Auditing dan Profesi Akuntan Publik

advertisement
Dosen: Christian Ramos K
AUDITING 1
(Pemeriksaan Akuntansi 1)
Auditing dan Profesi Akuntan Publik
REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)
1
Definisi Auditing
Proses sistematis
Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
Asersi ttg tindakan & peristiwa ekonomi
Derajat kesesuaian
Kriteria yang ditetapkan
Mengkomunikasikan hasilnya
Kepada pemakai yang berkepentingan
13 -2
Perbedaan Auditing dan Accounting
Accounting Information System
Economic
Events
Accounting
Cycle
Financial
Statement
Financial Auditing
Financial
Statement
Audit Program
(Tahapan Proses
Audit)
Audit
Report
13 -3
Perbedaan Auditing dan Accounting
13 -4
Transaksi yg
mempunyai
nilai
Uang
Bukti
Pembukuan
Special
Journal
General
Ledger
Trial
Balance
Subsidiary
Ledger
Accounting (Konstruktif)
Auditing (Analitis)
Work
Sheet
Laporan
Keuangan
Peran Auditing
Bidang Bisnis:
• Keharusan
bagi
perusahaan
publik
• Persyaratan
bagi debitur
perbankan
Bidang Pemerintah:
• Pemerintah
pusat,
propinsi, dan
kabupaten
13 -5
Bidang Perekonomian:
• Audit
perpajakan
Tipe Audit
13 -6
Audit Laporan
Keuangan
Audit
Kepatuhan
Audit
Operasional
13 -7
Audit Laporan
Keuangan
Memperoleh dan mengevaluais bukti ttg
laporan keuangan suatu entitas dg tujuan utk
memberikan pendapat apajkah lk tsb telah
disajikan scera wajar sesuai dg PABU
Hasil audit dipakai oleh pemgang saham,
kreditor, intansi pemerintah, masyarakat
umum
13 -8
Audit
Kepatuhan
Memperoleh dan mengevaluais bukti utk
menentukan apakah aktivitas keuangan atau
operasional dari suatu entitas sesuai dg kondisi,
aturan, atau perundang-undangan tertentu
Laporan audit dapat berupa (1) ikhtisar temuan atau
(2) pemberian pendapat ttg assurance (kepastian)
atas kepatuhan dg kriteria tertentu.
13 -9
Audit
Operasional
Memperoleh dan mengevaluais bukti ttg tentang
efesiensi dan efektivitas dari kegiatan
operasional suatu entitas sehubungan dg tujuan
tertentu
Objek: Cabang, divisi atau fungsi tertentu
PROSES AUDIT
SIKLUS AUDIT LAPORAN
KEUANGAN
(Financial Audit Cycle)
Laporan
Keuangan
Proses
Audit
(4 Tahap)
PSAK
Dan
PSAP
Laporan
Audit
13 -10
PROSES AUDIT TAHAPAN PROSES AUDIT
13 -11
TAHAP I Perencanaan dan perancangan pendekatan audit
Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal
Memahami bisnis dan industri klien
Menilai risiko bisnis klien
Melakukan prosedur analitis pendahuluan
Menetapkan materialitas dan menilai
risiko audit yang dapat diterim dan risiko bawaan
Memahami pengendalian internal dan menilai
risiko pengendalian
Mendapatkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
Mengembangkan rencana dan program audit
secara keseluruhan
PROSES AUDIT
•
13 -12
Empat Fase untuk Proses Audit Keseluruhan
Fase I : Merencanakan dan Merancang suatu Pendekatan Audit
 Auditor menyusun: Rencana Audit yang dirumuskan dengan
baik dan Program Audit yang spesifik untuk audit
keseluruhan
 Untuk mengembangkan keseluruhan rencana audit dan
program audit Auditor menilai: materialitas, risiko audit yang
bisa diterima, risiko inheren dan risiko pengendalian
 Untuk menilai Risiko Inheren dan Risiko Audit yang Diterima,
digunakan :
1. Informasi yang diperoleh selama penerimaan klien dan
perencanaan awal
2. Memahami industri dan bisnis klien
3. Menilai risiko bisnis klien
4. Melakukan prosedur analitis awal
PROSES AUDIT
TAHAP II Pengujian atas pengendalian
dan pengujian subtantif transaksi
Merencanakan
untuk mengurangi
tingkat penilaian risiko
pengendalian
Tidak
Ya
Melakukan pengujian Pengendalian*
Melakukan pengujian subtantif transaksi
Menilai kemungkinan salah saji dalam
laporan keuangan
* Keluasan pengujian pengendalian ditentukan oleh pengandalan pada pengendalian
yang direncanakan
13 -13
PROSES AUDIT
•
13 -14
Fase II : Melakukan Uji Pengendalian dan Uji Substantif
