model manajemen business center berbasis entreneurship pada

advertisement
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
MODEL MANAJEMEN BUSINESS CENTER BERBASIS ENTRENEURSHIP
PADA SMK BIDANG KEAHLIAN BISNIS MANAJEMEN
Tri Kuat
Pascasarjana, Universitas Ahmad Dahlan
email: [email protected]
Abstract
The objective of this research was to find an effective and efficient model of management
business centre to develop the entrepreneurship spirit of SMK students of Management
Business Skill Program. This research based on qualitative and quantitative methods model
development by Borg and Gall which has been simplified into three construction models,
namely: preliminary study, developing the model, and testing the model. Collected data with
observation, interview and survey. The research was conducted in SMK N 3 Surakarta, SMK
N 6 Surakarta and SMK Muhammadiyah 2 Surakarta. The model was tested intwo steps
internal and external step. The internal step was conducted by using FGD. The external
testing was conducted through two trial and error steps. The preliminary trial was conducted
in SMK N 6 Surakarta and the second trial was conducted in SMK N 1 Surakarta and SMK
Muhammadiyah 2 Klaten. Data was analyzed through descriptive qualitative and
quantitative.
The research result shows that the business centre from management. Through a developing
action, it was found that model of management business center which was systematic, well
planned, and can be applied appropriately in having entrepreneurship spririt. The spirit of
entrepreneurship that stands out, includes: 1) self-confidence, 2) daring to take a risk, 3)
inovative and creative, 4) responsibility, 5) high tighting spirit. The model has been
implemented by business center managers and entrepreneurship teachers. The developed
model of management business centre has proved to be effective and efficient.
Keywords: business center, effective and efficient, Management business of SMK
1. PENDAHULUAN
Enterpreuneurship
merupakan
kemampuan untuk peka terhadap peluang dan
memanfaatkan peluang tersebut untuk
melakukan
perubahan.
Diperlukan
kemampuan whole brain untuk melakukan
inovasi dalam dunia yang semakin global dan
persaingan yang kompetitif (Marlo, 2013).
Demikian halnya tantangan dunia pendidikan
semakin berat, yaitu menghasilkan lulusan
yang mampu bersaing di era global.
Permasalahan lulusan yang siap bersaing
inilah menjadi kendala dan permasalahan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), masih
banyaknya lulusan SMK yang menjadi
pengangguran. Sesuai dengan catatan Badan
Pusat Statistik jumlah pengangguran di
Indonesia pada Agustus 2012 mencapai
7.244.956 orang. SMK tercatat 17,26 persen,
disusul tamatan SMA 14,31 persen,
universitas 12,59 persen, serta diploma I/II/III
mencapai 11,21 persen. Hal ini berarti
pengangguran terbuka di tingkat pendidikan
SMK masih lebih tinggi dibandingkan dengan
lulusan lainnya.
Data tersebut menunjukkan pendidikan di
tingkat SMK perlu adanya inovasi dan
orientasi pendidikan yang adabtable terhadap
perubahan dan siap bersaing dengan
kompetitor lainya. Salah satu inovasi yang
dikembangkan
di
SMK
adalah
mengimplementasikan program bussines
center dalam mendukung pengembangan
entrepreneur muda Indonesia. Bussines center
ini dimulai dari kesadaran berbagai
permasalahan
yang
terjadi
dalam
menumbuhkan semangat entrepreunership di
SMK, adapun permalahan tersebut adalah:
(1) sebagian besar guru dan pengelola
business
center, sikap dan perilaku
wirausahanya rendah, pengalaman praktik
wirausaha rendah, (2) kurangnya sosialisasi
1514
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
yang dilakukan oleh pihak terkait dalam
mensosialisasikan model business
center
yang akan dikembangkan oleh SMK Bisnis
Manajemen, (3) sampai saat ini pihak sekolah
masih mencari-cari, belum sepenuhnya paham
tentang bagaimana model yang sesuai untuk
pengelolaan business center terutama pada
fungsinya
sebagai
tempat
praktik/laboratorium
kewirausahaan,
(4)
kondisi saat ini pelaksanaan business center
di SMK pada umumnya berjalan apa adanya
dan belum disentuh dengan teknologi dan
manajemen yang memadai, (5) SMK yang
sudah mendirikan business center belum
banyak yang memberikan perhatian secara
khusus untuk pengembangan business center
lebih lanjut, (6) keberadaan business center
yang sudah ada di sebagian SMK belum
secara optimal memberikan bekal kemampuan
berwirausaha kepada para siswa dan
lulusannya, (7) belum ada model business
center yang baku yang dapat diterapkan di
seluruh SMK yang kondisinya variatif dan
heterogen.
