perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UJI ANTAGONIS BAKTERI RIZOSFER TANAMAN PADI (Oryza sativa) DARI SAWAH ORGANIK DI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TERHADAP CENDAWAN PATOGEN Rhizoctonia solani SECARA IN VITRO Nurul Kusmiyati Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta ABSTRAK Peningkatan produksi tanaman padi salah satunya dengan cara pemupukan. Penggunaan pupuk kimia dapat menimbulkan dampak negatif, sehingga dikembangkan sistem pertanian organik. Rhizoctonia solani merupakan cendawan patogen yang menyerang tanaman padi, sehingga dapat menurunkan produksi tanaman padi. Bakteri rizosfer dapat menghasilkan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan cendawan patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji aktivitas penghambatan bakteri rizosfer tanaman padi (Oryza sativa) dari sawah organik di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali terhadap cendawan patogen Rhizoctonia solani sebagai penelitian awal untuk pengembangan pupuk hayati. Pengambilan sampel tanah rizosfer dilakukan di Kecamatan Mojosongo yaitu kawasan sawah organik Pangudi Bogo, Pangudi Raharjo, dan Budi Rahayu. Bakteri rizosfer diisolasi dari tanah rizosfer tanaman padi organik dengan metode streak di media NA. Cendawan patogen diisolasi dari tanaman padi yang terindikasi penyakit yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani yang ditanam di media PDA. Uji antagonisme bakteri rizosfer terhadap Rhizoctonia solani dilakukan dengan metode dual culture secara in vitro. Dari penelitian ini 12 isolat bakteri didapatkan. Empat diantara 12 isolat memiliki aktivitas penghambatan terhadap cendawan patogen Rhizoctonia solani yaitu A5, B1, C1, dan C2. Hasil uji antagonis menunjukkan persentase penghambatan isolat bakteri rizosfer C1 sebesar 70%, C2 sebesar 52,22% , isolat A5 sebesar 44,44% , dan B1 sebesar 27,78%. Kata kunci: uji antagonis, rizosfer, padi, Rhizoctonia solani, sawah organic commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai luas lahan pertanian sekitar 39.594.536,91 ha. Lahan pertanian Indonesia dari tahun 2008-2012 mengalami penyempitan lahan sekitar 436.630 ha (BPS, 2013). Sistem pertanian di Indonesia masih banyak menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia, hal ini menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan antara lain menurunnya produktivitas pertanian dan menurunnya kualitas kesuburan tanah (Istiqomah, 2013). Dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia merupakan salah satu alasan saat ini sedang dikembangkan sistem pertanian organik di Indonesia. Pertanian organik dinilai sebagai sistem pertanian yang mampu menyediakan ketersediaan pangan secara berkelanjutan karena ramah lingkungan (Suwantoro, 2008). Penyakit merupakan faktor pembatas produksi tanaman padi. Salah satu penyakit yang saat ini menyerang tanaman padi adalah penyakit hawar pelepah daun yang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani. Apabila serangan tinggi, penyakit ini mengakibatkan kehilangan hasil tanaman padi hingga 30 %. Patogen ini merupakan patogen tular tanah (soil borne pathogen), merupakan patogen yang dapat bertahan di tanah dalam bentuk sklerotium dan miselium sehingga sulit ditekan penyebarannya (Smith et al., 2003). Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) adalah bakteri di sekitar perakaran yang dapat memacu pertumbuhan tanaman. Bakteri ini memiliki kemampuan menyediakan dan memobilisasi atau memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah, serta mensintesis dan mengubah konsentrasi berbagai fitohormon pemacu pertumbuhan (Bhattacharyya dan Jha, 2012). PGPR berperan sebagai pengendali hayati yang menguntungkan bagi tumbuhan. Beberapa bakteri tanah telah dilaporkan mampu menghasilkan hormon tumbuh indol acetil acid (IAA), mensekresikan siderofor, melarutkan fosfat, dan berperan sebagai agen pengendali terhadap fungi patogen tanaman yaitu rizobakteri dari kelompok Bacillus spp. dan Pseudomonas spp. (Budi dan Mariana, 2009). Dengan demikian perlu dicari cara alternatif dalam mengendalikan cendawan patogen yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan salah satunya adalah dengan menggunakan pengendalian hayati. Pengendalian hayati dapat dikembangkan untuk menjawab tantangan masa depan (Ismed et al ., 2011). Penggunaan gabungan beberapa antagonis memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding hanya menggunakan antagonis secara tunggal, namun hasilnya tidak menentu karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan waktu aplikasi (Yigit dan Dikilitas, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji aktivitas penghambatan bakteri rizosfer tanaman padi (Oryza sativa) dari sawah organik terhadap cendawan patogen Rhizoctonia solani. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober 2014 - Maret 2015 di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bahan dan Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: Alat untuk isolasi bakteri: cawan petri, gelas beker, jarum ose, erlenmeyer, gelas ukur, gunting, tabung reaksi, rak tabung reaksi, bunsen, korek api, autoklaf, Biology safety cabinet, timbangan, hot plate, gelas pengaduk, inkubator, shaker, sarung tangan, dan masker; Alat untuk pengukuran zona bening: penggaris. Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah plastik tahan panas steril, 1 gram sampel tanah rizosfer tanaman padi organik, bagian tanaman padi yang terkena cendawan patogen Rhizoctonia solani, garam fisiologi (NaCl 0,85%), media agar nutrient agar (NA) dengan komposisi agar NA 28 g/l dan akuades 1000 ml, media potato dextro agar (PDA) dengan komposisi PDA 39 g/l dan akuades 1000 ml ; Bahan untuk uji aktivitas antagonis antara lain: isolat bakteri rizosfer, isolat cendawan Rhizoctonia solani, tusuk gigi steril, pensil, spidol, kertas label, penggaris, tisu, alcohol 70% dan media Potato Dextro Agar (PDA). 1. Pengambilan Tanah Rizosfer Tanah rizosfer padi diambil dari tanaman padi tanah sawah pertanian organik dari Boyolali. Akar tanaman padi dipotong menggunakan gunting steril untuk memisahkan dari bagian batang, kemudian dikibas-kibaskan. Tanah yang dikoleksi adalah tanah yang masih menempel pada akar padi. Sampel penelitian yang diambil dari 3 area sawah organik yang berbeda. Masing-masing sampel diambil secara acak dari titik yang berbeda yaitu tepi, tengah, dan ujung. Pengambilan sampel dari ketiga sehingga diperoleh 3 sampel yaitu pengambilan sampel rizosfer yang pertama di lakukan di area kelompok tani Pangudi Bogo. Pengambilan sampel kedua dilakukan di area kelompok tani Pangudi Raharjo. Pengambilan sampel ketiga dilakukan di area kelompok tani Budi Rahayu. Jenis tanaman padi yang ditanam saat pengambilan sampel adalah jenis padi C4. 2. Isolasi Bakteri Rizosfer Tanah yang berada di sekitar rizosfer diambil dari tanaman padi organik sebanyak 1 gram dan ditambahkan aquades steril sebanyak 9 ml dilakukan dalam labu erlenmeyer. Labu erlenmeyer yang berisi suspensi tanah tersebut dikocok di atas shaker dengan kecepatan 130 rpm selama 30 menit, lalu didiamkan kurang lebih sekitar 10 menit sampai tanah tersebut mengendap dan terbentuk supernatan yaitu bagian air yang jernih yang berada di lapisan atas. Supernatan diambil kemudian ditumbuhkan ke dalam media nutrient agar dengan metode streak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id untuk mendapatkan koloni murni. Inkubasi pada suhu 28oC dalam tabung reaksi selama ± 2 hari sampai tumbuh di dalam inkubator. Koloni yang didapatkan, kemudian dipindahkan ke media agar miring. Isolat yang telah murni diamati karakter makroskopis koloni tersebut (warna, bentuk, permukaan, tepi, dan ukuran) dan karakter mikroskopis koloni tersebut berupa pewarnaan Gram (Prasanna, 2011). 