atas Transaksi
 Tujuan fase II adalah untuk:
1. Memperoleh bukti dalam mendukung
pengendalian yang spesifik yang berperan bagi
risiko pengendalian  Uji Pengendalian
2. Memperoleh bukti dalam mendukung dan
ketepatan transaksi moneter  Uji Substantif atas
Transaksi
 Faktor penentu tingkat Uji Rincian Saldo  hasil Uji
Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi
PROSES AUDIT
TAHAP III Pelaksanaan prosedur analisis dan
pengujian terinci atas saldo
Melakukan prosedur analitis
Melakukan pengujian pos pos kunci
Melakukan pengujian substantif
transaksi tambahan
13 -15
PROSES AUDIT
•
13 -16
Fase III : Melakukan Prosedur Analitis dan Uji Rincian
Saldo
 Memperoleh bukti tambahan yang cukup untuk
menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki
dalam laporan keuangan dinyatakan wajar
 Sifat dan tingkat pekerjaan sangat tergantung pada
penemuan dari dua fase sebelumnya
 Dua kategori pengujian pada fase III:
1. Prosedur Analitis  menilai keseluruhan
kewajaran transaksi dan saldo
2. Uji Rincian Saldo  prosedur spesifik yang
dimaksudkan untuk menguji salah saji moneter
dalam saldo laporan keuangan
PROSES AUDIT
TAHAP IV Penyelesaian audit dan penerbitan laporan
audit
Menelaah kewajiban bersyarat
Menelaah peristiwa kemudian
Mengumpulkan bahan bukti akhir
Mengevaluasi hasil akhir
Menerbitkan laporan audit
Mengkomunikaskan dengan komite
audit dan manajemen
13 -17
PROSES AUDIT
•
13 -18
Fase IV : Menyelesaikan/Melengkapi Audit dan Mengeluarkan
Laporan Audit
Fase ini mempunyai beberapa bagian :
1. Tinjauan ulang (review) Kewajiban Bersyarat
 Kewajiban Bersyarat  kewajiban potensial yang harus
diungkapkan pada catatan kaki klien
2. Tinjauan ulang Peristiwa Kemudian
 Peristiwa yang terjadi akibat tanggal neraca saldo tetapi sebelum
dikeluarkannya laporan keuangan, dan laporan auditor akan
mempunyai efek pada informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan
3. Mengakumulasikan Bukti Akhir
 Sebagai tambahan bukti yang diperoleh untuk masing-masing
siklus selama fase I s.d. III  untuk mengumpulkan bukti bagi
laporan keungan secara keseluruhan sepanjang fase penyelesaian
4. Mengeluarkan Laporan Audit
 Jenis laporan audit yang dikeluarkan tergantung pada bukti yang
dikumpulkan dan penemuan audit
5. Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen
 Auditor diminta untuk mengkomunikasikan kondisi yang bisa
dilaporkan kepada komite audit atau manajemen senior
Tipe Auditor
13 -19
Anggota
IAI KAP
Auditor
Independen
Karyawan
Perusahaan
Auditor
Internal
Auditor
Pemerintah
BPK, BPKP
Jasa Kantor Akuntan Publik
Jasa
Assurance
• Jasa Atestasi
• Audit, Examination,
Review, Agreed upon
procedures
• Jasa Atestasi Lain
Jasa Non
Assurance
• Jasa Accounting, Tax,
Consulting
13 -20
13 -21
Organisasi yang terkait dg profesi Akuntan
13 -22
Organisasi Nonpemerintah
Organisasi Pemerintah
• Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI)
• IAI-Kompartemen
Akuntan Publik
• Departemen Keuangan
• Badan Pemeriksa
Keuangan
• Badan Pengawas dan
Keuangan Pemerintah
• Kantor Pelayanan Pajak
• Badan Pengawas Daerah
• DPR dan DPRD
Organisasi KAP
13 -23
Breadth of Experience
Partners
Managers
10+ years
5-10
Seniors and
In-charge Auditors
2-5
Staff Assistants
0-2
Persyaratan Seorang Auditor Independen
13 -24
Bergelar Akuntan
Anggota IAI
Bergelar BAP
Anggota IAI – KAP
Pengalaman audit
Regulasi yg menjaga mutu jasa KAP
13 -25
UU, SK Menkeu
CPE, peer review, kritik atas kegagalan dlm
audit, pengawasan masyarakat
kebijakan dan prosedur KAP utk menjamin
praktek agar sesuai dg standar profesional
PSAK, SPAP, Kode Etika Akuntan,
Kode Etika Akuntan Publik
Penetapan
Standar
Peraturan
KAP
Regulasi
Pribadi atau
Kolega
Regulasi
Pemerintah
Three Requirements for Becoming a CPA
13 -26
Educational requirement
