LITOSFER

advertisement
LITOSFER
BY. DJUNIJANTO
SMA N 3 TENGGARONG
Materi Geografi tentang Litosfer
1
Materi Geografi tentang Litosfer
2
STRUKTUR LAPISAN KULIT BUMI
Litosfer adalah lapisan kulit bumi yang
paling atas. Lapisan ini pada umumnya
terjadi dari senyawa kimia yang kaya
akan SiO2. (lapisan silikat). Lapisan ini
memiliki ketebalan sampai 70 km.
Materi Geografi tentang Litosfer
3
Lapisan-lapisan bumi
Litosfer
(0-70 km)
Antenosfer
(70-250 km)
Mantel bawah
(700-2900 km)
Inti besi padat
(4980-6370
km)
Inti besi cair
(2900-4980 km)
Materi Geografi tentang Litosfer
4
Litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial
(silisium dan alumunium) bentuk SiO2 dan Al2O3 dan
lapisan Sima.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain
terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis
batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di
daratan benua.
Materi Geografi tentang Litosfer
5
Daur batuan
Keterangan:
A : Magma
B1 : Batuan beku dalam
B2 : Batuan beku korok
B3 : Batuan beku luar
C1 : Batuan sedimen klastik
C2 : Batuan sedimen organik
C3 : Batuan sedimen termik
D1 : Batuan malihan dinamik
D2 : Batuan malihan termik
D3 : Batuan malihan
pneumatolitik
1 : pendinginan
2 : pengangkutan
3 : pelarutan
4 : organisma
5 : penambahan suhu dan
tekanan yang lama
6 : penelanan oleh magma
Materi Geografi tentang Litosfer
6
BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK)
Batuan beku atau Igneous Rock berasal dari bahasa latin
Inis yang artinya api (fire).
Batuan beku adalah batuan hasil pembentukan cairan
magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi,
sehingga tekstur yang terbentuk sangat tergantung pada
kondisi pembekuannya.
Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke
permukaan, makin lama makin dingin dan akhirnya
membeku. Batuan beku yang tidak mencapai permukaan
bumi disebut batuan beku dalam atau batuan intrusi atau
batuan plutonis. Proses pembekuan batuan plutonis
berlangsung lambat, sehingga menghasilkan bentuk kristalkrital besar yang sering disebut pula tekstur phaneritis.
Materi Geografi tentang Litosfer
7
Pembentukan batuan setelah mencapai
permukaan bumi, yang disebut batuan beku
luar (batuan ekstrusi atau batuan vulkanis).
Batuan ini cepat sekali membeku, sehingga jenis
kristalnya besar, bersifat halus, dan sulit dilihat
dengan mata. Batuan dengan mineral halus
disebut tekstur aphanitis.
Dengan demikian, batuan beku dibedakan atas:
a) batuan beku dalam atau plutonik;
b) batuan beku korok atau porfirik;
c) batuan beku luar (lelehan atau epusif).
Materi Geografi tentang Litosfer
8
Ciri-ciri batuan plutonik
a) Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan batuan ekstrusi.
b) Jarang memperlihatkan struktur visikular (mengandung
lubang-lubang benda gas).
c) Batuan dapat merubah batuan yang berbatasan pada semua
sisinya.
Ciri-ciri batuan beku luar (vulkanik)
a) Pada umumnya mempunyai butir kristal yang halus, bahkan
amorf.
b) Sebagian memperlihatkan struktur visikular artinya sebagian
dari batuan beku luar memperlihatkan adanya lubang-lubang
bekas materi gas yang terperangkap.
c) Kristal mineral batuannya menunjukan tekstur aphanitis (kristal
yang halus dan amorf).
Materi Geografi tentang Litosfer
9
BATUAN GRANIT
Granit adalah batuan beku dalam,
mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, mempunyai banyak
warna umumnya putih, kelabu, merah
jambu atau merah. Warna ini disebabkan
oleh variasi warna dari mineral feldspar.
Granit merupakan batuan yang banyak
terdapat di alam.
