Suci Musvita Ayu, S.KM, M.PH Erni Gustina, S.KM, M.PH a. b. Istilah adolescent (remaja) dan adolescence (masa remaja) berasal dari bahasa Latin ADOLESCERE, yg artinya tumbuh ke arah kematangan baik secara fisik, psikis, dan sosial. Masa remaja terbagi menjadi dua periode : periode remaja awal dan periode remaja akhir. a. b. c. d. e. f. g. Masa remaja Masa remaja peralihan. Masa remaja perubahan. Masa remaja Masa remaja realistis. Masa remaja indentitas. Masa remaja dewasa. merupakan periode penting. merupakan periode merupakan periode merupakan masa bermasalah merupakan masa yg tidak merupakan masa mencari merupakan ambang masa Remaja adalah suatu fase perkembangan yang dialami sesorang ketika memasuki usia 12-22 tahun Dibagi menjadi 3 TAHAP : Remaja awal : 12-15 tahun Remaja Madya: 15 -18 tahun Remaja Akhir 19-22 tahun Perkembangan fisik 1) Proporsi tubuh remaja, khususnya remaja akhir sudah menyamai proporsi tubuh orang dewasa. 2) Berkat perkembangan ciri-ciri seks sekundernya, remaja, khususnya remaja akhir , secara fisik sudah menyamai orang dewasa. 6 LAKI - LAKI No. PEREMPUAN Tubuh laki-laki menonjolkan garis-garis lurus dan tegak yang dianggap lambang keperkasaan dan kekuasaan 1 Tubuh perempuan lebih menonjolkan garis-garis melingkar, bulat dan sering dianggap sebagai lambang kelembutan Bahu lebar, dada lapang 2 Bahu relatif kecil dan melengkung, dada membesar kedepan. Pinggul lebih kecil dibandingkan bahu 3 Pinggang kecil tetapi tulang pinggul besar/membulat LAKI-LAKI No. PEREMPUAN KAKI TEGAK LURUS, Sering menampakkan otot-otot 4 Paha besar dan kaki meruncing kebawah Lengan dan tangan relatif keras dan berotot 5 Lengan dan tangan relatif lembut dan lemas Suara besar, ada jakun pada leher 6 Suara kecil dan ringan, leher rata Mengalami mimpi basah 7 menstruasi Bulu rambut lebih mudah tumbuh pada muka(kumis, cambang, jenggot) 8 Rambut muka relatif tidak mudah tumbuh 1) Perilaku seksual adalah perilaku yang terjadi karena dorongan seksual. 2) Timbul rasa tertarik pada lawan jenis. 3) Timbul dorongan seksual. 4) Timbul fantasi-fantasi seksual 5) Pendidikan seks diperlukan agar perilaku seksual remaja tidak menyimpang dari norma. Perkembangan intelektual 1) Kemampuan intelektual sampai pada tingkat operasi formal. 2) Mampu melakukan penalaran. 3) Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan untuk mencapainya. 4) Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yg membuat proses kognitif tersebut menjadi lebih efisien. Perkembangan emosi 1) Emosionalitas remaja berada diantara emosionalitas anak-anak dan orang dewasa. 2) Masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (STURM UND DRANG PERIODE). 3) Berkembang beberapa jenis perasaan seperti : simpati, cinta, rindu, cemburu, bahagia dicinta dan mencintai. Perkembangan sosial 1) Perilaku sosial remaja banyak dipengaruhi oleh kelompok teman usia sebaya (peer group). 2) Terjadi pengelompokan sosial (sahabat karib, kelompok kecil, kelompok besar, dan gang). 3) Terjadi peningkatan dalam kemampuan menyesuaikan diri. 4) Terjadi perubahan dalam penyesuaian thd kelompok besar ke kelompok yg lebih kecil. 5) Perilaku sosialnya menjadi lebih tenang. Perkembangan moral 1) Seiring dg perkembangan kognitifnya, remaja memandang aspek moral dg abstraksi . 2) Penilaian thd moralitas semakin kognitif. 3) Penilaian moral mengalami orientasi dari egosentri, ke sosiosentris, dan akhirnya ke prinsip universal. 4) Pada remaja, penilaian moral secara psikologis lebih mahal. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Mencapai hubungan yg baru dan lebih matang dengan teman sebaya. Mencapai peranan sesuai dg jenis kelaminnya. Menerima keadaan fisik apa adanya. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Membuat rencana yang berhubungan dengan karirnya. Mampu berperilaku sosial dan seksual secara bertanggung jawab. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku. Designed by Kuntjojo 3/1/2014 13 Prestasi atau hasil belajar menurun Terlalu sering tidak masuk sekolah Keluhan-keluhan fisik yang terlalu sering dan menetap Perubahan kebiasaan makan atau tidur Kesulitan konseentrasi yang terus-menerus Adanya kecemasan, stres, gejala-gejala depresi(kurang bergairah, sedih, putus asa, ingin bunuh diri, takut mati, pesimis, dll) Menarik diri dari kelompok/teman/keluarga, dan berganti-ganti teman baik. Adanya pola tingkah laku yang radikal Konflik dengan orang tua Merasa tidak betah dirumah Prestasi belajar jang diperoleh minimal memenuhi standar dan kalau mungkin berprestasi tinggi Rajin dan tekun bersekolah Membiasakan diri hidup sehat dan seimbang Makan, istirahat, tidur, dan olahraga yang cukup dan teratur Membiasakan berkonsentrasi pada saat mengikuti pelajaran atau melakukan kegiatan sehingga tetap bersemangat. Menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan sehingga terjadi keselarasan hidup Berfikir positif dan bergembira Berteman, bergaul, dan bersahabat secara aman dan wajar Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan Ikut menjadi bagian penting dalam terciptanya keharmonisan keluarga Taat dan patuh pada hukum, aturan, dan norma yang berlaku Hidup dengan rasa optimis dan selalu berpengharapan Menjaga tubuh agar tetap sehat jasmani dan rohani Berteman dengan lawan jenis secara wajar Berusaha menemukan ketenangan di rumah sendiri (home sweet home) Penyalahgunaan obat terlarang Minuman keras Berjudi merokok Berhenti sekolah Stress/depresi Tawuran Kehamilan yang tidak diinginkan Penyakit menular karena hubungan seksual (AIDS) 1. Istilah pubertas (puberty) berasal dari bahasa Latin PUBERTAS, yang artinya usia kedewasaan. 2. Pubertas merupakan suatu masa di mana individu telah mencapai kedewasaan secara biologis, yaitu ditandai dg berfungsinya organ reproduksi. 3. Pubertas merupakan tanda secara biolgis bahwa individu telah memasuki usia remaja. 4. Pubertas merupakan suatu masa di mana individu mengalami perubahan dari a seksual menjadi seksual. 21 1. Masa pubertas merupakan periode tumpang tindih. 2. Masa pubertas merupakan periode yang singkat. 3. Masa pubertas merupakan masa terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. 4. Masa pubertas merupakan masa negatif. 5. Masa pubertas merupakan masa krisis identitas. 22 1. Perubahan dalam ukuran tubuh a. Pertambahan tinggi badan b. Pertambahan berat badan 2.Perubahan proporsi tubuh Proporsi pubertas berubah mendekati proporsi tubuh orang dewasa 3.Perkembangan ciri-ciri seks primer a. Ciri-ciri seks primer adalah organ tubuh yg berhubungan dg sistem reproduksi. b. Matangnya organ reproduksi ditandai dengan MENARCHE (pada wanita) dan WET DREAM (pada pria) 23 4. Perkembangan ciri-ciri seks sekunder. a. Ciri-ciri seks sekunder adalah ciri-ciri fisik yang membedakan jenis kelamin. b. Ciri-ciri seks sekunder pada pria adalah : kumis, jenggot, tubuh berotot, dst. c. Ciri-ciri seks sekunder pada wanita adalah : payudara dan pinggul membesar, dst. 24 1. Perubahan fisik yang pesat pada masa pubertas berakibat pada perilaku. Sering munculnya sikap dan perilaku negatif menyebabkan masa pubertas disebut sebagai masa negatif, tepatnya masa negatif II. 2. Sikap dan perilaku negatif yang dapat muncul pada masa pubertas adalah : malas, cepat bosan, mudah gelisah dan tersinggung, rasa percaya diri kurang, dst. 25 1. Kelenjar pituitary bekerja lebih aktif. 