1 PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN I Dewa Ketut Yudyadana Ajilaksana Dr. Endang Kiswara,SE, M.Si, Akt ABSTRACT This study aims to examine the influence of Corporate Social Responsibility (CSR) simultaneously and partial (every aspect of CSR) on corporate financial performance (increased sales, increased productivity, and the ratio of book value of the market). In this study the performance of the company are divided into short-term performance and long-term performance.For short-term performance is measured by an increase in sales Sales Growth (SGRI) and also increase productivity measured by asset turnover (ATO), while for long-term performance of the market and the ratio book value is measured by Market To Book Ratio (MBR). Independent variables used in this study is the performance of Corporate Social Responsibility, while the dependent variable is the Sales Growth, Asset Turnover, and Market to Book Ratio The samples were manufacturing firms and non-financial listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) and also entered the ranks of companies with LQ 45 year study period 20082009. Data collected by the method of documentary and book study. The samples used were 21 companies each year. This study uses linear regression to analyze data. The results showed that most Corporate Social Responsibility is the social aspect has a positive and significant impact on asset turnover (ATO). CSR simultaneously affects only longterm performance of the Market to Book Ratio. Key words : Corporate Social Responsibility, Sales, productivity, and the ratio of book value of the market, LQ 45 2 1 PENDAHULUAN Dewasa ini, pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Eipstein dan Freedman (1994), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus. Sarana tersebut dikenal dengan nama laporan keberlanjutan atau sustainability reporting. Sustainability reporting adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada stakeholder internal maupun eksternal.Sustainability Report/Laporan berkelanjutan merupakan sinonim atau istilah lain yang menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial, misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya (GRI Reports ,2006) Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bentuk bentuk sustainability reporting yang memberikan keterangan tentang berbagai aspek-aspek perusahaan mulai dari aspek sosial, lingkungan dan keuangan sekaligus yang tidak dapat dijelaskan secara tersirat oleh suatu laporan keuangan perusahaan saja.Lebih jauh, dalam Corporate Social Responsibility yang diungkapkan, perusahaan dalam menjelaskan tentang aspek Ekonomi, Lingkungan, Tenaga Kerja, Hak asasi manusia, Sosial, dan Tanggung jawab Produk Namun dalam lingkup pembahasan Corporate Social Responsibility, terdapat beberapa teori dan pendekatan yang berbeda, dimana penelitian-penelitian tersebut sangat rumit dan dalam beberapa kasus sangat kontradiksi, yang digunakan untuk menjelaskan motivasi perusahaan yang mengarah pada sustainability behavior (Chand dan Fraser, 2006). Terdapat dua model yang memperdebatkan tentang Corporate Social Responsibility, yaitu model Neoklasik Ekonomi dan model Filosofi Moral.Pada Neoklasik ekonomi menganggap bahwa terdapat hubungan yang negatif antara Corporate Social Responsibility dengan kinerja perusahaan karena ada keterbatasan biaya.Dan model Filosofi moral menjelaskan tidak terdapat hubungan antara Corporate Social Responsibility dan kinerja perusahaan karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan saja tapi juga kesejahteraan sosial.Pada akhirnya model hibrid yang berdasarkan fakta yang ada, menjelaskan bahwa suatu perusahaan atau organisasi harus 3 mengimplementasikan aktivitas strategi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan para stakeholder, agar perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih besar pada tarif yang minimum.Dan aktivitas srtategi tersebut adalah Corporate Social Responsibility. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Stakeholder Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value) secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. (Freeman dkk ., 2004) Teori Stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain).Dengan demikian keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chairiri, 2007). Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap lebih powerfull.Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/tidak mengungkapkan suatu informasi dalam laporan keuangan.Dalam pandangan teori stakeholder, perusahaan memiliki stakeholders, bukan shareholder (Belkaoui, 2003). Kelompok-kelompok stake tersebut menurut mereka meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, dan masyarakat Para Stakeholder pada dasarnya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pemakaian sumber daya ekonomi yang ada di perusahaan. Oleh karena itu , “ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan beraksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder” (Ullman 1982 dalam Ghozali dan Chairiri, 2007). Perusahaan melakukan wawancara terhadap para stakeholder untuk mengetahui keinginan-keinginan stakeholder dan menyusun startegi perusahaan untuk memuaskannya. 4 Corporate Social Responsibility merupakan strategi perusahaan untuk memuaskan keinginan para stakeholder,makin baik pengungkapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan maka stakeholder akan makin terpuaskan dan akan memberikan dukungan penuh kepada perusahaan atas segala aktivitasnya yang bertujuan untuk menaikan kinerja dan mencapai laba. 2.2 Teori Legitimasi Teori lain yang melandasi Coroporate Social Responsibility adalah Teori Legitimasi.Teori legitimasi dan teori stakeholder merupakan perspektif teori yang berada dalam kerangka teori ekonomi politik.Karena pengaruh masyarakat luas dapat menentukan alokasi sumber keuangan dan sumber ekonomi lainnya, perusahaan cenderung menggunakan kinerja berbasis lingkungan dan pengungkapan informasi lingkungan untuk membenarkan atau melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat(Gray dkk, 1995). Barkemeyer (2007) mengungkapkan bahwa penjelasan tentang kekuatan teori legitimasi organisasi dalam kontenks tanggung jawab sosial perusahaan di negara berkembang terdapat dua hal; pertama, kapabilitas untuk menempatkan motif maksimalisasi keuntungan membuat gambaran lebih jelas tentang motivasi perusahaan memperbesar tanggung jawab sosialnya. Kedua, legitimasi organisasi dapat untuk memasukkan faktor budaya yang membentuk tekanan institusi yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Legitimasi dapat memberikan mekanisme yang kuat untuk memahami pengungkapan sukarela untuk lingkungan dan sosial yang dilakukan oleh perusahaan,dan pemahaman ini yang nantinya akan mengarah ke debat public yang kritis,lebih jauh lagi teori legitimasi menunjukan kepada peneliti dan masyarakat luas jalan untuk lebih peka terhadap isi pengungkapan perusahaan.(Villing, 2004). Praktek Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk menyelaraskan diri dengan norma masyarakat.Dengan adanya pengungkapan Corporate Social Responsibility yang baik, maka diharapkan perusahaan akan mendapat legitimasi dari masyarakat sehingga dapat meningkatkan kinerja yang bertujuan untuk pencapaian keuntungan perusahaan. 5 2.3 Perumusan Hipotesis Beberapa penulis seperti Davis (1973) menyarankan bahwa dengan mempraktekan tanggung jawab secara sukarela membuat perusahaan akan mendapatkan keunggulan dari pesaing-pesaingnya dalam sisi kompetitif dalam jangka pendek seperti peningkatan dalam produktivitas seperti mengembangkan kemampuannya untuk menarik sumber daya manusia dalam jumlah yang besar, keuntungan penjualan karena pembeli mungkin sangat sensitif terhadap isu-isu sosial dan mengurangi biaya yang diharapkan dapat memperngaruhi hubungan dengan kreditur maupun supplier yang potensial. Jadi makin baik perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka akan terbangun image perusahaan yang baik di mata konsumen.Konsumen akan mempunyai pandangan yang bagus karena perusahaan telah memperlihatkan kepentingan umum,dengan demikian konsumen tidak keberatan menggunakan produk tersebut.Semakin banyak konsumen mennggunakan produk,maka akan meningkatkan penjualan perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang digunakan adalah : H1 : Terdapat hubungan Positif antara aspek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, tenaga kerja, sosial, dan produk terhadap kinerja perusahaan jangka Pendek Dampak dari praktek sosial dalam nilai pasar mungkin tidak lebih penting dibandingkan dengan pendapatan saat ini karena kenyataanya cukup sulit untuk memberikan manfaat yang cukup dari tanggung jawab organisasi saat manfaat potensial sangat memungkinkan dalam jangka panjang CSR merupakan wujud aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya pendek dan jangka panjang, perusahaan harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan fakor keuangan, tetapi juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka tanggung jawab sosial perusahaan berhubungan erat dengan pembangunan 6 berkelanjutan.Dan pembangunan berkelanjutan tersebut memiliki dampak jangka panjang pada perusahaan. Jadi makin baik perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan,maka investor akan mengetahui bahwa perusahaan tersebut peduli terhadap lingkungan, dan untuk jangka waktu ke depan kondisi perusahaan akan menjadi lebih baik berkaitan dengan isu-isu lingkungan,dan bersedia menambah investasinya sehingga membuat nilai pasar perusahaan menjadi lebih baik.Begitu juga sebaliknya Sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa semua terlibat dalam pengungkapan kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang digunakan adalah : H2: Terdapat hubungan positif antara aspek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, tenaga kerja, sosial, dan produk terhadap kinerja perusahaan jangka Panjang Aspek lain yang juga cukup menarik adalah dampak dari pengklasifikasian tiap praktek sosial dalam kinerja perusahaan.Pava dan Krauss (1996) menegaskan bahwa Definisi Drucker tentang Corporate Social Responsibility (Drucker, 1989) juga menggaris bawahi adanya dua jenis tindakan tanggung jawab sosial, dimana tindakan yang satu mengarah pada naiknya kinerja perusahaan, dan tindakan yang satu tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Tinjauan Pustaka yang dilakukan oleh Pava dan Krauss (1996) memungkinkan peneliti menegaskan bahwa tanggung jawab atas aktivitas lingkungan, tenaga kerja, hubungan dengan konsumen dan kualitas produk berhubungan erat dengan kinerja keuangan, namun tanggung jawab tersebut tidak tidak saling terkait dengan tanggung jawab CSR yang lain. Lebih jauh, pada penelitian sebelumnya menunjukan praktek Corporate Social Responsibility dengan index reputasi atau dengan mengelompokan semua tanggung jawab bersama-sama dalam satu penilaian akan menyulitkan untuk memperkirakan dampak yang terdapat dalam kinerja ekonomi. Untuk itu, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : H3: Terdapat hubungan positif antara aspek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap total kinerja perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang 7 3 METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian menggunakan pengklasifikasian dan penilaian data yang sesuai dengan GRI (Global Reporting Initiative) tahun 2006.Dependen Variabel, praktek Corporate Social Responsibility bisa saja menghasilkan pengaruh yang berbeda dalam kinerja perusahaan. Variabel, Dimensi, Indikator, dan Skala Pengukuran Variabel Praktek CSR (X) Dimensi Indikator Skala Pengukuran Ekonomi Global Reporting Initiative Interval Lingkungan Global Reporting Initiative Interval Tenaga Kerja Global Reporting Initiative Interval Hak Asasi Manusia Global Reporting Initiative Interval Sosial Global Reporting Initiative Interval Produk Global Reporting Initiative Interval Sales Growth Rasio Asset Turnover Rasio Market to Book Ratio Rasio Kinerja Perusahaan (Y) Penjualan Produktivitas Market to Book Ratio 3.2 Variabel Independen Variabel independennya adalah pengungkapan CSR, dengan menggunakan pengukuran Index CSR Majemuk.Disini variabel Independen yang yang berupa CSR(Ekonomi, Lingkungan, Tenaga Kerja, Hak Asasi Manusia, Produk, dan Sosial) diukur secara simultan dan parsial pengaruhnya terhadap variabel dependen Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian 8 terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004 dalam Anggraini, 2006).Menurut Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), menyejahterakan orang (people), tetapi juga dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (Nugroho, 2007). CSR adalah Kebiasaan bisnis sukarela yang secara fundametnal melibatkan kewajiban tambahan dan persyaratan administratif untuk resiko bisnis yang kontra produktif dan akan bertentangan dengan prinsip dan peraturan yang lebih baik ( The Commision to The European Parliament, the Council and The European Economic and The Social Comitee, 2006 ) . Tamam Achda (2007) mengartikan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. CSR tidak lagi berpijak pada praktek single bottom line yang berorientasi pada kinerja keuangan saja, namun dewasa ini CSR juga telah mengacu pada triple bottom line, yang artinya selain berorientasi pada kinerja keuangan, perusahaan juga berorientasi pada aktivitas sosial dan lingkungan.Hal ini diyakini dapat menjamin keberlanjutan jalannya perusahaan.Namun praktek tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial rata-rata masih dilakukan secara sukarela dan bukan bersifat kewajiban.Praktek secara sukarela tersebut yang dalam konteks bisnis hanya untuk mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan para stakeholder yang meliputi pengurangan dampak buruk pada lingkungan, keselamatan dan kenyamanan tempat bekerja