BAB II LANDASAN TEORI A. Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah 1. Pasar Modal a. Definisi Pasar Modal Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun.56 Sedangkan menurut Ridwan Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga – lembaga yang memperdagangkan warkat – warkat kredit ( biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham – saham, obligasi, hipotek dan tabungan serta deposit berjangka.57 Pasar modal dapat diartikan sebagai tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana (Investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pengertian pasar modal menurut Undang - undang Pasar Modal No.8 tahun 1995: “Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. 56 Mochamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta:Erlangga, 2006), hlm.43 57 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang : UIN – Maliki Press, 2010), hlm.33. 47 48 b. Fungsi Pasar Modal Pasar modal memiliki beberapa fungsi yang strategis yang membuat lembaga ini memiliki daya tarik, tidak saja hanya bagi pihak yang memerlukan dana (borrowes) dan pihak yang meminjamkan dana (lenders) tetapi juga pemerintah. Adapun fungsi dari pasar modal adalah sebagai berikut :58 1. Sebagai sumber penghimpun dana Pasar modal berfungsi sebagai sumber penghimpun dana dikarenakan untuk memungkinkan perusahaan menerbitkan surat berharga (sekuritas) baik surat tanda hutang (obligasi dan bonds) maupun surat tanda kepemilikan (saham). Dengan memanfaatkan sumber dana dari pasar modal tersebut, perusahaan dapat terhindar dari kondisi debt to ratio yang terlalu tinggi. 2. Sebagai alternatif investasi para pemodal atau investor Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk membentuk portofolio investasi (mengkombinasikan dana pada berbagai kemungkinan investasi) dengan mengharapkan keuntungan yang lebih dan sanggup menanggung sejumlah risiko tertentu yang mungkin terjadi. 58 Budi Untung, Hukum Bisnis Pasar Modal, (Yogyakarta : ANDI, 2011), hlm.10. 49 3. Penghimpun dana modal pasar modal relatif rendah Pasar modal sebagai penghimpun dana bagi perusahaan yang membutuhkan biaya yang relatif kecil dengan melalui penjualan saham dari pada perusahaan harus meminjam ke bank. 4. Pasar modal akan mendorong perkembangan investasi Pasar modal membantu dalam perkembangan investasi dengan adanya pasar modal perusahaan dapat melakukan perluasan usaha dengan cara mengeluarkan saham kepada investor. c. Jenis – Jenis Pasar Modal Jenis pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu sebagai berikut :59 1. Pasar Pertama ( Perdana ) Pasar perdana merupakan tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Penawaran umum awal ini, yang disebut juga initial public offering (IPO) telah merubah dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka (Tbk). 2. Pasar Kedua ( Pasar Skunder ) Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual – beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. 59 Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006). hlm 46-50. 50 3. Pasar Ketiga Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa. Pada market maker ini akan bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market maker. Jadi, pasar ketiga bukan merupakan bursa efek berskala kecil tetapi berskala besar bahkan sangat besar. 4. Pasar Keempat Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Pasar keempat ini hanya dilaksanakan oleh para investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi dari pada jika dilakukan dipasar kedua. 2. Pasar Modal Syariah a. Definisi Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksinya dan terlepas dari hal yang dilarang seperti riba, perjudian, gharar yang berlebihan, tadlis, dan lain lain. Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama 51 Indonesia (DSN-MUI).60 Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan syariah.61 Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip – prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal - hal yang dilarang seperti riba, perjudian, spekulasi dan lain – lain. b. Landasan Pasar Modal Syariah 1. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah62 a. Al – Qur‟an َّ َوأَ َح َّم َّللاُ ْانبَ ْي َع َو َح َّس َو انسِّ بَا Artinya: “…..dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba….. (QS 2:275) َّ يٍ آ َيُُىا اتَّقُىا َّللاَ َو َذزُوا َيا بَقِ َي ِي ٍَ ان ِّسبَا إِ ٌْ ُك ُْت ُ ْى َ يَا أَيُّهَا انَّ ِر َّ ٍَ ب ِي ٌْ َِّللاِ َو َزسُىنِ ِه َوإ َ ُُِي ْؤ ِي ٍ ْيٍ فَئ ِ ٌْ نَ ْى تَ ْف َعهُىا فَأْ َذَُىا بِ َحس ْ ُىٌ َوال ت ْ َتُ ْبتُ ْى فَهَ ُك ْى ُز ُءوسُ أَ ْي َىانِ ُك ْى ال ت ٌى َ ًُ َظه َ ًُ ِظه Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), 60 Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern ( Yogyakarta: Andi Offset, 2011), hlm. 257. 