7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pengembangan

advertisement
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Pengembangan
Pengembangan diartikan sebagai proses atau cara perbuatan
mengembangkan. Jika dibuat suatu pengertian, maka pengembangan
adalah suatu proses (perbuatan) yang bertujuan untuk mengembangkan
sesuatu. Pengembangan senantiasa didasarkan kepada pengalaman di
dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam proses pengembangan perlu
dilakukan pengamatan secara langsung.
Pengembangan program pengajaran diharapkan dapat memperbaiki
metode dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut
Arifin (1995 : 23) yaitu pengembangan program pengajaran dengan
pendekatan sistem dalam bentuk satuan pelajaran diharapkan dapat
mendukung perbaikan antara lain dalam usaha untuk:
(1) Mengubah cara mengajar secara tradisional yang umumnya
menekankan pada “bercerita” dan “mendengarkan” (komunikasi
satu arah) menjadi cara mengajar yang memberikan kesempatan
siswa untuk terlibat dalam proses belajar (belajar
aktif).(2)Merubah rasa enggan menggunakan media menjadi
suatu kebiasaan menggunakan media secara efektif.
8
Berdasarkan pendapat Arifin di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu
cara untuk mengubah cara mengajar yang tadinya secara tradisional
menjadi belajar aktif dan mengubah rasa enggan menggunakan media
menjadi suatu kebiasaan menggunakan media secara efektif yaitu dengan
mengembangkan program pengajaran dengan pendekatan sistem.
Proses pelaksanaan pembelajaran yang tidak memperhatikan masalah
pengajaran sangat berpengaruh besar terhadap kondisi dan lingkungan
belajar, sehingga sulit untuk mendapatkan pembelajran yang efektif.
Pernyataan ini didukung oleh pendapat Sastrawijaya (1991 : 14)
menyatakan bahwa:
pengembangan sistem pembelajaran merupakan proses yang
mempelajari masalah pengajaran secara sistem agar memperoleh
pemecahan yang teruji kebenarannya serta dapat dilaksanakan
secara praktis. Pengembangan berusaha mengubah kondisi dan
lingkungan belajar sehingga diperoleh perubahan yang
diharapkan.
Berdasarkan pernyataan Sastrawijaya di atas dapat disimpulkan bahwa
untuk mempelajari masalah pengajaran secara sistem agar dapat
memperoleh pemecahan yang teruji kebenarannya dan dilaksanakan secara
praktis, maka diperlukan proses pengembangan sistem sehingga diperoleh
kondisi dan lingkungan belajar yang nyaman dan efektif ataupun sesuai
dengan yang diharapkan.
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan dapat
berpengaruh besar terhadap hasil proses pembelajaran agar menjadi lebih
9
efektif. Menurut Sastrawijaya (1991 : 14-15) pengembangan sistem dan
perancang pengajaran mempunyai kegiatan pokok antara lain adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menentukan hasil belajar yang bisa diamati dan diukur.
Mengenal ciri siswa yang akan belajar.
Memilih dan menyelenggarakan kegiatan.
Memilih dan menentukan media.
Memantau perilaku siswa.
Menentukan pernyataan keberhasilan siswa.
Menentukan metode yang tepat untuk menilai kemampuan
siswa.
8. Mengadakan perbaikan pengajaran.
Berdasarkan pendapat Sastrawijaya di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan sistem dan perancang pengajaran mempunyai beberapa
kegiatan pokok sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa selama
proses pembelajaran. Contohnya seperti menentukan hasil belajar,
mengenal siswa yang akan belajar, memilih dan menyelenggarakan
kegiatan, memilih dan menentukn media, memantau perilaku siswa,
menentukan pernyataan keberhasilan siswa, menentukan metode
pembelajaran, mengadakan perbaikan atau evaluasi pembelajaran.
