BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ide-ide mereka ke khalayak luas. Tanpa media massa, gagasan manusia hanya akan sampai ke orang-orang terdekat. Negara-negara kuat menggunakan media massa untuk menyebarkan ideologinya dan untuk tujuan komersial. Media massa adalah alat utama para propagandis, pengiklan, dan orang-orang semacam itu. Masyarakat secara luas menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka akan informasi dan hiburan1. Industri media massa ini telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Dalam 24 jam sehari, media massa baik itu surat kabar, radio, televisi, maupun internet menemani hampir seluruh kegiatan keseharian manusia. Beberapa orang melewatkan sarapan pagi mereka bersama siaran televisi maupun surat kabar. Dalam perjalanan ke kantor ataupun aktivitas keseharian ibu rumah tangga, radio bisa jadi media yang paling sering digunakan. Mencari berita ataupun informasi kini tidak lagi terikat ruang dan waktu, seiring dengan kemunculan smartphone, akses internet menjadi semakin mudah. Kenyataan bahwa media telah masuk ke dalam setiap inci kehidupan manusia tidak terbantahkan lagi. Televisi adalah salah satu media massa yang sampai sekarang masih banyak digunakan oleh masyarakat sebagai sumber informasi dan hiburan. Menurut AGB Nielsen, konsumsi media massa masih didominasi oleh televisi dengan persentase 95%. Disusul kemudian radio dengan angka 34%, koran dan internet berbagi angka yang sama sebesar 17%, disusul film 16%, tabloid 11%, dan majalah 9%. Lebih lanjut Nielsen menyatakan bahwa konsumsi !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 1! ! John Vivian.2008.Teori Komunikasi Massa.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. hal.!5 1! televisi cenderung meningkat sedangkan radio dan koran cenderung menurun2. Modal utama yang dimiliki televisi adalah programming. Selama 24 jam beroperasi, sebuah stasiun televisi membutuhkan kurang lebih 122.640 jam material untuk ditayangkan setiap tahunnya. Program acara menjadi faktor yang paling penting dalam menentukan dan mendukung keberhasilan finansial sebuah stasiun televisi. Program acara yang disiarkan dapat menarik audiens hal itu berarti menarik pemasang iklan. Dengan demikian, pendapatan dan keuntungan stasiun televisi sangat dipengaruhi oleh pogrammnya. Tahun 2005, Metro TV meluncurkan sebuah kompetisi dokumenter berjudul Eagle Awards. Untuk pertama kalinya sebuah kompetisi dokumenter diangkat ke televisi. Eagle Awards cukup membawa angin segar bagi pertelevisian Indonesia, sebelumnya belum pernah ada program dokumenter yang diangkat ke televisi, terlebih dengan format kompetisi dokumenter. Melalui program ini, Eagle Awards berharap untuk dapat menghasilkan cerita inspiratif dari berbagai sudut pandang yang unik dan tegas. Melalui film-film yang dihasilkan, Eagle Awards mencoba mengajak masyarakat untuk melihat berbagai potensi bangsa Indonesia yang ada di balik banyaknya permasalahan yang sedang dihadapi3. Penyaringan peserta dilakukan melalui seleksi proposal yang berisi ide cerita lengkap dengan hasil riset tentang subjek yang akan difilmkan. Seleksi peserta dibagi menjadi lima tahap. Penyaringan tahap pertama disebut !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 2 Presentasi AGB Nielsen “ Mungkinkah Rating Menurunkan Kualitas Program televisi?” Disampaikan dalam Acara Temu Karya Mahasiswa Televisi dan Film II (TKMT II). 25 Juli 2010. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh AGB Nielsen tahun 2009, televisi berada di peringat pertama dengan perolehan total suara survey sebesar 95%. Lebih lanjut, Nielsen mengatakan, berdasarkan survey tahun 2006-2009, konsumsi televisi di masyarakat cenderung stabil, sedangkan media massa lainnya seperti radio, surat kabar, dan tabloid cenderung menurun. Survey dilakukan Nielsen di Sembilan kota dengan jumlah populasi 43.873.000 jiwa. 3 Diambil dari situs resmi Eagle Awards, yang diakses tanggal 22 April 2013, http://www.eagleawards-doc.com/ ! 2! dengan baca I, dalam proses ini dari sekian banyak proposal yang masuk akan dipilih 50 proposal terbaik. Selanjutnya adalah Baca II dimana 50 proposal yang telah terpilih akan disaring lagi menjadi 22 proposal. 22 proposal yang telah terpilih akan diwawancara oleh panitia. Hasil dari wawancara peserta akan menyisihkan 10 proposal untuk selanjutnya mengikuti pitching forum di Jakarta. Dalam pitching forum para peserta akan diberi waktu 5-15 menit untuk mempresentasikan ide cerita dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para juri. Lima proposal terbaik akan terpilih dari hasil pitching forum. Para peserta yang lolos akan memulai workshop yang disebut Eagle-Lab selama dua minggu dilanjutkan dengan proses produksi film hingga penayangan film dan malam penganugerahan. Tahun 2013 adalah tahun penyelenggaraan Eagle Awards yang ke-9. Secara mengejutkan Eagle awards mampu bertahan dan menghasilkan hingga total 40 film yang telah mengikuti berbagai festival baik di dalam dan luar negeri. Ada dinamika yang menarik terkait penyelenggaraan Eagle Awards selama ini. Tahun 2010 untuk pertama kalinya Metro TV memegang kendali penuh atas seluruh kegiatan kompetisi karena berakhirnya kerjasama yang dilakukan dengan In-docs. Sejak tahun 2010 dan 2011 penyelenggaraan berada di bawah departemen News Magazine Metro TV dan kegiatan off-air sepenuhnya dikelola oleh divisi Eagle Awards. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana kegiatan workshop hingga penjurian tanggung jawab berada di bawah In-docs, kini tanggung jawab seluruh proses kompetisi dari awal hingga akhir berada di bawah tanggung jawab divisi Eagle Awards yang merupakan bagian dari departemen News Magazine Metro TV. Tahun 2011, Metro TV membentuk Yayasan Eagle Institute Indonesia yang akan bertanggungjawab penuh atas penyelenggaraan kompetisi dokumenter Eagle Awards. Setelah dibentuknya Yayasan Eagle Institute Indonesia, seluruh proses perencanaan, penyelenggaraan, bahkan pendanaan dan tanggungjawab akan jalannya kompetisi serta konten yang dihasilkan berada di bawah tanggung jawab Yayasan Eagle Institute Indonesia. Metro TV hanya akan menjadi penyelenggara dan media display karya-karya yang ! 3! dihasilkan. Tanggungjawab program on-air sendiri masih berada di bawah tanggung jawab departemen News Magazine. Tentu saja Metro TV melihat sebuah peluang bisnis yang besar untuk menarik penonton sekaligus pengiklan melalui program kompetisi bernama Eagle Awards ini. Metro TV bukan tidak mungkin membuat program dokumenter televisi seperti BBC atau National Geography, namun dengan membuat program berbentuk kompetisi pembuatan film dokumenter, kemungkinan program ini untuk dapat menjangkau penonton yang lebih luas semakin besar. Kompetisi pembuatan film adalah ajang yang sangat populer dikalangan anak muda sejak bekembangnya berbagai perangkat digital video. Dari segi kompetisi, Eagle Awards telah mampu menjaring minat masyarakat khususnya anak muda terhadap pembuatan film dokumenter yang sebelumnya jarang digeluti oleh anak muda. Dokumenter adalah program yang telah lama tidak muncul di televisi Indonesia. Kebaruan format dalam menyajikan realita di televisi tentu saja mampu menarik penonton baik itu penonton setia Metro TV maupun penonton yang memang tertarik dengan format baru yang disajikan. Semakin banyak penonton maka semakin banyak pula keuntungan yang akan dihasilkan. Ketika seorang produser profesional berpikir tentang sebuah produksi televisi, ia harus mampu mengelaborasi antara sebuah peluang yang ada di antara masyarakat yang jenuh dan mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu dapat menjadi program yang memiliki nilai. Nilai yang dikembangkan tentu saja tidak hanya nilai edukasi dan hiburan belaka. Tunstall (1971) seperti dikutip McQuail (2000:161) menyebutkan beberapa macam tujuan organisasi media, yakni (1) Menghasilkan keuntungan untuk pemilik modal, (2) Tujuan fungsional seperti melayani kepentingan kebudayaan, social, dan politik, (3) Meningkatkan kepuasan audiens, dan (5) meningkatkan pemasukan iklan. Kita harus bisa melihat bahwa produk yang dihasilkan media adalah hasil produksi dari proses yang terjadi dalam kerangka kerja institusi. Kita tidak akan bisa memahami industri media tanpa kita memahami ‘kekuatan’ ! 4! yang mempengaruhi industri4. Sebagai sebuah program yang mengangkat format berbeda dan satu-satunya di industri pertelevisian Indonesia, Eagle Awards tentu saja mempersiapkan input dan output dengan sangat ketat. Eagle Awards tentu saja bukan workshop yang diadakan oleh lembaga kultural dan sosial. Eagle Awards diselenggarakan oleh industri media massa yang memiliki berbagai macam kepentingan terhadap konten yang dihasilkan. Kebijakan penyelenggaraan program tentu saja telah disesuaikan dengan perhitungan bisnis dan disesuaikan dengan visi misi yang diusung oleh Metro TV sebagai penyelenggara acara. Selain itu impact yang dihasilkan oleh kompetisi ini haruslah sesuai dengan salah satu tujuan fungsional media massa, yaitu sebagai watchdog bagi penguasa. Ada hal menarik dari penyelenggaraan Eagle Awards, yaitu ketika impact yang terjadi tidak hanya kepada perkembangan film dokumenter di Indonesia. Namun, ketika ternyata isu-isu yang diangkat menjadi film dokumenter dapat secara efektif berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan objek yang diangkat. Pengelolaan kompetisi tentulah harus rapi dan ketat, sehingga semua pihak dapat fokus berkolaborasi demi visi misi yang diusung, yaitu sebagai wadah berkembangnya film dokumenter Indonesia, sekaligus menyampaikan cerita-cerita tentang berbagai peristiwa yang terjadi di seluruh Indonesia. Demi segala tujuan dan visi misi yang diusung, sebuah kebijakan dalam programming tentu akan sangat berperan besar dalam menentukan keberhasilan program yang dibuat. Programming adalah tentang memilih program yang mentargetkan audiens tertentu, mendesain jadwal, memastikan program tersebut dipasarkan secara efektif dan memantau hasilnya5. Kebijakan programming memastikan bahwa program yang dibuat dapat memenuhi target-target yang telah di tetapkan dan menghasilkan program yang sesuai dengan yang direncanakan dan tentu saja mendatangkan keuntungan. Hal ini dapat diaplikasikan secara !