DARI MODERN HINGGA KUNO DARI MODERN HINGGA KUNO 1 TIM PENYUSUN KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan berkat serta rahmatnya, penyusun dapat menyelesaikan tugas Essai ini dengan lancar untuk memenuhi tugas matakuliah Sejarah Afrika. Afrika merupakan salah satu benua terbesar kedua di dunia. Afrika memiliki keadaan alam dan kondisi masyarakat yang beragam. Setiap benua memiliki sejarahnya begitu juga dengan Afrika yang merupakan sebuah benua besar dan memiliki sejarahnya yang panjang. Membahas mengenai sejarah Afrika, banyak sekali tentang sejarah afrika yang perlu diungkapkan, secara khusus melalui sebuah tulisan ilmiah. Pada massa ini semangat mahasiswa dalam penulisan artikel ilmiah sangatlah kurang. Dunia jurnalistik semakin asing bagi mahasiswa. Kebanyakan mahasiswa sangat malas untuk menulis karya ilmiah, seperti berupa tugas makalah, meskipun kebanyakan mahasiswa menulis karya ilmiah akan tetapi banyak hal yang dilupakan dalam penulisan ilmiah, apalagi dalam penulisan sejarah. Penulisan esai ini diharapkan mampu menumbuhan rasa ketertarikan yang lebih dalam untuk menulis karya ilmiah. Penulisan esai ini berisi kumpulan esai tentang Sejarah Afrika. Penulisan sejarah afrika melalui sebuah esai ini diharapkan mampu menambah wawasan yang luas bagi mahasiswa tentang afrika. Dalam penyusunan essai ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan teman-teman , sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi teratasi. Essai ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Sejarah Afrika yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai 2 sumber informasi, referensi, dan berita. Essai ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya essai ini dapat terselesaikan. Semoga essai ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Malang. Kami sadar bahwa essai ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing dan teman-teman mahasiswa, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan essai kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Malang, November 2014 Penyusun 3 TIM PENYUSUN a. Ketua : M. Iqbal Muhlasin b. Wakil Ketua : Surya Dewangga P c. Sekertaris : Vidy Y d. Bendahara : Lussi Setia Winarni e. Koordinator Isi dan Materi :Tutik I. R, dan Maria M. Hardik f. Koordinator Design dan Editing :M. Zaky A, Lussi S. Winarni dan Achmad H. g. Koordinator Prod dan Distribusi : Erlambang A. Chandra, M. Affan dan Irvan Rahmat A. h. Tim Evaluator : Maria M. Hardik, Tutik Ike, Lussi S, Vidy Y, dan M. Iqbal Muchlasin dan Surya Dewangga. 4 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ...................................................................................................... i Tim penyusun ....................................................................................................... ii Daftar Isi ...................................................................................................... iii PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab dan Upaya Penyelesaianya Genosida di Rwanda ......... ................................................................................................................... 1 B. Dampak Genosida Rwanda di Afrika ........................................................ 9 C. Perkembangan politik Aparteid di Afrika Selatan ................................... 12 D. Proses kemerdekaan Negara Liberia Sebagai Salah Satu Negara Maju di Afrika Pada tahun 1847-1980 ........................................................................ 20 E. Politik Koloni di Afrika Selatan Pada perang Dunia 1 dan PerangDunia II .........................................................................................................................28 F. Kolonialisme Bangsa Barat di Afrika: Ghana Sebagai kolonialisme Terkuat yang Diduduki bangsa Barat .......................................................................... 34 G. Peradaban Mesir Kuno .............................................................................. 38 H. Australopithecus Africanus ....................................................................... 47 I. Manusia purba di Afrika : Australopithecus Africanus .............................. 49 J. Kehidupan Awal manusia Purba Australopithecus Afarensis (Lucy) di Afrika ............................................................................................................. 53 5 FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA PENYELESAIANNYA GENOSIDA DI RWANDA Oleh: Erlambang Aji Candra Abstrak: Pembantaian besar pernah terjadi di Afrika. Pembantaian yang melibatkan antar suku yakni suku Hutu dan suku Tutsi ini dikenal dengan Genosida Rwanda.Genosida Rwanda ini memiliki faktor pemicu dan upaya penyelesaiannya. Kata Kunci: Faktor Penyebab, Upaya, Genosida Rwanda. A. DEFINISI KONFLIK Konflik berasal dari bahasa Latin yaitu ―configere‖ yang berarti saling memukul. Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan, memusnahkan, atau membuatnya tidak berdaya. Konflik adalah sesuatu yang wajar terjadi di masyarakat, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi.Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Konflik juga dimaknai sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan oleh pihak pertama. Suatu ketidakcocokan belum bisa dikatakan sebagai suatu konflik bilamana salah satu pihak tidak memahami adanya ketidakcocokan tersebut (Robbins, 1996). 6 Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan individu yang meliputi perbedaan sikap, pandangan (ideologi), pendirian, maupun kepercayaan, perbedaan latar belakang sejarah dan budaya, serta perbedaan kepentingan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial.Konflik juga dapat disebabkan oleh perubahanperubahan nilai yang cepat dan mendadak di masyarakat. Faktor lain yang dapat menimbulkan terjadinya suatu konflik yaitu adanya dendam yang terjadi antar individu maupun kelompok. Dendam dapat dilatarbelakangi oleh perasaan tersakiti karena pelecehan yang terus- menerus.Perampasan hak-hak secara paksa juga dapat memicu suatu amarah sehingga dapat menimbulkan keinginan untuk melakukan pembalasan dendam.Baron & Byrne (dalam Kusnarwatiningsih, 2007) mengemukakan konflik disebabkan antara lain oleh perebutan sumber daya, pembalasan dendam, atribusi dan kesalahan dalam berkomunikasi. Fenomena konflik sosial yang terjadi di Rwanda merupakan salah satu contoh dari konflik yang disebabkan oleh pembalasan dendam.Konflik ras dan etnis yang juga akhirnya menjadi kejahatan genosida ini kemudian menjadi suatu konflik yang berkepanjangan dan menyisakan ironi dan tragedi.Kekerasan yang terjadi berkepanjangan dapat menjadikan sebagai perilaku yang seolah-olah wajar, bahkan terinstitusionalisasi.Akibatnya, tercipta suatu lingkaran setan kekerasan yang sulit untuk diputuskan. Karena perasaan masing-masing pihak adalah korban yang tersakiti sehingga memicu dendam yang akan dibalaskan dengan kekerasan pula. B. FAKTOR PENYEBAB KONFLIK RWANDA Konflik ras dan etnis yang terjadi di Rwanda merupakan bentuk dari kejahatan genosida. Konsep genosida sendiri, terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani ―genos‖ yang diartikan ras atau suku bangsa; bahasa Latin ―caedare‖ yang artinya pembunuhan. Pengkategorian genosida sebagai salah satu kejahatan internasional dimulai dari semangat yang tercantum dalam Briand -Kellogg Peace Pact of 1928, yang kemudian membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat sebuah 7 draft di tahun 1946 yang akhirnya dimasukkan dalam kategori kejahatan internasional dalam konvensi genosida ―convention on the prevention and punishment of the Crime of Genocide 1948‖, sebuah langkah yang sangat penting bagi perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia dan diatur dalam pembukaan dan pasal VI dan VII Piagam PBB. Genosida yang terjadi di Rwanda (1994) merupakan sebuah cermin kegagalan suatu negara dalam menjamin keamanan internal dan perlindungan bagi warga negaranya. Rwanda menjadi sebuah failed state yang menjadi ancaman bagi warganegaranya sendiri, konflik Rwanda juga memiliki dampak sistemik terhadap stabilitas kawasan Afrika dan menyita perhatian dunia internasional terkait dengan isu Hak Asasi Manusia (HAM) dan genosida. Konflik di Rwanda, awalnya dapat dikategorikan sebagai konflik internal, berkaitan dengan perebutan kekuasaan antara etnis Tutsi dan Hutu yang mengakibatkan perang sipil di tahun 1959. Akan tetapi konteks konflik internal dan konflik etnis di Rwanda menjadi perhatian dunia internasional karena adanya upaya pemusnahan etnis secara besar-besaran. Rwanda merupakan salah satu negara di belahan Benua Afrika yang terdiri dari 3 kelompok etnis: Hutu (88%) merupakan mayoritas penduduk yang bekerja sebagai petani, Tutsi (11%) merupakan orang-orang dusun yang datang pada abad ke-15, dan Twa pygmies (1%) merupakan sisa pemukim terawal di Rwanda. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya kebencian suku Hutu terhadap suku Tutsi dan akhirnya berujung pada Genosida. Pertama, fanatisme dari etnis Hutu muncul tidak lepas dari ―sakit hati‖ suku Hutu yang mengalami perlakuan yang tidak adil dimasa pendudukan Belgia atas Rwanda dan perang sipil di tahun 1959. Kaum Hutu dianggap sebagai minoritas, dan dipekerjakan sebagai buruh kasar.Sedangkan suku Tutsi dianggap memiliki eksistensi yang lebih tinggi, sehingga pemerintah Belgia memilih orang Tutsi untuk menduduki posisi yang tinggi di pemerintahan.Diskriminasi ini hanya didasari oleh perbedaan fisik, dimana kaum Tutsi memiliki kulit putih, postur 8 tubuh tinggi, dan hidung yang mancung.Sedangkan Hutu memiliki warna kulit yang lebih gelap, postur tubuh pendek, dan hidung pesek. Kedua, media memainkan peranan yang signifikan dalam genosida di Rwanda, media lokal seperti surat kabar dan radio Radio Rwanda dan Radio Television Libre des Mille Collines (RTLM) dipercaya memulai pidato dan dialog-dialog yang berisi kebencian terhadap suku Tutsi, propaganda ini kemudian menjadi sangat sistematis dan berubah menjadi sebuah norma dan kebiasaan di masyarakat. Surat kabar yang dikuasai oleh negara Kangura memiliki peran pusat, memulai gerakan anti-Tutsi dan anti-RPF, surat kabar itu memuat artikel berisi tindakan yang harus dilakukan untuk melengkapi revolusi sosial di tahun 1959, di tahun 1990, ada artikel yang berisi The Hutu’s Commandments yang secara ekstrim menyatakan kebencian atas Tutsi. Ketiga, operasi peacekeeping yang dilakukan oleh Dewan Keamanan PBB, United Nations Assistance Missions for Rwanda (UNAMIR), yang berusaha menjaga perdamaian pasca perundingan di tahun 1992 serta pengkondisian dan pemeliharaan wilayah Rwanda menyusul akan dipulangkannya 1 juta pengungsi Tutsi di tahun 1994 gagal, setelah Presiden Rwanda, Juvenal Habyarimana meninggal dalam kecelakaan pesawat di Bandara Kigali 6 April 1994. Rwanda menjadi sebuah failed state yang memiliki vacuum of power di negara itu, kendali kemudian diambil alih oleh kaum pemberontak yang akhirnya berujung pada genosida. Pembunuhan menyebar di Kigali dan seluruh pelosok negeri, genosida meluas kearah pembantaian 1 juta suku Tutsi dan Hutu moderat.Pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah militan Interahamwe dan Impuzamugambi.Militan genosida yang melakukan pembantaian atas Tutsi dan Hutu di tahun 1994 melanjutkan kampanye pemusnahan etnis dan mencoba memperluas operasi mereka melewati barat laut. Pemberontak bertanggung jawab atas sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia, termasuk dalam membunuh siapa saja yang dianggap kontra genosida dan suku Hutu yang secara resmi menentang agenda mereka, sama halnya dengan pendeta dan para pekerja kemanusiaan. Militan, terdiri dari sejumlah anggota bersenjata, pendiri Rwanda Armed 9 Forces(ex-FAR) dan kelompok genosida Interahamwe, yang sering melakukan serangan terhadap kantor-kantor pemerintahan, institusi publik, seperti penjara, klinik, dan sekolah. Aksi ini meningkatkan friksi antara kekuatan keamanan dan populasi Hutu dan menimbulkan ketidakamanan di jalanan.Bahkan masyarakat biasa dipaksa membunuh tetangga mereka oleh pemerintahan lokal yang disponsori oleh radio. Dalam kurun waktu 100 hari dari 6 April-16 Juli 2004, diperkirakan 800.000 hingga 1 juta suku Tutsi dan Hutu moderat meninggal. Lebih dari 6 pria, wanita dan anak-anak dibunuh setiap menit setiap jam dalam setiap hari. Antara 250.000 dan 500.000 wanita mengalami kekerasan seksual.Sebanyak 20.000 anak-anak lahir dari tindakan itu.Lebih dari 67% wanita yang diperkosa terinfeksi HIV/AIDS.Sedangkan 75.000 orang yang selamat menjadi yatim piatu dan 40.000 lainnya tidak memiliki tempat tinggal.Rwanda tidak bisa melindungi masyarakatnya bahkan menjadi ancaman bagi warganegaranya sendiri. Genosida berakhir ketika RPF menguasai Kigali tanggal 4 Juli 1994 dan perang berakhir tanggal 16 Juli 1994.Sebanyak dua juta pengungsi terbang ke Kongo, Uganda, Tanzania, dan Burundi. Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru bagi negara-negara perbatasan sehingga muncul krisis Danau besar dan munculnya Perang Kongo I dan II.Konflik perbatasan dan masalah pengungsi kemudian mlanda kawasan Danau Besar. Genosida yang terjadi di Rwanda merupakan tingkatan Genosida pertama dalam kategori ―mutual genocide‖ karena baik Tutsi dan Hutu saling membunuh satu sama lain karena perbedaan etnis dan partai serta konflik kepentingan bebrapa pihak di negara itu. Korban yang sesungguhnya dalam kasus Genosida di Rwanda merupakan suku Tutsi, hampir 800.000 penduduk Rwanda yang terbunuh adalah suku Tutsi, mayat suku Tutsi dibuang ke sungai dan pembunuh mengatakan jika mereka akan dikirim kembali ke Ethiopia, tempat asal mereka. Negara lain juga turut andil dalam genosida yang melanda Rwanda yaitu Perancis. Perancis disinyalir ingin mempertahankan pengaruh di Afrika, mulai dari menyediakan senjata, mendukung pemerintah Rwanda, dan jumlah tentara 10 yang meningkat dari 5000 menjadi 40.000 di bulan Oktober 1992. Mereka turut membantu Habyarimana untuk melakukan aksi penahanan terhadap 1000 lawan politik dan pembunuhan atas 350 Tutsi di perbatasan, bahkan melindungi pemberontak yang melakukan aksi genosida. Media internasional tidak melakukan tindakan apa-apa atas propaganda radio dan surat kabar, padahal media internasional ―Amerika Serikat‖ lah yang memulai kebebasan pers dan media untuk menyebarkan nilai-nilai demokrasi di wilayah ini, akan tetapi tanggung jawab internasional akan masalah ini nampaknya berlawanan dengan prinsip demokrasi di satu sisi dan Hak Asasi Manusia di sisi lain. C. UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK RWANDA Hodge dan Anthony (1991), memberikan gambaran melalui berbagai metode resolusi (penyelesaian) konflik, sebagai berikut: Pertama, dengan metode penggunaan paksaan. Orang sering menggunakan kekuasaan dan kewenangan agar konflik dapat diredam atau dipadamkan.Kedua, dengan metode penghalusan (smoothing).Pihak-pihak yang berkonflik hendaknya saling memahami konflik dengan bahasa kasih sayang, untuk memecahkan dan memulihkan hubungan yang mengarah pada perdamaian. Ketiga, penyelesaian dengan cara demokratis. Artinya, memberikan peluang kepada masing-masing pihak untuk mengemukakan pendapat dan memberikan keyakinan akan kebenaran pendapatnya sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak. Nasikun (1993), mengidentifikasi pengendalian konflik melalui tiga cara, yaitu dengan konsiliasi (conciliation), mediasi (mediation), dan perwasitan (arbitration). Pengendalian konflik dengan cara konsiliasi, terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang berkonflik. Lembaga yang dimaksud diharapkan berfungsi secara efektif, yang sedikitnya memenuhi empat hal: (1) harus mampu mengambil keputusan secara otonom, tanpa campur tangan dari badan-badan lain; (2) lembaga harus bersifat monopolistis, dalam arti hanya lembaga itulah yang berfungsi demikian; (3) lembaga harus mampu mengikat kepentingan bagi pihak-pihak yang berkonflik; dan (4) lembaga tersebut harus bersifat demokratis. 