Permasalahan tersebut juga dijumpai
pada lokasi penelitian, yaitu di SMK Negeri 3
Surakarta, SMK Negeri 6 Surakarta dan SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta, berbagai
kendala tersebut adalah sebagai berikut; 1)
Banyak siswa tidak tepat waktu dalam
melaksanakan tugas kewirausahaan, batas
waktu yang diberikan dalam proses kegiatan
yang dijalankan tidak sesuai dengan waktu
yang ditentukan hal ini berakibat kegiatankegiatan pada business center banyak yang
terbengkelai 2) Barang di gudang banyak
yang rusak hal ini di karenakan proses waktu
yang berjalan tidak dapat optimal. 3) Budaya
malu menjual para guru, siswa dan karyawan
masih memiliki budaya malu dalam proses
jual beli. 4) Barang masih tersisa, persediaan
barang untuk dijual cukup banyak karena
proses penjualannya tidak berjalan optimal.
Kondisi inilah yang menghambat kegiatan
business center.
Mengingat
berbagai
permasalahan
tersebut ide dan gagasan untuk melakukan
perubahan sangat penting dilakukan, maka
diperlukan model manajemen business center
yang
dapat
menumbuhkan
jiwa
kewirausahaan dan menjadikan lulusan SMK
UAD, Yogyakarta
siap kerja mengisi kesempatan kerja yang ada,
atau mandiri dengan berwirausaha. Adapun
permasalahan dalam penelitian ini adalah;
bagaimanakah model manajemen business
center
SMK bidang
keahlian bisnis
manajemen saat ini, model manajemen
business center hasil pengembangan seperti
apakah yang sesuai
pada SMK bidang
keahlian
bisnis
manajemen,
dan
bagaimanakah tingkat keteterapan model
manajemen business center yang dihasilkan,
yang dilihat dari aspek efektif dan efisiennya.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan memperbaiki model
manajemen
business
center
yang
dilaksanakan SMK saat ini, menemukan
model manajemen business center yang sesuai
dengan SMK bidang keahlian bisnis
manajemen,
dan
mengetahui
tingkat
keterterapan model manajemen business
center yang dihasilkan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi pengembangan pengelolaan
business center pada SMK bidang keahlian
bisnis manajemen.
2. KAJIAN TEORI
Konsep Pendidikan Sekolah Kejuruan
Keberhasilan lulusan merupakan salah
satu tolak ukur keberhasilan SMK. Untuk
menentukan keberhasilan program pendidikan
kejuruan di SMK diukur dengan menerapkan
ukuran ganda yaitu: (1) Kriteria keberhasilan
di sekolah, meliputi aspek keberhasilan siswa
dalam memenuhi persyaratan kurikulum yang
sudah diorientasikan ke persyaratan dunia
kerja; (2) Kriteria keberhasilan di luar
sekolah. Diindikasikan oleh keberhasilan atau
penampilan lulusan setelah berada di dunia
kerja (Andamari, dkk, 2003: 6).