Di Indonesia, granit terdapat di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya (Papua),
dan lain-lain. Granit dapat digunakan
sebagai bahan pengeras jalan, pondasi,
galangan kapal, dan bahan pemoles lantai,
serta pelapis dinding
Materi Geografi tentang Litosfer
10
b ) Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang,
menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan
untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.
Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk
batolit, stock, sill dan retas yang tersebar di Bukit
Barisan, Sumatera.
c) Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap.
Diorit merupakan batuan yang banyak terdapat di
alam. Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota
Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan
untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.
Materi Geografi tentang Litosfer
11
ANDESIT
Andesit adalah batuan leleran dari diorit,
mineralnya berbutir halus, komposisi
mineralnya sama dengan diorit, warnanya
kelabu. Gunung api di Indonesia umumnya
menghasilkan batuan andesit dalam bentuk
lava maupun piroklastika.
Batuan andesit yang banyak mengandung
hornblenda disebut andesit hornblenda,
sedangkan yang banyak mengandung piroksin
disebut andesit piroksin. Batuan ini banyak
digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain.
Materi Geografi tentang Litosfer
12
GABRO
Gabro adalah batuan beku dalam yang
umumnya berwarna hitam, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang. Dapat
digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
dan yang dipoles sangat disukai karena
warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai
atau pelapis dinding.
Di Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan
Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan
Pemalang.
Materi Geografi tentang Litosfer
13
BASAL
Basal adalah batuan leleran dari gabro,
mineralnya berbutir halus, berwarna
hitam.
Gunungapi di Indonesia umumnya
menghasilkan batuan basal dalam
bentuk lava maupun piroklastika.
Batuan ini banyak digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, bendungan,
konstruksi beton, dan lain-lain.
Basal yang berstruktur lembaran
banyak digunakan sebagai batu tempel.
Basal umumnya berlubang-lubang
akibat bekas gas, terutama pada bagian
Materi
Geografi tentang Litosfer
14
permukaannya.
BATUKACA (OBSIDIAN)
Batukaca adalah batuan yang tidak
mempunyai susunan dan bangun
kristal (metamorf). Batukaca
terbentuk dari lava yang membeku
tiba-tiba, dan banyak terdapat di
sekitar gunungapi. Pada umumnya
berwarna coklat, kelabu, kehitaman
atau tidak berwarna (putih seperti
kaca). Di zaman purba, batuan ini
banyak digunakan untuk membuat
mata lembing, mata panah, dan
lain-lain.
Materi Geografi tentang Litosfer
15
BATU APUNG
Batu apung dibentuk dari cairan lava yang banyak
mengandung gas. Dengan keluarnya gas dari cairan
lava akan menimbulkan lubang-lubang atau
gelembung-gelembung pada lava yang telah
membeku.
Lubang-lubang ini berbentuk bola, ellips, silinder
atau tak teratur bentuknya. Denganadanya lubanglubang ini membuat batuapung jadi ringan. Di
Indonesia batuapung yang terkenal dihasilkan oleh
Gunung Krakatau. Demikian juga batuapung dapat
dibuat dengan cara memanaskan batuan obsidian
hingga gasnya keluar.
Materi Geografi tentang Litosfer
16
Konglomerat
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun
dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda dan bentuk
membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk
fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas air,
umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang
mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari
sumbernya.
Di antara fragmen-fragmen konglomerat diisi oleh
sedimen-sedimen halus sebagai perekat yang
umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan
Kalsit. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen
menjadikan berwarna-warni. Konglomerat umumnya
diendapkan pada air dangkal.
Materi Geografi tentang Litosfer
17
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen dinamakan juga batuan endapan
adalah batuan yang terjadi karena pengendapan
materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua
tertutup oleh batuan sedimen.
Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis
partikel, yaitu ada yang halus, kasar, berat, dan
ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun
bermacam-macam seperti terdorong (traction),
terbawa secara melompat-lompat (saltation),
terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula
yang larut (salution).
Materi Geografi tentang Litosfer
18
BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Batuan sedimen klastik, adalah sedimen yang susunan kimianya
sama dengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan itu ketika
diangkut hanya mengalami penghancuran secara mekanik dari
besar menjadi kecil.
