1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kepulauan Republik Indonesia memiliki luas wilayah sekitar 5 juta
km² (perairan dan daratan) sebesar 62% terdiri atas lautan dalam batas 12 mil dari
garis pantai (Polunin and Roberts, 1996). Teluk Balikpapan merupakan salah satu
kawasan pesisir dan laut di Kalimantan Timur yang berhadapan langsung dengan
bagian barat Selat Makassar. Teluk Balikpapan arah Utara langsung berhadapan
dengan Kotamadya Balikpapan, arah Timur berbatasan dengan Selat Makassar,
arah Selatan dengan Penajam, dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Penajam
Paser Utara. Menurut penelitian yang dilakukan Tahir dkk. (2002) teluk ini
digunakan sebagai pusat transportasi jalur air yang berada tepat dibagian pesisir
dari teluk. Beberapa pelabuhan umum tersedia di sekitar teluk seperti Semayang,
Kampung Baru, Kariangau, dan Penajam. Sebanyak 31 pulau-pulau kecil
menghiasi perairan Teluk Balikpapan.
Daerah teluk adalah area perairan dangkal dan bagian dari perairan laut
yang bentuknya mengalami penjorokan kedalam suatu lempengan pulau. Berbagai
macam kehidupan dan aktivitas makhluk hidup dapat terjadi pada sebuah teluk.
Ekosistem yang ada bukan hanya terdiri dari interaksi antar makhluk hidup saja
akan tetapi berbagai interaksi kompleks dengan faktor biotik dan abiotik.
Berbagai kehidupan yang terjadi dalam kawasan teluk adalah bentuk
kehidupan dengan makhluk hidup yang dapat bertahan pada daerah payau dan
daerah dengan penutupan tumbuhan yang cukup rindang pada masa-masa
sebelum adanya pemindahan lahan sekitar teluk dilakukan. Ketergantungan
organisme darat terhadap mangrovenya juga beragam seperti berbagai jenis
burung, kelelawar, monyet, kucing, garangan, berbagai jenis ikan, dan lainlainnya (Pradana dkk, 2013). Kondisi sebuah bentuk lahan dalam lingkungan yang
selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya berdasar faktor-faktor yang dimiliki
tidak akan bertahan dalam keadaan selalu konstan melainkan akan mengalami
perubahan sesuai dengan bertambahnya frekuensi waktu.
1
Teluk Balikpapan sendiri selain memiliki potensi pembangunan, juga
memiliki ancaman tekanan eksploitasi yang dapat mengarah kepada kerusakan
lingkungan dan sumberdaya alam pesisir bila tidak dikelola dengan baik. Wilayah
pesisir Teluk Balikpapan memiliki garis pantai sepanjang 79,6 km, terdapat
sekitar 31 pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni dengan total luas daratan
pulau-pulau tersebut sekitar 1.018,86 hektar (Anonim3, 2000).
Beragamnya pusat industri yang bertempat di sekitar Teluk Balikpapan,
membuat kondisi sekitar teluk dari daerah yang berdekatan dengan permukiman
sampai daerah teluk yang berdekatan dengan pesisir menjadi tidak seperti kondisi
alami pada awal teluk terbentuk. Kondisi tersebut membuat segala faktor
ekosistem maupun interaksi makhluk hidup yang berhabitat disekitar tempat ini
melakukan usaha untuk mempertahankan kehidupan guna mencapai kondisi tidak
punah. Perubahan-perubahan tersebut kemudian memunculkan banyak penelitian
berkesinambungan guna menambah informasi dan menjadikan acuan pembacaan
kondisi lingkungan untuk lingkungan teluk di masa yang akan datang.
Salah satu biota yang hidup di kawasan teluk ini adalah foraminifera
sebagai penghuni dasar perairan. Foraminifera merupakan mikroorganisme bersel
tunggal dan memiliki cangkang gampingan yang dapat terawetkan menjadi
mikrofosil. Kelompok ini telah banyak digunakan sebagai sebagai bioindikator
karena mempunyai respon yang cepat terhadap perubahan lingkungan, berukuran
kecil, mudah dikoleksi, dan siklus hidupnya yang cukup singkat juga dapat
menggambarkan perubahan lingkungan yang terjadi dalam waktu cepat (Hallock
dkk., 2003).