Menurut Hasan (2010:4) bahwa fungsi
pendidikan kejuruan adalah: (1) menyiapkan
siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya
yang mampu meningkatkan kualitas hidup,
mampu mengembangkan dirinya, dan
memiliki keahlian dan keberanian membuka
peluang meningkatkan penghasilan, (2)
menyiapkan menjadi tenaga kerja produktif,
dalam rangka memenuhi keperluan tenaga
kerja dunia usaha dan industri, menciptakan
lapangan kerja, merubah status siswa
1515
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
ketergantungan menjadi produktif, dan(3)
menyiapkan siswa menguasai iptek sehingga
mampu menguasai dan memiliki kemampuan
dasar untuk mengembangkan dirinya. Adapun
pendidikan
kejuruan
bertujuan:
(1)
memberikan bekal ketrampilan individual dan
ketrampilan yang laku di masyarakat,
sehingga peserta didik secara ekonomis dapat
menopang kehidupannya, (2) membantu
peserta
didik
memperoleh
atau
mempertahankan pekerjaan yang diinginkan,
(3) mendorong produktivitas ekonomi secara
regional maupun nasional, (4) mendorong
terjadinya tenaga terlatih untuk menopang
ekonomi dan industri, dan (5) mendorong dan
meningkatkan kualitas masyarakat.
Konsep Managemen
Hasibuan (2006: 3) menggarisbawahi
pada intinya manajemen memiliki ruang
lingkup sebagai berikut: (1) manajemen
mempunyai tujuan yang ingin dicapai, (2)
manajemen merupakan perpaduan ilmu dan
seni, (3) manajemen merupakan proses yang
sistematis, terkoordinasi, kooperatif dan
terintegrasi dalam pemanfaatan unsurunsurnya, (4) manajemen baru dapat
ditetapkan jika ada dua orang atau lebih
melakukan kerjasama dalam suatu organisasi,
(5) manajemen harus didasarkan pada
pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab,
(6) manajemen terdiri dari beberapa fungsi,
dan (7) manajemen hanya merupakan alat
untuk mencapai tujuan.
Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan
dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif
yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat dan proses
dalam menghadapi tantangan hidup. Atau
dalam arti lain ciri orang yang memiliki
kewirausahaan menurut Astamoen (2005:25)
menyebutkan karakteristik kewirausahaan ada
tujuh sebagai berikut : 1). Mempunyai visi.
2). Kreatif dan inovatif 3). Orientasi pada
kepuasan konsumen atau pelanggan. 4).
Orientasi pada laba dan pertumbuhan
5).
Berani menanggung resiko. 6). Berjiwa
kompetisi. 7). Cepat tanggap dan gerak cepat
berjiwa sosial dengan menjadi dermawan
UAD, Yogyakarta
Beberapa ciri kewirausahaan secara
ringkas dikemukakan oleh Vermon A
musselman, Wasty Sumanto dan Geoffrey
Meredith (dalam Suryana, 2009:10) yaitu: 1)
keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri, 2)
kemauan untuk mengambil risiko, 3)
kemampuan untuk belajar dari pengalaman, 4)
memotivasi diri sendiri, 5) semangat untuk
bersaing, 6) orientasi pada kerja keras, 7)
percaya pada diri sendiri, 8) dorongan untuk
berprestasi, 9) tingkat energi yang tinggi, 10)
tegas, 11) yakin pada kemampuan sendiri, 12)
tidak
suka
uluran
tangan
dari
pemerintah/pihak lain di masyarakat, 13) tidak
tergantung pada alam dan berusaha untuk
tidak
menyerah
pada
alam,
14)
kepemimpinan, 15) keorisinilan, dan 16)
berorientasi ke masa depan dan penuh
gagasan.