2. Kelenjar pituitary menghasilkan dua mcam hormon : HORMON PERTUMBUHAN dan HORMON GONADOTROPIK. 3. Hormon pertumbuhan berfungsi mengendalikan pertumbuhan tinggi badan. 4. Hormon gonadotropik berfungsi merangsang gonad atau organ reproduksi. 5. Gonad pria berupa testes dan gonad wanita berupa ovarium atau indung telur. 26 1. 2. 3. Anak menganggap bahwa menstruasi merupakan peristiwa yg sangat tidak menyenangkan dan tidak dikehendaki. Penolakan thd menstruasi dapat menyebabkan terjadinya psychogene amenorrhoe, yaitu berhentinya menstruasi sebelum waktunya. Anak menganggap bahwa menstruasi adalah peristiwa yang menjijikkan. Menstruasi adalah penyakit sehingga pada saat anak mengalami menstruasi dirinya menghendaki diperlakukan sebagai orang sakit. Designed by Kuntjojo, UNP Kediri 3/1/2014 27 28 1. PRECOCIOUS PUBERTY a. Seorang anak dinyatakan mengalami pubertas terlalu dini (precocious puberty) bila dirinya telah memiliki ciri-ciri seks primer dan sekunder sebelum berusia 7 atau 8 tahun pada wanita dan 9 tahun pada pria. b. Pubertas terlalu dini merupakan masalah biologis, psikologis dan sosial bagi yang mengalaminya. c. Pubertas terlalu dini dapat terjadi karena faktor keturunan, penyakit atau gangguan otak, misalnya tumor dan meningistis. 29 penyebab dari Pubertas Prekoks masih belum diketahui secara pasti Beberapa hal internal yang dapat menyebabkan terjadinya Pubertas Prekoks : gangguan organ endokrin, genetika keluarga (autosomal dominan), abnormalitas genetalia (gangguan organ kelamin), penyakit pada otak, dan tumor yang menghasilkan hormon reproduksi. Sebuah penelitian pernah menyatakan bahwa seorang anak perempuan yang gemuk atau memiliki body mass index (BMI) bernilai obesitas seringkali menunjukkan ciri-ciri fisik terjadinya pubertas dini. Penelitian lain mengungkapkan zat Bisphenol-A (BPA) yang merupakan bahan baku pembuatan barang-barang dari plastik dan sering digunakan oleh bayi maupun anak kecil (dot atau botol plastik) dapat menstimulus peningkatan kadar hormon estrogen yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya Pubertas Prekoks Secara alamiah pubertas dini dapat terjadi dalam berbagai aspek fisik, kondisi ini disebut idiopathic central precocious puberty atau GnRH-dependent (Pubertas Prekoks Sentral). Hal ini bisa terjadi parsial ataupun transien. Pubertas sentral bisa muncul secara dini bila terjadi gangguan pada sistem penghambatan hormon yang diproduksi otak, atau adanya hamartoma hipotalamus yang memproduksi sedikitgonadotropin-releasing hormone (GnRH). Perkembangan organ seksual sekunder dipengaruhi oleh hormon steroid yang berasal dari keadaan abnormal lainnya (tumor gonad atau adrenal, hiperplasi adrenal kongenital dan lainnya). Keadaan ini tidak dipengaruhi gonadotropin-releasing hormone (GnRH-independent) disebut peripheral precocious puberty atau precocious pseudopuberty (Pubertas Prekoks Perifer). - - - Pada perempuan Payudara membesar. Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada lengan bawah. Bertambah tinggi dengan cepat. Mulainya menstruasi. Tumbuh jerawat. Munculnya bau badan. - Pada anak laki-laki Pembesaran testis dan penis. Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah. Peningkatan tinggi dengan cepat. Suara memberat Tumbuh jerawat Munculnya bau badan Tata Laksana Pubertas Prekoks Sentral ; Kebanyakan anak dengan Pubertas Prekoks sentral tidak disertai penyakit lainnya. Terapinya dinamakan GnRH analogue yang biasanya terdiri dari suntikan bulanan berupa leuprolide yang menghentikan aksis HPG dan menghambat perkembangan. Terapi tersebut dilanjutkan hingga pasien mencapai umur pubertas normal yang sesuai. Apabila mereka lupa atau menghentikan pengobatan, maka proses pubertas akan dimulai lagi. Tata Laksana Pubertas Prekoks Perifer ; Tujuannya adalah melakukan penanganan pada penyakit yang mendasari timbulnya Pubertas Prekoks ; misalnya karena konsumsi obat, maka obat tersebut dihentikan ; contohnya pada tumor, maka segera lakukan pembedahan reseksi tumor agar menghentikan agresifitas pubertas. 2. DELAYED PUBERTY a. Seorang anak dinyatakan mengalami delayed puberty atau pubertas yang terlambat jika dirinya belum menunjukkan perkembangan payudara menjelang usia 13 atau belum mengalami menarche menjelang usia 16 tahun, untuk anak perempuan dan belum mengalami pembesaran pada alat kelamin menjelang usia 14 tahun, untuk anak lakilaki. b. Pubertas yang terlambat juga dapat menimbulkan masalah biologis, psikologis, dan sosial bagi yg mengalaminya. c. Pubertas terlambat terjadi karena faktor , kurang gizi, gangguan fungsi kelenjar pituitary, dst. 39 Pengobatan dengan seks steroid dosis rendah yang ditingkatkan secara bertahap pubertas akan terangsang secara alamiah dengan efek samping yang minimal pada pertumbuhan a. Pada laki-laki: digunakan testosteron enantate intramuskular b. Perempuan: estrogen oral dan medroxiprogesteron. Bila seorang anak menunjukkan bahwa terjadi pubertas terlalu dini atau terlambat hendaknya segera mendapatkan pertolongan dg memeriksakan yang bersangkutan pada dokter spesialis gangguan pertumbuhan dan hormonal anak (pediatric endocronologis 41 SUCI MUSVITA AYU SKM Mnrt nations surveys of family growth Masa remaja: suatu tahap dengan perubahan yang cepat dan penuh tantangan yang sulit. Masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi remaja Perkembangan ini berlangsung dari usia 12-20 tahun. Kurangnya pemahaman akibat dari bbrp fktr: adat istiadat, budaya, agama, dan info yang salah Perkembangan organ seksual pada masa pubertas secara fisik merupakan suatu proses pada remaja sebab variasi pematangan pada remaja bervariasi sesuai dengan perkembangan psikososial. Mereka ingin bersikap tidak tergantung pada orang tua Ingin mengembangkan keterampilan scr interaktif dgn kelompoknya Mulai mempelajari prinsip-prinsip etika Menunjukkan kemampuan intelektual Memiliki tanggungjawab pribadi dan sosial Tahapan remaja Pra Remaja Umur (Tahun) Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan < 11 <9 Remaja Awal 11-14 9-13 Remaja Menengah 14-17 13-16 Remaja Akhir > 16 > 17 Dikutip dari PPFA Adolescent Sexsuality, 2001:1:4 Pra Remaja ◦ indikator jenis kromosom, bentuk gonad, dan kadar hormon ◦ ciri pekembangan seksual belum mencolok ◦ mulai senang mencari info tentang seksdan mtos seks baik teman, keluarga maupun sumber2 lain ◦ Penampilan fisik belum banyak berubah Remaja awal ◦ mulai tampak perubahan fisik ◦ remaja mulai melakukan onani krn srg terangsang ◦ rangsangan krn meningkatnya kadar testosteron (LK) & estrogen (Pr) ◦ sebagian besar dari mereka yang melkkn onani timbul rasa bersalah/berdosa ◦ perasaan dosa akibat pemahaman agama yang merka pahami dari tokoh pemuka agama Remaja Menengah ◦ Pematangan fisik secara penuh pada LK (mimpi basah) dan Pr (menstruasi) ◦ Gairah seks sudah mencapai puncak sehingga cenderung melakukan sentuhan fisik ◦ Namun kegiatan itu masih secr alamiah ◦ Sering melakukan