Penggunaan foraminifera pada penelitian area teluk kebanyakan
menggunakan mikrofosil foraminifera resen sebagai indikator analisis lingkungan
dan telah digunakan secara luas terutama dikalangan ahli mikropaleontologi dan
biologi. Sebagai bioindikator foraminifera yang digunakan sebagian besar
merupakan foraminifera pada masa holosen (kini) dan foraminifera kelompok
bentonik. Foraminifera bentonik adalah foraminifera yang aktivitasnya selama
hidup dilakukan didasar perairan (benthos), sangat baik menjadi penciri kawasan
perairan estuari atau dangkal seperti teluk (Murray, 2006).
2
Hampir sebagian besar foraminifera bentonik mempunyai sifat mudah
beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan seperti kedalaman yang terbatas
atau bahkan laut sangat lepas. Sifat tersebut dapat dipergunakan sebagai penunjuk
lingkungan yang sangat baik terhadap batuan sedimen yang mengandungnya jika
belum mengalami perpindahan dari asalnya. Menurut Murray (1973) foraminifera
bentonik dapat tinggal pada daerah litoral, area yang berada diantara garis pasang
dan garis surut dan perubahan kondisi lingkungan yang terjadi bisa dapat sangat
mencolok. Spesies yang mampu hidup pada daerah ini adalah spesies yang tahan
terhadap pergerakan air yang cepat, perubahan kedalaman air harian, temperatur,
salinitas, dan beberapa pengaruh faktor ekologi lain yang terjadi.
B. Perumusan Masalah
Teluk Balikpapan menjadi salah satu kawasan pesisir perairan laut di
Kalimantan Timur yang telah berkembang pesat diiringi dengan kerusakan
lingkungan di kawasan pesisir sehingga berpengaruh terhadap lingkungan
perairannya. Keberadaan foraminifera yang mampu beradaptasi terhadap kondisi
lingkungan, dapat memberi informasi kondisi habitatnya dalam hal ini sedimen
yang diendapkan di dasar perairan. Korelasi antara kedua hal tersebut kemudian
dapat menimbulkan suatu permasalahan yang dapat dirumuskan dalam pertanyaan
berikut:
1.
Bagaimana kemelimpahan dan keanekaragaman dari fosil foraminifera yang
terkandung dalam sampel sedimen dasar perairan terkait dengan sejarah
pengendapan sedimen dari titik pengambilan di Teluk Balikpapan?
2.
Bagaimana analisis keanekaragaman komunitas foraminifera yang terdapat
di Teluk Balikpapan terhadap interpretasi kondisi lingkungan perairan masa
sekarang dan untuk masa selanjutnya?
3.
Bagaimana kondisi morfologi foraminifera pada perairan teluk ini?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjabaran permasalahan yang dirumuskan tersebut, tujuan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3
1.
Mengetahui
kandungan
dan
karakteristik
komunitas
mikrofosil
foraminifera yang terdapat pada sedimen vertikal Teluk Balikpapan.
2.
Menggunakan
analisa
mikrofosil
foraminifera
tersebut
untuk
menginterpretasikan kondisi perairan (kualitas dan kuantitas) masa
sekarang maupun jangka waktu selanjutnya.
3.
Mempelajari kondisi morfologi cangkang foraminifera yang berada pada
area perairan teluk yang masih aktif pemanfaatannya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat terus dikembangkan
untuk berbagai manfaat seperti berikut:
1.
Merekonstruksi proses-proses geologi yang terjadi di lingkungan sekitar
teluk.
2.
Analisis data dan informasi tentang tatanan ekologi dan geologi bawah
dasar laut dapat diperoleh untuk acuan penelitian lainnya, dan atau dapat
menjadi sumber bacaan.
3.
Ditujukan untuk menjadi data informasi klasifikasi dari hasil identifikasi
berbagai macam foraminifera yang ditemukan di area Teluk Balikpapan,
dengan hubungannya terhadap pengaruh aktifitas perindustrian disekitar
perairan teluk.
4
Download