Perdagangan Ritel
Perdagangan eceran atau perdagangan
ritel atau bisnis ritel, adalah kegiatan usaha
menjual barang atau jasa kepada perorangan
untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau
rumah tangga. Kegiatan itu mencakup
penjualan barang dan jasa kepada pengguna
yang bervariasi mulai dari mobil, pakaian,
makanan hingga tiket bioskop. Peritel atau
retailer adalah mata rantai terakhir dalam
proses distribusi (Ma’ruf, 2006: 8). Peritel
merupakan mitra dari agen/distributor yang
memiliki nama lain wholesaler (pedagang
partai besar). Ritel yang berfokus pada
penjualan barang sehari-hari, secara garis
besar terbagi menjadi dua, yaitu ritel
tradisional dan ritel modern. Pengertian ritel
tradisional adalah ritel yang sederhana,
tempatnya tidak begitu luas, barang yang
dijual tidak begitu banyak jenisnya, sistem
manajemen
masih
sederhana,
tidak
menawarkan kenyamanan berbelanja dan
masih ada proses tawar menawar harga
dengan pedagang. Sedangkan ritel modern
adalah sebaliknya, menawarkan tempat yang
luas, barang yang dijual banyak jenisnya,
sistem manajemen terkelola dengan baik
menawarkan kenyamanan berbelanja, harga
sudah tetap dan adanya sistem swalayan.
Konsep Bisnis dan Business Center
1516
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Prinsip-prinsip Business center meliputi:
(1) berorientasi pada keuntungan finansial, (2)
berorientasi pada kebutuhan konsumen, (3)
dikelola tim khusus secara profesional, (4)
dilaksanakan dengan cara konsinyasi, dan (5)
melibatkan seluruh siswa lingkup program
bisnis manajemen dan guru terkait.
Pemanfaatan dana bantuan: (1) memenuhi
kebutuhan modal kerja apabila ruang
operasional bisnis grosir telah tersedia dan
memenuhi syarat, (2) memenuhi kebutuhan
sebagian modal kerja dan sebagian penyiapan
ruang operasional business center; (3)
menyiapkan ruang operasional businesss
center apabila kebutuhan modal kerja telah
terpenuhi atau telah disediakan oleh mitra
bisnis SMK, dan (4) koordinasi dan
pembimbingan program (maksimal 5%).
Pengelola
Dana
Bantuan
Sekolah
bertanggungjawab
penuh
terhadap
pengelolaan dana bantuan, baik secara
administrasi, keuangan, maupun fisik dalam
menjalankan kegiatan bisnis.
Model Business center
Model menurut Benny (2010:86) adalah
sesuatu yang menggambarkan keseluruan
konsep yang saling berkitan yang di pandang
sebagai upaya untuk mengkongkretkan sebuah
teori sekaligus sebuah analogi dan
representasi dari variabel-variabel yang ada
dalam teori tersebut. Model dapat diartikan
sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari
sebuah obyek atau situasi aktual, yang
memperhatikan hubungan-hubungan langsung
maupun tidak langsung serta kaitan timbal
balik sebab akibat. Karena suatu model
ituadalah abstraksi dari realitas dengan
demikian pada wujudnya kurang kompleks,
dan model dapat dikatakan lengkap apabila
dapat mewakili berbagai aspek realitas yang
sedang dikaji. Pemilihan model yang
digunakan tergantung pada fenomena (sistem)
yang dihadapi. Kredibilitas suatu model
tergantung pada efektifitas model.
Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan diantaranya, Ade
Sumilah (2005) yang meneliti tentang
pengembangan model pembelajaran berbasis
normatif dan adaptif untuk meningkatkan
UAD, Yogyakarta
kompetensi siswa pada mata diklat
kewirausahaan bidang keahlian bisnis
manajemen di SMK. Penelitian ini dengan
menggunakan
metode
penelitian
dan
pengembangan (research and development),
hasil penelitian ini terdiri dari tiga bagian
yaitu; hasil pra survey, perencanaan dan
pengembangan model serta uji coba model.
Selanjutnya Hartanti (2008) dalam
penelitiannya yang berjudul manajemen
pengembangan
kewirausahaan
(entrepreneurship)
siswa
SMKN
4
Yogyakarta,
Penelitian
lain
yang
berhubungan dengan tema kewirausahaan
adalah penelitian Hernasih (2002), Judul
Profile Kewirausahaan Mahasiswa PKK D3
Tata Busana Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan
untuk mengungkap profil kewirausahaan
mahasiswa PKK D3 Tata Busana meliputi
kreatifitas, inovasi dan jiwa kewirausahaan.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menemukan model business center yang
cocok dilaksanakan di SMK bidang keahlian
bisnis manajemen.
