profil stres perawat dalam bekerja di instalasi resiko

advertisement
i
PROFIL STRES PERAWAT DALAM BEKERJA DI INSTALASI RESIKO
TINGGI (IGD, IBD, PERINATOLOGI) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(RSUD) PARIAMAN
Oleh:
Sari Mustika Dewi
Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is motivated by a preliminary study of stress in nurses who work in
hospitals, nurses who lack confidence in their work, nurses are lack of concentration, the presence
of a nurse who is emotionally much to ask if the patient's family. This study describes the stress
profile of the nurses in the work seen: 1) psychological aspects, 2) physiological aspects. This type
of research is descriptive quantitative research. The population in this study amounted to 33
persons. Sampling using total sampling. Data analyze is the percentage techniques. Results of the
study revealed that the stress profile of nurses in working in high-risk installations (IGD, IBD,
Perinatology) at Hospital (RSUD) Pariaman, generally at the high category. Judging from the
psychological aspects of stress at the high category and viewed from the aspect of physiological
stress is at high enough categories.
Keyword: Stress, Nurses, Psychological aspects and Physiological aspects,.
tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban
atasnya yang bersifat nonfisik. Dalam
kesempatan lain, ia menambahkan bahwa
stres merupakan faktor pencetus, penyebab
serta akibat dari suatu penyakit dan dapat
menyebabkan taraf kesehatan fisik dan
kesehatan jiwa dari orang yang bersangkutan
menurun.
Berdasarkan wawancara yang peneliti
lakukan dengan 3 orang perawat di RSUD
Pariaman pada tanggal 04-05 Agustus 2014
diperoleh informasi bahwa perawat merasa
kurang konsentrasi ketika ada masalah
terhadap dirinya, sulit berfikir, suka
menghindari tugas jam dinas, dan
komunikasi kurang efektif.
PENDAHULUAN
Salah satu komponen dalam sistem
pelayanan kesehatan adalah adanya perawat,
dan ini merupakan komponen yang sangat
penting dalam sistem kesehatan. Perawat
adalah orang yang memiliki keahlian di
bidang kesehatan serta membantu dan
melayani pasien yang ada di rumah sakit.
Apabila perawat mengalami stres maka
pekerjaan yang dilakukan oleh perawat tidak
akan berjalan dengan baik.
Menurut Saefullah (2010:25), stres
kerja adalah ketidakmampuan individu
dalam
memenuhi
tuntutan-tuntutan
pekerjaannya sehingga ia merasa tidak
nyaman dan tidak senang. Stres kerja bagi
individu adalah munculnya masalah-masalah
yang berhubungan dengan kesehatan
(mudah terserang penyakit), psikologis
(merasa tertekan dan kehilangan harapan),
dan interaksi interpersonal (memiliki sikap
sensitif, sehingga bisa melahirkan pribadi
yang mudah tersinggung). Kemudian,
Saefullah (2010:2) juga mengungkapkan
bahwa “stres adalah perasaan tertekan.
Perasaan tertekan ini membuat orang mudah
tersinggung, mudah marah, konsentrasi
terhadap pekerjaan menjadi terganggu.
Lingkungan bisa menjadi sumber stres bagi
orang,
karena
tuntutan
menghadapi
keinginan atau target tertentu dan konflikkonflik yang lainnya.”
Menurut Khawari (Amin dan Fandi
2007:45) stres sebagai tanggapan atau reaksi
Adapun batasan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Profil stres perawat dalam bekerja dilihat
dari psikologis.
2. Profil stres perawat dalam bekerja dilihat
dari fisiologis.
Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Berdasarkan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
profil stres perawat dalam bekeja di instalasi
resiko tinggi (IGD, IBD, Perinatologi)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pariaman?
1. Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan:pelaksanaan konseling
i
ii
Profil stres perawat dalam bekerja dilihat
dari aspek psikologis.
2. Profil stres perawat dalam bekerja dilihat
dari aspek fisiologis.
Menurut Beehr dan Newman
(Saefullah, 2010:23-24),
1. Gejala psikologis: (a) Menimbulkan
kecemasan, ketegangan. (b) Bingung,
marah, sensitif. (c) Memendam perasaan.
(d) Mengurung diri. (e) Depresi. (f)
Merasa terasing dan mengasingkan diri.
(g) Kebosanan. (h) Ketidakpuasan kerja.
(i) Lelah mental. (j) Menurunnya fungsi
intelektual.
(k)
Kehilangan daya
konsentrasi. (l) Kehilangan spontanitas
dan
kreativitas.
(m)
Kehilangan
semangat hidup. (n) Menurunnya harga
diri dan rasa percaya diri.
2. Gejala fisik: (a) Meningkatkan detak
jantung dan tekanan darah. (b)
Meningkatkan sekresi adrenalin dan
nonadrenalin.
