perbedaan waktu terjadinya kehamilan pada ibu pasca

advertisement
PERBEDAAN WAKTU TERJADINYA KEHAMILAN PADA IBU
PASCA MENGGUNAKAN KB SUNTIK 1 DAN 3 BULAN DI
PUSKESMAS BANGSAL MOJOKERTO
KHANIFATUL IZZA
NIM. 11002204
Subject: Seluruh ibu hamil di Puskesmas Bangsal sebanyak 140 orang.
DESCRIPTION
Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia semakin banyak di
pakai karena kerjanya sangat efektif, Walaupun demikian, memang tidak dapat
dipungkiri adanya keterbatasan dari penggunaan kontrasepsi ini diantaranya
adalah masalah kembalinya kesuburan yang lambat. Setelah penghentian
penggunaan metode kontrasepsi suntik DMPA banyak yang mengeluh sulit atau
lama untuk hamil lagi. Tujuan penelitian perbedaan waktu terjadinya kehamilan
pada ibu pasca menggunakan kb suntik 1 dan 3 bulan di Puskesmas Bangsal
Mojokerto.
Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan rancangan retrospektif
Variabel dalam penelitian ini adalah perbedaan waktu terjadinya kehamilan pada
ibu pasca menggunakan KB suntik 1 & 3 bulan. seluruh ibu hamil di Puskesmas
Bangsal sebanyak 140 orang. Dengan jumlah sampel 58 orang. Teknik sampling
yang di gunakan purposive sampling alat ukur yang di gunakan kuesioner jenis
cheklis. Pengolahan data editing, codding, scoring dan tabulating dan analisa data
menggunakan prosentase.
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Bangsal Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa rentan waktu ibu
hamil setelah menggunakan KB suntik 1 bulan < 3 bulan sejumlah 13 responden
(44,8%). Sedangkan, rentan waktu ibu hamil setelah menggunakan KB suntik 3
bulan adalah > 5 bulan sejumlah 14 responden (48,3%).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan setelah penghentian penggunaan
kontrasepsi lain yaitu rata-rata 2 bulan, sedangkan setelahpenghentian penggunaan
suntik DMPA 1 bulan dan 3 bulan memerlukan waktu rata-rata 4 sampai 10 bulan.
Penelitian ini di simpulkan bahwa penggunaan metode kontrasepsi suntik 3
bulan memiliki jeda waktu yang lama untuk kembali subur di bandingkan
kontrasepsi suntik 1 bulan. Berdasarkan hasil penelitian tenaga kesehatan di
sarankan lebih aktif melakukan penyuluhan tentang efek samping kontrasepsi
suntik sehubungan dengan kembalinya kesuburan sehingga akseptor dapat
menerima dan memahami efek samping yang terjadi.
ABSTRACT
The type of hormonal injectable contraceptive is the most used in
Indonesia because it works very effectively, however, it cannot be denied with
one of limitations of using this contraceptives is the slow fertility problems. After
discontinuation of DMPA injectable contraceptive methods, their complaints
about difficult is long getting pregnant again. The purpose of this study is
differences pregnancy timing to women after using injectable contraceptive on 1
and 3 months in public Health Center at Bangsal, Mojokerto.
Design of this study a descriptive with retrospective the variable in this
study is the difference pregnancy timing to women after using injectable
contraceptive on 1 and 3 months. all pregnant women in the health public centers
at Bangsal amount 140 women with the number of sampling is 58 women. The
sampling technique used is purposive sampling the measurement tool used is
questionnaires with checklist. The data are processed by editing, codding, scoring
and tabulating and analyzed with percentage.
Based on the results of study in the public health centers at Bangsal
Mojokerto concluded that pregnant women are vulnerable time after using
injectable contraceptive on 1 month <3 months amount 13 respondents (44.8%).
Meanwhile, pregnant women are vulnerable time after 3 months using injectable
contraceptive is> 5 months amount 14 respondents (48.3%).
Based on the results, after the cessation of using other contraceptive is the
average on 2 months, while after discontinuation of DMPA injectable
contraceptive on 1 month and 3 months need average time 4 to 10 months.
It is concluded that the use injectable contraceptive on 3 months methods
have a longer time to re-fertile than injectable contraceptive on 1 month. Based on
the results of the study, the health professionals suggest to counsel more actually
about side effects of injectable contraceptives that make the slow fertility back, so
that the acceptor can accept and understand the side effects happened.