Maka desain
yang
dipakai adalah Research and Development
(R&D) atau penelitian dan pengembangan
sebagaimana dikemukakan oleh Borg dan
Gall (1983: 772).
Lokasi penelitian ini mengambil tempat
di SMK Negeri 3 Surakarta, SMK Negeri 6
Surakarta dan SMK Muhammadiyah 2
Surakarta.
Kegiatan penelitian ini
dilaksanakan pada semester genap tahun 2010
sampai dengan semester gasal tahun 2011.
Pada waktu tersebut kegiatan belajar mengajar
praktik business center mulai dan sedang
berlangsung. Bulan Mei tahun 2010 sampai
dengan bulan Juli tahun 2010 melakukan
kegiatan penelitian kualitatif sebagai bahan
informasi untuk perencanaan model di SMKN
6 Surakarta, SMKN 3 Surakarta dan SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta.
Prosedur yang digunakan adalah sesuai
yang dikembangkan oleh Borg & Gall
(1983:775), dengan melalui sepuluh tahap
yaitu: 1) Research and information collecting
(tahap
penelitian
dan
pengumpulan
informasi), 2) Planning (tahap perencanaan),
1517
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
3) Develop preliminary form of product (tahap
membangun pra rencana produk), 4)
Preliminary field testing (tahap melakukan uji
pendahuluan di lapangan), 5) Main product
revision (tahap melakukan revisi produk), 6)
Main field testing (tahap melakukan uji
produk di lapangan), 7) Operational product
revision (tahap revisi produk operasional), 8)
Operational filed testing( tahap melakukan
operasional di lapangan, 9) Final product
revision (tahap revisi produk akhir), 10)
Dissemination and implementation (Tahap
penyebaran dan pelaksanaan).
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui dua
tahapan, tahap pertama menggambarkan
sekolah-sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang melaksanakan program business center
yang dipilih dengan metode dan pendekatan
kualitatif, tahap ke dua melakukan uji coba
model yang dikembangkan berdasarkan hasil
penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif dilaksanakan di tiga
SMK yaitu, SMK
Muhammadiyah 2
Surakarta, SMK N 3 Surakarta dan SMK N 6
Surakarta Dalam penelitian ini komponen
model manajamen business center terdiri dari
aspek manajemen meliputi perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan,
Produksi, Pemasaran, Keuangan, Sumber
Daya Manusia (SDM). Dari hasil penelitian
kualitatif ditemukan kelemahan dalam
pelaksanaan manajemen business center
sebagai berikut: 1) Aspek perencanaan yang
dilakukan belum menunjukkan proses
sistematis dalam grand desain kegiatan
business center. Tidak adanya unit yang
menjalankan fungsinya di setiap sektor
pengelolaan. 2) Keorganisasian belum tertata
sesuai
dengan
kompetensi
dan
profesionalismenya terutama pada manajemen
teknis rata-rata yang mengelola adalah guru
bukan tim profesional yang ditugaskan secara
teknis sebagai manajer pelaksana. 3)
Pelaksanaan
business
center
sekedar
menjalankan program sebagai konsekuensi
bantuan yang telah diberikan kepada pihak
UAD, Yogyakarta
sekolah. 4) Pengawasan belum tersusun sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya sesuai standar operasional yang
baku. 5) Jenis usaha yang dikembangkan tidak
melihat perkembangan dan tuntutan keadaan
yang memerlukan pemikiran dan konsekuensi
yang logis untuk menyesuaikan dengan
permintaan. 6) Output yang dihasilkan dalam
menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan
yang belum optimal.