Uniform CPA examination requirement
Experience requirement
13 -27
CPA Examination Sections
Auditing
and
Attestation
Financial
Accounting
And
Reporting
Business
Environment
and
Concepts
Regulation
13 -28
Public Accounting Firms
Big Four
international
firms
Small local
firms
National firms
1
2
4
3
Regional and
large local
firms
13 -29
13 -30
Standar Auditing
Standar Umum  3 standar
• Latihan tehnis dan Keahlian Profesi
• Sikap independen
• Kemahiran seksama
Standar Pekerjaan Lapangan  3 standar
• Rencana dan Supervisi
• Pengendalian Internal
• Bukti yang cukup kompeten
Standar Pelaporan  4 standar
•
•
•
•
Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum
Ketidakkonsistensian
Pengungkapan Informatif
Opini keseluruhan
13 -31
Postulat Auditing
• Laporan keuangan dan data keuangan dapat
diverifikasi
• Tidak ada konflik kepentingan antara
auditor dengan manajemen perusahaan yang
diaudit
• Laporan keuangan dan data keuangan yang
diserahkan untuk diaudit bebas dari kolusi
dan ketidakberesan
13 -32
13 -33
• Adanya pengendalian internal yang memadai
• Penerapan PABU secara konsisten
• Apa yang benar pada masa lalu juga benar di masa
depan
• Auditor bertindak ekslusif dalam kapasitasnya
sebagai auditor
• Status profesional auditor independen sepadan
dengan kewajiban profesional
13 -34
Mengapa Auditing Laporan keuangan diperlukan
• Audit laporan keuangan memiliki peran
yang tidak dapat dihindari dalam pasar
bebas, seperti di bidang:
– Bisnis
– Pemerintahan
– Perekonomian
Verifiabiltas & Pertimbangan Profesional
dlm LK Auditan
• Data laporan keuangan harus dpt diverifikasi
(tersedianya bukti yg dpt diuji utk menentukan
validitas informasi laporan keuangan)
• Pendapat berdasarkan dasar yang layak  wajar
13 -35
Perlunya Audit Laporan Keuangan
Konflik Kepentingan
Aktual dan potensial
konflik kepentingan
antara mgt dg pengguna
laporan keuangan
Kompleksitas
Proses penyusunan LK
Konsekuensi
Perusahaan publik,
perbankan
Keterjauhan
Jarak, waktu, dan biaya
13 -36
Manfaat Ekonomis suatu Audit
Akses ke pasar Modal
Biaya Modal Yg lebih Rendah
Mencegah Inefesiensi dan Kecurangan
Perbaikan Pengendalian dan Operasional
13 -37
Keterbatasan Audit Laporan Keuangan
• Kelayakan Biaya Audit:
– diperlukan pengujian dg sampel
• Kelayakan waktu Audit
– Harus selesai 3-4 minggu setelah tgl neraca
• Alternatif Prinsip Akuntansi
– Alternatif prinsip  efeknya berbeda
• Estimasi Akuntansi
– Hasil akhirnya tdk pasti
13 -38
Hubungan Auditor Independen dg: …
• Management
– Professional skepticism
• Dewan Komisaris dan Komisi Audit
– Meningkatkan independensi auditor
• Auditor Internal
– Direct assistance & Sifat complement
• Pemegang Saham
– Auditor dpt hadir dlm RUPS
13 -39
Penerapan Standar Auditing
• Tidak membedakan apakah entitas yang
diaudit:
–
–
–
–
Besar vs Kecil
Bentuk badan hukum entitas vs bukan BH
Tipe industri
Bertujuan laba atau nirlaba
13 -40
Hubungan Standar Auditing dan
Prosedur Auditing
• Prosedur auditing adalah metode yang
dipakai dan tindakan yang dilaksanakan
oleh auditor selama audit (seperti hitung,
periksa rekonsiliasi, amati penghitungan
pisik sediaan dll)
• Standar Auditing diterapkan pada setiap
penugasan, sedangkan prosedur auditing
bervariasi utk setiap penugasan
13 -41
13 -42
Jaminan yang disediakan oleh Suatu Audit
Pemakai Laporan Keuangan Auditan
mengharapkan auditor untuk:
Melakukan audit dg kemampuan tehnis, integritas,
independen dan obyektif
Mencari dan menemukan salahsaji material, baik yg
disengaja maupun tidak
Mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang
menyesatkan
42
Independensi Auditor
Tonggak profesi auditor
Netral terhadap entitas yg diaudit (obyektif)
Bertanggungjawab terhadap pemakai laporan
auditor
Independensi, integritas, dan obyektivitas auditor
mendorong pemakaian laporan keuangan yang
