Anas RH - POLTEKKES Permata Indonesia

advertisement
Jurnal Permata Indonesia
Volume 4, Nomor 2, November 2013
Hal. 68 - 75
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP DENGAN
PERILAKU SEKS PRANIKAH DI SMU PGRI 1
SRAGEN JAWA TENGAH
Anas Rahmad Hidayat
Abstrak : Menurut survei terakhir Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat
(BKKBN) pada 2008, 63% remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan
hubungan seksual di luar nikah dan 21% di antaranya melakukan aborsi. Persentase remaja yang
melakukan hubungan seksual pranikah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Hubungan antara persepsi tentang seks pra nikah dengan perilaku seksual pra
nikah pada remaja di SMLI PGRI I Sragen, (2) Hubungan antara sikap tentang seks pra nikah
dengan perilaku seksual pra nikah pada remaja di SMLI PGRI I Sragen, (3) Hubungan antara
persepsi dan sikap tentang seks pranikah dengan perilaku seksual pra nikah pada remaja di SMU
PGRI I Sragen. Populasi dalam penelitian adalah siswa tingkat satu, dua dan tiga. Instrument yang
digunakan adalah kuesiner. Pengujian validitas dan reliabilitas instrument menggunakan uji
Product Moment dan alpha chonbrach. Analisis data pada penelitian menggunakan Spearman Rho
test pada hipotesis satu dan dua dilanjutkan dengan Logistic Regresion Test pada hipotesis tiga
dengan tingkat signifikansi 5 %. Ada hubungan yang negative dan cukup signifikan antara persepsi
tentang seks pra nikah dengan perilaku seksual pra nikah pada remaja di SMU PGRI I Sragen
dengan nilai p = 0.005 dan nilai r = - 0,273, (2) Ada hubungan yang negative dan cukup signifikan
antara sikap tentang seks pra nikah dengan perilaku seksual pra nikah pada remaja di SMU PGRI I
Sragen dengan nilai p = 0.011 dan nilai r = - 0,250, (3) Tidak terdapat hubungan yang negative dan
cukup signifikan antara persepsi dan sikap tentang seks secara bersama dengan perilaku seksual pra
nikah pada remaja di SMU PGRI I Sragen, dengan nilai p = 0,102 dan Psedu R2 = 0,043 yang
berarti bahwa persepsi dan sikap hanya memberikan kontribusi dalam perilaku seks pra nikah pada
remaja sebesar 4,3 %. Banyaknya faktor lain yang berhubungan dengan perilaku seks pra nikah
remaja perlu di gali lebih dalam lagi, misalnya religiusitas, peran orang tua dengan anak dan masih
banyak yang lainnya. Perilaku seks pra nikah diharapkan tidak dilakukan oleh para remaja dengan
pemantapan aplikasi moralitas dan religiusitas dalm kesehariannya sekaligus peran berkomunikasi
antara orang tua maupun guru di sekolah serta masyarakat luas untuk bisa ikut mengontrol guna
mewujudkan keluarga, masyarakat dan Indonesia yang sehat lahir dan bathin.
Kata Kunci : Persepsi, Sikap dan Perilaku Seks Pra Nikah
PENDAHULUAN
kawatir kalau anaknya melakukan gaya hidup bebas
Perilaku seks pranikah pada remaja saat ini
dan melakukan seks bebas, keadaan ini cukup
sudah mencapai tingkat yang mengkawatirkan, baik
membuat miris karena generasi bangsa kita sudah
dari pihak orang tua dan remaja itu sendiri. Bagi
krisis moral. Seks pranikah merupakan salah satu
orang tua yang mempunyai anak remaja sungguh
contoh krisis moral yang ada pada remaja, dan efek
68
Anas Rahmad Hidayat : Hubungan Persepsi Dan Sikap Dengan Perilaku Seks Pranikah .......
