rancang bangun sistem informasi geografis layanan

advertisement
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014)
Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LAYANAN PUBLIK
BERBASIS MOBILE WEB
STUDI KASUS: KOTA PALANGKA RAYA
Jonh Fredrik Ulysses1, Pranowo2, Th. Devi Indriasari3
Program Studi Magister Informatika, Program Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari 43 Yogyakarta 55281, Telp.(0274)487711
E-mail:[email protected], [email protected], 3dev@[email protected]
ABSTRACT
Along with population growth, many of immigrant who want to settle, and the increasing number of tourists
coming to the city Palangka Raya, Central Kalimantan, then mobility to be able to access public services
becomes increasingly important. However, the constraints obtained are the limitations of existing systems to be
able to provide information regarding the location of public services easily and quickly, especially with the city
area very broad, limited of access to public information and the lack of facilities signpost the location of public
services in Palangka Raya. With the increase of mobile device users today, the need for access to information
even greater. With the integration of mobile technology, GIS (Geographic Information System), and GPS
(Global Positioning System) has been possible to develop a mobile web application that is interactive GIS. So
for this reason that there needs to be a mobile GIS application that can be one of the interactive tool to provide
information on the location of public services Palangka Raya. This research will build a mobile web GIS
application based on LBS (location based service) using Google Maps, CodeIgniter, and jQuery Mobile, with
the hope this application can display the information of public services in Palangka Raya with easily and
quickly.
Keywords: GIS, Public Service, Mobile Web, LBS, Google Maps.
pelayanan publik sesuai dengan RPJP dan RPJM
kota Palangka Raya, maka dibutuhkan suatu
teknologi informasi yang dapat digunakan dengan
cepat dan mudah dipahami yaitu melalui SIG
berbasis mobile web. Berdasarkan latar belakang
inilah muncul suatu pemikiran untuk menganalisis,
merancang dan membangun sebuah Sistem
Informasi Geografis (SIG) Layanan Publik Berbasis
Mobile Web di kota Palangka Raya.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai ibukota Propinsi Kalimantan Tengah
(Kalteng), Kota Palangka Raya memiliki visi
“Terwujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota
Pendidikan, Jasa, dan Wisata Berkualitas, Tertata
dan Berwawasan Lingkungan, Menuju Masyarakat
Sejahtera sesuai Falsafah Budaya Betang” (Bappeda
Kota Palangka Raya, 2012). Bisa dikatakan
pelayanan jasa terhadap masyarakat atau pelayanan
publik menjadi salah satu prioritas utama dari
pemerintah kota Palangka Raya, hal ini tercantum
dalam Misi Pembangunan Kota Palangka Nomor 2
dan 3 (RPJP Kota Palangka Raya Tahun 2008–2028)
dan Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor
14 Tahun 2009 (RPJM Kota Palangka Raya Tahun
2008 – 2013).
Salah satu cara mempercepat akses terhadap
layanan publik adalah dengan mengetahui informasi
lokasi layanan publik tersebut. Namun hambatan
utama menurut penulis yang dihadapi di kota
Palangka Raya adalah wilayah yang demikian luas
yaitu urutan ke 3 kota terluas di Indonesia dengan
luas 2,687 Km2 (Bappeda Kota Palangka Raya,
2012), kurangnya fasilitas rambu lalu lintas, traffic
light, dan marka jalan (RRI Palangka Raya, 2011;
RPJP Kota Palangka Raya Tahun 2008–2028). Serta
minimnya akses untuk informasi publik yang
diperoleh masyarakat Kalteng, termasuk kota
Palangka Raya (Harian Tabengan, 2013).
