209 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

advertisement
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Setelah dilakukan analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi
atas proses produksi dengan metode Activity Based Costing pada PT Multi
Makmur Indah Industri, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Pembebanan biaya overhead dengan menggunakan metode Activity Based
Costing menghasilkan perhitungan biaya produksi yang berbeda dengan
perhitungan metode tradisional yang dilakukan perusahaan. Biaya produksi
per unit seluruh produk aerosol terjadi perubahan, yakni Brasso SCR 100
ml memiliki biaya produksi sebesar Rp1,526.34 per unit, Brasso SCR 200
ml memiliki biaya produksi sebesar Rp1,381.38 per unit, Standart Context
Cleaner memiliki biaya produksi sebesar Rp1,396.61 per unit, Aerosol XP
1000 Pelumas Carerra Serbaguna memiliki biaya produksi sebesar
Rp1,425.29 per unit, Oxygen 300 cc memiliki biaya produksi sebesar
Rp1,425.21 per unit, Vape Lavender 750 ml memiliki biaya produksi
sebesar Rp1,902.59 per unit, Gas Hicook 230 gr memiliki biaya produksi
sebesar Rp2,041.91 per unit, dan Kit Black Magic 500 ml memiliki biaya
produksi sebesar Rp1,773.57 per unit. Penggunaan metode Activity Based
Costing dalam menghitung biaya produksi menjadi lebih tepat dikarenakan
dengan menggunakan metode ini, penggerak biaya yang dipakai bukan
hanya volume produksi saja, melainkan jam tenaga kerja langsung, jam
mesin, luas pabrik dan jumlah produk. Bahkan metode Activity Based
Costing membebankan biaya overheadnya ke dalam berbagai aktivitas
yang bernilai tambah, dimana aktivitas ini merujuk pada pembebanan biaya
overhead secara lebih mendetail dan terperinci.
Apabila dibandingkan antara hasil perhitungan biaya produksi dengan
metode Activity Based Costing dan metode tradisional, total biaya produksi
maupun biaya produksi per unit untuk masing-masing produk mengalami
perubahan. Terdapat produk-produk yang mana pada saat menggunakan
metode tradisional, biaya produksi yang mereka bebankan lebih rendah
dibandingkan dengan hasil menggunakan metode Activity Based Costing.
Produk-produk tersebut antara lain Brasso SCR 100 ml dengan selisih
209
210
perbedaan biaya produksi sebesar Rp33,782,080,156.51 atau Rp458.20 per
unit dan Oxygen 300 cc dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar
Rp2,392,097,685.31 atau Rp49.28 per unit. Di sisi lain, terdapat pula
produk-produk yang mana pada saat menggunakan metode tradisional,
biaya produksi yang mereka bebankan lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil menggunakan metode Activity Based Costing. Produk-produk tersebut
antara lain Brasso SCR 200 ml dengan selisih perbedaan biaya produksi
sebesar Rp18,059,233,001.68 atau Rp275.22per unit, Standart Context
Cleaner
dengan
selisih
perbedaan
biaya
produksi
sebesar
Rp19,690,684,095.51 atau Rp328.20 per unit, Aerosol XP 1000 Pelumas
Carerra Serbaguna dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar
Rp2,481,145,927.38 atau Rp51.58 per unit, Vape Lavender 750 ml dengan
selisih perbedaan biaya produksi sebesar Rp8,189,206,116.06 atau
Rp290.15per unit, Gas Hicook 230 gr dengan selisih perbedaan biaya
produksi sebesar Rp24,030,698,629.35 atau Rp1,030.12 per unit, dan Kit
Black Magic 500 ml dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar
Rp1,585,707,291.56 atau Rp92.73 per unit
2. Perhitungan biaya produksi dengan metode Activity Based Costing yang
akan diterapkan oleh PT Multi Makmur Indah Industri menuntut adanya
keberadaan sebuah sistem informasi akuntansi yang mendukung metode
tersebut. Perusahaan memerlukan sebuah sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi dan terintegrasi yang dapat melakukan pengolahan data
terkait kegiatan produksi beserta biaya yang timbul akibatnya, hingga
menghasilkan suatu informasi yang tercermin pada sebuah Laporan Biaya
Produksi dengan metode Activity Based Costing, dimana laporan tersebut
dapat membantu pihak manajemen perusahaan dalam proses pengambilan
keputusan yang lebih baik.
3. Terkait dengan kegiatan pengelolaan bahan baku yang masuk dan keluar
dari gudang bahan baku, PT Multi Makmur Indah Industri saat ini memiliki
prosedur dan kontrol atas pecatatan yang kurang tepat. Sering sekali
ditemukan masalah mengenai ketersediaan bahan baku, seperti tidak
diketahuinya secara tepat berapa kuantitas bahan baku yang ada beserta
211
transaksi keluar masuknya bahan baku, di sisi lain informasi mengenai
ketersedian bahan baku sangat dibutuhkan oleh perusahaan demi
kelancaran proses produksi. Hal ini dapat didukung dengan dibuatnya Surat
Pengeluaran Bahan Baku sebagai dokumen atau bukti yang menandakan
adanya bahan baku yang keluar dari gudang. Pada akhir periode, Bagian
Gudang Bahan Baku membuat Laporan Pengeluaran Bahan Baku. Hal
tersebut dilakukan sebagai salah satu kontrol dimana Kepala Gudang
Bahan Baku akan dapat mengevaluasi kegiatan pengeluaran bahan baku
dari gudang selama suatu periode tertentu. Laporan beserta surat tersebut
juga dapat digunakan sebagai dokumen pendukung dalam melakukan
kegiatan pengecekan fisik bahan baku di gudang atau proses audit.
5.2
Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan terkait dengan sistem informasi
akuntansi proses produksi dengan metode Activity Based Costing pada PT
Multi Makmur Indah Industri yang dapat dijadikan sebagai masukan adalah
sebagai berikut:
1. Melanjutkan penerapan metode perhitungan Activity Based Costing secara
lebih menyeluruh pada produk perusahaan yang lain, yakni pesticide can,
paint can, thinner can, dry food can, dan cooking oil square can.
2. Perusahaan dapat melakukan pelatihan bagi karyawan sebelum sistem
diterapkan agar pengoperasian sistem dapat berjalan dengan baik. Hal ini
juga dapat menambah pemahaman karyawan mengenai cara kerja sistem
sehingga mampu menunjang tingkat keberhasilan implementasi sistem.
3. Perusahaan diharapkan selalu mengevaluasi sistem informasi akuntansi
secara berkala untuk memastikan bahwa sistem telah terimplementasi
sesuai dengan prosedur. Apabila terdapat perubahan atau pengembangan
proses bisnis, perusahaan sebaiknya juga melakukan pengembangan
terhadap sistem informasi akuntansi agar tetap sesuai dengan proses bisnis
yang berjalan pada saat itu.
4. Aplikasi sebaiknya dilengkapi denga fungsi activity log yang dapat
merekam dan mencatat semua aktivitas user pada sistem, seperti membuat,
menyimpan, menghapus, dan mengubah data. Fungsi activity log ini juga
dapat mendukung proses audit.
Download