.
dari seks pranikah ini sangat besar pengaruhnya, kita
melakukan tindakan liar: merazia hape anak-anak
sangat di hebohkan dengan video porno mirip artis,
sekolah dan menyita komputer di warnet-warnet.
dan itu sangat mengkawatirkan kalau generasi kita
Bukti lainnya adalah terjadi peningkatan
meniru perilaku artis pujaan mereka, karena mereka
persentase remaja yang melakukan seks bebas
para artis merupakan pablic figur yang kehidupan
sebesar 32,752,7%. Pada tahun 1992, sebelum ada
dan pengaruhnya sangat besar sekali pada kehidupan
program KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja),
remaja. Contohnya potongan rambut artis aja bisa
berdasarkan penelitian YKB di 12 kota besar
ditiru oleh para kalangan remaja dan anakanak,
Indonesia ada 10-31%, dan tahun 2008, setelah 14
banyak ditemukan para orang tua dulu sangat
tahun KRR diharuskan, meningkat menjadi 62,7%.
mengidolakan artis sehingga anaknya aja kalau
Data tahun 2008 ini adalah hasil survey KPA
potong rambut tidak segan-segan menirukan model
(Komisi Nasional Perlindungan Anak) di 33 propinsi
rambut para artis tersebut.Ini bisa menjadikan
di Indonesia. Berdasarkan SDKI 2007, diperkirakan
kekawatiran
tersediri
artis
ada 42 juta remaja Indonesia yang berusia 1049
memberikan
contoh
dengan
tahun. Dengan demikian, berdasarkan survey KPA
menampilkan video tidak senonohnya dan bisa
2008, sudah 26,23 juta remaja Indonesia hidup
mengilhami seorang remaja untuk meniru perilaku
dalam prilaku seks bebas. Fakta lain yang juga
artis idola mereka.
menyesakkan dada dari survei KPA ini adalah 97%
dikala
yang
seorang
negatif
Kasus mirip Ariel dan Luna dan Cut Tari
remaja SMP dan SMA pemah menonton film porno,
adalah contoh yang sangat riil dalam hal ini.mereka
93,7% diantaranya pernah berciuman, melakukan
adalah idola. masyarakat, utamanya para fansnya
stimulasi genital, dan oral sex.
yang mayoritas remaja tentu dengan mudah akan
Menurut Sarwono (2006) perilaku seksual
mencontoh perilaku mereka. karena bisa jadi,
adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
perilaku seperti yang mereka lakukan dalam video
seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan
tersebut sangat wajar. minggu sore (13/06) pada
sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa
acara jhon pantau, transtv mengungkapkan hal yang
bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik
tak begitu berbeda. data- data yang disajikan
sarnpai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan
mengungkapkan
pernah
bersenggama. Objek seksualnya dapat berupa orang
menonton film porno. bahkan dari survey yang
lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Perilaku
dilakukan dengan menanyai anak SMU (yang
seks yang muncul tanpa melibatkan pasangan adalah
dikaburkan wajahnya) terungkap dengan jelas,
masturbasi.
mereka sudah terbiasa berhubungan intim layaknya
diartikan sebagai hubungan seksual sebelum adanya
suami isteri. begitulah kondisi masyarakat indonesia
ikatan perkawinan yang sah, baik hubungan seksual
sebagian (besar/kecil).
yang penetratif (penis dimasukkan ke vagina )
97%
remaja
sudah
Berita video seks mirip selebritas itu
menyebar sampai ke pelosok-pelosok kampung di
indonesia yang masih terjangkau sinyal handphone.
aparat
berwenang
merasa
kecolongan
dan
maupun
Hubungan
yang
non
seksual
penetratif
pranikah
(penis
juga
tidak
dimasukkan ke vagina) (Indriyani,2007).
Penelitian pada 2005-2006 di kota-kota
besar mulai Jabotabek, Medan, Jakarta, Bandung,
69
Anas Rahmad Hidayat : Hubungan Persepsi Dan Sikap Dengan Perilaku Seks Pranikah ........
