BAB III RESUME KEPERAWATAN

advertisement
BAB III
RESUME KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010
pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan
Tembalang, Semarang. Keluarga ini merupakan keluarga extended family
yang terdiri dari suami: Tn. L (45 th) sebagai kepala keluraga dan Ny. A (35
th) sebagai istri, ibu dari empat orang anaknya yaitu : An. S (14 th), An. A
(10 th), An. A (6,5 th), An. A (3,5 th), yang semua dari anak-anaknya masih
tinggal serumah dengan Tn. L dan keponakan dari Tn. L yaitu Nn. A (19 th).
Semua anggota keluarga Tn. L menganut agama islam dan mereka
selalu taat beribadah dan menjalankan perintah tuhan. Status ekonomi Tn. L
dari hasil kerjanya sebagai seorang buruh yang dalam satu bulam ±
600.000,00. Yang mana dari penghasilan tersebut maka Tn. L harus
mencukupi semua kebutuhan dari keluarganya. Dengan penghasilan tersebut
Tn. L menyatakan cukup maka di golongkan dalam sosial ekonomi cukup.
Keluarga menyatakan tidak pernah rekreasi ke tempat-tempat hiburan, dan
untuk memenuhi kebutuhan hiburan klien menonton TV dengan berkumpul
bersama dan mendengarkan radio untuk informasi.
Pada saat ini keluarga Tn. L sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak remaja, (perkembangan keluarga yang terbentuk
ketika anak pertama melewati umur 13 tahun). Dari ketiga tugas
45
perkembangan keluarga yang telah terpenuhi yaitu: menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa semakin
mandiri, memfokuskan kembali lingkungan perkawinan, berkomunikasi
secara terbuka antara orang tua dengan anak-anak.
Data yang difokuskan pada keluarga Tn. L yang berkaitan dengan
Thypoid yaitu pada Nn. A, antara lain: Usia (19 th), Jenis Kelamin
(perempuan), Lingkungan (yang dekat dengan tempat sampah yang terbuka),
Pekerjaan (sebagai pembantu rumah tangga), Pendidikan (SD), Hubungan
Keluarga (saudara), Kebiasaan (menjalani diet dan memelihara kuku yang
panjang).
Pengkajian lingkungan Tn. L ditemukan karakteristik rumah antara
lain yaitu tipe rumah permanen dengan jumlah ruang 3 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 ruang dapur, kamar mandi dan WC jadi satu, pencahayaan rumah
dan ventilasi kurang, lantai rumah plesteran, peletakkan perabotan rumah
tangga tertara kurang rapi. Sumber air yang digunakan dan air untuk minum
menggunakan air pam, kebiasaan Tn. L dalam menjaga kebersihan
lingkungan rumah yaitu membersihkan lingkungan rumah, membuang
sampah dengan dikumpulkan dan dibakar, tetapi halaman rumah klien
berdebu karena halaman rumah klien masih tanah. Karakteristik keluarga
yang paling berperan dalam pengambilan keputusan terhadap segala
masalah, terutama masalah kesehatan adalah Tn. L. Dengan tidak
mengesampingkan
pendapat
dari
anggota
keluraga
lain
dalam
menyelesaikan suatu masalah. Keluhan-keluhan kesehatan apabila dirasakan
46
bertambah sakit maka keluarga membawa anggota keluarga yang sakit ke
tempat pelayanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas, apabila hanya
keluhan biasa maka kelurga memilih untuk mengobati sendiri dan membeli
obat dari toko. Tetapi untuk masalah kesehatan yang dialami Nn. A,
keluarga hanya mengobatinya sendiri dan tidak di bawa ke pelayanan
kesehatan terdekat.
Dalam memenuhi lima tugas perkembangan keluarga Tn. L belum
mampu melaksanakan tugas perkembangan tersebut. Keluarga khususnya
Tn. L belum mampu mengambil keputusan dalam upaya pemenuhan
pelayanan kesehatan Nn. A dalam hal ini dilihat dari kurangnya motivasi
keluarga dalam mengambil keputusan pemanfaatan pelayanan kesehatan
lebih lanjut. Mobilitas geografis keluraga Tn. L mempunyai berbagai macam
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, selain bekerja mencari nafkah yaitu
masih ikut sosialisasi kegiatan dilingkungan rumahnya. Pola makan pada
kelurga Tn. L pada umumnya sama yaitu makan dengan nasi, lauk, dan
sayur sebanyak 3 kali sehari.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 21 Juni 2010 Nn. A
baru sembuh dari sakit Thypoid. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa
dari keluarga Nn. A tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
menular atau penyakit resiko tinggi, namun dari anggota keluarga Tn. L ada
yang pernah mempunyai penyakit keturunan yaitu DM, dan penyakit resiko
tinggi yaitu Liver.
47
B.