11 Genosida yang terjadi di Rwanda seharusnya menjadi agenda keamanan internasional karena genosida pada dasarnya merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai fundamental hak asasi manusia yang tercantum dalam piagam PBB.Genosida ini juga menjadi kejahatan kemanusiaan paling besar sepanjang abad-20 setelah Holocaust yang terjadi di Jerman. Konflik internal yang awalnya merupakan fanatisme antar suku berubah menjadi pembantaian manusia yang mengakibatkan eskalasi politik dan keamanan di kawasan juga meningkat bahkan menjadi perhatian dunia internasional menyusul diadilinya para penjahat kemanusiaan di Rwanda di Pengadilan Kriminal Internasional dan perdebatan panjang akan istilah mutual-genocide dalam komunitas internasional. PBB sebagai badan perdamaian dunia memegang andil yang cukup besar dalam konflik yang terjadi di Rwanda.Konflik yang disinyalir sebagai genosida ini telah menjadi kejahatan Internasional, dan seharusnya menjadi kewajiban bagi PBB untuk mencari solusi pemecahannya.PBB harus menjalankan fungsinya sebagai media konsiliasi untuk mengendalikan konflik yang timbul, dengan sasaran pihak pemicu konflik yaitu militan Interhamwe dan Impuzamugambi sebagai kaum pemberontak.PBB sebagai media konsiliasi harus dapat bertindak secara efektif dalam pelaksanaan diskusi dengan pihak yang berkonflik, mampu mengambil keputusan yang dapat memenuhi kepentingan pihak-pihak yang berkonflik, tanpa melibatkan badan-badan lain, dan bersifat demokratis dalam setiap pengambilan keputusan. Di samping itu, konflik yang ditimbulkan oleh propaganda melalui surat kabar dan radio yang berisi pidato dan dialog tentang kebencian terhadap suku Tutsi ini juga menuntut peran media internasional atas pengendalian konflik Rwanda. Media internasional seharusnya melakukan suatu tindakan yang dapat membatasi nilai-nilai demokrasi untuk menjamin eksistensi hak asasi manusia. Konflik Rwanda sekaligus memberi pelajaran bagi komunitas internasional untuk mengutamakan sendi-sendi kemanusiaan dan mewaspadai mutual genocide dalam era modern. Genosida di Rwanda menjadi sebuah bukti jika moralitas, hukum internasional bahkan komunitas internasional sendiri gagal dalam melakukan upaya-upaya pencegahan terkait dengan keamanan internal 12 suatu negara yang harusnya menjadi concern dunia internasional karena menyangkut Hak Asasi Manusia. D. DAFTAR RUJUKAN Kusnarwatiningsih, Ami. 2007. Ragam dan Pola Penyelesaian Konflik Mahasiswa Kos. Skripsi, tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang Lacey, H. 2003. How to Resolve Conflict In the Workplace. Penterjemah: Bern. Hidayat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Stephen P. Robbins, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Alih Bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Penerbit PT.Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Tanpa Nama, 2010, Rwanda. (online) http://acakanblog.blogspot.com/2010/12/rwanda.html diakses pukul 14.50 tanggal 24 November 2014 13 DAMPAK GENOSIDA RWANDA DI AFRIKA Oleh: Irvan Rahmat Anggara Abstrak: Pembantaian besar terjadi di tanah Afrika, yakni di Rwanda. Pembantaian ini di kenal dengan Genosida Rwanda.genosida ini terjadi antara suku Hutu dan suku Tutsi. Genosida ini meberikan dampak yang luarbiasa. Kata Kunci: Dampak, Genosida, Rwanda. A. Dampak Genosida Pembantaian di Rwanda, yang di dunia internasional dikenal sebagai genosida Rwanda, suku dan moderat oleh adalah sekelompok sebuah ekstremis pembantaian Hutu yang 800.000 dikenal sebagai yang terjadi dalam periode 100 hari pada tahun. sendiri adalah sebuah negeri berpenduduk 7,4 juta jiwa dan merupakan negara terpadat di . Dalam seratus hari pembantaian berbagai kalangan mencatat tidak kurang dari 800.000 jiwa atau paling banyak sekitar satu juta jiwa etnis Tutsi menjadi korban pembantaian. Lalu setelah jatuh ke tangan oposisi RPF pada , sekitar 300 mayat masih saja terlihat di alam terbuka di kota berjarak 100 km dari timur Kigali. Korban yang jatuh di etnis lain (Twa dan Hutu) tidak diketahui, akan tetapi kemungkinan besar ada walaupun tidak banyak jumlahnya. Dampak dari genosida ini adalah jumlah populasi Rwanda merosot drastis dan perekonomian negara tersebut sempat mengalami kelumpuhan. Pasca perang sipil, muncul pula laporan bahwa rezim Rwanda yang kini dikuasai oleh etnis Tutsi melakukan intimidasi dan genosida balasan terhadap orang-orang Hutu. Dampaknya sangat luar biasa bagi rakyat yang tidak berdosa dan tidak tau apa-apa.Dan diperkirakan juga seperempat juta perempuan diperkosa atau menjadi korban penganiayaan sexual selama berlangsung genosida 100 hari pada tahun 1994 di Rwanda. Sementara di 14 Republik Demokratik Kongo, tidak seorang pun tahu jumlah perempuan korban perkosaan, penganiayaan, mutilasi atau budak sex, sejak pecahnya pertikaian 1996. Dampaknya sangat mengerikan dan sungguh memprihatinkan. Bagi banyak korban, akibat utama kejahatan sexual adalah masalah kesehatan. Korban seringkali menderita penyakit menular akibat hubungan sexual, termasuk HIV dan Aids. Tahun 2003, pelbagai organisasi hak-hak azasi manusia di Republik Demokratik Kongo melaporkan, menulari orang lain dengan penyakit seks atau HIV kadang-kadang merupakan tujuan perkosaan. Konflik Rwanda sekaligus memberi pelajaran bagi komunitas internasional untuk mengutamakan sendi-sendi kemanusiaan dan mewaspadai mutual genocide dalam era modern. Genosida di Rwanda menjadi sebuah bukti jika moralitas, hukum internasional bahkan komunitas internasional sendiri gagal dalam melakukan upaya-upaya pencegahan terkait dengan keamanan internal suatu negara yang harusnya menjadi concern dunia internasional karena menyangkut Hak Asasi Manusia. Genosida berakhir ketika RPF menguasai Kigali tanggal 4 Juli 1994 dan perang berakhir tanggal 16 Juli 1994. Sebanyak dua juta pengungsi terbang ke Kongo, Uganda, Tanzania, dan Burundi. Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru bagi negara-negara perbatasan sehingga muncul krisis Danau besar dan munculnya Perang Kongo I dan II. Konflik perbatasan dan masalah pengungsi kemudian mlanda kawasan Danau Besar. Genosida yang terjadi di Rwanda merupakan tingkatan Genosida pertama dalam kategori “mutual genocide”karena baik Tutsi dan Hutu saling membunuh satu sama lain karena perbedaan etnis dan partai serta konflik kepentingan bebrapa pihak di negara itu. Korban yang sesungguhnya dalam kasus Genosida di Rwanda merupakan suku Tutsi, hampir 800.000 penduduk Rwanda yang terbunuh adalah suku Tutsi, mayat suku Tutsi dibuang ke sungai dan pembunuh mengatakan jika mereka akan dikirim kembali ke Ethiopia, tempat asal mereka. Saat ini dampak genosida masih dirasakan baik di dalam negeri maupun dinegara tetangga. 15 Pembunuhan besar-besaran di Rwanda sayangnya tidak mendapatkan perhatian besar dari dunia internasional khususnya Perancis, dan . Salah satu penyebab paling dominan adalah karena negeri ini tidak memiliki nilai kepentingan strategis di mata internasional. Kenyataan ini sangat disayangkan oleh berbagai pihak. Ketika konfrensi tentang pembantaian etnis dilaksanakan di Kigali tahun , disebutkan secara jelas, forum menunjuk Amerika Serikat, Perancis dan Inggris berada di balik tragedi pembantaian. Sekretaris Jendral yang waktu lalu menjabat sebagai wakil komandan pasukan penjaga perdamaian di Rwanda tak luput mendapat sorotan. Terutama setelah ia mendapat untuk bidang perdamaian. Juga disebutkan, dari yang akhirnya menurunkan jumlah pasukan penjaga perdamaian dari 2500 personel menjadi 450 personel tidak mampu mengatasi masalah. "Pihak luar gagal mencegah pembantaian selama 100 hari di Rwanda" kata Presiden Paul Kagame sebelum memimpin upacara mengheningkan cipta. 16 PERKEMBANGAN POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN oleh Achmad Hudan Atmari Abstrak: Politik Apartheid merupakan salah satu politik yang mempengaruhi dunia dengan memprotes adanya diskriminasi ras. salah satu tokoh yang berpengaruh adalah Nelson Mandela, yang kemudian menjadi presiden pertama berkulit Hitam Kata Kunci: Politik, Apartheid, Afrika Selatan A. Nelson Mandela tokoh Apartheid Foto 1. Nelson Mandela Apartheid memiliki pengertian ―kebijakan diskriminasi rasial yang menganggap ras etnik sendiri lebih unggul dari ras bangsa lain.‖Diskriminasi rasial yang dimaksud adalah diskriminasi yang diterapkan oleh orang-orang kulit putih di Afrika Selatan terhadap orang-orang kulit hitam di negeri tersebut. Aplikasi politik Apartheid ini dimulai sejak tahun 1948 ketika Partai Nasional (Parati orang kulit putih) pimpinan Daniel Francois Malan memenangkan pemilihan umum dengan program politik Apartheid. Sebagai pembenaran atas politik Apartheid, Partai Nasional menysusun sebuah teori yang pada intinya sebagai berikut ―…setiap ras mempunyai panggilan tertentu dan harus memberikan sumbangan budaya kepada dunia, dan oleh sebab itu ras-ras harus 17 dipisah satu sama lain, agar dapat hidup dan berkembang sesuai dengan kepribadian dan kebudayaannya masing-masing…‖. Pada prakteknya kontak antar ras yang dapat membahayakan kemurnian budaya ras dibatasi oleh ras kulit putih.Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi suatu ikatan bersama antar ras yang tertindas untuk melawan ras kulit putih.Berdasarkan teori di atas, rakyat Afrika Selatan dipecah menjadi empat yaitu kulit putih, kulit hitam, campuran dan Asia.Setiap kelompok ini harus tinggal secara terpisah di Afrika Selatan sebagai negaranya agar dapat hidup dan berkembang secara tersendiri. Wujud dari politik Apartheid ini secara tidak langsung nampak pada penguasaan wilayah negara oleh ras kulit putih.Penduduk kulit hitam sebagai penduduk mayoritas hanya mendapatkan 13 % wilayah negara yang tidak memiliki kekayaan alam maupun industri. Sementara untuk minoritas kulit putih menguasai 87,1 % wilayah negara, termasuk semua kota besar, pusat indiustri, tambang, pelabuhan dan tanah pertanian yang paling baik. Hal ini mengambarkan bahwa dominasi ras kulit putih di Afrika Selatan sangat kuat. Pada masa pemerintahan Partai Nasional politik Apartheid semakin digalakkan dengan tujuan untuk semakin memperkuat kedudukan orang-orang kulit putih di Afrika Selatan.Adapun langkah yang ditempuh mencakup bidang politik, sosial, ekonomi, dan budaya. 1. Politik Langkah yang ditempuh yaitu dengan memperkuat kedudukannya dalam parlemen dan memperluas kekuasaannya di luar parlemen dengan semakin meningkatkan kekuasaan negara. Wujud konkrit dari langkah tersebut antaralain adalah sebagai berikut : a) Hak-hak politik golongan kulit hitam, campuran dan Asia yang sudah terbatas, semakin dikurangi dan lambat laun dihapus. b) Pada tahun 1951 dikeluarkan Bantu Authorities Act, yang menghapus Dewan Perwakilan Rakyat Pribumi. Sebagai gantinya ditetapkan pembentukan pemerintahan suku, regional dan teritorial di negeri-negeri Bantu, fungsi-fungsi administratif, eksekutif, dan kehakimannya. 18 c) Pada tahun 1950 dikeluarkan Supression of Communism Act, yang melarang berbagai organisasi politik yang dikuasai kulit putih tetapi didukung kulit hitam atau memperjuangkan pembentukan suatu masyarakat non rasial atau pemerintahan mayoritas. Sebagai dampaknya secara berturut-turut dilarang Partai Komunis (1950), Kongres Demokrasi (1962) dan organisasi-organisasi politik kulit hitam. Di samping itu pada tahun 1960 Kongres Nasional Afrika (ANC) dan Kongres Pan Afrika (PAC) dilarang dan sejumlah anggotanya, terutama pemimpinnya dipenjarakan. Dengan demikian kekuasaan politik dimonopoli oleh orang kulit putih. Sementara aspirasi golongan lain disalurkan melalui struktur kekuasaan di wilayahnya masing-masing yang tidak membahayakan kedudukan istimewa kulit putih. 2. Sosial Dijalankan dengan melakukan segregasi rasial disegala bidang kehidupan. Dalam bidang sosial ini terapkan segregasi di tempat-tempat umum, kereta api, bis dan alat-alat angkutan lain. Segregasi juga dilakukan dalam perkumpulan-perkumpulan sosial, kebudayaan, dan keagamaan. Segregasi dalam bidang sosial ini semakin tegas dengan dikeluarkannya Group Areas Act, yang menetapkan area bagi golongan masing-masing.Sebagai dampaknya banyak orang kulit hitam sejauh itu tinggal di daerah kulit putih harus menjual tanah miliknya dan pindah ke area yang ditunjuk bagi mereka. Selanjutnya ditetapkan bahwa orang kulit hitam tidak boleh tinggal di daerah perkotaan lebih dari 72 jam tanpa izin dari Native Labour Officer. Disamping itu juga dikeluarkan Imortality Amendement Act dan Prohibition of Mixed Marige, yang mencegah terjadinya perkawinan campur antara orang kulit putih dan non kulit putih. 3. Ekonomi Dalam bidang ekonomi dijalankan dengan mengeluarkan Native Labour Settlement of Disputes Act pada tahun 1953. Undang-undang ini menetapkan bahwa Native Labour Officer sebagai penguasa tertinggi dalam penyelesaian konflik industri yang melibatkan tenaga kerja kulit hitam dan melarang pemogokan kulit hitam. Di samping itu juga dikeluarkan Native Building 19 Workers Act tahun 1951 dan Industrial Conciliation Act tahun 1956, yang menetapkan reservasi pekerjaan ahli bagi orang kulit putih. 