Surabaya, dan Makassar, masih 47,% remaja yang
Kemudian, perlu diberikan sex education di
mengaku melakukan hubungan seks sebelum nikah
sekolah yang sejalan dengan pemberian informasi
hingga akhirnya menjadi 63% pada tahun 2008.
ini di rumah. Walaupun banyak yang mengatakan
Sementara hasil baseline survei pengetahuan dan
bahwa
perilaku remaja Kota Bandung oleh 25 messenger
sepenuhnya efektif, namun WHO (World Health
Jawa Barat, sedikitnya 56% remaja Kota Bandung
Organization) menemukan bahwa adanya informasi
pada rentang usia 15 - 24 tahun sudah pernah
yang
melakukan hubungan seks di luar nikah.hubungan
permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja.
seks dilakukan dengan pacar, teman, dan pekerja
pemberian
baik
dan
Namun
sex
education
benar,
rasanya
dapat
masih
ini
tidak
menurunkan
sulit
untuk
seks komersial. Officer Program Mitra Remaja (
membentengi para remaja hanya dengan sex
MCR ) PK13I Kota Bandung 30% remaja yang
education ataupun moral education apabila media
melakukan konseling mengaku sudah melakukan
seksual masih terlalu mudah diakses. Sehingga,
hubungan intim sebelum nikah dan juga mencatat
tanggung jawab ini tidak hanya menjadi milik
37.685 pelaku aborsi, 27% beum menikah.
orangtua dan sekolah, tetapi juga pemerintah.
Jumlah remaja yang melakukan konseling ke
Sebelum permasalahan ini menjadi lebih besar,
MCR PKBL sedikitnya 30% sudah melakukan
pemerintah seharusnya dapat bergerak cepat dengan
hubimgan intim di luar nikah dengan usia 15 sampai
menutup akses-akses tersebut dan lebih memberikan
19 tahun. Hal ini tentu saja menjadi keprihatinan
fokus perhatian pada isu ini.
tersendiri, terlebih mereka generasi muda, dan
Banyak pakar juga memberikan solusi
mereka yang berkonsultasi sebagian besar karena
terhadap persoalan seks bebas ini.Namun angka seks
takut hamil setelah berhubungan intim dengan pacar.
bebas terus melambung, sehingga bisa dikatakan
Sedangkan
berhubungan
perasaan
seks
bersalah
di
luar
karena
telah
solusi yang diberikan belum ada yang sampai
nikah
tidak
menyentuh
pada
akar
permasalahannya.
Jika
dipermasalahkan.Yang menjadi ketakutan adalah
dicermati setidaknya ada sate penyebab mendasar
dampak dari perilakutersebut.
mengapa seks bebas semakin menjamur, yaitu
Mengingat banyaknya dampak negatif dari
pemahaman yang tidak tepat tentang naluri seksual.
seks pranikah, perlu dilakukan tindakan pencegahan.
Kebanyakan masyarakat memahami bahwa naluri
Langkah pertama dimulai dari orangtua. Orangtua
seks adalah sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
seharusnya dapat terbuka dan menjadi orang yang
Sekalipun seseorang belum matang dari sisi
dapat ditanya oleh anak mengenai seks. Hal ini harus
psikologis, seperti para remaja, namun jika naluri
dimulai sejak masa childhood, sehingga anak tidak
seks ini sudah muncul maka wajiblah bagi mereka
kaget saat memasuki masa remaja. Dan pada saat
untuk
remaja, orangtua seharusnya tidak melepas begitu
memenuhi dengan cara masturbasi, onani atau
saja dan memberikan usaha yang lebih besar untuk
melampiaskan
dapat mengerti remaja. Hal ini bertujuan agar anak
pasangannya. Karena pemahaman ini pulalah maka
tidak merasa orangtua adalah musuhnya dan dapat
berbagai fasilitas dan sarana yang bisa membantu
tetap terbuka.
terpuaskannya hasrat seksual ini diberikan, baik
70
memenuhinya.
hasrat
Akibatnya
mereka
seksualnya
bisa
kepada
Anas Rahmad Hidayat : Hubungan Persepsi Dan Sikap Dengan Perilaku Seks Pranikah .......
.
melalui media cetak maupun elektronik.Upaya untuk
dapat diterima mewakili populasinya (Nawawi,
memfasilitasi terpuaskannya hasrat seksual ini
1995)
berujung pada diperbolehkannya seks bebas dengan
aman (safe sex).