dilampiri laporan auditor
43
13 -43
Konsep Jaminan Yang Layak
Bahwa laporan keuangan bebas dari salahsaji
material. Konsep jaminan yang layak tidak
menjaminan keakuratan laporan keuangan
Konsep ini secara tersirat bahwa audit menyangkut
tes (pengujian)
Konsep ini juga secara tersirat menyatakan bahwa
l/k manajemen mencakup estimasi dan
ketidakpastian
44
13 -44
Pencarian Kecurangan (fraud)
Hanya kecurangan yang menyebabkan salahsaji
material dalam laporan keuangan
Dua jenis salah saji yang terkait dengan
kecurangan: (1) Fraudulent Financial Reporting
dan (2) Misappropriation of assets
45
13 -45
13 -46
Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan
Manipulasi, pemalsuan, penggantian catatan
akuntansi atau dokumen pendukung yang
digunakan sbg dasar penyusunan l/k
Penghilangan dengan sengaja peristiwa, transaksi
atau informasi penting lain dalam laporan
keuangan
Dengan sengaja menerapkan prinsip akuntansi yang
salah yang terkait dg jumlah, klasifikasi,
penyajian dan pengungkapan
46
Penggelapan Assets
Ini menyangkut pencurian aktiva entitas yg
dampaknya akan menyebabkan laporan
keuangan menjadi tidak wajar
Contoh:
Penggelapan penerimaan
Pencurian harta
Perusahaan harus membayar utk barang atau jasa yg
tidak diterimanya
47
13 -47
Tanggungjawab Auditor terhadap
Kecurangan
Menemukan kesalahan atau ketidakberesan yg
menyebabkan laporan keuangan tidak bebas
dari salah saji yg material
Memaksa mgt utk merevisi laporan keuangan
Memberi tahu:
Manajemen di atasnya
Dewan Komisaris atau Komisi Audit
Secara etika auditor tidak boleh mengungkapkan
kecurangan ke pihak luar, KECUALI
48
13 -48
…
13 -49
Diminta pengadilan
Kepada Bapepam, bila auditor menarik diri atau
diberhentikan
Auditor pengganti
Agen pemberi dana atau pihak lain sesuai dg
perjanjian audit utk entitas yang menerima
bantuan dari pemerintah
49
Pelanggaran Hukum
Tindakan seperti penyuapan, memberi sumbangan
politik tidak sah, dan pelanggaran thdp undangundang dan peraturan pemerintah
Ada dua karateritik tindakan illegal yg
memPngaruhi tanggungjawab auditor utk
menemukannya:
Apakah utk
50
13 -50
…
13 -51
Apakah utk menentukan suatu tindakan itu illegal
normalnya di luar kemampuan profesi auditor
Tindakan illegal bervariasi dlm hubungannya dg
laporan keuangan, mulai dari pelanggaran
undang-undang perpajakan (langsung
berpengaruh) s/d undang-undang ttg lingkungan
hidup (berpengaruh tdk langsung)
51
Tanggungjawab Auditor utk melaporkan
Tindakan Illegal
13 -52
Berpengaruh terhadap kewajaran l/k  l/k harus
direvisi, jika tdk beri pendapat kualifikasi atau
tidak wajar
Kalau auditor tdk mendapatkan bukti yg cukup ttg
tindakan illegal, komunikasi informasi ini
melalui opini kualifikasi atau disclaimer, jelaskan
jenis dan keterbatasan luas lingkup
52
13 -53
Jaminan Tentang Kontinuitas Usaha
Penyajian yang wajar tidak berarti kontinuitas
usaha klien terjamin
Auditor bertanggungjawab utk menilai apakah ada
keraguan yang substansial bahwa entitas mampu
menjaga kelangsungan usahanya setahun ke
depan
53
13 -54
Keterangan Sehat
Laporan auditor tidak sama dengan surat
keterangan sehat
Laporan auditor menambah tingkat kepercayaan
pemakai laporan keuangan terhadap data yg ada
dlm laporan keuangan itu.
54
Tipe Laporan Auditor
•
WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
•
WTP dengan bahasa penjelasan – penyimpangan
tidak material, penjelasan tentang:
Didasarkan pada audit auditor lain
Kelangsungan Usaha
Penyimpangan dari PABU
Tidak konsisten
Menekankan pada hal tertentu
55
13 -55
13 -56
Wajar Dengan Pengecualian  material
Penyebab: Pembatasan oleh klien/keadaan
Penyimpangan dari PABU
56
13 -57
Tidak Wajar  Amat material
Penyebab: Penyimpangan dari PABU
Menolak  Amat Material
Penyebab: Pembatasan oleh klien/keadaan
57
THE END
58
Download