yang dilihat dari sisi fisik dan psikologi khususnya hak dan kebebasan pekerja. Suatu checklist telah didesain mencakup kategori-kategori tertentu yang sesuai dengan distribusi data perusahaan-perusahaan di Indonesia (economic, environment, labor practices, human rights, society, dan product responsibility) menurut Global Reporting Initiative (2006) sebagai pedoman pengungkapan laporan sosial perusahaan.Ini menggambarkan upaya transasional untuk memperpanjang kredibilitas pelaporan keuangan pada area tanggung jawab 9 sosial dengan menggunakan standar penyusunan pelaporan yang digunakan secara internasional (Robert dan Koeplin, 2007). Global Reporting Initiative adalah sebuah kerangka pelaporan untuk membuat sustainability reports yang terdiri atas prinsip-prinsip pelaporan, panduan pelaporan dan standard pengungkapan(termasuk di dalamnya indicator kinerja).Elemen-elemen ini dipertimbangkan dengan memiliki kepentingan dan bobot yang sama untuk penilaiannya (GRI Report 2006). Nantinya indikator-indikator CSR tersebut akan dinilai dengan menggunakan variabel Dummy.Cara pemberian kode dummy umumnya menggunakan kategori penilaian yang dinyatakan dengan angka 1 atau 0.Kelompok yang diberi nilai dummy 0 (nol) disebut excluded group, sedangkan kelompok yang diberi nilai dummy 1 disebut included group (Ghozali 2006). Penghitungan indeks checklist pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut : CSR Indeks = 3.3 CSR Indeks = Indeks Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan V = Jumlah item yang diungkapkan perusahaan Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan yang terbagi dalam jangka pendek dan jangka panjang.Kinerja jangka pendek diukur dengan Peningkatan Penjualan(Sales Growth) dan Peningkatan Produktivitas Perusahaan(Asset Turnover), sedangkan kinerja jangka panjang diukur dengan Rasio Nilai Buku Pasar(Market to Book ratio).Dan dari kinerja jangka pendek dan jangka panjang tersebut ditambahkan dan dijadikan kinerja total yang diukur dengan menggunakan Total Performance Dua model dasar telah dibuat untuk menjelaskan pengaruh dari variabel dependen terhadap beberapa variabel independen.Pada model pertama, semua praktek perusahaan diringkas menjadi satu variabel independen.Peningkatan penjualan pada periode 2008-2009 dinyatakan sebagai variabel dependen, yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh praktek CSR.Untuk memperkecil dampak dari kemelencengan pembahasan faktor-faktor tersebut, 10 digunakan variabel kontrol yang menunjukan ukuran perusahaan, dinyatakan dalam total asset, dan jenis industry dimana perusahaan beroperasi. Ukuran perusahaan dan jenis industry sebagai alat untuk menunjukan hasil yang signifikan dari variabilitas, karena ukuran perusahaan dan jenis industry sangat dipengaruhi oleh karakter khusus perusahaan. Model pertama : Y = CSR + Size + Industry + ε Dimana : Y = menunjukan Variable Sales Growth, AssetTurnover, Market to Book Ratio, dan Total Performance CSR = variabel numerik yang menunjukan 6 praktek CSR yang dilakukan oleh perusahaan Sizei;09 = menunjukan total asset yang dimiliki perusahaan sebagai tingkat ukuran perusahaan Industryi;09 = menunjukan sector utama industry dimana perusahaan menjalankan bisnisnya, melalui variabel Dummy Pada model kedua, enam praktek perusahaan ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, HAM, produk, dan sosial dianggap sebagai variabel independen yang terpisah.Selain itu berpengaruh juga terhadap ukuran perusahaan dan industri perusahaan tersebut beroperasi dikendalikan. Y = Eko + Lingk + HAM + NAKER + Prod + Sos + Size + Industry + ε Dimana Eko , Lingk , HAM , NAKERt , Prod; Sos , Size , Industry masing- masing menunjukan praktek Corporate Social Responsibility tentang ekonomi, lingkungan, Hak Asasi Manusia, Ketenagakerjaan, tanggung jawab produk kepada, dan Sosial Peningkatan Penjualan Diukur dengan rumus : Sales Growth(SGRI) = Kemudian Peningkatan Produktivitas diukur dengan : 11 Asset Turnover (ATO) = Sedangkan untuk Rasio nilai buku pasar dapat diukur dengan : Market to Book Ratio (MBR) : 3.4 Sampel Sampel yang dipilih yaitu perusahaan-perusahaan mewakili perusahaan non keuangan di Indonesia dan terdaftar dalam LQ 45.Karena perusahaan-perusahaan tersebut lebih memiliki sumber daya yang memadai dan intensif dalam mengadopsi peraturan tindakan tanggung jawab sosial secara suka rela dan perilaku tanggung jawab sosial secara sukarela pula, jadi kurangnya tindakan atau sedikitnya penggunaan dari peraturan tersebut cenderung menunjukan kesadaran pilihan.Hal itu menjadi sektor aktivitas yang penting di perekonomian Indonesia dan memiliki nilai