadi Rusdiana Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.Setia Budi no.229 Bandung e-mail: [email protected] Abstrak - Pengembangan bahan polimer elektronik untuk aplikasi sel surya terus dilakukan meskipun efisiensi konversinya tidak sebaik sel surya dari bahan silikon. Keuntungan utama dari produksi devais berbahan dasar polimer organik adalah biaya produksi yang rendah. Pada penelitian ini telah dibuat sel surya TiO2 nanokristal dengan menggunakan dye dari bahan anthocyanin dengan metode sol gel spin coating. Kemampuan sel surya tersebut telah diuji dengan menganalisis karakteristik arus tegangan di bawah pengaruh penyinaran dengan intensitas 4,36 x 10-4 mW/cm2. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa sel surya dengan luas area 0,6 cm2 memiliki effsiensi 8,72 x 10-4 %, Isc 2,3 x 10-4 mA/cm2, dan Voc 27 mV untuk konsentrasi dye 30%. Kata Kunci: sel surya, dye anthocyanin, metode sol gel spin coating Abstract – The development of electronic polymer materials for solar cell application is still ongoing despite having conversion efficiency not as good as solar cell from silicon material.The main advantage from the production of device with organic polymer base material is to have low production cost. In this research nano crystal TiO2 solar cell have been made using dye from anthocyanin material with sol-gel spin coating method. The ability of the solar cell has been tested with analyzing the characteristic of current voltage under irradiation influence with an intensity of 4,36 x 10-4 mW. The result of characterization indicates that the solar cell with an area of 0,6 cm2 has efficiency of 8,72 x 10-4 %, Isc of 2,3 x 10-4 mA, and Voc 27 mV to concentrate dye 30%. Key words: solar cell, anthocyanin dye, sol-gel spin coating methode I. PENDAHULUAN Sel surya merupakan devais yang dapat mengkonversi energi surya menjadi listrik melalui efek fotovoltaik yang merupakan teknologi yang berhubungan dengan riset terhadap aplikasi sel surya sebagai energi surya. Material organik sangat potensial untuk aplikasi sel surya masa depan meskipun hasilnya belum optimal. Efisiensi sel surya dari material organik baru mencapai sekitar 2% untuk empat tipe sel surya yang berbeda. Keterbatasan kemampuan sel surya dari bahan organik adalah kemampuan penyerapan spektrum cahaya merah yang rendah, transport muatan yang kurang baik dan kurang stabil. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan mensintesis material baru maupun kombinasi material baru dan optimasi desain maupun proses pembuatannya. Sifat yang dimiliki oleh material organik adalah tingkat fleksibilitas yang bagus sehingga sangat memungkinkan untuk membuat sel surya yang fleksibel yang dapat memudahkan dalam pengembangan desain sel surya untuk memudahkan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Keunggulan lain dari sel surya berbasis material organik adalah dalam proses pembuatannya tidak memerlukan teknologi tinggi sehingga biaya produksi menjadi jauh lebih murah dibanding sel surya dari bahan kristalin. Hal ini dimungkinkan karena lapisan tipis material organik dapat ditumbuhkan di atas substrat gelas atau bahkan plastik yang harganya relatif murah. Meskipun efisiensi yang dicapai sel surya yang terbuat dari material organik masih lebih rendah sekitar 2% dibanding yang dicapai sel surya c-Si, tetapi karena biaya produksinya yang jauh lebih murah dan penggunaannya yang fleksibel, maka saat ini sel surya berbasis polimer banyak digunakan di beberapa negara maju [1-4]. Dalam penelitian ini telah dikaji sel surya TiO2 nanokristal menggunakan dye anthocyanin buah delima [5]. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah pengaruh waktu pencelupan (dipping time) TiO2 dalam anthocyanin terhadap efisiensi sel surya. II. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN Struktur sel surya yang dibuat dalam penelitian ini adalah ITO-anthocyanin-electrolit-ITO seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1. ITO TiO2 anthocyanin Electrolyte ITO Gambar 1. Struktur sel surya DSSC. A. Preparasi Sel Surya dengan Struktur DSSC Sebagai langkah awal dalam proses pembuatan sel surya DSSC adalah pelapisan TiO2 di atas kaca ITO dengan teknik spin coating. Dalam teknik ini pasta TiO2 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 Dadi Rusdiana / Pembuatan sel surya TiO2 Nanokristal Berbahan Dasar Anthocyanin sebagai Material Dye B. Karakterisasi sel surya DSSC Kemampuan efisiensi konversi sel surya diukur di bawah penyinaran dengan intensitas sekitar 4,36 x 10-4 mW/cm2 menggunakan persamaan (1): V OC I SC FF η = x 100 % (1) ΦA dimana Voc adalah tegangan rangkaian terbuka, Isc adalah arus terhubung singkat, FF adalah fill factor, Φ adalah intensitas cahaya, dan A adalah luas permukaan sampel aktif. Sedangkan sistem pengukuran sel surya dibuat menggunakan rangkaian seperti pada Gambar 2. 