4. Budaya Dalam bidang budaya dilakukan segregasi dalam pendidikan dengan dikeluarkannya Bantu Education Act tahun 1953, yang mengakhiri pendidikan bersama dan menempatkan pendidikan rakyat kulit hitam di bawah kekuasaan Pemerintah Afrika Selatan, serta menjaga jangan sampai orang kulit hitam menerima pendidikan untuk kedudukan-kedudukan yang tidak diperuntukan bagi mereka. Segregasi juga dilakukan dalam pendidika tinggi bagi orang kulit hitan dengan dikeluarkannya Separate University Act pada tahun1959. Adanya segregasi dalam segala bidang yang dilakukan oleh orang kulit putih terhadap orang kulit hitam, lambat laun memunculkan protes dari golongan-golongan rasial lainnya dalam hal ini adalah ras kulit hitam.Mereka menolak dan menentang dengan tegas politik Apartheid.Orang kulit hitam melihat politik Apartheid sebagai siasat minoritas kulit putih untuk mempertahankan supremasi dan kedudukan istimewanya dan sebagai diskriminasi rasial yang tidak adil. Di samping menentang politik Apartheid mereka juga menuntut hak politik dan bagian kekayaan Afrika Selatan.Perjuangan mereka mendapatkan dukungan dan bantuan dari negara-negara Afrika, yang mengutuk dengan keras apartheid. Mereka dengan berbagai cara berusaha menekan rezim kulit putih Afrika Selatan agar menghapusnya dan menghormati hak-hak golongan rasial kulit hitam khususnya. Berkaitan dengan hal di atas, pemerintah Afrika Selatan mendapatkan terus tekanan-tekanan dari dalam maupun dari dunia luar.Dalam menghadapi tekanan tersebut pemerintah Afrika Selatan mulai menonjolkan segi positif dari politik apartheid. Hal ini dilakukan dengan mengeluarkan Bantu Self Government Act, yang isinya memberikan perwakilan terbatas dalam parlemen kepada rakyat kulit hitam dan menetapkan pembagian rakyat kulit hitam dalam delapan satuan nasional yang akan dikembangkan menuju otonomi dan kemerdekaan. Setelah dikeluarkannya peraturan tersebut, kemudian dibentuk suatu kementrian untuk pembangunan, pendidikan Bantu, dan komisaris 20 jendral sebagai wakil pemerintah Afrika Selatan dan membantu penguasaBantu dalam pembangunan. Pada tahun 1871 dikeluarakan Bantu Home Land Constitutions Act yang berisi bahwa pemerintah Afrika Selatan diberi kuasa untuk memberikan otonomi kepada negeri teritorial mereka di mana setiap negeri diperbolehkan mempunyai bendera dan lagu kebangsaan sendiri tetapi dilarang mempunyai tentara dan mengadakan hubungan dengan negara lain, mendirikan pabrik senjata atau bahan peledak, membuat undangundang yang mengatur pengangkutan, pos, telekomunikasi, keuangan dan imigrasi. B. Usaha Rakyat Afrika Selatan Dalam Melawan Politik Apartheid Rakyat kulit hitam diAfrika Selatan menolak kulit putih bahwa secara kodrati orang kulit putih memiliki keunggulan dan hak untuk memimpin. Penolakan ini antara lain ditandai dengan keluar dari gereja-gereja yang dikuasai oleh orang kulit putih. Dalam upaya menentang politik apartheid orang kulit hitam yang mendapatkan pendidikan Barat mulai mengambil langkah dengan membentuk gerakan-gerakan politik.Gerakan-gerakan politik ini tidak hanya didirikan oleh orang kulit hitam melainkan juga oleh orang kulit berwarna. Adapun organisasi-organisasi yang didirikan antara lain yaitu : 1. Cape Native Voters Associations (1880-an) 2. African Peoples Organization (APO) 1902 (didirikan oleh orang kulit berwarna) 3. African national Congress (ANC) 1912 4. Pan African Congress (PAC) 1958, organisasi ini merupakan pecahan dari ANC Salah satu organisasi yang menonjol adalah ANC, dengan salah satu tokohnya adalah Nelson Mandela.Sebagai organisasi politik pada awalnya ANC terbatas pada usaha agar golongan elit Afrika diterima secara sosial dan politik dalam masyarakat yang dikuasai oleh kulit putih. Dalam perjaungannya ANC menempuh jalan konstitusional, akan tetapi setahun kemudian mereka mengubah perjaungan mereka ketika dikeluarkan National Land Act, yang antara lain melarang orang kulit hitam membeli tanah atau hidup di wilayah kulit putih 21 sebagai penyewa atau pengarap dengan bagi hasil. Pada tahun 1919-1920 ANC melancarakankampaye untuk menentang peraturan-peraturan yang mewajibkan rakyat kulit hitam membawa pas, yang bukan hanya merupakan tanda kenal dan izin tinggal tetapi juga merupaka alat untuk menguasai migras penduduk kulit hitam.―Bagi orang kulit hitam, pas jalan ini adalah tanda perbudakan terhadap mereka.Hanya orang kulit hitamlah yang harus memiliki pas jalan seperti ini, dan hanya mereka pula yang ditangkap jika tidak dapat menunjukkannya pada saat pemeriksaan‖. Semakin meningkatnya diskriminasi terhadap rakayat kulit hitam, diiringi dengan semakin meningkatnya oposisi nasionalisme Afrika. Berkaitan dengan hal tersebut ANC memperluas keanggotaannya dan berkembang menjadi suatu organisasi massa. Pada tahun 1940-an membentuk suatu sayap muda yang lebih radikal. Pada tahun 1952 orang kulit hitam, berwarna dan India serta sejumlah orang kulit putih melakukan suatu perlawanan secara pasif. Pada tahun 1955 organisasi-organisasi yang menentang apartheid seperti ANC, SAIC, Coluored Peoples Political Organization dan White Congress of Democractas mengadakan pertemuan di Kliptown dekan dengan Johnannsesburg, dengan tujuan menyusun Freedom Charter, yang menggariskan dasar-dasar bgi Afrika Selatan yang demokratis dan non rasial. Pada tahun 1958 ANC pecah sebagai akibat adanya perbedaan dalam tubuh ANC, di mana sebagaian anggota menghendaki kerjasama dengan ras lain dalam menentang apartheid namun sebagian lain menentang kerjasama dengan ras lain. Pecahan dari ANC adalah Pan African Congress (PAC).Organisasi ini dipimpin oleh Robert Sobukwe. Bagi PAC bekerja sama dengan kelompok rasial lain hanya kan meperlemah perjaungan mereka, akan tetapi garis besar perjaungannya tidak banyak berbeda dengan ANC. Tindakan PAC dalam menentang politik apartheid juga diperlihatkan denagn melancarkan kampanye anti pas pada tahun1960.Kampanye dan segala bentuk upaya menentang apartheid ini ditanggapi dengan kekerasan oleh pihak pemerintah Afrika Selatan.Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya kejadian pembantaian di Sharperville dan diperparah dengan adanya larangan terhadap organisasi-organisasi kulit hitam.Hal ini menyadarkan rakyat kulit hitam bahwa 22 sasaran perjuangan mereka tidak dapat dicapai secara damai, tetapi hanya dapat dicapai melalui jalur kekerasan. Berkaitan dengan hal tersebut pada tahun 1961 dan 1962 mereka mendirikan dua organisasi rahasia yaitu Umkhonto wi Sizwe dan Poso, guna memeperoleh perubahan politik lewat suatu sabotase terhadap kaum kulit putih. Dengan adanya perubahan gerakan politik damai kekerasan, telah berdampak pada semakin meningkatnya tindakan kekerasan yang dilancarkan terhadap orang kulit putih.Pada tahun 1972 muncul suatu gerakan diantara mahasisiwa kulit hitam, berwarna dan India, yang dilancarakan oleh organisasi mahasiswa Afrika Selatan (SASO).Mereka melancarkan betrokan berdarah dengan aparat keamanan. Aksi kekerasan dari para mahasiswa ini secara tidak langsung turut membangkitkan keberanian para pemimpin Bantustan untuk mengajukan tuntutan-tuntutan kepada pemerintah Afrika Selatan. Di bawah pimpinan Chief Buthelzi dan Kwazulu mereka mencari dukunga ke luar negeri, mereka tidak hanya menuntut wilayah yang lebih luas dan memeprcepat proses menuju kemerdekaan, namun juga menuntut penghapusan diskriminasi sosial dan ekonomi. Tekanan-tekanan ini semakinmeningkat dengan adanya tuntutan Bantustan untuk membentuk pemerintahan federasi, namun hal tesebut di tolak oleh PM Vorster.Namun demikian tekanan dan perlawanan justru semakin terus meningkat.Kemedekaan dari politk apartheid ini baru didapatkan oleh penduduk pribumi Afrika Selatan pada tahun 1994. C. Penyelesaian Masalah Politik Apartheid Masalah rasial (politik Apartehid) di Afrika Selatan diatasi dengan mengadakan perjanjian dan perundingan antara Inggris dan Afrika.Dalam peneyelesaian masalah tersebut dibantu oleh pihak Amerika Serikat.Sikap Amerika Serikat dalam masalah ini lebih cenderung memihak Afrika, hal ini dimaksudkan untuk menunjang kepentingan-kepentingannya seperti menghentikan pengaruh barat di Afrika, agar kepercayaan negara-negara Afrika terhadap Amerika dapat dipulihkan. Permasalahan rasialisme ini diselesaikan dengan menerapkan Majority Rule (Pemerintahan bersama). Dalam pemerintahan bersama ini hak-hak kaum 23 myoritas dan minoritas dilindungi, karena semua manusia memiliki hak dasar yang sama. Di samping itu dalam pemerintahan ini juga dilakukan perubahan politik secara damai dan mengakhiri politik apartheid.Sebelum terbentuknya Majority Rule, dibentuk suatu pemerintahan sementara.Dalam pemerintahan sementara ini dibentuk suatu dewan negara yang separuh anggotanya adalah kulit hitam dan putih di bawah pimpinan kulit putih yang tidak memiliki hak istimewa. Dewan negara ini berfungsi untuk menyusun undangundang, mengadakan pengawasan, dan mengawasi proses perancangan konstitusi pemerintahan. Penyelesaian masalah rasialisme ini juga diupayakan melalui suatu konfrensi-konfrensi yang diadakan di Jenwa pada tangga 28 Oktober 1976.Konfrensi ini dikenal dengan konfresni perdamaian Rhodesia. Usaha perdamaian Rhodheisa ini mengalami beberpa hambatan yaitu : 1. Terdapat perbedaan antara pihak-pihak yang berkepentingan, walaupun telah ada kesepakatan tentang Majority Rule 2. Terdapat perbedaan pendapat dikalangan kaum nasionalis Zimbawe 3. Tidak ada kepastian bahwa para gerilyawan akan tunduk kepada pimpinan yang ikut dalam konfresni perdamaian di Jenewa dan menghentikan perang gerilya setelah tercapai suatu persetujuan dengan kulit putih dan kulit hitam. D. DAFTAR RUJUKAN B.N. Marbun. 2005. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,. Darsiti Soeratman. 1974. Sejarah Afrika Zaman Imperialisme Modern Jilis II. Yogyakarta: UGM Benjamin Pogroun. 1993. Nelson Madela. Jakarta: Gramedia. 24 PROSES KEMERDEKAAN NEGARA LIBERIA SEBAGAI SALAH SATU NEGARA MAJU DI AFRIKA PADA TAHUN 1847-1980 Oleh: Mochammad Iqbal Muhlasin Abstrak: Negara Liberia merdeka pada tahun 1947 dengan dimerdekakan oleh Negara Amerika Serikat. Negara Liberia dengan sumber daya alam yang melimpah bias menjadi Negara maju. Contohnya Ekonomi Liberia antara tahun 1847 dan 1980 bertumpu pada pertanian primitif dan melalui industri karet skala besar.Dari sejak berdirinya, Liberia memiliki kontak dagang yang terus berkembang di Afrika Barat, dan tak lama kemudian memulai perdagangan dengan Eropa. Kata Kunci: Kemerdekaan, Liberia, Negara Maju A. AWAL MULA BERDIRINYA NEGARA LIBERIA Republik Liberia adalah satu-satunya negara di Arika Barat, yang tidak pernah dijajah oleh bangsa barat. ―The love of liberty brought us here‖ merupakan motto bagi penduduk baru di negara tersebut’. Mereka adalah budak-budak pribumi Afrika di Amerika Serikat yang telah dimerdekakan dan oleh perkumpulan philantropik dikirim ke tempat asal nenek-moyang mereka.Tindakan repatrisi ini juga diharapkan agar adanya budak-budak yang dibebaskan itu tidak menggoncangkan masyarakat kulit putih di Amerika Serikat. Oleh sebab itu maka pada 1847 dibentuklah negara baru di Afrika yang diberi nama Liberia. Hanya ada satu negara lain di dunia yang dimulai oleh warga negara dari kekuasaan politik sebagai pembebasan untuk bekas budak dari kekuatan politik: Sierra Leone, mulai untuk tujuan yang sama oleh Britania. Diyakini bahwa banyak masyarakat adat Liberia bermigrasi dari utara dan timur antara 25 abad ke-12 dan 16 Masehi. Penjelajah Portugis mengadakan kontak secara langsung dengan suatu negeri yang kemudian dikenal sebagai "Liberia" pada awal tahun 1461 dan menamai daerah da Costa Pimenta, atau Pantai Lada, karena melimpahnya butir merica melegueta. Pada tahun 1602 Belanda mendirikan pos perdagangan di Grand Cape Mount tapi hancur setahun kemudian. Pada tahun 1663 pusat perdagangan Inggris didirikan di Pantai Pepper. Sejauh itu belum ada permukiman oleh kolonis non-Afrika di sepanjang Pantai Grain sampai kedatangan budak Amerika yang dibebaskan mulai tahun 1821.Setelah 1783 pembebasan orang kulit hitam ditingkatkan, upaya pembebasan ini dipicu oleh Perang Revolusi dan penghapusan perbudakan di negara-negara Utara Amerika Serikat. Pada masa periode sebelum perang (antebellum) orang negro amerika tertekan oleh aturan perbudakan penderitaan tersebut tak kunjung berakhir sampai periode setelah perang (postbellum). Menurut sebuah perjanjian dengan jaminan konstitusi mereka (negro amerika) merupakan bangsa yang merdeka, termasuk warga negara amerika serikat dengan mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti orang kulit putih. Tetapi amerika merupakan white mens country maka dari itu mereka harus menerima kenyataan sebagai warga negara kelas dua dengan segala konsekuensi ekonomi- politiksosialnya. Hampir dalam berbagai aspek kehidupan orang Negro Amerika kenyataannya belum juga merdeka. Dalam bidang ekonomi mereka tetap tergantung pada orang kulit putih. Mengingat mereka bekas budak dan tidak memiliki tanah. Akhirnya tidak jarang bekas budak tersebut kembali bekerja dibekas tuanya, sebagai buruh, atau petani penggarap yang hakekatnya suasana tak jauh berbeda dengan masa lalu. Bekerja pada indrustialisasi pun sulit. Para majikan cenderung lebih memilih buruh kulit putih para majikan lebih memilih buruh Irlandia yang kemampuanya lebih rendah dari orang Negro. Walaupu mereka berhasil pasti upahnya jauh dibawah buruh kulit putih. Soepratignyo mengatakan bahwa(1993:47) dalam bidang politik sulit bagi orang Negro melaksanakan haknya. Hak pilihnya diblokir oleh banyak rintangan seperti tes baca tulis. Bekas budak umumnya buta huruf akibat 26 larangan pemberian pendidikan oleh siapa saja orang Negro. Dalam bidang sosial adanya segregasi pemisahan atas dasar Rasial dimana pun ia berada. Bila ada orang negro yang berani melaksanakan hak ekonomi-sosial-politik maka organisasi teror seperti Ku Klux Klan tak segan-segan mengakhiri nyawanya. Dengan demikian setelah perang berlalupun orang negro tetap berada dibawah. Karena mereka tidak aman dan sia-sia saja memperjuangkan hak-hak (equality) ditengah dominasi orang kulit putih maka sebagian orang nergo amerika membayangkan tanah leluhunya ―Black Continent‖= Afrika. Kemudian hal ini dimanifeestasikan kedalam usaha Repatriasi atau remigrasi. Ide kembali ke Afrika ini sebenarnya timbul sejak jaman kolonial sejak adanya hal negatif dalam hubungan antara ras yang tidak harmonis. Salah satu jalan keluar yaitu diajukanya oleh organisasi abolisionis adalah mengembalikan budak atau bekas budak yang dimerdekakan ketanah aslnya. Tapi proses pemulangan orang negro ini mengalami berbagai rintangan seperti banyak dari mereka tidak tahu lagi dari mana sesungguhnya mereka berasal. Selain itu tidak dapat mengetahui darimana mereka berasal karena masingmasing dari mereka berasal dari berbagai wilayah Afrika. Dari sekitar tahun 1800, di Amerika Serikat sedang menyusun ide dan rencana untuk mendirikan sebuah koloni di Afrika dengan tujuan membebaskan