internasional. Sampel dari Perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan sektor keuangan dan asuransi tidak diikutsertakan karena mereka memiliki operasi perusahaan yang spesifik, informasi dan peraturan yang tertentu, khususnya meng enai isu dan bahasan tentang penelitian ini, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sampel perusahaan-perusahaan non keuangan yang lain. Data yang diambil pada tahun-tahun tersebut karena Undang-Undang Perseroan Terbatas baru dikeluarkan tahun 2007 dengan kriteria : 1. Perusahaan non keuangan yang terdaftar dalam BEI berturut-turut selama tahun 20082009 2. Menyediakan laporan tahunan lengkap baik Annual Report maupun Laporan Keuangan selama tahun 2008-2009 3. Memiliki data yang lengkap tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan 4. Tercantum dalam Index LQ 45 selama periode 2008-2009 3.5 Statistik Deskriptif 12 Statistik Deskripstif digunakan untuk melihat informasi pengungkapan Corporate Social Responsibility yang ada di Indonesia dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), dan pengaruhnya secara simultan dan parsial terhadap kinerja perusahaan tersebut Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik berguna untuk menguji bahwa model regresi linier merupakan model yang baik.Model regresi dikatakan baik apabila terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikolinieritas, autokorelasi dah heterokedastisitas.Untuk itu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari 1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variavle pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil.Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu analisis grafik dan uji statistik.(Ghozali, 2005) Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.Namun demikian hanya dengan melihat histogram dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.Oleh sebab itu disamping uji grafik, harus dilengkapi dengan uji statistik.Uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik non parametrik KS (Kolomogorov Smirnov) .Uji ini dilakukan de ngan membuat hipotesis 2. H0 : Data Residual berdistribusi normal HA : Data Residual tidak berdistribus normal Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Jika Varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut 13 homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.Model Regresi yang baik adalah Homokedastisitas dan tidak terjadi Heterokedastisitas 3. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas(independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.Jika Variabel Independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesame variabel independen sama dengan nol. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan problem autokorelasi. 3.6 Analisis Regresi Metode Analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas pengungkpan Corporate Social Responsibilty atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah menggunakan regresi berganda.Regresi berganda ini digunakan untuk mengukur apakah Variabel independen yang diukur yaitu Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan (Ekonomi, Lingkungan, Hak Asasi Manusia, Tenaga Kerja, Produk, dan Sosial) memiliki pengaruh secara simultan dan parsial terhadap variabel dependen yaitu kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang perusahaan.Dengan menggunakan variabel control berupa ukuran perusahaan dan tipe perusahaan(tipe industry). Model Regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu : Y = CSR + Size + Ind + ε Y = Eko + Lingk + HAM + NAKER + Prod + Sos + Size + Ind + ε Dimana : 14 Y = menggambarkan kinerja perusahaan yang diukur dengan Sales Growth, Asset Turnover, Market to Book Ratio, dan penjumlahan dari ketiga kinerja tersebut yaitu Total Performance CSR = Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan Eko = Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek ekonomi Lingk = Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek lingkungan HAM = Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek hak asasi manusia NAKER = Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek PROD = Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek Produk SOS = Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek Sosial Size = Ukuran Perusahaan IND = Tipe Perusahaan ( Tipe industri) ε 3.7 = tenaga kerja error. Pengujian Hipotesis 3.7.1 Koefisisen Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Niali koefisien determinasi adalah nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Niali yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang(crossection) relative rendah karena ada variasi yang besar antara masing-masing pengamatan (Ghozali,2007) 3.7.