PENERAPAN PROGRAM SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JAKARTA Abdurrahman Wahid Dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Email : [email protected] Abstract : This research aims to reveal the depth understanding of the application of the System Credit Semester (SKS) of Islamic religious education in SMA Muhammadiyah 3. This research used a qualitative descriptive method using Ethnographic approach. These results indicate that there are values in the moral education. The results of this study indicate that SMA Muhammadiyah 3 need to review the application of credits that will be applied in the teaching syllabus of Religious Education / Akhlaq for students. Keywords: Education, Semester Credit System, SMA Muhammadiyah 3. Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengungkapkan secara mendalam tentang penerapan system kredit semester pendidikan agama islam di SMA muhammadiyah 3. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan Etnografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak dalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMA muhammadiyah 3 perlu meninjau kembali penerapan SKS yang akan diterapkan dalam silabus pembelajaran Pendidikan Agama / Akhlaq untuk siswa. Kata kunci: Pendidikan, Sistem Kredit Semester, SMA Muhammadiyah 3. JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 21 (kurang dari 3 tahun). Hal ini menyebabkan PENDAHULUAN Menurut UUD 1945 bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Melalui pendidikan yang baik, setiap warga Negara diharapkan menjadi pribadi yang unggul dan mampu menghadapi keadaan masa depan. Untuk menciptakan peserta didik yang unggul tersebut pendidikan harus berorientasi generasi muda untuk yang menciptakan mandiri dengan memberikan pendidikan yang berkualitas. Peningkatan kualitas pendidikan banyak terkait dengan masalah pelayanan dan pemenuhan kebutuhan peserta didik, maka untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dibutuhkan pelayanan yang prima kepada peserta didik sesuai dengan karakteristik kecerdasan dan bakat masing – masing. Untuk melayani peserta terwujudnya program peserta didik (akselerasi). akselerasi yang secara individual berupa sekelompok peserta didik berkecerdasan dan berbakat istimewa untuk secara mandiri memilih mata pelajaran tertentu yang akan diikuti dalam proses akselerasi. Penyelenggaraan berkembang menjadi sekolah mandiri yang menerapkan system kredit semester (SKS). Program SKS ini memungkinkan peserta didik dapat secara mandiri dan bebas memilih materi dan mata pelajaran yang ingin dipelajarinya dalam semester yang berjalan, sehingga waktu belajar yang disediakan selam 3 tahun dapat ditempuh secara lebih cepat 22 program pendampingan merupakan penganjewantahan UUD 1945 dan UU no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara lebih spesifik landasan hukum yang digunakan untuk penyelenggaraan program SKS adalah : 1. Undang - undang No. 20 / 2003 tentang Sisdiknas : a. Pasal 5 ayat 4, warga Negara memiliki potensi kecerdasan dan didik kemudian SKS dapat dikembangkan akselerasi klasikal maupun bakat istimewa berhak memperoleh beberapa sekolah tertentu telah mengadakan program percepatan belajar pendidikan khusus b. Pasal 32 ayat 1 pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, social dan memiliki potensi kecerdasan dan bakan istimewa. JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 2. Undang undang no. 23 / 2002 tentang A. Konsep dan Prinsip Sistem Kredit perlindungan anak pasal 52. Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesbilitas 3. Semester Acuan untuk merumuskan konsep utuk memperoleh pendidikan khusus. SKS yaitu sebagaimana yang dimuat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun dalam Peraturan Menteri Pendidikan 2005 Nasional Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pendidikan dalam Pasal 11 mengatur Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar bahwa: dan menengah. Dalam peraturan tersebut · · · Ayat tentang (1) Standar Beban belajar untuk bahwa: Sistem Kredit SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain Semester adalah sistem penyelenggaraan yang program pendidikan yang dalam satuan kredit semester (sks); didiknya menentukan sendiri Ayat untuk belajar dan mata pelajaran yang diikuti SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau setiap semester pada satuan pendidikan. bentuk lain yang sederajat pada Beban belajar setiap mata pelajaran pada pendidikan formal kategori standar Sistem Kredit Semester dinyatakan dalam dapat dinyatakan dalam satuan kredit satuan kredit semester (sks). Beban semester; belajar satu sks meliputi satu jam sederajat (2) dapat Beban dinyatakan belajar peserta beban untuk pembelajaran tatap muka, satu jam SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau penugasan terstruktur, dan satu jam bentuk lain yang sederajat pada kegiatan mandiri tidak terstruktur. Dalam pendidikan formal kategori mandiri panduan ini “Sistem Kredit Semester” dinyatakan disingkat dengan “SKS” dan “satuan Ayat (3) Beban dalam belajar satuan kredit kredit semester” disingkat dengan “sks”. semester; dan · dinyatakan Ayat (4) Beban belajar minimal dan Oleh maksimal bagi satuan pendidikan diartikan sebagai yang penerapan program pendidikan yang menerapkan sistem sks karena itu SKS dapat salah satu peserta didik sistem ditetapkan dengan Peraturan Menteri menempatkan sebagai berdasarkan usul dari BSNP. subyek. Pembelajaran berpusat pada peserta didik, yaitu bagaimana peserta JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 23 didik belajar. Peserta didik diberi e. Peserta didik memiliki kesempatan kebebasan untuk merencanakan kegiatan untuk memilih program studi dan belajarnya mata sesuai kemampuan, dengan dan harapan minat, sesuai dengan potensinya. masing- masing. Namun demikian SKS memiliki pelajaran f. Peserta didik dapat pindah (transfer) beberapa prinsip yang harus dipahami kredit ke sekolah lain yang sejenis agar tidak disalahmengerti oleh pelaksana yang menggunakan SKS dan semua kebijakan kredit yang telah diambil dapat tersebut diantara prinsip dipindahkan ke sekolah yang baru. prinsip tersebut adalah Mengacu pada konsep SKS, g. Sekolah menyediakan sumber daya penyelenggaraan SKS di SMP/MTs dan pendidikan yang lebih memadai SMA/MA secara teknis dan administratif. berpedoman pada prinsip h. sebagai berikut: a b. Peserta didik menentukan sendiri diupayakan beban belajar dan mata pelajaran kebutuhan yang diikuti pada setiap semester potensi peserta didik yang mencakup sesuai dengan kemampuan, bakat, pengetahuan, dan minatnya. keterampilan. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan dapat Guru akademik minatnya. tetap untuk memenuhi pengembangan sikap, peserta studinya dari periode belajar yang dengan dapat memfasilitasi dengan kemampuan, dan kebutuhan didik sesuai bakat, dan Jika seluruh prinsip tersebut sudah dapat memperhatikan ketuntasan belajar. dipahami Peserta direalisasikan maka tidak akan terjadi didik memberdayakan d. tinggi i. mempersingkat waktu penyelesaian ditentukan c. Penjadwalan kegiatan pembelajaran didorong untuk dirinya sendiri multitafsir dan dalam kemudian mampu pelaksanaannya di dalam belajar secara mandiri. lembaga pendidikan, demikian pula yang Peserta didik dapat menentukan dan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3 mengatur strategi belajar dengan Jakarta. lebih fleksibel. 24 JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 Jumlah peserta didik yang diterima sebanyak 128 peserta didik yang dibagi dalam 5 kelas. Keberhasilan proses B. Alasan penggunaan sistem SKS yang perlu belajar mengajar sangat tergantung pada dicermati dalam menentukan penggunaan kualitas pengelola, kompetensi guru dan system SKS di SMA Muhammadiyah 3 kemampuan berfikir peserta didik. 