(c)
Gangguan
gastroitestinal,
misalnya
gangguan
lambung. (d) Komunikasi tidak efektif.
(e) Mudah terluka. (f) Mudah lelah
secara fisik. (g) Kematian. (h) Gangguan
kardioaskuler. (i) Gangguan pernafasan.
(j)
Lebih sering berkeringat. (k)
Gangguan pada kulit. (l) Kepala pusing,
migraine, kanker. (m) Ketegangan otot.
(n) Problem tidur (sulit tidur, terlalu
Tinggi tidur).
sampling adalah untuk melihat profil stres
perawat dalam bekerja di instalasi resiko
tinggi (IGD,IBD, Perinatologi) Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Pariaman.
Jenis data dalam penelitian ini adalah
data
interval.
Adapun
data
yang
diintervalkan dalam penelitian ini adalah
profil stres perawat dalam bekerja di
instalasi
resiko
tinggi
(IGD,IBD,
Perinatologi) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pariaman.
Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan angket. Angket tersebut
disusun oleh peneliti untuk mengungkapkan
tentang masalah stres psikologis dan stres
fisiologis perawat dalam bekerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Profil Stres Perawat dalam Bekerja di
Instalasi Resiko Tinggi (IGD, IBD,
Perinatologi) Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Pariaman Dilihat dari
Psikologis
a. Cemas
Indikator cemas secara umum
berada pada kategori cukup tinggi
berjumlah sebanyak 21 dari 33 orang
perawat dengan persentase 63,64%.
Menurut Rice (Safaria dan Saputra,
2012:30-37),
gejala
emosional,
berupa keluhan seperti gelisah, cemas,
mudah marah, gugup, takut, mudah
tersinggung, sedih, dan depresi.
Adanya berbagai faktor yang
menimbulkan perasaan cemas atau
perasaan takut tersebut sehingga
menimbulkan suatu perasaan yang
berbahaya, yang tidak selalu jelas apa
penyebabnya.
b. Marah
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif kuantitatif
sebagaimana yang dikemukan oleh Subana
(2001:89) bahwa penelitian dengan format
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
untuk menjelaskan, meringkaskan kondisi
dengan berbagai situasi, atau berbagai
variabel
yang
timbul
dimasyarakat
berdasarkan apa adanya sesuai dengan
kenyataan.
Populasi dalam peneltian ini adalah
perawat yang berada di instalasi resiko
tinggi (IGD, IBD, Perinatologi) Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman yang
berjumlah 33 orang.
Berdasarkan penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan teknik total sampling. Menurut
Arikunto (2010:112)” apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil
semuanya sebagai sampel”. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh para ahli di atas
tujuan peneliti menggunakan teknik total
Indikator marah secara umum
berada
pada
kategori
tinggi
berjumlah sebanyak 17 dari 33 orang
perawat dengan persentase 51,52%.
Menurut Amin dan Fandi (2007: 47),
Terlalu mudah untuk marah adalah
salah satu sebab sekaligus indikasi
seseorang sedang mengalami stres.
Marah adalah perasaan manusiawi
yang diiringi dengan naiknya tekanan
darah. Dari berbagai pengertian
marah tersebut dapat disimpulkan
bahwa marah adalah gejolak emosi
yang dieksperikan melalui sebuah
perbuatan atau memperoleh kepuasan
ii
iii
serta membuat seseorang menjadi
stres.
c. Bosan
Indikator bosan berada pada
kategori tinggi dan cukup tinggi
masing-masing berjumlah sebanyak
15 dari 33 orang perawat dengan
persentase 45,45%. Menurut Girdano
(Mumpuni dan Wulandari 2010: 35),
Kebosanan dan kesendirian yang
terus-menerus dan dalam waktu yang
lama akan membuat frustrasi dan
mudah stres. Secara umum, bosan
didefinisikan sebagai suatu emosi
manusia yang merasakan hilangnya
perasaan, kurang stimulasi, atau
hilangnya minat kondisi ini akan
memicu kemarahan, menjadi mudah
tersinggung dan perasaan yang tidak
berharga.
2. Profil Stres Perawat dalam Bekerja di
Instalasi Resiko Tinggi (IGD, IBD,
Perinatologi) Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Pariaman Dilihat dari
Fisiologis.
a. Perilaku
Indikator perilaku secara
umum berada pada kategori tinggi
berjumlah sebanyak 20 dari 33 orang
perawat dengan persentase 60,61%,
Menurut Rice (Safaria dan Saputra,
2012: 30-37), Gejala organisasional,
berupa meningkatnya keabsenan
dalam bekerja/kuliah, ketegangan
dalam rekan kerja, ketidakpuasan
kerja dan menurunnya dorongan
untuk berprestasi.