Besar sampel untuk penelitian diambil
berdasarkan jumlah populasi remaja yang berada di
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
SMU PGRI I Sragen sebanyak 24 kelas dengan
mengetahui : (1) Hubungan antara persepsi tentang
jumlah siswa 1456 siswa. Jumlah ini dapat
seks pra nikah dengan perilaku seksual pra nikah
diestimasi sehingga sampel yang akan dipergunakan
pada remaja di SMU PGRI I Sragen, (2) Hubungan
dengan rumus (Lemeshow, 1997)
antara sikap tentang seks pra nikah dengan perilaku
Analisis yang digunakan yaitu univariabel dan
seksual pra nikah pada remaja di SMU PGRI I
Bivariabel: analisis Univariat uantuk utnuk melihat
Sragen, (3) Hubungan antara persepsi dan sikap
distribusi frekwensi variabel independen proporsi
tentang seks pranikah dengan perilaku seksual pra
remaja yang melakukan seks pranikah sedangkan
nikah pada remaja di SMU PGRI I Sragen.
Bivariabel dilakukan untuk menguji hubungan
variabel bebas da variabel terikat dengan uji statistik
METODE PENELITIAN
Spearman Rho. Hasilnya di analisis berdasarkan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kekuatan hubungan dan resiko prevalensi dengan
observational dengan rancangan penelitian cross
tingkat kepercayaan 95 % dan nilai kemaknaan α =
sectional yaitu suatu penelitian epidemiologi yang
0,05. Untuk validasi data perilaku maka dilakukan
mempelajari hubungan antara variabel bebas dengan
teknik triangulasi.
variabel terikat dengan melakukan pengukuran
sesaat dan bersamaan pada waktu penelitian.
Penelitian ini dilakukan di SMU PGRI I
HASIL
Persepsi
Sragen dengan pertimbangan bahwa kota tersebut
Tabel 1
kota terkecil dan secara geografis terletak antara
Distribusi Frekuensi Persepsi
perbatasan provinsi jawa tengah dan jawa timur.
Dan mempunyai ribuan siswa yang muridnya
Kumulatif
Persepsi
f
f (%)
Buruk
12
Baik
Total
f
f (%)
11,7
12
11,7
91
88,3
91
100
103
100
103
berasal dari pedesaan dan perkotaan dan juga berasal
dari jawa timur dan tingkat kenakalan remaja sangat
tinggi.
Populasi dalam peneitian ini adalah siswa
SMU PGRI I Sragen dengan kriteria inklusi adalah
semua siswa yang mengikuti pendidikan kelas satu
Data tentang persepsi diperoeh (rata-rata) 82,69,
sampai kelas tiga.
Median (nilai tengah) melalui angket dan data pada
Sampel adalah siswa SMU PGRI I Sragen
tabel 1 diatas 84, Modus 93, Standar Deviasi 12,33
kelas satu sampai kelas tiga, teknik pengambilan
dan menunjukan bahwa jumlah responden Varians
sampel dengan menyesuaikan kriteria tertentu
52,001. Sebanyak 103, persepsi mempunyai nilai
berdasarkan tujuan penelitian dan sifat sampel itu
maximum 111 minimum 60, Mean (rata-rata) 82,69.
71
Anas Rahmad Hidayat : Hubungan Persepsi Dan Sikap Dengan Perilaku Seks Pranikah ........
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Sikap
Kategori Sikap
f
Spearman Rho menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif antara variabel persepsi dengan
f (%)
Kumulatif
perilaku seksual pra nikah pada remaja, dimana
f
f (%)
semakin baik persepsi remaja maka perilaku
Negatif
14
13,6
14
13,6
seksual pra nikah tidak akan dilakukan. Branca
Positif
89
86.4
89
100
(dalam Sari, 2003) berpendapat bahwa tingkah
Total :
103
100
103
laku dan penyesuaian din ditentukan oleh
persepsi. Persepsi merupakan proses pemahaman
Data pada tabel 2 tentang sikap Median (nilai
terhadap suatu objek yang merangsang panca
tengah) 39, Modus 41, diperoleh melalui angket,
indera
nilai yang Standar Deviasi 4,99, Varians 24,988.
