Insidensi Kanker Ovarium berdasarkan Faktor Risiko di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2008-2011 Incidence of Ovarian Cancer based on Risk Factors in Haji Adam Malik Hospital Year 2008-2011 Afiq Bin Johari1, Fidel Ganis Siregar2 1. Mahasiswa F.Kedokteran USU angkatan 2009 2. Staf pengajar Departement Obstetri dan Ginekologi, F.Kedokteran USU Abstrak Kanker ovarium menduduki urutan ke-5 dari 24 jenis kanker di kalangan wanita Indonesia berdasarkan data dari The International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2008. Gejala klinis yang tidak spesifik pada stadium dini, maupun keterlambatan merujuk pasien serta keterbatasan alat untuk mendeteksi kanker ovarium pada stadium awal pada orang-orang dengan risiko tinggi menyebabkan pasien didiagnosa pada stadium lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui insidensi pasien kanker ovarium yang dirawat inap berdasarkan faktor risiko di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2008 hingga 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain cross sectional study. Jumlah penderita kanker ovarium pada penelitian ini adalah 337 orang. Insidensi kanker ovarium paling banyak berdasarkan usia pada kelompok usia antara 35-50 tahun (42.1%), berdasarkan usia menarche, pada usia antara 12-14 tahun (52.2%), berdasarkan riwayat menopause, pada penderita yang belum menopause (59.9%), berdasarkan jumlah paritas, pada wanita nullipara(27.0%), berdasarkan jumlah abortus, pada wanita yang tidak pernah mengalami abortus (80.7%), berdasarkan berat badan, pada berat badan 4050 kg (35.6%), berdasarkan tinggi badan, pada tinggi badan antara 150-160 cm (61.9%), berdasarkan indeks massa tubuh, pada wanita dalam kategori normal (44.9%), wanita yang tidak menggunakan pil kontrasepsi mencatatkan kasus kanker ovarium terbanyak (69.1%), dan kota Medan mencatatkan tempat tinggal penderita kanker ovarium yang terbanyak yaitu (27.3%). Pelbagai faktor berpengaruh pada seseorang wanita dalam mendapat kanker ovarium, dan dalam usaha deteksi dini, wanita dengan faktor risiko kanker ovarium haruslah sering diperiksa dan dievaluasi. Kata Kunci : Kanker Ovarium, Insidensi, Faktor Risiko Abstract Ovarian cancer ranked 5th out of 24 types of cancer among women in Indonesia according to International Agency for Research on Cancer (IARC) in 2008. Non-specific clinical symptoms in early stages, delays in referring patients and limited tools to detect ovarian cancer in people with high risk resulting lot of cases been diagnosed at an advanced stage. This research describes the incidence of hospitalized patients with ovarian cancer based on risk factors at Haji Adam Malik Hospital during 2008 till 2011. This is a descriptive observational research with cross-sectional study design. The total number of patients in this study is 337 patients. The results shows that the incidence of ovarian cancer at most in the age group between 35-50 years old (42.1%), and having menarche in the age between 12-14 years old (52.2%), Ovarian cancer shows at most in women with no history of menopause (59.9%), who have never given birth (27.0% ) and never experienced abortion (80.7%). Based on body weight and height, most common in women weighing 40-50 kg (35.6%), and height between 150-160 cm (61.9%), based on body mass index, most women falls into the normal category (44.9%). Plus, women who did not use contraceptive pills (69.1%), and lived in kota Medan (27.3%) recorded the most cases of ovarian cancer. There are various factors influencing a woman in having ovarian cancer, and as for early detection, women with high risks should be frequently evaluated. Keywords: Ovarian Cancer, Incidence, Risk Factors Pendahuluan Kanker ovarium menempati urutan