budak Afrika-Amerika.Kemudian pada tahun 1802 pemberontakan yang dilancarkan oleh para budak terjadi di Virginia dan di negara-negara Selatan Amerika yang terkenal dengan sebutan pemberontakan Gabriel. Pemerintah Amerika takut jika pembebasan orang kulit hitam akan mendorong budak lainnya untuk melarikan diri atau memberontak. Sementara itu, jumlah budak Afrika-Amerika yang telah bebas di Amerika Serikat terus meningkat. Pada 1790 setidaknya terdapat 59.467 orang kulit hitam bebas, dari populasi total AS yang hampir 4 juta jiwa. Pada 1800, terdapat 108.378 orang kulit hitam bebas dalam populasi 7,2 juta jiwa. Faktor peningkatan jumlah kulit hitam bebas yang signifikan ini mempengaruhi popularitas konsep penjajahan sebagai solusi ke masalah kulit 27 hitam bebas. Dalam tahun 1817 atas prakarsa politisi Charles F. Virginian Mercer dan pendeta Presbyterian Robert Finley dari New Jersey, pada tahun 1816 suatu organisasi bernama Perkumpulan Kol onisasi Amerika (ACS) didirikan di Washington DC oleh politisi Amerika, senator dan para pemimpin agama dari berbagai orientasi, dengan alasan yang berbeda-beda. Dengan demikian maka rencana deportasi tersebut dilakukan ke satu wilayah yaitu di Afrika Barat dan realisasi ini sudah dimulai sejak 1815 dengan dipelopori oleh Paul Cuffe dan kemudaian jumlah pemindahan menigkat dibawah organisasi American Colonisation Sosiety yang dibentuk pada 1817 di Washington oleh Clay dan J Randolph. Dan pada 1830 ACS berhasil mengirimkan 1420 Negro Amerika ke Liberia. Inilah awal dari usaha transplantasi/ pemindahan Negro Amerika ke Afrika. Semula para kolonis Negro ini menetap untuk sementara di Sierra Leone. Kemudian ASC berhasil memberi sebidang tanah dari penduduk asli disebelah selatan dekat tanjung Mesurado pada tahun 1821, seiring dengan bertambahnya jumlah kolonis maka tempat tersebut dibangun ―Kota Monrovia” sebagai pusat pemerintahan koloni yang diberi nama Liberia. Penggunaan nama Liberia memiliki maksud didalamnya mengandung arti dan harapan : ―Liberty‖. Sedangkan nama kota Monrovia diambill dari nama Presiden USA James Monroe yang mendukung program repatriasi. Sampai sedemikian jauh status Liberia masih merupakan sebuah koloni milik Amerika Serikat. Kemudaian atas desakan negara-negara Eropa terutama inggris yang mempermasalahkan status Liberia maka diputuskanya Liberia sebagai sebuah negara merdeka berbentuk Republik dengan model pemerintahan seperti USA pada 1842. Segera Inggris pada tahun 1848 mengakui Republik baru tersebut diikuti oleh negara-negara eropa lainya. Tidak banyak orang Negro Amerika yang di pindahkan di Liberia hal ini ada beberapa faktor yang menghambat kelancaran arus repatriasi. Orang Negro Amerika justru lebih dekat dengan masyarakat barat/ Amerika. Orang nergo amerika enggan hidup di Afrika yang mereka anggap sebagai huran belantara. Ditengah masyarakat yang primitif. Faktor dari luar adalah dari Liberia sendiri. Mayoritas penduduk asli yang sebagian Islam adalah orang 28 Negro dari kelompok Mande, Atlantik dan Kru mereka hidup diwilayah pedalaman tropis. Merekapun enggan meenerima kehadiran kolonis Negro Amerika yang mendominasi kehidupan ekonomi- sosial- politik Republik Liberia. Hubungan antara tuan rumah dan pendatang tidak harmonins. Penduduk asli Liberia mencemooh orang Negro Amerika bahwa dimata mereka lebih putih dari pada orang kulit putih dalam tindak tanduknya. Demikianlah nampaknya dengan adanya pemindahan Negro Amerika di Liberia sejarah mencatat bahwa Republik Liberia berjalan terseok- seok baik sosial, politik, maupun ekonomi. Republik Afrika pertama, Liberia didirikan pada tahun 1822 sebagai hasil dari upaya Amerika Serikat untuk menyelesaikan Kolonisasi Amerika membebaskan budak di Afrika Barat.Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa emigrasi orang kulit hitam Afrika adalah jawaban terhadap masalah perbudakan dan disintegrasi ras selama empat puluh tahun, sekitar 12.000 budak secara sukarela. Hingga 1835, lima koloni lebih yang dimulai oleh Masyarakat Amerika lainnya dari ACS, dan satu oleh pemerintah Amerika Serikat, semua di pantai Afrika Barat yang sama. Koloni pertama di Tanjung Mesurado diperluas, sepanjang pantai maupun pedalaman, kadang-kadang dengan penggunaan kekuatan, dan pada tahun 1824 bernama Liberia.Pada 1842, empat dari koloni Amerika lainnya dimasukkan ke Liberia, yang salah satu diantaranya dihancurkan oleh penduduk asli. Para pendatang keturunan Afrika-Amerika, yang berkulit tidak terlalu hitam atau lebih putih, dikenal sebagai Americo-Liberia.Tanah yang sempit hanya seluas 40 mil persegi itu dibagi menjadi 6 daerah (counties) dan sisanya dibagi menjdi provinsi-provinsi. Oleh penduduk bumiputra yang masih hidup dalam tradisi kesukuan, ―penduduk mendatang‖ dari Amerika Serikat itu disebut ― settler‖. Settler dan penduduk bumiputra tersebut mempunyai warna kulit yang sama akan tetapi kaum settler itu sangat dipengaruhi oleh peradaban Amerika Serikat. Rumah-rumah yang mereka dirikan, baik bentuk maupun gayanya mirip dengan bangunan yang terdapat di Amerika.Walaupun mereka tidak lagi tinggal di Amerika namun hubungan dengan Amerika tetap dibina, di antaranya adanya bantuan dari The American Colonization Society dan juga 29 dan pemerintah Amerika Serikat. Selama 1847 sampai 1942 Liberia memperoleh bantuan dari Amerika Serikat, karena apabila bantuan itu dihentikan, Amerika Serikat takut kalua negeri yang masih muda dan lemah itu jatuh ke tangan bangsa Eropa. Pada tahun 1846, ACS mengarahkan Americo-Liberia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan mereka. Antara tahun 1821 dan 1847, dengan kombinasi pembelian dan penaklukan, penduduk Amerika mengembangkan koloni Liberia, yang pada tahun 1847 menyatakan dirinya sebagai bangsa yang merdeka. Roberts memproklamirkan republik koloni bebas dan independen Liberia. Awalnya bernama Monrovia, koloni itu kemudian dibebaskan dan merdeka menjadi Republik Liberia pada tahun tersebut. Joseph Jenkins Roberts, terpilih sebagai gubernur dan presiden pertama Liberia. Kemudian terhitung sebanyak 3000 pemukim di Negara baru tersebut.Penduduk Liberia berbahasa Inggris-Liberia.Keturunan mantan budak Amerika, hanya membentuk 5% dari populasi seluruhnya, namun secara historis mendominasi intelektual dan kelas penguasa di Liberia.Penduduk pribumi Liberia terdiri dari 16 kelompok etnis yang berbeda. Antara 1847 dan 1980 negara Liberia diperintah oleh minoritas kecil koloni Afrika-Amerika dan keturunan mereka, yang disebut AmericoLiberia.Warga keturunan ini menekan penduduk pribumi Liberia yang populasinya mencapai 95% dari seluruh total populasi. Setelah tahun 1920, banyak kemajuan yang dicapai dalam negeri tersebut, dilanjutkan dengan pendirian sebuah rel kereta api 43 mil (69 km) dari Monrovia ke Perbukitan Bomi pada tahun 1951. B. EKONOMI, INDUSTRI DAN SUMBER DAYA ALAM LIBERIA Ekonomi Liberia antara tahun 1847 dan 1980 bertumpu pada pertanian primitif dan melalui industri karet skala besar.Dari sejak berdirinya, Liberia memiliki kontak dagang yang terus berkembang di Afrika Barat, dan tak lama kemudian memulai perdagangan dengan Eropa.Ekspor produk primer adalah kopi, beras, kelapa sawit, dan tebu. Dalam kompetisi komoditas pasar dunia tahun 1870, komoditas kopi dari Brazil dan gula bit dari Eropa menyebabkan penurunan jumlah ekspor Liberia. Liberia kemudian mencoba untuk 30 memodernisasi sebagian besar ekonomi pertanian.Presiden Gardiner (18781883) meningkatkan perdagangan dan investasi dengan orang-orang asing. Presiden Coleman (1896-1900) memprediksikan bahwa masa depan Liberia tergantung pada eksploitasi sumber daya alam Liberia. Kemudian pada masa pemerintahan Presiden Gibson (1900-1904) diberikan hak-hak eksloratif kepada Uni Pertambangan Perusahaan untuk menyelidiki keberadaan mineral di pedalaman Liberia. Selama Perang Dunia I, Jerman yang pada waktu merupakan mitra Liberia, menarik diri dari negeri ini karena terjadi blokade kapal selam Jerman di Liberia oleh Inggris, Perancis dan Amerika Serikat yang menyebabkan pendapatan Liberia menurun hingga membawa kondisi ekonomi Liberia menjadi sangat parah. Pada tahun 1926, Firestone, perusahaan karet Amerika, memulai dunia perkebunan karet terbesar di Liberia.Industri ini menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan, dan dengan cepat karet menjadi tulang punggung ekonomi Liberia. Darsity(341:2012) mengatakan bahwa sebuah kongsi dagang milik Amerika Serikat yang menguasai hampir seluruh hasil karet di negara tersebut. Kongsi dagang tersebut mendpatkan konsesi membuka tanah dan pemerintahan liberia sebesar 1 juta hektar acre. Sebagai imbangannya pemerintah Liberia, mendapat pinjaman besar dari pemerintah Amerika Serikat.Usaha kongsi tersebut menghasilkan karet sebanyak 45.000 ton setiap tahunnya dan usaha ini merupakan operasi karet terbesar di dunia.Pada era 1950-an, karet menyumbang 40 persen dari anggaran nasional.Kemudian pada tahun 1930, Liberia menandatangani perjanjian konsesi dengan investor Belanda, Denmark, Jerman dan Polandia. Pada Perang Dunia II, karet merupakan komoditas yang sangat strategis dan penting, dan Liberia meyakinkan Amerika Serikat serta sekutunya dari semua karet alam yang mereka butuhkan. Juga, Liberia mengizinkan AS menggunakan wilayahnya sebagai pangkalan untuk mengangkut tentara dan perlengkapan perang, untuk membangun pangkalan militer, bandara, Freeport, jalan ke pedalaman, dll.Kehadiran militer Amerika mendorong ekonomi Liberia, ribuan buruh turun dari pedalaman ke daerah 31 pesisir.Negara mengalami surplus pendapatan dari hasil akses perdagangan bijih besi dalam skala besar. Sebuah kongsi dagang milik Amerika Serikat yang menguasai hampir seluruh hasil karet di negara tersebut. Kongsi dagang tersebut mendpatkan konsesi membuka tanah dan pemerintahan liberia sebesar 1 juta hektar acre. Sebagai imbangannya pemerintah Liberia, mendapat pinjaman besar dari pemerintah Amerika Serikat. Usaha kongsi tersebut menghasilkan karet sebanyak 45.000 ton setiap tahunnya dan usaha ini merupakan operasi karet terbesar di dunia Antara tahun 1946 dan 1960, pemerintah Liberia mampu menarik $500 juta dalam investasi asing, terutama dengan Amerika, sebagian juga dari perusahaan multinasional.Kemudian pada tahun 1971 meningkat sebesar lebih dari $ 1 miliar.Ekspor besi, kayu dan karet naik sangat pesat.Pada tahun 1971, Liberiamemiliki dunia industri karet terbesar, dan merupakan eksportir terbesar ketiga bijih besi. Deposit dari mineral lain juga menghasilkan pendapatan negara. Namun sepanjang tahun 1970-an harga karet di pasar komoditas dunia mengalami penurunan dan memberi tekanan pada keuangan negara Liberia. E. DAFTAR RUJUKAN Soeratman Darsity. 2012. Sejarah Afrika. Yogyakarta:Ombak Soepratignyo. 1992/1993. Sejarah Afrika: Tinjauan Umum Dan Dilema Perjuangan. Malang: IKIP Malang 32 Imperialisme di Afrika Oleh Muhammad Affan Al Firdaus Abstrak: Kata Imperialisme berasal dari bahasa latin yakni Imperium yang memiliki arti perintah. Istilah Imperium ini pertama kali digunakan oleh Inggris pada tahun 1870 dan 1855. Imperialisme sendiri berarti suatu usaha untuk memperoleh hubungan yang erat antara bagian-bagian kerajaan Inggris dengan negeri induk, baik hubungan cultural maupun mengadakan perjanjian politik dan militerHal ini juga terjadi di Afrika. Sebagai sebuah benua yang besar, Afrika memiliki banyak sekali kekayaan alam, baik kekayaan sumber daya hayati, hewani, manusia, dan kekayaan sumber daya alamnya. Kekayaan ala mini misalnya seperti yang ada di negara Afrika Selatan yang memiliki kekayaanyaan alam berupa barang tambang berupa emas yang merupakan salah satu tambang emas yang terbesar di dunia. Kata Kunci: Imperialisme, Afrika. Afrika merupakan Benua terbesar kedua di dunia. Pada awalnya tidak ada yang tertarik dengan benua ini termasuk bangsa-bangsa barat. Hal ini diakibatkan karena di Afrika tanahnya gersang, sulit air, tandus, dan banyak terdapat gurun pasir yang luas.Tetapi setelah bangsa barat datang ke Afrika, maka wilayah Afrika dibagi menjadi banyak wilayah kekuasaan Sampai dengan PD I tinggal ada 2 negara yang merdeka yaitu : Liberia dan Ethiopia. Sementara negara lainya sudah dikuasai oleh bangsa barat, Misalnya : Inggris berkuasa di :Mesir, Sudan, Uganda, Kenya, dll yang semuanya merupakan daerah yang subur dan padat penduduknya. Sementara kekuasaan Prancis Meliputi :Sahara, Gueinia, Maroko Aljazair, Tunisia, dll. Adapun wilayah yang dikuasai Prancis Terbagi dalam dua Propinsi besar yaitu : Afrika barat Prancis dan Afrika Equator Prancis. Selain itu negara lainya di Afrikapun rata-rata juga sudah dikuasai bangsa barat lainya. 33 Kebanyakan negara-negara barat didalam menguasai Afrika tidak sampai daerah pedalaman, hanya Inggris dan Prancis yang melakukan itu. Inggris hampir menguasai seluruh daerah Afrika dari utara ke selatan, terbukti dengan dibangunya jalur kereta api dari Cape sampai ke Cairo oleh Cecil Rhodes. Prancis yang ingin menguasai dunia dari samodra ke samodra di Afrika barat berhasil menemukan lautan Atlantik dan Guinia Prancis. Niat Inggris yang ingin menguasai dari daerah utara ke selatan terhalang oleh Jerman yang menguasai daerah Tanganyika dan Afrika bagian timur berdasarkan Perjanjian Helgoland 1892. Sebaliknya cita cita Prancis juga terhalang inggris di Sudan. Dengan melihat fakta diatas maka jelas bahwa sebelum Perang Dunia I daerah Afrika terbagi bagi menjadi daerah daerah kekuasaan bangsa barat. Di Afrika selatan menjelang perang dunia I terjadi konflik antara orang Inggris dengan orang Prancis keturunan. Hal ini disebabkan karena Inggris ingin agar Afrika Selatan yang sudah memperoleh hak otonomi berdiri dibelakang sekutu. Sementara orang Boer yang secara psikis lebih dekat dengan Jerman ingin agar Afrika selatan memihak Jerman. Akhirnya Inggris yang menang dan Afrika Selatan berdiri di belakang sekutu. Perang dunia I membawa perubahan peta kekuasaan di Afrika. Yaitu tersisihnya dua penguasa berdasarkan perjanjian Versailles. Negara yang kalah dalam perang harus menyerahkan daerah kekuasanya pada LBB menjadi daerah mandat. Daerah Jerman sebagian besar dikuasai oleh Inggris dan Prancis. Tanganyika dikuasai Inggris dan Belgia berkuasa di Ruanda dan Burundi. Selama waktu antara Perang dunia I dan II belum muncul Nasionalisme di Afrika. Baru setelah selesai perang dunia II munculah nasionalisme besar-besaran di Afrika maupun di Asia yang ingin melepaskan diri dari penjajahan bangsa bangsa Eropa dengan tujuan untuk mencapai sebuah kemerdekaan. Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya bangsa-bangsa di Afrika banyak yang mencapai Kemerdekaan pada sekitar tahun 1960. Selain dicapai melalui perjuangan kemerdekaan juga dicapai melalui solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika juga ada yang dicapai secara damai yaitu kemerdekaan yang diberikan langsung oleh negara yang menjajah. Hanya ada dua negara yang tidak mau melepaskan tanah jajahanya yaitu Spanyol dan Portugis. Bekas jajahan Inggris dan Prancis 34 terpecah menjadi negara-negara kecil yang merdeka. Adapun kelompok negara negara baru tersebut adalab sebagai berikut: 1. Bekas jajahan Inggris : Sudan, Uganda, Kenya, Zansibar, Tanzania, Malawi dan Zambia. 2. Di Afrika Barat : Ghana, Senegal, Gambia, Nigeria dan Somalia. 3. Daerah Prancis di Afrika Utara meliputi : Maroko, Aljazair, Tunisia, Mauritania, Niger, Pantai gading, Afrika Tengah, Chad, Kamerun, Togo, Malagazi, Eritrea, Congo, Gabon. B. Politik Kolonial Barat di Afrika. Ada bermacam corak ragam politik kolonial barat di Afrika, akan tetapi pada dasarnya tujuan mereka adalah sama yaitu politik pecah belah atau adu domba. Hal ini dilakukan untuk mempermudah didalam usaha untuk tetap menguasai tanah jajahan. Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan politik kolonial yang dilakukan oleh Inggris dan Prancis di Afrika. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kedua negara tersebut yang berhasil mendominasi negaranegara di Afrika. Politik kolonial yang dilakukan Pranci di Afrika diantaranya : 1. Politik Asimilasi/Percampuran Dalam hal ini orang-orang pribumi di Afrika diperlakukan sama dengan orang Prancis, perlakuan yang sama ini diberikan disegala bidang kehidupan antara lain: Pendidikan, hukum, Sosial ekonomi maupun hak yang sama dalam Parlemen. 1. Politik Asosiasi Pada politik ini maka Prancis melebur orang pribumi dan mencetak kembali menjadi orang orang yang berjiwa Prancis. 1. Politik Devide At Impera 35 Politik ini dilakukan dengan memecah belah penduduk pribumi sehingga lebih mudah untuk dikuasai. 1. Politik Conversion au Cristianisme Politik ini dilakukan dengan cara mengadakan Kristenisasi terhadap penduduk pribumi. Sedangkan politik yang dilakukan Inggris antara lain adalah: 1. Pola Politik C. Khodes Politik kolonial ini dilakukan dengan penekanan kepada kepentingan imperium Inggris atau kepentingan kaum kolonis di koloni. 2. Pola Politik D. Livingstone. Pada politik ini menekankan kepada pertanggungan jawab sebagai pembimbing untuk bumi putera. 3. Sistem pemerintahan In Direct rule Dalam system pemerintahan ini adalah system pemerintahan tidak langsung yaitu melalui birokrasi-birokrasi yang ada. 4. Membiarkan tetap berlangsungnya kebiasaan-kebiasaan yang telah berlaku di tanah jajahan. 1. Membimbing penduduk di tanah jajahan kearah pemerintahan sendiri yang mandiri secara pelan pelan dan Evolusioner. Jadi apabila kita bandingkan Politik kolonial dari kedua negara tersebut memang mengalami perbedaan corak, akan tetapi pada dasarnya adalah sama yaitu sama sama dilakukan untuk tetap bisa menguasai wilayah 36 A. Arti Expedisi Livingstone Penemuan baru hasil dari Expedisi yang dihasilkan Livingstone dan kawan kawan sangat berarti besar bagi pengungkapan Afrika, terlebih setelah terbitnya buku-buku karya Livingstone cs, yang membuka mata bangsa Eropa tentang eloknya Afrika. Afrika merupakan sebuah benua baru dengan sumber kekayaan yang sangat luar biasa sehingga memancing minat bangsa-bangsa lain untuk menguasainya terutama bangsa barat. Tercatat ada beberapa negara yang berebut untuk menguasai Afrika, bahkan Afrika yang sangat luas itu nantinya kekuasaanya akan dibagi bagi menjadi beberapa bagian sesuai negara yang menguasainya. Berikut adalah beberapa negara yang berusaha menguasai Afrika : Jerman, Inggris, Belgia, Prancis, dll. Untuk menghindari konflik di Afrika menyangkut perebutan kekuasaan di Afrika maka terciptalah sebuah konggres di Berlin ( Jerman ) pada tahun 1885. Adapun hasil konggres Berlin antara lain adalah; Kongo dalam status Free state dalam penguasaan Belgia, Artinya semua negara boleh bertindak leluasa akan tetapi harus terbuka untuk perdagangan bebas ( Politik pintu terbuka tetap dijalankan ) Para peserta konggres Berlin berjanji untuk melindungi penduduk bumi putera terutama dibidang kesehatan, moril dan meteriil Prancis mendapat bagian daerah di sebelah utara muara sungai Kongo dengan ibukota Brazzaville Hak Portugis atas Angola diakui tetapi daerah yang ditambahkan kepada Mozambiek harus diserahkan kepada Inggris dan kemudian daerah itu disebut dengan Rhodesia Antara Inggris dan Jerman dibuat persetujuan yang mengatur bahwa Zanzibar diserahkan pada Inggris dan ditukar dengan pulau Helgolandia yang letaknya dekat dengan Jerman. B. Konflik Antara kaum Imperialis barat di Afrika. Konflik yang terjadi saat itu tentunya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan negara- negara imperialis dari Eropa yang sama-sama ingin 37 menguasai wilayah Afrika. Hal ini dapat dilihat dari usaha-usaha yang dilakukan oleh bangsa Eropa sebagai berikut. Prancis ingin memperluas wilayah jajahanya dengan menaklukkan daerah Maroko kemudian membuat rencana untuk memperluas lagi kearah Pantai Atlantik sampai Samudra Indonesia. Tetapi usaha itu gagal di Sungai Nil karena bertubrukan dengan Inggris yang saat itu juga dalam usaha untuk memperluas wilayah dari Cape Town ( Afsel ) sampai Cairo ( Mesir ). Adapun benturan itu terjadi di Fasyoda di tepi Sungai Nil. Dengan adanya benturan itu maka lahirlah istilah Krisis Fasyoda. Yang berpusat di Sudan. Yang juga tidak dapat dilepaskan dari Konflik diatas adalah mengenai terusan Suez yang dibangun oleh Ferdinand de Lesseps pada tahun 1869. Inggris mula mula menolak mentah mentah rencana dibangunya Terusan Suez karena dianggap akan mendatangkan ancaman terhadap India. Tetapi kemudian setuju dengan catatan turut memegang saham dalam PT Internasional Terusan Suez. Pada saat itu Mesir sedang mengalami kesulitan masalah keuangan sehingga mengajukan proposal kepoada Prancis , akan tetapi karena Prancis baru saja melunasi utang perangnya pada Jerman maka proposal itu tidak dapat dipenuhi oleh Prancis. Dengan mengetahui hal itu maka Inggris memanfaatkan momentum tersebut untuk membeli seluruh saham Terusan Suez dan menguasainya. Perlu dicatat bahwa Terusan Suez merupakan kunci pintu masuk ke India, dengan demikian akan memudahkan akses Inggris terhadap India. Selain itu dengan menguasai terusan Suez dan pulau Perin maka Laut Merah akan berada dibawah pengawasan Inggris disamping itu juga menguasai pintu pintu masuk laut tengah karena Selat Jabaltarik juga telah dikuasai. Bahkan Akhirnya negara Mesir juga berhasil dikuasai oleh Inggris dan menjadi negara persemakmuran Inggris dengan nama “Anglo Egyption Sudan”. Sementara di Eropa saat itu juga sedang terjadi Krisis karena adanya pergeseran politik. Prancis mulai terancam dengan keberadaan Jerman dan berusaha memperbaiki hubunganya dengan Inggris. Maka pada tahun 1904 terjadilah perjanjian antara Inggris dan Prancis yang menyatakan. Prancis melupakan insiden Fashoda dan tidak akan merintangi politik Inggris di Mesir. Sementara Inggris memberikan kebebasan kepada Prancis di Maroko. 38 Dengan melihat uraian diatas tampak bahwa Afrika saat itu secara kekuasaan dibagi menjadi beberapa daerah jajahan. Adapun penguasa di Afrika antara lain adalah: Inggris, Prancis , Jerman, Belgia, Italia, Portugis dan Spanyol. Hanya Liberia dan Afrika Selatan saja yang Merdeka. Liberia tetap merdeka karena didirikan oleh mantan mantan budak yang telah dibebaskan dari Amerika Serikat. Sedangkan Afrika Selatan tetap merdeka karena yang memegang kekuasaan adalah orang kulit putih yaitu orang-orang Boer yang merupakan keturunan Inggris dan dibentuk dibentuk Dominion oleh Inggris. Yang tidak dapat dilupakan juga bahwa pada saat itu terjadi diskriminasi ras antara orang kulit putih dengan orang kulit gelap yang sampai sekarang terkenal dengan istilah Politik Apharteid. jajahan. Berbeda dengan di Asia, di Afrika sebagian besar jatuh ke kaum kolonialis dan imperialis tanpa disertai perlawanan yang hebat, walaupun ada juga yang disertai oleh sebuah perlawanan yang hebat yang dilakukan oleh kaum nasionalis yang ada. Akan tetapi sebagian besar negara Afrika jatuh ketanah jajahan akibat dari perjanjian perjanjian yang diadakan antara kaum imperialis sendiri atau kaum imperialis dengan kepala kepala suku yang ada di Afrika. 39 POLITIK KOLONI DI AFRIKA SELATAN PADA PERANG DUNIA 1 DAN PERANG DUNIA II oleh: Tutik Ike Rahayu Abstrak: Afrika Selatan menjadi salah satu negara yang cukup terkenal, nama Afrika Selatan semakin terkenal ketika menjadi tuan rumah bagi Piala Dunia pada tahun 2010. Namun dalam perkembangan sejarahnya Afrika Selatan menjadi salah satu negara jajahan bagi Bangsa Eropa.Hal itu terus berlanjut pada saat Perang Dunia I hingga Perang Dunia II. Di Afrika selatan diterapkan politik koloni pada saat Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 dan peranan Afrika Selatan pada saat Perang Dunia. Kata Kunci: Politik Koloni, Afrika Selatan, Perang Dunia A. Keadaan Afrika Selatan dilihat dari segi keadaan geografis dan sosial Afrika adalah benua terbesar kedua di dunia setelah Asia yang panjangnya dari utara ke selatan sekitar 8.050 km dari jarak terlebarnya dari barat ke timur 7.400 km. dengan luas 30.295.000 km2. Berdasarkan iklim, keadaan tanah dan penduduknya, Benua Afrika dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu: 1. Daerah pantai Utara yang beriklim sedang dan tanahnya subur. Penduduknya terdiri atas orang-orang Arab dan Berber atau campuran dari keduanya. 2. Daerah Selatan pantai yang berupa padang pasir luas seperti Sahara, Libia dan Nubia. Penduduknya campuran antara orang Arab atau Berber dengan Negro Sudan. 3. Daerah Selatan padang pasir yang berupa padang rumput, hutan-hutan dan sungai yang terbentang luas dari Cape Verde sampai Sudan. Penduduknya padat yang terdiri dari orang Negro. 4. Daerah Afrika Tengah yaitu daerah khatulistiwa yang berhawa tropis dan sangat panas, dimana curah hujannya tinggi. Penduduknya adalah orang Negro. 40 5. Daerah paling selatan yang terletak pada Zone sedang. Daerah ini terdiri dari tanah-tanah datar, pegunungan dan padang rumput. Penduduknya Negro yang terdiri dari berbagai suku, seperti Negro Bantu, Kaffer dan Zulu. (http://historyvitae.wordpress.com/2009/04/21/kekuasaan-bangsabarat-di-afrika/) Afrika Selatan negara paling selatan di benua Afrika yang mempunya tiga ibu kota, yaitu Preterioria, Cape Town, dan Bloemfontein, masing-masing untuk badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Luasnya 1.222.042 kilometer persegi, tetapi jika negara-negara seperti Republik Transekei Bophuthatswana, Venda, dan ciskei tidak dihitung luasnya 1.112.832 kilometer persegi. Keempat negara ini seluruhnya terletak di dalam Afrika Selatan dan sudah diumumkan kemerdekaanya oleh Afrika Selatan.Namun dunia Inernasional tidak mengakuinya, karena praktis negara tersebut masih diperintah Afrika Selatan. Benua Afrika merupakan benua terluas ketiga setelah Asia dan Amerika. Panjang benua Afrika dari utara ke selatan sekitar 8.050 km dan jarak dua titik terlebarnya lebih dari 7.400 km. Letak Benua Afrika secara astronomis adalah 35 LU-34 LS dan 17 BB-51 BT. Batas-batasnya antra lain sebagia berikut : di sebelah utara adalah Laut Tengah (Laut Mediterania), sebelah timur Samudera Hindia dan Laut Merah, sebelah Selatan Samudera Atlantik dan Sebelah Barat Samudera Atlantik. B. Kedatangan Bangsa Eropa di Afrika Selatan serta praktek kolonialisasi di Afrika Selatan Sebagai pengantar maka saya akan mengemukakan beberapa pernyataan dari tokoh besar yang saya kutip dari sebuah artikel, yaitu Max Weber misalnya, melihat bahwa legitimasi negara dalam melakukan kekerasan adalah salah satu aspek terpenting berkaitan dengan eksitensi negara dan kekuasaan yang diembannya. Hak negara untuk menggunakan kekerasan fisik secara absah dalam wilayah teritorialnya, memberi dasar penting bagi negara untuk menciptakan law and order demi kebaikan bersama. 41 Rumusan awal tentang esensi penting keabsahan penggunaan kekerasan oleh negara ini menjadi dasar penyusun argumen tentang asal‐usul kekuasaan negara sekaligus perdebatan penting tentang posisi individu warganegara dalam konteks lain; hak asasi manusia Asumsi Weber tentang the right and legitimacy of state to use violence seringkali ditempatkan sebagai faktor penentu posisi negara dan masyarakat sipil. Legitimasi penggunaan kekerasan adalah penegasan posisi negara yang berada di atas semua individu di dalam negara tersebut. Berdasarkan kajian klasik lain misalnya Thomas Hobes melihat bahwa negara harus memiliki kekuasaan penuh sebagai Leviathan untuk mengatasi permasalahan anarchy individual. Perspektif ini menempatkan negara dan masyarakat sipil seolah‐olah dalam posisi yang saling antagonis, dengan negara sebagai subjek aktif dengan kekuasaan yang bersifat absolut sementara individu warga negara atau masyarakat dianggap sebagai objek pasif yang seringkali harus menjadi sasaran power exercise dari negara.