61 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang : UIN – Maliki Press, 2010), hlm.45. 62 Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari‟ah di Bidang Pasar Modal. 52 Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS 2:278 – 279) b. As – Sunnah ُ صهَّى َّللاُ َعهَ ْي ِه َو َسهَّ َى ََهَى َع ٍْ بَ ْي َعتَي ٍِْ فِ ْي بَ ْي َع ٍة َ ي َّ ِاَ ٌَّ انَُّب Artinya: “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada suatu transaksi pembelian.” (H.R. Abu Dawud, At – Tirmidzi dan An – Nasa‟i). c. Kaidah Fiqh ت ا ِالبَا َحةُ َيانَ ْى يَ ُد َّل َدنِ ْي ُم َعهَى تَحْ ِس ْي ًِهَا ِ االَصْ ُم فِ ْي ان ًُ َعا َي ََل Artinya: “Pada dasarnya segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.” d. Pendapat Ulama اب االَ ْسه ُِى ُش َس َكا ُء فِي َ انتَ َعا ُي ُم بِ ْاالَ ْسه ُِى َجائِ ٌز َشسْ عًا ِالَ ٌَّ اَصْ َح ان ِّشسْ َك ِة بُِِ ْسبَ ِة َيايَ ًْهِ ُك ْى ٌَ ِي ٍْ اَ ْسه ٍُى Artinya: “Bermu’amalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas)saham hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.” e. Fatwa-fatwa DSN-MUI Berbeda dengan efek lainnya, selain landasan hukum, baik berupa peraturan maupun undang - undang, perlu terdapat landasan fatwa yang dapat dijadikan sebagai rujukan ditetapkannya efek 53 syariah. Landasan fatwa diperlukan sebagai dasar untuk menetapkan prinsip-prinsip syariah yang dapat diterapkan di pasar modal. Terdapat 14 fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berhubungan dengan pasar modal syariah Indonesia sejak tahun 2001, yang meliputi antara lain:63 1. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah 2. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah 3. Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah 4. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal 5. Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah 6. Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi 7. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah 8. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah 63 Fatwa Pasar Modal Syariah, http://www.idx.co.id/idid/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/fatwadanlandasanhukum.aspx, Di akses tanggal 31 Maret 2015, jam 10.43 WIB. 54 9. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 10. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN 11. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back 12. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back 13. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased 14. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. f. Peraturan Lainnya Selain itu, juga terdapat peraturan lain yang mengatur tentang pasar modal syariah sejak tahun 2006, yaitu:64 1) Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek. 2) Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad – akad yang digunakan Dalam Penerbitan Obat. 3) Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. 64 Fatwa Pasar Modal Syariah, http://www.idx.co.id/idid/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/fatwadanlandasanhukum.aspx, diakses tanggal 31 Maret 2015 jam 13.24 WIB. 55 4) UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. c. Fungsi Pasar Modal Syariah Fungsi keberadaan pasar modal syariah adalah:65 1. Memungkinkan pemilik investasi berpartisipasi secara penuh dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan resiko. 2. Memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan menjual saham yang mereka miliki sesuai dengan sistem di pasar modal. 3. Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan produksi mereka. 4. Menghindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan harga saham jangka pendek yang merupakan karakteristik utama dari pasar modal non – Islam. 5. Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga saham perusahaan tersebut. B. Teori Modal 1. Pengertian Modal Modal merupakan hak yang dimiliki perusahaan, komponen modal yang terdiri dari : modal setor, agio saham, laba yang ditahan, cadangan laba, dan lainnya.66 Dalam pengertian lain modal atau ekuitas 65 Indah Yuliana, Investasi Prosuk Keuangan Syariah, (Malang : UIN – Maliki Press, 2010), hlm.46. 66 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), hlm. 311. 56 didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Dan dengan kata lain kekayaan bersih perusahaan setelah dikurangi semua hutang – hutangnya. Komponen modal adalah pos – pos yang yang terdapat pada sisi kanan neraca dan terdidri atas berbagai hutang, saham prefreren dan saham biasa. Dan dalam pengertian umum modal saham merupakan saham yang mencerminkan kepentingan pemegangnya sebagai pemilik perusahaan. 