pertemuan untuk bercumbuan bahkan HUS ◦ Sebagian besar tidak bertanggungjawab terhadap perilaku seks yang mereka lakukan Remaja Akhir Remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh, sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah jelas dan mereka mulai mengembangkannya dalam bentuk pacaran Masturbasi/Onani ◦ Salah satu aktifitas yg srg dlakukan remaja ◦ Berdasarkan SIECUS (sex information and education Council of the united Stated) Pada usia 16 tahun LK (88%) & Pr (62%) ◦ Masturbasi/onani dilakukan sendiri & dlakukan scr manual dgn tmn sbya sejenis kelamin, tetapi sebgian besar melakukan secra mutual dgn pacarnya/pasangannya Percumbuan, seks oral, dan seks anal ◦ Penelitian pada umur 15-19 tahun di amerika: 55% mlkkn HUS, 53% Menglami masturbasi/onani, 49% mengalami seks Oral, 39% melakukan seks oral, 11% mengalami seks anal ◦ Perilaku ini dilakukan dirumah orangtuanya sebesar 75% ◦ HUS smkn lm smkn meningkat sesuai dgn pengktn umur 16% pada umur 7-8thn dan 60% pada 11-12 thn Hubungan sekseual ◦ HUS yang dilakukan dipengaruhi oleh bbrp faktr yaitu: Waktu/saat pubertas, Kontrol Sosial kurang tepat, frekuensi pertemuan dgn pacr, kondisi keluarga yang terll sbuk, Status ekonomi, tekanan dari teman sebaya, penggunaan NARKOBA, kehilangan kontrol krn tdk tahu batas, telah saatnya mlkkn aktifitas seks, menunjukkan cinta terhadap pasangannya, terjadi peningkatan rangsangan. ◦ Laporan PPFA (planned Parenthood Federation of amerika) tahun 2004: 1038 usia 13-17 tahun pendidikan seks secara Holistik dan terpadu kpd anak sdini mgkn & pada org tua/konselor Perlu adanya perubahan pemahaman masyarkat tntg seks yaitu pemahaman yg tidak tabu/kaku menjadi fleksibel Kepedulian masyarakat terhadap seks yang aman dan sehat perlu ditingkatkan SUCI MUSVITA AYU SKM Kehamilan terjadi jika intercouse dilakukan pada saat masa subur Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengenali masa subur : 1. Suhu basal (badan agak hangat) 2. Pengerasan perut dekat indung telur 3. Keluar sedikit darah dari vagina 4. Badan terasa agak pegal-pegal 5. Vagina terasa lembab 6. Keputihan fisiologis Pusat studi kriminologi UII (YK): 26,35% dari 846 telah melkn HUS sblm menikah dmn 50% telh mlkkn HUS. Penelitian sahabat remaja tentang perilaku seksual di 4 kota : 3,6% Medan, 8,5% YK, 3,4% SBY, 31,1% Kupang. Penelitian Puslit Ekologi kesehatan, badan litbang kpd siswa/I di Jakarta (54,39%) dan YK (49,2%) karn membaca & menonton FP Perubahan psikologis dan biologis Institusi pendidik langsung (orangtua & guru) kurang siap untuk memberikan info yg benar Perbaikan gizi menyebabkan umur haid lebih dini Smkn maju teknologi & membaiknya sarana kmnkasi Tanda Palsu Amenorhoe Mual-muntah Pembesaran uterus PP Tes + Tanda Pasti PP Tes + Mendengar DJJ Melihat/meraba gerakan janin RO : ada rangka janin Hiper pugmentasi kulit Kesehatan secara umum Tekanan darah Berat badan Kondisi payudara/mamae Bagian perut dengan palpasi Periksa dalam :untuk mengetahui bentuk rahim dan besarnya panggul (usia 6-10 minggu) Rumus Naegele HPL = H P M +7 -3 +1 HPM : hari pertama menstruai terakhir HPL : hari perkiraan lahir Mengukur tinggi fundus uteri NORMAL ABNORMAL O T A K DARAH OVARIUM KANDUNG RAHIM By SUCI MUSVITA AYU SKM 73 Perkembangan yg sehat : jika anak tumbuh menjadi remaja yg sehat fisik, psikologis serta terhindar dari cacat sosial seperti kecanduan narkoba, tindakan kriminal dll Secara seksual perkembangan yg dianggap berhasil meliputi membangun hubungan antar remaja yg akrab dg kasih sayang tanpa sampai terjadi KTD/IMS Di seluruh dunia remaja adalah kelompok umur yg jumlahnya terbanyak menderita IMS dibanding kelompok lainnya. 74 Dorongan dan aktifitas seksual yg tinggi menyebabkan remaja sering bertukar pasangan sehingga RESTI tertular IMS Rs Kariyadi, selama 4 th (90-94) tercatat 3803 kasus rajal, 1325 kasus (38.8%) adalah umur 15-24 thn Rs Sanglah tercatat 59.1% (95-97) adalah kelompok remaja 75 Dampak luas yg menyita perhatian kita akibat IMS terutama Go dan infeksi klamidia pd organ reproduksi perempuan adalah kemandulan, penyakit radang panggul dan KTD (pd kehamilan menyebabkan infeksi pd mata/kebutaan pd bayi) IMS dapat menjadi kofaktor HIV/Aids 76 Biologi : BBL --- vaginanya mpy lapisan epitel berlapis pipih berubah menjadi silinder, remajadewasa mjd epitel berlapis pipih. Epitel berlapis silinder rentan thd IMS Flora vagina mengalami perubahan. Bakteri Lactobacillus spp menyebabkan turunnya PH yg tinggi pd anak-anak mjd lebih rendah pd usia dewasa 77 PH yg agak tinggi menyebabkan kurangnya kuman penghasil hydrogenperoxida Perubahan produksi mukus menjadi lebih encer menyebabkan lebih mudah ditembus kuman dan melekat pd dinding sel Pd remaja pris perubahan ini belum diketahui dg jelas 78 Psikologi Golongan usia yg lebih muda mpy kemampuan pikir yg lebih sederhana, cenderung lebih kongrit, lebih perhatian thd hal-hal yg terjadi di sekitarnnya dan tidak mampu berpikir konseptual shg tidak berpikir untuk melakukan pencegahan dan berhatihati untuk menghindari akibat tsb 79 Ortu, pendidik, petugas kesehatan pd umumnya tidak memberikan pendidikan ttg cara menghindar IMS Perilaku Seksual Globalisasi : kematangan lebih cepat terjadi, kecenderungan menikah mjd lambat dg berbagai alasan 80 Angka seksual debut di Ind tdk diketahui, hanya di dukung oleh beberapa penelitian Pemakaian Co pd remaja dianggap merepotkan dan kurang nikmat Pd pasangan yg sudah berlangsung lama pemakaian Co hampir tdk pernah dilakukan dan beralih ke kontrasepsi yg lebih longgar, mis oral 81 Faktor Legal dan etika Sudut bimbingan dan ampuan ortu, remaja belum mandiri dan masih mendapar ampuan dari ortu Pelayanan Kesehatan Khusus Remaja Remaja malu untuk berobat campur dg kelp dewasa, sehingga remaja cenderung memilih berobat ke dukun/berobat secara mandiri 82 KIE, tindakan pencegahan pd kelp resti, penemuan kasus dini, penatalaksanaan yg tepat, skrining dan pelacakan kontak konseling (program sekolah, luar sekolah/keluarga, media massa) Program KRR dg kompoenen pelayanan kesehatan reproduksi esensial yaitu KIA, KB, pencegahan dan pemberantasan IMS/HivAids dan KRR 83 Tujuan KRR : Menurunkan risiko kehamilan dan pengguguran yg tidak di kehendaki Menurunkan penularan IMS/HIV-AIDS Memberikan informasi kontrasepsi (untuk pasca keguguran) Konseling untuk mengambil keputusan sendiri ttg kespro 84 Tabel : Beberapa Penyakit Menular Seksual (Denney & Quadagno , 1996) Penyakit Sebab Gejala Terapi Gonorrhea Bakteri: Neisseria gonorhoeae Lelaki: kencing nanah, sakit wkt kencing. Perempuan: tak ada gejala. Bisa menular pada bayi yang dilahirkannya. Syphilis Bantukan bakteri dan protozoa: Treponema pallidum Luka yang keras tapi tidak sakit. Antibiotika Terdiri dari 3 stadium. Awal: tak ada keluhan. Kemudian: kemerahan, gejala spt flu, menyerang semua organ. Pada tahap laten: tak menular, tapi bisa mengenai susunan saraf pusat, sistim kardio vaskuler, tulang. Pada perempuan dapat menular pada bayi yang sedang dikandung. Herpes Simplex Genitalis Virus: Herpes simplex type 2 (HSV-2) Bentukan spt pelepuhan yg berisi cairan, nyeri, terdapat di sekitar alat kelamin