3. Isolasi Rhizoctonia solani dari Area Sawah di Kecamatan Baki Inokulum R. solani diperoleh dengan cara mengisolasi langsung dari tanaman padi yang menunjukkan gejala penyakit yang disebabkan oleh R. solani. Pengambilan sampel batang tanaman padi yang terindikasi penyakit didampingi oleh petugas PHPT wilayah Kecamatan Baki yaitu bapak Kasdi. Tanaman padi yang menunjukkan gejala penyakit memiliki ciri-ciri seperti terdapat bercak atau spot keabu-abuan berbentuk oval yang memanjang atau elips pada permukaan pelepah batang tanaman padi (Suyamto, 2005). Proses isolasi dilakukan dengan cara jaringan tanaman padi yang menunjukkan gelaja penyakit dipotong dengan menggunakan gunting steril, kemudian dicuci dengan air steril sebanyak tiga kali dan ditanam pada cawan petri yang berisi media PDA (Potato Dextro Agar), selanjutnya diinkubasi pada suhu 28°C selama 7 hari. Setelah miselium tumbuh maka ditumbuhkan kembali pada media PDA untuk mendapatkan biakan murni. Pengamatan dilakukan secara makroskopis meliputi warna hifa dan mikroskopis meliputi percabangan hifa membentuk sudut 900 untuk mendapatkan isolat R. solani (Suryanto, 2012). 4. Uji Antagonisme Rizobakteri terhadap Rhizoctonia solani Uji antagonis rizobakteri terhadap cendawan patogen Rhizoctonia solani dilakukan secara in vitro untuk menseleksi isolat bakteri rizosfer yang berpotensi sebagai agen pengendali hayati. Penelitian ini menggunakan 12 isolat bakteri rizosfer dengan menggunakan metode uji kultur ganda (dual culture). Isolat bakteri rizosfer diuji dengan cara menumbuhkan bakteri antagonis tersebut bersama-sama dengan cendawan Rhizoctonia solani dalam satu cawan petri yang sama dengan jarak 3,5 cm dibuat dengan 2 kali pengulangan kemudian di inkubasi pada suhu 28°C - 30°C. Selanjutnya persentase penghambatan di hitung pada 7 hari setelah pengujian kultur ganda. Cara menghitung persentase penghambatan menurut Soenartiningsih (2010) menggunakan rumus : P = R1-R2 x 100 % R1 Keterangan : R1 = Diameter koloni Rhizoctonia solani yang tumbuh berlawanan dengan bakteri rizosfer R2 = Diameter koloni Rhizoctonia solani yang tumbuh ke arah bakteri rizosfer commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertanian Organik APPOLI Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Penelitian ini menggunakan sampel bakteri rizosfer yang diperoleh dari rizosfer tanaman padi di sawah organik di Kecamatan Mojosongo,Kabupaten Boyolali. Pertanian organik di kelola oleh kelompok tani yang bernama APPOLI (Aliansi Petani Padi Organik Boyoli). Sistem pertanian organik di Kecamatan Mojosongo sudah tersertifikasi oleh BIOCert Indonesia. Pengambilan sampel rizosfer dilakukan di 3 kawasan yang dikelola oleh kelompok tani yaitu kelompok tani Pangudi Bogo, Pangudi Raharjo, dan Budi Rahayu. B. Isolat - isolat Bakteri dari Rizosfer Padi Organik di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Pada awalnya isolasi dari bakteri rizosfer tanaman padi organik didapatkan 38 isolat bakteri rizosfer. Setelah dilakukan skrinning secara bertahap dari 38 isolat bakteri rizosfer tersebut yang mempunyai pertumbuhan cepat terdapat 12 isolat. Isolat bakteri rizosfer yang telah murni dikarakterisasi berdasarkan warna, ukuran, bentuk, elevasi dan tepian koloni ( Tabel 1 ) serta pewarnaan gram. Tabel 1. Karakter koloni isolat bakteri rizosfer padi organik berdasarkan warna, ukuran, bentuk, elevasi, margin dan pewarnaan gram No Kode Warna Ukuran Bentuk Elevasi Margin Bakteri Gram 1 A1 Kuning susu Sedang tidak beraturan convex undulate + 2 A2 Kuning Kecil Bulat convex Rata 3 A3 Hijau Kecil tidak beraturan menonjol Rata 4 A4 Putih Kecil bulat convex Rata 5 A5 Putih Besar tidak beraturan umbonate lobate 6 B1 Putih Sedang tidak beraturan convex