67 2. Jenis – Jenis Modal Modal pada prinsipnya dibagi menjadi dua yaitu utang atau yang disebut modal asing dan ekuitas atau yang disebut dengan modal sendiri.68 a. Modal Asing / Utang Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja diperusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Menurut waktu pemakaiannya, modal asing atau utang dibagi menjadi tiga, yaitu :69 1) Modal Asing / Utang Jangka Pendek Modal utang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar utang jangka 67 Kamaludin dan Rini Indriani, Manajemen keuangan”Konsep dasar dan Penerapannya” , (Bandung : CV Bandar Maju, 2012), hlm. 286. 68 Swawidji Widoatmodjo, Jurus Jitu Go Public, (Jakarta : Gramedia, 2004), hlm. 27. 69 Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, ( Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA, 2001) hlm: 171. 57 pendek terdiri dari utang dagang, yaitu utang yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. 2) Modal Asing / Utang Jangka Menengah Modal asing jangka menengah adalah utang yang jangka waktu atau umumnya adalah lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. 3) Modal asing / Utang Jangka Panjang Modal utang jangka panjang adalah modal yang berasal dari utang jangka panjang. Umumnya lebih dari sepuluh tahun. Utang Jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai pelunasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. b. Modal Sendiri Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri terbagi menjadi tiga yaitu :70 1) Modal saham Modal saham adalah tanda bukti pengambilan yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetap tertanam di dalam 70 Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, ( Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA, 2001) hlm: 171. 58 perusahaan tersebut selama hidupnya. Meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan penanaman yang permanen, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya. Modal saham dibagi menjadi dua yaitu: a Saham biasa Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b Saham Preferensi (Preferred stocks) Saham preferensi adalah saham yang terbentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. 2) Cadangan Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun berjalan. 3) Laba ditahan Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentuklah cadangan sebagaimana diuraikan di atas. Apabila perusahaan belum 59 mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan. C. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders‟ equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.71 Struktur modal juga merupakan gambaran mengenai proporsi antara utang jangka panjang dan modal sendiri.72 Struktur modal / capital structur adalah menggambarkan yakni pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Sedangkan struktur modal optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risk dan return sehingga memaksimalkan harga saham. Struktur modal dapat ditargetkan dari waktu ke waktu dan dapat berubah – berubah sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh perusahaan. Walaupun demikian manajemen perusahaan harus mempunyai gambaran target struktur modal tertentu pada tahun 71 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Jawab Soal, (Bandung : Alfabeta), hlm. 184. 72 Moeljadi, Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Jilid 1, (Malang: Bayu Media Publishing), hlm. 236. 60 tertentu. Target struktur modal adalah bauran hutang, saham preferen dan saham biasa yang direncanakan oleh perusahaan untuk menambah modal. Secara umum sumber modal ada dua sumber alternatif, yaitu modal yang bersumber dari modal sendiri dan modal yang bersumber dari eksternal seperti pinjaman / utang. Modal sendiri dapat dilakukan dengan menerbitkan saham (stock) sedangkan pendanaan dengan utang dapat dilakukan dengan menerbitkan obligasi (bonds), atau berutang ke bank, leasing bahkan ke mitra bisnis. Dalam penentuan struktur modal dibutuhkan struktur modal yang optimal yakni dengan meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan. Dikarenakan struktur modal bertujuan memadukan sumber dana permanen yang selanjutnya digunakan perusahaan dengan cara yang diharapkan sehingga memaksimumkan nilai perusahaan.73 2. Teori - Teori Struktur Modal Terdapat beberapa teori yang menjelaskan bagaimana pengaruh struktur modal terhadap suatu nilai perusahaan. Bagaimana menciptakan struktur modal yang baik, sehingga mengoptimalkan nilai perusahaan. Teori struktur modal bertujuan untuk memberikan landasan berpikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal. 73 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Jawab Soal, (Bandung : Alfabeta), hlm. 190. 61 a. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika dua orang ahli manajemen keuangan Prof. Franco Modigliani dan Marton Miller mengajukan teori yang ilmiah tentang struktur modal perusahaan bahwa nilai sebuah perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modalnya. Atau dengan kata lain bagaimana cara sebuah perusahaan akan mendanai operasinya tidak berarti apa-apa, sehingga struktur modal adalah suatu hal yang tidak relevan. Akan tetapi teori ini didasarkan pada beberapa asumsi diantaranya tidak ada biaya pialang, tidak ada pajak, tidak ada biaya kebangkrutan, investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan perusahaan dan EBIT tidak terpengaruh oleh penggunaan hutang.74 Jika asumsi yang diajukan Modigliani dan Miller dipenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi pajak perusahaan akan semakin baik apabila menggunakan hutang yang semakin besar. Dalam kenyataannya, hal itu sulit terjadi karena adanya beberapa titik kelemahan dari asumsi pendekatan Modigliani dan Miller yaitu :75 74 Uegene F Brigham dan Joel F houston, Manajemen Keuangan, (Jakarta : Erlangga, 2001), hlm.31. 75 Kennedy, Nur Azlina, Dan Anisa Ratna Suzana, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate yang Go Public Di BEI. hlm. 3. 62 1. Asumsi tentang adanya biaya transaksi dalam capital market sulit untuk ditemui dalam kenyataan, mengingat justru biaya tersebut sangat besar. 2. Adanya perlakuan yang sama terhadap semua investor dilembaga keuangan dengan menikmati pinjaman dengan tingkat bunga bebas resiko. Hal ini juga sulit diperoleh dalam kenyataan karena bagaimanapun juga nasabah besar akan memperoleh perlakuan yang berbeda dengan perusahaan kecil. 3. Modigliani dan Miller juga mengasumsikan tidak adanya konflik dalam perusahaan sehingga tidak terjadi agency cost. 4. Tidak diperhitungkannya financial distress yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. b. Teori Pecking Order Alternatif yang dapat membantu untuk memprediksi bagaimana para manajer akan mendanai anggaran modal perusahaan dikenal dengan pecking order theory. Teori ini dikenalkan oleh Gordon Donaldson. Kemudian Myer menindaklanjuti pandangan Donaldson ini. Secara singkat teori ini menyatakan : (1) perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan. (2) perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi. Perusahaan berusaha menghindari perubahan deviden yang tiba –tiba. Dengan kata lain, pembayaran 63 dividen diusahakan konstan atau, kalau berubah terjadi secara gradual dan tidak berubah dengan signifikan. (3) Karena kebijakan dividen yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat – saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan akan membayar utang atau membeli surat berharga. Jika kas tersebut lebih kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang dipunyai atau menjual surat berharga. (4) jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan utang, kemudian dengan surat campuran dan saham sebagai pilihan yang terakhir.76 c. Teori Signaling Ross (1997) mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan utang) merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Salah satu cara yang paling sederhana dengan mengatakan secara langsung bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Namun tentu saja investor tidak akan mudah percaya. Oleh karena itu manajer ingin memberikan 76 Mamduh Hanafi, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta : 2014),.cet ke-7. hlm. 313. 64 signal yang lebih dipercaya dengan manajer menggunakan utang yang lebih banyak, sebagai signal yang lebih dipercaya. Jika utang meningkat, maka kemungkinan bangkrut akan semakin meningkat. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka manajer akan „terhukum‟ misal reputasi dia akan hancur dan tidak bisa dipercaya menjadi manajer lagi. Karena itu, perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Karena cukup yakin, maka manajer perusahaan tersebut berani menggunakan utang yang lebih besar. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik . dengan demikian utang merupakan tanda atau signal yang positif.77 D. Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Struktur Modal 1. Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan adalah struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan jumlah saham orang dalam dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor atau dengan kata lain struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan. Dalam menjalankan kegiatannya, 77 Mamduh Hanafi, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta, 2014),.cet ke-7. hlm. 314. 