BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah dilakukan analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi atas proses produksi dengan metode Activity Based Costing pada PT Multi Makmur Indah Industri, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Pembebanan biaya overhead dengan menggunakan metode Activity Based Costing menghasilkan perhitungan biaya produksi yang berbeda dengan perhitungan metode tradisional yang dilakukan perusahaan. Biaya produksi per unit seluruh produk aerosol terjadi perubahan, yakni Brasso SCR 100 ml memiliki biaya produksi sebesar Rp1,526.34 per unit, Brasso SCR 200 ml memiliki biaya produksi sebesar Rp1,381.38 per unit, Standart Context Cleaner memiliki biaya produksi sebesar Rp1,396.61 per unit, Aerosol XP 1000 Pelumas Carerra Serbaguna memiliki biaya produksi sebesar Rp1,425.29 per unit, Oxygen 300 cc memiliki biaya produksi sebesar Rp1,425.21 per unit, Vape Lavender 750 ml memiliki biaya produksi sebesar Rp1,902.59 per unit, Gas Hicook 230 gr memiliki biaya produksi sebesar Rp2,041.91 per unit, dan Kit Black Magic 500 ml memiliki biaya produksi sebesar Rp1,773.57 per unit. Penggunaan metode Activity Based Costing dalam menghitung biaya produksi menjadi lebih tepat dikarenakan dengan menggunakan metode ini, penggerak biaya yang dipakai bukan hanya volume produksi saja, melainkan jam tenaga kerja langsung, jam mesin, luas pabrik dan jumlah produk. Bahkan metode Activity Based Costing membebankan biaya overheadnya ke dalam berbagai aktivitas yang bernilai tambah, dimana aktivitas ini merujuk pada pembebanan biaya overhead secara lebih mendetail dan terperinci. Apabila dibandingkan antara hasil perhitungan biaya produksi dengan metode Activity Based Costing dan metode tradisional, total biaya produksi maupun biaya produksi per unit untuk masing-masing produk mengalami perubahan. Terdapat produk-produk yang mana pada saat menggunakan metode tradisional, biaya produksi yang mereka bebankan lebih rendah dibandingkan dengan hasil menggunakan metode Activity Based Costing. Produk-produk tersebut antara lain Brasso SCR 100 ml dengan selisih 209 210 perbedaan biaya produksi sebesar Rp33,782,080,156.51 atau Rp458.20 per unit dan Oxygen 300 cc dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar Rp2,392,097,685.31 atau Rp49.28 per unit. Di sisi lain, terdapat pula produk-produk yang mana pada saat menggunakan metode tradisional, biaya produksi yang mereka bebankan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil menggunakan metode Activity Based Costing. Produk-produk tersebut antara lain Brasso SCR 200 ml dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar Rp18,059,233,001.68 atau Rp275.22per unit, Standart Context Cleaner dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar Rp19,690,684,095.51 atau Rp328.20 per unit, Aerosol XP 1000 Pelumas Carerra Serbaguna dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar Rp2,481,145,927.38 atau Rp51.58 per unit, Vape Lavender 750 ml dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar Rp8,189,206,116.06 atau Rp290.15per unit, Gas Hicook 230 gr dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar Rp24,030,698,629.35 atau Rp1,030.12 per unit, dan Kit Black Magic 500 ml dengan selisih perbedaan biaya produksi sebesar Rp1,585,707,291.56 atau Rp92.73 per unit 2. Perhitungan biaya produksi dengan metode Activity Based Costing yang akan diterapkan oleh PT Multi Makmur Indah Industri menuntut adanya keberadaan sebuah sistem informasi akuntansi yang mendukung metode tersebut. Perusahaan memerlukan sebuah sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi dan terintegrasi yang dapat melakukan pengolahan data terkait kegiatan produksi beserta biaya yang timbul akibatnya, hingga menghasilkan suatu informasi yang tercermin pada sebuah Laporan Biaya Produksi dengan metode Activity Based Costing, dimana laporan tersebut dapat membantu pihak manajemen perusahaan dalam proses pengambilan keputusan yang lebih baik. 3. Terkait dengan kegiatan pengelolaan bahan baku yang masuk dan keluar dari gudang bahan baku, PT Multi Makmur Indah Industri saat ini memiliki prosedur dan kontrol atas pecatatan yang kurang tepat. Sering sekali ditemukan masalah mengenai ketersediaan bahan baku, seperti tidak diketahuinya secara tepat berapa kuantitas bahan baku yang ada beserta 211 transaksi keluar masuknya bahan baku, di sisi lain informasi mengenai ketersedian bahan baku sangat dibutuhkan oleh perusahaan demi kelancaran proses produksi. Hal ini dapat didukung dengan dibuatnya Surat Pengeluaran Bahan Baku sebagai dokumen atau bukti yang menandakan adanya bahan baku yang keluar dari gudang. Pada akhir periode, Bagian Gudang Bahan Baku membuat Laporan Pengeluaran Bahan Baku. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu kontrol dimana Kepala Gudang Bahan Baku akan dapat mengevaluasi kegiatan pengeluaran bahan baku dari gudang selama suatu periode tertentu. Laporan beserta surat tersebut juga dapat digunakan sebagai dokumen pendukung dalam melakukan kegiatan pengecekan fisik bahan baku di gudang atau proses audit. 5.2 Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan terkait dengan sistem informasi akuntansi proses produksi dengan metode Activity Based Costing pada PT Multi Makmur Indah Industri yang dapat dijadikan sebagai masukan adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan penerapan metode perhitungan Activity Based Costing secara lebih menyeluruh pada produk perusahaan yang lain, yakni pesticide can, paint can, thinner can, dry food can, dan cooking oil square can. 2. Perusahaan dapat melakukan pelatihan bagi karyawan sebelum sistem diterapkan agar pengoperasian sistem dapat berjalan dengan baik. Hal ini juga dapat menambah pemahaman karyawan mengenai cara kerja sistem sehingga mampu menunjang tingkat keberhasilan implementasi sistem. 3. Perusahaan diharapkan selalu mengevaluasi sistem informasi akuntansi secara berkala untuk memastikan bahwa sistem telah terimplementasi sesuai dengan prosedur. Apabila terdapat perubahan atau pengembangan proses bisnis, perusahaan sebaiknya juga melakukan pengembangan terhadap sistem informasi akuntansi agar tetap sesuai dengan proses bisnis yang berjalan pada saat itu. 4. Aplikasi sebaiknya dilengkapi denga fungsi activity log yang dapat merekam dan mencatat semua aktivitas user pada sistem, seperti membuat, menyimpan, menghapus, dan mengubah data. Fungsi activity log ini juga dapat mendukung proses audit.