9 8 -4 ditempatkan di atas kaca ITO kemudian diputar dengan laju putaran tertentu sehingga pasta akan menyebar di atas substrat karena pengaruh gaya sentrifugal. Proses selanjutnya adalah preparasi larutan dye anthocyanin dengan mencampurkan 20 ml dari 1 mM anthocyanin dalam larutan etanol yang dilanjutkan dengan proses`pencelupan elektroda TiO2 ke dalam larutan anthocyanin dengan variasi konsentrasi dye (10%, 20%, and 30%). Kemudian proses selanjutnya adalah proses pencucian elektroda TiO2/dye dengan etanol. Setelah proses pencucian selesai, tempatkan spacer yang terbuat dari plastik di atas elektroda TiO2/dye sebagai tempat penetesan larutan elektrolit. Selanjutnya gabungkan elektroda tersebut dengan elektroda ITO yang lain dengan menggunakan clip. Efisiensix 10 (%) 82 7 6 5 4 3 2 1 0 0 5 10 15 20 25 30 Konsentrasi Dye (%) Gambar 3. Profil efisiensi sel surya sebagai fungsi variasi konsentrasi dye. Grafik pada Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa efisiensi sel surya mengalami peningkatan apabila konsentrasi dinaikkan. Hal tersebut mengindikasikan konsentrasi dye mempengaruhi performa dari sel surya yang dibuat. Efisiensi sel surya meningkat apabila konsentrasi dye dinaikan. Hal tersebut disebabkan konsentrasi dye mempengaruhi ketebalan lapisan dye di atas TiO2 yang ternyata sangat berpengaruh terhadap proses penyerapan cahaya oleh lapisan dye sehingga dapat meningkatkan konduktivitas listrik dalam lapisan tersebut. Efisiensi yang paling besar dicapai pada sampel sel surya dengan konsentrasi 30% dengan sel seluas 0,6 cm2 yang menghasilkan efisiensi 8,72 x 10-4 %, Isc yang diperoleh adalah 2,3 x 10-4 mA/cm2, dan Voc yang dihasilkan adalah 27 mV. IV. KESIMPULAN Gambar 2. Sistem pengukuran sel surya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengukuran arus dan tegangan pada sel surya di bawah pengaruh penyinaran seperti pada Tabel 1, diperoleh profil efisiensi sel surya terhadap variasi konsentrasi dye seperti diperlihatkan dalam Gambar 3. Sel surya dengan struktur DSSC telah berhasil dibuat dengan teknik spin coating. Dari hasil uji kemampuan sel surya ternyata efisiensi sel surya dipengaruhi oleh waktu dipping TiO2 dalam dye anthocyanin. Efisiensi yang paling besar dicapai pada sampel sel surya dengan konsentrasi dye 30% dengan sel seluas 0,6 cm2 yang menghasilkan efisiensi 8,72 x 10-4 %, Isc yang diperoleh adalah 2,3 x 10-4 mA/cm2, dan Voc yang dihasilkan adalah 27 mV. Tabel 1. Hasil Pengukuran arus tegangan sel surya DSSC. No. DSSC Iscx 10-7 (A) Voc (V) Imaxx 10-8 (A) Vmax (V) FF 1 10% 1,07 0,019 6,756 0,015 0,369 2 20% 6,057 0,010 65,217 0,003 0,309 3 30% 2,305 0,027 16,666 0,014 0,369 Efisiensi (%) 3,79 x10-4 7,31 x10-4 8,72 x10-4 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 Dadi Rusdiana / Pembuatan Sel Surya TiO2 Nanokristal Berbahan Dasar Anthocyanin sebagai Material Dye 83 from Pomegranate Fruit as Sensitizer in Solid-State Solar Cells, J. Photochem. Photobiol, Vol. 177, 2006, pp. 324-327. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Rektor UPI atas dukungan dana melalui hibah penelitian pengembangan dosen DIPA UPI 2012. TANYA JAWAB PUSTAKA Ajo dian Y, UGM ? Mengapa dipilih buah delima dalam penelitian bapak? [1] A. Maddu, M. Zuhri, Irmansyah. Penggunaan ekstrak antosianin kol merah sebagai fotosensitiser pada sel surya nanokristal tersensitisasi dye, Makara, Teknologi, Vol.11,2007, hal.74-84. [2] P. Aprilia, Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Antosianin Kulit Manggis Sebagai Dye-Sensitizer Terhadap Efisiensi Sel Surya Jenis DSSC (Dye-Sensitizer Solar Cell),Laporan Penelitian Bidang Fisika, FPMIPA Universitas Dipenogoro, Semarang, 2010: tidak diterbitkan. [3] Septina, W., D. Fajarisandi, dan M. Aditia..Pembuatan Prototipe Solar Cell Murah dengan Bahan OrganikInorganik (Dye-sensitized Solar Cell),Laporan Penelitian Bidang Energi, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2007: tidak diterbitkan [4] Mustaqim,, Pengujian Daya Tahan dan Karakteristik DyeSensitized Solar Cell Padat Menggunakan Elektrolit Gel Polimer Berbasis Poly(ethylene glycol), Laporan Penelitian Kimia Organik, FPMIPA Universitas Dipenogoro, Semarang, 2010 : tidak diterbitkan. [5] P. M. Sirimanne, M. K. I Senevirathna, E. V. A. Premalal, P. K. D. D. P. Pitigala, V. Sivakumar, K. Tennakone, Utilization of Natural Pigment Extracted Dadi Rusdiana, UPI @ Untuk melihat potensi buah delima dalam pengembangan sel surya DSCC namun sebenarnya tidak hanya buah delima saja hanya buah-buahan lain bahkan sayur-sayuran dapat juga dijadikan bahan organic DSCC namu perlu dikaji yang paling optimum absorfsinya terhadap cahaya. Kartika Sati, UNSOED ? a) Berapa potensio yang digunakan? b) Bagaimana mendapatkan nilai ISc, Voc? Dadi Rusdiana, UPI @ a) Tidak menggunakan potensio ( memvariasikan nilai R dari 100 KΩ sampai 2 MΩ untuk melihat pola arustegangan pada pengukuran I-V untuk mencari Isc dan Voc. b) Penentuan Irc dan Voc dari grafik arus-tegangan Isc ketika V=0 ,Voc ketika Isc =0. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823