2. Belajar
Proses pembelajaran dapat diartikan proses belajar dalam diri siswa yang
terjadi baik secara langsung atau tidak langsung ketika berorientasi dengan
lingkungan atau sumber belajar lain. Dalam hal ini, terlihat kegunaan
media yang membantu proses pembelajaran. Hendaknya media yang
disediakan oleh guru dapat memberikan manfaat, yakni menyediakan
suatu kerangka konseptual untuk materi belajar yang akan dipelajari oleh
10
siswa dan kontekstual (sesuai dengan keadaan saat ini), sehingga mampu
membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah.
Belajar dalam prosesnya dapat mengubah tingkah laku seseorang.
Pengertian belajar secara psikologis menurut Slameto (2003:2) adalah:
Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut penjelasan Slameto di atas secara psikologis belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Belajar merupakan suatu proses keterampilan dan proses berfikir, belajar
menurut Riyanto (2009: 6) adalah
Suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas
pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti
skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat
menghasilkan perbaikan performansi.
Berdasarkan pernyataan Riyanto di atas dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses kinerja yang dalam prosesnya meliputi
keterampilan, kemampuaan, persepsi, emosi, dan proses berfikir, sehingga
kinerja yang dihasilkan dapat menjadi lebih baik lagi.
Belajar melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga yang saling berkaitan
dalam menjalankan aktivitas. Belajar menurut Ula (2013: 13) adalah
11
Sebuah aktivitas yang pada kenyataannya melibatkan dua unsur,
yakni jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan
dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Dalam
proses belajar, unsur jiwa dan raga sangat berperan dan benarbenar terlibat. Jiwa dilibatkan dalam hal pola pikir dan
diindikasikan pada sikap, sedangkan raga memegang peranan
dalam hal keterampilan, kebiasaan, dan kecakapan.
Berdasarkan pernyataan Ula di atas dapat dikatakan bahwa belajar
merupakan sebuah aktivitas yang peranannya melibatkan jiwa dan raga
yang harus sejalan. Dimana jiwa memegang peranan dalam hal pola pikir
dan diindikasikan pada sikap, sedangkan raga memegang peranan dalam
hal keterampilan, kebiasaan, dan kecakapan.
Belajar dapat diperoleh melalui pengalaman. Belajar menurut Hamalik
(2012: 27) adalah:
Modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman
(learning is defined as the modification or strengthening of
behavior throught experiencing).
Berdasarkan penjelasan Hamalik di atas dapat dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman, yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu atau juga dapat
diartikan sebagai suatu proses mengumpulkan pengetahuan. Proses
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita
saksikan, kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala
perubahan perilaku yang tampak.
12
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
AECT (Assosiation for Education Comunication and Technology) dalam
Sadiman, dkk (2006:19) menjelaskan bahwa:
Dengan masuknya berbagai pengaruh kedalam khazanah
pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah laku
(behaviorisme), komunikasi, dan laju perkembangan teknologi
elektronik, media dalam perkembangannya tampil dalam
berbagai jenis format (modul cetak, film, televisi, film bingkai,
film rangkai, program radio, komputer dan seterusnya) masingmasing dengan ciri-ciri dan kemampuanya sendiri.
Berdasarkan pendapat Sadiman, dkk media terdiri dari berbagai jenis yang
diantaranya adalah modul cetak, film, televisi, film bingkai, film rangkai,
program radio, komputer dan seterusnya dimana dari berbagai jenis
tersebut memiliki ciri-ciri dan kemampuannya tersendiri.
Media pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan komponen dari
sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan.
Sehingga fungsi media pembelajaran yang utama adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru.
Media dapat digunakan untuk menyampaikan isi pesan pembelajaran.
Pengertian media menurut Hamalik (2012:201) yaitu:
13
Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya
mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak
langsung dengan dia. Artinya media tersebut bukan dalam
bentuk orang akan tetapi pesan-pesan pembelajaran yang
diwujudkan dalam suatu wujud tertentu seperti buku, modul,
atau dalam bentuk media audio visual seperti VCD.
Penjelasan Hamalik di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan
alat sebagai penyampaian pesan yang diwujudkan dalam bentuk buku,
modul, VCD, dan bukan dalam bentuk orang. Sehingga untuk
menyampaikan pesan tidak perlu mengadakan kontak langsung.