Keywords : Pregnancy Timing, Injectable contraceptive on 1 and 3 months.
Counstributor : 1. Sulis Diana, M.Kes
2. Agustin D. S. SST
Date
: 13 Juni 2014
Type Material : Laporan Penelitian
Identifier
:
Right
: Open Document
Summary
:
LATAR BELAKANG
Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di indonesia semakin banyak di
pakai karena kerjanya sangat efektif, pemakaian praktis dan harga relatif murah
dan aman. Cara ini mulai di sukai masyarakat di Indonesia dan di perkirakan
setengah juta pasangan menggunakan kontrasepsi suntik untuk mencegah
kehamilan (Rustam, 2011: 208). Depo Provera merupakan suspensi cair yang
mengandung kristal kristal mikro depot medrogsi progresteron asetad (DMPA)
Depo Provera memiliki 2 efek samping utama yang bermanfaat bagi beberapa
wanita. Perubahan menstruasi dan tertunda untuk kembali subur, efek samping
negatifnya adalah kenaikan berat badan. Banyak wanita menggunakan metode
kontrasepsi ini, karena metode kontrasepsi ini tidak mengganggu hubungan
seksual. Semua pengguna depo provera mengalami perubahan menstruasi dan
tertunda kesuburan setelah pemakain yang lama(Varney, 2010: 481) Kembalinya
kesuburan yang ditandai dengan teraturnya siklus menstruasi setelah berhenti KB
suntik memang memerlukan waktu yang bervariasi. Kesuburan tidak akan
langsung kembali setelah penghentian KB suntik. Pada pemakaian KB suntik
(KB suntikan progestin), siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi
dalam waktu 6 bulan-1 tahun setelah pemakaian suntikan KB dihentikan.
Pengembalian kesuburan untuk kehamilan 5-7 bulan setelah penghentian suntikan.
Selama dalam waktu pengembalian kesuburan maka siklus menstruasi dapat
mengalami ketidakteraturan yang disebabkan karena proses pengembalian
keseimbangan hormonal beberapa waktu saat menggunakan KB suntik (Nur’aini
2014).
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah pengguna
kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 4.000.000 Akseptor. Di Amerika Serikat jumlah
pengguna kontrasepsi suntik sebanyak 30%. Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2013 terdapat kecenderungan peningkatan
jumlah pemakai kontrasepsi jenis injeksi dari 11,7% pada tahun 2010, pada tahun
2011 menjadi 15,2%, dan 21,1% pada tahun 2012, kemudian tahun 2013
meningkat menjadi 27,8%. Metode kotrasepsi jenis injeksi merupakan kontrasepsi
yang paling banyak digunakan di Indonesia (Subakti, 2014). Data Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta para akseptor KB aktif sekitar 85,5% diantaranya 40,69%
pengguna kontrasepsi suntik, Sedangkan di Propinsi Jawa Timur pencapaian
penggunaan suntik sebesar 41.856 tahun 2010, tahun 2011 pengguna KB suntik
sebanyak 54.454 akseptor, tahun 2012 pengguan KB suntik sebayak 78.987
akseptor, dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 99.635 akseptor
(BKKBN, 2013). Data kabupaten Mojokerto menurut kantor keluarga berencana
dan pemberdayaan perempuan pengguan KB Suntik tahun 2011 sebanyak 7971
akseptor dan tahun 2012 mencapai 8931 akseptor. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 Maret 2014 dari 7 ibu hamil, 3
orang sebelumnya menggunakan KB suntik 1 bulan dan 4 orang menggunakan
KB suntik 3 bulan. Terdapat 1 ibu hamil mengalami kehamilan > 5 bulan dan 2
ibu mengalami kehamilan> 12 bulan
Efektifitas depo provera tinggi cara pemberian sederhana, cukup aman
namun kesuburan baru dapat kembali setelah beberapa lama. Cara kerja KB suntik
menghalangi ovulasi dengan menekan pembentukan LHRF (Lutuinizing Hormon
Relacing Faktor) dan FSHRF (Folicle Stimulating Hormone Relasing) mengubah
lendirc serviks menjadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma dan
menimbulkan perubahan pada endometrium sehingga tidak memungkinkan
terjadinya nidasi sel telur (Rustam, 2011: 208-109). pengembalian kesuburan pada
akseptor KB Suntik berpengaruh pada siklus menstruasi, ketidakteraturan siklus
menstruasi yang disebabkan karena proses pengembalian keseimbangan hormonal
beberapa waktu (Fahira, 2014)
Bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya berusaha mengenalkan tentan
kontrasepsi suntik 1 dan 3 bulan sebagai salah satu cara efektif untuk
menjarangkan atau mencegah kehamilan. Upaya pengenalan tentang kontrasepsi
suntik 1 dan 3 bulan ini dilakukan melalui konseling dan penyuluhan ketika
melakukan kegiatan Posyandu dan kunjungan rumah. Disamping itu bidan
hendaknya memberikan himbauan tentang manfaat dan efek samping penggunaan
KB suntik bulan melalui penyebaran leaflet, pemasangan spanduk dan poster.