membuat
didapatkan adalah jumlah responden sebanyak 103,
keseluruhan dari stimulus tersebut dari persepsi
nilai maksimum 46, nilai minimum 30, Mean (rata-
individu dapat dinilai kejadian yang ada diluar
rata) 38,15, Median (nilai tengah) 39, Modus 41,
dirinya sehingga persepsi akan memberi warna
Standar Deviasi 4,99, Varians 24,988
dari perilaku individu. Masa remaja juga
dan
memungkinkan
kontruksi
dan
individu
untuk
prediksi
tentang
merupakan suatu periode dalam lingkungan
kehidupan diantara masa kanak-kanak dan masa
Perilaku Seksual
dewasa (Rudolph,2006). Dalam hal ini para
Tabel 3
remaja
Distribusi Frekuensi Perilaku Seksual
Perilaku
Kumulatif
Seksual Pra
f
f (%)
f
f (%)
banyak
mencari
pengetahuan
yang
bersumber dari manapun yang akhirnya akan
menimbulkan
persepsi
masing-masing
yang
berbeda. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Nikah
Tidak
1
1
0
1
menurut Saleh dan wahab (2004) ada beberapa
antara lain; perhatian yang selektif, ciri-ciri
Dilakukan
Dilakukan
102
99
102
Total
103
100
103
100
rangsang,
pengalaman
terdahulu,
sikap,
pendidikan, kepercayaan, dan lingkungan. Hasil
Data pada tabel 3 tentang perilaku seksual pra nikah
penelitian
ini
mendukung
pada remaja diperoleh melalui angket, data yang
sebelumnya yaitu Wahyuningsih (2004), meneliti
didapatkan adalah tidak dilakukan 102 sedangkan
tentang
melakukan 1 responden.
terhadap seksualitas dalam media massa dan
Hubungan
antara
dari
penelitian
persepsi
remaja
perilaku seksual pada siswa SMUN I Purwokerto
PEMBAHASAN
Kabupaten Banyumas dengan hasil terdapat
1. Berdasarkan hasil analisis data yang telah
hubungan antara keduanya dengan nilai p = 0,0.
dilakukan, maka dapat dilakukan pembahasan
Persepsi remaja didapatkan oleh belajar dengan
sebagai berikut Hubungan persepsi dengan
lingkungan
perilaku seksual.
(formal). Lingkungan yang berpengaruh adalah
Data
72
yang
diperoleh
dari
pengujian
lingkungan
(non
formal)
keluarga,
maupun
lingkungan
formal
remaja,
Anas Rahmad Hidayat : Hubungan Persepsi Dan Sikap Dengan Perilaku Seks Pranikah .......
.
lingkungan sekolah, lingkungan warga baik
secara fisik, misalnya televisi, hape yang dengan
2. Hubungan sikap dengan perilaku seksual
Data
yang
diperoleh
dari
pengujian
program unggulan, hot spot dalam sekolah, dan
Spearman Rho menunjukkan bahwa terdapat
lain-lain. Hal ini perlu disikapi oleh semua pihak
hubungan negatif yang cukup antara variabel
dengan arif dan bijaksana. Adakalanya orang tua
sikap dengan perilaku seksual pra nikah pada
perlu mengajak berdiskusi dengan para putra
remaja dimana semakin positif sikap remaja
putrinya layaknya sahabat untuk mengetahui
maka perilaku seksual pra nikah tidak akan
tentang perilaku seksual putra putrinya sekaligus
dilakukan.
meningkatkan
persepsi
Sikap adalah kecenderungan berpersepsi,
tentang perilaku seksual yang sehat dengan
berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek,
harapan para remaja tidak akan melakukan
ide, situasi atau nilai, sikap bukan prilaku tetapi
perilaku seksual pra nikah sampai dengan mereka
merupakan kecenderungan untuk berperilaku
memasuki pernikahan yang resmi dan sah oleh
dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap
agama maupun pemerintah. Peningkatan persepsi
(Rahmat, 2000). Sikap sangat berhubungan sekali
atau pengetahuan remaja bisa dilakukan dengan
dengan persepsi atau pengetahuan. Jika persepsi
meningkatkan
positif
atau pengetahuannya baik maka sikap seseorang
kegiatan
akan baik pula sehingga antara persepsi dan sikap
dilingkungan
pengetahuan
mengisi
sekolah,
ataipun
kegiatan
misalnya
kerohanian untuk menanamkan moralitas yang
berhubungan positif.