Analisa Data
Sesuai data diatas dapat dibuat analisa data sebagai berikut:
Data subyektif didapatkan pada tanggal 21 Juni 2010 didapatkan data
yang pertama adalah dengan data subyektif sebagai berikut, Nn. A
mengatakan tidak tahu tentang pengertian penyakit thypoid, penyebab, tanda
dan gejala, komplikasi, perawatan, pencegahan, serta diit thypoid.
Sedangkan dilihat dari data obyektif bahwa Nn. A terlihat sering bertanya
tentang penyakit thypoid dan terlihat bingung. Sehingga diagnosa
keperawatan terhadap Nn. A adalah pengetahuan kurang tentang penyakit
thypoid pada Nn. A dikeluarga Tn. L berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan thypoid.
Data yang kedua didapatkan data Nn. A mengatakan sebelum sakit dia
menjalankan diit karena ingin kurus, saat itu makan 1 x sehari dengan
komposisi nasi, lauk sayur dengan jumlah ½ porsi, lebih suka makan buahbuahan, paling suka makan-makan yang masam dan pedas, saat ini tidak
nafsu makan karena kalau makan merasa mual dan ingin muntah, kalau
makan hanya habis ½ porsi, badannya masih sakit-sakit dan berat badannya
turun 2 kg. Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan TD 100/80 mmHg,
TB 150 cm, BB 45 kg, N 82 x/mnt, IMT 20. Sehingga didapatkan diagnosa
keperawatan adalah resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pada Nn. A dikeluarga Tn. L berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan thypoid.
48
C.
Rencana Asuhan Keperawatan
Berdasarkan diagnosa yang ditegakkan, diangnosa yang pertama yaitu
resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Nn. A
dikeluarga Tn. L berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan thypoid.
Tujuan umum adalah setelah diberikan pendidikan kesehatan selama
30 menit tentang kebutuhan nutrisi dikeluarga Tn. L terutama Nn. A adekuat
dan terkontrol.
Tujuan khusus yang pertama adalah keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan yaitu dengan menyebutkan diet thypoid yang dianjurkan
dengan kriteria respon hasil yang memiliki standar diet thypoid adalah
makan makanan yang bertekstur lembut dan lunak.
Tujuan khusus yang kedua adalah keluarga harus mengambil
keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah dengan menyebutkan
komplikasi apabila tidak mematuhi pola diet thypoid dengan kriteria respon
verbal yang memiliki standar mampu menyebutkan komplikasi dari penyakit
thypoid yaitu perdarahan usus. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji
pengetahuan keluarga tentang komplikasi thypoid, berikan kesempatan
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, memotivasi untuk
mengulangi apa yang telah disampaikan, beri reinforcemen positif kepada
keluarga.
Tujuan khusus yang ketiga adalah keluarga mampu merawat anggota
keluarga tetutama Nn. A yang mengalami thypoid dengan respon verbal
49
yang memiliki standar cara merawat anggota keluarga yang mengalami
thypoid yaitu alat makan atau minum dipisahkan, banyak istirahat, makanan
diberi yang halus dan dicerna, banyak minum, beri antibiotik yang sesuai
dengan advis dokter dan kompres beri obat penurun panas bila panas.
Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan keluarga tentang
cara merawat anggota keluarga yang sakit thypoid, diskusikan dengan
keluarga tentang cara merawat anggota keluarga yang sakit thypoid, beri
reinforcement untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, tanyakan
kembali hal-hal yang telah didiskusikan, beri reinforcement positif.
Tujuan khusus yang keempat adalah keluarga mampu memodofikasi
lingkungan yang sehat yang berkaitan dengan cara pencegahan penyakit
thypoid dengan kriteria verbal yang memiliki standar
memodofikasi
lingkungan untuk penyakit thypoid yaitu cuci tangan sebelum makan, jaga
kebersihan lingkungan, hindarkan diri dari orang yang berpenyakit menular,
jaga kebersihan makanan dan minuman dan imunisasikan anak secara
lengkap dan segera periksa anak bila sakit. Sehingga intervensi yang tepat
adalah kaji pengetahuan keluarga tentang pencegahan thypoid, diskusikan
dengan keluarga tentang pencegahan thypoid, menanyakan hal-hal yang
kurang jelas, beri reinforcement positif kepada keluarga.
Tujuan khusus yang kelima adalah keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan dengan mampu menyebutkan pelayanan
kesehatan, menyebutkan jenis pelayanan kesehatan dan menyatakan
kesediaan memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk menunjang perawatan
50
pada keluarga dengan thypoid dengsn kriteria verbal yang memiliki standar
fasilitas pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan adalah puskesmas,
posyandu dan dokter praktik sebagai sarana untuk konsultasi masalah
kesehatan, mengontrol kondisi kesehatan dan sebagai sarana mendapatkan
obat-obatan. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan
keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan, diskusikan
dengan keluarga untuk membawa keluarganya yang sakit ke Puskesmas,
motifasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke tenaga
kesehatan atau pelayanan kesehatan, beri reinforcement positif atas keluarga.