Antibiotika Anti virus untuk menekan keluhan 85 Tabel : Beberapa Penyakit Menular Seksual (Denney & Quadagno , 1996) Penyakit Sebab Gejala Terapi Non gonococcal Urethritis Bakteri: chlamydia Nyeri dan terasa panas ketika kencing Antibiotik a Candidiasis Fungi: Candida albicans Lelaki: tak ada gejala. Perempuan: keluar cairan kental, putih, Antifungi Hepatitis B Virus: Hepatitis virus Seperti flu, fungsi hati terganggu Terapi gejala Scabies dan Kutu pubis Parasit : Scabies Gatal Anti parasit 86 Tabel : Beberapa Penyakit Menular Seksual (Denney & Quadagno , 1996) Penyakit Sebab Gejala Lelaki: cairan keluar dari penis bening. Perempuan: awal tak ada keluhan Terapi Chlamydiasis Bakteri: Clamydia Genital Warts Virus: Human Bentukan menonjol beragam, Papilloma virus tak nyeri tumbuh disekitar kelamin Harus di operasi atau obat Podophyllin Chancroid Bakteri: Haemophilus ducrey Antibiotika AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) Virus: Human Tergantung stadium, awal: spt immuno flu. Std lanjut: rentan terhadap deficiency virus infeksi Nyeri, terdapat disekitar alat kelamin Antibiotika Dalam penelitian, belum ada yg spesifik 87 HIV/ AIDS Kapossi Sarcoma 88 Rectal HSV infection with perianal ulcers Description: Perirectal HSV lesions in HIV-positive male 89 Treponema pallidum Secondary Syphilis Syphilitic chancre 90 Mucous Patches Secondary Syphilis Rash Description: Mucous patches on the tongue in secondary syphilis Description: Rash of secondary syphilis involving palms and feet Perianal chancres Description: Perianal chancres (syphilis) 91 Intracellular Gram-negative diplococci Description: Intracellular Gram-negative diplococci (GNDC) in urethral Gram stain Disseminated Gonococcal infection Description: Lesion of disseminated gonococcal infection. 92 Gonococcal urethritis Description: Gonococcal Urethritis (purulent discharge) Epididymitis Description: Epididymitis 93 Nongonococcal Urethritis Description: Nongonococcal Urethritis (mucoid discharge) 94 HERPES SIMPLEX VENERALIS HSV Infection Recurrent HSV lesions Description: Severe primary HSV infection with penile edema Description: Recurrent HSV lesions showing vesicles and ulcer 95 Chancroidal ulcer Description: Chancroidal ulcer showing purulent appearing base Atypical Genital Ulcer, HSV (+) Description: Atypical Genital Ulcer, HSV (+), clinical diagnosis of "chancroid'" 96 Sarcoptes scabiei and Phthiris pubis Description: Sarcoptes scabiei and Phthiris pubis, each in an oil prep slide Scabies Rash Description: Rash due to scabies infestation 97 Scabies rash 98 99 10 0 10 1 10 2 Oleh SUCI MUSVITA AYU SKM Penggunaan zat/obat-obatan seperti Alkohol, tembakau, heroin dll dikalangan remaja sering dikaitkan dengan budaya setempat Di Indonesia: 622 kasus di th 1997, meningkat mjd 1833 kasus di th 1999 Berhubung penyalahgunaan zat/obat bertentangan dg hukum dan berdampak thd diri dan or-la, maka perlu diambil langkahlangkah Faktor resiko: semua remaja mpy risiko sbg pengguna Remaja yg berisiko tinggi sbg pengguna dipengaruhi oleh: 1. Faktor genetik (ortu angkat alkoholik) 2. Lingkungan klg (ortu dg disiplin yg ketat , ortu yg antisosial dan kriminal 3. Lingkungan klg dan pergaulan: pengaruh teman dekat, remaja yg punya riwayat bolos/gagal di sekolah/perilaku seks bebas 4. Karakteristik ind: remaja dg gangguan psikiatri cenderung sbg pengguna 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jenis obat-obatan terlarang: Canabinoids Depresan Anti cemas Stimulan Halusinogen Devirat opium dan morfin Anestesi Jenis Miras dan Obat-obatan terlarang: 1. Gol A dg kadar alkohol 1-5% (bir dan green sand) 2. Gol B dg kadar alkohol 6-20% (anggur, Malaga, KTI) 3. Gol C dg kadar 21-55% (Whisky, Brandy, Vodca, Mantion dan Sampagne) Penyalahgunaan zat atu obat-obatan seperti alkohol, tembakau,mariyuana atau morfin harus mendapatkan perhatian yang serius, mengingat luasnya penggunaan zat pada remaja, baik yang dikaitkan dengan tradisi masyarakat ataupun pola kehidupan sehari-hari. Meskipun berdampak buruk pada individu pengguna maupun orang lain Namun penggunaan zat-zat tersebut sulit dihentikan karena mempunyai efek ketergantungan dan sindroma putus obat apabila pemakaiannya dihentikan. Ciri-ciri yg dimiliki remaja: 1. Tjd pematangan fisik-biologic 2. Meningkatnya empati sesama 3. Meningkatnya keinginan untuk bebas 4. Suka mengganggu sesama 5. Meningkatnya hubungan dg teman sebaya 6. Meningkatnya orientasi seksual 7. Memasuki masa menahan nafsu birahi Perilaku seks remaja HUS pd remaja dipengaruhi oleh: Waktu/saat pubertas Kontrol sosial yg kurang ketat Frekwensi ketemu dg pacarnya Hubungan antar mereka yg makin romantis Kondisi klg yg tidak memungkinkan untuk mendidik anak untuk memasuki usia remaja dg baik Kurangnya kontrol dari orangtua Status ekonomi Korban pelelcehan seksual yg berhubungan dg fasilitas Tekanan dari teman sebaya Pengguna obat-obatan terlarang dan alkohol Kehilangan kontrol Remaja sudah saatnya melakukan aktifitas seksual Adanya keinginan untuk menunjukkan cinta pd pacarnya Penerimaan aktifitas seksual pacarnya Sekedar menunjukkan kegagahan dan kemampuan fisiknya Terjadi peningkatan rangsangan seksual akibat peningkatan kadar hormon reproduksi/seksual Masa mencoba-coba aktifitas seksual Mempunyai inisiatif untuk melakukan hubungan seksual sebab sudah merasa matang untuk melakukan HUS yg pertama/menunda HUS SARAN Melalui sektor pendidikan dan kesehatan Masyarakat. Pendidikan seks scr holistik dan terpadu kpd anak, orangtua dan konselor sedini mungkin (pemberdayaan perempuan) Mengikutsertakan LSM. Perlu adanya perubahan pemahaman masyarakat thd seksual yaitu pemahaman yg kaku mjd fleksibel. Pendidikan khusus (BKR, peer group, pembentukan lembaga konseling remaja di sekolah, program KIE) Sosialisasi Program KRR: Kesehatan, Keluarga Berencana, Pendidikan, Agama dan Sosial. Dunia: 1,3 milyar. 84% di negara berkembang. Negara maju: 42% laki-laki dan 24% wanita. Anak-anak merokok 1,1 milyar per tahun. Indonesia: Urutan pemakai rokok ke 5 di dunia dan ke 3 di Asia. Tahun 2001 prevalensi sebesar 31,5%. Pria; 62,2%, pedesaan (67%). 1. Sharma S, Lertzman M. Nicotine Addiction. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/287555-overview. 2. Grigsby D.G, Rager K.M, Cheever T.R. Substance Abuse: Nicotine. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/917297-overview. 3. Syahdrajat T. Merokok dan Masalahnya. Jurnal Kedokteran dan Farmasi Dexa Media. Oktober-Desember 2007; 4: 184-7. 4. Mackay J, Eriksen M. The Tobacco Atlas. 1st . Brighton-UK: Myriad Editions Limited; 2002. p. 31-2. Merokok fakt. risk.peny. jantung, kanker paru & Penyakit paru kronik KEMATIAN DINI yg sebetulnya dpt dicegah WHO 4 jt ke† /th k/ merokok Pe 10 jt ke† /th pd th 2030, 70 % di neg. berkembang Di neg. berkembang perokok mulai usia < 18 th Abad 21 20 % pd usia 13-15 th & 25 % mulai usia < 10 th Menghilang Stres (Stress relief) Sosialisasi (Socialising ) Kebosanan (Boredom ) Konsentrasi (Concentration aid) Kebugaran (Alertness ) Mengontrol berat badan (Weight control) Kesenangan (Enjoyment) ALASAN REMAJA MEROKOK 1. Pengaruh Orang tua Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal darilingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado, ALASAN REMAJA MEROKOK 2. Pengaruh teman. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh temantemannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih ALASAN REMAJA MEROKOK 3. Faktor Kepribadian. Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. (Atkinson, 1999)., 1991). 4. Pengaruh Iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, 1991). Kandungan bahan di dalam rokok •Asap rokok mainstream, sidestream 1 batang rokok ; gas 92 %, partikel padat / aerosol 8 % 4000 bahan kimia berbahaya 50 diantaranya karsinogen (penyebab kanker) •Komponen gas: Karbon monoksida, Amonia, Dimetilhidrosamine Formaldehide, HCN •Komp. padat: ◦ Nikotin, tar ,benzene & benzo(a)pirene Kandungan bahan di dalam rokok Nikotin : (katekolamin) Meningkatkan Tekanan darah. Meningkatkan denyut jantung penyumbatan pembuluh darah. Karbon monoksida (CO ): 2-6 % gas beracun (toksik) penurunan fungsi saraf pusat Penyakit Jantung dan Stroke. Satu dari tiga kematian di dunia berhubungan dengan penyakit jantung dan stroke. Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan “sudden death” ( kematian mendadak). Kanker paru. Satu dari sepuluh perokok berat akan menderita penyakit kanker paru. Pada beberapa kasus dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian, karena sulit dideteksi secara dini. Penyebaran dapat terjadi dengan cepat ke hati, tulang dan otak. Penyakit akibat merokok Kanker mulut. Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, kerusakan gigi dan penyakit gusi. Osteoporosis ( Keropos tulang) Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut oksigen darah perokok sebesar 15%, mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80% lebih lama untuk penyembuhan. Perokok juga lebih mudah menderita sakit tulang belakang Penyakit akibat merokok Katarak. Merokok dapat menyebabkan gangguan pada mata. Perokok mempunyai risiko 50% lebih tinggi terkena katarak, bahkan bisa menyebabkan kebutaan. Psoriasis. Perokok 2-3 kali lebih sering terkena psoriasis yaitu proses inflamasi kulit tidak menular yang terasa gatal, dan meninggalkan guratan merah pada Penyakit akibat merokok Kerontokan rambut. Merokok menurunkan sistem kekebalan, tubuh lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang menyebabkan kerontokan rambut, ulserasi pada mulut, kemerahan pada wajah, kulit kepala dan tangan Impotensi. Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran darah Penyakit akibat merokok Dampak merokok pada kehamilan. Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan dapat meningkatkan risiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Risiko keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena Karbon Monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen. Tatalaksana non farmakologis Tatalaksana farmakologis Tatalaksana kombinasi Saran dan edukasi - Konseling individual: >> - Konseling grup - Konseling telepon Hypnoterapi Akupunktur Self-help 1. Schmelzle J, Rosser W.W, Birtwhistle R. Update on Pharmacologic and Nonpharmakologic Therapies for Smoking Cessation. Canadian Family Physician. July 2008; 54: 994-9. 2. Sharma S, Lertzman M. Nicotine Addiction. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/287555-overview. a. Nicotine Replacement Therapy (NRT) Menggantikan nikotin efek neurofarmakologis b. Non Nicotine Replacement Therapy (NNRT) Menghambat dopamin dari Non farmakologis-farmakologis PPOK: Konseling-Bupropion/Nortryptiline abstinensia minggu 4-26 Wagena E.J, Knipschild P.G, MD, Huibers M.J.H, Wouters E.F.M, Schayck C.P.V. Efficacy of Bupropion and Nortriptyline for Smoking Cessation Among People at Risk for or With Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Arch Intern Med. 2005; 165: 2286-92. Permen karet nikotin Nikotin koyo Nikotin inhaler Nikotin tablet Nikotin nasal/spray Antidepresan - Bupropion, Nortryptiline : menghambat reuptake dopamin dan norepineprin - Sertraline, Fluoxetine : SSRIs Nicotinic acetylcholine receptor partial agonist - Varenicline : agonis parsial terhadap ά4ß2 nicotinic acethylcholine receptor 1. Roddy E. ABC of Smoking Cessation, Bupropion and Other Non-nicotine Pharmacotherapies. BMJ. February 2004; 328: 509-11. 2. Hughes J.R, Stead L.F, Lancaster T. Anti Depresan for Smoking Cessation. 1st. Burlington: JohnWiley & Sons, Ltd; 2009. p. 4-15 3. Hays J.T, Ebbert J.O. Varenicline for Tobacco Dependence. The New England Journal of Medicine. 2008; 359: 2018-24. 4. Fiore M.C, Jaén J.R, Baker T.B, Bailey W.C, Benowitz N.L, Curry S.J, et all. Clinical Practice Guideline Treating Tobacco Use and Dependence 2008 Update. U.S. Department of Health and Human Services Public Health Service. May 2008. p. 46-56, 110-26 Suci Musvita Ayu, SKM., MPH Remaja: masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, sehingga mpyi RESTI terhadap gguan tingkah laku, kenakalan dan tindak kekerasan Tindak kekerasan: suatu fenomena yg kompleks,akbt dari berbagai fktor antara lain kemiskinan, penggunaan obat terlarang dan paparan kekerasan pada usia dini (child abuse). DSM (diagnosis and statistik manual) gguan tgkh laku: pola peilaku berulang dan menetap, dmn perilaku tersebut melanggar norma sosial atau aturan2 yg sesuai dgn umurnya atau penyimpangan dari kbenaran Kenakalan remaja: tindakan kriminal yg dilkkan oleh remaja berumur kurang dr 17/18 thn. Berdasarkan penelitian di Amerika dan Soetjiningsih dan N. Marta mengklasifikasikan berdasarkan karakteristik remaja yaitu ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ Jenis Kelamin RAS Umur Medis Faktr lingkungan dan sosial Gguan bljr: rmj yg mmlki kesulitan menulis dan membaca cendrg menumpahkan kemarahan dgn tndkn & perilaku antisosial Psikopatologi: rmja salah persepsi dmn mrka mrsa diHina atau mlhat bhwa ssuatu itu mrpakan ancaman dan merndahkan dirinya Remaja dengan gguan saraf (rmja menderita epilepsi, kejang kompleks, dan terdapat aktifitas elektrik abnormal pada otak terutama pada sistem lembik Disregulasi neurologik Faktor biokemikal Faktor-faktor biologis anak Faktor sekolah Psikologis ortu Peranan keluarga ◦ ◦ ◦ ◦ Perceraian Kemelaratan Interaksi ortu dan anak Karakteristik keluarga lainnya Malatih orangtua disiplin, tdk menggunakan hkman fisik Membantu mengajarkn cara memecahkan masalah (problem solving) bg rmja Pendekatan-pendekatan lainnya tergantung masalah yang kerap dihadapi remaja Pencegahan dan pengobatan ◦ Pelatihan anak: Pencegahan : me kemampuan beradaptasi & mengerjakan tugas2 dgn baik pengobatan : mengajrkn untuk dpt menontrol dr, memechkn maslh, dan berperilaku prososial. ◦ Intervensi keluarga Pencegahan : Ortu diberikan pelatihan melatih disiplin, kmnkasi yg efektif & strategi memchkn mslh Pengobatan : intervensi yg lbh luas thdp kognitif, psikologis,dan penyesuaian perkwnan & sosial ortu ◦ Pendidikan sekolah Progrm difkuskan kpd kemampuan anak mmchkn maslh, mgatasi amarah, kontrol diri, memahami perasaan, kemampuan sosial, kemampuan berkomunikasi & upya yg dilakukan agar sukses dlm sklah ◦ Program Komunikasi program aktifitas bg rmja & diadakan