BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang landasan teori meliputi kompetensi guru yang terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama membahas guru agama meliputi pengertian guru, syarat menjadi guru, tugas guru dan peran guru, dan sub bab kedua membahas tentang kompetensi sosial guru dari pengertian, ruang lingkup kompetensi sosial, berikut penjelasannya. A. Guru Pendidika Agama Islam Guru adalah pendidik anak bangsa. Pembentukan nama pada sebuah profesi tidak bisa terlepas dari kiprah dan aktivitas yang dilakukan oleh profesi itu sendiri. Profesi guru sangat sentral sebagai “ koco benggolo” bagi masyarakat, pemerintah, dan peserta didik dalam beraktivitas dikelas, diluar kelas maupun dimana saja berada. Kelakuan, sikap dan pribadi guru tidak boleh dianggap perkara remeh. Guru senantiasa menjadi perhatian para siswa dan masyarakat di sekelilingnya, karenanya guru perlu mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pekerti yang unggul untuk menjadikan diri mereka sebagai guru yang berwibawa. Hal ini sebagai konsekuensi logis keberadaan guru sebagai figur yang ideal, ketika guru memposisikan diri sebagai subjek yang ideal pula. Ukuran ideal tersebut 16 17 diantaranya adalah sukses bermasyarakat, bersikap etis, sopan, mengedepankan sosok yang amanah, dan berakhlakul karimah.1 Guru agama adalah guru yang mengajarkan mata pelajaran agama.2 Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama islam dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan, dan membantu mengantarkan anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang hendak dicapai. Tujuan tersebut yaitu membimbing anak agar menjadi seorang muslim yang sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.3 Sebelum penjabaran lebih lanjut tentang pengertian guru pendidikan agama islam perlu kiranya penulis mengawali dengan menguraikan pengertian guru agama secara umum, hal ini sebagai titik tolak untuk memberikan pengertian guru agama islam. Secara etimologi dalam literatur kependidikan islam seorang guru biasa disebut sebagai ustadz, mu’alim, murabbi, mursyid, muddaris,dan mu’addib yang artinya orang memberikan ilmu pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik.4 1 Moh.Rosyid, Guru,(Kudus: STAIN KUDUS Press), hlm.6 W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1999),hlm.309 3 http://zamaniaceh.blogspot.com/2012/5/31/peran-guru-agama/. (31 Mei 2012). Diakses, 20 Agustus 2014. 4 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Agama Islam,(Yogyakarta:Pustaka pelajar,2003),hlm.209-2013 2 18 Menurut Muhaimin bahwa guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun diluar sekolah.5 Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menguraikan bahwa seorang guru adalah pendidik profesional karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan.6 Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam setiap melakukan dalam setiap melakukan pekerjaan yang tentunya dengan kesadaran bahwa yang dilakukan atau yang dikerjakan merupakan profesi bagi setiap individu yang akan menghasilkan sesuatu dari pekerjaannya. Dalam hal ini yang dinamakan guru dalam arti yang sederhana adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.7 M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Praktis dan Teoritis menjelaskan guru adalah orang yang kelak memberikan ilmu atau kepandaian kepada yang tertentu kepada seseorang/kelompok orang.8 Kemudian Khoiron Rosyadi dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Profetik guru pada paradigma baru ini bukan hanya bertindak sebagai penyampai informasi, pengalihan ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai motivator dan fasilitator proses belajar. Sikap mental positif, kreatif, dan 5 http://zamaniaceh.blogspot.com/2012/5/31/peran-guru-agama/. (31 Mei 2012). Diakses, 20 Agustus 2014. 6 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara,2000)hlm.39 7 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta,2000),hlm.31 8 M.Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2000), hlm.169 19 motivati sangat diperlukan bagi guru yang berjiwa besar, yang mempunyai peranan tidak hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan di depan kelas,tetapi juga memegang peranan kepemimpinan dan pembaharuan dalam masyarakat, di mana mereka bekerja dalam usaha memeberikan pelayanan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh anak didikmdan masyarakat.9 Dari rumusan pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang memberikan pendidikan kepada peserta didik, mampu memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta harus bisa menjadi contoh dan ikut berperan serta baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah atau masyarakat. Sedangkan pengertian guru pendidikan agama islam adalah seorang pendidik yang mengajarkan ajaran agama islam dan membimbing anak didik ke arah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagian di dunia dan akhirat. B. Syarat menjadi guru Adapun syarat yang harus dikuasai-dimiliki guru sebagai sebuah profesi-keahlian adalah memiliki tiga persyaratan yakni prasyarat, syarat formal, dan syarat subtansial yaitu: 1. Prasyarat Guru Prasyarat adalah sesuatu yang perlu mendapat perhatian sejak awal (sebelum) terlibat atau tampil dalam sistem. Adapun bagi calon guru dipersyaratkan adanya: 9 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004), hlm.176-177 20 a) Niat-keinginan untuk mencintai profesi, hal ini merupakan syarat baku yang yang tidak dapat ditawar lagi. Karena dengan bekal dasar inilah segala persyaratan yang berskala kecil maupun besar akan dapat tertanggulangi. Mengingat syarat inibersifat psikis sehingga sangat mempengaruhi kinerja segala aspek. b) Siap dlohir-batin, dlohir berupa terpenuhinya syarat formal dan substansial, untuk batin berupa adanya keinginan-niat. c) Menerima segala konsekuensi jika melibatkan diri dalam profesi guru. Diantaranya hidup sederhana, menjadi tauladan bagi lingkungannya, dan siap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sekaligus mempraktekkan perkembangan ilmu itu dalam kontek praktek pendidikan.10 2. Syarat Formal Syarat formal sebagai guru yang utama dan keberadaan syarat itu baku adalah: a) Berpendidikan formal sesuai dengan jenjang yang akan diterjuni , misalnya guru wajib belajar (Madrasah Ibtidaiyah/MI) atau Dasar (SD),(MTs/SLTP), Atas(SLTA/MA) dan berkualifikasi berkualifikasi magister. 10 Moh. Rosyid, op.cit.,hlm.59-60 jenjang Sekolah sarjana, Lanjutan dan untuk Tingkat dosen 21 b) Sehat rohani dan jasmani c) Memiliki dedikasi dan semangat juang tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan. d) Siap dijadikan figur masyarakat. Konsekuensinya, pendidik harus siap menjadi pimpinan dan dapat dijadikan panutan dalam bersikap, berpendapat, memberikan solusi ditengah masyarakat dalam segala problematika. 3. Sekolah Syarat Substansial Sedangkan syarat substansial guru adalah syarat yang melekat pada diri guru karena potensi yang harus dimilikinya berupa kecakapan pribadi, kecakapan-kemampuan sosial, keterampilan sosial, kemampuan profesional, dan mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran. Soejono sebagaimana yang dikutip Khoiron Rosyadi mengatakan, bahwa syarat-syarat guru adalah : 1. Tentang umur, harus sudah dewasa Tugas mendidik adalah tugas yang amat penting karena menyangkut nasib seseorang. Oleh karena itu, tugas itu harus dilakukan secara bertanggung jawab. Itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang sudah dewasa,anakanak tidak dapat dimintai pertanggungjawaban. 2. Tentang kemampuan mengajar,ia harus ahli Ini penting sekali, dengan pengetahuan diharapkan seorang guru akan lebih baik lagi dalam mendidik anak didiknya. 22 3. Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan. Dari segi rohani orang yang terganggu kejiwaaannya juga berbahaya bila ia mendidik. 4. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi Syarat ini amat penting dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik. Bagaimana guru akan memberikan contoh-contoh kebaikan bila ia sendiri tidak baik perangainya. Dedikasi tinggi tidak hanya diperlukan dalam mendidik, dedikasi tinggi diperlukan juga dalam meningkatkan mutu mengajar.11 Dari pendapat pakar di atas dapat dipahami bahwa syarat untuk menjadi guru harus sudah dewasa usianya, sehat jasmaninya, seorang guru juga memiliki kemampuan mengajar serta harus berkesusilaan dan mempunyai dedikasi tinggi. Oleh karena itu seorang guru harus bida memenuhi syarat tersebut di atas. Menurut Nur Uhbiyati bahwa syarat-syarat untuk menjadi guru agama adalah: 1. Dia harus orang yang beragama 2. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama 3. Dia tidak kalah dengan guru sekolah umum lainnya dalam membentuk warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab atas kesejateraan bangsa dan tanah air 11 Khoiron Rosyadi,op.cit.,hlm.182-183 23 4. Dia harus memliki perasaan panggilan murni.12 Jadi, syarat yang paling utama yang harus dimiliki oleh guru pendidikan agama islam dan mengamalkan ajaran agama islam dengan baik. Maksudnya, mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya serta mengetahui hukum-hukum yang ada dalam islam. Selain harus beragama islam, guru pendidikan agama islam mesti bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarganya dan juga anak didiknya di sekolah serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan agama islam, dalam arti kata bisa mengajar sambil berdakwah supaya orang yang diajarkannya memiliki kesadaran dalam menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah SWT dan membentuk anak didiknya menjadi warga yang demokratis. Selain itu, seorang guru pendidikan agama islam harus memiliki panggilan murni di dalam hatinya puntuk menyebarkan dan mengajarkan agama islam. Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa tidak sembarangan orang dapat melakukan tugas guru. Tetapi orang tertentu yang memenuhi persyaratan yang dipandang mampu, yaitu: 1. Bertaqwa kepada Allah SWT 2. Berilmu 3. Sehat jasmani 4. Berkelakuan baik13 12 13 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:Pustaka Setia,2005), hlm.74 Zakiah Daradjat, op.cit.,hlm.41-42 24 Dari pendapat di atas dapat penulis pahami bahwa syarat untuk menjadi guru pendidikan agama islam adalah bertaqwa kepada Allah SWT kemudian mempunyai ilmu pengetahuan. Karena seorang guru akan mentranfer ilmu pengetahuan tersebut kepada anak didiknya. Sehat jasmani juga merupakan salah satu syarat untuk menjadi seorang guru, agar tidak menjadi penghalang dalam proses pembelajaran. Selain itu guru juga harus berkelakuan baik artinya seorang guru harus memberikan contoh teladan bagi anak didik dan juga masyarakat. Sedangkan menurut Ramayulis ada enam syarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru agama, antara lain sebagai berikut: 1. Syarat fisik Seorang guru harus sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mungkin menganggu pekerjaannya, dan tidak memiliki gejala-gejala penyakit yang menular. Dalam persyaratan ini juga menyangkut kerapian, kebersihan dan keindahan. 2. Syarat psikis Seorang guru harus sehat rohaninya, tidak mengalami gangguan jiwa, stabil emosinya, sabar, ramah, mempunyai jiwa pengabdian, bertanggung jawab dan memiliki sifat positif lainnya. 3. Syarat keagamaan Seorang guru harus seorang yang beragama dan mengamalkan agamanya. Di samping itu ia menjadi sumber norma dari segala norma yang ada. 25 4. Syarat teknis Seorang guru harus memiliki ijazah pendidikan guru, seperti ijazah fakultas ilmu pendidikan, fakultas tarbiyah atau ijazah keguruan lainnya. Ijazah tersebut harus disesuaikan dengan lembaga pendidikan tempat ia mengajar. 5. Syarat paedagogis Seorang guru harus mengusai metode mengajar, menguasai materi yang akan diajarkan dan ilmu-ilmu lain yang ada hubungannya dengan ilmu yang akan diajarkan. Ia juga harus mengetahui psikologi, terutama psikologi anak dan psikologi pendidikan agar ia dapat menempatkan diri dalam kehidupan anak dan memberikan bimbingan sesuai dengan perkembangan anak. 6. Syarat administratif Seorang guru harus diangkat oleh pemerintah yayasan atau lembaga lain yang berwenang mengangkat guru, sehingga ia diberi tugas untuk mendidik dan mengajar.14 Dapat penulis pahami bahwa selain harus sehat jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ijazah keguruan dan harus menguasai materi yang akan diajarkan dan harus mengetahui psikologi, terutama psikologi anak dan psikologi pendidikan supaya bisa memberikan pelajaran dan bimbingan sesuai dengan perkembangan peserta didik. 14 http://sakban3.blogspot.com/2013/5/10/ilmu-pendidikan-islam/. (10 Mei 2013). Diakses, 1 september 2014. 26 Jadi, untuk menjadi guru pendidikan agama islam itu tidaklah mudah, berbagai syarat yang harus dipenuhi supaya proses pembelajaran dapt terlaksana dengan baik dan dapat menacapai tujuan yang diharapkan. Apabila seorang guru pendidikan agama islam tidak memenuhi persyaratan tersebut maka tujuan yang ditetapkan tidak akan tercapai dengan baik tentunya. C. Tugas dan Peran Guru Pendidikan Agama Islam Guru adalah figur seorang pemimpin, dan merupakan sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara. Menurut Al-Ghazali tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan hati manusia untuk berta’aruf kepada Allah. Sejalan dengan ini Abdur Al-Rahman Al-Nahlawi menyebutkan tugas pendidik yang pertama adalah fungsi penyucian, yakni berfungsi sebagai pembersih, pemelihara, dan pengembang fitrah manusia. Kedua, fungsi pengajaran yakni menginternalisasikan dan menginformasikan pengetahuan dan nilai-nilai agama kepada manusia.15 Guru PAI disamping membina, membimbing, mengarahkan, dan membantu kedewasaan siswa juga untuk memberikan suri tauladan yang baik bagi siswa. 15 Ramayulis, Op. Cit, hlm. 88. 