Untuk mempermudah penyajian informasi dan
data mengenai layanan publik di kota Palangka Raya
yang selaras dengan misi peningkatan mutu
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis,
merancang dan membangun Sistem Informasi
Geografis (SIG) Layanan Publik Berbasis Mobile
Web yang dapat membantu menyampaikan
informasi layanan publik dalam bentuk pemetaan,
pencarian layanan publik berbasis lokasi,
perhitungan jarak ke lokasi, dan lain-lain. Di mana
sistem ini sebagai solusi pemetaan layanan publik
yang bisa digunakan bukan hanya oleh masyarakat
kota Palangka Raya sendiri tetapi juga untuk warga
pendatang ataupun wisatawan yang berkunjung ke
kota Palangka Raya.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian tentang Sistem Informasi Geografis
berbasis mobile atau SIG Mobile telah banyak
dilakukan, diantaranya adalah jurnal dengan judul
“A Distributed Architecture for WAP-Based Mobile
GIS” (Wang et.al, 2004). Penelitian ini menekankan
pada pembuatan aplikasi SIG Mobile dengan
menggunakan J2EE yang berbasis pada arsitektur
WAP (Wireless Application Protocol). Sistem ini
215
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014)
Yogyakarta, 15 Maret 2014
dikembangkan dengan fungsi-fungsi dasar dari SIG
(Misalnya untuk mengatur data spasial dan atribut,
perencanaan rute, geocoding, pemetaan, dan lainlain). Pada sisi klien yang menggunakan handphone
yang mendukung WAP dengan microbrowser-nya
dan memungkinkan menampilan map dalam format
WBMP dari sisi server, dan mempunyai fungsi
untuk browsing peta seperti zooming out, zooming
in, pergerakan (ke arah atas, bawah, kiri dan kanan).
Dan dalam jurnal lainnya yang berjudul “Wireless
Mobile Field-Based GIS Science and Technology
for Crisis Management Process: a Case Study of a
Fire Event, Cairo, Egypt” (EL-Gamily et.al, 2010),
penelitian ini membuat SIG mobile berbasis area
(field-based). Fungsionalitas sistem meliputi:
a. Pemilihan
jalur,
digunakan
untuk
mengindentifikasikan jalur terpendek antara
stasiun pemadam kebakaran dan lokasi
kebakaran.
b. Memperkirakan
kemungkinan
luasnya
kerusakan dari kebakaran dengan menggunakan
geo-database yang telah ada.
Dan dalam jurnal lainnya yang berjudul “Using
Mobile Geographic Information System (GIS)
Techniques to Develop A Location-Based Tour
Guiding System Based on User Evaluations” (Chu
et.al, 2012) membangun sebuah aplikasi SIG mobile
untuk panduan wisata untuk wilayah pantai utara
Taiwan
dengan
metodologi
pengembangan
berdasarkan evaluasi dari pengguna. Aplikasi ini
menerapkan sistem LBS (location based service)
atau layanan berbasis lokasi dengan memanfaatkan
GPS pada perangkat mobile. Dibangun dengan
menggunakan software SuperGIS Mobile Engine 3.0
dengan sistem operasi Windows Mobile 6 untuk
sistem pemandu wisata yang digunakan untuk
mengelola data, navigasi, pemilihan rute, serta
menampilkan peringatan untuk daerah yang
berbahaya dan simpangan-simpangan pada rute.
ISSN: 2089-9813
3.2
Kota Palangka Raya
Pelayanan publik menjadi salah satu prioritas
utama dari kota Palangka Raya yang secara resmi
ditetapkan sebagai Ibu Kota Propinsi Kalimantan
Tengah pada tanggal 17 Juli 1957. Secara geografis
terletak pada 113˚30`-114˚07` Bujur Timur dan
1˚35`-2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah
2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi terdiri
dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan
kurang dari 40%. Wilayah Kota Palangka Raya
terdiri dari 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut,
Kecamatan Sabangau, Kecamatan Jekan Raya,
Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Rakumpit.
Visi dari kota Palangka Raya adalah “Terwujudnya
Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa,
dan Wisata Berkualitas, Tertata dan Berwawasan
Lingkungan, Menuju Masyarakat Sejahtera sesuai
Falsafah Budaya Betang”. Yang di tunjang dengan 6
misi yaitu:
1. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota
pendidikan yangberkualias dengan orientasi
nasional dan global, sumber daya manusia yang
berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Mewujudkan Pemerintah Kota Palangka Raya
sebagai pelayanan jasa terhadap masyarakat.
3. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota
wisata yang terencana, tertata, berwawasan dan
ramah lingkungan.
4. Mewujudkan Kota Palangka Raya menuju
masyarakat sejahtera.
5. Mewujudkan Pemerintahan yang baik dan
bersih dengan kedisiplinan tinggi, sikap
profesional, beribawa dan bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat.
6. Mewujudkan masyarakat yang memiliki
kesadaran politik, hukum,tertib dan demokratis.
3.3
Sistem Informasi Geografis
Terdapat berbagai definisi tentang SIG atau
Sistem Informasi Geografis (GIS – Geographical
Information System). Salah satu nya definisi SIG
menurut ESRI (Environmental System Research
Institue) yaitu kumpulan kumpulan yang teorganisir
dari perangkat keras komputer, perangkat lunak,
data geografis, metode, dan personil yang dirancang
secara efesien untuk memperoleh, menyimpan,
memperbaharui, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan semua bentuk informasi yang
bereferensi geografis (ESRI, 2006). Keuntungan dari
penggunaan SIG secara umum bisa dibagi menjadi 5
kategori dasar yaitu (Saleh et.al, 2012) :
a. Untuk pengambil keputusan yang lebih baik.
b. Baik dalam menampilkan dan menyajikan data
spasial.
c. Meningkatkan komunikasi.
d. Tata kearsipan informasi geografik yang lebih
baik.
e. Pengaturannya lebih bersifat geografis.
3. LANDASAN TEORI
3.1 Layanan Publik
Berdasarkan Undang Undang No 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik Pasal 1, pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Dimana
menurut penjelasan atas Undang Undang No 25
Tahun 2009 Pasal 5 ayat (1) dan (2) pelayanan
publik ini meliputi pelayanan barang publik dan jasa
publik serta pelayanan administratif yaitu
pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat
tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan
hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,
perhubungan, sumber daya alam, pariwisata.
216
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014)
Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
smartphones lebih ‘peduli’ dengan posisi
mereka. Pengguna bisa mencari lokasi,
menemukan arah tujuan, dan lain-lain.
c. Limitless Access – Mengakses mobile web sama
seperti mengakses website secara penuh.
Pengguna bisa mendapatkan sumber daya yang
sama dengan yang mereka dapatkan saat
menggunakan komputer desktop.
d. Interactive Capabilities - Pengguna mobile web
di tawarkan dengan pengalaman membaca
/menulis pada web dalam genggaman tangan
meraka. Pengguna bisa melakukan berbagai
aktifitas online sama seperti saat menggunakan
komputer desktop.
Menurut Pendell & Bowman (2012), teknik
evaluasi usabilitas untuk mobile web hampir sama
dengan dengan website secara penuh, namun variasi
dari smartphones dan fitur cakupan layanan Internet
dari telepon yang mempersulit melakukan standar
usabilitas saat pengujian. Faktor seperti ukuran layar
yang kecil, kemampuan memproses, tipe koneksi
data dan keyboard pada layar atau metode inputan
lain berperan dalam pengalaman pengguna dan
berdampak pada pengujian usabilitas. Minimal
diperlukannya 2 strategi manajemen sumber daya
untuk menerapkan mobile web (Canali et.al, 2010)
yaitu:
a. Pre-adaptation strategies, sangat penting untuk
menentukan jenis tantangan yang sesuai untuk
konteks masa depan dalam skenario mobile web
yang dibuat.
b. Problem model, identifikasi dari sumber daya
yang paling sering digunakan, hal ini tentu saja
bergantung
pada
kemampuan
untuk
meramalkan masa depan dalam pengaksesan
untuk masing-masing sumber daya berdasarkan
informasi yang tersedia pada sisi server.
f.
Biaya yang dihemat sebagai hasil dari efisiensi
yang besar.
Menurut Riyanto (2010), berdasarkan teknologi
dan implementasi nya, SIG dapat dikategorikan
dalam 3 aplikasi, yaitu SIG berbasis desktop
(Desktop GIS), SIG berbasis web (Web GIS), dan
SIG berbasis mobile (Mobile GIS).