pelthn trhdp aktifitas tsb. Anak-anak diberi penghargaan atas partisipasinya dalam program tsb. Epidemiologi ◦ Pembunuhan : AS 18-24thn menjadi penyebab kematian kedua remaja ◦ Tindak kejahatan: di AS tahun 1999 angkanya menurun 36% dari thn 1993. ◦ Jenis kelamin: korban kekerasan sbgn bsr trjdi pada laki-laki, pemerkosaan terjd pada wanita usia kurang dr 18 thn Etnik: pembunuhn terbsr ke 3 pd rmja kulit putih 15-24 hn di AS Umur: mnrt CDC (center for disease control&Prevention) th 2011 sbnyk 4998 rmja 15-24 thn dibunuh, rt2 14 orang/hari Peristiwa pencetus trjdinya kkrasan: keinginan untuk membalas dendam anatar teman atau kenalannya. Pengaruh obat & alkoholik Kekerasan pd media massa: TV, Game Penganiayaan anak: hkman fisik Kekerasan pada keluarga: riwayat KDRT Faktor2 sosial: ◦ Kemiskinan, pengangguran, perasaan puts asa, sekolah yg buruk, hubungan dgn tmn yg kurang baik Identifikasi trhdp rmja dan ortunya Men stabilitas pendpatan klrg yg brsiko Progrm prasekolah yg mmbrkn pnddkn intelktual, emosional,& sosial pd anak Mengurangi/mmbtsi pparan kkrsan media pd ank Mengajak rmaja rekreasi Memprbaiki kualitas lingkungan sklh & ekstrakulikuler sklh lbh ditgkatkan Menjamin keamanan&mengawasi rmaja Meningkatkan kegiatan rmaja stlh pulang sklh Mencegah rmaja bolos dan putus sklah Program penyediaan lapangan kerja tertama kpd rmja yg tlh lulus sklolah By Suci Musvita Ayu, SKM Gay, Lesbian dan Biseksual (GLB) sejak zaman dahulu hingga sekarang merupakan suatu fenomena yg penuh kontroversi Sepanjang sejarah perilaku ini dikaitkan dg konotasi negatif yi orang tdk bermoral shg sering terjadi tindakan diskriminatif, kekerasan bahkan pembunuhan Homoseksual : suatu gejala dari 2 orang berjenis kelamin sama scr seksual merasa tertarik satu dg lainnya dan keduanya terlibat di dalam aktifitas seksual Orientasi seksual : gambaran menetap dari gairah emosi dan seksual seseorang thd sesama jenis, lawan jenis atau kedua kelamin Identitias jenis kelamin : seseorang dari lahirnya sudah diketahui laki-laki/perempuan (3 thn) Homoseks : sso yg mengalami bangkitan emosi dan seksual thd sesama jenis kelamin. Gay : homoseksual pd laki-laki dan Lesbian : homoseksual pd perempuan Heteroseksual : sso yg mengalami bangkitan emosi dan seksual thd lawan jenis Biseksual : individu-individu yg melakukan aktifitas homoseksual dan heteroseksual scr menetap slm suatu rentang kehidupan Transeksual : sso yg menolak jenis kelamin badaniyah, tdk peduli ia dibesarkan sbg perempuan/laki-laki. Disebutkan juga bahwa jenis kelamin fisiknya bertentangan dg jenis kelamin psikologisnya Transvestitisme :k/a sso yg mencari rangsangan dan pemuasan seksual dg memakai pakaian dan berperan sbg sso yg berjenis kelamin berlainan In the closet : penolakan dari perasaan homoseksual/biseksual ke dunia luar Coming out : suatu proses penerimaan diri dan masyarakat thd sso dg orientasi homoseksual Teori Biologik Genetik : biasa terjadi pd saudara kembar (lima petanda DNA pd ujung lengan panjang kromosom X, yi pd segmen Xq28 Hormonal : Keseimbangan hormon androgen pra dan saat dewasa. Androgen diperlukan untuk perkembangan genetalia eksternal laki-laki. Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) :defek enzim shg produksi androgen berlebihan Pola Asuh : ibu yg dominan, overprotectif, ayah yg lemah, bermusuhan, jauh dantdk di tempat shg menyebabkan rasa bersalah dan kecemasan (memusihi ayah/ibu yg sangat dekat dg dirinya Trauma kehidupan : pengalaman hub heteroseksual yg tdk bahagia dan ketidakmampuan individu menarik lawan jenisnya Tanda-tanda Psikologik : sissy Bentuk tubuh sbg ciri utama : menentukan dasar laki-laki/pr, Sikap/perilaku yg kongruen/sesuai dg jenis kelaminnya, Orientasi lawan seksual, perilaku yg persisten mengenai daya tarik seksual. Ketiga aspek ini belum terbentuk dg baik sblm usia remaja Remaja sering menyembunyikan aktifitas seksualnya dari orang-orang terdekat Sensitisasi : anak memiliki perasaan berbeda dari kelpnya dg jenis kelamin yg sama tanpa mengetahui alasan dari perasaan. Kebingungan : tertarik dg teman sesama jenis, sering kehilangan daya tarik thd jenis kelamin yg berbeda. Bbrp remaja berperilaku denial bahkan bermusuhan dg orang GLB Asumsi Identitas : mulai menerima dirinya sbg GLB dan berorientasi seks. Pengungkapan orientasi ini akan mengakibatkan penolakan dari klg, teman dll shg remaja cenderung lari dr rumah, mencari tempat penuh resiko (berpenghasilan dg bergabung dg kelp GLB) Komitmen : menyadari dan menerima identitas dirinya dan masy mengenal sbg seorang homoseks. Remaja GLB mendapat kepuasan dan tidak mau merubah identitas seksualnya H. ego sintonik : homoseksual yg tdk merasa terganggu oleh orientasi seksualnya, tdk ada konflik bawah sadar yg ditimbulkan serta tdk ada desakan, dorongan/keinginan untuk mengubah orientasi seksualnya. Bisa menjalankan fungsi seksual dan sosialnya krn tdk mengalami kecemasan H. ego distonik : homoseksual yg mengeluh dan terganggu akibat konflik psikis, senantiasa tdk terangsang dg lawan jenis shg menghambat hub heteroseksual Beraktifitas sosial biasa Dlm berhubungan dg heteroseksual bervariasi : acuh, akrab dan menjaga jarak Mempunyai lambang bahasa yg khas dan beberapa tema khusus Saluran dan media komunikasi yg digunakan tergantung soseknya Lebih suka bereksperimen dan lebih penuh perhatian Gaya dan teknik pembangkitan gairah seksual tergantung tempat, waktu dan keadaan Perasaan relaks dan senang tergantung keleluasaan pribadi dan lingkungan Kebanyakan interaksi mrpk kesepakatan yg saling menguntungkan HIV merupakan singkatan dari Human Imunnodeficiensi Virus Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin banyak dan berkembang di dalam tubuh sehingga system kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh AIDS merupakan kependekan dari Aicquired immuno Deficiency Syndrome AIDS adalah kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV Ketika kekebalan tubuh seseorang telah berkurang maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah dan cepat Seseorang baru terpapar HIV belum dikatakan AIDS. Org yang baru terinfeksi HIV belum menampakkan gejala-gejala penyakit Lama-kelamaan stlh sistem kekebalan tubuhnya semakin berkurang dan telah muncul berbagai penyakit-penyakit barulah org tersebut dikatakan menderita AIDS Ada beberapa fase yang dialui sebelum seseorang yang terinfeksi HIV masuk ke dalam status AIDS 1. 2. 3. 4. Telah terinfeksi HIV 1-6 bulan Gjl-gjl pykit blm terlihat meskipun ia belum melakukan tes darah Pada fase ini antibody terhadap HIV blm terbentuk Bisa saja timbul gjl ringan seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri) 1. 2. 3. 4. Telah terinfeksi HIV 2 – 10 tahun Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV, tetapi tubuh penderita ttp sehat dan elum menampakkan gejala sakit Sudah dapat menularkan pada orang lain Bisa saja timbul gejala ringan seperti flu (biasanya b2-3 hari dan sembuh sendiri) 1. 2. 3. Muncul gejala-gejala awal penyakit Belum disebut sebagai AIDS Gejala-gejala yg berkaiatan antara lain keringat yang berlebihan pada wkt malam, pembesaran getah bening secara menetap dan merata, flu yang tdk sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, cepat lelah, serta BB terus berkurang 1. 