Batu gunung yang membukit itu akibat pelapukan, hancur
berkeping-keping. Kepingan itu diangkut air hujan, longsor atau
berguling-guling di lereng dan masuk ke sungai. Arus sungai
membanting-banting batu itu sehingga menjadi kerikil, pasir, dan
lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat baru. Ada
juga yang disebut batuan sedimen non klastik dibedakan atas
dasar komposisinya. Sedimen non klastik yang utama adalah batu
gamping dan dolomit. Batuan non klasik sebagai hasil evaporit
(menguap) antara lain batu garam, denhidrit dan gipsum
sedangkan dari unsur organik ialah batubara.
Materi Geografi tentang Litosfer
19
BATUAN SEDIMEN KIMIAWI
Jika dalam pengendapan itu terjadi proses kimia,
seperti pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan
sebagainya, hasilnya dinamakan batuan sedimen
kimiawi, contohnya hujan di gunung kapur. Air hujan
yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan
halus (diaklas) pada batu gamping (CaCO3). Air itu
melarutkan gamping yang dilaluinya menjadi larutan
air kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran larutan kapur itu
akhirnya sampai ke atap gua kapur. Tetesan air kapur
itu membentuk stalaktit di atap gua dan stalagmit di
dasar gua. Terjadinya stalaktit dan stalagmit akibat
pelarutan dan penguapan H20 dan CO2 pada waktu air
kapur menetes. Kedua bentukan sedimen kapur
tersebut disebut batuan
sedimen
Materi Geografi
tentangkimiawi.
Litosfer
20
BATUAN SEDIMEN ORGANIK
Batuan sedimen organik, terjadi karena selama
proses pengendapannya mendapat bantuan
dari organisme, yaitu sisa, rumah atau bangkai
binatang laut yang tertimbun di dasar laut
seperti kerang, terumbu karang, tulang
belulang, kotoran burung guano yang
menggunung di Peru, lapisan humus di hutan,
dan sebagainya.
Materi Geografi tentang Litosfer
21
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya, batuan
sedimen dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu
sebagai berikut.
a) Batuan sedimen aerik atau aeolis, pengangkutannya
oleh angin. Contoh:
tanah los, tanah tuf, dan tanah
pasir di gurun.
b) Batuan sedimen glasial, pengangkutannya oleh es.
Contohnya: moraine.
c) Batuan sedimen aquatik, pengangkutannya dibantu
oleh air yang mengalir.
d) Batuan sedimen marin, pengangkutannya oleh tenaga
air laut.
Materi Geografi tentang Litosfer
22
3) Batuan malihan (Metamorf)
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan
beku, batuan endapan, dan batuan malihan) akibat proses
metamorfosis. Proses metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami
batuan asal akibat adanya tekanan atau temperatur yang meningkat
atau tekanan dan temperatur yang sama-sama meningkat.
Ada tiga jenis batuan malihan, yaitu sebagai berikut:
a) Metamorfik termik (kontak), terbentuk karena adanya kenaikan
suhu yang berarti, seperti batu pualam atau marmer.
b) Metamorfik dinamik (sintektonik), pembentukan batuan yang
disebabkan oleh penambahan tekanan tinggi, biasanya akibat gaya
tektonik. Jenis metamorfisa ini banyak dijumpai pada daerahdaerah patahan dan lipatan yang luas di dunia. Misalnya, batu
sabak dan batubara.
c) Metamorfik termik pneumatolitik, pembentukan batuan akibat
adanya penambahan suhu disertai masuknya zat bagian magma ke
dalam batuan itu. Misalnya, azurit mineral (pembawa tembaga),
tentang Litosfer
23
topas, dan turmalinMateri
(batuGeografi
permata)
c. Mineral
Mineral adalah sebagian besar zat-zat hablur (kristal)
yang ada dalam kerak bumi dan bersifat homogon, baik
fisik maupun kimiawi. Sebagian besar mineral terdapat
dalam bentuk padat, akan tetapi ada juga mineral yang
berbentuk cair atau gas. Setiap jenis mineral
menunjukkan sikap yang berbeda-beda terhadap gaya
pelapukan dari luar. Ada mineral yang mudah lapuk,
tetapi ada juga mineral yang sukar terlapukkan.