(Victory Pradhitama,Staf Pengajar dan Kepala Laboratorium Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang ). Dari beberapa teori yang dikemukakan maka jelaslah bahwa kolonialisasi adalah salah satu jalan dalam memperluas wilayah, sekarang mari kita bahas tentang bagaimana politik koloni di Afrika Selatan. Pada sekitar 1875 barulah 10,8% dari daerah Afrika berada dibawah kekuasaan atau pengaruh bangsa barat. C. Afrika Selatan Pada Perang Dunia I dan II Menjelang berkobarnya Perang Dunia I, Italia berhasil menanamkan kekuasaan di Afrika Utara.Daerah Turki ini Tripolitania dan Cyrenaica menjadi milik Italia sesudah Italia keluar sebagai pemenang dalam perang Italia-Turki (1912). Nama propinsi tersebut diganti dengan Libia dan pada masa-masa kemudian daerah tersebut dijadikan basis untuk menggapai citacita Mussolini: membangun Imperium Italia sebagai penggangti Imperium Romawi Kuno. Dengan jatuhnya Libia ke tangan Italia, maka seluruh Arika selain Liberia dan Ethiopia telah dikuasai oleh bangsa-bangsa Barat. Pada 1910 di Afrika Selatan terjadi perkembangan baru; terbentuklah Unia Afrika Selatan dengan 42 pemerintahan sendiri yang meliputi 4 propinsi; Cape Town, Natal, Transvaal dan Oranye. Bersamaan dengan perkembangan kekuasaan Barat di Afrika tersebut, sesudah Kongres Berlin II sampai Perang Dunia I berlangsung pula pembentukan tapal batas.Sesudah Perang Dunia berakhir dan untuk waktuwaktu berikutnya, tapal batas di Afrika tidak banyak mengalami perubahan. (Darsiti Soeratman, 2012:143) Perjanjian atau persetujuan internasional pada umumnya menentukan peraturan-peratuan tentang navigasi, irigasi, persediaan air, perikanan, pembuatan tanggul, tebat, bendungan, tentang kekuasaan, pengotoran air dan pembuatan jembatan-jembatan.Penentuan tapal batas oleh kaum penjajah tidak dapat memenuhi tuntutan ekonomi dan perdagangan negara-negara Afrika sesudah merdeka, disebabkan karena hubungan dagang antara negara Eropa dengan koloni-koloninya sebagian besar dilakukan melalui samdra. Faktor sosial penduduk bumiputra kurang diperhatikan sehingga tidak jarang bahwa satu suku terpecah, masing-masing hidup dalam administrasi pemerintahan yang berbeda.Kesulitan dalam mengawasi tapal batas internasional disebabkan karena penduduk bumiputra mempunyai kebiasaan untuk melakukan migrasi ke daerah ke luar negernya.Bahaya kelaparan, wabah, dan ketidakpuasaan terhadap admnistrasi lokal memaksa mereka melakukan migrasi tersebut.Dengan demikian maka walaupun sejak sesudah diadakan Kongres Berlin II sampai Perang Dunia I telah dilakuakn pembagian batas-batas Afrika yang memisahkan berbagai koloni Bangsa Barat satu dengan lainnya, namun dalam kenyataannya tapal batas tersebut masih jauh dari sempurna.Faktor- faktor yang penting terutama faktor sosial dan ekonomi kurang mendapat perhatian, sehingga sering timbul ketidakpuasan terhadap tapal batas yang ada dan menimbulkan sengketa pula. Ketika di Eropa terjadi Perang Dunia I (1914-1918), Benua Afrika terseret pula dalam kancah perang tersebut.Hal ini disebabkan karena Inggris dan sekutunya berusaha merebut koloni Jerman di Afrika.Inggris bersama Belgia dan Perancis dibantu oleh Uni Afrika Selatan.Angkatan perang Uni Afrika Selatan dibawah pimpinan Jenderal Smuts yang memimpin gabungan InggrisPerancis berhasil menaklukan Togo. Dapat dilihat bahwa Arika Selatan 43 memiliki peran yang sangat signifikan, sebagaimana negara jajahan, Afrika Selatan dijadikan boneka dalam merebut kedudukan, Afrika Selatan aalah tentara, penyumbang tenaga bagi tercapainya tujuan dalam merebut kekuasaan. Afrika Selatan jelas tak berdaya akan hal itu dan menuruti semua yang diperintahkan oleh negara yang telah menguasainya. Perang Dunia I tidak membawa perubahan bagi Afrika Selatan sama seperti negara lainnya di Benua Afrika, Afrika Selatan masih tetap merupakan sumber kekayaan untuk memperoleh hasil ropis dan bahan mentah bagi industri negeri induk; merupakan tempat penanaman modal; merupakan tempat penampungan penduduk yang lebih; merupakan sumber tenaga manusia untuk keperluan perang; untuk keperluan strategi perang dan untuk kebanggaan bangsa-bangsa barat. Penguasaan atas Afrika Selatan berlangsung terus hingga Perang Dunia II (1939 – 1945).Pada masa tersebut timbul perlawanan terhadap negara penjajah.Hal ini tentu saja sebagai akibat perang dunia I (1914- 1918). Sudah jelas bahwa Afrika Selatan tidak hanya sebagai penyumbang tenaga, namun sama dengan negara-negara di Afrika lainnya Afrika Selatan juga menjadi pemasok ekonomi bagi Bangsa Barat. Salah satu tokoh yang juga menjadi sorotan adalah Jan Christiaan Smuts yang melawan oposisi Nasionalis, dan Afrika Selatan menjadi anggota piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1945, namun ia menolak untuk menandatangani Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Politik dalam negeri didominasi pemisahan apartheid ras sebagai Nasionalis mendapatkan kekuasaan dan memberlakukan pembatasan lebih besar pada Bantus ( kulit hitam Afrika ), Asia, dan berwarna ( di Afrika Selatan istilah berarti setiap orang kulit putih ). Pemilih kulit hitam telah dihapus dari daftar pemilih pada tahun 1936.Selama setengah abad berikutnya, penduduk kulit putih Afrika Selatan dipaksa keluar dari area putih ditunjuk. Luas Kelompok Kisah 1950 dan 1986 memaksa sekitar 1,5 juta orang Afrika untuk berpindah dari kota ke kota-kota pedesaan, di mana mereka tinggal dalam kemiskinan berdasarkan undang- 44 undang yang represif. (http://hikmat.web.id/sejarah-dunia/sejarah-negaraafrika-selatan) Afrika Selatan menyatakan dirinya sebuah republik pada tahun 1961 dan memutuskan hubungan dengan Persemakmuran, yang sangat keberatan dengan kebijakan rasis negara. The supremasi kulit putih Partai Nasional, yang pertama kali datang ke kekuasaan pada tahun 1948, akan terus kekuasaannya selama tiga dekade berikutnya (http://hikmat.web.id/sejarahdunia/sejarah-negara-afrika-selatan). diputuskan bahwa Jerman harus Di dalam melepaskan perjanjian seluruh perdamaian koloni yang dimilikinya.Koloni Jerman ini, karena pernah diduduki oleh Uni Afrika Selatan pada masa Perang Dunia I, maka Uni Afrika Selatan ditunjuk sebagai mandatarisnya. Perang dunia II ternyata membawa dampak luar biasa bagi dunia internasional pada saat itu.Negara yang kalah terikat dengan berbagai perjanjian yang sangat merugikan, diantaranya daerah jajahan diambil alih oleh negara pemenang perang.Negara pemenang selain mendapat keuntungan politik, juga menghadapi kenyataan dimana kondisi sosial, ekonomi, budaya dan masyarakatnya rusak parah akibat perang.Kekuatan negara kolonial yang lemah setelah perang ini, mendorong rakyat di kawasan Asia Afrika untuk bangkit melawan kolonialisme. D. DAFTAR RUJUKAN Soeratman Darsity. 2012. Sejarah Afrika. Yogyakarta:Ombak Artikel yang disusun oleh Victory Pradhitama,Staf Pengajar dan Kepala Laboratorium Jurusan Hubungan Internasional, Universita Muhammadiyah Malang Online. http://historyvitae.wordpress.com/2009/04/21/kekuasaan-bangsabarat-di-afrika Online. http://hikmat.web.id/sejarah-dunia/sejarah-negara-afrika-selatan 45 KOLONIALISME BANGSA BARAT DI AFRIKA: GHANA SEBAGAI KOLONIALISME TERKUAT YANG DIDUDUKI BANGSA BARAT Oleh Surya Dewangga Priyanggita Abstrak: Afrika sebagai benua yang terdekat dengan Eropa membuatnya menjadi salah satu tujuan bangsa barat untuk mendudukinya sebagai tempat jajahan dan imperialisme. Ghana merupakan salah satu Negara Afrika yang pernah menjadi jajahan Belanda dan Inggris merupakan negara yang memiliki tentara yang sulit diduduki karena memiliki sistem pemerintahan dan budaya yang kuat. Kata Kunci: Ghana, Imperialisme, Kolonialisme. Dalam pengertian kolonial menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah jajahan, sedangkan kolonialisme adalah suatu paham tentang penguasaan oleh suatu negara atau daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu. Kolonialisme yang dilakukan bangsa barat di Afrika tujuannya bermacam-macam.Pada tujuan awal, mereka untuk memperoleh tanah untuk perluasan daerah atau tanah jajahan.Hal ini dapat ditunjukkan dengan dibukanya Benua Afrika oleh penjajah terkemuka seperti D. Livingstone dan H.M Stanley. Menurut Soeratman (2012:140), menjelaskan penjelajahan daerah pedalaman makin dipergiat sesudah dibentuk lembaga ―International Association for The Exploration and Civilization of Central Afrika‖ pada 1876 atas inisiatif Leopold II Raja Belgia pada 1878 didirikan ―Committee for The Study of The Upper‖ Congo, serta Through The Dark Continent (1878) dan The Congo (1885) oleh H.M. Stanley mengakibatkan makin banyaknya bangsa barat yang tertarik kepada Benua afrika. Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran penjelajahan sangat penting dalam tujuan awal kolonialisme di Afrika. Kolonialisme bangsa barat setidaknya hanya untuk perluasan wilayah.Bangsa barat meperebutkan wilayah jajahan di Afrika seperti Inggris & 46 Prancis untuk memperluas jajahan.Pada bangsa barat lainnya seperti Belanda, Jerman, dan Italia bertujuan untuk memperoleh daerah (tanah) karena merupakan bangsa barat yang baru menjejakkan kaki di Afrika.Tujuan sebenarnya bangsa barat pada masa revolusi industri adalah menjadikan daerah Afrika sebagai kebutuhan komersial sebagai kebutuhan industri, memiliki penduduk yang dapat dipakai kepentingan perang, tempat strategi perang, dan sebagai tempat pemindahan penduduk (Soeratman, 2012:140). Sebelum menjadi daerah jajahan Eropa, Ghana terbagi menjadi beberapa kerajaan seperti Kekaisaran Asante, negara Akwamu, dan kelompok etnik nonAkan seperti Ga dan Ewe. Kata Ghana diterjemahkan sebagai Warrior King atau Prajurit Raja. Nama resmi sekarang, Republik Ghana, diambil karena fakta bahwa negara ini diperintah oleh banyak penguasa yang gagah berani dan suku-suku prajurit sebelum masa penjajahan.Penjajah Eropa pertama yang menyentuh tepi Ghana adalah Portugis yang melemparkan jangkar mereka di atas pasir Ghana pada tahun 1471.Setelah kedatangan Portugis, pada tahun 1650 Denmark juga menginjakkan kaki di Ghana.Mereka terpikat oleh legenda gading dan emas yang diyakini melimpah di lahan yang baru dieksplorasi ini.Tentu banyak kesenangan yang mereka dapat karena legenda itu memang benar adanya.Namun, kedatangan orang-orang Denmark membawa penderitaan bagi rakyat Ghana selama dua abad dengan adanya perbudakan dan perdagangan budak. Sejak tahun 1661 sampai pertengahan 1800-an, yaitu sampai deklarasi resmi Denmark tentang penghapusan perbudakan di seluruh koloni-koloninya, penduduk asli Ghana mengalami banyak kesulitan dan kekejaman di tangan pemilik budak asing dan pedagang budak.sejak tahun 1863 sampai 1957, Ghana tetap menjadi koloni Inggris dan dikenal dengan sebutan Gold Coast. Imperialisme selalu diikuti oleh terminologi kolonialisme yang mana keadaan wilayah yang terkoloni/terkuasai dan terpusat dalam satu kekuasaan yang mengontrol secara penuh secara ekonomi, politik, dan budaya (bahkan ilmu pengetahuan), Perancis merupakan salah satu melaksanakannya (Carpentier & Lebrun, 2011:73). 47 negara kolonial yang Sejarah Ghana Sebelum tahun 500, kebanyakan kawasan tengah Afrika sub-sahara menyaksikan peluasan pertanian.Pertanian bermula di kawasan paling di selatan Gurun Sahara, lalu terbangunlah perkampungan.Menjelang akhir zaman klasik, kerajaan serantau yang lebih besar didirikan di Afrika Barat, salah satunya ialah Kekaisaran Ghana yang terletak di utara negara Ghana zaman sekarang.Setelah tumbang pada awal abad ke-13, suku Akan pindah ke selatan lalu mendirikan beberapa negeri termasuk kekaisaran Akan agung pertama bernama Bono yang kini dikenal sebagai Brong Ahafo di Ghana.Negeri-negeri Akan yang menyusul seperti persekutuan Ashanti dan negeri-negeri Fante dipercaya muncul dari wilayah asli Bono di Bono Manso.Kebanyakan kawasannya disatukan di bawah Kekaisaran Ashanti hingga abad ke-16. Kerajaan Ashanti bermula sebagai satu rangkaian yang longgar lalu berangsur-angsur menajdi kerajaan terpusat dengan birokrasi yang maju berpusat di Kumasi.Peta Ghana Secara geografis, Ghana kuno terletak kira-kira 500 mil dari utara Ghana kini, dan menduduki kawasan antara Sungai Senegal dan Nigeria.Sebagian penduduk Ghana modern adalah keturunan dari nenek moyang yang berhubungan dengan Ghana zaman pertengahan.Hal tersebut dapat dilacak hingga bangsa Mande dan Volta di Ghana Utara—Mamprussi, Dagomba dan Gonja.Bukti anekdot mengaitkan suku Akan dengan kekaisaran ini.Bukti tersebut terletak pada nama-nama seperti Danso yang dikuasai suku Akan di Ghana zaman sekarang dan Mandinka di Senegal/Gambia yang kuat pertaliannya dengan kekaisaran ini.Ghana juga merupakan situs Kekaisaran Ashanti yang mungkin sekali negeri kulit hitam yang paling maju dalam sejarah Afrika sub-Sahara. Konon pada masa keemasannya, Raja Ashanti mampu mengerahkan 500.000 prajurit.Kubu Inggris dan Belanda yang bertetangga di Sekondi Pada tahun 1481, Raja João II dari Portugal menugaskan Diogo d'Azambuja untuk membangun Kastil Elmina yang lengkap pada tahun berikutnya.Tujuan mereka adalah untuk berdagang emas, gading dan budak, lalu menyatukan kekuasaan mereka yang berkembang di rantau ini.Mereka juga disertai Belanda pada tahun 1598, di mana Belanda mendirikan kubu di Komenda dan Kormantsi.Pada tahun 1637 Belanda merebut Kastil Elmina dari 48 Portugis dan Axim pada tahun 1642 (Kubu St. Anthony). Menjelang pertengahan abad ke-17, pedagang Eropa lain seperti Inggris, Denmark dan Swedia juga turut bergabung. Di sepanjang garis pantai Ghana didirikan 30 buah kubu dan kastil oleh saudagar Belanda, Britania dan Denmark.Pesisir Emas menjadi tumpuan terbesar arsitektur militer Eropa di luar Eropa.Menjelang akhir abad ke-19, hanya Belanda dan Britania yang masih menetap di situ dan setelah Belanda mundur pada tahun 1874, dan Britania menjadikan Pantai Emas sebagai protektorat. Negara-negara kuno Afrika sebelumnya menjalin pelbagai persekutuan dengan penjajah dan dengan satu sama lain, lalu tercetusnya Perang Ashanti-Fante pada tahun 1806, dan juga perjuangan Kekaisaran Ashanti menentang British. Namun Inggris memiliki prisip sendiri dalam pandangan politik bagi negara jajahannya.Salah satu dari prinsip tersebut adalah masyarakat pribumi harus mandiri dalam berpolitik namun harus dalam pengawasan pemerintah kolonial Inggris, dan Inggris hanya memahami kepentingan imperium saja. Hal ini berdampak kepada aspek kehidupan masyarakat pribumi khususnya bagi segi kehidupan berpolitik (Sutrisno & Putranto, 2004:169). Gerakan menuju berakhirnya penjajahan bermula pada tahun 1946, dan konstitusi pertama kawasan itu disahkan pada tahun 1951.Dibentuk dari penggabungan Pesisir Emas, Kekaisaran Ashanti, dan daerah kepercayaan Togoland Britania oleh plebisit yang didukung Perserikatan Bangsa-bangsa, Ghana menjadi negara sub-Sahara pertama yang mendapatkan kemerdekaan. Kwame Nkrumah, pendiri dan presiden pertama negara Ghana modern, tak hanya pimpinan anti-kolonial Afrika pertama namun juga seseorang yang memimpikan Afrika bersatu yang tidak terjebak ke neo-kolonialisme. DAFTAR RUJUKAN ___________. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Carpentier, J. & Lebrun, F. 2011. Sejarah Prancis: Dari Prasejarah hingga Akhir Abad ke-20. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Soeratman, D. 2012. Sejarah Afrika. Yogyakarta: Penerbit Ombak. 49 Sutrisno, M. & Putranto, H. 2004. Hermeunitika Pascakolonial. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 50 PERADABAN MESIR KUNO Oleh: Muhammad Zaky Azzimah Abstrak: Dikatakan sebuah peradaban jika, peradaban tersebut memiliki kebudayaan yang kompleks. Mesir kuno dikatakan sebagai peradaban karena memiliki kebudayaan yang tinggi dan kompleks.hal ini dapat dilihat dari system pemerintahan, system kepercayaan, system pengetahuan dan teknologi. Kata Kunci: Peradaban, Mesir Kuno. A. Kondisi Geografis Sungai Nil Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia, sungai Nil melintasi di sepanjang negara Mesir.Oleh karenaitu di Mesir terdapat peradaan yang sangat tua di dunia dan dianggap sebagai salah satu peradaban kuno yang termaju. Mesir yang sebagian besar tanahnya berupa padang pasir ini, hanya mengandalkan dari sungai ini dan hampir semua penduduknya juga bermukim di sekitarnya.Mesir Kuno merupakan suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika, peradaban ini berpusat sepanjang pertengahan hingg hilir sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM. Pada masa kerajaan Mesir terbagi atas tiga macam yaitu masa kerajaan Mesir tua, masa kerajaan Mesir tengah, dan masa kerajaan baru. Menurut Daldjoeni, tempat lahirnya peradaban manusia memang di lembah-lembah sungai besar, khususnyaNil, Efrat dan Tigris. Pada sarjana peneliti peradaban memang menekankan pada pentingnya kondisi-kondisi geografis dan klimatologis dari wilayah-wilayah tersebut, tetapi agaknya kurang tepat dan bahkan salah jika penyebab alami dari lahirnya peradaban besar khusus di cari pada factor sungai (Daldjoeni, 1982:62). 