2. 3. Sudah masuk fase AIDS AIDs baru dapat di diagnosa stlh kekebalan tbh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-Tnya Timbul penyakit tertentu yg disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC , infeksi paru-paru yg mybbkn radang paru-paru dan kesulitan utk bernafas, kanker kulit (berupa koreng diselruh tbh, infeksi otak yg menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala HIV dapat menular melalaui media : 1. Darah 2. Cairan sperma 3. Cairan vagina dan Air Susu Ibu 1. Hubungan seksual tanpa perlindungan (kondom) dengan org yg terinfeksi HIV 2. Transfusi darah yang tercemar HIV Penggunaan jarum suntik, tindik, tatto, pisau cukur, secara bersama-sama yg sblmnya telah digunakan oleh orang yg terinfeksi HIV. Antenatal yaitu bayi masih berada di dlm rahim mlli placenta. Intra natal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina Post natal yaitu stlh kelahiran melaui menyusui 25 – 35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV tercatat tertular HIV Dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya Memiliki banyak pasangan seksual/bergantiganti pasangan Berhubungan seks mlli dubur/anus, oral maupun vagina tanpa perlindungan Menggunakan jarum dan peralatan yg sdh tercemar HIV scr bersama-sama, yg tdk/belum disterilkan HUbungan seks sblm mneikah(tdk amna0 IMS/PMS A : Abstinence: tdk mlkkn hub seks beresiko tinggi B: Be faithful : saling setia dengan pasangan C: Condom scr konsisten dan benar D : Drugs Hindari narkoba suntik E: Equipment : Mintalaj ply kes. Dengan peralatan steril Kita tdk tahu apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak, tanpa mlkkn test HIV lewat pmrks darah yg bersangkutan Test HIV berfgsi utk mgthi adanya antibody thdp HIV atau mengetes adanya antigen HIV dlm drh Tes HIV ; test Ellisa, test Wstern, Blot dan Dipstik Perlu diulang (dikonfirmasikan) dgn metode Westrn Blot yg mpyi spesifitas yg lbh tinggi Bersentuhan dengan pakaian dan tempat yg habis dipakai oleh pengidap HIV/AIDS (spt kamar mandi, toilet umum) Pengidap HIV/AIDS bersin atau batuk di dekat kita, air mata dan keringat Gigitan nyamuk/serangga lain Piring makan dan gelas minuman Ngobrol, pelukan dan ciuman Hidup serumah dengan ODHA (asal tdk mlkkn kegiatan seksual Pemeriksaan bersifat rahasia Harus mengikuti konseling baik sebelum maupun sesudah test Tdk ada unsur Pre konseling - idenifikasi resiko tingkat seksual - penjelasan arti hasil test dan prosedur - informasi HIV/AIDS sejelas-jelasnya - rencana perubahan perilaku Teas darah elisa, dan hasil ◦ Negatif ; kembali konseling utk penataan seks yg lbh aman, pemeriksaan uilang 3 – 6 bulan berikutnya ◦ Positif ; konfirmasikan dgn pemeriksaan western blot western blot JIKA POSITIF ; dilaprkan ke dinkes tanpa identts, lakukan pasca konseling dan pendampingan Menghindari emosi Putus asa Keinginan bunuh diri Belum ada (hanya utk menahan perkembangan saja) Obat entroviral & Infeksi opurtunis Entroviral: ( AZT, Didanoisne, Zaecitabene dan Stavudine) Obat infeksi opurtunis : sesuai pykt yg muncul spt; TBC dll Mendekatkan Diri Pada Tuhan Menjaga kesehatan fisik Tetap berfikir dan bersikap positif Tetap mengaktualisasikan diri Masuk ke dalam group dukungan ( support group) Menghindari penyalahgunaan NAFZA Menghindari seks bebas dan tidak aman Berusaha mendptkn terapi HIV/AIDS Tuntunlah mrk beribadah ssi agama dan kepercayaan agar mrk tenang Bantu menghilangkan beban penderitaannya ( diajak berbicara dari hati ke hati, mengantar berobat, dikutsertakan dalam organisasi sebagai relawan) Perlakukan mereka secara manusiawi Jadikan sebagai teman diskusi Stigma sangat berbahaya, karena bisa menimbulkan rasa malu, bersalah, dan pengucilan terhadap Odha, dan juga karena pikiran-pikiran negatif dapat menyebabkan orang terpaksa melakukan atau tidak hal-hal dengan akibat merugikan orang lain, misalnya tidak memberikan layanan atau memenuhi hak mereka. Stigma dengan HIV/AIDS dapat mengakibatkn diskriminasi terkait HIV/AIDS. Dan ini bisa menjurus kepada pelanggaran terhadap hak asasi orang dengan HIV/AIDS, kepada keluarga mereka atau bahkan orang-orang yang dianggap terinfeksi, seperti anggota keluarga dan kerabatnya. Hipocrates Melancholy digambarkan sebagai pengurungan atau kesedihan karena kelebihan cairan empedu Meyer (1905): istilah melancholy diganti depresi Penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang disertai gejala-gejala psikologik yang lain, gangguan somatik maupun gangguan psikomotor dalam kurun waktu tertentu Dikaitkan dengan perasaan sedih, murung,putus asa, merana dan tidak bahagia Sekumpulan gejala atau sindrom (disertai perubahan kognitif,psikomotor, dan vegetatif) Kejadian gangguan depresi bervariasi pada kelompok umur Insiden depresi rendah pada usia 10 – 14 tahun dan tinggi pada umur 18 – 24 tahun Penelitian di Amerika: remaja umur 11 – 13 tahun lebih ringan dibandingkan pada umur 14-16 tahun dan 17-18 tahun Teori psikoanalitik dan psikodinamikKehilangan objek cinta Model cognitive behaviour Pandangan negatif terhadap diri sendiri, interpretasi yang negatif terhadap pengalaman hidup dan harapan negtaif terhadap diri sendiri Triad cognitive ( worthlessness, helplessness, hopelessness) Model teori belajar (learned helplessness model) seorang individu mengalami suatu peristiwa yang tidak dapat dikendalikannya kemudian merasa tidak mampu untuk menguasai peristiwa di masa depan Model sistem keluarga interaksi antar keluarga (ketidakmampuan orangtua untuk menciptakan hubungan yang baik) Model pengendalian diri sendiri terjadi karena tidak mempunyai kemampuan salah satu atau lebih dalam bidang pemantauan diri sendiri, penilaian diri sendiri atau menguatkan diri sendiri Neuro kimia Neuro endokrin Penelitian keluarga Penelitian adopsi Penelitian kembar Pola asuh Perceraian orang tua Keintiman orang tua Jumlah saudara kandung Kekerasan orang tua Tipe kepribadian Sosial ekonomi keluarga Hubungan dengan peer 1. 2. 3. 4. 5. Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan siklotimia afektif bipolar depresi berat (major) distimik penyesuaian dengan afek depresi Depresi akut Depresi kronik Depresi terselubung Terapi keluarga Psikoterapi interpersonal Terapi perilaku kognitif ADT (Anti depresan Trisiklik) Generasi kedua dari anti depresan SSRI (Serotonine Reuptake Inhibitor) Monoamine Oxidase Inhibitor Dukungan keluarga lingkungan Penganiayaan adalah tindakan kekerasan terhadap seseorang UU No.23 tentang perlindungan anak menyebutkan anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Standar Definition for Chilhood Injury Research kekerasan adalah perilaku terhadap orang lain yang menyimpang dari norma tingkah laku dan mempunyai risiko substansial menyebabkan kejahatan fisik dan emosional dengan subkategori penyerangan fisik dan seksual, penyerangan emosional dan penelantaran, akibat perlakuan ini menyebabkan kerugian yang berat, ringan ataupun tidak timbul dengan segera Perlakuan kasar terhadap badan anak yang menyebabkan atau mungkin menyebabkan cedera yang bukan merupakan