Mineral akan dengan mudah diidentifikasi dengan
memerhatikan beberapa sifat fisiknya yaitu warna,
kilap, bentuk, kekerasan, belahan, dan berat jenisnya.
Materi Geografi tentang Litosfer
24
BENTUK MUKA BUMI AKIBAT
TENAGA ENDOGEN
1) Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang
mengakibatkan perubahan letak (dislokasi) atau
perubahan bentuk (deformasi) kulit bumi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa permukaan bumi
terbentuk dari lapisan batuan yang disebut kulit
bumi atau litosfer. Kulit bumi mempunyai ketebalan
relatif sangat tipis, sehingga mudah pecah-pecah
menjadi potongan-potongan kulit bumi yang tak
beraturan yang disebut lempeng tektonik.
Materi Geografi tentang Litosfer
25
Berdasarkan luas dan waktu terjadinya,
gerakan lempeng tektonik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu gerak epirogenetik dan
gerak orogenetik.
Gerak epirogenetik, adalah gerak atau
pergeseran lapisan kerak bumi yang relatif
lambat dan berlangsung dalam waktu yang
lama, serta meliputi daerah yang luas. Contoh:
penenggelaman benua Gondwana menjadi
Sesar Hindia.
Gerak epirogentik dapat dibedakan menjadi
dua yaitu sebagai berikut:
Materi Geografi tentang Litosfer
26
1) Epirogentik positif, yaitu gerak turunnya daratan
sehingga kelihatannya permukaan air laut yang naik.
Contoh: Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian
timur (Kepulauan Maluku dari pulau-pulau barat
daya sampai ke pulau Banda).
2) Epirogentik negatif, yaitu gerak naiknya daratan
sehingga kelihatannya permukaan air yang turun.
Contoh: naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.
Gerak orogenetik, ialah proses pembentukan
pegunungan. Proses orogenesis meliputi luas areal yang
relatif sempit dan salam waktu yang relatif singkat,
dibandingkan epirogenesis.
Contoh: pembentukan pegunungan-pegunungan yang
ada di bumi ini, seperti Pegunungan Andes, Rocky
Mountain, Sirkum Mediterania, dan sebagainya.
Materi Geografi tentang Litosfer
27
Gerak orogenetik menyebabkan
tekanan horizontal dan vertikal di kulit
bumi, yang mengakibatkan terjadinya
dislokasi atau berpindah-pindahnya
letak lapisan kulit bumi. Peristiwa ini
dapat menimbulkan lipatan dan
patahan.
Materi Geografi tentang Litosfer
28
BENTUK-BENTUK LIPATAN
Lipatan tegak
Lipatan menggantung
Lipatan miring
Lipatan isoklin
Materi Geografi tentang Litosfer
Lipatan rebah
Lipatan kelopak
29
PATAHAN
Keterangan:
A. Horst dan graben akibat
tekanan dua arah
B. Graben akibat tarikan
dari dua arah
C. Graben yang memusat
D. Graben yang menyebar
E. Fleksur
F. Dekstral dan Sinistral
G. Block Mountain
Materi Geografi tentang Litosfer
30
VULKANISME
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan
dengan pembentukan gunungapi, yaitu pergerakan
magma dari dalam litosfera yang menyusup ke lapisan
yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi.
Di dalam litosfer, magma menempati suatu kantong
yang dinamakan dapur magma (Batholit).
Kedalaman dan besar dapur magma itu sangat
bervariasi. Ada dapur magma yang letaknya sangat
dalam dan ada pula yang dekat dengan permukaan
bumi.
Materi Geografi tentang Litosfer
31
(1) Bathalit, yaitu dapur magma.
(2) Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi),
yaitu magma yang menyusup di antara
dua lapisan batuan, mendatar dan
pararel dengan lapisan batuan tersebut.
(3) Lakolit, yaitu magma yang menerobos
di antara lapisan bumi paling atas.
Bentuknya seperti lensa cembung atau
kue serabi.
(4) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi
magma yang menyusup dan membeku
di sela-sela lipatan (korok).