Dengan demikian penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pencapaian pembelajaran sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian isi pesan pembelajaran. Secara umum
media mempunyai kegunaan sebagai berikut seperti yang diungkapkan
oleh Sadiman, dkk (2006:16):
a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara
murid dengan sumber belajar.
d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
e. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Penjelasan Sadiman, dkk di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari
media antara lain untuk memperjelas pesan, mengatasi keterbatasan ruang,
dapat menimbulkan gairah belajar, dapat belajar mandiri, dan dapat
mempersamakan persepsi.
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan
oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan
14
kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan
media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat
verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. . Pembuatan
media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam
dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu
pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.
Untuk itu perlu dicermati daftar kelompok media instruksional menurut
Anderson (2015) dalam (http:// Media dan Sumber Belajar) dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kelompok Media Instruksional
No
1.
Kelompok Media
Audio
Media Instruksionl
pita audio (rol atau kaset)
piringan audio radio (rekaman
siaran)
2.
Cetak
buku teks terprogram
buku pegangan/manual
buku tugas buku lembar kerja
3.
Audio-Cetak
buku latihan dilengkapi kaset
gambar/poster (dilengkapi audio)
4.
Proyek Visual Diam
film bingkai (slide)
film rangkai (berisi pesan verbal)
5.
Visual Diam dengan Audio
film bingkai (slide)
6.
Visual Gerak
film bisu dengan judul (caption)
7
Visual Gerak dengan Audio
film suara , video/vcd/dvd
8
Benda
model tiruan (mock up)
9
Komputer
media berbasis computer CAI
(Computer Assisted Instructional)
dan CMI (Computer Managed
Instructional)
Sumber: (http:// Media dan Sumber Belajar)
15
Media sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pesan dari pemberi informasi kepada penerima informasi.
Pengertian media menurut Briggs (1970) dalam Uno (2007:114)
menyatakan bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat
menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.
Menurut penjelasan Briggs dapat dikatakan bahwa media merupakan
segala bentuk fisik yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan dan
merangsang peserta didik agar mau untuk belajar.
Media memiliki klasifikasi yang harus dipelajari. Menurut Uno (2007:36)
salah satu bentuk klasifikasi yang mudah dipelajari adalah:
1. Media yang tidak diproyeksikan, jenisnya model, dan bahan
grafis serta realita.
2. Media yang diproyeksikan, jenisnya OHT, Slide dan Opaque.
3. Media Audio, jenisnya Audio kaset, audio vision, active
audio vision.
4. Media Video, jenisnya video.
5. Media berbasis computer, jenisnya Computer Assisted
Instruction (CAI).
6. Multimedia kit, jenisnya perangkat praktikum.
Dari penjelasan Uno di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan
pesan pembelajaran yang diwujudkan dalam suatu bentuk yang berupa
buku siswa, modul, LKS, atau media audiovisual seperti VCD.
4. Desain Grafis
Dewasa ini desain grafis diyakini sebagai sebuah karya seni rupa yang
padat teknologi, mempunyai dampak sangat komprehensif kepada
16
masyarakat sebagai pengguna. Dikatakan demikian karena keberadaannya
mampu menginformasikan produk baru kepada masyarakat. Dalam era
globalisasi memang banyak dibutuhkan untuk berbagai kepentingan,
seperti pembuatan logo pada perusahaan-perusahaan, pengeditan gambar,
foto, video, maupun yang digunakan sebagai media pembelajaran dikelas
untuk siswa/siswi yang akan digunakan untuk pengembangannya dimasa
yang akan datang.
Pengertian desain grafis dalam Wikipedia (2011) yaitu :
Suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar
untuk menyampaikan informasi atau pesan yang seefektif
mungkin. Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar
karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa
dibunyikan. Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi
dan fine art. Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat
merujuk kepada proses pembuatan, metode merancang, produk
yang dihasilkan (rancangan), ataupun disiplin ilmu yang
digunakan (desain).