berombak 7 B2 putih susu Besar tidak beraturan menonjol berombak 8 B3 Orange Sedang tidak beraturan umbonate lobate 9 B4 putih susu Kecil tidak beraturan menonjol berombak + 10 C1 Kuning Sedang tidak beraturan menonjol Rata 11 C2 kuning susu Sedang tidak beraturan menonjol Rata 12 C3 Kuning Kecil tidak beraturan convex Rata Keterangan : A= Isolat bakteri rizosfer dari sawah organik Pangudi Bogo B= Isolat bakteri rizosfer dari sawah organik Pangudi Raharjo C= Isolat bakteri rizosfer dari sawah organik Budi Rahayu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil isolasi diperoleh 12 isolat bakteri rizosfer padi organik yaitu 5 isolat dari sampel Pangudi Bogo, 4 isolat dari sampel Pangudi Raharjo, dan 3 isolat dari sampel Budi Rahayu. Isolat bakteri rizosfer yang telah murni kemudian dikoleksi dalam tabung reaksi untuk diuji antagonisme terhadap cendawan patogen R. solani secara in vitro. C. Rhizoctonia solani dari Tanaman Padi Bergejala Penyakit Tanaman padi yang diduga bergejala penyakit yang disebabkan R. solani memiliki ciri-ciri gejala pada bagian permukaan batang pelepah terdapat luka yang berbentuk ellips atau bulat lonjong (Gambar 1). Awalnya bercak tampak coklat kemerahan lalu menjadi putih keabuan dengan pinggiran berwarna coklat (Suyamto, 2005). (a (b) Gambar 1. Batang tanaman padi (a).tanaman sehat (b). yang ditunjuk bagian luka pada batang berbentuk lonjong berwarna coklat yang bergejala penyakit oleh R. solani Hasil isolasi dari tanaman padi yang bergejala penyakit yang disebabkan oleh cendawan patogen diperoleh isolat R. solani secara morfologi memiliki ciriciri yaitu koloni berwarna putih dan membentuk lingkaran-lingkaran konsentris (Gambar 2). Hasil isolasi R.solani yang di dapat di cocokkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (2012) yang menunjukkan ciri-ciri yang sama yaitu memiliki warna hifa berwarna putih. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (a) (b) Gambar 2. Isolat R.solani (umur 3 hari) (a). tampak belakang, (b). tampak depan Karakter yang khas untuk membedakan antara R.solani dengan cendawan yang lainnya adalah hifa R.solani memiliki percabangan yang tegak lurus yaitu 90° (Schumann & D’Arcy, 2006). Hasil isolasi diperoleh R. solani diamati secara mikroskopis ditemukan adanya percabangan hifa yang membentuk sudut 90°, hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (2012) (Gambar 3). Pengamatan secara mikroskopis menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400 x dan pengamatan pada bagian hifa dengan pewarnaan lactofenol blue. Pewarnaan ini bertujuan agar lebih jelas kenampakan hifa pada R. solani. Gambar 3. Kenampakan percabangan hifa R. solani yang membentuk sudut 90° yang diwarnai Lactofenol blue ( perbesaran 400 x ) D. Sifat Antagonis Isolat Bakteri dari Rizosfer Padi Organik Terhadap Rhizoctonia solani Hasil pengamatan uji antagonis berupa zona bening yang menunjukkan bahwa isolat bakteri rizosfer tersebut mampu menghambat perkembangan R. solani (Gambar 4) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari keempat isolat bakteri rizosfer tanaman padi organik yang ditemukan di Boyolali yang paling efektif menekan perkembangan R. solani secara in vitro yaitu bakteri rizosfer yang ditemukan dari Budirahayu dengan kode isolat C1 dan C2 dengan persentase penghambatan berkisar antara 52,22% - 70% (Tabel 2). Tabel 2. Persentase penghambatan pertumbuhan R. solani oleh bakteri dari rizosfer padi organik Kode Isolat Asal Isolat Persentase Penghambatan (%) A5 B1 C1 C2 Pangudi Bogo Pangudi Raharjo Budi Rahayu Budi Rahayu 44,44 27,78 70 52,22 Bakteri rizosfer bersifat antagonis mampu menghambat pertumbuhan cendawan patogen R. solani diduga memiliki senyawa antimikroba yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id disekresikan oleh bakteri rizosfer. Menurut Chermin dan Chet (2002) efektivitas