65 suatu perusahaan diwakili oleh direksi (agents) yang ditunjuk oleh pemegang saham (prinsipal).78 Karena tidak seorangpun dapat membuktikan bahwa struktur modal yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi dari pada struktur modal lainnya, manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang tepat. Sejumlah manajemen cenderung lebih konservatif dari pada manajemen lainnya, sehingga menggunakan jumlah utang yang lebih kecil dari pada rata – rata perusahaan dalam industri yang bersangkutan, sementara manajemen lain lebih cenderung menggunakan banyak utang dalam usaha mengejar laba yang tinggi. 2. Pertumbuhan Penjualan Penjualan merupakan sumber utama yang terpenting dari penghasilan. Penjualan merupakan sumber daya utama uang yang diterima oleh perusahaan dari barang yang dijual atau jasa yang disewa oleh konsumen.79 Pertumbuhan omset (pendapatan) merupakan salah satu ukuran keberhasilan sebuah perusahaan yang harus dipantau. Sebuah perusahaan tentu mengharapkan terdapat pertumbuhan pendapatan setiap tahun yang dicanangkan dalam target pendapatan sudah tercapai atau 78 Sugiarto. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan keagenan dan Informasi Asimetri.Yogyakarta : Graha ilmu. 2009. hal.59. 79 Budi Rahardjo, Dasar – dasar Analisis Fundamental Saham Laporan Keuangan Perusahaan Membaca, Memahami, dan Menganalisis, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press), hlm.56 66 belum adalah dengan membandingkan dengan penjualan pada tahun sebelumnya.80 Pertumbuhan penjualan suatu produk dari emiten tergantung dari daur hidup produk. Jika pertumbuhan penjualan per tahun meningkat, investor akan percaya terhadap emiten, bahwa emiten akan memberikan keuntungan di masa depan. Kondisi tersebut terjadi jika informasi yang diperoleh investor sempurna. Menurut fabozzi, pertumbuhan penjualan adalah perubahan penjualan pada laporan keuangan per tahun. Pertumbuhan berkaitan dengan bagaimana terjadinya stabilitas peningkatan penjualan kedepan.81 Menurut Brigham, perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan yang stabil memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.82 Itu artinya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal dari pada perusahaan yang lambat pertumbuhannya. 80 Suhermin Ari Pujiati, Keputusan Bisnis dalam R (Berbagi: 2010) hlm.75. Faboozzi, J frank, Manajemen Investasi (Jakarta:salemba empat,2000) hlm.881. 82 Brigham, Eugene dan Joel F Houston, “Manajemen Keuangan”(Jakarta : Erlangga. 2001), hlm.40. 81 67 3. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan barang atau jasa yang diproduksinya.83 Profitabilitas yaitu perusahaan dengan return on invesment (ROI) atau yang sering disebut juga Return On Assets (ROA) adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas biasanya menggunakan relatif sedikit hutang.84 Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil dan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan perusahaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. 85 4. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan mempengaruhi kinerja merupakan salah satu faktor yang perusahaan. Perusahaan besar cenderung bertindak hati – hati dalam melakukan pengelolaan perusahaan dan cenderung melakukan pengelolaan laba secara efisien. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih 83 Budi Rahardjo, Dasar – dasar Analisis Fundamental Saham Laporan Keuangan Perusahaan Membaca, Memahami, dan Menganalisis, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press), hlm.140. 84 Najmudin. “Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern”, (Yogyakarta : Andi Offset. 2011), hlm. 127. 85 Brigham, Eugene dan Joel F Houston, “Manajemen Keuangan”(Jakarta : Erlangga. 2001), hlm. 40. 68 berhati – hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Ukuran perusahaan menunjukan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengidentifikasikan kemampuan dalam mengelola tingkat risiko investasi yang diberikan para stake holder untuk meningkatkan kemakmurannya. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukan bahwa perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan oleh perusahaan kecil, semakin besar jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuata kontral yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar utang.86 Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal dikarenakan biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih 86 Agnes Sawir, Kebijakan dan Pendanaan Rekstrukturisasi Perusahaan, (Jakarta : Gramedia Pustakan, 2004) hlm. 102. 69 besar dari pada biaya untuk penerbitan surat utang, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan utang.87 87 Brigham, Eugene dan Joel F Houston, “Manajemen Keuangan”(Jakarta : Erlangga. 2001), hlm.17.