1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Selama beberapa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Selama beberapa tahun ini, perhatian dunia mengenai lingkungan hidup
semakin menarik perhatian banyak orang. Setiap aktivitas perusahaan yang
mengarah ke pencemaran lingkungan hidup telah membangkitkan kepedulian
masyarakat mengenai proses produksi yang ramah lingkungan yang bertujuan
untuk mengurangi dampak dari polusi yang dihasilkan. Hal ini mengakibatkan
perusahaan dituntut untuk lebih menaruh perhatian terhadap kegiatan yang dapat
meminimalkan polusi dan menggunakan sumber daya alam secara lebih efektif
dan lebih efisien (Schaltegger & Synnestvedt, 2002), dan memotivasi perusahaan
untuk membentuk image perusahaan dalam pandangan masyarakat sebagai
perusahaan yang peduli terhadap lingkungan (Ahmad dan Sulaiman, 2002).
Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak
tahun 1970an di Eropa. Akibat tekanan dari lembaga-lembaga bukan pemerintah
dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak
agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan tidak hanya
kegiatan industri demi bisnis semata (Almilia dan Wijayanto, 2007). Begitupun
yang terjadi di Indonesia pada saat ini, aspek lingkungan telah menjadi hal yang
diperhatikan di publik. Di Indonesia, pencemaran lingkungan menjadi masalah
1
Universitas Kristen Maranatha
seperti halnya di negara-negara lainnya. Usaha dari pihak regulator di Indonesia
untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang
serasi, selaras, dan seimbang telah dilakukan dengan menerapkan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 mengenai Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Aturan pelaksanaan lebih lanjut telah dinyatakan dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999. Pemerintah sebagai
pihak regulator berkewajiban menjembatani kepentingan antara perusahaan
dengan publik, namun tentu saja kesadaran dan peran dari perusahaan dalam
beroperasi dengan mengindahkan kepentingan publik menjadi kunci masalah dan
topik yang menarik bagi peneliti.
Program
Penilaian
Peringkat
Kerja
Perusahaan
dalam
Pengelolaan
Lingkungan Hidup, atau dikenal juga dengan PROPER telah dilakukan oleh
Kementrian Negara Lingkungan Hidup sejak tahun 2002 silam sebagai bentuk
pengembangan dari program PROPER PROKASIH yang menjadi salah satu
alternatif instrumen penataan sejak tahun 1995 yang diawali dengan Program Kali
Bersih (PROKASIH) pada tahun 1990. Program ini dikembangkan dengan
pertimbangan bahwa masih rendahnya kesadaran dan tingkat penataan perusahaan
karena belum efektifnya berbagai instrumen penataan yang ada, meningkatnya
tuntutan transparansi dan keterlibatan publik dalam pengelolaan lingkungan,
adanya kebutuhan insentif terhadap upaya pengelolaan lingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan demi menciptakan nilai tumbuh lingkungan, dan
adanya potensi peningkatan kinerja penataan melalui penyebaran informasi.
Bedasarkan pertimbangan tersebut, maka dipilihlah perusahaan-perusahaan
2
Universitas Kristen Maranatha
peserta PROPER yang difokuskan kepada perusahaan-perusahaan yang
berdampak besar terhadap lingkungan hidup, yang berorientasi ekspor, yang
produknya akan bersinggungan langsung dengan lingkungan dan masyarakat, dan
perusahaan publik.
Bedasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 180 Tahun 2014 Tentang Hasil Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2013-2014, dapat
disimpulkan bahwa infrastruktur dari PROPER berkembang, ditandai dari jumlah
peserta yang mengalami peningkatan dari 187 menjadi 1908 perusahaan.
Pencapaian ini didukung oleh 84 petugas pengawas dan 95 tim ahli. Sebagian
besar pengawas berasal dari provinsi (89%), sisanya berasal langsung dari
Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KLH). Adapun keberhasilan dari
PROPER yaitu:
1. Selama 10 tahun (2004-2014) berhasil mendorong ketaatan perusahaan
terhadap peraturan lingungan dari 49% menjadi 72%
2. Berhasil mengutamakan perlindungan lingkungan ke dalam perusahaan,
sehingga lingkungan menjadi salah satu indikator kinerja perusahaan.
3. PROPER digunakan perusahaan sebagai peta jalan untuk penerapan
ekonomi hijau.
