pengaruh corporate social responsibility terhadap

advertisement
1
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
I Dewa Ketut Yudyadana Ajilaksana
Dr. Endang Kiswara,SE, M.Si, Akt
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of Corporate Social Responsibility (CSR)
simultaneously and partial (every aspect of CSR) on corporate financial performance (increased
sales, increased productivity, and the ratio of book value of the market). In this study the
performance of the company are divided into short-term performance and long-term
performance.For short-term performance is measured by an increase in sales Sales Growth
(SGRI) and also increase productivity measured by asset turnover (ATO), while for long-term
performance of the market and the ratio book value is measured by Market To Book Ratio
(MBR). Independent variables used in this study is the performance of Corporate Social
Responsibility, while the dependent variable is the Sales Growth, Asset Turnover, and Market to
Book Ratio
The samples were manufacturing firms and non-financial listed in Indonesia Stock
Exchange (IDX) and also entered the ranks of companies with LQ 45 year study period 20082009. Data collected by the method of documentary and book study. The samples used were 21
companies each year. This study uses linear regression to analyze data.
The results showed that most Corporate Social Responsibility is the social aspect has a
positive and significant impact on asset turnover (ATO). CSR simultaneously affects only longterm performance of the Market to Book Ratio.
Key words :
Corporate Social Responsibility, Sales, productivity, and the ratio of book value
of the market, LQ 45
2
1
PENDAHULUAN
Dewasa ini, pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja keuangan
suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Eipstein dan Freedman (1994), menemukan
bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan
tahunan. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek
sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus. Sarana tersebut dikenal dengan nama laporan
keberlanjutan atau sustainability reporting.
Sustainability reporting adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya
akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada
stakeholder internal maupun eksternal.Sustainability Report/Laporan berkelanjutan merupakan
sinonim atau istilah lain yang menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan
dan sosial, misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain
sebagainya (GRI Reports ,2006)
Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bentuk bentuk sustainability
reporting yang memberikan keterangan tentang berbagai aspek-aspek perusahaan mulai dari
aspek sosial, lingkungan dan keuangan sekaligus yang tidak dapat dijelaskan secara tersirat oleh
suatu laporan keuangan perusahaan saja.Lebih jauh, dalam Corporate Social Responsibility yang
diungkapkan, perusahaan dalam menjelaskan tentang aspek Ekonomi, Lingkungan, Tenaga
Kerja, Hak asasi manusia, Sosial, dan Tanggung jawab Produk
Namun dalam lingkup pembahasan Corporate Social Responsibility, terdapat beberapa
teori dan pendekatan yang berbeda, dimana penelitian-penelitian tersebut sangat rumit dan dalam
beberapa kasus sangat kontradiksi, yang digunakan untuk menjelaskan motivasi perusahaan yang
mengarah pada sustainability behavior (Chand dan Fraser, 2006).
Terdapat dua model yang memperdebatkan tentang Corporate Social Responsibility,
yaitu model Neoklasik Ekonomi dan model Filosofi Moral.Pada Neoklasik ekonomi
menganggap bahwa terdapat hubungan yang negatif antara Corporate Social Responsibility
dengan kinerja perusahaan karena ada keterbatasan biaya.Dan model Filosofi moral menjelaskan
tidak terdapat hubungan antara Corporate Social Responsibility dan kinerja perusahaan karena
tanggung jawab perusahaan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif
perusahaan saja tapi juga kesejahteraan sosial.Pada akhirnya model hibrid yang berdasarkan
fakta
yang
ada,
menjelaskan
bahwa
suatu
perusahaan
atau
organisasi
harus
3
mengimplementasikan aktivitas strategi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan para
stakeholder, agar perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih besar pada tarif yang
minimum.Dan aktivitas srtategi tersebut adalah Corporate Social Responsibility.
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori Stakeholder
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang
secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik
yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan
masyarakat dan lingkungan,
serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam
pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai
(value) secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. (Freeman dkk
., 2004)
Teori Stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya
(pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak
lain).Dengan demikian keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chairiri, 2007).
Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap
lebih powerfull.Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan
dalam
mengungkapkan
dan/tidak
mengungkapkan
suatu
informasi
dalam
laporan
keuangan.Dalam pandangan teori stakeholder, perusahaan memiliki stakeholders, bukan
shareholder (Belkaoui, 2003). Kelompok-kelompok stake tersebut menurut mereka meliputi
pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, dan masyarakat
Para Stakeholder pada dasarnya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pemakaian
sumber daya ekonomi yang ada di perusahaan. Oleh karena itu , “ketika stakeholder
mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan beraksi
dengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder” (Ullman 1982 dalam Ghozali dan
Chairiri, 2007). Perusahaan melakukan wawancara terhadap para stakeholder untuk mengetahui
keinginan-keinginan stakeholder dan menyusun startegi perusahaan untuk memuaskannya.