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 4 David Croteu & William Hoynes. 2000. Media/Society: Industries, Images and Audiences (2nd Edition). London: Pine Forge Press. hal 35. 5 Susan Tyler Eastmen & Doughlas A. Ferguson. 2005. Media Programming: Strategies & Practices (Eight Edition). Boston: Thomson Wadsworth. hal. 2. ! 5! ketat oleh Metro TV ke dalam proses workshop, mentoring, hingga proses produksi dimana kru professional yang disediakan oleh Metro TV yaitu kameraman dan editor ikut terlibat. Proses workshop dan mentoring bisa jadi bukan sekedar ajang berbagi ilmu pembuatan film tetapi juga sebagai salah satu cara mengawal proses pembuatan film agar menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan Metro TV. Dukungan penuh Metro TV terhadap sumber dana dan alat bisa jadi menambah bias nilai dokumenter yang akan dihasilkan oleh para peserta. Sangat sulit untuk dapat menghasilkan sebuah film berkualitas bagi seorang pembuat film dokumenter pemula. Terlebih waktu yang digunakan untuk pra produksi hingga pasca produksi hanya dua bulan. Untuk itulah quality control yang ditetapkan oleh Metro TV sangatlah ketat. Berdasarkan uraian di atas ada banyak sekali penyesuaian yang harus dilakukan oleh para peserta dengan aturan-aturan yang tercantum dalam term of refrence kompetisi. Mengingat Eagle Awards bukan hanya sebuah program dokumenter biasa, maka kebijakan programming yang diberlakukan tentulah sangat unik untuk diteliti. Dalam penyelenggaraannya ada banyak pihak yang terlibat dan banyak sekali dinamika yang terjadi. Selain itu, selama sembilan tahun penyelenggaraannya, Eagle Awards telah cukup memberikan nama positif bagi Metro TV, hal ini tentu saja menjadi nilai jual tersendiri untuk Metro TV. Namun kita perlu melihat lebih jeli praktik yang dijalankan oleh sebuah televisi swasta, apakah benar melalui program ini Metro TV mendukung perkembangan film dokumenter dan sineas-sineas muda Indonesia atau program ini hanyalah bentuk lain dari kerangka besar televisi komersil yang berusaha mendapatkan keuntungan ekonomi. B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana kebijakan programming yang dijalankan dalam produksi kompetisi dokumenter Eagle Awards yang diselenggarakan oleh Metro TV tahun 2010 – 2012 ? ! 6! C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan utama adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dinamika kebijakan programming dalam kompetisi Eagle Awards sebagai sebuah program dengan format kompetisi yang mengangkat film dokumenter yang belum pernah ada sebelumnya di televisi Indonesia. Secara lebih spesifik, tujuan penelitian ini dirinci sebagai berikut: 1. Menganalisa kebijakan programming dalam produksi kompetisi dokumenter Eagle Awards Metro TV. 2. Menganalisa praktik bisnis televisi, terutama televisi berita dalam memproduksi program-program acaranya. 3. Menambah wawasan tentang programming televisi yang mengemas program informasi ke dalam format yang berbeda. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah kajian terhadap programming televisi, khususnya dalam melihat bagaimana kebijakan mempengaruhi programming televisi. Lebih lanjut, penelitian ini berusaha untuk memberikan gambaran yang baik mengenai proses produksi program televisi. 2. Manfaat Praktis Melalui data-data yang disajikan dalam penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan pelajaran yang bisa diaplikasikan langsung oleh mahasiswa yang sedang mempelajari produksi program televisi. E. OBYEK PENELITIAN Eagle Awards adalah kompetisi dokumenter yang diselenggarakan oleh salah satu televisi swasta terkemuka di Indonesia, yaitu Metro TV. Sesuai dengan formatnya sebagai televisi berita, Metro TV menyelenggarakan kompetisi dokumenter yang mengangkat realitas sosial dari seluruh Indonesia ! 7! untuk diproduksi, dikompetisikan, dan ditayangkan menjadi beberapa program acara. Eagle Awards terdiri atas kegiatan off-air dan on-air. Rangkaian kegiatan off-air sendiri terdiri atas roadshow, seleksi peserta, pitching forum untuk sepuluh besar finalis, workshop bernama Eagle-Lab untuk lima besar finalis yang melibatkan para praktisi dokumenter Indonesia sebagai mentor, produksi film hingga pasca produksi yang melibatkan kameraman dan editor sebagai kru profesional, evaluasi karya yang melibatkan mentor, program director Eagle Awards, dan kepala departemen News Magazine Metro TV, dan penjurian yang dilakukan oleh pakar dibidang perfilman maupun sosial. Rangkaian acara off-air tersebut akan di produksi ke dalam beberapa program on-air seperti Road to Eagle Awards yang berbentuk program entertainment reality show, berdurasi 3-5 menit dan berjumlah 10 episode. Pitching forum adalah program berbentuk reality show dengan jumlah 2 episode yang menayangkan presentasi 10 besar finalis untuk memilih finalis menjadi 5 besar. Program Behind The Scene akan menayangkan proses produksi film dari mulai workshop hingga evaluasi akhir, program ini berbentuk dokumenter berjumlah 3 episode. The Finalist adalah program yang menayangkan hasil karya para peserta, program ini berjumlah 5 episode dan ditayangkan di jam prime time. Terakhir adalah program special event, yaitu Awarding Night bagi karya para peserta yang berhasil meraih kategori juara. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka ruang lingkup penelitian di batasi mulai tahun 2010 – 2012. Ada dinamika yang menarik yang terjadi di tahun 2010 hingga 2012, dimana kita akan bisa melihat bagaimana Eagle Awards telah memperkuat brand Metro TV sebagai televisi berita yang menawarkan program-program berkualitas. Dari kebijakan programming, perlu dilihat bagaimana dan apa motivasi dibalik adanya Yayasan Eagle Institute yang bertanggungjawab atas kegiatan off-air Eagle Awards di tahun 2012 dan bagaimana dinamika yang terjadi antara seluruh pihak yang terlibat dengan Metro TV sendiri. Serta tujuan apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh Metro TV melalui penyelenggaraan kompetisi Eagle Awards dan ! 8! bagaimana tujuan tersebut diimplementasikan dalam kebijakan programmingnya. F. KERANGKA PEMIKIRAN 1. Media Televisi Swasta Dewasa ini media massa semakin berkembang seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi. Minat terhadap penelitian terkait industri media massa pun semakin berkembang. Studi terhadap organisasi media itu sendiri semakin banyak digeluti. Hal ini dikarenakan media massa dianggap bias dalam menyampaikan isi pesannya. Maka untuk mengetahui tentang produksi pesan media massa, tidak akan ada jawaban yang memuaskan tanpa menelusuri internal media. Isi pesan media sangat dipengaruhi oleh berbagai pengaruh internal dan eksternal yang dialami oleh media massa sebagai sebuah organisasi. Faktor-faktor struktural seperti ukuran media, bentuk kepemilikan dan bagaimana fungsi media dalam industri informasi dan hiburan memiliki konsekuensi langsung terhadap perilaku media6. Shoemaker dan Resse (1991) mengemukakan lima hipotesis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi isi media massa, yakni (1) Isi media mencerminkan realitas sosial, dalam artian media massa digunakan oleh masyarakat sebagai cerminan kehidupan yang mereka jalani, (2) Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan sikap para pekerja media atau disebut juga sebagai pendekatan yang berpusat pada diri komunikator, (3) Isi media dipengaruhi oleh rutinitas organisasi media, (4) Isi media dipengaruhi oleh berbagai lembaga dan kekuatan sosial, dan (5) Isi media merupakan fungsi ideologi dan upaya mempertahankan status quo. Isi atau konten media merupakan kolaborasi antara program internal, keputusan manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal yang berasal dari sumber-sumber non-media seperti indivdiu-individu berpengaruh !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 6 ! Denis McQuail. 2000. Mass Communication Theory. London: Sage Publication. Hal. 245. 9! secara sosial, pejabat pemerintah, pemasang iklan, dan sebagainya7. Melalui tekanan yang diterima oleh media, menunjukakan bahwa posisi media tersebut dalam masyarakat sangat penting, sebagaimana dikemukakan oleh McQuail8, “Lack of external Presure would probably indicated social marginality or insignificance”. Tekanan yang diberikan kepada media massa baik itu oleh masyarakat maupun oleh pemerintah menunjukkan bahwa posisi media massa di dalam masyarakat sangatlah penting. Sebagai bagian dari industri media massa, televisi harus mampu mengakomodasi tekanan-tekanan yang diterima dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai institusi yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan peningkatan standar kultural kehidupan mereka melalui informasi dan hiburan. Selain itu, perlu diingat televisi terutama televisi swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersil berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya bergerak di bidang jasa penyiaran baik itu radio maupun televisi. Bersifat komersil dalam hal ini berarti stasiun televisi swasta didirikan dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagain besar berasal dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya yang terkait dengan penyelenggaran penyiaran9. DeFleur dan Dennis (1985:249) mengemukakan konsep komersil sebuah stasiun televisi, stasiun televisi komersil menjual akses mereka terhadap penonton kepada pengiklan. Hal ini menjadi sumber pendapatan industri televisi, sebagai hasilnya industri ini menjadi industri yang sangat menguntungkan dan programming telah terpengaruh oleh para pengiklan dan pesan-pesan di dalamnya menjadi bias. Vane dan Gross (1994: 15) mengemukakan definisi yang lebih spesifik, bahwa televisi komersil !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 7 Stephen W. Littlejohn & Karen A.Foss. 2005. Theories of Human Communication (Eight Edition). Thomson Wadsworth.hal. 281 8 McQuail. Op.Cit., hal.98 9 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002. Bagian Kelima Pasal 16. Tentang Lembaga Penyiaran Swasta. ! 