kecelakaan Termasuk didalamnya memukul, mengguncang, mencekik, menggigit, menendang, meracuni, membakar atau merendam dalam air yang dilakukan oleh orangtua atau orang lain Penganiayaan fisik berkaitan dengan hukuman fisik yang berlebihan Dampak : luka ringan atau serius, cacat , gangguan emosi ringan sampai berat, kecemasan, depresi bahkan kematian Remaja mendapatkan perlakuan seksual dari orang dewasa Termasuk di dalamnya merayu anak untuk menyentuh atau disentuh genitalianya, hubungan kelamin dalam semua bentuk baik genitalia, oral atau sodomi Tempat terjadinya: - di dalam keluarga oleh orangtua, orangtua tiri, saudara atau kerabat - Di luar rumah teman, tetangga, orang yang merawat anak, guru atau orang asing Ditandai dengan kecaman kata-kata yang merendahkan, melalaikan anak, mengisolasi anak dari lingkungan, menyalahkan anak secara terus menerus Kekerasan emosional sulit dideteksi Manifestasi akan terlihat setelah timbul problem perilaku pada remaja, keluarga ataupun lingkungannya Apabila orangtua tidak dapat memenuhi kebutuhan baik fisik, psikis, emosi Tidak memberikan perhatian dan sarana untuk remaja berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya - - Penelantaran kesehatan Penelantaran Penelantaran Penelantaran Penelantaran untuk mendapatkan perawatan untuk mendapatkan keamanan emosi pendidikan fisik Perilaku menyimpang Keterbatasan fisik dan mental Orangtua dan keluarga Lingkungan sosial/komunitas Trauma fisik (ringan, cacat bahkan kematian) Kecemasan Depresi Menarik diri Keluhan somatik Konsentrasi menurun Perilaku agresif dan melawan hukum Gangguan makan dan tidur Penurunan prestasi belajar Aktifitas seksual yang tidak biasa Bertindak sembrono Menarik diri (mengasingkan diri) Membantu remaja yang menjadi korban kekerasan Membantu anggota keluarga remaja korban kekerasan Segi hukum : anak mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan penelantaran (tercantum dalam Konvensi Hak-hak Anak (KHA)) Non diskriminasi Kepentingan yang terbaik untuk anak Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan Penghargaan terhadap pendapat anak Suci Musvita Ayu S.KM., M.P.H Umumnya remaja tidak mendapatkan pelayanan keseh/penyuluhan yg diperlukan utk menhindari terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat penykit yg dideritanya Diperlukan perubahan pola pelayanan kesh yg memerlukan suatu kesiapan yg matang dan perencanaan yg baik, khususnya bagi remaja, ortu, dokter dan petugas kesh pemberi layanan Inti pelayanan kesh pd remaja meliputi: - bimbingan yg berlanjut utk mencegah terjadinya morbiditas baru - melakukan pemeriksaan rutin utk memantau kesh remaja - menilai dan memantau proses biologis pubertas remaja dg berbagai keluhan yg ada - menilai kuantitas perhatian remaja terhadap keshnya - kesiapan petugaa layanan kesh bila tjd sakit atau kecacatan Perubahan psikososial pd remaja mengharuskan kita belajar lebih banyak dan memerlukan berbagai macam disiplin ilmu yg relevan dg masalah yg dihadapi oleh remaja Resiko yg dihadapi oleh remaja, bl terjadi konflik : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Meninggalkan klg/lari dr rumah Hidup di jalanan Putus sekolah Melakukan HUS pd usia dini Minum obat terlarang Bersikap anti sosial/menentang tradisi budaya masy By Suci Musvita Ayu, SKM., MPH 244 Adalah suatu pendekatan untuk mengobati kesehatan mental, yang seringkali luput dari perhatian sejumlah orang yang terlibat didalam pendampingan. Para terapis yang sudah terlatih dengan baik bisa memakai para anggota klg untuk mengatasi berbagai keluhan/gejala 24 5 Pendekatan yang terfokus pada kesulitan psikologis anggota klg, memperbaiki interaksi dalam klg sehingga membantu klg menjadi lebih baik lagi. Semua kegiatan difokuskan untuk merubah interaksi diantara anggota klg dan memperbaiki fungsi klg. Menekankan pada perubahan klg yg mengalami disfungsi 24 6 Tidak seorangpun dpt hidup sendiri Hub dg klg menjadi landasan sikap sso terhadap orang lain, benda dan kehidupan secara umum Menjadi landasan bagi pola penyesuaian sso dan membuat remaja belajar berpikir ttg diri sendiri, sebagaimana dilakukan oleh anggota klgnya harpannya remaja belajar menyesuaikan diri dg kehidupan berdasarkan landasan yg terdekat yakni lingkungan klg 24 7 Interaksi dg lingk luar dpt menyebabkan modifikasi, namun landasan tidak akan pernah hilang sama sekali shg akan selalu mempengaruhi pola sikap dan perilaku remaja dikemudian hari Hubungan antara ortu dan anak tergantung dari sikap ortu (sikap dan perilaku anak) Dasar dari terapi keluarga adalah teori terstruktur, strategi, sistematik dan transgenerasional. 24 8 TK. Terstruktur : pendekatan yg berfokus pd masalah yg menekankan pd kepastian batasbatas wajar diantara sub sistem dlm klg TK. Strategik : memusatkan perhatian pd problema, memiliki karakteristik mencari strategi yg efektif untuk menolong remaja dan klgnya mengapai target-target selama menjalani terapi 24 9 TK. Transgenerasional : pola-pola multi generasi yg mendasari berbagai masalah dlm klg. Semua pendekatan yg dilakukan bertujuan agar remaja merasa aman dg ortunya dan memberi dorongan pd klg untuk belajar teknik coping yg baru dlm mengatasi masalah di kemudian hari 25 0 Sistem dasar teori dan komunikasi ini akan memperbaiki keluhan/gejala yang ada, memfasilitasi individu yg terlibat dan menumbuhkan kecerdasan interpersonal bagi seluruh anggota klg 25 1 Problem klinis yg muncul akibat interaksi Psikopatologi dari ortu yg menyebabkan buruknya pola asuh Remaja gagal merespon terapi yg sudah berulang kali dilakukan Adanya dukungan empiris dan klinis untuk efektifitas pendekatan klg 25 2 Melibatkan individu yg tidak secara teratur terlibat dlm kehidupan anak Dg terapi klg justru meningkatkan potensi anggota klg untuk melakukan kekerasan Bekerjasama dg ortu yg telah bercerai (membingungkan anak) 25 3 Tidak semua klg memiliki pengaruh yg sama pd remaja, tergantung emosional yg terdapat pd remaja dan anggota klg Yang bisa dijadikan perhatian dlm memberikan terapi antara lain : kehidupan intrapsikik remaja, dinamika klg, hub antara remaja dg klgnya dan pendamping (jika ada petugas yg melayani), dinamika intradisipliner antara petugas 25 4 Terapis hendaknya memberikan perhatian saat wawancara berlangsung, tidak terbagi-bagi dan melakukan interupsi Terapis harus memiliki dasar-dasar perkembangan Tanyakan pd remaja tentang ortunya, harapan, bagaimana remaja melihat sikap ortu saat gembira, tidak setuju dll 25 5 Target dlm terapi klg : 1. Mengurangi konflik dan kecemasan patologik dlm hub interpersonal 2. Meningkatkan persepsi dan pemahaman masing-masing anggota klg ttg kebutuhan emosional satu sama lain 3. Mempromosikan pola hubungan yg wajar diantara masing-masing gender dan generasi 25 6 4. Memperkuat kapasitas masing-masing individu dan klg sendiri saat menghadapi berbagai tekanan baik yg berasal dari dlm maupun dr luar 5.Target lain yg disepakati 25 7 Kurangnya apresiasi kultur dlm konteks klg Minimnya keterlibatan ayah Buruknya peranan dari masing-masing saudara Kurangnya objektifitas klinis Formulasi peranan klg yg tidak akurat Tidak adanya perhatian dan klg inti 25 8