penghambatan disebabkan oleh adanya efektivitas antimikroba yang disekresikan kelompok bakteri tersebut. Kitinase merupakan enzim yang dapat mendegradasi kitin yang merupakan komponen penyusun dinding sel cendawan seperti F. oxysporum, R.solani, dan S. rolfsii (Raaijmaker et al., 2008). Bakteri rizosfer tanaman padi dari sawah organik di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali yang memiliki sifat antagonis terhadap cendawan patogen R. solani sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen pengendali hayati serta dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan formulasi pupuk hayati. KESIMPULAN Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dua belas isolat bakteri yang didapatkan dari rizosfer tanaman padi organik dari sawah organik di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Empat di antara dua belas isolat tersebut memiliki sifat antagonis terhadap cendawan R. solani. Persentase penghambatan isolat C1 sebesar 70%, C2 sebesar 52,22%, A5 sebesar 44,44%, dan B1 sebesar 27,78%. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Statistik lahan pertanian tahun 2008- 2012. Pusat Data dan Sistem Informasi System. Jakarta Bhattacharyya, P.N dan Jha, D.K.. 2012. Plant promoting rhizobacteria (PGPR):emergence in agriculture. World J Microbiol Biotechnol. 28:13271350. Budi, I.S. dan Mariana. 2009. Formulasi biopestisida berbahan aktif jamur endofitik untuk pengendalian penyakit busuk batang padi (Rhizoctonia solan).Semnas Pestisida Nabati IV. Fakultas Pertanian Unlam, Banjarbaru. Chernin, L., dan Chet, L. 2002. Microbial enzymes in biocontrol of plants pathogens and pests, p 171-225. In: R. G. Burns and R. P. Dick (ed.), Enzymes in the environment: activity, ecology, and applications. Marcel Dekker, New York. Ismed, S.B , Mariana, dan Ismed, F. 2011. Formulasi biopestisida berbahan aktif jamur endofitik dan bakteri rhizosfer spesifik lokasi lahan pasang surut untuk pengendalian penyakit busuk pangkal batang padi (Rhizoctonia solani). Semnas Pestisida Nabati IV : 71-82. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Istiqomah, B.A. 2013. Kajian preparasi dan kondisi optimum ekstraksi bionutrient berbasis tanaman SO-23. Repository.UPI.edu.Universitas Pendidikan Indonesia. Prasanna, A., Deepa, V., Murthy, P.B., Deecaraman, M., Sridhar, R., dan Dhandapani, P. 2011. Insoluble phosphate solubilization by bacterial strains isolated from rice rhizosphere soils from southern India. International Journal of Soil Science. 6 (2): 134-141. Raaijmaker, J.M., Paulitz, T.C., dan Coe.S. 2008. The rhizosphere : playground and battlefield for soil born pathogens and benefical microorganism. Plant Soil. 10: 1007-1014. Scumann, G.L., dan D’Arcy, C.J. 2006. Essential Plant Pathology. APS Press, New York Smith, J.D., Kidwell, K.K., Evans, M.A., Cook, R.J., dan Smiley, R.W. 2003. Assesment of spring wheat genotypes for disease reaction to Rhizoconia solani AG 8 in controlled environment and direct-seeded field evaluation. Crop Science. 43 : 694-700. Suryanto, D., Dewi, N., dan Elimasni. 2012. Uji potensi bakteri kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan Rhizoctonia solani penyebab rebah kecambah pada kentang varietas granola. Saintia Biologi. 1: 26-32 Suwantoro, A.P. 2008. Analisis pengembangan pertanian organik di Kabupaten Magelang (Studi Kasus Di Kecamatan Sawangan). Tesis. Program Pendidikan S2 Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang.. Suyamto. 2005. Buku Panduan Masalah Hama, Penyakit, Hara pada Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi, Sumatra Utara. Yigit, F. dan Dikilitas. 2007. Control of Fusarium wilt of tomato by combination of Fluorescent pseudomonas, non- pathogen Fusarium and Trichoderma harzianum T-22 in greenhouse conditions. Journal Plant Pathology. 6: 159163. commit to user