27 Berkaitan dengan tugas, peran, dan tanggung jawab guru, M. Uzer Usman menyatakan bahwa setidaknya ada tugas yang harus diemban oleh guru, yaitu: a. Tugas profesi guru adalah mendidik, mengajar, dan melatih untuk mengembangkan mengembangkan nilai-nilai ilmu belajar, pengetahuan meneruskan serta dan mengembangkan keterampilan pada diri siswa. b. Tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan maksudnya bahwa seorang guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya orang tua kedua, ia harus menarik simpati sehingga bisa menjadi idola para siswanya, sehingga pelajaran yang diberikan juga dapat dijadikan sebagai motivasi siswa dalam belajar. Disamping itu profesionalitas guru dalam masyarakat juga dituntut agar menjadi tuntunan yang baik dalam ranah sosial kemasyarakatan.16 Dengan demikian tugas seorang guru tidak sederhana hanya memberikan pengajaran di dalam kelas saja tetapi di luar kelas guru dituntut untuk bisa jadi panutan atau suri tauladan bagi siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah, peran guru adalah sebagai berikut: 16 M. Uzer Usman, Op. Cit, hlm. 6. 28 a. Korektor Di sini guru harus bisa membedakan antara nilai yang baik dengan nilai yang buruk dalam kehidupan masyarakat. b. Inspirator Guru dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana cara belajar yang baik. Dari sejumlah teori-teori belajar, petunjuk ini tidak harus ditolak, tapi juga bisa dijadikan pengalaman dalam melepaskan masalah yang dihadapi oleh peserta didik. c. Informator Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan IPTEK kepada peserta didik. d. Organisator Guru hendaknya mempunyai pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akaemik dan sebagainya, semua diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri peserta didik. e. Motivator Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberi motivasi, guru dapat menganalisa motif-motif yang melatarbelakangi anak. f. Inisiator Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. 29 g. Fasilitator Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan memudahkan kegiatan belajar peserta didik. h. Pembimbing Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peranan yang telah disebutkan di atas, adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik menjadi manusia susila yang cakap, tanpa bimbingan peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangann dirinya. i. Demonstran Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat peserta didik pahami. Apalagi peserta didik yang memiliki intelegensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami guru harus berusaha membantunya dengan cara memperagakan apa yang menjadi pelajaran pada waktu itu. j. Pengelola kelas Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. k. Mediator Sebagai mediator, guru hendaknya memilik pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai 30 bentuk dan jenisnya, baik media non material maupun materil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaksi siswa. l. Supervisor Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. m. Evaluator Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Guru juga harus melihat proses (jalannya pengajaran) sehingga dapat mengetahui hasilnya. Dari situlah timbul umpan balik tentang pelaksanaan edukatif yang telah dilakukan.17 Dengan demikian dapat tegaskan bahwa peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar khususnya PAI meliputi guru sebagai korektor, pengajar, pembimbing, pemimpin, supervisor, dan motivator, sedangkan peranan guru yang paling dominan yaitu guru sebagai demonstator, pengelola kelas, mediator, fasilitator, dan evaluator. Adapun tugas guru sangat banyak baik yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah, maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas 17 Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, hlm. 43-49. 31 kemanusiaan dan kemasyarakatan.18 Seperti mengajar dan membimbing para muridnya, memberikan penilaian hasil peserta didiknya, mempersiapkan administrasi pembelajaran yang diperlukan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran. Disamping itu guru haruslah senantiasa berupaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang menjadi bidang studinya agar tidak ketinggalan jaman, ataupun di luar kedinasan yang terkait dengan tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan secara umum di luar sekolah. Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. Guru tidak boleh terisolasi dari perkembangan sosial masyarakatnya. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik.19 Di bidang kemasyarakatan merupakan tugas guru yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila.20 Selain itu, tugas guru sebagai pendidik merupakan tugas mewariskan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para muridnya. Kemudian muridnya belajar memperoleh dan mengembangkan keterampilan, berlatih menerapkannya demi kemanfaatan yang lebih besar juga dari gurunya.21 Menurut Roestiyah N.K. bahwa guru memiliki tugas dalam mendidik anak didik bertugas untuk: 18 Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2009)hlm.30 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit.,hlm.37 20 Isjoni, op.cit., hlm.31 21 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:Alfabeta,2009), hlm.11-12 19 32 1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman. 2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila. 3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai UndangUndang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II Tahun 1983. 4. Sebagai perantara dalam belajar. Di dalam proses belajar guru hanya sebagai perantara/medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku, dan sikap. 5. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah kedewasaaan. 6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat Anak nantinya akan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah di bawah pengawasan guru. 7. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu. 8. Guru sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi 9. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi 33 Orang yang menjadi guru karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar-benar pekerjaannya sebagai suatu profesi. 10. Guru sebagai perencana kurikulum Guru menghadapi anak-anak setiap hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak-anak dalam masyarakat sekitar, maka dalam penyusunan kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh ditinggalakan.p 11. Guru sebagai pemimpin (guidance worker) Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak ke arah pemecahan soal, membentuk keputusan, dan menghadapkan anak-anak pada problem. 12. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak Guru harus turut akif dalam segala aktifitas anak, misalnya dalam ekstrakurikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya.22 Paul Suparno dalam bukunya yang berjudul Guru Demokrasi di Era Reformasi mengatakan bahwa : tugas guru agama islam itu adalah mendidik dan mengajar. Mendidik artinya mendorong dan membimbing peserta didik agar maju menuju kedewasaan secara utuh yang mencakup kedewasaan intelektual, emosional, sosial, fisik, spiritual, dan moral. Sedangkan mengajar adalah membantu dan melatih peserta didik agar mau belajar untuk mengetahui sesuatu dan mengembangkan pengetahuan.23 22 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit.,hlm.38-39 http://sakban3.blogspot.com/2013/5/10/ilmu-pendidikan-islam/. (10 Mei 2013). Diakses, 1 september 2014. 23 34 Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa tugas seorang guru dalam pendidikan agama islam selain mengajar dan mendidik ia juga bertugas menjadi seorang pemimpin yang akan memimpin dirinya dan orang lain. Guru mempunyai peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik. Menurut pidarta dalam buku karangan Jamil Suprihatiningrum yang berjudul Guru Profesional menyebutkan bahwa peranan guru atau pendidik, antara lain: 1. sebagai manajer pendidikan atau pengorganisasian kurikulum 2. sebagai fasilitator pendidikan 3. pelaksana pendidikan 4. pembimbing dan supervisor 5. penegak disiplin 6. menjadi model yang akan ditiru siswa 7. sebagai konselor 8. menjadi penilai 9. petugas tata usaha tentang administrasi kelas yang diajarkan 10. menjadi komunikator antara orang tua siswa dengan masyarakat. 11. Sebagai pengajar untuk meningkatkan profesi secara berkelanjutan 12. Menjadi anggota organisasi profesi kependidikan. Selain itu, guru juga memiliki peran di sekolah, keluarga, dan masyarakat yang tentunya berbeda-beda perannya. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil 35 pembelajaran siswa, pengarah pembelajaran dan pembimbing siswa. Dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family educator). Sementara dimasyarakat, guru berperan sebagai pembina masayarakat (social developer), penemu masyarakat (social inovation),dan agen masyarakat (social agent). Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa peran dan tugas yang diemban guru sangat berat. Tugas seorang guru dalam pendidikan agama islam selain mengajar dan mendidik ia juga bertugas menjadi seorang pemimpin yang akan memimpin dirinya dan orang lain. Sementara peranan guru juga sangat banyak , diantaranya guru sebagai perancang pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran, guru sebagai pembelajaran, guru sebagai evaluator, guru sebagai konselor, guru sebagai pelaksana kurikulum.