4
Corporate Social Responsibility
merupakan strategi perusahaan untuk memuaskan
keinginan para stakeholder,makin baik pengungkapan Corporate Social Responsibility yang
dilakukan perusahaan maka stakeholder akan makin terpuaskan dan akan memberikan dukungan
penuh kepada perusahaan atas segala aktivitasnya yang bertujuan untuk menaikan kinerja dan
mencapai laba.
2.2
Teori Legitimasi
Teori
lain
yang melandasi
Coroporate Social
Responsibility
adalah Teori
Legitimasi.Teori legitimasi dan teori stakeholder merupakan perspektif teori yang berada dalam
kerangka teori ekonomi politik.Karena pengaruh masyarakat luas dapat menentukan alokasi
sumber keuangan dan sumber ekonomi lainnya, perusahaan cenderung menggunakan kinerja
berbasis lingkungan dan pengungkapan informasi lingkungan untuk membenarkan atau
melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat(Gray dkk, 1995).
Barkemeyer (2007) mengungkapkan bahwa penjelasan tentang kekuatan teori
legitimasi organisasi dalam kontenks tanggung jawab sosial perusahaan di negara berkembang
terdapat dua hal; pertama, kapabilitas untuk menempatkan motif maksimalisasi keuntungan
membuat gambaran lebih jelas tentang motivasi perusahaan memperbesar tanggung jawab
sosialnya. Kedua, legitimasi organisasi dapat untuk memasukkan faktor budaya yang membentuk
tekanan institusi yang berbeda dalam konteks yang berbeda.
Legitimasi dapat memberikan mekanisme yang kuat untuk memahami pengungkapan
sukarela untuk lingkungan dan sosial yang dilakukan oleh perusahaan,dan pemahaman ini yang
nantinya akan mengarah ke debat public yang kritis,lebih jauh lagi teori legitimasi menunjukan
kepada peneliti dan masyarakat luas jalan untuk lebih peka terhadap isi pengungkapan
perusahaan.(Villing, 2004).
Praktek Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk
menyelaraskan diri dengan norma masyarakat.Dengan adanya pengungkapan Corporate Social
Responsibility
yang baik, maka diharapkan perusahaan akan mendapat legitimasi dari
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kinerja yang bertujuan untuk pencapaian keuntungan
perusahaan.
5
2.3
Perumusan Hipotesis
Beberapa penulis seperti Davis (1973) menyarankan bahwa dengan mempraktekan
tanggung jawab secara sukarela membuat perusahaan akan mendapatkan keunggulan dari
pesaing-pesaingnya dalam sisi kompetitif dalam jangka pendek seperti peningkatan dalam
produktivitas seperti mengembangkan kemampuannya untuk menarik sumber daya manusia
dalam jumlah yang besar, keuntungan penjualan karena pembeli mungkin sangat sensitif
terhadap isu-isu sosial dan mengurangi biaya yang diharapkan dapat memperngaruhi hubungan
dengan kreditur maupun supplier yang potensial.
Jadi makin baik perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka
akan terbangun image perusahaan yang baik di mata konsumen.Konsumen akan mempunyai
pandangan yang bagus karena perusahaan telah memperlihatkan kepentingan umum,dengan
demikian konsumen tidak keberatan menggunakan produk tersebut.Semakin banyak konsumen
mennggunakan produk,maka akan meningkatkan penjualan perusahaan.
Dengan demikian hipotesis yang digunakan adalah :
H1 : Terdapat hubungan Positif antara aspek pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan yaitu ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, tenaga kerja, sosial,
dan produk terhadap kinerja perusahaan jangka Pendek
Dampak dari praktek sosial dalam nilai pasar mungkin tidak lebih penting
dibandingkan dengan pendapatan saat ini karena kenyataanya cukup sulit untuk memberikan
manfaat yang cukup dari tanggung jawab organisasi saat manfaat potensial sangat
memungkinkan dalam jangka panjang
CSR merupakan wujud aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya pendek dan
jangka panjang, perusahaan harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan
fakor keuangan, tetapi juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan. Berdasarkan
hal tersebut, maka tanggung jawab sosial perusahaan berhubungan erat dengan pembangunan
6
berkelanjutan.Dan pembangunan berkelanjutan tersebut memiliki dampak jangka panjang pada
perusahaan.