1. Realitas menunjukan bahwa setiap Kompetensi guru peserta didik adalah makhluk yang dengan peningkatan unik pembelajaran, baik proses maupun hasil Realitas menunjukan bahwa otonomi melalui Penelitian Tindakan Kelas pengembangan (PTK). Hal tentunya sangat Ada beberapa alasan 2. digulirkan 3. kurikulum yaitu dengan sudah adanya ini disini berkenaan kualitas menentukan keberhasilan proses belajar KTSP mengajar Realitas menunjukan bahwa yang menunjang terjadinya kelas akselerasi. terdapat Penguasaan dalam pembelajaran pada system materi SKS dan yang metodologi seharusnya adalah kelompok yang pembelajaran yang baik oleh guru akan cepat memudahkan penalaran peserta didik dan yang lambat, tidak mengenal system tidak naik kelas. sehingga diharapkan merangsang peserta didik untuk lebih kreatif dalam menggali ide PEMBAHASAN A. Profil Program SKS di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta Program pendidikan yang berkaitan dengan pelayanan kebutuhan yang prima kepada peserta didik dengan karakteristik kecerdasan dan bakat istimewa mulai diselenggarakan di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta tahun 2008. Pada periode tahun ajaran 2008 - 2009 SMA Muhammadiyah 3 menerapkan system SKS pada kelas 1. ide dalam permasalahan pembelajaran. Sekolah yang terletak dibilangan Jakarta Selatan ini juga memiliki sarana dan prasana yang cukup menunjang untuk dilaksanakannya program SKS, hal tersebut terbukti dengan mampunya SMA Muhammadiyah 3 melaksanakan moving class, sarana lainnya yang menunjang adalah ruang multimedia, biologi serta perpustakaan, laboratorium lapangan JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 fisika futsal ruang dan yang 25 semuanya merupakan sumber belajar 2. Melaksanakan pelayanan belajar bagi peserta didik baik secara mandiri lebih cepat daripada peserta didik maupun terbimbing. pada Untuk itu diperlukan: B. Program SKS Prinsip dasar penerapan SKS adalah umumnya. bagaimana sistem Pelayanan kegiatan tatap muka, pelayanan tugas terstruktur, tugas mandiri sekolah dapat memenuhi kebutuhan dan tidak terstruktur bagi kelompok kepuasan percepatan peserta didik dalam belajar melalui mengembangkan potensi dirinya secara pembentukan kelas percepatan, optimal. Memberikan pelayanan belajar bergabung pada kelas di atasnya, kepada peserta didik melalui penciptaan atau melalui pelayanan secara kondisi sekolah yang dapat memenuhi individu. kebutuhan sehingga belajar tiap secara individual Modul sebagai perangkat berajar individu menampakan potensinya secara optimal. 3. Pelayanan standar untuk peserta Pelaksanaannya pelayanan diberikan didik rata-rata yang tidak berbeda peserta didik. kepada tiga kelompok peserta didik yaitu: dengan Pelayanan semester. secara individual atau pelayanan sistem paket berkelompok kepada peserta didik yang 4. Sistem administrasi sekolah yang memiliki daya belajar tinggi untuk mewadahi dinamika perkembangan mendapatkan pelayanan pengayaan atau peserta didik yang beragam seperti percepatan menyelesaikan beban belajar penerbitan kartu bukti melaksanakan tanpa terhambat oleh peserta belajar tatap muka dan kartu hasil studi per lainnya. Pelayanan diberikan berupa: semester. Jika jumlah pelajaran pada 1. Melaksanakan tatap muka sesuai sistem paket semester setiap peserta dengan jadwal reguler namun dengan didik sama, maka pada sistem kredit memberikan semester tiap peserta didik dapat pengayaan untuk meningkatkan kompetensi yang lebih menyelesaikan tinggi daripada peserta didik pada yang berbeda. Dengan demikian umumnya. model rapot berubah menjadi laporan jumlah pelajaran kemajuan belajar (transkrip nilai) 26 JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 yang memuat Indeks Prestasi yang