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f) 15 Uji statistk F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas dimasukan dalam model yang mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali,2007). Ghozali juga mengatakan bahwa untuk menguji hipotesis ini digunakan statistic F dengan criteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai F lebih besar daripada 4 maka hipotesis awal ditolak pada tingkat kepercayaan 5%. Dengan kata lain hipotesis alternative yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen dapat diterima. 3.7.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji Parsial yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variael independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini pada dasarnya untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen(Ghozali,2007). Uji t-test digunakan untuk menemukan pengaruh paling dominan antara masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5%. 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Deskripsi Variabel Penelitian N Minimum Maximum Mean Std. Deviation SGRI 42 -.91 7.94 .3357 1.27088 ATO 42 -2.57 37.49 8.4707 8.29861 MBR 42 -28.39 1035.05 26.7435 159.47485 CSRI 42 .09 .75 .2206 .09705 SIZE 42 27.98 32.21 30.1102 1.11099 IND 42 .00 1.00 .2857 .45723 Valid N (listwise) 42 Sumber : Data sekunder yang diolah 16 4.2 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian ini menggunakan 2 model dasar yang terbagi menjadi 7 buah model penelitian yang terbagi lagi atas 3 model pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan yaitu Sales Growth (SGRI), Asset turnover (ATO) dan Market to book ratio (MBR). 3 model lainnya adalah pengaruh 6 aspek CSR secara terpisah terhadap 3 jenis kinerja perusahaan Sales Growth (SGRI), Asset turnover (ATO) dan Market to book ratio (MBR). Dan 1 model tambahan pengaruh CSR terhadap kinerja total perusahaan yaitu Total Performance (TP) Uji Normalitas Normalitas SGRI One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 40 a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute .0000000 .41011254 .114 Positive .114 Negative -.086 Kolmogorov-Smirnov Z .722 Asymp. Sig. (2-tailed) .674 a. Test distribution is Normal. 17 Normalitas ATO One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 38 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 3.68183208 Most Extreme Differences Absolute .113 Positive .113 Negative -.065 Kolmogorov-Smirnov Z .696 Asymp. Sig. (2-tailed) .718 Normalitas MBR One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 37 a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute .0000000 1.44761722 .110 Positive .110 Negative -.059 Kolmogorov-Smirnov Z .666 Asymp. Sig. (2-tailed) .767 a. Test distribution is Normal. 18 Normalitas Total Performance One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 37 a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences .0000000 4.13201847 Absolute .112 Positive .112 Negative -.075 Kolmogorov-Smirnov Z .681 Asymp. Sig. (2-tailed) .742 a. Test distribution is Normal. Uji Multikolinieritas Model 1 Variabel Dependen = SGRI Dependen = ATO Dependen = MBR Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF CSR 0.961 1.040 0.944 1.059 0.953 1.049 SIZE 0.969 1.032 0.963 1.039 0.968 1.033 IND 0.968 1.033 0.966 1.035 0.968 1.033 Sumber : Data sekunder yang diolah 19 Uji Multikolinieritas Model 2 Variabel Dependen = SGRI Dependen = ATO Dependen = MBR Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF ECO 0.794 1.259 0.741 1.349 0.781 1.280 LING 0.718 1.392 0.661 1.512 0.702 1.425 HAM 0.791 1.265 0.720 1.389 0.761 1.314 NAKER 0.887 1.127 0.836 1.196 0.865 1.156 PROD 0.751 1.331 0.727 1.376 0.772 1.296 SOS 0.751 1.331 0.698 1.433 0.745 1.342 SIZE 0.808 1.237 0.817 1.224 0.797 1.255 IND 0.869 1.151 0.847 1.181 0.836 1.196 Sumber : Data sekunder yang diolah Uji Heterokedastisitas Model 1 Variabel Dependen = SGRI T Sig. CSR -1.081 0.287 SIZE -1.143 0.261 IND -0.880 0.385 Sumber : Data sekunder yang diolah Dependen = ATO T -1.020 0.105 1.263 Sig. 0.315 0.917 0.215 Dependen = MBR T 1.192 -0.513 -0.521 Sig. 0.242 0.611 0.606 Uji Heterokedastisitas Model 2 Variabel Dependen = SGRI T Sig. ECO -1.565 0.128 LING -0.288 0.775 HAM -0.090 0.929 NAKER 1.733 0.093 PROD -2.025 0.052 SOS -0.207 0.838 SIZE -1.580 0.124 IND -0.774 0.445 Sumber : Data sekunder yang diolah Dependen = ATO T -1.386 -0.300 -0.804 -1.187 0.432 1.236 1.109 1.702 Sig. 0.176 0.766 0.428 0.245 0.669 0.226 0.276 0.099 Dependen = MBR T 1.990 -1.976 -0.773 0.374 0.971 1.601 -1.340 0.378 Sig. 0.056 0.058 0.446 0.711 