Jadi makin baik perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan,maka investor akan mengetahui bahwa perusahaan tersebut peduli terhadap
lingkungan, dan untuk jangka waktu ke depan kondisi perusahaan akan menjadi lebih baik
berkaitan dengan isu-isu lingkungan,dan bersedia menambah investasinya sehingga membuat
nilai pasar perusahaan menjadi lebih baik.Begitu juga sebaliknya
Sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa semua terlibat dalam
pengungkapan kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang digunakan adalah :
H2:
Terdapat hubungan positif antara aspek pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan yaitu ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, tenaga kerja, sosial,
dan produk terhadap kinerja perusahaan jangka Panjang
Aspek lain yang juga cukup menarik adalah dampak dari pengklasifikasian tiap praktek
sosial dalam kinerja perusahaan.Pava dan Krauss (1996) menegaskan bahwa Definisi Drucker
tentang Corporate Social Responsibility (Drucker, 1989) juga menggaris bawahi adanya dua
jenis tindakan tanggung jawab sosial, dimana tindakan yang satu mengarah pada naiknya kinerja
perusahaan, dan tindakan yang satu tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan.
Tinjauan Pustaka yang dilakukan oleh Pava dan Krauss (1996) memungkinkan peneliti
menegaskan bahwa tanggung jawab atas aktivitas lingkungan, tenaga kerja, hubungan dengan
konsumen dan kualitas produk berhubungan erat dengan kinerja keuangan, namun tanggung
jawab tersebut tidak tidak saling terkait dengan tanggung jawab CSR yang lain.
Lebih jauh, pada penelitian sebelumnya menunjukan praktek Corporate Social
Responsibility dengan index reputasi atau dengan mengelompokan semua tanggung jawab
bersama-sama dalam satu penilaian akan menyulitkan untuk memperkirakan dampak
yang
terdapat dalam kinerja ekonomi.
Untuk itu, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3:
Terdapat hubungan positif antara aspek pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap total kinerja perusahaan baik jangka pendek maupun jangka
panjang
7
3
METODE PENELITIAN
3.1
Definisi Operasional Variabel
Penelitian menggunakan pengklasifikasian dan penilaian data yang sesuai dengan GRI
(Global Reporting Initiative) tahun 2006.Dependen Variabel, praktek Corporate Social
Responsibility bisa saja menghasilkan pengaruh yang berbeda dalam kinerja perusahaan.
Variabel, Dimensi, Indikator, dan Skala Pengukuran
Variabel
Praktek CSR (X)
Dimensi
Indikator
Skala Pengukuran
Ekonomi
Global Reporting Initiative
Interval
Lingkungan
Global Reporting Initiative
Interval
Tenaga Kerja
Global Reporting Initiative
Interval
Hak Asasi Manusia
Global Reporting Initiative
Interval
Sosial
Global Reporting Initiative
Interval
Produk
Global Reporting Initiative
Interval
Sales Growth
Rasio
Asset Turnover
Rasio
Market to Book Ratio
Rasio
Kinerja Perusahaan (Y) Penjualan
Produktivitas
Market to Book Ratio
3.2
Variabel Independen
Variabel independennya adalah pengungkapan CSR, dengan
menggunakan
pengukuran Index CSR Majemuk.Disini variabel Independen yang yang berupa CSR(Ekonomi,
Lingkungan, Tenaga Kerja, Hak Asasi Manusia, Produk, dan Sosial) diukur secara simultan dan
parsial pengaruhnya terhadap variabel dependen
Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian
8
terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang
melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum (Darwin,
2004 dalam Anggraini,
2006).Menurut Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit,
people,
planet),
yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit),
menyejahterakan orang (people),
tetapi juga
dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (Nugroho,
2007).
CSR adalah Kebiasaan bisnis sukarela yang secara fundametnal melibatkan kewajiban
tambahan dan persyaratan administratif untuk resiko bisnis yang kontra produktif dan akan
bertentangan dengan prinsip dan peraturan yang lebih baik ( The Commision to The European
Parliament, the Council and The European Economic and The Social Comitee, 2006 ) .
Tamam Achda (2007)
mengartikan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk
mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan
serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
CSR tidak lagi berpijak pada praktek single bottom line yang berorientasi pada kinerja
keuangan saja, namun dewasa ini CSR juga telah mengacu pada triple bottom line, yang artinya
selain berorientasi pada kinerja keuangan, perusahaan juga berorientasi pada aktivitas sosial dan
lingkungan.Hal ini diyakini dapat menjamin keberlanjutan jalannya perusahaan.Namun praktek
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial rata-rata masih dilakukan secara sukarela
dan bukan bersifat kewajiban.Praktek secara sukarela tersebut yang dalam konteks bisnis hanya
untuk mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan para stakeholder yang meliputi pengurangan
dampak buruk pada lingkungan, keselamatan dan kenyamanan tempat bekerja yang dilihat dari
sisi fisik dan psikologi khususnya hak dan kebebasan pekerja.
Suatu checklist telah didesain mencakup kategori-kategori tertentu yang sesuai dengan
distribusi data perusahaan-perusahaan di Indonesia (economic, environment, labor practices,
human rights, society, dan product responsibility) menurut Global Reporting Initiative (2006)
sebagai pedoman pengungkapan laporan sosial perusahaan.Ini menggambarkan upaya
transasional untuk memperpanjang kredibilitas pelaporan keuangan pada area tanggung jawab
9
sosial dengan menggunakan standar penyusunan pelaporan yang digunakan secara internasional
(Robert dan Koeplin, 2007).