Kutipan tentang pengertian desain grafis dari wikipedia dapat diartikan
bahwa desain grafis juga dapat diartikan solusi komunikasi yang
menjembati antara pemberi informasi dengan publik, baik secara
perorangan, kelompok, dan lembaga maupun masyarakat secara luas yang
diwujudkan dalam bentuk komunikasi visual. Dalam penerapannya desain
grafis digunakan dalam desain komunikasi dan fine art. Desain grafis
mengutamakan pada pembuatan, metode merancang, produk yang
dihasilkan, ataupun ilmu yang di gunakan (desain).
Pengertian desain grafis menurut Jessicca Helfand dalam Riyanto (2006 :
1) mendefinisikan bahwa :
17
Desain grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan
gambar, angka-angka, dan grafik, foto-foto dan ilustrasi yang
membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa
menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat
menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna,
mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat.
Penjelasan dari Jessicca Helfand dalam Riyanto di atas dapat disimpulkan
desain grafis merupakan kombinasi dari kata dengan gambar, angka
dengan grafik, foto dengan ilustrasi.
Desain grafis merupakan salah satu bentuk yang memberikan kebebasan
kepada sang individu untuk memilih, mencipta, atau mengatur elemen
rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan
dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah
pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan dapat berupa tipografi atau
media lainnya seperti gambar atau fotografi. Desain grafis umumnya
digunakan pada dunia periklanan, perfilman, dan lain-lain.
5. Komik Pembelajaran
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar gambar tidak
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehinnga membentuk jalinan
cerita. Komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Pada
dasarnya, format komik ditentukan oleh faktor ekonomis. Artinya, tidak
membuang kertas tidak terlalu banyak. Karena setelah selesai dicetak ,
dijilid jadi buku komik, akhirnya dipotong tepinya supaya rata. Maka
harus dihitung secara detail jangan sampai banyak kertas dibuang.
(Koendoro, 2007: 10).
18
Komik terdiri dari beberapa jenis. Menurut Ignas (2014: 29), pembagian
komik berdasarkan jenis cerita dibagi menjadi empat macam diantaranya,
1. Komik edukasi. Komik jenis ini memberikan andil yang
cukup besar dalam ranah intelektual dan artistik seni.
Keragaman gambar dan cerita pada komik menjadikannya
sebagai alat atau media untuk menyampaiakan pesan yang
beragam.
2. Komik promosi (komik iklan). Komik mampu menumbuhkan
imajinasi yang selaras dengan dunia anak.
3. Komik wayang adalah komik yang mengisahkan tentang
cerita wayang.
4. Komik silat, komik yang berisi tema tema silat yang
didominasi adegan pertarungan atau laga.
Penjelasan Ignas tentang jenis komik dapat disimpulkan bahwa komik
terdiri dari beberapa jenis antara lain : komik edukasi, komik promosi,
komik wayang, dan komik silat.
Pada awalnya, komik justru dimulai dari comic strip ada dibeberapa koran
atau majalah dimasa lalu, dan seiring dengan perkembangannya, maka
komik tidak lagi dibuat secara comic strip dan untuk temanya sudah tidak
cenderung ke hal lucu lagi, akan tetapi lebih meluas ke tema lainnya, mulai
dari aksi sampai fiksi ilmiah. Seiring perkembangannya, komik yang
tadinya khusus untuk lelucon dan cenderung untuk segmentasi anak-anak
mulai bertransformasi menjadi konsumsi remaja dan dewasa, namanya
diberbagai negara lain juga berubah dari komik menjadi Grafik Novel.
Gumelar (2009:2)
Langkah-langkah dalam pembuatan komik Menurut Koendoro (2007:107)
yaitu dengan cara menyusun konsep cerita yang kemudian dituliskan
dalam bentuk sinopsis atau langsung ke scenario terlebih dahulu,
19
kemudian membentuk sket atau pola gambar selanjutnya proses toning,
yaitu hasil gambar akhir yang diteruskan dengan memberikan nuansa, bisa
hitam putih bisa pula warna.
