BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya dasar seperti: bahan,
tenaga kerja dikelola dan diolah untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Kebanyakan
perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses
menghasilkan laba yang tinggi ini, biasanya perusahaan akan menggunakan sumber daya
yang dimilikinya semaksimal mungkin. Namun hal ini ternyata dapat memberikan dampak
terhadap lingkungan sekitar perusahaan, baik itu negatif maupun positif.
Di tengah perkembangan dunia usaha yang pesat, permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan akan semakin kompleks dan sulit. Oleh karena itulah perusahaan akan bertindak
dinamis dan menyesuaikan dengan permintaan pasar. Banyak sekali persoalan terkait
kontribusi perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Menurut Gray et. al., (1987) masalah
seperti polusi, masalah sosial, limbah, hak tenaga kerja, mutu produk muncul karena
tumbuhnya kesadaran publik akan peran perusahaan di tengah masyarakat.
Hal ini sejalan dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu perusahaan
akibat kegagalan dalam menjalankan tanggung jawabsosialnya. Contoh kasus seperti PT
Freeport yang melakukan pembuangan limbah tambang pada sungai Amungme Papua
(bisnis.liputan6.com). Adapun kasus lain seperti pencemaran air oleh pabrik jamu PT Sido
Muncul pada sungai Klampok yang mengakibatkan bau tidak sedap dan mengganggu
lingkungan sekitar (sindonews.com).
Adanya dampak pada lingkungan sekitar itulah yang mengakibatkan munculnya
kajian mengenai pertanggung jawaban sosial atau yang lebih dikenal dengan istilah
Corporate Social Responsibility (CSR). The World Business Council for Suitainable
Development (WBCSD) mendefinisikan Corporate Social Responsibility sebagai suatu
tindakan atau gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup
karyawan beserta keluarganya, serta peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat yang ada di
lingkungan sekitar perusahaan.
Menurut Guthrie dan Mathews (1985), tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri
dapat digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non-keuangan yang
berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya,
yang dapat dibuat dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan perusahaan terpisah.
Sehingga dalam prakteknya, perusahaan diharuskan melaporkan laporan pertanggung
jawaban sosialnya secara langsung ataupun tidak langsung melalui laporan keuangan
tahunananya.
Menurut Dewi (2013), laporan tahunan merupakan media komunikasi antara
perusahaan dan para pengguna laporan keuangan serta masyarakat yang membutuhkan
informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan perusahaan. Dalam
penulisan laporan tahunan yang baik diperlukan data dan informasi yang akurat.
Selain kinerja keuangan, laporan tahunan juga mengungkapkan kinerja non keuangan
perusahaan yang juga penting bagi stakeholders. Melalui pengungkapan tanggung jawab
sosial, perusahaan dapat mengkomunikasikan aktivitas sosialnya serta memperoleh legitimasi
dari para stakeholders. Freedman dan Jaggi (1988), mendefenisikan stakeholder sebagai
kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu
pencapaian tujuan tertentu. Kelompok atau individu tersebut dapat dikatakan sebagai
stakeholder apabila mereka memiliki kekuasaan dan kepentingan terhadap perusahaannya.
Dalam laporan tahunan, terdapat dua (2) pengungkapan informasi, yaitu
pengungkapan wajib (mandatory disclosure), dan pengungkapan sukarela (valuntary
disclosure). Berdasarkankeputusan ketua Bapepam Nomor 38/PM/1996 tanggal 17 Januari
1996 mengenai laporan tahunan bahwa yang dimaksud dengan pengungkapan wajib adalah
meliputi semua pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Sedangkan pengungkapan
sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan
tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang
diwajibkan.Pada akhir-akhir ini informasi yang sering diminta untuk diungkapkan oleh
perusahaan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility Disclosure (CSRD) (Sembiring, 2005).
Di awal tahun 2000an ini praktik CSRD di Indonesia sendiri sudah mengalami
berbagai perkembangan dan perhatian. Hal ini dikarenakan munculnya beragam
permasalahan terkait kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga
mempengaruhi kesadaran masyarakat akan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan ini.
Pengungkapan
tanggung
jawab
sosial
ini
mendorong
pemerintah
untuk
memberlakukan peraturan-peraturan yang terkait dengan praktik CSR perusahaan terhadap
lingkungan sekitarnya. Antara lain Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun
2007 pasal 74 dan pasal 66 ayat (2) poin C, lalu ada pula peraturan menteri sosial RI Nomor
13 Tahun 2012 tentang forum tanggung jawab dunia usaha dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Pada UU Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 pasal 74 menjelaskan bahwa
perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber
daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sedangkan dalam
pasal 66 ayat (2) poin C menjelaskan bahwa laporan tahunan perusahaan harus memuat
laporan pertanggung jawaban sosial dan lingkungannya.
Pada Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum
tanggungjawab dunia usaha dalam penyelenggaraan Kesejehteraan Sosial. Kementrian
sosial memandang penting dibentuknya forum CSR pada level Provinsi, sebagai sarana
kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha.
