PENDAHULUAN PTM DR. RUNI ASMARANTO, ST.,MT Penggunaan alat berat: - Penggalian, pengupasan, pembongkaran dan penimbunan tanah - Perataan atau penyebaran tanah - Pembuatan profil permukaan tanah - Pemindahan atau pengangkutan tanah - Pemadatan Permasalahan Project • Bagaimana kita melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan dengan penuh efisiensi terhadap BMW (Biaya, Mutu dan Waktu • BIAYA; semurah mungkin namun masih wajar dan sesuai spektek. • MUTU; sebaik mungkin dengan kualitas sesuai spektek • WAKTU; tepat-jadwal sesuai schedule yang ditentukan. • Seorang PIMPRO dituntuk untuk dapat mengelola uang/anggaran biaya, menjaga mutu pekerjaan dan melaksanakan sesuai jadwal. • Seorang PM harus dapat mengatasi resiko-resiko pekerjaan (RISK MANAGEMENT) karena semua pekerjaan mengandung resiko dan resiko tersebut akan menjadi besar/kecil tergantung tindakan yang dilakukan. Mengandung konsekuensi biaya, ketepatan waktu-mutu. • Diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam membuat keputusan bagi seorang PM Pekerjaan PTM Hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Pemnidahan Tanah Mekanis adalah : 1. Perhitungan Volume Pekerjaan 2. Spesifikasi Pekerjaan 3. Pemilihan Jenis Peralatan (Alat yang digunakan) 4. Perencanaan SDM (man power) 5. Mobilisasi Peralatan 6. Perencanaan Metode Kerja 7. Sarana Pendukung di Lapangan Perhitungan Volume Pekerjaan • Volume Tanah ; ada 3 macam jenis volume tanah terkait dengan pekerjaan PTM, a.l 1. Volume tanah asli (BCM, bank cubic meter) 2. Volume tanah lepas (LCM, loose cubic meter) 3. Volume tanah dipadatkan (SM, solid measure) Ketiga jenis volume ini memiliki koefisien-koefisien tersendiri sesuai dengan jenis tanah tersebut (pasir, lanau, lempung) • Jenis Tanah; bervariasi kohesif-non kohesif, nilai kembang dan susut (swelling dan shrinkage) Spesifikasi Pekerjaan • Jenis Pekerjaan : Galian, Timbunan, Land clearing, stripping atau pemadatan (jenis pekerjaan harus jelas) • Hasil pekerjaan : kemiringan, tingkat kepadatan, tinggi timbunan atau kedalaman galian, jarak angkut atau jarak pemindahan tanah dll. Pemilihan Jenis Peralatan • Jenis dan type alat • Kapasitas alat • Kemampuan alat • Suku cadang alat Pemilihan alat-alat yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan karakteristik lain keadaan tanah Perencanaan SDM Diperlukan perencanaan sumber daya yang pai benar-benarr baik dan mencapai sasaran, apalagi bila mengingat lokasi pekerjaan berada di daerah pedalaman atau jauh dari kota besar dimana untuk mencari tenaga kerja terampil dan berpengalaman akan sulit dilakukan. Perlu mekanisme pengawasan dan tenaga pendukung untuk memperlancar pekerjaan. Mobilisasi Peralatan • Pelaksanaan Mobilisasi peralatan perlu mendapat perhatian khusus, terutama bila lokasi pekerjaan berada di tempat yang jauh (didaerah pedalaman) seperti Pedalaman Papua, Kalimantan, Sumatera, dll. • Pada lokasi tersebut banyak fasilitas jalan dan jembatan yang kurang memadai, peralatan penunjang seperti trailler pengangkut, penyeberangan antar pulau yang belum tersedia shg perlu direncanakan dan dipersiapkan sejak awal. Metode Pekerjaan • Metode kerja perlu direncanakan dengan matang hal ini berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas pekerjaan, meliputi: 1. Organisasi pelaksanaan 2. Prosedur operasi kerja 3. Prosedur perawatan peralatan 4. Prosedur keselamatan kerja 5. Prosedur pelaporan administrasi dan keuangan • Metode kerja ini harus disosialisasikan kepada semua pihak yang terlibat, agar semua aparat atau petugas mengetahui wewenang, hak dan tanggung jawab masing-masing Sarana pendukung di Lapangan Meliputi antara lain • Sistim perawatan alat-alat berat • Sistim logistik peralatan (spare part), bahan bakar maupun konsumsi pekerja • Sistim komunikasi dan informasi kerja SIFAT TANAH DAN BATUAN • Tanah diklasifikasikan menjadi beberapa jenis menurut ukuran butirannya. Selain itu klasifikasi juga didasarkan atas sifat plastisitasnya Tabel. 