ketujuh dari seluruh tumor ganas ginekologi di kalangan perempuan diseluruh dunia. Dilaporkan 224.747 kasus baru kanker ovarium dan 140.163 jumlah kematian akibat kanker E - Jurnal FK USU volume 1 no 1 tahun 2013 ovarium pada tahun 2008. Di Amerika Serikat dijumpai 22.280 kasus baru kanker ovarium dan 15.500 kematian pada tahun 2012 (American Cancer Society, 2012). Di Indonesia berdasarkan data dari The International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2008, Insidensi kanker ovarium Afiq Bin Johari kanker ovarium menduduki urutan ke-5 dengan insidensi 6.2% dari 24 jenis kanker yang dilaporkan (GLOBOCAN, 2008). Di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2009, 2010 dan 2011, masing-masing tercatat sebanyak 384, 366, 391 dari jumlah kunjungan pasien dengan kanker ovarium. Menurut Iqbal (2009) dari 1 Januari 2002 sampai 31 Desember 2006 di RSUP Haji Adam Malik Medan terdapat 105 kasus kanker ovarium dengan 60.3% penderita di diagnosis setelah berada pada stadium lanjut. Saat ini belum terdapat metode skrining yang efektif untuk deteksi dini kanker ovarium menyebabkan 70% kasus ditemukan dalam stadium lanjut, yakni. Gejala klinis yang tidak spesifik pada stadium dini, maupun keterlambatan dalam merujuk pasien serta keterbatasan alat untuk mendeteksi kanker ovarium pada stadium awal pada orang-orang dengan risiko tinggi menyebabkan banyak kasus datang pada stadium lanjut dan menjadi salah satu penyebab tingginya angka mortalitas pada kanker ovarium. Penelitian bertujuan mengetahui insidensi kanker ovarium berdasarkan faktor risiko di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2008 hingga 2011. Untuk mengetahui insidensi penderita kanker ovarium berdasarkan usia, usia menarche, riwayat menopause, jumlah paritas, jumlah abortus, berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, riwayat penggunaan hormon ,dan tempat tinggal. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain cross sectional study yang dimana penelitian ini dilakukan hanya satu kali, pada satu saat dan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu insidensi penyakit kanker ovarium berdasarkan beberapa faktor risiko. Penelitian ini telah dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Juni-Juli 2012. Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh data rekam medik penderita kanker ovarium. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh data rekam medik kanker ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan periode tahun 2008 - 2011. Besar sampel penelitian ini adalah dengan metode total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pencatatan pada rekam medik pada penderita kanker ovarium berdasarkan faktor risiko di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan menggunakan lembar checklist. Data yang diperoleh telah diolah secara computerized menggunakan program statistik dan kemudian ditabulasi secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dilakukan pembahasan sesuai dengan pustaka yang ada. E - Jurnal FK USU volume 1 no 1 tahun 2013 Hasil Pada penelitian ini, 142 orang wanita menderita kanker ovarium pada usia 35-50 tahun dengan 52.2 % mengalami usia menarche pada usia 12-14 tahun. Selain itu, wanita yang belum menopause dan tidak menggunakan hormon mencatatkan kasus kanker ovarium terbanyak. Malah, wanita yang tidak pernah melahirkan dan tidak pernah mengalami abortus juga mencatatkan kasus kanker ovarium terbanyak. Ada 35.6% penderita kanker ovarium mempunyai berat badan antara 40-50 kg dan 61.2% penderita kanker ovarium dengan tinggi badan antara 150-160 cm. Namun, setelah dihitung indeks massa tubuh, ternyata 44.9 % penderita kanker ovarium dalam kategori normal. Pada penelitian ini juga kasus kanker ovarium banyak terjadi pada pasien yang tinggal di kota Medan yaitu 92 orang (27.3%). Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan tujuan untuk membuat deskripsi suatu insidensi mengenai pasien yang dirawat inap dengan penyakit kanker ovarium berdasarkan beberapa faktor risiko di RSUP Haji Adam Malik periode tahun 2008 hingga 2011. Jumlah keseluruhan penderita kanker ovarium dalam penelitian ini adalah 337 orang. Tabel 1. Distribusi Penderita Kanker Ovarium berdasarkan Faktor Risiko di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008- 2011 Faktor Risiko Us ia < 20 tahun 20 – 35 tahun 35 – 50 tahun > 50 tahun Us ia menarche Belum menarche <12 tahun 12 – 14 tahun 14 – 16 tahun > 16 tahun Riwayat menopause Ya Tidak Jumlah paritas 0 (nullipara) 1– 2 3– 4 >5 Jumlah abortus 0 1 >2 Riwayat penggunaan pil kontraseps i Ya Tidak n % 30 54 142 111 8,9 16,0 42,1 32,9 7 13 176 120 21 2,1 3,9 52,2 35,6 6,2 135 202 40,1 59,9 91 90 88 68 27,0 26.7 26,1 20,2 272 44 21 80,7 13,0 6,3 104 233 30,9 69,1 Afiq Bin Johari Pada penelitian ini, penderita kanker ovarium paling banyak dijumpai pada kelompok usia antara 35 50 tahun sebanyak 142 orang (42.1%) dengan penderita termuda berusia 12 tahun dan tertua berusia 84 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilaksanakan dari Januari 2002 hingga Desember 2006 di RSUP Haji Adam Malik dimana, usia yang paling banyak menderita kanker ovarium adalah kelompok usia 40 49 tahun sebanyak 38 orang (33.8%) (Iqbal, 2009). Apabila dibandingkan dengan data di United Kingdom pada tahun 2007, hampir 90% kasus kanker ovarium ditemukan pada wanita usia lebih dari 45 tahun (NICE, 2011). Menurut Sahil (2007) dari penelitian Fadlan di Medan tahun 1981-1990, dilaporkan insiden kanker ovarium terbanyak pada usia 41-50 tahun, sedangkan Harahap di Jakarta tahun 1984, melaporkan insiden tertinggi kanker ovarium terdapat pada kelompok usia 40-70 tahun. Distribusi juga menampakkan peningkatan pola insidensi dari usia <20 tahun sehingga antara 35 50 tahun. Hal ini sejalan dengan teori Goodman (2003) yang menyatakan secara keseluruhan insiden kanker ovarium meningkat seiring dengan bertambahnya usia hingga pertengahan 70-an sebelum berkurang sedikit pada wanita berusia lebih dari 80 tahun. Hal ini terjadi karena, peningkatan usia memberikan waktu masa untuk terjadinya perubahan genetik pada sel epitel permukaan pada ovarium. Pada penelitian ini, didapati bahwa insidensi kanker ovarium paling banyak pada wanita yang tidak pernah melahirkan dan nullipara yaitu 91 orang (27.0%) dibandingkan dengan wanita yang mempunyai jumlah paritas yang banyak.Hal ini bisa terjadi karena, proses ovulasi yang berulang-ulang pada wanita yang tidak hamil mengakibatkan terjadinya iritasi kronis pada ovarium. Hal ini sama yang didapatkan dari penelitian Iqbal (2009) dimana wanita nullipara merupakan yang paling banyak menderita kanker ovarium yaitu 30 orang dari 84 kasus (35.7%). Tetapi, hal yang berbeda didapatkan dari penelitian Nasution (2011) dimana kanker ovarium paling banyak pada wanita dengan jumlah paritas antara 1-3 orang yaitu sebanyak 22 orang dari 46 kasus (47.8%). Namun, distribusi menampakkan pola insidensi kanker ovarium yang menurun dengan peningkatan jumlah paritas. Hal ini sejajar dengan teori Hinkula (2006) dimana secara umum, setiap live birth akan menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium. Menurut Rostgaard (2003) kehamilan memberi efek protektif pada wanita dengan merangsang pelepasan sel-sel ovari yang premalignant. Berdasarkan penelitian ini didapati bahwa kasus kanker ovarium banyak terjadi pada pasien tanpa riwayat penggunaan hormon yaitu 233 orang (69.1%). Hal ini sama yang didapatkan dari penelitian Iqbal (2009) dimana wanita tanpa riwayat KB merupakan E - Jurnal FK USU volume 1 no 1 tahun 2013 .. Insidensi kanker ovarium yang paling banyak menderita kanker ovarium yaitu 31 orang dari 84 kasus (36.9%). Hal ini juga sejalan dengan teori Whittemore (1992) dimana wanita yang tidak pernah mengkonsumsi pil kontrasepsi lebih berisiko dengan risiko relatif 1.0. Hal ini karena, penggunaan KB hormonal bersifat protektif terhadap kanker ovarium dengan cara menghalangi proses ovulasi yang berulang. Berdasarkan penelitian ini juga didapati bahwa kasus kanker ovarium banyak terjadi pada pasien yang belum menopause yaitu 202 orang (59.9%). Hal yang sama ditemukan pada penelitian Akbar (2011) bahwa penderita tumor ganas ovarium banyak ditemukan pada wanita yang belum menopause (59.4%). Namun menurut Moore (2009) dari 179 pasien dengan tumor ovarium ganas ditemukan 13.1 % penderita belum menopause dan 27.7% penderita yang sudah menopause. Penelitian ini juga menunjukkan penderita kanker ovarium paling banyak mengalami menarche pada kelompok usia antara 12 14 tahun sebanyak 176 orang (52.2%). Berdasarkan kepustakaan yang ada, wanita yang menarche pada usia yang awal menderita kanker ovarium yang berasal dari sel germ (disgermenoma). Pada suatu penelitian case control di Sweden oleh Riman (2002) juga menyatakan hal yang sama bahwa insidensi kanker ovarium tertinggi pada wanita dengan usia menarche antara 12 14 tahun yaitu sebanyak 431 orang (73.8%) dari 584 kasus. Namun begitu, pada penelitian ini, ditemukan sebanyak 7 orang penderita kanker ovarium yang belum pernah mengalami menarche (2.1%). Dengan itu, penyebab terjadinya kanker ovarium pada wanita yang belum pernah mengalami menarche haruslah diteliti dengan lebih lanjut. Berdasarkan penelitian didapati bahwa pasien kanker ovarium paling banyak pada wanita yang tidak pernah mengalami abortus yaitu 272 orang (80.7 %). Hal yang sama ditemukan pada Riman (2002) bahwa insidensi kanker ovarium tertinggi pada wanita yang tidak mengalami abortus spontan maupun induced abortion yaitu sebanyak 547 orang dari 655 kasus (83,5%). Saat ini, masih belum ada penelitian yang meneliti hubungan antara abortus baik secara abortus spontan mahupun induced abortion dengan kejadian kanker ovarium. Insidensi kanker ovarium Afiq Bin Johari Tabel 2. Distribusi Penderita Kanker Ovarium berdasarkan Faktor Risiko di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 Faktor Risiko Berat badan (kg) < 30 30 – 40 40 – 50 50 – 60 60 – 70 70 – 80 > 80 Tinggi badan (cm) < 130 130 – 140 140 – 150 150 – 160 160 – 170 > 170 2 IMT (kg/m ) Underweight Normal Overweight Obese I Obese II n % 1 16 83 71 38 15 9 0,4 6,9 35,6 30,5 16,3 6,4 3,9 1 1 35 109 29 3 0,6 0,6 19,7 61,2 16,2 1,7 34 80 25 28 11 19,1 44,9 14,0 15,7 6,3 Pada penelitian ini, penderita kanker ovarium paling banyak dijumpai pada wanita yang mempunyai berat badan 40 50 kg yaitu sebanyak 83 orang (35.6%) dan pada wanita dengan tinggi badan antara 150 160 cm sebanyak 109 orang (61.9%). Bila dihitung indeks massa tubuh, kanker ovarium paling banyak dijumpai pada wanita dengan indeks massa tubuh dalam kategori normal (23.0 24.9 kg/m2) yaitu 80 orang (44.9%). Pada suatu penelitian case control di Australia oleh Jordan (2005) menyatakan bahwa insidensi kanker ovarium paling tinggi pada wanita dengan tinggi badan yang < 160 cm yaitu sebanyak 248 orang dari 764 kasus (32.4%). Malah, pada penelitian Beehler (2006) ditemukan 229 orang dari 427 kasus kanker ovarium (53.6%) pada wanita dengan indeks massa tubuh yang normal (< 24.9 kg/m2). Selain itu, pada penelitian ini juga didapatkan bahwa kanker ovarium banyak terjadi pada wanita yang premenopause dengan indeks massa tubuh yang normal yaitu 73 orang (41.7%). Apabila dibandingkan dengan 12 cohort studies oleh Schouten (2008), menyatakan bahwa