lebih banyak. Jika peserta didik dapat menyelesikan pelajaran lebih cepat, Komulatif. kepeserta maka peserta didik diberi pelayanan didikan seperti leger daftar nilai untuk melanjutkan pelajaran lebih cepat dalam buku induk tiap semester tidak sehingga dapat menyelesaikan studinya seragam serta memuat transkrip nilai lebih cepat daripada peserta didik rata- yang rata. 5. Perangkat administrasi menggambarkan kemajuan pelayanan belajar. Pelayanan terhadap peserta didik rata-rata jika melihat jumlah sebaran secara Dalam empirik memerlukan ini sekolah model memerlukan kesiapan pada : bentuk pelayanan terbesar karena sebagian besar melaksanakan Tim pendidik yang melayani program percepatan Membentuk pembimbing akademik peserta didik mendapat pelayanan dalam yang kelompok ini. Oleh karena itu pada memutuskan siapa-siapa saja yang kelompok boleh ini sesungguhnya tidak diperlukan sarana yang berbeda jauh daripada sistem penyelenggaraan paket akan membantu mengambil kredit dan pada sejumlah tertentu Menyediakan kartu kredit untuk semester. Sistem pengelolaan kelas pun dibawa peserta didik dalam tiap tidak mutlak harus menggunakan sistem kegiatan tatap muka moving class. Jumlah ruang kelas dan Menggantikan sistem rapot ke dalam jam belajar pada pelayanan kelompok sistem Kartu Hasil Studi (KHS) yang rata-rata dapat berjalan seperti dalam dapat penyelenggaraan menyelesaikan kreditnya sebagaimana paket semester sekolah telah melaksanakannya pada saat ini. Pelayanan plus dalam diisi Ruangan tiap tempat peserta didik memberikan pelayanan percepatan kepada peserta SKS diperlukan untuk memberikan pelayanan didik Tambahan waktu ekstra dalam akselerasi kepada peserta didik kelompok memberikan atas. kepada rombongan kelompok atas Kelompok peserta didik ini semestinya dalam sistem ini diberi dan bawah pelayanan sehingga belajar bentuk peluang untuk melakukan kontrak kredit JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 27 penjadwalan belajar berbeda dari sekolah pola sistem paket semester. percepatan belajar pada kelompok atas. Modul yang adalah Berdasarkan dengan pelayanan keterangan diatas materi pelajaran, perangkat latihan maka SMA Muhammadiyah 3 pada Ujian kerja peserta didik, latihan kerja Nasional 2010 bulan Maret yang lalu mandiri, perangkat evaluasi ulangan, telah mengikut sertakan sampai didiknya yang memeliki masa tempuh pada perangkat ulangan 28 peserta umum untuk tiap mata pelajaran. belajar 2 tahun ( sebagai bukti akselarasi Memberikan peluang belajar kepada dari system SKS ). Oleh karena itu SMA peserta didik yang berakselerasi Muhammadiya 3 sudah menerapkan SKS untuk mengikuti kegiatan tatap muka TQS. Karena Penerapan SKS merupakan dengan peserta didik angkatan di bagian atasnya pada mata pelajaran yang manajemen Total Quality Management sama (misalnya,peserta didik dari (TQM). Secara filosofis model ini fokus rombongan pada bergabung dilengkapi sediakan belajar kelas belajar 10 dengan dari pemenuhan dari Memberikan peluang kepada peserta melakukan didik kolaborasi telah menyelesaikan model kebutuhan dan kepuasan pelanggan. TQM telah diadopsi rombongan belajar kelas 11) yang penerapkan sistem lembaga usaha dalam perubahan. Dari hasil Universitas Washington seluruh kreditnya untuk mengikuti dengan ujian akhir. munculah konsep Total Quality Schools Substansi pelayanan plus itu pada dasarnya untuk memiliki kemampuan dengan kepada peserta peserta sekolah negeri di St.Louis (TQS) yaitu konsep unik tentang strategi didik yang meningkatkan efektivitas belajar cepat (http://www.crossroad.to didik yang TQM.html) dengan sekolah /Quotes/ mendayagunakan memiliki kemampuan belajar lambat TQM sebagai konsep maupun perangkat sama saja. Namun jika kondisi sekolah pembaharuan. baik sehingga peserta didik kolompok meningkatkan mutu pelayanan sekolah lambat dapat dibantu secara