278 PERILAKU KOMUNIKASI KONTAK TANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI KAKAO Oleh: Putu Arimbawa dan Iskandar1) Oleh: Iskandar dan Putu Arimbawa. ABSTRAK Penelitin ini bertujuan untuk mengkaji hubungan perilaku komunikasi kontak tani dengan penerapan teknologi usahatani kakao. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Maligano Kabupaten Muna. Penentuan Lokasi dilakukan secara purposive dengan Jumlah sampel sebanyak 20 orang kontak tani, variabel penelitan meliputi perilaku komunikasi yaitu kontak media, kontak penyuluh, kontak kelompok dan kosmopolitan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (75%) perilaku komunikasi kontak tani berhubungan erat dengan tingkat penerapan teknologi, nilai korelasi meliputi kontak media (r = 0,56), kontak penyuluh (r = 0,47), kontak kelompok (r = 0,39) dan kosmopolitan (r = 0,30). Artinya dalam penerapan teknologi, perilaku komunikasi melalui kontak media, penyuluh dan kontak kelompok dapat menjadikan sebagai media untuk mencari atau memperoleh informasi tentang teknologi pertanian. Kata Kunci: Perilaku komunikasi, penerpan teknologi, kakao, kontak tani PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan pembangunan pertanian sebagai penyangga perekonomian bangsa, maka salah satu komponen dasar yang harus dibina yaitu petani sebagai pelaksana pembangunan ditingkat lapangan. Pembinaaan terhadap petani diarahkan untuk petani diarahkan untuk merubah perilaku petani dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dengan adanya perubahan perilaku maka petani dapat mengakses suatu teknologi pertanian untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Salah satu bentuk pembinaan terhadap petani yaitu melalui pembentukan kelompok tani. Wong (1979) dalam Mardikanto (1993), bahwa beberapa keuntungan pembentukan kelompok tani yaitu (a) semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok, (b) semakin terarahnya peningkatan secara tepat tentang jiwa kerjasama antara petani; (c) semakin cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan teknologi. Pada kelompok tani, ada seorang pemimpin yang disebut dengan kontak tani. Soewardi, H. 1982, bahwa kontak tani sebagai 1 ketua kelompok tani terhadap kelompoknya dapat berperan sebagai: (1) pembimbing, dalam artian kontak tani harus dapat memberikan pengetahuan yang cukup kepada para anggotanya tentang suatu teknologi pertanian karena pada umumnya petani merupakan orangorang yang masih berpendidikan yang disertai pengetahuan yang rendah; (2) sebagai penggerak, dalam artian kontak tani dijadikan partner kerja (penyambung lidah) atau fasilitator dalam menanamkan kesadaran akan arti pentingnya berkelompok, serta menyampaikan inovasiinovasi baru sesuai anjuran penyuluh pertanian; (3) sebagai pemimpin, dalam artian merumuskan dan mengorganisir aspirasi kelompok dalam kegiatan yang terarah serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi petani. Seorang kontak tani harus memiliki pengetahuan yang lebih mengenai suatu teknologi pertanian seperti teknologi usahatani kakao dibandingkan dengan para anggotanya sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki bisa disampaikan kepada kepada para petani lain yang menjadi anggota kelompoknya. Agar seorang kontak tani bisa menerapkan suatu teknologi yang ditawarkan oleh penyuluh pertanian maka kontak tani harus aktif mencari informasi tentang ) Staf PengajarAGRIPLUS, Pada Jurusan Agribisnis Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari. VolumeFakultas 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 278 279 teknologi tersebut baik melalui media massa (media cetak dan elektronik) maupun sumbersumber lain yang bisa memberikan informasi seperti aktif mengikuti kegiatan penyuluhan, berinteraksi dengan kelompoknya, dan berinteraksi diluar sistem (kosmopolit) (Rivers William, 2003). Apabila kontak tani tidak aktif dalam mencari informasi maka sangatlah sulit suatu teknologi pertanian dapat sampai kepada