Global Reporting Initiative adalah sebuah kerangka pelaporan untuk membuat
sustainability reports yang terdiri atas prinsip-prinsip pelaporan, panduan pelaporan dan standard
pengungkapan(termasuk di dalamnya indicator kinerja).Elemen-elemen ini dipertimbangkan
dengan memiliki kepentingan dan bobot yang sama untuk penilaiannya (GRI Report 2006).
Nantinya indikator-indikator CSR tersebut akan dinilai dengan menggunakan variabel
Dummy.Cara pemberian kode dummy umumnya menggunakan kategori penilaian yang
dinyatakan dengan angka 1 atau 0.Kelompok yang diberi nilai dummy 0 (nol) disebut excluded
group, sedangkan kelompok yang diberi nilai dummy 1 disebut included group (Ghozali 2006).
Penghitungan indeks checklist pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah
sebagai berikut :
CSR Indeks =
3.3
CSR Indeks
= Indeks Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
V
= Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan
yang terbagi dalam jangka pendek dan jangka panjang.Kinerja jangka pendek diukur dengan
Peningkatan Penjualan(Sales Growth) dan Peningkatan Produktivitas Perusahaan(Asset
Turnover), sedangkan kinerja jangka panjang diukur dengan Rasio Nilai Buku Pasar(Market to
Book ratio).Dan dari kinerja jangka pendek dan jangka panjang tersebut ditambahkan dan
dijadikan kinerja total yang diukur dengan menggunakan Total Performance
Dua model dasar telah dibuat untuk menjelaskan pengaruh dari variabel dependen
terhadap beberapa variabel independen.Pada model pertama, semua praktek perusahaan
diringkas menjadi satu variabel independen.Peningkatan penjualan pada periode 2008-2009
dinyatakan sebagai variabel dependen, yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh praktek
CSR.Untuk memperkecil dampak dari kemelencengan pembahasan faktor-faktor tersebut,
10
digunakan variabel kontrol yang menunjukan ukuran perusahaan, dinyatakan dalam total asset,
dan jenis industry dimana perusahaan beroperasi. Ukuran perusahaan dan jenis industry sebagai
alat untuk menunjukan hasil yang signifikan dari variabilitas, karena ukuran perusahaan dan
jenis industry sangat dipengaruhi oleh karakter khusus perusahaan.
Model pertama :
Y = CSR + Size + Industry + ε
Dimana :
Y
= menunjukan Variable Sales Growth, AssetTurnover, Market to
Book Ratio, dan Total Performance
CSR
= variabel numerik yang menunjukan 6 praktek CSR yang
dilakukan oleh perusahaan
Sizei;09
= menunjukan total asset yang dimiliki perusahaan sebagai tingkat
ukuran perusahaan
Industryi;09
= menunjukan sector utama industry dimana perusahaan
menjalankan bisnisnya, melalui variabel Dummy
Pada model kedua, enam praktek perusahaan ekonomi, lingkungan, tenaga kerja,
HAM, produk, dan sosial dianggap sebagai variabel independen yang terpisah.Selain itu
berpengaruh juga terhadap ukuran perusahaan dan industri perusahaan tersebut beroperasi
dikendalikan.
Y
= Eko + Lingk + HAM + NAKER + Prod + Sos + Size +
Industry + ε
Dimana Eko , Lingk , HAM , NAKERt , Prod; Sos ,
Size ,
Industry masing-
masing menunjukan praktek Corporate Social Responsibility tentang ekonomi, lingkungan, Hak
Asasi Manusia, Ketenagakerjaan, tanggung jawab produk kepada, dan Sosial
Peningkatan Penjualan Diukur dengan rumus :
Sales Growth(SGRI) =
Kemudian Peningkatan Produktivitas diukur dengan :
11
Asset Turnover (ATO) =
Sedangkan untuk Rasio nilai buku pasar dapat diukur dengan :
Market to Book Ratio (MBR) :
3.4
Sampel
Sampel yang dipilih yaitu perusahaan-perusahaan mewakili perusahaan non keuangan
di Indonesia dan terdaftar dalam LQ 45.Karena perusahaan-perusahaan tersebut lebih memiliki
sumber daya yang memadai dan intensif dalam mengadopsi peraturan tindakan tanggung jawab
sosial secara suka rela dan perilaku tanggung jawab sosial secara sukarela pula, jadi kurangnya
tindakan atau sedikitnya penggunaan dari peraturan tersebut cenderung menunjukan kesadaran
pilihan.Hal itu menjadi sektor aktivitas yang penting di perekonomian Indonesia dan memiliki
nilai internasional.