Manajemen Model Business Center
Model pengembangan business center
pada SMK bidang keahlian Bisnis Manajemen
dikembangkan pada tahapan ini berdasarkan
hasil analisis kualitatif yang dilakukan sesuai
dengan tahapan penelitian. Berdasarkan
temuan diatas maka kemudian dikembangkan
model hipotetik melalui tahapan: 1) analisis
kebutuhan, 2) menyusun model manajemen
business center, 3) menyusun pedoman
pelaksanaan
prosedur
operasional,
4)
menyusun petunjuk teknis pelaksanaan model
business center yang efektif dan efisien. Oleh
karenanya model hipotetik dilengkapi dengan
bantuan implementasi di lapangan pada saat di
ujicobakan.
Adapun
model
hipotetik
manajemen business center nampak sebagai
berikut:
Gambar 1.
Model Hipotetik Manajemen Business center SMK
Bidang Keahlian Bisnis Manajemen
Model hipotetik kemudian di uji cobakan
baik secara intern maupun ekstern. Uji coba
intern melalui Focus Group Discusion yang
1518
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
melibatkan dua orang ahli, satu orang
pengawas SMK, lima kepala sekolah dan lima
orang pengelola business center. Pengujian
eksternal dilakukan dengan uji coba melalui
dua tahap. Uji coba awal dilakukan di SMK N
6 Surakarta dan uji tahap dua dilakukan di
SMK
N
1
Surakarta
dan
SMK
Muhammadiyah 2 Klaten. Dari hasil uji coba
tahap dua dipergunakan untuk merevisi
produk sehingga menjadi produk model
manajemen business center akhir. Penetapan
Model Manajemen Business Center Akhir
nampak sebagai berikut:
Gambar 2.
Model Pengembangan Manajemen Business
Center SMK
Hasil Survey Jiwa Kewirausahaan
Survey ini dilakukan di SMKN 6
Surakarta di maksudkan untuk mengetahui
aplikasi model tahapan sosialisasi dan
penanaman konsep business center melalui
pembelajaran kepada siswa yang sedang di
terapkan.
Terutama
dari
aspek
kewirausahaannya. Responden yang dipilih
adalah siswa yang aktif dalam model ini.
Adapun
karakteristik
kewirausahaannya
meliputi hal berikut; Kebutuhan Berprestasi
Tinggi,
Karakteristik
Percaya
Diri,
Karakteristik Berorientasi pada Tugas dan
Hasil/ locus of control, Karakteristik
Menyukai Resiko yang Moderat, Karakteristik
Inovatif, Karakteristik Kreatif, Karakteristik
Kepemimpinan, Karakteristik Berorientasi
Pada Masa Depan, Karakteristik Bertanggung
Jawab, Karakteristik Berambisi, Karakteristik
UAD, Yogyakarta
Memerlukan Umpan Balik Yang Cepat,
karakteristik Energik/Memiliki Daya Juang
Yang Tinggi, Karakteristik Belajar Dari
Kesalahan/Kegagalan.
Survey dilakukan dengan menyebarkan
angket kepada siswa, hasil angket diberi skor
untuk pernyataan positif; sangat setuju 5,
setuju 4, kurang setuju 3, tidak setuju 2, dan
sangat tidak setuju1. Untuk pernyataan
negatif; sangat setuju skor 1, setuju 2, kurang
setuju 3, tidak setuju 4, dan sangat tidak setuju
5. Hasil skor dicari reratanya kemudian di
interpretasikan. Interpretasi rerata skor
sebagai berikut: rerata skor 4,2 – 5 kategori
sangat baik; 3,5 – 4,1 kategori baik; 2,6 - 3,4
kategori cukup; 1,8 – 2,5 kategori kurang; dan
kurang atau sama dengan 1,7 kategori sangat
kurang.
Adapun hasil survey jiwa kewirausahaan
yang menonjol meliputi 1) rasa percaya diri,
2) berani menanggung resiko, 3) inovatif dan
kreatif, 4) tanggungjawab, 5) daya juang yang
tinggi.