optimal, melalui kerja sama dengan seluruh maka prioritas pelayanan yang perlu pemangku kepentingan sebagai solusi Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik melalui 28 JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 pengembangan kondisi sekolah sebagai peningkatan tempat terbaik untuk peserta didik belajar pembaharuan dalam proses pengelolaan dan mengembangkan potensinya secara (http://www.orgdynamics.com/tqci.html). optimal. Sistem kerja sama yang efektif Sebagai landasan utama dari sistem tentu perubahan memerlukan perencanaan, mutu, ini melakukan maka sekolah perlu pengorganisasian, kendali, pengarah, staf, mengembangkan sumber daya yang lebih dan cerdas, lebih kompak, dan berkomitmen secara keseluruhan membentuk untuk meningkatkan mutu seluruh tahap sistem yang visioner. Beberapa pilar utama dalam pelaksanaan TQS ialah efektifnya kerja pekerjaan secara terencana dan berkelanjutan. sama, semua melayani semua, kepala Selama ini sekolah sekolah, guru, peserta didik, staf selalu menyelenggarakan menjaga (2) pendekatan sistem paket semester. Pada menerapkan ukuran kualitas produk yang pendekatan ini peserta didik diperlakukan mengacu pada basis kriteria kebutuhan secara seragam. Memulai program dan peserta didik berprestasi (3) menerapkan menyelesaikan pelajaran pada waktu ukuran dan pembaharuan mutu proses yang sama. Peserta didik yang dapat pembelajaran (3) memahami bagaimana belajar lebih cepat idealnya mendapat pengelolaan input menjadi output dengan pengayaan selalu sehingga membuatnya selalu menghasilkan hasil pekerjaan yang penyelesaian pendidikannya. inovatif (4) memahami dengan baik didik tidak harapan orang tua peserta didik dan remedial, namun sesudah memenuhi peserta didik melalui proses kerja sehari- batas hari. bergabung pada kelompoknya. (1) efisiensi berlandaskan biaya, kreasi kurikulum belajar, yang namun untuk ketuntasan melalui tidak mempercepat tuntas mereka Peserta mendapat kembali Untuk mendapatkan mutu output Model pelayanan itu dipandang pendidikan terbaik maka sekolah harus tidak efektif karena tidak memberikan membangun kualitas pelayan pelaksanaan pekerjaan pada tiap sehari-hari, optimal terutama terhadap peserta didik yang memiliki potensi mendayagunakan guru dan staf sekolah untuk untuk memecahkan tiap masalah dalam dengan cepat. Dalam memenuhi harapan menyelesaikan JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 pelajarannya 29 untuk memeberikan pelayanan belajar jam penugasan terstruktur, dan satu yang dapat memenuhi kebutuhan setiap jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. individu inilah sistem kredit semester Dalam program SKS pada tingkat diterapkan. Dengan dasar SMA beban belajar minimal sebanyak hakekatnya sistem kredit ini pada semester diterapkan untuk memberikan peluang memfasilitasi peserta 114 SKS dan terdiri • didik mengembangkan potensi dirinya melalui memotivasi peserta didik : 28 : 42 : 42 SKS • kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, Mata Pelajaran Umum Mata Pelajaran Wajib SKS • untuk Mata Pelajaran Pilihan SKS berpartisipasi aktif, serta memberikan • ruang Seluruh SKS ini ditempuh dengan yang cukup bagi prakarsa, Muatan Lokal : 2 SKS kreativitas, dan kemandirian sebagaimana masa studi rata rata 6 semester diamanatkan dalam Pasal 19 PP 19 tahun Dalam pemilihannnya dapat diatus 2005. sebagai berikut : • C. Penerapan program SKS dalam Semester 1 pemilihan terbatas (beban belajar dan mata pelajaran kurikulum ditentukan) 1. Beban belajar • Semester 2 disesuaikan dengan Acuan untuk menetapkan komponen potensi SKS yaitu sebagaimana yang dimuat semester 1 dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 • Semester dan hasil belajar berikutnya sesuai potensi dan pilihan karir tentang Standar Isi. Dalam peraturan Hak yang diperoleh peserta didik tersebut dinyatakan bahwa: Beban