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi
Dalam penelitian ini sikap para remaja
remaja. Lingkungan di masyarakat juga perlu
masih mempunyai kecenderungan malu-malu
dikondisikan sedemikian rupa yaitu membuat
ketika ditanyakan terkait perilaku seksual yang
peraturan yang mengikat bagi semua untuk
ada dalam dirinya. Mereka masih merasa
berperilaku seksual yang sehat, misal jam
sungkan yang bisa jadi hal ini mempengaruhi
bertamu dirumah dibatasi jam 9 malam, harus
bahwa sikapnya secara umum adalah positif.
ada teman ketika datang sehingga tidak hanya
Positif dalam hal ini berarti tidak perlu
berdua antara remaja putri dan laki-laki, sehingga
melakukan
bagi
mempunyai resiko yang tidak baik.
remaja
yang
berada
di
lingkungan
masyarakat juga merasa aman tanpa merasa
terkekang. Keluarga, guru di sekolah, masyarakat
seks
pra
nikah
karena
akan
3. Hubungan persepsi dan sikap terhadap perilaku
seks pranikah
perlu menyadari bahwa masa remaja adalah masa
Hasil pengujian pada hipotesis ketiga bahwa
transisi antara masa anak dan dewasa, dimana
tidak terdapat hubungan antara persepsi dan sikap
terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-
secara bersama dengan perilaku seksual pra
ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi
nikah. Hal ini dapat dijelaskan karena adanya
perubahan-perubahan psikologik serta kognitif
hubungan antara persepsi dengan sikap sangatlah
(Soetjiningsih,
bimbingan,
dekat. Pada penghitungan menggunakan uji
arahan, menjadi teman curahan hati remaja
korelasi keduanya berhubungan sangat dekat
sangat diperlukan remaja.
dengan dilihat nilai p = 0,000. Hal inilah yang
2004)
sehingga
73
Anas Rahmad Hidayat : Hubungan Persepsi Dan Sikap Dengan Perilaku Seks Pranikah ........
sangat berpengaruh dalam pengujian secara
berbicara empatmata, darihatike hati sehingga
bersama atau yang disebut dengan au tokorelasi.
spesifikasi
4. Perilaku seksual tidak hanya di pengaruhi oleh
diketahui
persepsi dan sikap tetapi ada faktor laM.
pengetahuan
maupun
baik yang
sudah
belem diketahui
dapat
teridentifikasi
Dalam hal ini persepsi maupun sikap
2.
Sikap pada remaja yang masih mencari identitas
berkontribusi sebesar 4 % terhadap perilaku
diri perlu dilakukan pengawasan atau control
seksual pra nikah pada remaja. Faktor lain yang
terutama di sekolah oleh guru, di rumah oleh
mempengaruhi adalah faktor internal maupun
keluarga dan masyarakat oleh semua orang
faktor eksternal. Perilaku seksual yang ada dalam
yang harus bertanggung jawab dengan tujuan
penelitian ini adalah perilaku seksual yang baik
bangsa dan remaja.
atau sehat dimana remaja yang ditemukan tidak
melakukan hubungan intim sebelum menikah
DAFTAR PUSTAKA
atau seks pra_nikah.
1.
KESIMPULAN
1. Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara
persepsi tentang seks pra nikah dengan perilaku
seks pranikah pada remaja di SMU PGRI I
Sragen Kabupaten Sragen, dimana semakin
baik persepsi remaja maka perilaku seksual pra
nikah tidak akan dilakukan.
2.