(5) Diaterma adalah lubang (pipa) di antara
dapur magma dan kepundan gunungapi
yang bentuknya seperti silinder
memanjang.
Materi Geografi tentang Litosfer
32
EKSTRUSI MAGMA
Ekstrusi magma, yaitu proses keluarnya magma dari
dalam bumi sampai kepermukaan bumi.
(1) Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan
bumi dan mengalir ke permukaan bumi.
(2) Lahar, yaitu material campuran antara lava dengan
materi-materi yang ada di permukaan bumi berupa
pasir, kerikil, debu, dan lain-lain dengan air sehingga
membentuk lumpur.
(3) Eflata dan piroklastika yaitu material padat berupa
bom, lapili, kerikil, dan debu vulkanik.
(4) Ekhalasi (gas) yaitu material berupa gas asam arang
seperti fumarola (sumber uap air dan zat lemas),
solfatar (sumber gas belereng), dan mofel (gas asam
Materi Geografi tentang Litosfer
33
arang).
Ekstrusi identik dengan erupsi atau letusan
gunungapi yang dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu erupsi efusif dan eksplosif.
(1) Erupsi efusif, yaitu erupsi berupa lelehan
lava melalui retakan atau rekahan atau
lubang kawah suatu gunungapi
(2) Erupsi eksplosif, yaitu erupsi berupa
ledakan dengan mengeluarkan bahan-bahan
padat (Eflata/Piroklastika) berupa bom,
lapili, kerikil, dan debu vulkanik bersamasama dengan gas dan fluida.
Materi Geografi tentang Litosfer
34
TIPE LETUSAN
1. Letusan Tipe Hawaii
Tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat
cair, sehingga mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang
sangat cair inimenghasilkan bentuk seperti perisai atau tameng.
Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di
Hawaii.
2. Letusan Tipe Stromboli
Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya
terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang hampir sama.
Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu
letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan
yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh
gunung api bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia)
dan Gunung Raung (Jawa).
Materi Geografi tentang Litosfer
35
Gambar : Tipe Hawaii
Gambar : Tipe Vulkano
Gambar : Tipe Stromboli
Gambar : Tipe Merapi
Materi Geografi tentang Litosfer
36
3. Letusan Tipe Vulkano
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom,
abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Letusan
tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur
magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta
GunungSemeru di Jawa Timur.
4. Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat
mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin
bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan
yang pecah-pecah terdorong ke atas dan
akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng
gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula
awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel.
Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di
sekitarnya.
Materi Geografi tentang Litosfer
37
Gambar : Tipe Perret atau Plinian
Gambar : Tipe Pelee
Gambar : Tipe Sint Vincent
Materi Geografi tentang Litosfer
38
5. Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan.
Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai
ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan
kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga dinding
kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada
tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980.
6. Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di
puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga
menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila
penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
7. Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah
bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung
tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat
berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919
dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.
Materi Geografi tentang Litosfer
39
Tanda-tanda gunungapi yang akan meletus dapat dicirikan,
sebagai berikut:
a) Suhu di sekitar gunung naik
b) Mata air menjadi kering
c) Sering mengeluarkan suara gemuruh dan kadang-kadang
disertai getaran (gempa)
d) Tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu, dan binatang di
sekitar gunung bermigrasi.
Tanda-tanda gejala pasca vulkanik antara lain sebagai berikut:
(1) Terdapatnya sumber air panas yang banyak mengandung mineral,
terutama belerang, seperti di Ciater dan Cipanas Jawa Barat; serta Batu
Raden Jawa Tengah.
(2) Terdapatnya geyser, yaitu semburan air panas yang keluar secara
berkala dari celah-celah batuan, seperti di Cisolok (Sukabumi, Jawa
Barat), The Old Faithfull Geyser di Taman Nasional Yellow Stone
(USA);
(3) Terdapatnya ekshalasi (sumber gas) berupa: fumarola (sumber uap air
dan zat lemas); solfatar (sumber gas belereng); dan mofel (sumber gas
asam arang).
Materi Geografi tentang Litosfer
40
Materi Geografi tentang Litosfer
41
Download