3.4
SIG Mobile
SIG mobile (GIS Mobile) bisa di definisikan
sebagai kemampuan dari perangkat mobile untuk
menampilkan data geospatial, dan menerima,
memproses, serta menampilkan kembali permintaan
SIG dari pengguna mobile itu sendiri (Hussein et.al,
2011), sedangkan definisi lain mengatakan SIG
Mobile (GIS Mobile) adalah Sistem Informasi
Geografis dengan dasar komputasi mobile dan
Internet mobile (Sharma et.al, 2013). Sedangkan
menurut Tsou (2004), SIG Mobile merupakan
sebuah integrasi cara kerja perangkat lunak atau
keras untuk pengaksesan data dan layanan
geospasial melalui perangkat bergerak via jaringan
kabel atau nirkabel.
SIG mobile bisa dibagi menjadi dua jenis
menurut pengaksesan data dan pengumpulan data,
yaitu berbasis area atau untuk kegiatan lapangan
(Field-based) dan LBS (Location based service)
atau layanan berbasis lokasi (Hussein et.al, 2011).
Perbedaan utama antara SIG berbasis area dan LBS
adalah kemampuan melakukan perubahan data.
Umumnya aplikasi SIG berbasis area memerlukan
editing atau perubahan dari data SIG yang asli atau
perubahan pada atributnya. LBS jarang melakukan
perubahan pada dataset originalnya tetapi lebih
kepada menggunakannya sebagai latar belakang atau
acuan peta untuk navigasi atau keperluan pelacakan
(Tsou, 2004). Kelayakan informasi untuk SIG
mobile diatur oleh dua sasaran teknikal yaitu: (a)
respon yang cepat dan (b) informasi yang akurat
dalam artian luas. Pengguna SIG mobile
menginginkan memperoleh informasi yang tepat
dalam pencarian dengan waktu sesingkat mungkin
(Shi et.al, 2009).
3.6
Google Maps
Salah satu teknologi pemetaan yang banyak
digunakan pada perangkat mobile adalah Google
Maps. Google Maps adalah sebuah teknologi
bersifat terbuka yang menyediakan peta (Google
Inc.). Google maps menunjukan suatu antarmuka
pemetaan yang intuitif dan responsif yang tinggi
dengan penggambaran aerial (posisi dari atas) dan
data jalan yang detil (Anupriya et.al, 2013). Menurut
Young (2008) ketika Google Maps API di rilis pada
Juni 2005, terjadi suatu ledakan pengembangan
software berbasis lokasi (LBS). Google Map API
memperbolehkan
para
programmer
untuk
menambahkan Google Map ke dalam aplikasi web
pages mereka dengan JavaScript. Programmer bisa
menambahkan overlay (lapisan) ke dalam map,
termasuk marker dan polylines, serta menampilkan
information window yang bisa dihubungkan dengan
sumber data lainnya (Pan et.al, 2007).
3.5
Mobile Web
Menurut Kroski (2008), mobile web secara
sederhana menjadikan World Wide Web (WWW)
dapat diakses melalu perangkat mobile, berkembang
dari telepon seluler biasa ke generasi smartphones.
Hal ini meliputi keseluruhan isi web dan tidak
dibatasi untuk website yang memang khusus
didesain untuk dilihat secara mobile (WAP –
Wireless Application Protocol). Keuntungan dari
mobile web antara lain yaitu:
a. Constant Connectivity - Dengan adanya mobile
web pemilik perangkat smartphones bisa
mengakses informasi setiap waktu dan tempat.
b. Location-Aware - Banyak dari smartphones
sekarang mempunyai GPS (Global Positioning
System), hal ini membuat para pengguna
217
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014)
Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
umum yang mendukung dan mempertegas teori-teori
yang ada serta untuk memberikan informasi yang
memadai dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Metode Observasi / Pengamatan Lapangan
Penulis melakukan pengamatan lapangan untuk
meninjau lebih dahulu terhadap objek yang diteliti.