dalam pemilihan beban belajar adalah: belajar setiap mata pelajaran pada Peserta didik berhak memperoleh sistem kredit semester dinyatakan pertimbangan dalam satuan kredit semester (sks). beban belajar dan mata pelajaran Beban belajar satu sks meliputi satu dari: dalam memilih jam pembelajaran tatap muka, satu 30 JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 Dalam penerapannya dilapangan jenis Penasehat/pembimbing penilaian dapat dikelompokan dalam akademik Guru BK/guru mata pelajaran Penasehat/pembimbing akademik: jenis mata pelajarannya Jenis penilaian untuk Mata Pelajaran Umum adalah Penilaian Bertanggung jawab atas 20 didik Proses oleh Pendidik Penilaian (maksimal) selama berada di Hasil Oleh Pendidik /Sekolah SMA terhadap kemajuan dan melalui UH,UTS/UAS, atau Ujian hasil belajarnya Sekolah orang peserta record Penilaian untuk Mata Pelajaran peserta didik tentang minat, Wajib adalah Penilaian Proses bakat, dan potensinya oleh Pendidik dan/atau Ujian Mendokumentasikan Praktik 2. Pola pembelajaran Penilaian Hasil Oleh Dalam setiap semester terdapat 18 Pendidik (UH, UTS/UAS ) dan minggu aktif, setiap SKS terdapat 16 Pemerintah (UN) kali kegiatan tatap muka, 16 kali Penilaian untuk Mata Pelajaran kali Pilihan adalah Penilaian Proses kegiatan mandiri. Setiap peserta didik oleh Pendidik Penilaian Hasil memilih mata pelajaran sesuai dengan Oleh kemampuannya, oleh karena itu setiap /Sekolah/Pemerintah(UH, selesai 1 mata pelajaran terjadi adanya UTS/UAS) dan UN/US kegiatan terstruktur dan 16 Pendidik moving class. (berpindahnya peserta Penilaian untuk Mata Pelajaran didik ke kelas sesuai dengan mata Muatan Lokal adalah Penilaian pelajarn yang ia pilih). Pembelajaran Proses dan Hasil Oleh Pendidik dapat dilakukan didalam kelas atau Adapun Ujian Mata Pelajaran diambil menggunakan sumber belajar lainnya dari hal berikut seperti perpustakaan , laoratorium o Fisika, Kimia, Komputer, Biologi maupun lapangan olahraga. 3. Sistem Evaluasi Ujian Akhir Semester (Beberapa MPU dan Mulok) o Ujian Sekolah (MPU dan MPP) o Ujian Nasional (MPW dan beberapa MPP) JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 31 o Ujian Khusus studi Cambridge sejumlah mata dapat masing satuan pendidikan dengan mengambil pelajaran KKM minimum 6.0 yang secara dengan bertahap meningkat menjadi 7.0 jumlah sks berdasarkan IP semester sebelumnya dengan ketentuan sebagai berikut: a) IP < 5.0 dapat mengambil maksimal 10 sks. b) IP 5.0 – 5.9 dapat mengambil maksimal 14 sks. c) IP 6.0 – 6.9 dapat mengambil maksimal 20 sks. d) IP 7.0 – 8.5 dapat mengambil maksimal 28 sks. e) IP > 8.5 dapat mengambil maksimal 36 sks. Penjurusan dapat dilaksanakan mulai semester pertama tahun pertama. Beberapa ketentuan dalam pedoman pelaksanaan evaluasi dengan menggunakan program SKS : a. Peserta didik dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang mata pelajaran yang gagal. b. Peserta didik dinyatakan lulus SMA/MA pada mata pelajaran utama dalam program 32 mencapai pelajaran lain diatur oleh masing- Peserta didik pada semester 2 seterusnya telah KKM 7.0. Sedang untuk mata International Examination (MPP) dan apabila atau diatasnya. c. Kelulusan peserta satuan pendidikan menyelenggarakan dilakukan pada didik dari yang SKS dapat setiap akhir semester. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan Peraturan sesuai Pemerintah dengan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 72 ayat (1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: 1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; 2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganewaraan kepribadian, kelompok dan mata pelajaran estetika, dan kelompok JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 mata pelajaran jasmani, olah raga, 1. ia kehendaki dan kesehatan; 3) Lulus ujian Peserta didik Memilih pelajaran yang sekolah/madrasah 2. Peserta didik mengetahui secara pasti untuk kelompok mata pelajaran kemampuan dirinya dari hasil yang ilmu pengetahuan dan teknologi; ia peroleh 3. dan Peserta didik terpacu untuk selesai lebih cepat 4) Lulus Ujian Nasional. D. Kelebihan program SKS 4. Tidak mengenal system tinggal kelas 5. Penguasaan materi lebih mendalam Ada beberapa kelebihan dalam program SKS yaitu : Satuan Beban Belajar Jam Pelajaran Satuan Kredit Semester Jumlah Beban Belajar dan Ditentukan oleh sekolah Dipilih sesuai dengan Pilihan Mata Pelajaran Karier dan Pendidikan Lanjutan Motivasi Belajar Bervariasi karena kadang- Tinggi karena Sesuai dengan kadang tidak sesuai dengan Minat, Potensi, dan minat dan kebutuhannya Kebutuhannya Jumlah Mata Pelajaran Ditentukan berjumlah 17, Jumlahnya hanya sekitar 10, Semester 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 17, 14, 14, 14, dan 14 8, 7, 6, 5, dan 5 Program Akselerasi Terkesan Dipaksakan Berlangsung secara alamiah dalam Kelas Tertentu Kompetensi Lulusan Kurang mendalam karena Luas dan mendalam. jumlah MP terlalu banyak Siswa lebih terfokus, MP tidak terlalu banyak JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 33 semester, KESIMPULAN Bahwa dalam pelaksanaan program mata pelajaran yang ditawarkan ada yang wajib dan SKS tidak semua sekolah diperkenankan pilihan, melaksanakannya penyelenggaraan, memiliki pedoman jika tidak memiliki panduan/dokumen kualifikasi yang telah ditentukan, hal tersebut pembelajaran, digunakan dalam rangka meminimalisasi pemilihan mata pelajaran sesuai tingkat yang dengan potensi dan minat, memiliki memerlukan beberapa persyaratan dalam panduan menjajagi potensi peserta rangka menunjang programnya, sekolah yang didik diperbolehkan menyelenggarakannya harus penilaian. kegagalan program SKS memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Sekolah Sekolah indikator melaksanakan Semester, tahun menyatakan terakhir minimum memiliki pedoman menyatakan terakreditasi A, rerata nilai UN tiga 7,00, bersedia Sistem Persentase ingin Kredit guru yang melaksanakan persentase kelulusan UN ≥ 90 % SKS untuk tiga tahun terakhir, animo tiga administrasi tahun terakhir > daya tampung, melaksanakan prestasi akademik dan non akademik staf administrasi akademik dalam yang menggunakan komputer. diraih, melaksanakan manajemen berbasis sekolah, jumlah ≥ Sumber 90%, Pernyataan akademik Daya SKS, staf bersedia Kemampuan Manusia, dengan peserta didik per kelas maksimal 32 indikator persentase guru memenuhi orang, ada pertemuan rutin pimpinan kualifikasi dengan guru, ada pertemuan rutin relevansi guru setiap mata pelajaran sekolah dengan orang tua. dengan latar belakang pendidikan Kurikulum, memiliki Kategori 34 dan pedoman Kesiapan sekolah, dengan indikator Dukunan Internal Kinerja memiliki dengan kurikulum Mandiri, akademik ≥ 75%, indikator (90 %), rasio guru dan peserta didik, Sekolah jumlah tenaga administrasi akademik beban studi memadai, tersedia guru bimbingan dinyatakan dengan satuan kredit konseling/ karir. (e) Fasilitas di JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 sekolah, dengan indiktor memiliki prasarana dan kemampuan peserta ruang kepala Sekolah, ruang wakil didik. kepala sekolah, ruang guru, ruang bimbingan, ruang Unit Kesehatan, tempat Olah Raga, tempat ibadah, 2. 