Perilaku orang yang tidak
mengalami stres tidak biasa seperti
orang yang mengalami stres. Orang
yang
mengalami
stres
lebih
cenderung memperlihatkan kondisi
seperti tidak sabaran dalam bekerja,
sering menyalahkan diri dalam
bekerja dan lain-lain. Perilaku seperti
ini cara mengatasinya dengan
berusaha berpikir positif dengan
orang lain dan diri sendiri dengan apa
yang dilakukan dan lain-lain.
b. Gerakan Biologis
Indikator gerakan biologis
berada pada kategori sangat rendah
berjumlah sebanyak 17 dari 33 orang
perawat dengan persentase 51,52%.
Menurut Girdano (Mumpuni dan
Wulandari 2010:27), stres bioelogical
adalah stres yang diakibatkan
perubahan
lingkungan
biologis.
sedangkan
menurut
Desminarti
(Sunaryo,
2004:
215),
Stres
fisiologik, disebabkan oleh gangguan
struktur, fungsi jaringan, organ, atau
sistemik sehingga menimbulkan
fungsi tubuh tidak normal. Sehingga
perawat yang mengalami stres bisa
mengakibatkan terjadinya masalah
yang ada pada reaksi organ tubuh.
Seperti sering buang air kecil ketika
pasien bertambah sakit, tangan
berkeringat
ketika
melakukan
pekerjaan keperawatan dan lain-lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
yang peneliti peroleh dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Profil stres psikologis perawat dalam
bekerja di instalasi resiko tinggi (IGD,
IBD, Perinatologi) Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Pariaman dilihat dari
segi cemas, marah dan bosan secara
umum berada pada kategori tinggi.
2. Profil stres fisiologis perawat dalam
bekerja di instalasi resiko tinggi (IGD,
IBD, Perinatologi) Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Pariaman dilihat dari
segi perilaku dan gerakan biologis secara
umum berada pada kategori cukup
tinggi.
Adapun saran yang diberikan oleh
peneliti sebagai berikut:
1. Perawat, agar bisa mengendalikan stres
yang dimilikinya agar tidak terjadi sikap
yang berlebihan di lingkungan bekerja.
perawat juga diharapkan bisa mengontrol
sikap dan tindakan, sehingga perawat
bisa mengendalikan diri atau mengontrol
dirinya ke arah yang lebih baik, bisa
lebih fokus dalam bekerja.
2. Rumah Sakit, perlu menerapkan rotasi
kerja secara periodik bagi perawat di
ruang perawatan RSUD Pariaman
sehingga tidak menimbulkan kejenuhan
pada perawat apabila bekerja pada satu
ruangan pada jangka waktu lama yang
dapat menimbulkan stres, selain itu rotasi
kerja dapat menimbulkan motivasi kerja
bagi perawat ruang perawatan dan perlu
menciptakan
kondisi
kerja
yang
iii
iv
menyenangkan dengan berbagai hal
seperti memperluas ruangan kerja
perawat, memperhatikan hak perawat.
3. Pengelola Program Studi Bimbingan dan
Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
untuk lebih menambah wawasan dan
pengembangan teori-teori tentang stres
dalam mempersiapkan mahasiswa prodi
bimbingan dan konseling serta sebagai
bahan
masukan
untuk
lebih
mengembangkan dan meningkatkan
kualitas calon guru bimbingan dan
konseling yang akan melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
4. Peneliti, sebagai salah satu syarat untuk
dapat menyelesaikan program Strata Satu
(S1) di Prodi BK STKIP PGRI Sumatera
Barat. Peneliti dapat memperluas
wawasan dan pengetahuan terhadap
manfaat pelaksanaan layanan konseling
kelompok bagi peserta didik. Sebagai
calon guru bimbingan dan konseling agar
dapat mempersiapkan diri terjun ke
lapangan sebagai guru bimbingan dan
konseling maupun konselor yang
profesional untuk mendalami manfaat
dari pelaksanaan layanan konseling
dalam mengentaskan masalah klien.
5. Peneliti selanjutnya, agar menjadikan
penelitian ini sebagai pedoman untuk
penelitian selanjutnya mengenai stres
dari aspek lain, menambah wawasan dan
pemahaman
dalam
melaksanakan
penelitian.
Safaria, Triantoro dan Saputra, Nofrans
Eka. 2012. Manajemen Emosi:
Sebuah
Panduan
Cerdas
Bagaimana Mengelola Emosi
Positif dalam Hidup Anda.
Jakarta: Bumi Aksara.
KEPUSTAKAAN
Amin,
Samsul Munir dan Al-Fandi,
Haryanto. 2007. Kenapa Harus
Stres: Terapi Stres Ala Islam.
Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Mumpuni, Yekti dan Wulandari Ari. 2010.
Cara Jitu Mengatasi
Stres.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
M. Subana. 2001. Dasar - dasar Penelitian
Ilmiah. Bandung: CV.
Pustaka
Setia.
Saefullah, Aep. 2010. Bagaimana Cara
Mengatasi Stres dan Patah Hati.
Bandung: Pustaka Reka Cipta.
iv
Download