10! adalah wilayah yang dimiliki secara privat, berjalan untuk mencari keuntungan dan ditawarkan kepada publik secara gratis. Menurut Potter (2001), ada beberapa karakteristik ekonomi yang dapat mempengaruhi media massa: 1) Iklan sebagai mesin penggerak. Iklan adalah sumber pendapatan terbesar industri media massa. Program acara yang dibuat selain ditujukan untuk penonton, program yang dibuat pun ditujukan untuk menarik pengiklan. Semakin banyak penonton, semakin banyak iklan yang masuk. Itu berarti semakin banyak pendapatan yang diperoleh. Untuk mendapatkan banyak pengiklan yang perlu dilakukan oleh media massa seperti televisi adalah membuat program yang dapat menarik banyak penonton. Untuk dapat menarik banyak penonton, tentu saja televisi harus menyajikan program yang disukai oleh penonton. 2) Ketergantungan terhadap dukungan langsung dan tidak langsung. Dukungan langsung terhadap sektor ekonomi media massa biasanya dirasakan langsung oleh stasiun televisi berbayar. Masyarakat diharuskan membayar untuk dapat menikmati programprogram yang disajikan oleh televisi berbayar. Pembayaran yang dilakukan oleh pelangggan akan digunakan untuk mendanai pembuatan program-program selanjutnya. Sedangkan dukungan tidak langsung didapatkan dari hasil pembelian barang dan jasa oleh masyarakat. Barang dan jasa yang dibeli ini sepersekian pendapatannya digunakan untuk beriklan di media massa. Media massa menayangkan iklan tersebut, penonton melihatnya lalu tertarik untuk membeli barang dan jasa yang diiklankan. 3) Marketing Sebuah program televisi dapat dinikamti oleh penonton apabila penonton mengetahui keberadaan program acara yang disajikan. Strategi marketing diperlukan bahkan oleh sebuah program televisi. Marketing program dapat dilakukan melalui slot iklan di channel ! 11! sendiri atau melalui media lain seperti koran, majalah, tabloid, atau melalui social media yang kini tengah popular. 4) Profit Profit adalah selisih antara pendapatan dengan pengeluaran. Sebagai sebuah industri bisnis, media massa tentu saja sangat menginginkan keuntungan sebesar-besarnya. Untuk memperbesar keuntungan, yang harus dilakukan adalah memperkecil pengeluaran dan memperbesar pendapatan. 5) Iklim kompetitif Semakin pesat perkembangan teknologi makan semakin kompetitif persaingan antar media. Masyarakat semakin banyak mendapatkan pilihan program dengan kemunculan televisi berbayar. Televisi lokal dan televisi komunitas pun semakin bergerak maju mengikuti arus kompetisi. Hal ini mendorong masing-masing stasiun televisi untuk dapat menayangkan program sesuai dengan kebutuhan penonton sehingga program tersebut dapat menarik sebanyak mungkin penonton. Televisi swasta dibentuk dari elemen-elemen yang bersinggungan dan memiliki kepentingannya masing-masing. saling Individu dalam organisasi media memiliki peran dan pengaruhnya tersendiri dalam produk yang dihasilkan. Organisasi media memiliki tujuan baik itu tujuan ekonomi maupun tujuan sosial, hal ini akan memberikan pengaruh, baik terhadap bentuk maupun jenis produk yang dihasilkan. Ada industri dan institusi yang memberikan karakter tertentu pada organisasi media. Media massa berada di lingkup industri bisnis ketika kita membicarakan latar belakang kegiatan ekonomi yang ada pada kegiatan media massa. Di sisi lain media massa adalah institusi sosial yang melibatkan kepentingan dan hak publik dalam hal informasi dan pendidikan. Level yang lebih tinggi adalah media massa berada di lingkungan sosial masyarakat yang bergerak dalam nilai dan norma yang telah disepakati bersama. Level tertinggi ! 12! adalah lingkungan internasional dengan level nilai dan norma yang lebih tinggi pula. Gambar 1. Level Analisis Organisasi Media10 Gambar di atas menjelaskan hubungan yang dimiliki oleh televisi dengan banyak elemen dalam lingkungan sosial masyarakat dimana media berada. Masing-masing elemen memiliki tujuan dan motif tersendiri. Motif dan tujuan yang dimiliki oleh masing-masing elemen di atas akan berpengaruh terhadap kebijakan media yang selanjutnya menjadi pedoman dalam setiap aktivitas di dalam organisasi media. Namun, hubungan antar elemen di dalam proses penentuan kebijakan media bersifat cair dan dapat dinegosiasikan. Tekanan dan tuntutan terhadap organisasi media tidak seluruhnya menghambat media. Beberapa bisa menjadi sumber kebebasan media, seperti contoh sumber alternatif pendapatan, kebijakan pemerintah dalam perlindungan kerja media. Beberapa tekanan justru menyeimbangkan tekanan yang lainnya, seperti dukungan terhadap kepentingan audiens untuk membatasi kepentingan pengiklan yang berlebihan, atau prestige institusi media melawan institusi di luar organisasi dan tekanan lainnya11. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 10 11 ! McQuail. Op.Cit., hal. 145. Freedman. Op.Cit., hal. 67. 13! Penonton dewasa ini bukan lagi penonton yang menerima begitu saja apa yang disajikan oleh televisi. Dengan banyaknya pilihan yang tersedia, stasiun televisi yang dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhannya sebagai penonton akan ditinggalkan. Tak hanya oleh penonton, televisi mendapat banyak sorotan dari berbagai pihak seperti organisasi-organisasi yang bertugas sebagai pengawas media. Apabila program yang dihasilkan tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan, program tersebut akan diperingatkan atau diberi sangsi yaitu progam tersebut tidak lagi boleh ditayangkan di televisi. Untuk itu, stasiun televisi harus mampu memenuhi harapan semua pihak akan tayangan berkualitas. Namun, program yang dianggap berkualitas pun tidak terlepas dari bias yang dapat mempengaruhi konten dan pesan dari program yang disajikan. 2. Kebijakan Programming Televisi Media massa sebagai sebuah organisasi memerlukan seperangkat pedoman pelaksanaan kegiatan yang berfungsi sebagai pemandu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan adalah salah satu cara mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kebijakan adalah usaha untuk mendefinisikan dan menyusun basis rasional untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan12. Pembuatan kebijakan diartikan sebagai usaha untuk melakukan pilihan-pilihan penting yang sesuai tujuan utama pembuatan kebijakan. Lasswell (1948b:122) menyatakan kebijakan sebagai sebuah penjelasan tujuan-tujuan sosial yang harus diberikan oleh bidang keilmuan. Kebijakan memiliki banyak bentuk. Sebuah kebijakan dapat berbentuk hukum, regulasi, atau sekumpulan hukum dan regulasi yang mengatur wilayah dengan isu atau permasalahan tertentu. Seperti yang dikemukan oleh Anne Schneider dan Helen Ingram dalam Birkland (2011: 9): !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 12 Wayne , Parsons. 2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta:Kencana. hal. 15 ! 14! Policies are revealed through texts, practices, symbols, and discourse that define and deliver values including goods and services as well as regulation, income, status, and other positively or negatively valued attributes. Dalam kegiatan penyiaran sebuah stasiun televisi, programming adalah hal yang paling utama. Programming berkaitan dengan pencarian dan pemilihan material yang sesuai dengan produk yang ingin dibuat. Material tersebut diorganisasikan sesuai dengan target audiens yang dituju. Terakhir, hal terpenting yang harus dilakukan setelah program selesai disajikan kepada penonton adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tujuan program telah dicapai, apa saja kekurangan dan kelebihan program, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya. Ferguson (1981:4) mengemukakan secara singkat tentang programming televisi: “The programmer uses appropriate strategies in searching out and acquiring program materials design to attract a defined audience in specific market, and in scheduling program items so as a create a coherent program service.” Kerja programming dimulai dari pencarian serta pemilihan material program yang akan disajikan kepada audiens, dan menentukan pula target audiens yang ingin dicapai. Setelah itu dilakukan negosiasi untuk menentukan materi mana yang benar-benar sesuai dengan tema tersebut, kemudian programmer mulai menyusun material yang saling berkaitan tersebut menjadi sebuah program jadi yang siap dinikmati oleh audiens. Hal terakhir yang dilakukan dalam siklus programming adalah melakukan evaluasi melalui hasil rating dari jumlah penonton yang menyaksikan program tersebut, belajar dari kesalahan, pada akhirnya memperbaiki kesalahan tersebut dengan sesuatu yang baru. Program merupakan faktor ! 15! pembantu dalam menciptakan identitas dan boleh jadi mengembangkan daya pikat terhadap, setidaknya, tipe khalayak serupa. Programming berkenaan dengan kebijakan di balik akuisisi dan produksi program, sementara penjadwalan berkaitan dengan alasan penetapan waktu bagi program-program tertentu. Programming tidak hanya berhubungan dengan pembelian dan pemesanan material televisi. Mempertahankan atau memproduksi program tertentu bisa berhubungan dengan citra stasiun televisi di mata publik13. Programming yang sukses memiliki banyak faktor dibalik pelaksanaannya. Ada elemen-elemen yang mendasari sebuah programming yang baik dan ideal. Elemen-elemen tersebut berkolaborasi untuk dapat mengasilkan sebuah program yang sesuai dengan harapan programmer yang membuatnya. Elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut14: a. Ease of Delivery Melalui teknologi yang digunakan, sbeuah stasiun televisi dapat menyajikan program acara kepada jutaan penduduk di area jangkauannya dengan nyaman, mudah dan murah. Seorang audiens akan setiap pada program yang disajikan dan melakukan investasi atas waktu dan uang mereka untuk dapat menikmati program acara yang menurut mereka menarik dan bermanfaat. Untuk itu penting bagi programming televisi dalam menentukan penjadwalan yang tepat, yang sesuai dengan jadwal keseharian audiens. Sehingga audiens tetap dapat menyaksikan program favoritnya tanpa mengganggu jadwal kegiatan mereka sehari-hari. b. Continous availability Menjaga sebuah siaran dan program secara stabil dan terus menerus, merupakan maksud dari elemen programming. Sebuah !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 13 Burto, Graeme. 