petani. Hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga penyuluh yang berperan dalam menyampaikan suatu inovasi baru, kurangnya media yang dimiliki oleh petani sebagai sumber informasi serta sarana dan prasarana yang kurang mendukung. Kecamatan Maligano merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Muna dengan luas wilayah 157,62 km2 atau lebih kurang 15.762 hektar. Kecamatan Maligano terdiri dari 6 Desa/Kelurahan yaitu Desa Pohorua, Lapole, Maligano, Raimuna, Latompa dan Langkoroni. Selain itu Kecamatan Maligano merupakan salah satu daerah penghasil kakao di Kabupaten Muna, dengan luas areal lahan kakao 406 ha. Di Kecamatan Maligano komoditas kakao merupakan tanaman utama bagi sebagian besar masyarakat dimana hasilproduksi tanaman kakao bisa mencapai 250 - 300 ton pertahun (Kantor Kecamatan Maligano, 2008). Dalam pengembangan usahataninya mereka telah menerapkan teknologi usahatani kakao. Pemenuhan kebutuhan akan akses informasi teknologi usahatani kakao menjadi salah satu kewajiban kontak tani untuk menambah pengetahuannya tentang teknologi tersebut sehingga mempermudah dalam penerapan teknologi usahatani kakao. Sehubungan dengan tersebut maka perlu ada kajian tentang hubungan perilaku komunikasi kontak tani dalam pencarian informasi dengan tingkat penerapan teknologi usahatani kakao. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Maligano Kabupaten Muna. Penentuan Lokasi dilakukan secara purposive atau ditunjuk langsung dengan alasan bahwa Kecamatan Maligano merupakan salah satu daerah penghasil kakao di Kabupaten Muna dan dalam pengembangan usahataninya petani telah membentuk kelompok serta telah menerapkan teknologi usahatani kakao. Jumlah sampel penelitian adalah 20 orang atau seluruh kontak tani (ketua kelompok tani) yang ada di Kecamatan Maligano. Penentuan sampel dilakukan secara sensus yaitu seluruh populasi dijadikan sampel (Usman, H, 1998). Jenis data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dengan teknik wawancara dan pencatatan serta observasi atau pengamatan langsung melalui objek penelitian. Variabel yang diamati meliputi 1) Identitas responden, meliputi: umur, pendidikan, pengalaman menjadi kontak tani, luas lahan dan kepemilikan media, 2) Variabel bebas yaitu Perilaku Komunikasi yang meliputi: kontak media (media cetak dan elektronik), kontak kelompok, kontak penyuluh dan kosmopolitan dan 3) variabel terikat yaitu Tingkat Penerapan teknologi usahatani kakao yang meliputi pemeliharaan tanaman dan pengolahan hasil. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson dengan persamaan sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN Perilaku Komunikasi Kontak Tani Perilaku komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari kontak media, kontak penyuluh, kontak kelompok dan kosmopolitan. Kontak media Media komunikasi merupakan salah satu sarana yang diperuntukkan meningkatkan pengetahuan petani beserta keluarganya dan penyuluh serta dapat mempermudah penyuluh pertanian di dalam menyampaikan materi penyuluhannya kepada para petani (Hamundu, 1997). Melalui media komunikasi petani dapat memperoleh informasi tentang teknologi baru yang dapat digunakan dalam rangka peningkatan produksi usahataninya dalam kondisi yang memuaskan tanpa harus mengeluarkan biaya yang relatif besar. Semakin sering petani AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 280 menggunakan media komunikasi, maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki petani tersebut. Dengan pengetahuan yqang dimiliki, petani dapat meningkatkan hasil tanaman pertanian yang diusahakannya. Kontak media petani responden dibagi ke dalam 2 (dua) kategori yaitu kategori sering dengan perolehan skor 8 - 12 dan kategori jarang dengan perolehan skor 6 – 7. Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan media komunikasi pertanian (kontak media) oleh petani responden di Kecamatan Maligano dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Keadaan penggunaan media komunikasi (Kontak media) petani responden di Kecamatan Maligano, tahun 2009 Kategori Sering (8 – 12) Jarang (6 – 7) Jumlah Jumlah responden (Orang) 13 7 20 Persentase (%) 65 35 100 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa responden sebesar 65% (13 orang) menyatakan sering melakukan kontak media dan sebanyak 35% (7 orang) menyatakan jarang melakukan kontak media. artinya bahwa petani telah menggunakan media sebagai sumber informasi dalam dalam menerapkan teknologi usahatani kakao seperti media cetak dan media elektronik (radio dan televisi). Dan sebagian petani juga memanfaatkan radio sebagai sumber informasi, karena umumnya petani memiliki radio selain itu mereka juga memanfaatkan brosur dan majalah pertanian sebagai sumber informasi. Kontak penyuluh pertanian Penyuluh pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian didalam usaha untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan yaitu petani dan keluarganya melalui metode dan teknik-teknik tertentu sampai mereka dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi atau menerapkan inovasi yang disampaikan (Mardikanto, 1993). Dengan demikian petani yang lebih sering berkomunikasi dengan penyuluh pertanian atau mengikuti kegiatan penyuluhan akan banyak memperoleh informasi tentang suatu teknologi pertanian yang dibutuhkan guna meningkatkan produksi usahataninya, dibandingkan petani yang jarang mengikuti kegiatan penyuluhan atau kontak dengan penyuluh pertanian. Kontak penyuluh pertanian dibagi ke dalam 2 (dua) kategori yaitu kategori sering dengan perolehan skor 8 - 10 dan kategori jarang dengan perolehan skor 6 – 7. Keadaan kontak penyuluh pertanian di Kecamatan Maligano dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Keadaan kontak penyuluh pertanian di Kecamatan Maligano, tahun 2009 Kategori Sering (8 – 10) Jarang (6 – 7) Jumlah Jumlah responden (Orang) 14 6 20 Perserntase (%) 70 30 100 Berdasrkan Tabel 2, menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden yaitu 70% menyatakan sering melakukan kontak dengan penyuluh sedangkan 30% menyatakan jarang melakukan kontak dengan penyuluh. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden lebih banyak berkomunikasi dengan penyuluh dalam hal memperoleh informasi dan meminta bantuan penyuluh dalam memecahkan masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani kakao. Hal ini disebabkan karena tempat tinggal penyuluh pertanian yang ada disana berdekatan dengan tempat tinggal petani selain itu penyuluhnya juga sering bergaul dengan para petani sehingga petani tidak takut untuk bertanya kepada penyuluh tentang masalah yang dihadapi. Kontak kelompok Kontak kelompok merupakan salah satu bentuk perilaku komunikasi yang dapat menunjang tingkat penerapan teknologi petani kakao, melakukan kontak dengan kelompok lain maupun antara sesama anggota kelompok dapat AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 281 menambah pengetahuan baru dalam menerapkan suatu teknologi. Kontak kelompok dibagi ke dalam 2 (dua) kategori yaitu kategori sering dengan perolehan skor 8 – 10 dan kategori jarang dengan perolehan skor 4 - 7. Keadaan kontak kelompok di Kecamatan Maligano dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Keadaan kontak kelompok petani responden di Kecamatan Maligano Kabupeten Muna, tahun 2009 Kategori Sering (8 – 10) Jarang (4 – 7) Jumlah Jumlah responden (orang) 15 5 20 Persentase (%) 75 25 100 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebesar 75% (15 orang) menyatakan sering melakukan kontak dengan kelompok lain maupun dengan sesama anggota kelompok sedangkan sisanya 25% (5 orang) menyatakan jarang melakukan kontak dengan kelompok lain maupun dengan sesama anggota kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa selain media komunikasi dan penyuluh pertanian yang dijadikan sumber informasi maka responden juga menjadikan kontak dengan petani diluar kelompoknya maupan sesama anggota kelompok sebagai sumber informasi. Manfaat