Sampel dari Perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan sektor keuangan dan
asuransi tidak diikutsertakan karena mereka memiliki operasi perusahaan yang spesifik,
informasi dan peraturan yang tertentu, khususnya meng enai isu dan bahasan tentang penelitian
ini, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sampel perusahaan-perusahaan non keuangan yang
lain.
Data yang diambil pada tahun-tahun tersebut karena Undang-Undang Perseroan
Terbatas baru dikeluarkan tahun 2007 dengan kriteria :
1. Perusahaan non keuangan yang terdaftar dalam BEI berturut-turut selama tahun 20082009
2. Menyediakan laporan tahunan lengkap baik Annual Report maupun Laporan
Keuangan selama tahun 2008-2009
3. Memiliki data yang lengkap tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
4. Tercantum dalam Index LQ 45 selama periode 2008-2009
3.5
Statistik Deskriptif
12
Statistik Deskripstif digunakan untuk melihat informasi pengungkapan Corporate Social
Responsibility yang ada di Indonesia dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), dan
pengaruhnya secara simultan dan parsial terhadap kinerja perusahaan tersebut
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik berguna untuk menguji bahwa model regresi linier merupakan
model yang baik.Model regresi dikatakan baik apabila terdistribusi secara normal, tidak
mengandung multikolinieritas, autokorelasi dah heterokedastisitas.Untuk itu perlu
dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari
1.
Uji Normalitas
Uji Normalitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi variavle
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.seperti diketahui bahwa uji t
dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.kalau
asumsi ini dilanggar, maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sample
kecil.Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu analisis grafik dan uji statistik.(Ghozali, 2005)
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan grafik
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal.Namun demikian hanya dengan melihat histogram
dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.Oleh sebab itu
disamping uji grafik, harus dilengkapi dengan uji statistik.Uji statistik yang
digunakan yaitu uji statistik non parametrik KS (Kolomogorov Smirnov) .Uji ini
dilakukan de ngan membuat hipotesis
2.
H0
: Data Residual berdistribusi normal
HA
: Data Residual tidak berdistribus normal
Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Jika
Varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
13
homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.Model Regresi yang
baik adalah Homokedastisitas dan tidak terjadi Heterokedastisitas
3.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas(independen).Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.Jika Variabel
Independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesame variabel
independen sama dengan nol.
4.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan problem autokorelasi.
3.6
Analisis Regresi
Metode Analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas pengungkpan Corporate
Social Responsibilty atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah menggunakan regresi
berganda.Regresi berganda ini digunakan untuk mengukur apakah Variabel independen yang
diukur yaitu Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan (Ekonomi,
Lingkungan, Hak Asasi Manusia, Tenaga Kerja, Produk, dan Sosial) memiliki pengaruh
secara simultan dan parsial terhadap variabel dependen yaitu kinerja jangka pendek dan kinerja
jangka panjang perusahaan.Dengan menggunakan variabel control berupa ukuran perusahaan
dan tipe perusahaan(tipe industry).
Model Regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu :
Y = CSR + Size + Ind + ε
Y = Eko + Lingk + HAM + NAKER + Prod + Sos + Size + Ind + ε
Dimana :
14
Y
=
menggambarkan kinerja perusahaan yang diukur dengan Sales Growth,
Asset Turnover, Market to Book Ratio, dan penjumlahan dari ketiga
kinerja tersebut yaitu Total Performance
CSR
=
Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Eko
=
Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek ekonomi
Lingk
=
Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek lingkungan
HAM
=
Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek hak asasi
manusia
NAKER =
Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek
PROD
=
Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek Produk
SOS
=
Pengungkapan tanggung Jawab Sosial Perusahaan aspek Sosial
Size
=
Ukuran Perusahaan
IND
=
Tipe Perusahaan ( Tipe industri)
ε
3.7
=
tenaga kerja
error.
Pengujian Hipotesis
3.7.1 Koefisisen Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen.Niali koefisien determinasi adalah nol dan
satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Niali yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang(crossection) relative
rendah karena ada variasi yang besar antara masing-masing pengamatan (Ghozali,2007)
3.7.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f)
15
Uji statistk F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas
dimasukan dalam model yang mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat (Ghozali,2007). Ghozali juga mengatakan bahwa untuk menguji hipotesis ini
digunakan statistic F dengan criteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai F lebih besar
daripada 4 maka hipotesis awal ditolak pada tingkat kepercayaan 5%. Dengan kata lain hipotesis
alternative yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen dapat diterima.
3.7.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji Parsial yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variael independen terhadap variabel
dependen. Uji t-test ini pada dasarnya untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen
secara
individual
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen(Ghozali,2007). Uji t-test digunakan untuk menemukan pengaruh paling dominan
antara masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen dengan tingkat
signifikansi 5%.