Efektivitas dan efisiensi Model
Untuk
melihat
efektifitas
dari
pengembangan business center dilihat dari
kejelasan tujuan business center, kejelasan
strategi pencapaian tujuan, penyusunan
program business center dan operasionalisasi
kegiatan business center. Secara terperinci
dapat dijelaskan tingkat efektifitas dari
pengembangan business center sebagai hasil
uji coba lapangan. Sedangkan untuk efisiensi
yang menjadi indikator dapat dilihat dari dua
aspek yaitu unsur kegiatan dan unsur hasil.
Unsur
kegiatan
dilihat
dari
aspek,
tenaga/SDM, sarana prasarana, waktu dan
ruang. Unsur hasil dikatakan efisien di lihat
dari aspek kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Model Manajemen Business Center saat
ini belum bisa optimal
2. Model Manajemen Business Center hasil
pengembangan terdiri dari komponen
model, isi model dan sasaran. Komponen
model meliputi fungsi manajemen yang
terdiri
dari
aspek
perencanaan,
1519
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
pengorganisasian,
pelaksanaan,
pengawasan, dan pengelolaan business
center
meliputi aspek produksi,
pemasaran, keuangan, dan SDM. Tahapan
pelaksanaan business center terdiri dari
sosialisasi, riil bisnis, kegiatan aplikasi
business center.
3. Model Manajemen Business Center dapat
diimplementasikan dengan efektif dan
efisien.
Saran Pemanfaatan.
1. Model manajemen business center sesuai
produk akhir perlu diterapkan disemua
SMK bidang keahlian bisnis manajemen
dengan didukung komitmen pemangku
kebijakan di tingkat sekolah maupun dinas.
2. Pihak
Sekolah
bersunguh-sungguh
menjalankan model manajemen business
center ini dimaknai dalam
upaya
pengembangan budaya bisnis di sekolah
melalui
praktik
langsung
menjadi
wirausahawan.
3. Business center perlu menjadi cirikhas
bagi pendidikan vokasi, hal ini disebabkan
model ini dapat menjadi desain
pengembangan budaya bisnis di sekolah
khususnya pendidikan` kejuruan yang
mencetak tenaga yang kompeten di
bidangnya sesuai dengan kebutuhannya.
6. REFERENSI
Ade Sumilah. 2005. Pengembangan model
pembelajaran berbasis normatif dan
adaftif
untuk meningkatkan
kompetensi siswa pada mata diklat
kewirausahaan bidang kehalian bisnis
dan manajemen di SMK. Tesis.
Universitas
Pendidikan
Indonesia,
Bandung.
UAD, Yogyakarta
Benny, P. 2010. Model desain sistem
pembelajaran.
PT Dian Rakyat.
Jakarta.
Badan
Pusat
Statistik.
2012.
Data
pengangguran terbuka Agustus 2012
https://www.bps.go.id/index.php/penca
rian?searching=data+pengguran+terbu
ka+agustus+2012&yt1=Search
.
Diakses 25 Januari 2013.
Hasan, B. 2010. Pendidikan kejuruan di
Indonesia
http://.file.upi/Direktori/FPTK/JUR._P
END._TEKNIK_ELEKTRO/BACHTIA
R_HASAN. Diakses 23 Mei 2012.
Hasibuan, Malayu.S.P. 2006. Manajemen,
dasar, pengertian dan masalah. Bumi
Aksara. Jakarta.
Hartanti. 2008. Manajemen pengembangan
kewirausahaan (entrepreneurship) siswa
SMKN 4 Yogyakarta.
Tesis.
Universitas
Negeri
Yogyakarta,
Yogyakarta.
Ma’ruf, Hendri. 2006. Pemasaran ritel.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Marlo, Abu. 2013. Entrepreunership Hukum
Langit Sedekah Bukan Keajaiban, PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Suryana. 2009. Kewirausahaan. Salemba
Empat. Jakarta
Astamoen, Moko P. 2005. Entrepreneurship
dalam perspektif kondisi bangsa
Indonesia. Cetakan I. Alfabeta.
Bandung
Borg, W.R. & Gall, M.D. 1989. Educational
reseach: An introduction. (5thed.)
Longman inc, 1560 Broadway. New
York.
1520
Download