Penulis melakukan observasi langsung ke lokasi
yaitu kota Palangka Raya, serta mendatangi
langsung kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kota Palangka Raya dan kantor
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
palangka Raya untuk memperoleh data-data yang
terkait.
3. Wawancara
Wawancara adalah salah satu faktor penting
dalam mendapatkan informasi dari narasumber.
Wawancara yang dilakukan oleh penulis untuk
memperoleh data terkait di lakukan di dua tempat
yaitu:
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Palangka Raya
Di tempat ini penulis melakukan wawancara
secara langsung untuk memperoleh data
mengenai layanan publik di kota Palangka
Raya. Dari wawancara tersebut penulis
memperoleh data berupa peta sarana umum kota
Palangka Raya. Dan juga data pemetaan kota
Palangka Raya yang menggunakan aplikasi
MapSource yang memiliki data nama lokasi di
kota Palangka Raya beserta titik koordinatnya.
b. Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika Kota Palangka Raya
Di tempat ini penulis melakukan wawancara
secara langsung, terutama untuk mengetahui
data tentang penunjuk arah layanan publik di
Kota Palangka Raya. Dari wawancara tersebut
penulis memperoleh data berupa data RPPJ
(Rambu Pendahulu Penunjuk Jurusan) yang
terdapat di kota Palangka Raya.
3.7
CodeIgniter
Menurut Myer (2008) CodeIgniter (CI)
merupakan framework untuk aplikasi web dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP. Dalam
membuat suatu web aplikasi, CI menggunakan
arsitektur MVC (Model, View, Controller), terlihat
pada Gambar 1. Arsitektur ini memisahkan business
logic dari user interface sehingga aplikasi menjadi
lebih mudah untuk dimodifikasi.
Gambar 1. Arsitektur MVC pada CodeIgniter
Framework CI ini menurut user manual-nya
adalah untuk menghasilkan framework yang akan
dapat digunakan untuk pengembangan proyek
pembuatan website secara lebih cepat dibandingkan
dengan pembuatan website dengan cara coding
secara manual, dengan menyediakan banyak sekali
pustaka yang dibutuhkan dalam pembuatan website,
dengan antarmuka yang sederhana dan struktur
logika untuk mengakses pustaka yang dibutuhkan.
3.8
jQuery Mobile
Seperti halnya CI, jQuery Mobile juga
merupakan framework. Dimana menurut Jain (2012)
framework jQuery Mobile adalah sebuah framework
antarmuka (User Interface - UI) yang bersifat open
source dan antar platform. jQuery Mobile dibangun
dengan menggunakan HTML 5, CSS 3 dan library
JavaScript yang sangat populer yaitu jQuery, dan
mengikuti standar dari Open Web. Broulik (2011)
menuliskan aplikasi pada jQuery Mobile bersifat
universal karena bisa diakses melalui semua
perangkat dengan sebuah browser. Jika aplikasi anda
ingin diakses secara universal, maka jQuery Mobile
memberikan nilai kompetitif yang baik, karena
mendukung berbagai perangkat meliputi banyak
handphone, tablet, browser untuk desktop, bahkan ereader.
5. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
5.1 Arsitektur Aplikasi
Pada aplikasi GIS berbasis web mobile
(GISMOB) ini, seperti terlihat pada Gambar 2,
arsitektur perangkat lunak yang digunakan berupa
client server, di mana semua data di simpan di
server. Semua pengguna (admin, pengunjung) dapat
mengakses sistem secara online dengan memanggil
situs yang tersedia di web server, layanan pemetaan
menggunakan Google Maps yang diakses melalui
Google Maps API.