4. PROPER berhasil mengkoordinasikan pengawasan lingkungan menjadi
gerakan nasional yang terkoordinasi dan dengan standar pengawassan
yang sama terhadap 30 provinsi. Untuk menggerakkan sistem pengawasan
3
Universitas Kristen Maranatha
ini, telah dilakukan peningkatan kapasitas dan pemberdayaan terhadap 584
pejabat pengawas lingkungan hidup.
Selain PROPER, International Organisation for Standardization telah
mengembangkan suatu standar internasional mengenai lingkungan, yaitu Sistem
Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 yang telah diadopsi oleh berbagai
industri di dunia sejak awal tahun 90-an (Cascio dkk., 1996). SML ISO 14001
terdiri dari lima elemen utama, yaitu: 1) kebijakan lingkungan; 2) perencanaan
lingkungan; 3) pelaksanaan dan pengoperasian; 4) tindakan pemeriksaan dan
perbaikan; serta 5) pengkajian manajemen (Badan Standarisasi Nasional, 2011).
Lebih lanjut, tujuan menyeluruh dari penerapan SML ISO 14001 sebagai sebuah
standar internasional adalah untuk mendukung perlindungan lingkungan dan
pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi.
Menurut Memed Sueb & Maria Nety Indramayu Keraf (2012), keuntungan
ekonomi yang dapat diperoleh dari SML ISO 14001 antara lain dapat
memperbaiki kinerja lingkungan secara keseluruhan, menghasilkan suatu
kerangka kerja dalam upaya untuk pencegahan polusi, meningkatkan efisiensi dan
penghematan biaya potensial, dan meningkatkan citra perusahaan.
Kartika Hendra Titisari & Khara Alviana (2012) meneliti mengenai Pengaruh
Environmental Performance terhadap Economic Performance yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari empat
variabel independen environmental performance (PROPER), total assets, industry
sector, dan ISO 14001, hanya variabel environmental performance yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap economic performance.
4
Universitas Kristen Maranatha
Susi Sarumpaet (2005) meneliti tentang The Relationship Between
Environmental Performance and Financial Performance
of
Indonesian
Companies. Hasil penelitiannya adalah environmental performance tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap financial performance di Indonesia.
Tetapi, akan berpengaruh secara signifikan dengan company size, stock exchange
listing, dan ISO 14001, yang artinya mengindikasikan adanya konsistensi antara
rating dari pemerintah dengan sertifikasi standar internasional manajemen
lingkungan.
Memed Sueb & Maria Nety Indramayu Keraf (2012) meneliti mengenai
Relasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 dan Kinerja Keuangan. Hasil
penelitiannya adalah implementasi sistem manajemen lingkungan berpengaruh
positif terhadap pencapaian kinerja keuangan pada perusahaan yang sudah
memperoleh sertifikat ISO 14001 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Syawal Harianto & Khairul Ikhsan (2013) meneliti mengenai Pengaruh
Pengungkapan lingkungan dan Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan
pada Perusahaan HPH/HPHTI, Pertambangan Umum dan Migas yang Terdaftar
di BEI. Hasil penelitiannya adalah pengungkapan lingkungan dan kinerja
lingkungan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan yang bergerak di bidang HPH/HPHTI Pertambangan Umum dan
Migas yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20082009. Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan yang bergerak di bidang HPH/HPHTI Pertambangan Umum dan
Migas yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20085
Universitas Kristen Maranatha
2009. Sebaliknya, pengungkapan lingkungan berpengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan pada perusahaan yang bergerak di bidang HPH/HPHTI,
Pertambangan umum dan Migas yang go public dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2008-2009.
Mazda Eko Sri Tjahjono (2013) meneliti mengenai Pengaruh Kinerja
Lingkungan
terhadap
Nilai
Perusahaan
dan
Kinerja
Keuangan.
Hasil
penelitiannya adalah bahwa kinerja lingkungan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja keuangan. Kinerja lingkungan tidak memiliki
pengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan, karena nilai perusahaan
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Kinerja keuangan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Kinerja lingkungan memiliki
pengaruh secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan melalui kinerja
keuangan.
Whino Sekar Prasetyaning Tunggal & Fachrurrozie (2014) meneliti mengenai
Pengaruh Environmental Performance, Environmental Cost dan CSR Disclosure
Terhadap Financial Performance. Hasil penelitiannya adalah environmental
performance memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap financial
performance. CSR disclosure tidak memiliki pengaruh terhadap financial
performance. Environmental performance memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap CSR disclosure. Environmental cost tidak memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap CSR disclosure. CSR disclosure juga tidak
memberikan dukungan positif atau hubungan tidak langsung antara variabel
environmental performance terhadap financial performance.