Intervensi yang dibuat pada keluarga Tn. L yaitu akan memberikan
pendidikan kesehatan tentang masalah thypoid yang meliputi berikan
pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
perawatan, pencegahan, diit thypoid serta motivasi keluarga khususnya Nn.
A untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan seperti menutup tempat
makanan dan tempat sampah dan anjurkan keluarga untuk tidak melakukan
kebiasaan yang tidak sehat seperti menjalankan diit yang salah. Dari semua
Rencana yang telah di buat dengan keluarga Tn.L pada tanggal 20 Juni
2010, semua itu dapat di implementasi dengan baik.
Diangnosa yang kedua yaitu resiko penularan infeksi pada Nn. A
dikeluarga Tn. L berhubungan dengan keluarga belum dapat memodifikasi
lungkungan yang sehat dan kebersihan secara benar.
51
Tujuan umum adalah setelah diberikan pendidikan kesehatan selama
30 menit tentang resiko penularan infeksi dikeluarga Tn. L terutama Nn. A
dapat memodifikasi lingkungan yang sehat dan bersih.
Tujuan khusus yang pertama adalah keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan yaitu dengan menyebutkan pengertian lingkungan sehat
yang dianjurkan dengan kriteria respon hasil yang memiliki standar
lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang tehindar dari faktor penyakit.
Tujuan khusus yang kedua adalah keluarga harus mengambil
keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah dengan menyebutkan
komplikasi apabila tidak mematuhi standar lingkungan yang sehat dengan
kriteria respon verbal yang memiliki standar mampu menyebutkan
komplikasi dari penyakit yang di sebabkan oleh lingkungan yang tidak
sehat. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan keluarga
tentang komplikasi lingkungan yang tidak sehat, berikan kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, memotivasi untuk mengulangi
apa yang telah disampaikan, beri reinforcement positif kepada keluarga.
Tujuan khusus yang ketiga adalah keluarga mampu merawat anggota
keluarga tetutama Nn. A yang mengalami thypoid dengan respon verbal
yang memiliki standar cara merawat anggota keluarga yang mengalami
thypoid yaitu alat makan atau minum dipisahkan, banyak istirahat. Sehingga
intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan keluarga tentang cara merawat
anggota keluarga yang sakit thypoid, diskusikan dengan keluarga tentang
cara merawat anggota keluarga yang sakit thypoid, beri reinforcement untuk
52
menanyakan hal-hal yang kurang jelas, tanyakan kembali hal-hal yang telah
didiskusikan, beri reinforcement positif.
Tujuan khusus yang keempat adalah keluarga mampu memodofikasi
lingkungan yang sehat yang berkaitan dengan cara pencegahan penyakit
thypoid dengan kriteria verbal yang memiliki standar
memodofikasi
lingkungan untuk penyakit thypoid yaitu cuci tangan sebelum makan, jaga
kebersihan lingkungan, hindarkan diri dari orang yang berpenyakit menular,
jaga kebersihan makanan dan minuman dan imunisasikan anak secara
lengkap dan segera periksa anak bila sakit. Sehingga intervensi yang tepat
adalah kaji pengetahuan keluarga tentang pencegahan thypoid, diskusikan
dengan keluarga tentang pencegahan thypoid, menanyakan hal-hal yang
kurang jelas, beri reinforcement positif kepada keluarga.
Tujuan khusus yang kelima adalah keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan dengan mampu menyebutkan pelayanan
kesehatan, menyebutkan jenis pelayanan kesehatan dan menyatakan
kesediaan memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk menunjang perawatan
pada keluarga dengan thypoid dengsn kriteria verbal yang memiliki standar
fasilitas pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan adalah puskesmas,
posyandu dan dokter praktik sebagai sarana untuk konsultasi masalah
kesehatan, mengontrol kondisi kesehatan dan sebagai sarana mendapatkan
obat-obatan. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan
keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan, diskusikan
dengan keluarga untuk membawa keluarganya yang sakit ke Puskesmas,
53
motifasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke tenaga
kesehatan atau pelayanan kesehatan, beri reinforcement positif atas keluarga.
Intervensi yang dibuat pada keluarga Tn. L yaitu akan memberikan
pendidikan kesehatan tentang pengertian lingkungan yang sehat, standart
lingkungan yang sehat, serta motivasi keluarga khususnya Nn.A untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan seperti menutup tempat makanan dan
tempat sampah dan anjurkan keluarga untuk tidak melakukan kebiasaan
yang tidak sehat. Dari semua Rencana yang telah di buat dengan keluarga
Tn. L pada tanggal 20 Juni 2010, semua itu dapat di implementasi dengan
baik.