4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Statistik Deskriptif
Deskripsi Variabel Penelitian
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
SGRI
42
-.91
7.94
.3357
1.27088
ATO
42
-2.57
37.49
8.4707
8.29861
MBR
42
-28.39
1035.05
26.7435
159.47485
CSRI
42
.09
.75
.2206
.09705
SIZE
42
27.98
32.21
30.1102
1.11099
IND
42
.00
1.00
.2857
.45723
Valid N (listwise)
42
Sumber : Data sekunder yang diolah
16
4.2
Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan 2 model dasar yang terbagi menjadi 7 buah model penelitian yang
terbagi lagi atas 3 model pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan yaitu Sales Growth (SGRI),
Asset turnover (ATO) dan Market to book ratio (MBR). 3 model lainnya adalah pengaruh 6
aspek CSR secara terpisah terhadap 3 jenis kinerja perusahaan Sales Growth (SGRI), Asset
turnover (ATO) dan Market to book ratio (MBR). Dan 1 model tambahan pengaruh CSR
terhadap kinerja total perusahaan yaitu Total Performance (TP)
Uji Normalitas
Normalitas SGRI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters
40
a
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
.0000000
.41011254
.114
Positive
.114
Negative
-.086
Kolmogorov-Smirnov Z
.722
Asymp. Sig. (2-tailed)
.674
a. Test distribution is Normal.
17
Normalitas ATO
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
38
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation
3.68183208
Most Extreme Differences Absolute
.113
Positive
.113
Negative
-.065
Kolmogorov-Smirnov Z
.696
Asymp. Sig. (2-tailed)
.718
Normalitas MBR
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters
37
a
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
.0000000
1.44761722
.110
Positive
.110
Negative
-.059
Kolmogorov-Smirnov Z
.666
Asymp. Sig. (2-tailed)
.767
a. Test distribution is Normal.
18
Normalitas Total Performance
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
37
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
4.13201847
Absolute
.112
Positive
.112
Negative
-.075
Kolmogorov-Smirnov Z
.681
Asymp. Sig. (2-tailed)
.742
a. Test distribution is Normal.
Uji Multikolinieritas Model 1
Variabel
Dependen = SGRI
Dependen = ATO
Dependen = MBR
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
CSR
0.961
1.040
0.944
1.059
0.953
1.049
SIZE
0.969
1.032
0.963
1.039
0.968
1.033
IND
0.968
1.033
0.966
1.035
0.968
1.033
Sumber : Data sekunder yang diolah
19
Uji Multikolinieritas Model 2
Variabel
Dependen = SGRI
Dependen = ATO
Dependen = MBR
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
ECO
0.794
1.259
0.741
1.349
0.781
1.280
LING
0.718
1.392
0.661
1.512
0.702
1.425
HAM
0.791
1.265
0.720
1.389
0.761
1.314
NAKER
0.887
1.127
0.836
1.196
0.865
1.156
PROD
0.751
1.331
0.727
1.376
0.772
1.296
SOS
0.751
1.331
0.698
1.433
0.745
1.342
SIZE
0.808
1.237
0.817
1.224
0.797
1.255
IND
0.869
1.151
0.847
1.181
0.836
1.196
Sumber : Data sekunder yang diolah
Uji Heterokedastisitas Model 1
Variabel
Dependen = SGRI
T
Sig.
CSR
-1.081
0.287
SIZE
-1.143
0.261
IND
-0.880
0.385
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dependen = ATO
T
-1.020
0.105
1.263
Sig.
0.315
0.917
0.215
Dependen = MBR
T
1.192
-0.513
-0.521
Sig.
0.242
0.611
0.606
Uji Heterokedastisitas Model 2
Variabel
Dependen = SGRI
T
Sig.
ECO
-1.565
0.128
LING
-0.288
0.775
HAM
-0.090
0.929
NAKER
1.733
0.093
PROD
-2.025
0.052
SOS
-0.207
0.838
SIZE
-1.580
0.124
IND
-0.774
0.445
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dependen = ATO
T
-1.386
-0.300
-0.804
-1.187
0.432
1.236
1.109
1.702
Sig.
0.176
0.766
0.428
0.245
0.669
0.226
0.276
0.099
Dependen = MBR
T
1.990
-1.976
-0.773
0.374
0.971
1.601
-1.340
0.378
Sig.
0.056
0.058
0.446
0.711
0.340
0.121
0.191
0.708
20
Uji Autokorelasi Model 1
Var dependen DW
Du 4 – Du
SGRI
Keterangan
1, 837 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi
ATO
2, 034 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi
MBR
2, 128 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi
Sumber : Data sekunder diolah
Uji Autokorelasi model 2
Var dependen DW
Du 4 – Du
SGRI
Keterangan
1, 847 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi
ATO
2, 278 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi
MBR
2, 191 1, 72 2, 28 Bebas autokorelasi
Sumber : Data sekunder diolah
Hasil Pengujian Hipotesis
Model 1 dan 3
Variabel Dependen = SGRI Dependen = ATO Dependen = MBR Dependen = TP
T
CSR
SIZE
IND
-1.138
-0.134
0.765
Sig.