0.340 0.121 0.191 0.708 20 Uji Autokorelasi Model 1 Var dependen DW Du 4 – Du SGRI Keterangan 1, 837 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi ATO 2, 034 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi MBR 2, 128 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi Sumber : Data sekunder diolah Uji Autokorelasi model 2 Var dependen DW Du 4 – Du SGRI Keterangan 1, 847 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi ATO 2, 278 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi MBR 2, 191 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi Sumber : Data sekunder diolah Hasil Pengujian Hipotesis Model 1 dan 3 Variabel Dependen = SGRI Dependen = ATO Dependen = MBR Dependen = TP T CSR SIZE IND -1.138 -0.134 0.765 Sig. 0.263 0.894 0.449 T 0.747 1.746 2.846 F 0.573 4.811 Sig F 0.636 0.007 2 Adj. R -0.034 0.236 Sumber : Data sekunder yang diolah Sig. 0.460 0.090 0.007 T 2.751 -1.988 1.426 4.335 0.011 0.217 Sig. 0.010 0.055 0.163 T 4.457 0.543 2.492 Sig. 0.000 0.591 0.018 8.537 0.000 0.389 21 Model 2 Variabel Dependen = SGRI T ECO LING HAM NAKER PROD SOS SIZE IND 1.365 -1.050 0.342 -0.052 -0.790 -1.306 -0.276 0.459 Sig. 0.182 0.302 0.734 0.959 0.435 0.201 0.785 0.650 F 0.846 Sig F 0.570 Adj. R2 -0.033 Sumber : Data sekunder diolah Dependen = ATO T 0.095 -0.150 -1.502 -0.704 0.517 2.514 1.758 3.209 2.800 0.020 0.280 Sig. 0.925 0.882 0.144 0.487 0.609 0.018 0.089 0.003 Dependen = MBR T 1.227 1.031 0.185 0.185 1.517 0.359 -2.094 1.525 Sig. 0.230 0.311 0.854 0.854 0.140 0.722 0.045 0.138 1.686 0.146 0.132 Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis di atas menunjukan bahwa H1 yaitu yang diukur dengan Sales Growth dan Asset Turnover(ATO), hanya secara parsial yaitu pada aspek CSR Sosial yang berpengaruh terhadap ATO, sedangkan aspek lain baik secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini sesuai dengan penelitian Lorenzo (2008) bahwa praktek tanggung jawab sosial tidak berpengaruh terhadap Penjualan maupu produktivitas perusahaan (ATO).Sedangkan CSR pada aspek Sosial yang berpengaruh terhadap Kinerja jangka pendek(ATO) sesuai dengan penelitian Turban dan Greening (1996) yang menegaskan bahwa kinerja sosial dalam tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh kuat terhadap keunggulan kompetitif perusahaan. Hal ini menandakan bahwa pengungkapan CSR aspek sosial memberikan pengaruh yang dominan terhadap peningkatan kinerja perusahaan di Indonesia,terutama perusahaan yang termasuk dalam jajaran LQ 45. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis H2 yaitu Terdapat Hubungan Positif Antara pengungkapan CSR secara Simultan dan Parsial Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan.Hanya pengungkapan CSR secara simultan yang berpengaruh terhadap MBR.Hal ini berbeda dengan penelitian terdahulu oleh Lorenzo (2008) yang menyatakan sama sekali tidak ada hubungan antara pengungkapan CSR dengan MBR.Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi pasar yang ada di Spanyol (tempat objek penelitian) dengan Indonesia.Di sana CSR 22 bukanlah suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap pasar, sehingga Investor tidak mempertimbangkannya.Sedangkan di Indonesia sesuai dengan penelitian Anggraini (2006) yang menyatakan investor lebih tertarik dengan informasi sosial tahunan perusahaan. Sedangkan secara parsial sama sekali tidak ada pengaruh terhadap MBR.Hal ini menguatkan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa aspek sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang meningkatkan nilai pasar.Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi pengungkapan CSR maka akan semakin tinggi pula kinerja jangka panjang perusahaan. Pada pengujian hipotesis ketiga H3 Terdapat Hubungan Posisif Antara pengungkapan CSR Terhadap Kinerja Total Perusahaan yang diukur dengan total performance yaitu menambahkan semua kinerja jangka pendek dan jangka panjang menunjukan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap total performance. Hal ini sesuai dengan penelitian Dahlia dan Veronica (2008) yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh posisitf terhadap kinerja perusahaan. Hal ini meenunjukan bahwa semakin tinggi pengungkapan CSR oleh perusahaan maka akan semakin tinggi pula kinerja total yang ditunjukan oleh perusahaan di Indonesia. Pengaruh Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan sesuai dengan penelitian Sembiring (2008) yang mengatakan bahwa total aktiva sebagai indikator perusahaan mempengaruhi tujuan utama perusahaan yaitu kinerja keuangan.Semakin besar asset yang dimiliki perusahaan akan semakin besar pengaruhnya terhadap kinjerja perusahaan di Indoensia 23 DAFTAR PUSTAKA Achda, Tamam.2007.Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Official Website Perusahaan.Sephyaningrum.blogspot.com.diakses 3 Maret 2011. Anggraini, Fr. R. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26 Agustus. Aupperle, K., Carroll, A. dan Hatfield, J. (1985), “An empirical examination of the relationship between corporate social responsibility and profitability”, Academy of Management Journal, Vol. 28 No. 2 Barkemeyer, Ralf. 2007. “Legitimacy as a Key Driver and Determinant of CSR in Developing Countries”. Paper for the 2007 Marie Curie Summer School on Earth System Governance, 28 May – 06 June 2007, Amsterdam. Chand, M. dan Fraser, S. (2006), “The relationship between corporate social performance and corporate financial performance: industry type as a boundary condition”, The Business Review, Vol. 5 No. 1 Carroll, A.B. (1979), “A three-dimensional conceptual model of corporate performance”, The Academy of Management Review, Vol. 4 No. 4 Dahlia, L. dan Siregar, V. S. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006). Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. Davis, K. (1973), “The case for and against business assumption of social responsibilities”, Academy of Management Journal, Vol. 16 Eipstein, Marc J. dan Martin Freedman. 1994. Sosial Disclosure and the Individual Investor. Accounting, Auditing and Accountability Journal Friedman, M. (1970), “The corporate social responsibility is to increase its profits”, New York Times Magazine, September 13 Freeman. 2004. Stakeholder Theory and “The Corporate Objective Revisited”.Organization Science.Vol.15 no.3 Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang 24 Ghozali, Imam dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang Gray,Rob,Reza Kouhy dan Simon Laver .1995. Corporate Social and Enviromental Reporting. www.emeraldinsight.com. diakses 2 Mei 2011 GRI. 2006. G3 Sustainability Reporting guidelines : Global Reporting Initiative. http://www.globalreporting.org Jamali, D. dan Mirshak, R. (2006), “Corporate social responsibility (CSR): theory and practice in developing country context”, Journal of Business Ethics, Vol. 72 Januarti, Indira dan Apriyanti, Dini, 2005. “Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan, ” Jurnal MAKSI. Vol 5 No.2 Agustus Kumpulan artikel CSR.2007.www.usahakecil.com/pengertian csr ; sumber dari kesimpulan beberapa artikel CSR.diakses 20 Desember 2010 Lopez, M.V., Garcı´a, A. dan Rodrı´guez, L. (2007), “Sustainable development and corporate performance: a study based on the Dow Jones Sustainability Index”, Journal of Business Ethics, Vol. 75 McWilliams, A. dan Siegel, D. (2001), “Corporate social responsibility: a theory of the firm perspective”, Academy of Management Journal, Vol. 26 Lorenzo, Jose MP,Isabel Galego dkk.2008.Social Responsibility in Spain Practices and Motivation in Firms.www.Emeraldinsight.com Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pava, M.L. dan Krausz, J. (1996), “The association between corporate social responsibility and financial performance: the paradox of social cost”, Journal of Business Ethics, Vol. 15 Preston, L.E. dan O’Bannon, D.P. (1997), “The corporate social-financial performance relationship: a typology and analysis”, Business and Society, Vol. 36 No. 4 Reinhard Steuer ,Markus Langer dkk.2005.Corporations, Stakeholders and Sustainable Development I: A Theoretical Exploration of Business–Society Relations Roberts, D.H. dan Koeplin, J.P. (2007), “Sustainability reporting practices in Portugal:greenwashing or triple bottom line?”, International Business and Economic Research Journal, Vol. 6 No. 9 25 Riahi-Belkaoiu, A. 2003. “Intellectual capital and firm performance of US multinational firms: a study of the resource-based and stakeholder views”. Sembiring, Seniwati. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti di Bursa Efek Jakarta.Tesis Universitas Sumatra Utara.Medan The Commision to The European Parliament, the Council and The European Economic and The Social Comitee, 2006 implementing the partnership for growth and jobs : Europe a pool of Exellence on Corporate Social Responsibility Tilt, C.A. (2001), “The content and disclosure of Australian corporate environmental policies”, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 14 No. 2 Tilling, V Mathew.2004. Refinements to Legitimacy Theory in Social and Environmental Accounting. COMMERCE RESEARCH PAPER SERIES NO. 046 ISSN: 1441-3906 Waddock, S.A. dan Graves, S.B. (1997), “The corporate social performance-financial performance link”, Strategic Management Journal, Vol. 18 No. 4