2.1. Batasan-batasan ukuran golongan tanah Sumber : Das (1987) Nama Golongan Massachussets Institute Technology (MIT) Ukuran Butiran (mm) Kerikil Pasir Lanau Lempung of > 2 2 - 0,06 0,06 - 0,002 < 0,002 U.S. Departement of Agriculture > 2 (USDA) 2 - 0,05 0,05 - 0,002 < 0,002 American Association of and 76,2 -2 Transportation Officals (AASHTO) 2 - 0,075 0,075-0,002 < 0,002 Unified Soil Classification System 76,2- 4,75 (U.S Bureau of Reclamation) 4,750,075 Halus (yaitu lanau lempung < 0,075) dan Ukuran lebih besar dari kerikil bisanya disebut BATU. Dalam keadaan yang asli sangat jarang dijumpai tanah dalam keadaan yang memiliki sifat-sifat yang diperlukan. Sehingga dalam pekerjaan timbunan kadangkadang diperlukan pencampuran beberapa jenis tanah untuk mendapatkan sifatsifat yang dikehendaki. Sifat Kembang Susut • Volume dan kerapatan tanah secara umum mengalami perubahan yang cukup besar apabila tanah itu digali, diangkut, diletakkan dan dipadatkan. Karena adanya perubahan volume pada kondisi tersebut, maka perlu diketahui dan ditetapkan adanya volume ditempat aslinya, dalam keadaan lepas dan setelah dipadatkan. • Yang dimaksud kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa penambahan atau pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk asalnya. TANAH ASLI = 1 TANAH LEPAS = 1,2 TANAH PADAT = 0,9 A. Kondisi Asli (BCM); ukuran alam yaitu keadaan tanah masih sesuai dengan kondisi asli alamnya. Dalam keadaan ini butiran-butiran tanah masih terkonsolidasi dengan baik. B. Kondisi Lepas (LCM); kondisi tanah sesudah mengalami gangguan atau telah digali. Misalnya keadaan tanah didepan dozer blade, diatas dump truck dan dalam bucket. Besarnya penambahan volume tergantung dari faktor kembang tanah (swelling factor) yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanah. Volume dalam keadaan lepas dapat dihitung sbb: LCM = BCM + (% SWELL x BCM) LCM = volume dalam kondisi lepas (m3) BCM = volume dalam kondisi asli (m3) SWELL = faktor kembang tanah (%) Faktor kembang pada beberapa Jenis Tanah (Rochmanhadi, 1992) Jenis Tanah Pasir Tanah permukaan (top soil) Tanah biasa Lempung Batu Faktor Swell (%BM) 5 – 10 10 – 25 20 – 45 30 – 60 50 - 60 Contoh: • Tanah biasa asli dengan volume = 10 m3 • Faktor swell 20% - 45 % (tabel) = 2 – 4,5 • Jadi volume tanah dalam keadaan lepas = 12 – 14,5 m3 C. Kondisi Padat (solid measure, SM) yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali dan diadakan usaha pemadatan. Pada keadaan ini volume pori mengecil/menyusut akibat pemadatan tanpa mengalami perubahan berat. Besarnya volume dalam keadaan padat tergantung dari jenis tanah, kadar air tanah dan usaha pemadatan Dalam perhitungan produksi, tanah yang digusur, dimuat dan digelar dalam kondisi lepas. Untuk menghitung perubahan volume pada kondisi lepas dari bentuk aslinya atau ke bentuk padat setelah dipadatkan perlu dikalikan faktor kembang maupun faktor susut. • Sw = ((B – L) / L ) x 100% • Sh = ((C – B) / C ) x 100% Dimana: Sw = faktor kembang (%) Sh = Faktor susut (%) B = Kerapatan tanah asli (kg/m3) L = Kerapatan tanah lepas (kg/m3) C = Kerapatan tanah padat (kg/m3) Contoh: Diketahui volume tanah bercampur kerikil dalam keadaan asli sebesar 200 m3 berapa volumenya setelah digemburkan (kondisi lepas) ? Jawab : Keadaan lepas = 200 x 1,18 = 236 m3 Berat dan Bentuk Tanah • Berat dan bentuk tanah mempengaruhi volume yang dapat dikerjakan alat dalam hubungannya dengan Draw Bar Pull (DBP) atau tenaga tarik. Makin berat tanah maka tenaga yang harus disediakan alat untuk mengerjakan juga semakin besar • Banyaknya material yang mampu ditampung oleh suatu ruangan diperhitungkan dengan suatu faktor koreksi yang disebut dengan “Faktor Muat”. Faktor Blade pada bulldozer, factor bucket pada excavator dan loader dan pay load factor pada scrapper. Selain dipengaruhi oleh bentuk material, faktor muat juga dipengaruhi oleh jenis tanah. Daya Lekat material • Daya lekat atau kohesivitas material adalah kemampuan saling mengikat diantara butir-butir material itu sendiri. Material dengan daya lekat tinggi (liat) akan cenderung munjung (menggunung) diatas permukaan bucket/blade sehingga muatan yang bisa ditampung lebih besar jika dibandingkan material dengan daya lekat rendah (pasir). Kekerasan Tanah dan Batuan • Kekerasan tanah dan batuan akan mempengaruhi kemudahan alat dalam melakukan pekerjaan dan produktivitas alat. Tanah atau batuan yang keras akan lebih sulit dikoyak, digali dan dikupas dibandingkan dengan tanah atau batuan yang lunak. • Kekerasan tanah/batuan dapat diuji dengan: rippermeter, seismic test meter, shear meter, soil investigation drill, dll. Daya Dukung Tanah • Daya dukung tanah = kemampuan tanah untuk mendukung beban di atasnya. • Ground pressure = daya tekan alat terhadap tanah • Jika Daya dukung tanah < Ground Pressure; maka alat akan amblas ke bawah. • Dynamic cone penetrometer (DCP) dipergunakan untuk mengukur daya dukung tanah di lapangan. Tabel. Daya Tekan Alat untuk Alat Berat Komatsu Cone Index Jenis Alat Daya Tekan Alat (kg/cm2) <2 2–4 4–5 5–7 7 – 10 10 – 13 > 15 Extra Swamp Dozer Swamp Dozer Small Bulldozer Medium Bulldozer Large Bulldozer Motor Scaper Dump Truck 0,15 – 0,30 0,20 – 0,30 0,30 – 0,60 0,60 – 0,80 0,70 – 1,30 1,30 – 2,85 3,20