2007. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada Studi Televisi. Yogyakarta: Jalasutra. hal. 94 14 Susan, Lewis, Sydney. Op.Cit., hal. 7-9. ! 16! stasiun televisi harus membuat penjadwalan yang membuat penonton berada setia di stasiun televisi bersangkutan. c. Ease of Access Semakin mudah dan murahnya televisi membuat audiens yang dijangkau semakin luas. Televisi adalah media yang dapat menjangkau siapapun baik dari berbagai tingkatan usia, gender, pendidikan, dan tingkatan social ekonomi. Dengan luasnya jagkauan target audiens, seorang programmer harus mampu memproduksi program acara dengan jangkauan audiens yang luas. Tantangan seperti ini biasanya terjadi pada program di jam-jam prime time, dimana stasiun televisi harus mampu menjangkau audiens seluas mungkin di jam tersebut. Tetapi, seorang programmer biasanya lebih menyukai untuk menjangkau target audiens yang lebih spesifik dibandingkan menjangkau audiens yang luas. d. Capacity of Realism Televisi harus mampu menyajikan informasi secara akurat kepada audiens, sehingga audiens dapat merasakan seolah-olah berada di dalam peristiwa tersebut. Siaran langsung televisi biasanya adalah salah satu contoh program yang dapat membawa audiens secara actual seperti menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi. e. Potential for Social Impact Media massa seperti televisi memiliki kemampuan untuk mempengaruhiaudiens untuk melakukan perubahan tertentu di lingkungan sosialnya. Kebijakan di level pemerintah, pasar, maupun pemegang saham merespon secara konstan bagaimana seharusnya programmer bekerja, karena ini berkiatan tentang konsekuensi sosial yang mereka lakukan. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan, bahkan kegiatan programming sekalipun. Sebuah strategi diperlukan sebagai arahan terpadu bagi siapapun yang terlibat, serta memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk dapat digunakan mencapai tujuan program yang ! 17! telah ditetapkan. Terdapat lima startegi programming yang harus dipahami dalam programming televisi, yaitu15: a. Compatible Principle Program-program yang disjaikan televisi menemani hampir 24 jam aktivitas manusia. Seorang programmer harus secara tepat mengetahui kebiasaan-kebiasaan umum kegiatan audiensnya. Sehingga ia dapat membuat penjadwalan yang tepat dengan aktivitas audiensnya. b. Habit Formation Kebiasaan audiens adalah hal yang penting yang harus diketahui oleh seorang programmer. Tanpa mengatahui kebiasaan umum audiensnya, kemungkinan sebuah program akan kehilangan audiensnya. Kebiasaan audiens dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan tingkat perekonomian. Kebiasaan audiens disesuaikan dengan aktivitas yang mereka jalani. Oleh karena itu, seorang programmer harus secara jeli memahami dan mengetahui secara tepat kebiasaan-kebiasaan audiensnya. c. Control of Audience Flow Setiap program yang disajikan tidak selalui memenuhi selera audiens. Ada audiens yang menjadi penonton setia, ada audiens yang menonton hanya untuk membunuh waktu, bahkan ada penonton yang tidak suka sama sekali dengan program yang disajikan. Hal ini harus dipertimbangkan programming. oleh seorang programmer dalam melakukan Dalam menyusun program, programming yang dilakukan harus mempertimbangkan cara untuk mengelola penonton setia, penonton potensial bahkan penonton yang tidak potensial sekalipun. d. Conservation of Program Resources Televisi maupun radio adalah media massa yang dapat mengelola sumber daya program yang mereka miliki dalam jangka waktu yang !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 15 ! Ibid. 18! lebih lama. Sebuah serial televisi, program dokumenter, maupun program talkshow dan variety show dapat disajikan secara berulang kali kepada audiens. Hal ini bergantung kepada kreativitas programmer dalam mengelola sumber daya program maupun konsep program yang mereka miliki. e. Mass Appeal Televisi merupakan media massa yang dapat menjangkau audiens dalam jumlah yang besar dalam sekali penayangan programnya. Hal ini memperkuat posisi televisi di antara media massa lainnya, dalam hal jangkauan audiens. Keuntungan ini membuat televisi menjadi media favorit pengiklan dan investor. Dalam sekali produksi program, seorang programmer harus mampu mengelola penonton, pengiklan dan investor sekaligus. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audiens dan pemasang iklan. Bittner (1991) menganalogikan programming dalam televisi seperti sebuah toko yang menjual barang-barang atau sebuah lembaga hukum menjual jasa mereka. Seperti toko yang menetapkan harga pada barang-barang yang dijual, atau pengacara yang menetapkan biaya pada setiap jasa yang diberikan, maka televisi menetapkan rating kepada para pengiklan dari setiap waktu tayang program acara yang disiarkan. Dominick (2002: 304) menjelaskan pentingnya programming dalam media penyiaran, ketika sebuah program telah diproduksi, dimana dan kapan program tersebut dijadwalkan untuk tayang harus direncanakan sedemikian rupa. Programming dalam industri televisi merupakan hal yang sangat krusial. Keputusan programming yang buruk dapat mengakibatkan kegagalan bagi sebuah program yang sebenarnya berkualitas dan sebaliknya. Kebijakan programming dibuat untuk mengatur format program ! 19! yang akan dibuat, audiens yang disasar, jadwal yang akan ditetapkan, pemasaran program, dan mengawasi hasil yang dibuat. Tujuan yang ingin dicapai bagi televisi swasta kembali lagi kepada hakikatnya sebagai sebuah televisi komersil, yaitu keuntungan. Sambil memastikan bahwa program-program yang dibuat memang bisa menghasilkan keuntungan, disi lain, tujuan sosial yang menjadi fungsi media massa juga harus secara ketat diperhatikan bahwa tujuan tersebut juga akan dapat dicapai. Kebijakan programming juga memastikan bahwa tekanan-tekanan yang diperoleh dari berbagai pihak dapat diakomodasi dengan baik dan kepentingan televisi sendiri masih dapat dicapai. Secara konteks yang lebih luas, ada banyak sekali faktor dari luar yang dapat mempengaruhi performa media, ekonomi, pressure groups, lembaga pers, dan lembaga pendidikan16. Ada kepercayaan bahwa stasiun televisi bukanlah bisnis yang menciptakan program, stasiun televisi adalah bisnis menciptakan audiens yang ingin diraih oleh para pengiklan17. Di sinilah bagian penting dari sebuah programming, yaitu memahami penonton. Memiliki ide dan memahami penonton saja belum cukup untuk dapat memproduksi sebuah konten program. Diperlukan sebuah strategi programming yang tepat agar ide yang baik dapat dieksekusi dengan baik dan menghasilkan konten program yang maksimal. Ada empat aspek strategi programming ditinjau dari aspek manajemen18: 1) Perencanaan Program Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran mendapatkan tujuan program dan keungannya. Pada tahap inilah seorang programmer beserta kerabat !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 16 Joseph, R.Dominick. 2002. The Dynamics of Mass Communication: Media Digital Age (7th Edition). New York: McGraw-Hill. hal. 448. 17 John A. Furtonato. 2005. Making Media Content: The Influence of Constituency Group on Mass Media. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Hal. 17 18 Morrisan, Op.Cit., hal. 273-355. ! 20! kerjanya menelaah elemen-elemen programming di atas untuk menjadi fondasi program. Di stasiun televisi sendiri perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu progran apa yang akan diproduksi, target audiens, pemilihan program yang akan dibeli, dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu. 2) Produksi dan Pembelian Program Sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, pelaksanaan rencana program dapat dilakukan dengan memproduksi sendiri program tersebut atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi. Sehingga apabila ditinjau dari siapa yang memproduksi, program dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: a. In-House Production, program ini dibuat sendiri oleh stasiun televisi, biasanya adalah program berita dan program yang terkait dengan informasi seperti, laporan khusus, infotainment, laporan kriminal, talk show, biografi tokoh, feature, dan film dokumenter. Dan juga program hiburan seperti game show, kuis, musik, dan variety show. b. Program yang dibuat oleh pihak lain, program ini biasanya merupakan program hiburan seperti, drama, program musik, dan program reality show. 3) Eksekusi Program Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik penempatan acara sebaik mungkin. Penempatan acara yang tidak tepat akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal terhadap acara yang ditayangkan. Televisi menyajikan program acara secara berkesinambungan oleh karena itu dibutuhkan scheduling strategies yang tepat agar acara yang diproduksi mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam menyusun jadwal acara, seorang programmer harus ! 21! mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audiens seperti mobilitas audiens, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan audiens kepada hal-hal tertentu berdasarkan siklus harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah persaingan atau kompetisi dari stasiun lainnya. 4) Pengawasan dan Evaluasi Program Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh rencana dan tujuan sudah dapat tercapai. Menurut Peter Pringle (1991), dalam hal pengawasan program, manager program harus melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran, (2) Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku, (3) Memelihara catatan program yang disiarkan, (4)Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program, (5) Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat. Misalnya dengan pemasok program, lembaga lisensi lagu dan rekaman, stasiun jaringan, dan lain-lain, dan (6) Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang sudah dianggarkan. 3. Program Berita Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak (Errol Jonathan dalam Sumadiria, 2005: 64). Definisi ini bukan hanya merujuk kepada pers atau media massa dalam arti sempit dan tradisional, melainkan juga pada radio, televisi, film, dan internet. Berita pada awalnya hanya milik surat kabar. Akan tetapi berita juga telah menjadi bagian penting dari media seperti radio, televisi dan internet. Berita telah muncul sebagai kebutuhan dasar masyarakat modern di seluruh dunia. ! 