wanita dengan indeks massa tubuh > 30 kg/m2 (obese) mempunyai risiko kanker ovarium yang tinggi pada wanita premenopause. E - Jurnal FK USU volume 1 no 1 tahun 2013 Gambar 1. Distribusi Tempat Tinggal Penderita Kanker Ovarium di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 20082011 Berdasarkan penelitian didapati bahwa kasus kanker ovarium banyak terjadi pada penderita yang tinggal di kota Medan yaitu 92 orang (27.3%). Banyak hal yang bisa mempengaruhi hasil seperti ini, seperti kemudahan penduduk di kota Medan untuk ke rumah sakit, penduduk kota kebiasannya lebih educated sehingga mereka lebih perihatin dan rutin untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Namun, hal ini bersifat subjektif karena wanita yang tinggal di kota Medan berasal dar berbagai ras, suku dan bangsa. Sebahagian lagi adalah gabungan antara pola gaya hidup yang tidak sehat dan konsumsi makanan yang berlebihan. Kesimpulan dan Saran Wanita pada kelompok usia antara 35 50 tahun paling banyak menderita kanker ovarium yaitu 142 orang (42.1%). Hampir 52.2% wanita dengan kanker ovarium mengalami menarche pada usia antara 12 14 tahun. Kanker ovarium banyak terjadi pada pasien yang belum menopause yaitu 202 orang (59.9%). Wanita yang tidak pernah melahirkan dan nullipara mencatatkan kasus terbanyak kanker ovarium yaitu 91 orang (27.0%) Selain itu, wanita yang tidak pernah Insidensi kanker ovarium Afiq Bin Johari mengalami abortus mencatatkan kasus terbanyak kanker ovarium yaitu 272 orang (80.7%). Kanker ovarium paling banyak pada wanita dengan berat badan 40 50 kg sebanyak 83 orang (35.6%). Sejumlah 61.2% wanita dengan kanker ovarium mempunyai tinggi badan antara 150 160 cm. Rata-rata indeks massa tubuh wanita dengan kanker ovarium dalam kategori normal yaitu 44.9%.Wanita yang tidak menggunakan hormon mencatatkan kasus kanker ovarium terbanyak yaitu 233 orang (69.1%). Kota Medan mencatatkan tempat tinggal penderita kanker ovarium yang terbanyak yaitu 92 orang (27.3%). Peneliti menyarankan bahwa RSUP Haji Adam Malik sebaiknya meningkatkan kualitas data rekam medis, seperti penulisan data oleh petugas kesehatan agar lebih lengkap dengan menerapkan holistic history taking supaya mempermudah peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian. Selain itu, wanita yang berusia diantara 35 50 tahun yang mempunyai faktor risiko yang tinggi untuk tejadi kanker ovarium sebaiknya diskrening lebih awal sehingga dapat dideteksi dan ditangani sesegera mungkin agar tidak berada pada stadium penyakit yang lanjut. Dengan itu, diharapkan setiap pelayanan kesehatan dapat memberikan edukasi dan informasi mengenai faktor-faktor risiko kanker ovarium sehingga masyarakat lebih prihatin terhadap kesehatan mereka serta meyakinkan masyarakat bahwa masih terdapat faktor risiko yang dapat dirubah seperti berat badan berlebihan dan gizi sehingga risiko untuk terkena kanker ovarium berkurang. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Daftar Pustaka 1. Akbar, A., 2011. Sensitivitas & Spesifisitas Human Epididymis Protein-4 (HE4) Dan Antigen Kanker CA125 Sebagai Biomarker Pada Tumor Ovarium Jinak Dan Ganas Di RSUP. H. Adam Malik Medan. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan: 20-21 2. American Cancer Society, 2012. Cancer Facts and Figures. Available from: http://www.cancer.org/Research/CancerFacts Figures/CancerFactsFigures/cancer-factsfigures-2012 [Accessed 10 May 2012] 3. Bankhead, C.R. Collins, C. Stokes-Lampard, H. Rose, P. Wilson, S. Clements, A. Mant, D. Kehoe, S.T. Austoker, J. 2008: Identifying symptoms of ovarian cancer: a qualitative and quantitative study. BJOG. 115: 1008-1014 4. Beehler, G.P. Sekhon, M. Baker, J.A. Teter, B.E. McCann, S.E. Rodabaugh, K.J. Moysich, K.B. 2006. Risk of Ovarian Cancer Associated with BMI varies by Menopausal Status. J. Nutr. 136: 2881 2886 E - Jurnal FK USU volume 1 no 1 tahun 2013 12. 