lain dari kontak langsung dengan kelompok agar mereka langsung melihat hasil dari penerapan teknologi usahatani kakao dari petani yang telah berhasil mempunyai pengalaman dalam menerapkan teknologi tersebut. Kosmopolitan Kosmopolitan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam peningkatan pengetahuan dan wawasan. Kosmopolitan dalam penelitian ini adalah seringnya petani mencari informasi tentang usahatani yang diusahakan diluar dari sistem sosial dan lingkungan. Kosmopolitan dibagi kedalam 2 (dua) kategori yaitu kategori sering dengan perolehan skor 6 - 10 dan kategori jarang dengan perolehan skor 0 - 5. Keadaan kosmopolitan petani responden di Kecamatan Maligano dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Keadaan kosmopolitan petani responden di Kecamatan Maligano Kabupeten Muna, tahun 2009 Kategori Sering (6 – 10) Jarang (0 – 5) Jumlah Jumlah responden (Orang) 9 11 20 Persentase (%) 45 55 100 Tingkat kosmopolitan di Kecamatan Maligano tergolong rendah dengan persentase 55% hal ini disebabkan petani responden jarang memiliki kesempatan untuk mencari informasi di luar lingkungannya karena disibukkan dengan kegiatan usahataninya yang tidak bisa ditinggalkan. Meskipun petani yang tingkat kosmopolitannya tinggi hanya sebesar 45% mengindikasikan bahwa petani sudah memiliki keterbukaan dan keinginan untuk mencari informasi tentang suatu teknologi diluar dari lingkungan sosialnya dengan harapan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dimiliki. Tingkat Penerapan Teknologi Tingkat penerapan teknologi usahatani kakao adalah tinggi rendahnya kemampuan petani dalam menerapkan suatu teknologi dalam usahataninya sesuai anjuran penyuluh. Berdasarkan hasil penelitian di peroleh data mengenai skor penerapan teknologi usahatani kakao responden, skor yang tertinggi adalah 75 dan skor terendah adalah 60. Kategori tingkat penerapan teknologi petani responden di bagi menjadi 3 (tiga) yaitu kategori tinggi dengan skor 70 – 75, kategori sedang dengan skor 65 – 69, dan kategori rendah dengan skor 60 – 64. Kondisi tingkat penerapan teknologi usahatani kakao di Kecamatan Maligano dapat dilihat pada Tabel 5. AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 282 Tabel 5. Keadaan tingkat penerapan teknologi usahatani kakao di Kecamatan Maligano Kabupaten Muna, tahun 2009 Tingkat penerapan teknologi usahatani kakao Tinggi (70 – 75) Sedang (65 – 69) Rendah (60 – 64) Jumlah Jumlah Persentase responden (%) (Orang) 6 30 8 40 6 30 20 100 Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat penerapan teknologi kontak tani di Kecamatan Maligano masih tergolong sedang, hal ini disebabkan tidak semua petani responden dalam berusahatani kakao menerapkan sesuai anjuran penyuluh pertanian tetapi lebih berdasarkan kepada pengalaman masing-masing petani karena menurut mereka meskipun tidak sesuai anjuran penyuluh petani dapat menghasilkan produksi yang memuaskan selain itu petani masih kurang dalam memanfatkan media sebagai sumber informasi dan kurangnya kemauan petani mencari informasi di luar dari lingkungannya. Analisis hubungan antara perilaku komunikasi kontak tani dengan tingkat penerapan teknologi usahatani kakao Hubungan antara Perilaku Komunikasi Kontak tani (Kontak media, kontak penyuluh, kontak kelompok dan kosmopolitan) dengan tingkat penerapan teknologi di Kecamatan Maligano Kabupaten Muna di analisis dengan menggunakan uji Korelasi Pearson dan pengukuran tingkat hubungan menurut Sudjana (1990). Dari analisis tersebut diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kisaran nilai r perilaku komunikasi kontak tani dengan tingkat penerapan teknologi kakao di Kecamatan Maligano Kabupaten Muna, tahun 2009 Perilaku komunikasi kontak tani Kontak media Kontak penyuluh Kontak kelompok Kosmopolitan r Penjelasan 0,56 0,47 0,39 0,30 Hubungan erat Hubungan erat Hubungan erat Hubungan kurang erat Dari tabel 6 dapat di jelaskan sebagai berikut : Analisis hubungan antara kontak media