1. Guru lapangan bermain, komputer untuk Semua guru bidang studi yang administrasi, memiliki laboratorium: mengajar Bahasa, Teknologi minimal Strata 1 (S1), guru juga informasi/komputer, Fisika, Kimia, memiliki komitmen yang tinggi Biologi, IPS, dalam penyelenggaraan program Perpustakaan yang memiliki koleksi SKS disamping itu guru juga buku mempunyai motivasi yang tinggi Multimedia, setiap mata pelajaran, memberikan Layananan bimbingan dalam karir penguasaan Dukungan eksternal Untuk dari sekolah,orang dukungan SKM/SSN dukungan tua dari meningkatkan materi melalui pelatihan pelatihan. menyelenggarakan berasal berpendidikan komite peserta Dinas 2. Sarana dan prasarana Ruang kelas dilengkapi oleh didik, OHP Pendidikan dan LCD mendukung sehingga proses belajar Kabupaten/Kota, dukungan dari tenaga mengajar, selain itu sarana yang pendamping pelaksanaan SKS. lain dimiliki adalah sumber Jika melihat persyaratan tersebut belajar seperti perpustakaan , maka dapat dilihat analisis SWOT dari laoratorium fisika, biologi dan sekolah SMA Muhammadiyah 3 Jakarta kimia, laboratorium bahasa dan sebagai salah satu pelaksana program ruang SKS di Jakarta computer a. dengan internet. Strenght ( Kekuatan ) Potensi yang ada di SMA 3. multi media yang dengan terhubung Rekrutmen peserta didik melalui Muhammadiyah 3 Jakarta dalam proses seleksi yang terprogram penyelenggaraan yaitu meliputi : tenaga program guru, SKS sarana mereka memenuhi JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 yang criteria ;a. telah telah 35 diterima sebagai peserta didik meningkatkan citra sekolah. Hal ini SMA Muhammadiyah 3 Jakarta, pada gilirannya akan memperbesar b. Memiliki nilai ujian akhir peluang nasional untuk matematika SMP berkompetisi dalam mendapatkan >8.0 c. nilai matematika di dana hibah dan raport kelas 3 >8. d. lulus tes pengembangan program SKS dan kemampuan yang meningkatkan calon peserta didik dilakukan / di ujikan oleh pusat yang akan masuk dan mendapatkan e. lulus Tes Potensi Akademik ( kepercayaan dari masyarakat. akademis TPA ) f. lulus tes wawancara b. untuk untuk Threat ( ancaman ) Persepsi yang kurang tepat tentang dari orang tua. program akselerasi dan program SKS Weakness ( Kelemahan ) merupakan salah satu ancaman yang penting perlu dianatisipasi. Perpsepsi yanbg keberhasilan kurang tepat akan mengakibatkan belajar peserta didik. Pada saat ini pengelolaan yang kurang tepat pula guru SMA Muahmmadiyah 3 perlu sehingga ditingkatkan dalam hal penelitian diselenggarakannya program SKS tindakan kelas dan presentasi serta tidak publikasi. kecendrungan merupakan dalam factor menunjang Dengan demikian tujuan tercapai, dan sasaran disamping itu semakin kemampuan dalam hal penelitian dan meningkatnya jumlah sekolah yang pembuatan karya tulis ilmiyah dan merencanakan program SKS harus publikasi perlu ditingkatkan. terus Opportunity ( Peluang ) kualitasnnya sehingga dapat bersaing Penyelenggraan program SKS yang secara baik penyelenggara SKS dan outcomenya akan menghasilkan peserta berupaya sehat meningkatkan antar sekolah didik dengan kompetensi yang baik juga sehingga mampu berkompetisi dalam Nasional maupun Internasional olimpiade matematika atau yang Melihat dari analisis SWOT yang lainnya Universitas 36 dana tersebut dan g. Mendapat persetujuan Guru c. d. sekolah dan masuk terkemuka kepada akan dapat bersaing ditingkat ada maka SMA Muhammadiyah 3 Jakarta diharapkan untuk terus JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 meningkatkan kualitasnya dalam dengan TQS sehingga memuaskan semua peningkatan Program SKS yang sesuai pihak. DAFTAR PUSTAKA Cofer & Appley (1963). Motivation: Theory and Research, Willey Estern Limited, New Delhi Bangalor, Bombay Kalkuta. Depdiknas.2008. Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri /Sekolah Standar Nasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Mengah Atas. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah http://gurupembaharu.com/home/?p=175 http://www.crossroad.to/Quotes/TQM.html Ralph W Tyler, Basic Principles of Curriculum and Intructions, The University oh Chichago Press Tim Prodi Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA.2008. Peningkatan mutu penyelenggaraan Program akselerasi CI /BI di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta mata pelajaran Matematika, Jakarta JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 37