13. 14. 15. 16. Ellenson, L.H. Pirog, E.C. 2010. The Female Genital Tract. In: Kumar, V., et al., 8th ed. Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease. USA: Saunders, 1040-1046 GLOBOCAN, 2008. Cancer incidence, mortality and prevalence worldwide: Fact Sheets. The International Agency for Research on Cancer. Available from: Http://www.iarc.fr [Accessed 15 May 2012] Goodman, M.T. Howe, H.L. Tung, K.H., 2003. Incidence of ovarian cancer by race and ethinicity in the United States, 1992-1997. Cancer 97: 2676 Guppy, A.E.; Nathan, P.D.; Rustin, G.J.; 2005: Epithelial Ovarian Cancer: A Review of Current Management. Clinical Oncology, 399411 Heintz, A.P. Odicino, F. Maisonneuve, P. 2006. Carcinoma of the ovary. In: FIGO annual report on the results of treatment in gynecological cancer. Int. J. Obstet Gynecol 95: 161 Hinkula, M. Pukkala, E. Kyyronen, P. et al., 2006. Incidence of ovarian cancer of grand multiparous women: A population based study in Finland. Gynecol Oncol 103: 207 Iqbal, T.R., 2009. Faktor Risiko Kanker Ovarium. Dalam: Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel di RSUP H. Adam Malik Periode Januari 2002- Desember 2006. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan: 30-31 Jordan, S.J. Webb, P.M. Green, A.C. 2005. Height, Age at Menarche, and Risk of Epithelial Ovarian Cancer. Cancer Epidemiol Biomarkers 14(8): 2045 - 2048 Lacey, J.V. Brinton, L.A. Leitzmann M.F. et al. 2006. Menopausal hormone therapy and ovarian cancer risk in the National Institutes of Health- AARP Diet and Health Study. J. Int. Cancer Inst 98:1397 Moore, R.G. McMeekin, D.S. Brown, A.K. 2009. A novel multiple marker bioassay utilizing HE4 and CA125 for the prediction of ovarian cancer in patients with a pelvic mass. Gynecologic Oncology 112: 40-46 Nasution, R.H.; 2011: Osteopontin Sebagai Penanda Ganas Tumor Ovarium Departemen Purdie, D.M. Bain, C.J. Siskind, V. 2003. Ovulation and risk of epithelial ovarian cancer. Int. J. Cancer 104: 228 Afiq Bin Johari 17. Quirk, J.T. Natarajan, N. 2005. Ovarian cancer incidence in the United States, 1992-1997. Gynecol Oncol 97: 519 18. Riman, T.; Dickman, P.W.; Nilsson, S.; et al., 2002: Risk factors for invasive epithelial ovarian cancer. Am. J. Epidemiol 156: 363 19. Rossing, M.A. Tang, M.T. Flagg E.W. 2004. A case control study of ovarian cancer in relation to infertility and the use of ovulationinducing drugs. Am. J. Epidemiol 160:10 20. Rostgaard, K. Wohlfahrt, J. Andersen, P.K. 2003. Does pregnancy induce the shedding of premalignant ovarian cells. Epidemiology 14:168 21. Sahil, M.F., 2007. Penatalaksanaan Kanker Ovarium Pada Wanita Usia Muda Dengan Mempertahankan Fungsi Reproduksi: Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Onkologi Ginekologi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan: 4-10 E - Jurnal FK USU volume 1 no 1 tahun 2013 Insidensi kanker ovarium 22. Schorge, J.O. Schaffer, J.I. Halvorson, L.M. 2008. Williams Gynecology, 1st ed. New York: Mc Graw Hill, 716-733 23. Schouten, L.J. Rivera, C. Hunter, D.J. 2008. Height, Body Mass Index, and Ovarian Cancer. Cancer Epidemiol Biomarkers 17(4): 902 912 24. Tavassoli, F.A. Devilee P., 2003. Tumors of the ovary and peritoneum. In: World Health Organization Classification of Tumors: Pathology and Genetics of Tumors of the Breast and Female Genital Organs. Lyon, International Agency of Reseach on Cancer, 114 25. Whittemore, A.S. Harris, R. Itnyre, J. 1992. Characteristics relating to ovarian cancer risk: collaborative analysis of 12 US casecontrol studies II. Invasive epithelial ovarian cancers in white women. Am. J. Epidemiol 136: 12121220