Penetapan Harga ( Ceiling Price dan Floor Price ) Bentuk intervensi

advertisement
Penetapan Harga ( Ceiling Price dan Floor Price )
Bentuk intervensi pemerintah dalam ekonomi mikro adalah kontrol harga. Tujuan kontrol harga
adalah untuk melindungi konsumen atau produsen. Bentuk kontrol harga yang paling umum
digunakan adalah penetapan harga dasar ( floor price) dan harga maksimum ( ceiling price).
Penetapan Harga Maksimum ( Ceiling Price )
Penetapan harga maksimum merupakan batas tertinggi harga penjualan yang harus dipatuhi
oleh produsen. Kebijakan penetapan harga maksimum ini bertujuan untuk melindungi
konsumen, agar konsumen dapat menikmati harga yang tidak terlalu tinggi. Jika harga suatu
barang dianggap terlalu tinggi sehingga tidak dapat dijangkau lagi oleh masyarakat, maka
pemerintah dapat menetapkan harga maksimum atau biasa disebut Harga Eceran Tertinggi (
HET ) atau ceiling price. Maksud HET adalah bahwa suatu barang tidak boleh dijual dengan
harga lebih tinggi daripada yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Jika HET ditetapkan sama dengan atau lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebagaimana
ditetentukan oleh supply dan demand di pasaran, maka penetapan harga ini tidak banyak
pengaruhnya, dan hanya sekadar untuk mencegah para penjual menaikkan harga lebih
daripada batas yang ditetapkan itu. Tetapi bila HET itu lebih rendah daripada harga
keseimbangan, akan timbul berbagai persoalan.
Perhatikan gambar di atas. Harga keseimbangan antara supply dan demand adalah Rp 3000.
Harga ini dipandang terlalu tinggi. Maka pemerintah menetapkan HET sebanyak Rp 2.000, agar
barang dapat dibeli oleh masyarakat. Tetapi pada harga Rp 2.000 ini Qd >Qs. Jumlah yang mau
dibeli 30, sedangkan jumlah yang mau dijual pada harga itu hanya 15. jadi ada kekurangan.
Kekurangan ini dapat menimbulkan pasar gelap sebab untuk memperoleh jumlah sebanyak 15
tersebut para pembeli bersedia membayar sampai Rp 3.500.
Seandainya jumlah 15 ini dijual di pasar bebas, maka akan bisa mencapai harga Rp 3.500. Tetapi
HET yang ditetapkan oleh pemerintah hanya Rp 2.000. Inilah yang menimbulkan pasar gelap,
barang dijual secara gelap dengan harga di atas HET yang ditetapkan oleh pemerintah. Cara ini
hanya menguntungkan pedagang, sedang masyarakat yang membutuhkan barang tidak
kebagian.
Persoalan yang timbul bila HET ditetapkan lebih rendah daripada harga keseimbangan pasar
adalah bahwa pada harga HET itu jumlah yang mau dibeli lebih besar daripada jumlah yang mau
dijual ( Qd > Qs ) sehingga timbul kekurangan suplai.
Penetapan Harga Dasar ( Floor Price )
Harga dasar merupakan tingkat harga minimum yang diberlakukan pemerintah. Penetapan
harga dasar ini bertujuan untuk melindungi produsen, karena dirasakan harga pasar produk
yang dihasilkan dianggap terlalu rendah sehingga pendapatan para produsen terancam. Untuk
melindungi para produsen maka pemerintah dapat campur tangan dengan menetapkan harga
minimum atau Harga Eceran Terendah. Harga minimum ini lebih tinggi daripada harga
keseimbangan yang berlaku di pasar dan disebut Harga Dasar ( Floor Price ).
Perhatikan gambar di atas. Harga keseimbangan hanya mencapai Rp 2.000. Harga ini dianggap
terlalu rendah. Maka pemerintah menetapkan harga terendah Rp 3.000. Dengan demikian,
pendapatan para produsen tidak terlalu minim. Tetapi, pada harga Rp 3.000 ini ternyata timbul
suatu surplus, karena Qs > Qd. Terhadap adanya surplus, mungkin pemerintah akan
membelinya untuk disimpan sebagai stock atau untuk dijual ke luar negeri. Hanya dengan jalan
demikian penawaran tidak berkurang.
PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBENTUKAN HARGA
Peran pemerintah dalam pembentukan harga dapat dilakukan dengan dua cara yaitu intervensi
secara langsung dan secara tidak langsung. Intervensi secara langsung terdiri dari penetapan
harga minimum dan harga maksimum, sedangkan intervensi secara tidak langsung meliputi
penetapan pajak dan pemberian subsidi.
1. Intervensi Pemerintah secara Langsung
a. Penetapan Harga Minimum (floor price)
Harga minimum atau harga dasar merupakan batas seberapa rendah harga dapat dikenakan
pada suatu produk melalui kesepakatan bersama atau ketentuan pemerintah. Penetapan harga
minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi
produsen, terutama untuk produk dasar pertanian.