6
Universitas Kristen Maranatha
Ibrotul Lailatur Rohmah & Agus Wahyudin (2015) meneliti tentang Pengaruh
Environmental
Performance
terhadap
Economic
Performance
dengan
Environmental Disclosure sebagai Variabel Intervening. Hasil penelitiannnya
menunjukkan bahwa environmental performance tidak berpengaruh signifikan
terhadap economic performance. Environmental performance berpengaruh
signifikan
terhadap
environmental
disclosure.
Environmental
disclosure
berpengaruh signifikan terhadap economic performance. Dan bedasarkan hasil
penelitian ini juga, environmental performance berpengaruh signifikan terhadap
economic performance melalui environmental disclosure sebagai variabel
intervening yang ditunjukkan dengan perhitungan sobel test. Artinya, tinggi
rendahnya kinerja ekonomi suatu perusahaan dipengaruhi oleh kinerja lingkungan
melalui pengungkapan kinerja lingkungan tersebut. Masuknya environmental
disclosure sebagai variable intervening membuat environmental performance
menjadi berpengaruh terhadap economic performance. Maka, dapat disimpulkan
bahwa variabel intervening dalam penelitian ini benar-benar berperan dalam
pengaruh environmental performance terhadap economic performance.
Rizki Anshari Rafianto (2015) meneliti pengenai Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility dan Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja
Keuangan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pengaruh dari kinerja
lingkungan dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap kinerja
keuangan secara simultan tidak berpengaruh. Sedangkan secara parsial,
pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan. Tetapi, kinerja lingkungan secara parsial dan corporate social
7
Universitas Kristen Maranatha
responsibility secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan.
Suratno et al (2006) meneliti mengenai Pengaruh Environmental Performance
Terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa environmental performance berpengaruh positif
signifikan terhadap environmental disclosure, dan environmental performance
juga berpengaruh positif signifikan terhadap economic performance.
Al-Tuwaijri, et. al. (2003) meneliti tentang The Relations Among
Environmental
Disclosure,
Environmental
Performance,
and
Economic
Performance: A Simultaneous Approach. Hasil penelitiannya adalah bahwa
environmental performance dan economic performance memiliki hubungan yang
positif
signifikan,
dan
juga
antara
environmental
disclosure
dengan
environmental performance.
Penulis tertarik untuk menjadikan variabel ISO 14001 sebagai variabel
moderating, dikarenakan penulis ingin mengetahui apakah variabel ISO 14001
akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara kinerja lingkungan dan
kinerja lingkungan. Selain itu, bedasarkan penelitan-penelitian sebelumnya,
belum ada yang menggunakan variabel ISO 14001 sebagai variabel moderating,
dan bedasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ibrotul Lailatur Rohmah &
Agus Wahyudin (2015) mengenai Pengaruh Environmental Performance
terhadap Economic Performance dengan Environmental Disclosure sebagai
Variabel Intervening, kita dapat lihat bahwa dengan adanya tambahan variabel
8
Universitas Kristen Maranatha
yang menengahi atau mempengaruhi variabel dependen dengan independen dapat
merubah kesimpulan akhir dari penelitiannya secara signifikan.
Bedasarkan uraian di atas, penulis mengambil masalah penelitian dengan
judul: “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan dengan ISO
14001 Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI”.
1.2.Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis mencoba
mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh kinerja
lingkungan terhadap kinerja keuangan dengan ISO 14001 sebagai variable
moderating pada perusahaan yang terdaftar di BEI?
1.3.Tujuan Penelitian
Bedasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh kinerja
lingkungan terhadap kinerja keuangan dengan ISO 14001 sebagai variable
moderating pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bagi Perusahaan
Memberi masukan-masukan informasi mengenai pengaruh kinerja lingkungan
terhadap kinerja keuangan, sehingga dapat membantu perusahaan dalam
menentukan kebijakannya mengenai kegiatannya yang mempengaruhi
lingkungan hidup.
9
Universitas Kristen Maranatha
2. Bagi Penulis
Selain untuk menambah pengalaman, penulis juga dapat menerapkan dan
membandingkan ilmu yang telah diperoleh penulis selama di bangku
perkuliahan dengan kenyataannya, terutama mengenai akuntansi manajemen
lingkungan hidup.
3. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu mengenai
akuntansi manajemen lingkungan hidup, dan untuk menjadi referensi bagi
peneliti selanjutnya.
10
Universitas Kristen Maranatha
Download