51 Sungai Nil mempunyai arti penting dalam sejarah bangsa Mesir (terutama Mesir kuno) maka sungai Nil identik dengan Mesir. Sungai Nil mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. Tanah yang subur ini memungkinkan penduduk Mesir mengembangkan pertanian dan peradaban sejak ribuan tahun yang lalu. B. Peradaban Lembah Sungai Nil Sungai Nil merupakan satu-satunya sungai berada di negara Mesir yang mengalir dan terbesar di dunia (Soeroto, 1954:10). Di sebelah kanan dan kirinya terdapat lembah yang lebarnya antara 15-50 km dan didekat muaranya memiliki sebuah tanah yang sangat subur, namun diluar wilayah sungai Nil hanya terdapat padang pasir. Disepanjang hilir bawah sungai Nil terdapat tanah datar subur yang sempit, berkat adanya banjir tahunan dari sungai tersebut (Daldjoeni, 1982:53). Di sepanjang hilir bawah sungai Nil terdapat tanah datar yang sempit namun subur, berkat adanya banjir tahunan dari sungai tersebut.Pada bulan Agustus sampai November sungai Nil mengalami banjir.Dalam zaman sejuk yaitu mulai bulan Oktober hingga Maret seluruh lembah sungai Nil digenangi oleh air. Jika air mulai surut, maka bibit gierst (rada) dan gerst (jawawut) akan tumbuh. Dalam bulan-bulan sejuk ini tumbuhan bertambah besar, dan nati pada saatnya musim panas buah-buahnya akan ranum (Pane, 1951:18). Sejak zaman prasejarah di sungai Nil hidup suatu bangsa yang mata pencariannya bertani dan beternak, dengan bentuk pemerintahan dan adat keagamaan yang semuanya diatur oleh suatu kasta dari kaum pemimpin agama.Bangsa Mesir kuno menjelang tahun 3000 SM sudah membangun Piramida dan kuil yang berhiaskan gambaran, relief dan arca yang melukiskan riwayat para raja. Di samping majunya hidup keagamaan, meningkat pula kekuasaan kaum pemimpin agama baik secara rohani maupun materi. Selain agama yang digulati namun bangsa Mesir kuno juga telah mendalami ilmu pengetahuan, seperti ilmu 52 falak (ilmu astronomi dan astrologi). Pengabdian ilmu ini didukung kebutuhan hidup yang praktis, bukan karena kecintaan kepada ilmu itu sendiri.Bangsa Mesir anehnya tidak menjelajahi lautan Tengah dimana bermuara sungai Nil, pelayaran dan perdagangan diserahkannya kepada bangsa Funisia.Selain bangsa Mesir yang tak tertarik oleh lautan, berbagai penemuan yang dilakukannya juga tidak diberi tahukan kepada keturunannya.Pada tahun 1700 SM lembah sungai Nil diserbu oleh suku-suku gembala yang peradabannya lebih rendah dari bangsa Mesir. Akhirnya para penyerbu setelah pemerintahan berdinasti mundur dari tampuk pimpinan negara. Tahun 525 SM Mesir menjadi bagian dari kerajaan Parsi, dalam masa penjajahan ni dibuktikan semangat kemerdekaannya yang kuat, selain itu juga dibuktikan dengan berbagai pemberontakan yang lebih mengekspresikan cinta akan kebebasan kepada musuh yang meremehkan agamanya. Raja Alexander Agung setelah mengalahkan kerajaan Parsi yang menguasai lembah sungai Nil menegakkan kembali kedaulatan negeri Mesir.Di samping itu tata kerjanya juga menghormati kepercayaan bangsa Mesir, setelah itu baru datang dinasti dari Ptolomeus yang memajukan kesejahteraan negeri tersebut. Sedangkan di kota pelabuhan Alexandria dijadikan sebagai pusat perniagaan, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Berbagai bangsa saling bertemu dan salin bertukar aneka unsur kebudayaan.Keadaan tersebut berlangsung hinggaMesir ditaklukan oleh kerajaan Romawi yang wilayahnya meliputi seluruh negeri yang beradab di sekeliling laut Tengah yang merupakan lautan dunia pada masa itu. C. Bentuk Peradaban Mesir Kuno pada Lembah Sungai Nil Mesir Kuno merupakan suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika, peradaban ini berpusat sepanjang pertengahan hingga hilir sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode kerajaan baru. Adapun bentuk-bentuk peradaban Mesir kuno antara lain: 1. Sistem Pemerintahan 53 Wilayah Mesir pada mulanya terdiri dari masyarakat kaum petani yanghidup aman dan tentram, selain itu perhubungan dengan negeri-negeri lain hampir tidak ada, sehingga penduduk di wilayah tersebut tidak diganggu oleh peperangan. Namun semenjak Mesir dikuasai oleh Firaun, sistem pemerintahan bangsa Mesir kuno beralih bersifat mutlak, misalnya dalam penggalian saluran dan pembagian air bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan oleh perseorangan, melainkan harus dikerjakan oleh seluruh masyarakat dan diatur oleh suatu kekuasaan yang ditaati oleh orang banyak (Soeroto, 1954:11). Sekitar tahun 3400 SM seluruh wilayah Mesir dikuasai oleh Firaun, ia adalah tuan tanah terbesar dan dipuja oleh masyarakat Mesir karena dianggap sebagai dewa. Rakyatnya harus tunduk sepenuhnya kepadanya, selain itu juga diwajibkan untuk membayar pajak dengan seberat-beratnya, serta menjalankan bermacam-macam pekerjaan untuk Firaun.Untuk menyimpan pengahasilan pajak tesebut, terutama terdiri dari bahan makanan dan ternak, maka didirikan gudang dimana-mana, dan mengangkat pegawai-pegawai yang betugas untuk mengurusi pajak-pajak tersebut.Pegawai yang diangkat oleh penguasa sebagian besar dari golongan ningrat, kaum pendeta besar pengaruhnya, serta banyak kekayaanya. Disisi lain raja Firaun (Menes) dikenal sebagai PharaohMesir pertama yang menyatukan seluruh Mesir kuno pertama kalinya sejarah dalam sebuah negara persatuan sekitar 3000 SM. Pharaoh memiliki istilah dimana raja Mesir berada, namun pada saat itu menjadi gelar dari raja-raja Mesir. Sebagai pemilik, pengatur, dan penguasa dari seluruh negara dan wilayah-wilayahnya. Pharaoh diterima sebagai pengejawantahan dari dewa yang terbesar dalam kepercayaan Mesir kuno yaitu Politheistik dan menyimpang. Administrasi, pembagian mereka, pendapatan mereka, seluruh pertanian, jasa dan produksi dalam batas-batas wilayah di negara Mesir dikelola oleh kekuasaan Pharaoh.Absolutisme dalam masa kepemimpinannya terhadap negara dengan kekuasaan yang dapat 54 melakukan semua hal yang sesuai dengan keinginannya.Dinasti pertama pada kekuasaan Menes menjadi raja Mesir yang berhasil menyatukan hulu dan hilir Mesir, sungai Nil diserahkan kepada publik dengan menggunakan saluran-saluran air. Di samping itu seluruh produksi barang dan jasa diberikan untuk kepentingan sang raja, selain itu raja yang mendistribusikandan membagi barang dan jasa dalam proporsi yang diinginkan oleh rakyat. Hal ini tidak sulit bagi raja yang memiliki suatu kekuasaan di daerah tersebut untuk menempatkan rakyat dalam mematuhi raja Mesir (Pharaoh), dan dirinya mengaku sebagai makhluk suci yang memegang kekuasaan yang besar dan mencakup semua kebutuhan semua rakyatnya dan mengubah dirinya menjadi Tuhan, dan para Pharaoh benar-benar percaya terhadap Tuhan. Bangsa Mesir kuno sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam dimana mereka hidup. Dengan keadaan alam Mesir menjga negara tersebut terhadap serangan dari luar secara sempurna.Mesir dikelilingi oleh pegunungan, gurun pasir, lautan disemua sisi.Serangan dilakukan terhadap negara tersebut yang hanya dengan menggunakan dua jalan, namu mereka dapat dengan mudah dalam mempertahankan diri.Bangsa Mesir menjadi terisolasi dari dunia luar berkat faktor alam. 2. Sistem kepercayaan Agama bangsa Mesir kuno adalah Polytheistis, mereka percaya pada banyak dewa (Soeroto, 1954:11). Mesir merupakan negara yang sangat panas, hampir wilayahnya tidak pernah hujan, oleh karena itu penduduk Mesir menyembah matahari (Re) ketika malam hari mereka menyembah Amon (Dewa Bulan) kemudian menjadi Amon Ra. Di samping itu mereka memiliki dewa-dewa lain, seperti Osiris yaitu yang mengadili manusia setelah meninggal, dan menyembah istrinya Isis. Selain itu juga menyembah binatang yang dipujanya.Sebagai lambang pemujaan kepada Re, didirikan obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing. 55 Obeliks juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian, sedangkan untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III. Selain dewa nasional maka ada dewa-dewa lokal yang dipuja pada daerah-daerah tertentu seperti dewa Osiris yaitu hakim alam baka, dewi Isis yaitu dewi kecantikan isteri Osiris,dewa Aris sebagai dewa kesuburan dan dewa Anubis yaitu dewa kematian. Jadi dengan taat menyembah padadewa, masyarakat lembah sungai Nil percaya bahwa bisa terhindar dari maut dan bahaya lainnya.Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan pengawetan jenazah yang disebut mummi.Bangsa Mesir kuno percaya bahwa rohnya akan tetap hidup terus, jika jasadnya tidak rusak (Soeroto, 1954:11). Hal itu yang menjadi dasar utama orang yang sudah meninggal diberi obat bermacam-macam dan rempah-rempah, dengan cara semuanya dimasukkan ke badan kemudian dilepa dengan garam, kapur, dan pelekat, kemudian dibungkus dengan bermacam-macam kain. 3. Sistem Pengetahuan dan Teknologi Adapun peninggalan-peninggalan Mesir Kuno antara lain: a. Tulisan Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar.Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus.Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda.Setiap lambang memiliki makna.Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis.(tumbuhan air yang berada di tepi Sungai Nil).Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya.Secara kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya 56 menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa.Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani.Dengan terbacanya isi batu Rosetta terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang dikenal sampai sekarang.Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang Papyrus.Dokumen Papirus sudah digunakan sejak dinasti yang pertama.Cara membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan memotongnya.Kemudian kulitnya dikupas dan diiris tipis. b. Perhitungan Waktu Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus bulan selama 291/2 hari.Dengan menggunakan penanggalan matahari (syamsiyah), dan berdasarkan tahun kabisat setiap empat tahun sekali, namun dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian.Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah. c. Seni Bangunan (Arsitektur) Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan arsitektur.Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah Piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan.Piramida dibangun untuk tempat pemakaman para Firaun 57 yang didirikan di padang pasir sebelah Barat tempat matahari terbenam (Soeroto, 1954:11). Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep.Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya.Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah.Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depanPiramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi spinxadalah penjaga piramida. Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gheza. Selain Cheops, di Gheza juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida firaun Joser. Berdasarkan penggalian di daerah El Badari ditemukan pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan bestattung artinya pemakaman) karena orang yang meninggal dimasukkan dengan cara didudukkan menjongkok. Ada pula pemakaman yang disebut mastaba untuk golongan bangsawan.Bangunan kedua adalah kuil yang berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah adalah Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra. Kuil Karnak panjangnya ±433 m (1300 kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter ±6,6 m (20 kaki). Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja. Pemakaman pada masa Mesir kuno terbagi atas tiga macam antara lain: 1. Makam tebing, digunakan untuk rakyat biasa. 2. Makam Mastaba, digunakan untuk para bangsawan dengan atap datar, dinding miring, ukuran sedang, orientasi ke utara-selatan. Mastaba terdiri dari kuil, tempat mummi dan pintu palsu (untuk keluar-masuk para roh). 3. Piramida digunakan untuk para Pharaoh dan keluarganya yang dibangun ketika masa pemerintahan Pharaoh. Bentuknya berupa 58 satu kompleks bangunan, dalam proses pembangunan dibutuhkan ribuan pekerja, dan materialnya dari batu yang terpotong rapi. D. DAFTAR RUJUKAN Dadjoeni, N. 1982. Geografi Kesejarahan I (Peradaban Dunia). Bandung: Alumni. Pane, Armijn. 1951. Djalan Sedjarah Dunia. Jakarta: Amsterdam Rahmi, S. 2013. Peradaban Lembah Sungai Nil (Mesir). (Online). (http://syamsulnicotine.blogspot.com/2013/03/peradaban-lembah-sungainil mesir.html). diakses 14November 2014. . 1993. Sejarah Afrika. Malang: IKIP Malang. , dkk. 1995. Sejarah Asia Barat Daya. Malang: IKIP Malang. Soeroto. 1954. Indonesia ditengah-tengah Dunia dari Abad ke Abad. Jakarta: Djambatan. 59 Australopithecus Africanus oleh: Vidy Yulianingtyas Abstrak: Australophitecus Aricanus merupakan salah satu fosil yang ditemukan di Africa oleh Raymond Dart. Fosil ini diperkirakan sebagai nenek moyang hominid. Kata Kunci: Australopithecus Africanus Benua Afrika merupakan benua terbesar kedua di dunia dan memiliki bentang alam yang sangat indah.Benua Afrika juga mempunyai peradabanperadaban kuno yang sangat mengagumkan dan hingga saat ini kita masih dapat menikmatinya.Di Benua Afrika terdapat beberapa fosil manusia purba yang ditemukan, salah satunya adalah Australopithecus Africanus.Fosil manusia purba Australopithecus Africanus yang ditemukan di Afrika Selatan oleh Raymond Dart pada tahun 1924. Raymond Dart mendapatkan fosil berupa tengkorak di daerah Taung, Transval, Afrika Selatan yang berjarak sekitar 322 Km dari Ibu Kota Afrika Selatan yaitu Johannesburg. Penelitian Raymond Dart kemudian dilanjutkan oleh JT. Robbinson dan Robert Broom yang mendapatkan fosil dengan tinggi 1,5 meter serta memiliki berat badan 45 kg. Para ilmuwan menyipulkan bahwa manusia purba jenis ini menggunakan rahangnya dalam melakukan segala aktifitasnya, misalnya memecahkan biji-bijian dengan rahangnya karena para ilmuwan tidak menemukan alat-alat bantu apa pun. Terdapat beberapa jenis spesies dari Australopithecus Africanus diantaranya STS 14, STS 5, dan Taung Child.Manusia Purba ini bertahan hidup dengan memakan biji-bijian, dan kehidupannya sering berpindah-pindah. 