D.
Implementasi
Penulis mulai melaksanakan tindakan keperawatan dari tanggal 21 juni
2010 berupa kunjungan keluarga untuk memberikan penyuluhan tentang
penyakit thypoid, implementasi dilaksanakan berdasarkan prioritas masalah
serta berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun. Tindakan perawatan
penulis laksanakan secara langsung melalui kunjungan keluarga Tn. L.
Diagnosa keperawatan yang pertama yaitu resiko nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada Nn. A di keluarga Tn. L berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Implementasi telah dilakukan pada tanggal 21 juni 2010 berupa pendidikan
kesehatan selama 1x30 menit, keluarga Tn. L khususnya Nn. A dapat
menjelaskan tentang penyakit thypoid dengan menyebutkan bahwa penyakit
54
thypoid adalah penyakit infeksi yang mengenai saluran pencernaan, mampu
menyebutkan 2 dari 3 penyebab penyakit thypoid yaitu dengan menyebutkan
penyebab penyakit thypoid adalah lingkungan yang kotor dan makanan dan
minuman yang kurang bersih, mampu menyebutkan 4 dari 7 tanda dan
gejala penyakit thypoid yaitu dengan menyebutkan tanda dan gejala dari
thypoid adalah demam, pusing, tidak nafsu makan, merasa mual dan ingin
muntah, mampu menyebutkan 2 dari 5 pencegahan penyakit thypoid yaitu
dengan menyebutkan pencegahannya yaitu dengan cuci tangan sebelum
makan dan menjaga kebersihan lingkungan, mampu menyebutkan makanan
yang di anjurkan dan yang tidak dianjurkan yaitu dengan menyebutkan
makanan yang dianjurkan adalah makanan yang tidak pedas dan asam,
sayuran, buah-buahan seperti pisang dan pepaya, makanan yang tidak
dianjurkan adalah singkong, melinjo, jambu biji., Nn.A tidak mampu
menyebutkan komplikasi dari penyakit thypoid, saat dimotivasi untuk selalu
menjaga lingkungan yang bersih seperti selalu menutup makanan dan
minuman
serta menutup tempat sampah dan dianjurkan untuk tidak
membiasakan hidup sehat seperti menjalankan diit yang salah Nn.A bersedia
karena sudah tau tentang penyakit thypoid.
Dari implementasi yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan
hasil diagnosa yaitu sebagai berikut: Keluarga Nn. A sudah mengetahui
tentang penyakit thypoid dan mampu menyebutkan pengertian, penyebab,
komplikasi, cara merawat, tanda dan gejala serta diit yang dianjurkan dan
55
yang harus dihindari. Dengan demikian keluarga dapat mengenali masalah
dan dapat mengatasi masalah yang sudah ada.
Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu resiko terjadinya penularan
infeksi pada Nn. A di keluarga Tn. L berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang sehat. Dengan implementasi
pada tanggal 25 juli 2010, sesuai rencana memberikan pendidikan kesehatan
tentang diet pada klien dengan thyoid dan menganjurkan keluarga untuk
memodifikasi lingkunan dengan
cara menutup makanan, kebersihan
lingkungan terjaga.
E.
Evaluasi
Dalam mengevaluasi tindakan keperawatan yang penulis lakukan
terhadap keluarga menggunakan metode tanya jawab tentang penyakit
thypoid. Untuk mengevaluasi secara subjektif dan objektif dilihat dari
respon verbal kognitif, psikomotor dan afektif.
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat dievaluasi
yaitu Nn. A mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan yaitu makanan
yang lembek dan makanan yang dibatasi seperti makanan yang tinggi serat,
makanan yang merangsang contohnya pedas, asin, asam dan makanan yang
bergas (durian, kol, nangka).
56
Nn. A memperhatikan dan mendengarkan pendidikan kesehatan yang
diberikan serta adanya kontak mata positif selama interaksi.
Pada masalah keperawatan ini masalah teratasi sebagian karena Nn. A
mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan dan makanan yang harus
dibatasi pada penderita thypoid. Saat ini Nn. A masih belum nafsu makan,
jika makan makanan yang keras Nn. A merasa mual. Rencana tindak lanjut
dari masalah ini adalah motivasi keluarga untuk tetap merawat anggota
keluarga yang sakit thypoid khususnya Nn. A dengan cara mengatur diitnya
seperti makan-makanan yang lunak dan tidak merangsang serta yang rendah
serat, selain itu periksakan diri jika ada keluhan yang lain.
Masalah teratasi sebagian pada diagnosa resiko penularan infeksi
karena, keluarga belum dapat memodifikasi lingkungan yang sehat dan
bersih secara benar.
57
Download