22! Program acara televisi secara garis besar terbagi menjadi program informasi dan hiburan. Program informasi memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Melalui program ini programmer dapat menggunakan rasa ingin tahu penonton untuk mendapatkan sebanyak mungkin penonton. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya memberikan tambahan pengetahuan kepada khalayak. Sedangkan program hiburan bertujuan untuk menghibur penonton dan menjadi program yang memenuhi keinginan penonton akan tayangan ringan yang dapat membantu melepas penat. Gambar 2.Jenis Program Televisi19 Program informasi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu hard news dan soft news. Hard news adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan karena sifatnya yang harus segera diketahui oleh masyarakat. Televisi menjadi sumber utama bagi masyarakat untuk !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 19 ! Morrisan, Op.Cit., hal. 217-223. 23! mengetahui berita atau peristiwa yang terjadi hari ini baik berita lokal maupun internasional. Stasiun televisi biasanya memiliki divisi pemberitaan secara terpisah dengan program lainnya. Investasi stasiun televisi pun cukup besar untuk divisi pemberitaan. Slot program untuk program berita pun terbilang banyak. Biasanya program berita disiarkan sebanyak tiga kali, yakni pagi, siang, dan malam. Untuk stasiun televisi berita seperti Metro TV dan TV One, program berita memiliki slot paling banyak. Hard news terbagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Straight news Straight news yang berarti berita langsung adalah berita singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat oleh waktu karena informasinya yang bersifat sangat cepat basi. 2. Feature Feature adalah berita ringan namun menarik. Pada dasarnya feature adalah bagian dari soft news, namun karena terikat waktu dan penayangan dengan durasi singkat feature mnajdi bagian dari program berita, maka program ini masuk ke dalam kategori hard news. 3. Infotainment Infotainment berasal dari kata information dan entertainment. Infotainment adalah berita yang mneyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat, biasanya selebriti atau orang-orang yang bekerja di industri hiburan. Soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini disiarkan secara terpisah dari program berita. Program-program yang termasuk dalam kategori ini, yaitu: ! 24! 1. Current Affair Current affair adalah program yang menyajikan informasi kekinian yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Current affair cukup terikat waktu dalam penayangannya namun tidak seketat pada hard news. 2. Magazine Topik atau tema yang diangkat dalam program magazine di televisi memiliki kemiripan dengan topik atau tema yang terdapat dalam majalah. Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam, dengan kata lain program magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkam terpisah dari program berita. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. 3. Dokumenter Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Dokumenter umumnya menceritakan tentang suatu tempat, kehidupan atau sejarah suatu masyarakat atau kehidupan flora dan fauna. Gaya dan penyajian film dokumenter sangat beragam. Cara penyajian program dokumenter televisi banyak mengadopsi gaya pembuatan dokumenter sinema. Namun umumnya dokumenter televisi mengadaptasi gaya dokumenter explanatory yang menggunakan narasi sebagai pengantar utama penonton kepada topik yang diangkat berbeda dengan dokumenter sinema yang lebih banyak menggunakan pendekatan observatory dimana penonton diajak untuk melihat kehidupan subjek dalam film dokumenter sehingga penonton seolaholah masuk ke dalam kehidupan subjek. ! 25! 4. Talk Show Program talk show adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara. Program berita dalam televisi dibuat berdasarkan asas-asas dalam jurnalistik. Program informasi di televisi termasuk ke dalam produk jurnalistik media elektronik audiovisual. Menurut Sumadiria (2005: 45) jurnalistik media elektronik audiovisual, atau jurnalistik televisi, merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima. Dramatikal, berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan. Aspek dramatik televisi inilah yang tidak dimiliki oleh media massa seperti radio dan surat kabar. Aspek dramatik televisi menggabungkan tiga kekuatan: kekuatan gambar, dan kata-kata. Inilah yang disebut efek bersamaan dan efek simultan televisi. Sebagai produk jurnalistik, berita pada televisi tetap bepegang pada fungsi utama pers yaitu20: a. Informasi Fungsi pertama dari lima fungsi pers ialah menyampaikan informasi sesegera mungkin kepada masyarakat. Setiap informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar, aktual, akurat, faktual, menarik, penting, lengkap-utuh, jelas, jujur-adil, berimbang, relevan, bermanfaat dan etis. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 20 Haris, Sumadiria. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. hal 32 ! 26! b. Edukasi Berbagai informasi yang disebarluaskan pers hendaknya digunakan untuk kepentingan mendidik.Inilah yang membedakan organisasi media dengan organisasi lainnya seperti organisasi bisnis. Seperti ditegaskan Wilbur Schramn (1973), bagi masyarakat, pers adalah pengamat, guru, dan forum. Pers setiap hari melaporkan berita, memberikan tinjauan atau analisis atas berbagai peristiwa dan kecenderungan yang terjadi, serta ikut berperan dalam mewariskan nilai-nilai luhur universal, nilai-nilai dasar nasional dan kandungan budaya-budaya lokal dari satu generasi ke generasi berikut secara estafet. c. Mempengaruhi Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif, Dalam kerangka ini, kehadiran pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif agar kekuasaan mereka tidak menjadi korup dan absolut. Untuk negara-negara yang menganut paham demokrasi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat. d. Hiburan Pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana kreasi yang menyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat. Artinya apapun konten rekreatif yang ditawarkan tidak boleh bersifat dekstruktif atau negatif. e. Mediasi Mediasi berarti penghubung, bisa juga disebut sebagai fasilitator atau mediator. Setiap hari pers melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di dunia ke dalam produk jurnalistik seperti berita ataupun bentuk produk jurnalistik lain baik itu hard news maupun soft news. Televisi dengan format berita memproduksi program yang sebagian besar adalah program informasi atau program berita. Informasi menjadi ! 27! komoditas utama yang dijual. Tentunya akan sangat membosankan jika seluruh program informasi dikemas dalam bentuk program hard news yang kaku. Untuk itu, penting menyajikan program dengan bentuk lain seperti soft news. Dokumenter bisa menjadi salah satu program soft news yang cukup menjanjikan apabila diproduksi secara baik dan rapi. Amerika, program dokumenter menjadi program yang Di cukup menguntungkan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya program dokumenter yang disiarkan. Di Inggris, BBC secara konsisten memproduksi program dokumenter sejak tahun 1980-an21. Program dokumenter yang dihasilkan beragam, mulai dari documentary series hingga single episode documentary. Program dokumenter yang diproduksi tidak hanya ditayangkan di BBC, namun juga diekspor ke berbagai stasiun televisi di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa secara ekonomi, program dokumenter bisa sangat menguntungkan bagi stasiun televisi yang memproduksinya. Selain itu, stasiun televisi dapat menyajikan informasi ke dalam bentuk berbeda yang lebih kreatif. Impact yang dihasilkan pun bisa jadi berbeda bahkan lebih kuat dibandingkan program berita biasa. Diproduksinya kompetisi dokumenter Eagle Awards bisa menjadi salah satu langkah awal yang cukup baik untuk lebih mengenalkan program dokumenter kepada penonton di Indonesia. Selain variasi tontonan masyarakat menjadi lebih beragam, penonton juga disuguhkan realitas dengan perspektif yang menarik dan beragam. Terlebih ada keterlibatan anak-anak muda dalam proses produksi film dokumenter yang akan ditayangkan. Sehingga penelitian ini ingin melihat lebih dalam kebijakan programming yang digunakan oleh Metro TV dalam memproduksi Eagle Awards. Sehingga bisa dilihat apa kelebihan dan kekurangan Eagle !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 21!Diambil!dari!situs!resmi!BBC,!yang!diakses!tanggal!4!Oktober!2013! http://www.bbc.co.uk/aboutthebbc/insidethebbc/whatwedo/television/! ! 28! Awards sebagai sebuah kompetisi yang menyuplai banyak program bagi Metro TV. G. KERANGKA KONSEP Untuk memproduksi sebuah program di stasiun televisi, ada banyak sekali dinamika yang terjadi. Bagi sebuah stasiun televisi yang terus ditekan oleh berbagai tekanan baik itu tekanan yang bersifat eknomoni, politik, dan sosial, penting untuk bisa menyajikan program-programnya ke dalam programming yang dapat membawa keloyalan penonton pada stasiun televisi yang bersangkutan. Berbagai inovasi dan kreativitas diperlukan untuk mengimbangi tuntutan perubahan jaman dan tuntutan selera masyarakat. Programming menjadi sebuah hal krusial bagi stasiun televisi, karena program merupakan produk utama yang dijual kepada pengiklan dan ditawarkan kepada penonton. Kesalahan pada pelaksanaan programming akan bisa mengakibatkan kerugian yang cukup besar, karena penonton tidak tertarik untuk menonton program yang ditawarkan. Ketidaktertarikan penonton berakibat pada rendahnya rating program dan berimbas pada sedikitnya pengiklan yang mau mengiklankan produknya di televisi tersebut. Skema ini menjadi penting ketika kita membicarakan televisi swasta, karena faktor ekonomi dan keuntungan akan selalu menjadi prioritas dalam produksi stasiun televisi swasta. Namun kita juga harus melihat kemungkina- kemungkinan lain menjadi concern sebuah stasiun televisi swasta karena mereka juga merupakan bagian dari media massa yang memiliki tanggung jawab kepada publik. Ada beberapa poin yang akan dijadikan pisau analisis dalam penilitian ini, yaitu: 1. Konsep Kebijakan dalam Programming Televisi Kebijakan merupakan sebuah pedoman yang dibuat oleh manajerial stasiun televisi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan membantu memastikan bahwa dalam praktik produksi program! 