Berdasarkan penjelasan Gumelar dan Koendoro di atas dapat disimpulkan
bahwa komik mulanya merupakan comic stip yang kemudian berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk memulai pembuatan komik
diperlukan adanya konsep cerita yang dituliskan dalam bentuk sinopsis
dan selanjutnya dari sinopsis yang ada dibentuklah sket atau pola gambar,
kemudian tahap terakhir adalah toning, yaitu hasil gambar akhir dengan
memberikan nuasa pada komik tersebut.
Komik agar tampil menarik harus memperhatikan mengenai gambar dan
teks, serta isi cerita. Pembuatan komik Menurut Cloud (2007:1) perlu
memperhatikan beberapa hal dalam proses pembuatan komik yaitu tentang
detail gambar dan teks serta kompossisi keduanya. Dengan memastikan
komik yang dibuat mudah dibaca dan cerita yang dibuat tidak terlalu
monoton atau datar maka komik akan menarik. Membuat variasi atau
penggabungan dari beberapa kondisi perlu dilakukan agar si pembaca
tidak cepat merasa bosan.
Berdasarkan penjelasan Cloud di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembuatan komik agar terlihat menarik dan pembaca tidak merasa bosan
dengan cerita yang menoton maka ada bebarapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu tentang detail gambar dan teks serta komposisi
keduanya.
20
6. Besaran dan Satuan
a. Besaran
Pada saat melakukan kegiatan pengukuran suatu benda seperti beras
memiliki massa sebesar 15 kg. Dari kegiatan tersebut massa dapat
dikatakan sebagai besaran, dan kilogram dapat dikatakan sebagai
satuan. Menurut Sugiyarto (2008:4), besaran dan satuan adalah:
Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka
disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu
pengukuran disebut satuan
Dari pendapat Sugiyarto di atas tentang besaran dan satuan dapat
disimpulkan bahwa besaran merupakan sesuatu yang dapat diukur
atau dihitung dan mempunyai nilai yang dapat dinyatakan dengan
angka.
Dalam fisika besaran digolongkan menjadi dua yaitu besaran pokok
dan besaran turunan. Menurut Sugiyarto (2008:4), pengertian besaran
pokok dan besaran turunan adalah:
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah
didefinisikan terlebih dahulu.Besaran turunan adalah besaran
yang satuannya diperoleh dari besaran pokok.
Menurut Puspita (2009:5), pengertian besaran pokok dan besaran
turunan adalah :
Besaran pokok adalah besaran yang menjadi dasar atau pangkal
untuk menyusun besaran lain dan terdiri dari satu satuan.
Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang satuannya
diperoleh dari gabungan satuan-satuan pokok. Sehingga, besaran
turunan memiliki lebih dari satu satuan.
21
Berdasarkan pendapat Sugiyarto dan Puspita tentang besaran pokok
dan besaran turunan di atas dapat disimpulkan bahwa besaran pokok
adalah suatu besaran yang satuannya sudah ditetapkan secara
internasional. Sedangkan besaran turunan adalah suatu besaran yang
satuannya diperoleh dari besaran pokok.
Berdasarkan hasil konferensi umum pada tahun 1960 memutuskan
tujuh besaran pokok seperti tercantum pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Besaran Pokok
No
1
Besaran
Panjang
Satuan
Meter
Simbol
m
2
Massa
Kilogram
kg
3
Waktu
Detik
s
4
Kuat arus listrik
Ampere
A
5
Suhu
Kelvin
K
6
Intensitas cahaya
Candela
cd
7
Banyak zat
Mol
mol
(Sugiyarto,2008:5)
Adapun contoh dari besaran turunan seperti tercantum pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Besaran Turunan
No
Besaran
Satuan
Simbol
1
Kecepatan
m/s
-
2
Luas
m2
-
3
Volume
m3
-
4
Gaya
kg.ms-2
N
(Sugiyarto,2008:6)
22
b. Satuan
Menurut Sugiyarto (2008:4), satuan adalah pembanding dalam suatu
pengukuran. Sedangkan menurut Puspita (2009:10), satuan adalah
istilah yang menunjukkan banyaknya (kuantitas) suatu besaran.