METODOLOGI
Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan rancangan retrospektif
Variabel dalam penelitian ini adalah perbedaan waktu terjadinya kehamilan pada
ibu pasca menggunakan KB suntik 1 & 3 bulan. seluruh ibu hamil di Puskesmas
Bangsal sebanyak 140 orang. Dengan jumlah sampel 58 orang. Teknik sampling
yang di gunakan purposive sampling alat ukur yang di gunakan kuesioner jenis
cheklis. Pengolahan data editing, codding, scoring dan tabulating dan analisa data
menggunakan prosentase. Penelitian ini dilakukan di Penelitian ini akan
dilakukan di Puskesmas Bangsal Mojokerto pada tanggal 2-7 Juni 2014.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Bangsal Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto bahwa sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun
sebanyak 20 orang (69,0%). didapatkan bahwa sebagian besar berpendidikan SMP
sebanyak 15 orang (51,8%). didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak
bekerja sebanyak 18 orang (62,1%). didapatkan bahwa sebagian besar responden
memiliki usia kehamilan 0-3 bulan sebanyak 15 orang (51,7%). dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun sebanyak 16 orang
(55,2%). dapat diketahui bahwa sebagian besar berpendidikan SMP sebanyak 15
orang (51,7%). dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak bekerja
sebanyak 16 orang (55,2%). dapat diketahui bahwa hampir setengah responden
memiliki usia kehamilan 4-6 sebanyak 13 orang (44,8%).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa setengah responden saat
memakai KB suntik 1 bulan sampai dengan rentang waktu < 3 bulan sejumlah 13
responden (44,8%) dan setengah responden saat memakai KB suntik 3 bulan
sampai dengan rentang waktu > 5 bulan sejumlah 14 responden (48,3%).
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Bangsal Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa rentang waktu ibu
hamil setelah menggunakan KB suntik 1 bulan < 3 bulan sejumlah 13 responden
(44,8%).
Hasil penelitian menunjukan bahwa rentang waktu ibu hamil setelah
menggunakan KB suntik 1 bulan < 3 bulan sejumlah 13 responden (44,8%)
sedangkan rentang waktu menggunakan KB suntik 3 bulan adalah > 5 bulan
sejumlah 14 responden (48,3%)
Penggunaan KB suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan akan berpengaruh
terhadap lama kembalinya kesuburan seorang wanita. KB suntik 1 bulan, mantan
akseptor akan mendapatkan haidnya kembali rata-rata 3-5 bulan. Hal ini bisa
terjadi karena untuk hormon yang terkandung dalam KB suntik 1 bulan dapat
lebih cepat dimetabolisme oleh tubuh.Sedangkan untuk KB suntik 3 bulan,
mantan akseptor akan memerlukan waktu 1,5-3 bulan lebih lama untuk kembali
hamil jika dibandingkan dengan akseptor KB pil. Hal ini tergantung pada
kecepatan metabolisme DMPA dan juga pada berat badan akseptor KB suntik.
Tidak ditemukan bukti bahwa kontrasepsi suntik 3 bulan menyebabkan gangguan
kesuburan secara permanen. Lebih dari 50% mantan akseptor akan mengalami
haid kembali setelah 6 bulan dan rata-rata 85% 12 bulan dari suntik yang terakhir.