dengan tingkat penerapan teknologi usahatani kakao Hasil analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara kontak media dengan tingkat penerapan teknologi kakao yakni sebesar 0,56. Hal ini berarti bahwa kontak media mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat penerapan teknologi usahatani kakao di Kecamatan Maligano dan hubungannya bersifet positif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kontak tani yang ada di Kecamatan Maligano sering menggunakan media komunikasi sebagai sumber informasi dalam berusahatani, mereka sadar bahwa media komunikasi memiliki peranan yang penting dalam perubahan perilaku (sikap, pengetahuan dan ketrampilan) sehingga dapat berusahatani lebih baik dan memperoleh hasil yang memuaskan. Media komunikasi yang sering digunakan oleh Kontak tani adalah Radio dan majalah pertanian serta brosur-brosur. Kontak tani responden lebih banyak menggunakan radio sebagai sumber informasi karena sebagian besar Kontak tani hanya memiliki radio dan radio sering menyiarkan siaran yang menyangkut pertanian sedangkan televisi jarang menayangkan hal-hal yang berkaitan dengan pertanian, serta majalah pertanian dan brosurbrosur yang diberikan oleh Penyuluh Pertanian sebagai bahan acuan dalam berusahatani. AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 283 Analisis hubungan antara kontak penyuluh pertanian dengan tingkat penerapan teknologi kakao Berdasarkan hasil analisis hubungan antara Kontak Penyuluh Pertanian dengan Tingkat Penerapan Teknologi Kakao diperoleh nilai r = 0,47. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa antara Kontak Penyuluh dengan tingkat penerapan teknologi mempunyai hubungan yang erat dan sifatnya positif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dimana Kontak tani responden yang ada di Kecamatan Maligano menyatakan sering berhubungan dengan penyulah Pertanian baik dalam mengikuti kegiatan penyuluhan maupun kunjungan petani kapada penyuluh dan sebaliknya. Di dalam berusahatani Kontak tani selalu berdiskusi dengan penyuluh Pertanian tentang masalah yang dihadapi seperti cara pemberantasan hama dan penyakit yang menyerang tanaman kakao karena petani sadar dengan banyak berkomunikasi dengan Peyuluh Pertanian maka pengetahuan mereka tentang teknologi kakao semakin bertambah sehingga petani dapat meningkatkan produksinya dan kehidupan mereka akan jauh lebih baik Kontak tani sering berkomunikasi dengan Penyuluh Peranian karena disetiap Desa yang ada di Kecamatan Maligano memiliki penyuluh masing-masing sehingga memudahkan petani untuk bertanya langsung kepada penyulah cara memecahkan masalah yang mereka hadapi, selain itu Penyuluhnya selalu membina hubungan yang baik dengan para petani sehingga petani tidak segan-segan untuk bertanya kepada Penyuluh. Analisis hubungan antara kontak kelompok dengan tingkat penerapan teknologi kakao Berdasarkan hasil analisis maka hubungan antara Kontak Kelompok dengan tingkat penerapan teknologi kakao diperoleh nilai r = 0,39. Hasil ini menunjukkan bahwa kontak kelompok memiliki hubungan yang erat dan kuat dengan tingkat penerapan teknologi kakao serta hubungannya bersifat positif, dimana sebagian besar petani responden menyatakan sering melakukan kontak dengan kelompok lain maupan dengan sesama anggota kelompoknya untuk memperoleh informasi tentang suatu teknologi pertanian terutama teknologi kakao. Dengan mengetahui dan melihat sendiri hasil dari teknologi tersebut maka petani tidak raguragu lagi dalam menerapkan teknologi tersebut dalam berusahatani yang dapat meningkatkan produksi dari tanaman yang sedang diusahakannya. Hal ini tidak lepas dari hubungan komunikasi yang baik antara kontak tani dengan petani lainnya baik dari kelompok lain maupun anggota kelompoknya sendiri serta lebih mudahnya petani responden menyerap informasi yang diberikan oleh petani lain karena menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti serta tingkat pendidikan mereka yang tinggi yang menyebabkan