0.263
0.894
0.449
T
0.747
1.746
2.846
F
0.573
4.811
Sig F
0.636
0.007
2
Adj. R
-0.034
0.236
Sumber : Data sekunder yang diolah
Sig.
0.460
0.090
0.007
T
2.751
-1.988
1.426
4.335
0.011
0.217
Sig.
0.010
0.055
0.163
T
4.457
0.543
2.492
Sig.
0.000
0.591
0.018
8.537
0.000
0.389
21
Model 2
Variabel
Dependen = SGRI
T
ECO
LING
HAM
NAKER
PROD
SOS
SIZE
IND
1.365
-1.050
0.342
-0.052
-0.790
-1.306
-0.276
0.459
Sig.
0.182
0.302
0.734
0.959
0.435
0.201
0.785
0.650
F
0.846
Sig F
0.570
Adj. R2
-0.033
Sumber : Data sekunder diolah
Dependen = ATO
T
0.095
-0.150
-1.502
-0.704
0.517
2.514
1.758
3.209
2.800
0.020
0.280
Sig.
0.925
0.882
0.144
0.487
0.609
0.018
0.089
0.003
Dependen = MBR
T
1.227
1.031
0.185
0.185
1.517
0.359
-2.094
1.525
Sig.
0.230
0.311
0.854
0.854
0.140
0.722
0.045
0.138
1.686
0.146
0.132
Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis di atas menunjukan bahwa H1 yaitu
yang diukur dengan Sales Growth dan Asset Turnover(ATO), hanya secara parsial yaitu pada
aspek CSR Sosial yang berpengaruh terhadap ATO, sedangkan aspek lain baik secara simultan
maupun parsial tidak berpengaruh sama sekali.
Hal ini sesuai dengan penelitian Lorenzo (2008) bahwa praktek tanggung jawab sosial
tidak berpengaruh terhadap Penjualan maupu produktivitas perusahaan (ATO).Sedangkan CSR
pada aspek Sosial yang berpengaruh terhadap Kinerja jangka pendek(ATO) sesuai dengan
penelitian Turban dan Greening (1996) yang menegaskan bahwa kinerja sosial dalam tanggung
jawab sosial perusahaan berpengaruh kuat terhadap keunggulan kompetitif perusahaan. Hal ini
menandakan bahwa pengungkapan CSR aspek sosial memberikan pengaruh yang dominan
terhadap peningkatan kinerja perusahaan di Indonesia,terutama perusahaan yang termasuk dalam
jajaran LQ 45.
Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis H2 yaitu Terdapat Hubungan Positif
Antara pengungkapan CSR secara Simultan dan Parsial Terhadap Kinerja Jangka Panjang
Perusahaan.Hanya pengungkapan CSR secara simultan yang berpengaruh terhadap MBR.Hal ini
berbeda dengan penelitian terdahulu oleh Lorenzo (2008) yang menyatakan sama sekali tidak
ada hubungan antara pengungkapan CSR dengan MBR.Hal ini disebabkan karena perbedaan
kondisi pasar yang ada di Spanyol (tempat objek penelitian) dengan Indonesia.Di sana CSR
22
bukanlah suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap pasar, sehingga Investor tidak
mempertimbangkannya.Sedangkan di Indonesia sesuai dengan penelitian Anggraini (2006) yang
menyatakan investor lebih tertarik dengan informasi sosial tahunan perusahaan.
Sedangkan secara parsial sama sekali tidak ada pengaruh terhadap MBR.Hal ini
menguatkan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa aspek sosial, lingkungan, dan hak
asasi manusia berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang meningkatkan nilai pasar.Hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi pengungkapan CSR maka akan semakin tinggi pula kinerja
jangka panjang perusahaan.
Pada pengujian hipotesis ketiga H3 Terdapat Hubungan Posisif Antara pengungkapan
CSR Terhadap Kinerja Total Perusahaan yang diukur dengan total performance yaitu
menambahkan semua kinerja jangka pendek dan jangka panjang menunjukan bahwa CSR
berpengaruh signifikan terhadap total performance. Hal ini sesuai dengan penelitian Dahlia dan
Veronica (2008) yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh posisitf terhadap
kinerja perusahaan. Hal ini meenunjukan bahwa semakin tinggi pengungkapan CSR oleh
perusahaan maka akan semakin tinggi pula kinerja total yang ditunjukan oleh perusahaan di
Indonesia.
Pengaruh Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan sesuai dengan penelitian Sembiring (2008) yang mengatakan bahwa total aktiva
sebagai indikator perusahaan mempengaruhi tujuan utama perusahaan yaitu kinerja
keuangan.Semakin besar asset yang dimiliki perusahaan akan semakin besar pengaruhnya
terhadap kinjerja perusahaan di Indoensia
23
DAFTAR PUSTAKA
Achda,
Tamam.2007.Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Official Website
Perusahaan.Sephyaningrum.blogspot.com.diakses 3 Maret 2011.