29! program televisi, hal-hal yang tidak perlu dapat dihilangkan. Untuk melihat tujuan yang ingin dicapai, penting melihat karakteristik stasiun televisi yang bersangkutan. Karakteristik televisi pada umumnya dibagi menjadi dua, televisi swasta dan publik. Dari karakteristik ini tentu saja akan menghasilkan tujuan dan visi misi penyelenggaraan penyiaran yang berbeda. Televisi swasta tentu saja sangat concern pada tujuan ekonomi, karena sifatnya yang komersil. Selain karakteristik, format televisi akan menjadi pemandu dalam programming yang diselenggarakan. Di Indonesia sendiri saat ini terdapat dua jenis format televisi, televisi umum yang menyajikan program hiburan dan informasi secara seimbang, dan televisi berita yang lebih banyak menyajikan program-program informasi daripada program hiburan. Format yang diusung akan berpengaruh kepada pemilihan program-program yang akan diproduksi, karakter-karakter program yang diproduksi, sasaran penonton yang dituju, hasil yang ingin diperoleh hingga tujuan yang ingin dicapai. Dari dua hal seperti karakteristik televisi dan format stasiun televisi akan dilihat tujuan yang ingin dicapai yang bisa membedakan stasiun televisi yang satu dengan yang lainnya. Dengan memahami karakteristik stasiun televisi dan tujuan yang ingin dicapai, diharapkan hal tersebut mampu menjadi bahan analisis untuk membedah kebijakan programming yang dilakukan. Objek penelitian ini sendiri adalah sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh stasiun televisi swasta yang mengusung format berita. Sebagai sebuah stasiun televisi swasta, tentu tujuan utama keuntungan menjadi pertimbangan dalam memilih format televisi yang dipilih dan program-program yang dihasilkan. Namun, sebagai sebuah stasiun televisi swasta yang mengusung format berita. Metro TV tentu saja memiliki visi besar yang akan diterapkan ke dalam setiap programprogram yang dihasilkan. Visi besar yang diusung akan membantu melihat kebijakan programming Eagle Awards dari mulai perencanaan hingga hasil eksekusi yang dilakukan. ! 30! 2. Konsep Strategi Programming Televisi Programming adalah serangkaian skema kerja yang terorganisir dan melibatkan banyak pihak dengan banyak kepentingan. Melalui programming, segala kepentingan akan menjadi sebuah fondasi dan bahan baku bagi program acara yang akan dibuat. Strategi programming adalah bentuk implementasi dari kebijakan organisasional yang telah dibuat dilevel manajerial. Pada praktiknya strategi programming akan memakai kebijakan organisasi yang telah dibuat sebagai pedoman pelaksanaan programming, sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada proses awal kebijakan akan dapat tercapai. Melalui strategi programming pula dapat dilihat hasil dari kebijakan yang ditetapkan. Strategi programming dapat dilihat dari empat hal di bawah ini: a. Perencanaan program Dalam tahapan ini akan dirumuskan format acara seperti apa yang akan dibuat, berapa lama program dibuat dan berapa lama durasi program, siapa saja yang akan terlibat dan apa latar belakangnya, siapa sasaran audiens dan bagaimana cara menarik perhatian mereka, bagaiman penjadwalan pra produksi, produksi, dan pasca produksi, hingga penayangan program dan evaluasi terhadap keberhasilan program menarik target audiens dan evaluasi berapa lama program tersebut mampu bertahan. Eagle awards adalah program televisi yang unik. Program ini mengangkat konsep kompetisi, namun bukan seperti kebanyakan program kompetisi di televisi. Eagle Awards mengangkat dokumenter sebagai tema yang dikompetisikan. Dokumenter bukanlah genre film yang sering dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Namun, Eagle Awards dengan berani mengangkat dokumenter sebagai tema utama kompetisi. Yang lebih mengejutkan adalah bahwa program ini telah melalui pelaksanaannya yang ke delapan dan sedang dalam tahap produksi pelaksanaannya yang kesembilan. ! 31! Tahap perencanaan programming dalam program Eagle Awards menjadi bagian yang penting untuk di teliti, karena dalam tahapan ini peneliti mencoba untuk melihat bagaimana kebijakan Metro TV sebagai organisasi media mampu memberikan pedoman bagi pelaksanaan programming eagle awards, serta bagaimana elemen kebijakan organisasi berkolaborasi dengan elemen programming di tahapan ini hingga menghasilkan strategi programming program Eagle Awards seperti sekarang. b. Sumber Program Sumber program di televisi ada dua, in-house production (membuat sendiri program-program yang dihasilkan) dan pembelian program dari pihak lain seperti production house ataupun studio. Umumnya stasiun televisi memproduksi sendiri program berita dan membeli program hiburan seperti sinetron, film, maupun program magazine. Proses produksi program mengeluarkan biaya lebih sedikit namun memerlukan waktu yang lebih panjang karena harus melalui tahapan produksi seperti pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Sedangkan, program yang dibeli dari pihak lain tidak memerlukan proses yang panjang namun mengeluarkan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan memproduksi program sendiri. Keunikan program Eagle Awards terdapat dalam sumber program. Program Eagle Awards mengkolaborasikan antara konsep in-house production dan pembelian program. Walaupun secara nyata tidak membeli program. Eagle awards menggunakan pihak non-Metro TV untuk memproduksi salah satu konten acara. Dalam program kompetisi ini posisi Metro TV sendiri sangat dominan. Peneliti ingin melihat apa yang melatarbelakangi pemilihan konsep seperti ini dan bagaimana dinamika yang terjadi di lapangan terkait eksekusi program baik program kompetisi maupun program Eagle Awards sebagai sebuah acara televisi. ! 32! c. Eksekusi Program Eksekusi program di sini adalah ketika program ditayangkan di layar kaca. Ada dua hal yang perlu diperhatikan di tahapan ini yaitu penjadwalan. Penjadwalan program mempertimbangkan segala aspek terutama kegiatan audiens yang dituju. Untuk membuat penjadwalan harus dipertimbangkan kegiatan dari pagi hari hingga malam hari audiens atau dari bangun hingga tidur. Melalui pengetahuan ini programmer akan mampu memilah dan menempatkan program yang sesuai dengan jam kegiatan audiens. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggali kebijakan penjadwalan seperti apa yang diterapkan dalam program Eagle Awards yang meliputi pemilihan jam siar, durasi program, dan alasan dipilihnya waktu tersebut. Serta bagaimana audiens berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam penjadwalan Eagle Awards. d. Pengawasan dan Evaluasi Program Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh rencana dan tujuan sudah dapat tercapai. Tahapan ini berlangsung sedari program masih dalam tahap pra produksi dimana programmer telah merancang standar program yang telah disesuaikan dengan karakter dan format stasiun televisi. Standar program ini nantinya juga akan berpengaruh terhadap program yang dihasilkan. Proses pengawasan berlanjut saat produksi dan eksekusi program dimana seorang programmer akan menjaga kualitas konten program sesuai dengan standar yang telah dibuat maupun perundang-undangan yang berlaku. Kerabat kerja yang terlibat membutuhkan pengarahan dan pengawasan agar konten yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan. Memastikan pihak-pihak yang terlibat mematuhi kontrak kerjasama yang berlaku agar produksi dan eksekusi program berjalan dengan lancar. Memastikan bahwa biaya produksi sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dan yang paling utama adalah mengevaluasi keberhasilan program. Ada beberapa cara untuk mengukur keberhasilan program, ! 33! rating atau audience share, feedback dari penonton melalui berbagai saluran yang tersedia, dan penghargaan yang diberikan kepada program. Peneliti akan melihat bagaimana evaluasi terhadap program Eagle Awards yang dilakukan oleh departemen program dan program director Eagle Awards. Selanjutnya bagaimana hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan terhadap konten siaran, format, jadwal tayang, hasil karya peserta dan rangkaian program acara Eagle Awards sendiri. Evaluasi program juga akan dilihat dari sisi peserta dan mentor yang menjadi subyek seluruh rangkaian kegiatan program Eagle Awards. 3. Konsep Program Dokumenter Dokumenter berasal dari kata dokumen, sebuah film yang menggambarkan kejadian nyata, kehidupan dari seseorang, suatu periode dalam kurun waktu sejarah, atau sebuah rekaman dari suatu cara hidup makhluk. Grierson, bapak dokumenter dunia berpendapat bahwa dokumenter adalah sebagai perwujudan interpretatif kreatif terhadap aktualita22. Film dokumenter dapat menyajikan kenyataan baru yang sangat kompleks, semivisible, memberikan penonton pandangan baru tentang dunia yang sebelumnya belum pernah dilihatnya. Film dokumenter pertama kali ditemukan tahun 1877 oleh Edward Muybridge. Pada saat itu Muybridge membuat sequence foto–foto kuda sehingga menyerupai gambar bergerak. Baru pada tahun 1926, istilah dokumenter untuk menyebut film yang menggambarkan realitas ditemukan. John Grierson menulis ulasan dari film Robert Flaherty berjudul Moana. Tulisan tersebut dimuat di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926, di dalam tulisan itulah Grierson pertama memperkenalkan istilah dokumenter23. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 22 Prakosa. Op.Cit., hal. 125 23!Ernest!D.!Rose!.1961.!What%Is%A%“Documentary?”.!Dalam!Journal%of%the%University%Film% Producers%Association,!Vol.!13!No.!2.!Hal.!7! ! 