60 a. STS 14 Kerangka yang ditemukan terdiri dari tengkorak, tulang belakang, panggul, dan potongan-potongan tulang rusuk dan tulang paha. Spesies ini ditemukan di Stekfontein, Afrika Selatan yang ditemukan pada tahun 1947 oleh Robert Broom dan Jhon T. Robinson dan memiliki umur sekitar 2,5 juta tahun lalu. Jenis ini memiliki tulang yang tegap sehingga manusia purba ini berjalan dengan posisi tegap yang mirip dengan manusia sekarang. b. Taung Child Tengkorak Taung Child yang berumur 3 tahun ini ditemukan pada tahun 1924 yang merupakan fosil pertama manusia purba yang ditemukan di Afrika.Penemuan ini menunjukkan bahwa manusia purba ini sudah berjalan dengan tegap. Kenapa bisa diketahui umur kematin dari manusia purba ini adalah, dengan cara melihat gigi geraham pertama yang baru saja tumbuh, dan melihat perkembangan gigi, pementukan tengkorak, dan panjang badan. c. STS 5 Manusia Purba ini dijuluki Mrs. Ples oleh ilmuwan Robert Broom pada tahun 1947 di Sterkfontein Republik Afrika Selatan, setelah awal hipoesanya menganggapnya seeorang wanita setengah baya, namun ternyata fosil tersebut adalah laki-laki. Fosil ini berumur anatara 2,5 dan 2,1 juta tahun yang lalu. Fosil Manusia purba ini sering ditemukan berdampingan dengan tulang-tulang hewan, spesies Australopithecus Africanus ini pernah dianggap sebagai pemburu kera.Faktanya manusia purba ini juga menjadi sasaran mangsa predator. B. DAFTAR RUJUKAN Australopithecus Africanus. 2012 (http://www.bimbie.com/australopithecus-africanus.htm), diakses November 2014 61 (Online), 14 KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI AFRIKA: AUSTRALOPITHECUS AFRICANUS oleh: Lussi Setia Winarni Abstrak: Raymond Dart menemukan sebuah fosil di daerah Taung. fosil ini kemudian diberi nama Australophitecus Africanus yang berarti manusia kera dari selatan. Fosil ini diperkirakan hidup pada 2-3 juta tahun yang lalu.Australophitecus Africanus disebut-sebut sebagai nenek moyang manusia hominid. Kata Kunci: Manusia Purba, Australopithecus Africanus, Afrika A. PENDAHULUAN Benua Afrika merupakan salah satu benua terbesar di Dunia.Afrika memiliki sejarahnya yang panjang.Salah satunya adalah di ketemukannya fosil-fosil manusia purba.Hal ini menunjukkan adanya kehidupan awal di Afrika.Di Benua Afrika terdapat beberapa fosil manusia purba yang ditemukan, salah satunya adalah Australopithecus Africanus.Fosil manusia purba Australopithecus Africanus yang ditemukan di Afrika Selatan oleh Raymond Dart pada tahun 1924.Australopithecus Africanus diperikirakan sebagai nenek moyang manusia hominid atau manusia modern. B. PENEMUAN FOSIL AUSTRALOPITHECUS AFRICANUS Australopithecus berasal dari kata australis yang berarti dari selatan dan pithecos yang berarti kera.Jadi Australopithecus berarti "kera dari daerah selatan".Berdasar bukti yang dikumpulkan paleontologis dan arkeologis, 62 Australopithecus berkembang 4 juta tahun silam, dan menyebar ke penjuru benua sebelum punah 2 juta tahun kemudian.Salah satu jenis dari Australopithecus adalah Australopithecus africanus.Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924 yang menjadi pelopor dalam penelitian fosil manusia purba di Benua Afrika. Gambar 1. Penemu fosil Raymond dart dan Fosil Australopithecus africanus Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja. Raymond Dart mendapatkan fosil tengkorak dari daerah Taung, Transvaal, Afrika Selatan.. Spesimen pertama yang ditemukannya diberi nama "Anak Taung". Dart berpendapat bahwa fosil ini, yang berasal dari manusia yang masih sangat muda, memiliki penampakan "menyerupai manusia". Akan tetapi, penemuan yang terjadi di tahun-tahun setelahnya menunjukkan bahwa spesies Australopithecus benar-benar memiliki wajah kera. Australopithecus africanus adalah awal hominid , seorang australopithecus , yang hidup antara 2-3 juta tahun yang lalu di Pliosen . Secara umum dengan yang lebih tua afarensis Australopithecus , A. africanus slenderly dibangun, atau gracile, dan diduga telah menjadi nenek moyang langsung dari manusia modern . fosil tetap menunjukkan bahwa A. africanus secara signifikan lebih seperti manusia modern daripada A. afarensis , dengan lebih manusiawiseperti tengkorak memungkinkan lebih besar otak dan lebih fitur wajah humanoid. A africanus ditemukan di hanya empat lokasi di Afrika Selatan – Taung (1924), Sterkfontein (1935), Makapansgat (1948) dan Gladysvale (1992). 63 Peta 1. Peta fosil dari Australophitecus Africanus C. KARAKTERISTIK AUSTRALOPITHECUS AFRICANUS Semua spesies Australopithecus adalah kera punah yang mirip dengan kera masa kini. Volume tengkorak mereka adalah sama atau lebih kecil daripada simpanse masa kini. Terdapat bagian menonjol pada tangan dan kaki mereka yang mereka gunakan untuk memanjat pohon, persis seperti simpanse saat ini, dan kaki mereka terbentuk untuk mencengkeram dan bergelantung pada dahan pohon.Banyak karakteristik yang lain—seperti detail pada tengkorak mereka, dekatnya jarak antara kedua mata, gigi geraham yang tajam, struktur rahang, lengan yang panjang, dan kaki yang pendek—merupakan bukti bahwa makhluk ini tidaklah berbeda dengan kera masa kini.Namun demikian, 64 evolusionis menyatakan bahwa, meskipun australopithecine memiliki anatomi kera, mereka berjalan tegak seperti manusia, tidak seperti kera. Ciri- ciri umum dari manusia purba ini yakni memilikiUmur: 3,0-2,3 juta tahun dan makanan yang biasa dikonsumsi yakni makanan buah, kacang, biji dan umbi akar, sedangkan lingkungan yang mereka tinggali yakni lingkungan yang berupa semak-semak di hutan kayu. Ciri- ciri anatomi dari Ausralophitecus Africanus yakni Ukuran tubuh: perempuan: 115 cm/3’9‖, 30 kg/67 lbs dan Laki-laki: 138 cm/4’6‖, 41 kg/91 lbs. Ciri-ciri: volume otaknya sama dengan Apes (435-530 cm3). Beberapa bagian posorbital terdesak.Gigi taring kecil dan tidak memiliki diastema. Gigi geraham depan bagian bawah mempunyai dua puncak. Lapisan email gigi tebal. Barisan gigi rata.Tangannya relatif panjang.Tulang jari-jarinya agak melengkung, rata-rata jari-jarinya panjang seperti pada manusia.Lumbar melengkung.Penyambung tulang pendek dan lebar.Penyambung tulang membelit ke arah samping.Batang lengan femur bersudut, ada pada lutut di atas kaki.Tempat: MakapansgatAfrika Selatan, Sterkfontein-Afrika Selatan, Taung-Afrika Selatan. D. PENUTUP Pada tahun 1924 telah ditemukan sebuah fosil yang dikira manusia purba yang berjalan dengan tegak. Fosil ini ditemukan oleh Raymond Dart, yang kemudian fosil ini diberi namaAustralopithecus africanus. Fosil yang ditemukan hanya berupa tengkorak saja, kemudian mulai diadakan penelitian lebih lanjut, dan dari penelitian tersebut diketahui ciri- ciri dari Australopithecus africanus yakni memakan buah-buahan, kacang-kacangan, kemudian tinggi badan sekitar 1,5 m, dan kapasitas otak yang relatif kecil. E. DAFTAR PUSTAKA Leakey, Richard. 2003. Asal Usul Manusia. Jakarta: Gramedia Online. http://tokohsejarah.blogspot.com/2011/01/australopithecus-sejarahmanuia.html. Diakses pada tanggal 4 November 2014, pukul 17.04 wib. 65 Online. http://www.bimbie.com/australopithecus-africanus.htm. Diakses pada tangga 4 November 2014, pukul 17.16 wib. Online. http://ernavrida.blogspot.com/2012/09/profil-dan-ciri-ciri-manusiapurba.html. Diakses pada tanggal 4 November 2014, pukul 17.17 wib. 66 KEHIDUPAN AWAL MANUSIA PURBA AUSTRALOPITHECUS AFARENSIS (LUCY) DI AFRIKA oleh: Maria M. Hardikdilitawati Lito P. Lamarian Abstrak: Australopithecus Afarensis adalah fosil yang ditemukan oleh Donald Johanson pada tahun 1973 di Hadar, Ethiopia, Afrika. Fosil ini memiliki jenis kelamin wanita dan kemudian diberi nama Lucy. Autralopithecus Afarensis ternyata memiliki umur yang lebih tua dari Australopithecus Africanus.Fosil ini hidup pada kala pliosen sekitar 4-3 juta tahun yang lalu. Kata Kunci: Manusia purba, Australopithecus Afarensis, Afrika. A. PENDAHULUAN Di Afrika telah ditemukan beberapa fosil manusia purba.Hal ini kemudian membuktikan bahwa terdapat kehidupan awal di Afrika.Salah satu fosil tersebut yakni Australophitecus Afarensis. Fosil ini diperkirakan memiliki usia yang lebih tua dari pada fosil manusia purba yang ada di Eropa. dengan demikian penemuan Australopithecus Afarensis mematahkan teori bahwa manusia purba pertama berasal dari Eropa. Demikian menariknya penemuan fosil ini maka untuk lebih lanjutnya akan dinelaskan pada subbab selanjutnya. B. PENEMUAN FOSIL AUSTRALOPITHECUS AFARENSIS (LUCY) Australopithecus berasal dari kata australis yang berarti dari selatan dan pithecos yang berarti kera.Jadi Australopithecus berarti "kera dari daerah selatan".Berdasar bukti yang dikumpulkan paleontologis dan arkeologis, Australopithecus berkembang 4 juta tahun silam, dan menyebar ke penjuru 67 benua sebelum punah 2 juta tahun kemudian.Diduga satu dari sekian spesies australopithecus kemudian berevolusi menjadi genus homo.Australopithecus afarensis adalah seekor hominid punah yang hidup sekitar 3.9 dan 2.9 juta tahun yang lalu. Tak jauh berbeda dengan Australopithecus africanus, A. afarensis memiliki tubuh yang ramping. Para ilmuwan mempercayai bahwa A. afarensis adalah nenek moyang dari Homo, yang juga berarti nenek moyang dari manusia modern, Homo sapiens.Fosilnya ditemukan oleh Donald Johanson pada tahun 1973 di Hadar, Ethiopia, Afrika. Foto 1. Foto Donald Johanson penemu fosil Australopithecus Afarensis (Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/30/Dona ld_Johanson_%281%29.jpg, diakses pada tanggal 14 November 2014) Umurnya diperkirakan 3,4 juta tahun. Temuan antara lain berupa bagian dari sepasang tulang kaki (termasuk juga lutut kanan) yang bentuknya hampir mirip dengan sikut manusia di jaman sekarang Australopithecus afarensis adalah seekor hominid punah yang hidup sekitar 3.9 dan 2.9 juta tahun yang lalu. Tak jauh berbeda dengan Australopithecus africanus, A. afarensis memiliki tubuh yang ramping. Para ilmuwan mempercayai bahwa A. afarensis adalah nenek moyang dari Homo, yang juga berarti nenek moyang dari manusia modern, Homo sapiens. 68 C. KARAKTERISTIK AUSTRALOPITHECUS AFARENSIS Australopithecines kelihatan sangat berbeda dari manusia modern.Wajahnya lebih menyerupai simpanze, tetapi mereka dapat berdiri dan berjalan diatas ke dua kakinya.Gigi taringnya lebih kecil dan kurang tajam dibandingkan menonjol.Besar dengan gigi otaknya modern.Gerahamnya taring kera sekitar besar dan besar.Wajahnya sepertiga rata cocok ukuran untuk lebar dan manusia mengunyah makanan.Makanannya adalah buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan serangga. Foto 2. Rekontruksi Fosil Australopithecus Afarensis (Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Australopithecus_afarensis, diakses pada 14 November 2014) Ciri-ciri umum dari Australophitecus Afarensis yakni memiliki umur kurang lebih 3,9-3,0 juta tahun diduga ia memakan makanan berupa buah, kacang, biji, umbi kayu dan Lingkungan tempat tinggal mereka berada disekitar savanna hutan kayu dengan danau Ciri, ciri tubuh mereka yakni Ukuran tubuh: Perempuan: 105 cm/3’5‖, 28 kg/62 lbs, Laki-laki: 151 cm/4’11‖, 45 kg/99 lbs. Ciri-ciri volume otaknya sama dengan Apes (380-500cm3). Gambaran muka (terlihat dari samping). Beberapa postorbital terdesak.gigi taringnya lebih kecil dari pada Apes. 69 Memiliki diastema. Gigi geraham depan pertama bagian bawah memiliki dua puncak. Lapisan email giginya tebal. Barisan giginya rata (paralel).Tangannya relatif panjang.Tulang jarinya membengkok, ibu jari pendek.Penyambung tulang pendek dan lebar.Penyambung tulang membelit ke arah samping.Batang lengan femur bersudut, ada pada lutut di atas kaki.Bagian paling atas dari tibia lebih rata untuk menstabilkan lutut.Bagian paling bawah dari tibia lebih tebal sebagai dinding penopang.Jejak kaki terlihat melengkung secara longitudinal pada kaki.Jari-jari kaki sejajar.Tulang-tulang jari melengkung.Tempat ditemukannya fosil Australophitecus Afarensis ini ada di Belohdelie-Ethiopia, Hadar-Ethiopia, Laetoli-Tanzania. Foto 3. Kerangka Australopithecus Afarensis (Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Australopithecus_afarensis, diakses pada 14 November 2014) Sampai saat ini, fosil-fosil Australopithecus afarensis hanya ditemukan di wilayah Timur Afrika.Wilayah yang paling terkenal sebagai tempat penemuan fosil ini adalah Hadar, Ethiopia.Di sanalah fosil "Lucy", seekor A. afarensis betina, ditemukan. Tempat lain dimana fosil A. afarensis ditemukan adalah di Omo, Maka, Fejej dan Belohdelie di Ethiopia, dan Koobi Fora dan Lothagam di Kenya. 70 Peta 1. Peta persebaran fosil Australopithecus Afarensis (Sumber: kepakankupunaysawidyatama.blogspot.com, diakses pada tanggal 14 November 2014. D. KEHIDUPAN AUSTRALOPITHECUS AFARENSIS Peneliti telah menemukan fosil manusia purba Australopithecus afarensis yang juga dikenal dengan nama Lucy. Peneliti mempelajari fosil manusia purba berusia 3,3 juta tahun itu dan menemukan bahwa Australopithecus afarensis bertempat tinggal di pepohonan. Dilihat dari ciri- ciri umum bahwa Australopithecus afarensis memakan makanan berupa buah-buahan, sayursayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan serangga, dari hal tersebut dapat dilihat bahwa Australopithecus afarensis kebanyakan hidupnya berada di pohon-pohon untuk mendapatkan makanan. E. PENUTUP Australopithecus afarensis ditemukan oleh Donald Johanson pada tahun 1973 di Hadar, Ethiopia, Afrika. Temuan antara lain berupa bagian dari sepasang tulang kaki (termasuk juga lutut kanan) yang bentuknya hampir mirip dengan sikut manusia di jaman sekarang. Diperkirakan hidup sekitar 3.9 dan 2.9 juta tahun yang lalu.Australopithecus afarensis memiliki ciri-ciri umur kurang lebih 3,9-3,0 juta tahun diduga ia memakan makanan berupa buah, kacang, biji, umbi kayu dan Lingkungan tempat tinggal mereka berada 71 disekitar savanna hutan kayu dengan danau. dilihat dari makanan yang dimakan dan lingkungan mereka tinggal, maka khidupan dari Australopithecus afarensis kebanyakan berada di pohon untuk mengambil buah-buahan, dan lain-lain. F. DAFTAR PUSTAKA Richard Leakey. 2003. Asal Usul Manusia. Jakarta: Gramedia Online.http://wikimedia.org/wikipedia/commons/3/30/Donald_Johanson_%28 1%29.jpg, diakses pada tanggal 14 November 2014, pukul 18.12 wib Online. http://en.wikipedia.org/wiki/Australopithecus_afarensis, diakses pada 14 November 2014, pukul 18.16 wib Online. kepakankupunaysawidyatama.blogspot.com, diakses pada tanggal 14 November 2014, pukul 18.25 wib. Online. http://tokohsejarah.blogspot.com/2011/01/australopithecus-sejarah- manuia.html. Diakses pada tanggal 15 November 2014, pukul 15.06 wib. Online. http://www.bimbie.com/australopithecus-africanus.htm. Diakses pada tangga 15 Online. November 2014, pukul 15.10 wib. http://ernavrida.blogspot.com/2012/09/profil-dan-ciri-ciri-manusia- purba.html. Diakses pada tanggal 15 November 2014, pukul 15.16 wib 72