Anggraini,
Fr. R. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan.
Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26 Agustus.
Aupperle, K., Carroll, A. dan Hatfield, J. (1985), “An empirical examination of the relationship
between corporate social responsibility and profitability”, Academy of Management
Journal, Vol. 28 No. 2
Barkemeyer, Ralf. 2007. “Legitimacy as a Key Driver and Determinant of CSR in Developing
Countries”. Paper for the 2007 Marie Curie Summer School on Earth System
Governance, 28 May – 06 June 2007, Amsterdam.
Chand, M. dan Fraser, S. (2006), “The relationship between corporate social performance and
corporate financial performance: industry type as a boundary condition”, The Business
Review, Vol. 5 No. 1
Carroll, A.B. (1979), “A three-dimensional conceptual model of corporate performance”, The
Academy of Management Review, Vol. 4 No. 4
Dahlia, L. dan Siregar, V. S. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada
Tahun 2005 dan 2006). Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Davis, K. (1973), “The case for and against business assumption of social responsibilities”,
Academy of Management Journal, Vol. 16
Eipstein, Marc J. dan Martin Freedman. 1994. Sosial Disclosure and the Individual Investor.
Accounting, Auditing and Accountability Journal
Friedman, M. (1970), “The corporate social responsibility is to increase its profits”, New York
Times Magazine, September 13
Freeman. 2004. Stakeholder Theory and “The Corporate Objective Revisited”.Organization
Science.Vol.15 no.3
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 4. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro : Semarang
24
Ghozali, Imam dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro :
Semarang
Gray,Rob,Reza Kouhy dan Simon Laver .1995. Corporate Social and Enviromental Reporting.
www.emeraldinsight.com. diakses 2 Mei 2011
GRI. 2006. G3 Sustainability Reporting guidelines : Global Reporting
Initiative. http://www.globalreporting.org
Jamali, D. dan Mirshak, R. (2006), “Corporate social responsibility (CSR): theory and practice
in developing country context”, Journal of Business Ethics, Vol. 72
Januarti, Indira dan Apriyanti, Dini, 2005. “Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Terhadap Kinerja Keuangan, ” Jurnal MAKSI. Vol 5 No.2 Agustus
Kumpulan artikel CSR.2007.www.usahakecil.com/pengertian csr ; sumber dari kesimpulan
beberapa artikel CSR.diakses 20 Desember 2010
Lopez, M.V., Garcı´a, A. dan Rodrı´guez, L. (2007), “Sustainable development and corporate
performance: a study based on the Dow Jones Sustainability Index”, Journal of Business
Ethics, Vol. 75
McWilliams, A. dan Siegel, D. (2001), “Corporate social responsibility: a theory of the firm
perspective”, Academy of Management Journal, Vol. 26
Lorenzo, Jose MP,Isabel Galego dkk.2008.Social Responsibility in Spain Practices and
Motivation in Firms.www.Emeraldinsight.com
Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating.
Simposium Nasional Akuntansi XI.
Pava, M.L. dan Krausz, J. (1996), “The association between corporate social responsibility and
financial performance: the paradox of social cost”, Journal of Business Ethics, Vol. 15
Preston, L.E. dan O’Bannon, D.P. (1997), “The corporate social-financial performance
relationship: a typology and analysis”, Business and Society, Vol. 36 No. 4
Reinhard Steuer ,Markus Langer dkk.2005.Corporations,
Stakeholders and Sustainable
Development I: A Theoretical Exploration of Business–Society Relations
Roberts, D.H. dan Koeplin, J.P. (2007), “Sustainability reporting practices in
Portugal:greenwashing or triple bottom line?”, International Business and Economic
Research Journal, Vol. 6 No. 9
25
Riahi-Belkaoiu, A. 2003. “Intellectual capital and firm performance of US multinational firms: a
study of the resource-based and stakeholder views”.
Sembiring, Seniwati. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Pendanaan Terhadap
Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti di Bursa Efek Jakarta.Tesis
Universitas Sumatra Utara.Medan
The Commision to The European Parliament, the Council and The European Economic and The
Social Comitee, 2006 implementing the partnership for growth and jobs : Europe a pool
of Exellence on Corporate Social Responsibility
Tilt, C.A. (2001), “The content and disclosure of Australian corporate environmental policies”,
Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 14 No. 2
Tilling, V Mathew.2004. Refinements to Legitimacy Theory in Social and Environmental
Accounting. COMMERCE RESEARCH PAPER SERIES NO. 046 ISSN: 1441-3906
Waddock, S.A. dan Graves, S.B. (1997), “The corporate social performance-financial
performance link”, Strategic Management Journal, Vol. 18 No. 4
Download