34! kali Tahun 1951 CBS menayangkan serial news magazine pertama kali dengan judul See It Now. Acara ini adalah program yang mengembangkan standar laporan investigasi untuk televisi. Program ini berjalan hingga tahun 1957. Empat tahun kemudian yakni tahun 1955, Armstrong Circle Theatre, sebuah program berdurasi 60 menit disiarkan di televisi Amerika. Program inilah yang kemudian dikenal secara luas sebagai program yang pertama kali memperkenalkan format docudrama24di televisi Program dokumenter banyak sekali mengambil unsure-unsur jurnalistik dalam pembuatannya. Dalam kategori program televisi, program dokumenter masuk ke dalam kategori program informasi soft news (berita ringan). Metro TV adalah stasiun televisi yang mengusung format televisi berita. Dalam penyajian program-programnya, Metro TV akan lebih banyak memproduksi program-program informasi dengan berbagai bentuk, salah satunya adalah program dokumenter. Maka tahun 2005, bekerjasama dengan salah satu organisasi pendidikan dokumenter In-Docs, Metro TV memproduksi kompetisi sekaligus workshop pembuatan film dokumenter. Eagle Awards bukan hanya ajang kompetisi film seperti kebanyakan kompetisi film di Indonesia. Eagle Awards memfasilitasi workshop pembuatan film dokumenter bagi 10 peserta yang lolos menjadi finalis. Workshop yang diberi nama Eagle-Lab ini berlangsung selama 10 hari. Workshop akan diisi materi pembuatan dokumenter dasar seperti pengembangan ide cerita, penulisan naskah, praktik wawancara objek, editing, hingga persoalan manajemen produksi seperti pembuatan jadwal dan budgeting. Pengisi materi adalah orang-orang yang memiliki keahlian di bidang dokumenter maupun produksi karya audio visual. Di dalam proses Eagle-Lab, ide cerita yang telah disusun oleh para peserta akan diarahkan lebih dalam dan lebih terstruktur. Setiap hari para peserta akan !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 24!Wesley!F!Pratzner.1947.!!What%Has%Happened%to%the%Documentary%Film?.!Dalam!! Journal%of%The%Public%opinion%Quarterly!Vol.11.!No.!3.!Hal.!397! ! 35! diminta untuk merevisi ide cerita yang mereka miliki dan merubahnya ke dalam bentuk siap produksi. Setelah proses Eagle-Lab selesai, para peserta akan masuk ke dalam tahapan selanjutnya yaitu produksi atau syuting. Proses pra produksi seperti penyusunan jadwal dan budget telah dilakukan bersamaan dengan kegiatan workshop. Selama proses produksi, masing-masing tim akan di temani oleh seorang kameraman professional. Di dalam proses produksi, kameraman akan sekaligus berperan sebagai mentor yang memberikan pengarahan selama proses syuting berlangsung. Setelah proses syuting selesai, para peserta akan memasuki masa pasca produksi. Pasca produksi akan diisi dengan workshop editing, editing, dan preview. Dalam proses editing, para peserta akan dibantu oleh seorang editor profesional dalam menyusun materi gambar dan suara ke dalam bentuk narasi sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh para peserta. Editor di sini juga memiliki fungsi sebagai mentor yang dapat memberikan masukannya dalam menyusun narasi gambar selama proses editing berlangsung. Setelah proses pasca produksi selesai, para peserta akan kembali ke kotanya masing-masing dan menunggu hasil penjurian lalu mengikuti prosesi malam penganugerahaan di studio Metro TV. Seluruh rangkaian acara Eagle Awards akan di siarkan di Metro TV berupa highlight. Namun yang menjadi acara utama dari keseluruhan program adalah penayangan hasil karya kelima tim. Penayangan film dokumenter peserta sendiri akan dilaksanakan selama lima hari di jam prime time, yaitu pukul 20.05 selama 30 menit. Dua minggu setelahnya akan ditayangkan re-run pada pukul 11.05 siang hari. Kelima tim akan memperebutkan tiga kategori juara, ide cerita terbaik, film terbaik, dan film favorit penonton. Seperti kebanyakan acara kompetisi di televisi, penonton dapat ikut berpartisipasi mengirim dukungan pada film favoritnya melalui fasilitas sms. Acara puncak adalah malam penganugerahan yang akan ditayangkan live dari grand studio Metro TV. ! 36! Eagle Awards menyasar anak-anak muda sebagai peserta, dengan kisaran umur 19 – 30 tahun. Pernah bersekolah minimal semester empat dan tidak bekerja sebagai kru professional sebuah rumah produksi ataupun televisi. Dengan kata lain, kompetisi ini hanya diperuntukkan bagi pembuat film amatir atau mahasiswa yang bercita-cita sebagai pembuat film terutama film dokumenter. Para peserta Eagle Awards tahun 2010 – 2012 berasal dari latar belakang yang berbeda, sebagian besar adalah mahasiswa, beberapa bekerja sebagai peneliti. Berikut adalah data peserta Eagle Awards Tahun 2010 – 2012. No 1. 2. 3. 4. 5. No 1. 2. 3. 4. ! Nama Film Tema Tomy Almijun Beasiswa Ala Bajo Cerdas Rosniawati Fikri Indonesiaku (Kendari) Budhi Yanto Dongeng Ajaib Cerdas Elsa Parawira Indonesiaku (Jakarta) Dendy Pratama Habibie dari Selokan Cerdas Danang Cahyo Mataram Indonesiaku (Yogyakarta) Yoyo Sutarya Hong Cerdas Esa Hari Akbar Indonesiaku (Bandung) Deny Surahman Sekolah Master Anak Cerdas Wiguna Satria Jalanan Indonesiaku (Depok) Tabel 1. Data Peserta Eagle Awards Tahun 2010 Nama Belo Tarran Septian Salares (Timika) M. Zulfi Ifani Kurnia Rahmad (Yogyakarta) Mutiara Paramitha Afief Riyadi (Jakarta) David Suryadi Roberto Satyady Film Pahlawan Pesisir Pantai Tema Bagimu Indonesia Adeus timor Lorosae Bagimu Indonesia Presiden Republik Abu- Bagimu Indonesia abu Sekolah Hutan 37! Bagimu Indonesia 5. No 1. 2. 3. 4. 5. (Padang) Jamaludin Phona Garamku Tak Asin Lagi Bagimu Indonesia Azhar Ayi (Aceh) Tabel 2. Data Peserta Eagle Awards 2011 Nama Film Sapto Pamungkas Kampung Rob di Fuad Ashari Jantung Kota (Semarang) Gilang Akbar Mimpi di Kandang Maharani Wedhus Gembel (Yogyakarta) Achmad Fathur Setitik Asa Dalam Fachrudin Lumpur (Sidoarjo) Widhya Nugroho Benteng Amboina Suyadi (Semarang) Michael Silvester Penakluk Asap Fransiska Rihardini (Pontianak) Tabel 3. Data Peserta Eagle Awards 2012 Tema Indonesia Tangguh Indonesia Tangguh Indonesia Tangguh Indonesia Tangguh Indonesia Tangguh Salah satu daya tarik program Eagle Awards bagi para peserta adalah Eagle Awards bukan sekedar kompetisi film dokumenter dimana para peserta mengumpulkan karya mereka, dinilai, kemudian mengikuti prosesi penganugerahan. Di dalam rangkaian Eagle Awards, ada kegiatan workshop yang memberikan tambahan ilmu yang berguna menurut para peserta. Terlebih mereka akan dimentori secara intensif oleh praktisi dokumenter profesional di Indonesia dan mendapatkan pelajaran langsung dari para profesional tersebut. Daya tarik lainnya adalah film yang diproduksi akan dibiayai penuh oleh Metro TV, bahkan seluruh kebutuhan akomodasi dan transportasi para peserta dari dan kembali ke kota asal akan ditanggung sepenuhnya. Bagi para peserta yang kebanyakan adalah anakanak muda, kesempatan untuk bisa mendapatkan ilmu dan produksi secara gratis adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Terlebih para peserta dapat menyampaikan ide dan gagasan mereka terkait permasalahan ! 38! sosial di lingkungan sekitar mereka tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya.Namun, melihat kenyataan ini, Metro TV melalui proses mentoring dan workshop sangat dapat mempengaruhi bentuk dan konten film dokumenter yang dihasilkan oleh para peserta. Di sini, program Eagle Awards sebagai sebuah program kompetisi, workshop, mentoring, produksi, eksebisi, dan distribusi film dokumenter perlu di lihat lebih dalam. Metro TV memegang kendali penuh terhadap bentuk dan konten dalam film dokumenter yang dihasilkan. Posisi tawar para peserta pun sangat kecil karena seluruh pembiayaan dilakukan oleh Metro TV sebagai eksekutif produser. Proses mentoring pun adalah salah satu cara Metro TV membentuk film dokumenter yang dihasilkan oleh para peserta sesuai dengan cara dan gaya yang dimiliki oleh Metro TV. Dalam produksi sebuah karya dokumenter, seorang pembuat film dokumenter memiliki tujuannya sendiri. Ada isu-isu yang ingin diangkat dan disampaikan kepada publik, ada sebuah nilai dokumenter yang membedakan karya dokumenter dengan karya jurnalistik. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana para peserta bernegosiasi dengan berbagai kebijakan yang membatasi mereka dalam pembuatan film dokumenter eagle Awards, serta seberapa besar pengaruh Metro TV dalam membentuk karya dokumenter yang dihasilkan oleh para peserta. H. SKEMA RELASI DALAM EAGLE AWARDS 1. Skema Relasi dalam Eagle Awards 2010 dan 2011 Metro TV sebagai penyelenggara acara dengan visi misi dan tujuan yang ingin dicapai, bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kompetisi dokumenter Eagle Awards. Sebagai penyelenggara, Metro TV bertanggungjawab atas seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung, dengan menyediakan sumber pendanaan, menyusun rangkaian kegiatan, menyediakan tempat bagi para peserta untuk belajar tentang pembuatan film dokumenter dari para praktisi dokumenter Indonesia, dan sebagai media display karya-karya yang dihasilkan oleh para peserta. ! 39! Dalam pelaksanaannya, Metro TV akan menyerahkan tugas tersebut kepada divisi program yang ada di bawah Metro TV. Departemen news magazine bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan dan tanggung jawab akan program on-air hasil dari rangkaian kegiatan off-air Eagle Awards. Sedangkan rangkaian kegiatan off-air akan dilakukan dan berada dibawah tanggung jawab divisi Eagle Awards yang ada di bawah tanggung jawab departemen news magazine. Seluruh pelaksanaan kegiatan baik onair maupun off-air selalu berpegang pada kebijakan yang telah ditetapkan di level manajerial. Proses perencanaan format program, ragam program yang dihasilkan, tujuan program, visi misi yang diusung, sasaran audiens dan peserta, penjadwalan on-air dan off-air, hingga aturan-aturan yang mengatur hubungan antara pihak penyelenggara kompetisi dengan pihakpihak yang terlibat seperti juri, mentor, kru profesional, dan peserta, semuanya telah dibuat berdasarkan kebijakan programming dan kebijakan media dalam hal ini Metro TV. Seluruh pihak yang terlibat dalam kompetisi dokumenter Eagle Awards memiliki hak dan tanggungjawabnya masing-masing. Setiap hak dan tanggungjawab yang dimiliki bisa juga diartikan sebagai keuntungan dan kerugian. Biasanya pihak-pihak yang menguasai sumber daya adalah pihak-pihak yang akan selalu diuntungkan. Dalam pelaksanaan kompetisi ini, Metro TV tentu saja ingin menjadi dan tentu menjadi pihak yang paling diuntungkan dari pelaksanaan kompetisi dokumenter Eagle Awards. Sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh televisi swasta, pengorbanan yang dilakukan harus setara dengan keuntungan yang didapat. ! 