Menurut Septiani (2013), dengan adanya peraturan yang mengantur tentang tanggung
jawab sosial ini terjadi perubahan paradigma pengungkapan CSR yang semula bersifat
voluntary (sukarela) menjadi mandatory (wajib), karena di dalam peraturan-peraturan
tersebut dijelaskan bahwa ada pengenaan sanksi bagi perusahaan yang tidak melaksanakan
tanggung jawab sosial.
Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan yang banyak dan
berada dekat dengan lingkungan masyarakat. Hal ini mengakibatkan perusahaan manufaktur
memberikan dampak yang cukup besar untuk terjadinya masalah polusi, limbah, dan tenaga
kerja. Karena hal inilah kebanyakan perusahaan manufaktur mendapatkan protes dan teguran
dari berbagai pihak (Belkaoui, 1989).
Penelitian kali ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan laporan pertanggung jawaban atau Corporate Social Responsibility
Disclosure (CSRD). Variabel karakteristik perusahaan itu sendiri terdiri dari ukuran
perusahaan (size), profitabilitas, profil perusahaan, ukuran dewan komisaris, leverage, dan
kepemilikan luar negeri. Periode pengamatan yang dilakukan pada tahun terbaru yaitu 20112014. Selain itu juga karena pada periode tersebut ada beberapa perusahaan manufaktur yang
terkendala masalah lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Dalam penelitian ini pengungkapan laporan pertanggung jawaban sosial diukur
melalui indikator Global Report Initiative (GRI) kinerja lingkungan. Objek penelitiannya
yaitu perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki
aktivitas yang kompleks sehingga memungkinkan perusahaan melakukan aktivitas sosial dan
pengungkapan CSR, dalam laporan keuangannya, secara lebih transparan (Nadiah, 2012).
Selain itu, banyaknya perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga
menjadi salah satu pertimbangan peneliti.
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring
(2005). Pada penelitian yang dilakukan sembiring, terdapat beberapa keterbatasan yaitu
penelitian dilakukan hanya satu (1) tahun pengamatan sehingga memungkinkan praktek
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diamati kurang menggambarkan
kondisi yang sebenarnya. Selain itu objek penelitian yang dilakukan adalah semua
perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Perbedaan yang lainnya
dengan penelitian Sembiring (2005) yaitu ditambahkannya variabel kepemilikan luar negeri.
Karena variabel kepemilikan luar negeri ini dianggap mempunyai pengaruh terhadap
pelaporan CSR ini.
Company Size adalah skala tertentu untuk mengukur besar kecilnya Perusahaan (Sriayu dan
Putu, 2013). Menurut Cowen et. al., (1987), secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari
tekanan. Hal ini dikarenakan informasi perusahaan besar lebih diketahui banyak orang dibanding
informasi perusahaan kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) dan Sembiring (2005) dan
Sari (2012) menunjukkan variabel size berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social
Responsibility (CSRD). Perbedaan ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Anggraini (2006) yang
menunjukkan size tidak berpengaruh terhadap CSRD.
Penelitian yang berkaitan dengan profile perusahaan kebanyakan mendukung bahwa
industri high-profile mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab sosialnya lebih
banyak dari industri low-profile (Sembiring, 2005). Hasil penelitian Sembiring (2005)
menemukan bahwa profile berpengaruh positif terhadap CSRD sejalan dengan Hackston dan
Milne (1996), dan Kokubu et. al., (2001). Hasil berbeda dengan penelitian Davey (1982), dan
Cowen et. al., (1987) seperti yang disebutkan dalam Hackston dan Milne (1996) yang tidak
menemukan hubungan antara profile terhadap CSRD.
Menurut Kusumadilaga (2010), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan perusahaan pada periode akuntansi.
Menurut Kamil dan Herusetya (2012), tingkat profitabilitas yang semakin tinggi
mencerminkan kemampuan entitas dalam menghasilkan laba yang yang semakin tinggi,
sehingga entitas mampu untuk meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosialnya dalam laporan keuangan dengan lebih luas.Variabel
profitabilitas menunjukkan ketidakkonsistenan hasil, penelitian Sitepu (2009) dan Sari (2012)
menunjukkan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap CSRD, sedangkan penelitian
Sembiring (2005), Anggraini (2006), Sriayu dan Putu (2013) menunjukkan profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap CSRD.
Leverage didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua
kewajiban dengan ekuitasnya Dewi (2013). Dengan demikian laverage menunjukkan resiko
yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan hutang yang dimiliki perusahaan. Variabel
leverage yang diteliti oleh Cahya (2010) Sriayu dan Putu (2013)
menunjukkan leverage
berpengaruh signifikan terhadap CSRD, sedangkan hasil penelitian Sembiring (2005),
Anggraini (2006) dan Veronica (2010) menunjukkan leverage perusahaan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap CSRD.