4.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data atau studi pendahuluan dalam penelitian ini
terdiri dari langkah-langkah berikut:
1. Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan
memahami buku-buku referensi, jurnal, dan media
lain yang berkaitan dengan pengolahan data secara
218
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014)
Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
sistem bisa diubah sesuai dengan theme yang
dipilih.
k. Fungsi kelola kategori, merupakan fungsi yang
digunakan oleh admin untuk mengelola kategori
untuk layanan publik. Fungsi kelola kategori
mencakup: Add kategori, Edit kategori, dan
Delete.
l. Fungsi kelola kecamatan, merupakan fungsi
yang digunakan oleh admin untuk mengelola
kecamatan. Fungsi kelola kecamatan mencakup:
Add Kecamatan, Edit Kecamatan, dan Delete
Kecamatan.
m. Fungsi kelola layanan publik, merupakan fungsi
yang digunakan oleh admin untuk mengelola
layanan publik. Fungsi kelola layanan publik
mencakup: Add layanan, Edit layanan public,
dan Delete layanan publik.
n. Fungsi kelola photo, merupakan fungsi yang
digunakan oleh admin untuk mengelola photo
layanan publik dengan terlebih dahulu memilih
layanan publik. Fungsi kelola photo mencakup:
Add photo, Edit, dan Delete photo.
o. Fungsi kelola kalender event, merupakan fungsi
yang digunakan oleh admin untuk mengelola
kalender event. Fungsi kelola kalender event
mencakup: Add kalender event, Edit kalender
event, dan Delete kalender.
p. Fungsi kelola RSS feed, merupakan fungsi yang
digunakan oleh admin untuk mengelola data
mengenai RSS feed suatu website. Fungsi
kelola RSS feed mencakup: Add RSS feed, Edit
RSS feed, dan Delete RSS feed.
q. Fungsi kelola buku tamu, merupakan fungsi
yang digunakan oleh admin untuk mengelola
data buku tamu berupa komentar-komentar
yang diberikan pengunjung website pada buku
tamu. Fungsi kelola buku tamu mencakup:
Update konfirmasi buku tamu dan Delete buku
tamu.
Untuk use case diagram dari aplikasi
GISMOB ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2. Arsitektur Aplikasi
Fungsionalitas Aplikasi
Fungsi produk perangkat lunak ini adalah
sebagai berikut:
a. Fungsi Login, merupakan fungsi yang
digunakan oleh user untuk masuk ke dalam
sistem situs sesuai dengan rolenya.
b. Fungsi search rute, merupakan fungsi yang
digunakan oleh pengunjung sistem untuk
mencari rute lokasi layanan publik dalam peta.
Pencarian bisa melalui 2 cara yaitu, melalui
inputan lokasi pengunjung secara manual atau
melalui
lokasi
keberadaan
pengunjung
berdasarkan data GPS (Global Position System)
dari perangkat mobile user.
c. Fungsi view pemetaan layanan publik,
merupakan fungsi yang digunakan oleh
pengunjung untuk melihat pemetaan layanan
publik secara keseluruhan pada peta memiliki
sebuah legend (kategori) untuk mengenali jenis
layanan publik.
d. Fungsi view detail layanan publik, merupakan
fungsi yang digunakan oleh pengunjung untuk
melihat detail data mengenai layanan publik
tertentu.
e. Fungsi view calendar event, merupakan fungsi
yang digunakan oleh pengunjung untuk melihat
event yang terjadi pada bulan tertentu baik
melalui model tampilan kalender atau daftar
event perbulan.
f. Fungsi view detail event, merupakan fungsi
yang digunakan oleh pengunjung untuk melihat
detail data mengenai event tertentu.
g. Fungsi view ringkasan berita, merupakan fungsi
yang digunakan oleh pengunjung untuk melihat
ringkasan berita dari website tertentu yang di
ambil dari RSS Feed website tersebut.
h. Fungsi add buku tamu, merupakan fungsi yang
digunakan oleh pengunjung sistem untuk
memberikan testimonial atau komentar pada
buku tamu.
i. Fungsi kelola setting, merupakan fungsi yang
digunakan oleh admin untuk mengelola setting
aplikasi. Fungsi kelola setting mencakup 2 hal.
Pertama adalah setting sistem berupa nama
situs, slogan, footer, author, style transisi antar
page. Kedua adalah setting pemetaan yang
berisi jenis peta, level zoom dan koordinat awal.
j. Fungsi pilih themes, merupakan fungsi yang
digunakan oleh admin untuk pengaturan
tampilan (theme) dari sistem, sehingga tampilan
5.2
Gambar 3. Use Case Diagram
219
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014)
Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
Interest) yang bisa ditampilkan berdasarkan kategori
pada Legend seperti pada Gambar 6. Terdapat menu
search untuk mencari layanan publik berdasarkan
nama.