mereka lebih mudah menyerap informasi. Tetapi ada juga beberapa petani yang menyatakan jarang melakukan kontak dengan petani lain baik dari kelompoknya sendiri maupun diluar dari kelompoknya, hal ini disebabkan karena kontak tani tersebut tidak memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan petani lain disebabkan oleh kesibukan mereka dalam mengurus tanamannya yang tidak bisa ditinggalkan. Analisis hubungan antara kosmopolitan dengan tingkat penerapan teknologi kakao Berdasarkan hasil analisis, maka hubungan antara kosmopolitan dengan tingkat penerapan teknologi kakao diperoleh nilai r = 0,30. Hasil ini menunjukkan bahwa kosmopolitan memiliki hubungan yang kurang erat atau lemah dengan tingkat penerapan teknologi kakao serta hubungannya bersifat positif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontak tani sebagian besar menyatakan jarang keluar daerah untuk mencari informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan usahatani yang sedang di usahakannya, mereka keluar daerah hanya dengan tujuan untuk mengunjungi keluarga mereka masing-masing tetapi ada juga sebagian kecil kontak tani mereka keluar daerah hanya dengan tujuan untuk mengunjungi AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 284 keluarga yang menyatakan sering keluar daerah untuk mencari informasi tentang cara meningkatkan hasil produksi tanaman mereka. Petani jarang mencari informasi di luar dari lingkungannya disebabkan kurangnya waktu mereka untuk melakukan perjalanan karena disibukkan oleh pekerjaan mereka dalam mengurus tanaman mereka masing-masing agar memperoleh hasil yang memuaskan, jadi mereka cukup menghubungi penyuluh setempat atau petani lain untuk memperoleh informasi teknologi baru yang bisa dapat dimanfaatkan oleh petani. KESIMPULAN 1. 2. Perilaku komunikasi petani dalam penerapan teknologi cukup tinggi, namun masih perlu ditingkatkan, terutama melakukan kontak dengan sistem sosial diluar kelompoknya. Hal ini penting agar petani dapat memotivasi dalam menerapkan teknologi yang mereka harapkan. Sedangkan kontak dengan penyuluh, kelompok lain dan media cetak dan elektronik agar lebih ditingkatkan. Hubungan antara Perilaku Komunikasi Kontak tani (Kontak media, kontak penyuluh, kontak kelompok dan kosmopolitan) dengan tingkat penerapan teknologi menunjukkan tingkat hubungan yang beragam. Artinya perilaku komunikasi dengan melakukan kontak media, kontak penyuluh dan kontak kelompok menunjukkan tingkat hubungan yang erat artinya dalam penerapan teknologi di wilayah tersebut sangat penting memperhatikan komponen perilaku komunikasi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1993. Panduan Usaha Tani PIR DEPTAN, Perkebunan Kakao. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. Aris Eko, 2008. Pengertian Komunikasi. http://Indoskripsi.com Diakses 5 Mei 2009. Anonim, 2008. Kecamatan Maligano dalam angka 2008. BPS Kecamatan Maligonao Kabupaten Muna Depari, E dan Colin Mac Andrews. 2006. Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan. Gadjah Mada Universiti Pres. Yogyakarta. Hamundu, M., 1997. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Warna Indonesia. Jakarta. Haryanto, T .D. 1986. Kedudukan dan Peranan Kontak Tani Dalam Pengembangan Pembangunan Pertanian. DEPTAN. Jakarta. Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Onong, Uchjana E. 1993. Dinamika komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Soekartawi.1988. Prinsip Dasar Komunikasi Indonesia. Pertanian. Universitas Jakarta. Sutanto. 1995. Tanaman Kakao (Budidaya dan Kanisius. Pengolahan Hasil). Yogyakarta. Sri Harijati. 2005. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Universitas terbuka. Jakarta. Soewardi, H. 1982. Kebangkitan Kelompok Tani. Penyuluhan Jabatan Guru Besar Ilmu. Universitas Sosiologi Pedesaan. Pajajaran. Bandung. Rivers William. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. Prenada Media. Jakarta AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128