Menurut Sembiring (2005), jumlah anggota dewan komisaris yang semakin besar
menyebabkan pengendalian terhadap CEO semakin mudah serta semakin efektif dalam
melakukan pengawasan sehingga pihak manajemen akan mendapatkan tekanan yang semakin
besar dalam mengungkapkan tanggungjawab sosial perusahaannya. Penelitian sembiring
(2005) menyatakan ada hubungan yang erat antara ukuran dewan komisaris terhadap CSR
Disclosure. Hal ini berarti bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan
semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin
efektif. Berbeda dengan Sriayu dan Putu (2013) yang mengatakan bahwa ukuran dewan
komisaris tidak berpengaruh terhadap CSRD.
Menurut Soliman et al. (2012), investor asing akan cenderung menekan manajer
untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab secara sosial agar tidak kehilangan
investasi karena kebangkrutan atau peraturan/sanksi hukum. Berdasar penelitian Sriayu dan
Putu (2013)) menjelaskan bahwa foreign ownership berpengaruh positif terhadap Corporate
Social Responsibility Disclosure sejalan dengan Penelitian oleh Sari, et al. (2010) serta
Politon dan Sri (2013), namun hasil tersebut berbeda dengan penelitian Anggraini (2006)
yang tidak menemukan hubungan antara dua variabel tesebut.
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
penelitian
“PENGARUH
KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN
TERHADAP
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE”
1.2.
Rumusan Masalah
Maraknya kerusakan lingkungan di tengah dunia bisnis saat ini, mendorong banyak
perusahaan untuk memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Tanggung jawab suatu
perusahaan sangat luas tidak hanya terhadap para investor saja, namun juga kepada seluruh
stakeholder yang terkena dampak dari keberlangsungan usaha perusahaan.
Banyaknya ketidak konsistenan penelitian terhadahulu terkait laporan pertanggung
jawaban sosial, sehingga penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki ketidak konsitenan
penelitian sebelumnya. Dari bahasan di atas, di dapat rumusan masalah berupa:
Apakah karakteristik perusahaan yang mencakup ukuran (size) perusahaan,
profitabilitas, profil perusahaan, tingkat leverage, ukuran dewan komisaris, dan kepemilikan
luar negeri berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
1.3.
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, didapat tujuan penelitian sebagi
berikut:
Menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan yang mencakup ukuran (size)
perusahaan, profitabilitas, profil perusahaan, tingkat leverage, ukuran dewan komisaris, dan
kepemilikan luar negeri terhadap pengungkapan CSR
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Akademis
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam ilmu akuntansi terutama
bidang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu juga penelitian
ini dapat menjadi perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pengungkapan CSR
2. Perusahaan atau Manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk pengambilan
keputusan oleh manajemen mengenai pentingnya pengungkapan CSR dan
meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
3. Para Investor
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan wawasan aspek-aspek sebagai
pertimbangan dalam berinvestasi sehingga menghasilkan keputusan yang tepat.
1.5.
ORISINALITAS PENELITIAN
Penelitian yang terkait pengaruh karakteristik perusahaan telah banyak dilakukan,
antara lain Sembiring (2005), Anggraini (2006), Sari (2012), Septiani (2013), Sriayu dan Putu
(2013).
Penelitian ini akan menguji pengaruh dari karakteristik perusahaan terhadap laporan
corporate social responsibiity, namun demikian penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya dalam beberapa hal.
1. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Sembiring (2005) yang hanya
menggunakan satu tahun pengamatan dan objek penelitiannya perusahaan go
public pada Bursa Efek Jakarta. Sedangkan penelitian ini menggunakan periode
empat tahun dengan objek penelitian perusahaan manufaktur yang terdapat pada
bursa efek Indonesia. Selain itu adanya tambahan variabel kepemilikan luar negeri
pada penelitian kali ini yang sebelumnya tidak ada pada penelitian Sembiring
(2005).
2. Dalam penelitian ini berbeda dari penelitian Sembiring (2005) dalam pengukuran
pengungkapan tanggung jawab sosialnya. Pada Sembiring dilakukan checklist
dengan melihat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam tujuh
ketegori. Sedangkan penelitian ini menggunakan indikator kinerja lingkungan
pada item GRI yang terdiri dari beberapa sub aspek seperti: material, energi, air,
biodiversiti, emisi, efluen dan limbah, produk dan jasa, kepatuhan, dan
keseluruhan.
3. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Sari (2012) yang mengangkat
karakteristik perusahaan berupa profil, size, profitabilitas, leverage, dan
pertumbuhan perusahaan. Sedangkan penelitian ini menggunakan proksi size,
profitabilitas, leverage, profil, ukuran dewan komisaris, dan kepemilikan asing.
Selain itu periode pengambilan sampelnya pun berbeda.
1.6.
Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, orisinalitas penelitian dan sistematika penulisan
yang dilakukan peneliti
.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai landasan teori yang dilakukan peneliti
dan peneliti sebelumnya, kerangka pemikiran dan hipotesis. Teori yang
dibahas pada penelitian ini sendiri yaitu teori stakholder dan teori agensi.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian,
metode pengumpulan data dan metode analisis data.
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data
dan interpretasi hasil.
BAB 5 PENUTUP
Pada bab ini akan terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran
yang diajukan oleh peneliti.
Download