5.3
Rancangan Basis Data
Gambar 4 merupakan physical data model yang
menampilkan tabel beserta nama kolom dan
atributnya serta relasinya dengan tabel lain yang
digunakan sebagai basis data dari aplikasi GISMOB.
Gambar 6. Tampilan View Pemetaan Layanan
Publik
5.4.3 Tampilan Pencarian Rute Layanan Publik
Tampilan pencarian rute layanan publik
merupakan halaman untuk pencarian rute layanan
publik seperti pada Gambar 7. Model pencarian ada
dua model pertama adalah secara manual dengan
memilih dari dan tujuan layanan publik dari combo
box. Model kedua melalui posisi awal berdasarkan
koordinat GPS dari perangkat pengguna dengan
memanfaatkan geolocation dan tujuan layanan
publik tertentu. Hasil rute akan di tampilkan pada
menu “Hasil Pencarian”.
Gambar 4. Physical Data Model
5.4
Tampilan Aplikasi
Berikut beberapa tampilan dari aplikasi
GISMOB.
5.4.1 Tampilan Home
Tampilan home merupakan halaman utama yang
ditemui pengguna ketika memasuki sistem. Seperti
pada Gambar 5, halaman ini berisikan beberapa
menu seperti “Pengantar”, “5 Layanan Publik
Populer”, “Jumlah Layanan Publik Per Kecamatan”
dan “Jumlah Layanan Publik Per Kategori”.
Gambar 7. Tampilan Pencarian Rute Layanan Publik
5.4.4 Tampilan Kalender Event
Tampilan kalender event merupakan halaman
untuk menampilkan data event kota pada bulan
tertentu pada kalender, juga pada daftar event,
seperti Gambar 8. Setiap event memiliki link untuk
masuk ke form detail event.
Gambar 5. Tampilan Home
5.4.2 Tampilan View Pemetaan Layanan Publik
Tampilan view pemetaan layanan publik
merupakan halaman untuk menampilkan layanan
publik pada peta dengan model POI (Point of
220
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014)
Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
Egyptian Journal of Remote Sensing and Space
Sciences (21–29 ppt).
ESRI. 2006. ArcGIS 9 - Using Arcpad. ESRI Inc.
New York.
Google Inc. Google Maps API Concepts, (online),
(http://maps.google.com/help/maps/
helloworld/desktop/preview, diakses 10 Januari
2014).
Harian Tabengan. 2013. Ketika Raperda Informasi
Publik
Diuji
Publik.
(online)
(www.hariantabengan.com/media/index/detail/id
/32109, diakses 9 Januari 2014.
Hussein, Asmaa Ahmed., Eibrahim, Elkhedr
Hassan., Asem, Aziza. 2011. Mobile Geographic
Information Systems: a Case Study on Mansoura
University Egypt. International Journal of
Computer Science & Information Technology –
IJCSIT (Vol 3 No 6, pp 173-181).
Jain, Chetan K. 2012. jQuery Mobile Cookbook.
Packt Publishing Ltd. Birmingham.
Kroski, Ellyssa. 2008. On the Move with the Mobile
Web: Libraries and Mobile Technologies - What
Is the Mobile Web?. Library Technology
Reports,
(online)
(www.techsource.ala.org,
diakses 10 Januari 2014).
Myer, Thomas. 2008. Professional CodeIgniter.
Wiley Publishing Inc. Indianapolis.
Pan, Bing., Crotts, C John., Muler, Brian. 2007.
Developing Web-Based Tourist Information
Tools Using Google Map. Information and
Communication Technologies in Tourism.
Proceedings of the International Conference in
Ljubljana, Slovenia.
Pendell, Kimberly D., Bowman, Michael S. 2012.
Usability Study of a Library’s Mobile Website:
An Example from Portland State University.
Information Technology & Libraries (June
2012).
Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 06
Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Kota Palangka Raya
Tahun 2008 – 2028.
Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 14
Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Kota Palangka Raya
Tahun 2008 – 2013.
RRI Palangka Raya. 2011. Yansen Binti: Tak Perlu
Tunggu Anggaran Perbaiki Fasilitas Lalu Lintas,
(online),
(www.rripalangkaraya.co.id/daerah/130-yansenbinti-tak-perlu-tunggu-anggaran-perbaikifasilitas-lalu-lintas, diakses 10 Januari 2014).
Riyanto. 2010. Sistem Informasi Geografis berbasis
Mobile. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
Saleh, Mortaza., Yaghoobi, Tahere., Faraahi,
Ahmad. 2012. Suitability of Service Oriented
Architecture for Solving GIS Problems.
International Journal of Advanced Information
Technology – IJAIT (Vol. 2 No.2).
Gambar 8. Tampilan View Pemetaan Layanan
Publik
6.
KESIMPULAN
Di harapkan dengan adanya aplikasi GISMOB
ini dapat membantu pemerintah kota Palangka Raya
untuk menyampaikan informasi dalam bentuk
pemetaan dan pencarian lokasi layanan publik yang
dapat di akses dengan mudah dan cepat, bukan
hanya oleh masyarakat kota Palangka Raya sendiri
tetapi juga untuk warga pendatang ataupun
wisatawan yang berkunjung ke kota Palangka Raya
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
publik yang selaras dengan visi dan misi dari kota
Palangka Raya sendiri.
PUSTAKA
Anupriya, Saxena., Mansi. 2013. An Android
Application for Google Map Navigation System
Implementing Travelling Salesman Problem.
International Journal of Computer &
Organization Trends (Volume3 Issue4, pp 7073).
Bappeda Kota Palangka Raya. 2012. Buku:
Selayang Pandang Kota Palangka Raya Tahun
2012. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Palangka Raya.
Broulik, Brad. 2011. Pro jQuery Mobile. Springer.
New York.
Canali, Claudia., Colajanni, Michele., Lancellotti,
Riccardo.
2010.
Resource
Management
Strategies for the Mobile Web. Mobile Netw
Appl 15 (pp.237–252).
Chu, Tzu-How., Lin, Meng-Lung., Chang, ChiaHao., Chen, Cheng-Wu. 2012. Using Mobile
Geographic
Information
System
(GIS)
Techniques to Develop a Location-Based Tour
Guiding System Based on User Evaluations.
International Journal of the Physical Sciences,
(Vol. 7(1), pp. 121 – 131).
EL-Gamily, I.H., Selim, G., Hermas, E.A. 2012.
Wireless mobile field-based GIS science and
technology for crisis management process: A
case study of a fire event, Cairo, Egypt. The
221
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014)
Yogyakarta, 15 Maret 2014
Sharma, Ritik., Garg, Shubhangi., Kumar, Yogesh.,
Mutreja, Jeevash. 2013. Developing An
Application For M-GIS To Access Geoserver
Through Mobile For Importing Shapefile.
International Journal of Engineering Research
& Technology – IJERT (Vol. 2 Issue 4, pp 26902698).
Shi, Wenzhong., Kwan, Kawai., Shea, Geoffrey.,
Cao, Jiannong. 2009. A dynamic data model for
mobile GIS, Computers & Geosciences –
Elsevier (Vol 35, pp 2210–2221).
Tsou, Ming-Hsiang. 2004. Integrated Mobile GIS
and Wireless Internet Map Servers for
Environmental Monitoring and Management.
Cartography and Geographic Information
Science (Vol. 31 No. 3, pp. 153-165).
Undang Undang No 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038.
Wang,Fangxiong., Bian, Fuling., Hou, Yingzi. 200.
A Distributed Architecture for WAP-Based
Mobile GIS. Proc. 12th Int. Conf. on
Geoinformatics − Geospatial Information
Research: Bridging the Pacific and Atlantic,
University of Gävle, Sweden, 7-9 June 2004 (pp
92-98).
Young, Michael. 2008. Google Maps Mashups with
Google Mapplets. Springer. New York.
222
ISSN: 2089-9813
Download