Berdasarkan pendapat Sugiyarto dan Puspita di atas dapat disimpulkan
bahwa satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan nilai
besaran dan dapat membandingkan sesuatu dengan angka tertentu.
Satuan dapat digolongkan menjadi dua yaitu satuan tidak baku dan
satuan baku atau Sistem Internasional (SI). Satuan sebagai hasil
pengukuran yang berbeda dan hanya digunakan di wilayah tertentu
disebut satuan tidak baku contohnya mengukur lantai dengan langkah
dan meteran, karena ukuran langkah setiap orang berbeda maka hasil
mengukur yang diperoleh pun berbeda. Tapi, tidak demikian dengan
hasil mengukur yang menggunakan meteran. Setiap orang akan
mendapat angka yang sama.
Untuk memenuhi kebutuhan tentang adanya kesamaan hasil
pengukuran, para ahli pada Conference Generate des Poids el
Measure (CGPM) menyeragamkan sistem sataun yang dikenal
sebagai Sistem Internasional (SI). SI dikenal juga dengan sebutan
sistem metrik yang terbagi menjadi dua, yaitu sistem CGS dan MKS.
Satuan berdasarkan metrik dapat dilihat pada Tabel 2.4
23
Tabel 2.4 Satuan Berdasarkan Sistem Metrik
Sistem Metrik
Panjang
Massa
Waktu
MKS
m
kg
s
CGS
Cm
g
s
(Puspita, 2009:3)
Dalam SI, untuk mengubah dari satuan CGS ke satuan MKS atau
sebaliknya, dapat dilakukan dengan cara konversi yang salah satu
caranya adalah menggunakan tangga konversi seperti ditampilkan
pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Tangga Konversi Satuan Besaran Panjang
Sumber: (Sugiyarto,2008:7)
c.
Pengukuran
Untuk mengetahui apakah badan kita sehat atau tidak tentunya kita
harus mengetahui terlebih dahulu berapa besarnya suhu badan kita.
Sepatu dan pakaian yang kita gunakan mempunyai ukuran tertentu.
Dari kegiatan di atas merupakan salah satu kegiatan pengukuran.
Menurut Sugiyarto (2008:3), pengertian pengukuran adalah kegiatan
membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang
digunakan sebagai satuan.
24
Berdasarkan pendapat Sugiyarto di atas, pengukuran merupakan suatu
kegiatan mengukur suatu benda agar mendapat nilai dari pengukuran
benda tersebut pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan. Contoh lainnya dalam pengukuran
adalah mengukur berat badan dengan menggunakan timbangan badan,
mengukur panjang meja dengan menggunakan meteran atau mistar,
dan lain-lain.
d. Alat Ukur
Menurut Sugiyarto (2008:8), Alat ukur digunakan dalam kegiatan
pengukuran. Mengukur dapat dilakukan dengan satuan tidak baku dan
satuan baku.
1) Mengukur Panjang
Mengukur panjang dengan satuan tidak baku dapat menggunakan
beberapa alat, contohnya: depa, kaki, jengkal, hasta dan lain-lain.
Sedangkan mengukur panjang dengan satuan baku dapat
menggunakan alat, contohnya: mistar, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup.
2) Mengukur waktu
Mengukur waktu dengan satuan tidak baku dapat menggunakan
beberapa alat, contohnya jam pasir. Sedangkan mengukur waktu
dengan satuan baku dapat menggunakan alat, contohnya jam dan
stopwatch.
25
3) Mengukur Massa
Mengukur massa dengan satuan tidak baku dapat menggunakan
beberapa alat, contohnya tempurung batok kelapa, gelas, dan lainlain. Sedangkan mengukur massa dengan satuan baku dapat
menggunakan alat, contohnya neraca (neraca pasar, neraca analitis,
neraca berlengan, dan neraca O’Hauss.
Download