Ada hubungan yang negatif dan signifikan
antara sikap tentang seks pra nikah dengan
perilaku seks pranikah pada remaja di SMU
PGRI I Sragen Kabupaten Sragen, dimana
semakin positif sikap remaja maka perilaku
seksual pra nikah tidak akan dilakukan.
3.
Ada hubungan yang negatif dan signifikan
antara persepsi dan sikap tentang seks pra nikah
secara bersama dengan perilaku seks pranikah
pada remaja di SMU PGRI I Sragen Kabupaten
Sragen.
SARAN
1.
Pengetahuan pada remaja perlu digali oleh
orang tua di rumah maupun guru di sekolah
dengan
74
berbagai
pendekatan,
misalnya
Astini.
(2008).
Sekspranikahancamanmasadepanremaja. Available : http:/ / www.Osissmandapura. Net/ index.Php? pilih=hal&id=20.
2. Ancok, D. dan Suroso, N.F. (1994). Psikologi
Islami: Solusi Islam atas Problem-problem
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
3. BKKBN(2005) Remaja Butuh Informasi
Kesehatan
Reproduksi,
http:bkkbn.
go.id/ss3/hasil.html (diakses Februari, 2007)
4. Ginting, Perana. (2008). PersepsiRemajaTerhadapPerilakuSeksualPra- nikah.Available
: http : //www. indoskripsi.com.
5. Hidayatul, F, Anung. (2008). Faktorfaktor Yang
BerhubunganDenganPersepsiTentangHubunganSeksu- alPraNikah di
SMA
N
2
Semarang.
UNIMUS
:Tidakdipublikasikan.
6. Idrus, M. (2006). Keraguan Kepada Tuhan Pada
Remaja. Jurnal. Psikologika No. 21, Th. XI,
Januari 2006
7. Irawati,
I.
(1999).
ModulPerkembanganSeksualitasRemaja. Bandung : PKBI UNFPA.
8. Madani, Yusuf. (2003). Pendidikan Seks untuk
Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka Zahra.
9. Mutadin,
Z.,
(2002).
Pendidikanseksualpadaremaja.Available : http : // www. epsikologi.com.
10. Hathout (2004) Panduan Seks Islami. Jakarta,
Pustaka Zahra.
11. Hayati, E,(2007), Pendidikan Kesehatan untuk
Pencegahan Seks Pra Nikah di SLTP
Kabupaten Dairi, Tesis, Universitas Gadjah
Anas Rahmad Hidayat : Hubungan Persepsi Dan Sikap Dengan Perilaku Seks Pranikah .......
.
12.
13.
14.
15.
Mada Yogyakarta.
Kespro (2003) Remaja sudah melakukan
hubungan
seks,
tersedia
dalam
http://situs.kespro.info/krr/
des/
2003/krrO.html: (diakses Januari 2007)
Pandiangan, T. (2005) Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Reproduksi Melalui Ceramah, Media
Audio Visual, Ceramah Plus Audio Visual pada
Pengetahuan dan Sikap Remaja SLTP di
Tapanuli Utara. Tesis, Pasca Sarjana UGM
Yogyakarta.
Patimah, A. (2005). Remaja Paling Rentan
Abaikan
Kesehatan
Reproduksi,
<HTTP:/bkkbn.go.id> (Diakses Januari 2007).
Permata, S.P. (2003). Pengetahuan dan Sikap
Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi,
Kehamilan dan Keluarga Berencana, Jurnal
Penelitian UNIB, Vol. IX, No 2, Juli 2003.
16. Sarwono, S.W. (2005). Psikologi Remaja.
Edisi Revisi. Rajawali Pers.
17. Sayoga, B. (2005). Modul Kuliah PrinsipPrinsip Media Promosi untuk Kesehatan.
(unpublished), Magister Ilmu Perilaku dan
Promosi Kesehatan, Program Pasca Sarjana,
IKM UGM, Yogyakarta.
18. Soetjiningsih (2004) Pertumbuhan Somatik
pada Remaja, Tumbuh Kembang Remaja dan
Permasalahannya, Sagung Seto, Jakarta.
75
Download