Lama atau tidaknya penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan tidak menyebabkan
terjadinya efek komulatif dari obatnya (Hartanto, 2004:172). Hanya saja, obat KB
yang disuntikan akan tersimpan dalam jaringan lemak tubuh sehingga dalam
darahnya masih tersimpan hormon progesteron, maka sebagian wanita
memerlukan waktu untuk mendapatkan kesuburan rahim yang sebelumnya
kondisi pada dinding endometrium mengalami atrofi dengan kelenjar yang
tidakaktif (Hartanto, 2004: 166).
Setelah penghentian penggunaan metode suntik DMPA banyak yang
mengeluh sulit atau lama untukhamil lagi karena memang tidak seperti
penggunaan pil atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim), pengembalian
kesuburan lebih cepat setelah penghentian penggunaan pil atau AKDR yaitu ratarata 2 bulan, sedangkan setelahpenghentian penggunaan suntik DMPA
memerlukan waktu rata-rata 4 sampai 10 bulan. Bahkan ada beberapa wanita yang
sampai bertahun-tahun menunggu kehamilan pasca penggunaan kontrasepsi
tersebut. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian setelah penggunaan suatu
kontrasepsi adalah kembalinya kesuburan. Keterlambatan kesuburan setelah
penyuntikan DMPA bukanlah disebabkan oleh terjadinya kelainan atau kerusakan
pada organ genetalia, melainkan karena masih ada saja terjadi pelepasan gestagen
(hormone progesterone) yang terus-menerus dari depo yang terbentuk di tempat
suntikan.
Berdasarkan hasil peneltian diketahui bahwa terdapat 16 responden yang
berumur 20-35 tahun, dan 6 responden (22,1%) diantaranya mengalami rentan
waktu kehamilan ±6-12 bulan dan >12 bulan. Dan terdapat 20 responden yang
berumur 20-35 tahun, 8 responden (40,0%) diantaranya mengalami rentan waktu
hamil ± 3-5 bulan.
Kesuburan atau fertilitas adalah kemampuan alami seorang wanita untuk
memberikan keturunan.Sebagai ukuran, tingkat fertilitas adalah jumlah anak lahir
per pasangan, orang atau populasi (Kamus Kesehatan, 2012). Pada wanita yang
berusia 20-35 tahun adalah masa yang yang paling tinggi kesuburannya dan usia
di atas 37 tahun kesuburan perlahan-lahan akan menurun sampai usia 40-50 tahun
memasuki masa menopouse kesuburan wanita akan menurun drastis dan cadangan
sel telur akan habis pada masa ini (Junaidi, 2012 : 10).
Usia 20 – 35 tahun merupakan usia produktif dan usia yang aman untuk
hamil dan melahirkan. Pada usia ini tingkat kesuburan ini masih sangat tinggi dan
kemampuan ibu untuk segera mempunyai anak sangat berpeluang besar, sehingga
setelah ibu berhenti menggunakan KB suntik 1 bulan maupun 3 bulan kesuburan
akan segera kembali.melambatnya usia kesuburan yang > 12 bulan dikarenakan
responden telah lama menggunakan KB suntik 3 bulan pengaruh hormon
progresteron pada suntik KB tidak dapat langsung hilang begitu tidak
menggunakan. Ketidaksimbangan horomon meyebabkan siklus menstruasi tidak
normal sehingga kesuburan pengguna KB suntik tertunda dalam waktu yang lama.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Bangsal Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa rentang waktu ibu
hamil setelah menggunakan KB suntik 1 bulan < 3 bulan sejumlah 13 responden
(44,8%). Sedangkan, rentang waktu ibu hamil setelah menggunakan KB suntik 3
bulan adalah > 5 bulan sejumlah 14 responden (48,3%).
SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
Lebih memperbanyak literatur mengenai kesuburan dan hubungannya dengan
penggunaan alat kontrasepsi sehingga dapat dijadikan sumber bacaan bagi
mahasiswa.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Melakukan penelitian lanjutan tentang persepsi akseptor KB suntik mengenai
kembalinya kesuburan
3. Bagi tenaga kesehatan
Lebih aktif melakukan penyuluhan tentang efek samping kontrasepsi suntik
sehubungan dengan kembalinya kesuburan sehingga akseptor dapat menerima
dan memahami efek samping yang terjadi.
ALAMAT KORESPONDENSI
Alamat
: Jl. Kolonel Sugiyono RT 03 RW 01 / 23, Ngingas, Waru, Sidoarjo,
Jawa Timur.
E-mail : [email protected]
No HP : 085731211624
Download