Kebijakan harga dasar dapat biasa digunakan pada saat ditemukan kapasitas produksi di pasar
terlalu sedikit sehingga kuantitas barang beredar di pasar lebih rendah dari permintaan pasar,
hal ini dikarenakan terlalu rendah nya harga jual yang ada di pasar, sehingga selisih harga
produksi dengan harga jual pasar terlalu kecil. Hal ini menyebabkan produsen takut untuk
memperbanyak kapasitas produksi dikarenakan harga jual yang rendah dan supplier cenderung
menyimpan barang mereka menunggu harga pasar pulih kembali. Oleh karena itu dalam situasi
seperti ini pemerintah biasanya menetapkan harga dasar. Harga dasar yang ditetapkan akan
berada di atas harga equilibrium pasar. Konsumen akan diberatkan pada naiknya harga suatu
produk yang dikenakan harga dasar tersebut sehingga mereka harus membayar lebih mahal.
Sebaliknya, dari sisi produsen atau pun supplier, mereka akan mendapatkan jaminan atas harga
yang lebih tinggi dari sebelumnya, sehingga ada keamanan untuk meningkatkan kapasitas
produksi.
Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya
tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan
harga yang mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan
pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya
melalui BULOG (Badan Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar.
b. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Harga maksimum merupakan perubahan tertinggi yang diperbolehkan terhadap suatu harga
barang yang telah ditetapkan dalam suatu kontrak dalam suatu masa perdagangan sesuai
dengan aturan perdagangan yang ada. Harga pasar yang terkena harga maksimum tidak
diperbolehkan untuk menaikkan harga di atas harga maksimum yang telah ditetapkan.
Kebijakan harga maksimum biasanya diberlakukan pada saat harga pasar yang ada tidak
mengalami kenaikan yang cenderung berarti dalam kurun waktu yang singkat sedangkan suatu
permintaan pasar terhadap produk meningkat. hal ini akan memicu produsen atau supplier
untuk menaikkan harga. Dalam situasi seperti ini kebijakan harga maksimum perlu diberlakukan
untuk menjaga stabilitas harga pasar supaya kenaikan harga yang ditetapkan oleh produsen
tidak terlalu tinggi dan tidak membani produsen.
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan pemerintah
bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah jika harga
pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak
diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga
maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tarif angkutan
atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti
halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya
pasar gelap.
2. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
a. Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang
berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri,
pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut
menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih
murah.
Pengaruh pajak terhadap pembentukan harga adalah sebagai berikut:



Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut naik.
Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan sebagian beban
pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual yang lebih
tinggi, artinya harga penawaran bertambah.
Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta dipasar menjadi lebih tinggi dan jumlah
keseimbangan lebih rendah.
b. Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar
yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaanperusahaan penghasil barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang
baru berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produkproduk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk
melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.
Pengaruh subsidi terhadap harga pasar adalah sebagai berikut:



Subsidi yang diberikan atas produksi suatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut turun, karena biaya produksi menjadi lebih rendah.
Subsidi dapat dinikmati oleh produsen dan konsumen, sebab dengan biaya produksi
lebih rendah maka harga beli konsumen juga lebih murah, artinya harga penawaran
berkurang.
Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta dipasar menjadi lebih rendah dan jumlah
keseimbangan lebih tinggi.
Download