40! Gambar 3. Skema Relasi antara Metro TV dan pihak-pihak yang terlibat dalam Produksi kompetisi dokumenter Eagle Awards 2010-2011. 2. Skema Relasi Programming Eagle Awards 2010-2011 Kompetisi dokumenter Eagle Awards terdiri atas serangkaian proses. Proses yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan visi misi yang ingin dicapai, yaitu memberikan wadah bagi anak-anak muda untuk memberikan opini dan pandangannya tentang permasalahan yang ada di sekitar mereka. Anak-anak muda yang dilibatkan adalah para pembuat film pemula bahkan anak muda yang sama sekali tidak pernah mengenal proses pembuatan film dokumenter. Metro TV memiliki quality control tertentu terkait program-program yang akan ditayangkan. Untuk tetap menjaga kualitas tayangan, tentunya serangkaian proses perlu dilakukan, sebagai cara untuk mengolah para peserta dan ide mereka yang masih mentah untuk menjadi sebuah tayangan yang sesuai dengan standar Metro TV. Proses pengolahan pun ! 41! dilakukan dengan bantuan para juri, dimana mereka akan menyeleksi para finalis yang benar-benar memenuhi kriteria yang telah ditentukan di term of refrence yang dikeluarkan, para mentor dan kru profesional akan bertanggung jawab terhadap kualitas konten dan produksi film dokumenter yang akan dibuat oleh para peserta. Metro TV memiliki hak penuh atas segala sistem kerja yang diberlakukan di dalam pelaksanaan kompetisi dokumenter Eagle Awards mengingat Metro TV adalah penyelenggara dan penyedia segala sumber daya yang digunakan di dalam proses penyelenggaraan kompetisi Eagle Awards. Besarnya dana yang dikeluarkan harus sesuai dengan besarnya penerimaan yang akan diterima oleh Metro TV sebagai penyelenggara. Panjangnya proses kompetisi bisa digunakan oleh Metro TV untuk memproduksi serangkaian program. Disamping mengelola bahan siaran yang sudah ada, program-program yang dibuat berdasarkan kegiatan offair Eagle Awards mampu meningkatkan awarness penonton terhadap kompetisi Eagle Awards itu sendiri maupun program-program yang ada di Metro TV. ! 42! Gambar 4. Skema relasi program-program yang dihasilkan dari rangkaian kegiatan kompetisi dokumenter. 3. Skema Relasi Eagle Awards 2012 Ada yang berbeda dengan pelaksanaan kegiatan Eagle Awards tahun 2012. Sehubungan dengan didirikannya Yayasan Eagle Institute Indonesia, dibawah Metro TV. Maka penyelenggaran kegiatan kompetisi Eagle Awards secara off-air, akan sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab yayasan ini. Seluruh perencanaan kegiatan, penentuan tema, penentuan tata tertib kompetisi, aturan-aturan yang mengikat pihak-pihak seperti juri, mentor, kru profesional, dan peserta akan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Yayasan Eagle Institute Indonesia. Bahkan masalah pendanaan akan juga menjadi tanggungjawab yayasan ini, sehingga posisi ! 43! Metro TV mulai tahun 2012 ini hanyalah sebagai penyelenggara dan media display film-film yang dihasilkan oleh para peserta. Namun, seluruh kebijakan kompetisi tetap harus menyesuaikan dengan kebijakan yang dikeluarkan olehe Metro TV. Berikut skema relasi Metro TV dan pihak-pihak yang terlibat dalam Eagle Awards tahun 2012. Gambar 5. Skema relasi Metro TV dan pihak lainnya dalam penyelenggaraan Eagle Awards. 4. Skema Relasi Programming Eagle Awards 2012 Selain dari perubahan keorganisasian penyelenggara kompetisi. Tidak ada yang berubah banyak dalam rangkaian kegiatan off-air maupun on-air, serta susunan pihak-pihak yang terlibat. Film-film yang dihasilkan masih harus mengikuti kebijakan yang diberlakukan oleh bagian programming Metro TV dan rangkain program on-air masih dipegang oleh divisi news magazine. Hal yang menarik adalah, ketika Metro TV ! 44! menyerahkan sepenuhnya tanggungjawab kepasa Yayasan Eagle Institute Indonesia, namun masih banyak hal dalam praktik penyelenggaraan Eagle Awards yang harus menyesuaikan dengan kebijakan programming Metro TV. Seperti masalah quality control dalam karya yang diproduksi oleh para finalis. Metro TV tetap memegang kendali atas karya-karya yang akan ditayangkan . Berikut adalah skema programming Metro TV tahun 2012. Gambar 6. Skema Programming Eagle Awards Tahun 2012 ! 45! I. METODOLOGI 1. Metode Penelitian Sesuai dengan objek dan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial dimana manusia termasuk di dalamnya (Nasution, 2006: 26). Baker mendefinisikan studi kasus sebagai: “a research strategy which focuses on single organization, institution, event, decision, policy or group” (Baker, 1999: 299). Tujuan yang hendak dicapai dari metode penelitian studi kasus adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat (Narbuko, 1997: 46), hal ini didasarkan pada kelebihan yang dimiliki oleh metode penelitian studi kasus dalam menganalisis masalah yang bersifat spesifik, kontemporer, serta kontekstual. Menurut Stake (2005: 445), studi kasus jenis ini dilakukan karena bukan karena kasus yang diteliti merupakan representasi atas kasus-kasus lain, tetapi di atas segalanya karena kasus itu sendiri menarik untuk di teliti. Program Eagle Awards dalam penelitian ini memiliki karakteristiknya tersendiri, yakni merupakan program kompetisi pertama yang mengangkat tema dokumenter, program Eagle Awards juga merupakan jenis program dokumneter pertama yang diproduksi bukan oleh kru professional dari metro TV. Dalam program ini Metro TV bekerjasama dengan banyak pihak luar untuk mewujudkan program Eagle Awards sebagai program kompetisis dokumenter yang mampu menghasilkan sineas muda berkualitas, kebijakan yang diterapkan dalam strategi programming Eagle Awards ini merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti mengingat program ini telah bertahan selama delapan tahun. ! 46! 2. Sifat Penelitian Penelitian studi kasus dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi kasus yang bersifat eksplanatoris, eksploratoris, dan deskriptif (Yin, 2012: 1).Penelitian ini menggunakan tipe studi kasus deskriptif dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat “how”, yakni bagaimana sesuatu terjadi. Penelitian deskriptif menampilkan sebuah gambaran detail tentang suatu fenomena, dengan tujuan atau mengkonfirmasi klarifikasi ataupun proses. Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini yang mencoba melakukan analisis kebijakan programming program Eagle Awards dengan menggunakan teori dan prinsip proses kebijakan organisasi. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam metode penelitian studi kasus ada enam sumber bukti, yaitu: dokumen, rekaman arsip, wawancara, observasi langsung, observasi partisipan, dan perangkat fisik. Dalam peneltian ini, peneliti hanya kan menggunakan tiga dari sumber bukti yang disebutkan di atas. Sumber bukti yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Dokumen Teknik pencarian dan pengumpulan data-data teori relevan dengan penelitian ini menggunakan bahan-bahan tertulis sebagai dasar penelitian. Adapun sumber bukti yang digunakan di sini adalah: buku, surat kabar, majalah, internet, dan sumber informasi penunjang lainnya seperti: dokumen, catatan hasil evaluasi program di Metro TV yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. 2) Observasi Merupakan kegiatan peneliti untuk melihat langsung ke lapangan, baik itu keterlibatan langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan yang diteliti. Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti berada di lokasi penelitian kemudian melakukan pengamatan mengenai aktivitas atau proses dalam memproduksi program acara Eagle Awards tersebut. ! 47! 3) Wawancara Wawancara pribadi secara langsung dalam bentuk tanya jawab dilakukan untuk mengetahui pendapat ataupun penjelasan dari pihakpihak yang berhubungan dengan obyek penelitian ini berdasarkan pertanyaan dalam interview guide yang disiapkan maupun pertanyaan yang secara spontan. Tipe wawancara studi kasus dalam penelitian ini adalah open-ended, di mana peneliti dapat bertanya pada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa di samping opini mereka mengenai peristiwa yang ada (Yin, 2000: 108). Adapun yang akan menjadi sumber data dalam wawancara ini yaitu: a. Manager News Magazine Metro TV (Erwin Setiawan) b. Program Director Eagle Awards (Aprilia Lara Sinta dan Endah Wahyu Sulistiyani) c. Direktur Program In-Docs (Melia Hapsari) d. Mantan Programmer In-Docs (Dian Herdianty) e. Juru Kamera Pendamping Finalis (Anton Susilo) f. Finalist Eagle Awards 2010-2012 : - Finalis 2010: Dendi Pratama, Yoyo Sutaryo, dan Budiyanto - Finalis 2011: M. Zulfi Ifani, Azhari Ayi dan Belo Tarran - Finalis 2012: Gilang Akbar, Fachrudin, dan Fuad Ashari Narasumber utama dalam penelitian ini adalah Metro TV sebagai penyelenggara Eagle Awards, yang akan diwakili oleh bagian programming Metro TV dan program director Eagle Awards. Dari kedua bagian ini, peneliti akan melihat bagaimana kebijakan programming dibuat, apa tujuan yang ingin dicapai, dan mengapa kebijakan tersebut menjadi pilihan yang diambil. Sedangkan, narasumber lain seperti pihak In-docs, juru kamera pendamping, dan para finalis Eagle Awards akan menjadi narasumber sebagai tempat cross check atas segala pernyataan yang dikeluarkan oleh narasumber utama sehingga penelitian ini akan menjadi kaya dan mendalam. ! 48! Pemilihan narasumber sendiri didasarkan pada posisi mereka sebagai pihak-pihak yang memahami betul proses kegiatan Eagle Awards sehingga dapat memberikan informasi secara detail dan rinci. Pemilihan narasumber dari peserta sendiri mengambil para peserta dengan latar belakang isu film yang diangkat, motivasi peserta terhadap kompetisi Eagle Awards, dan kesediaan peserta untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini. Validitas data Masalah validitas data merupakan salah satu hal yang krusial dalam studi kasus. Peneliti mengusahakan agara data yang diperoleh tetap valid dengan melakukan pengecekan silang (cross-check) di antara data yang diperoleh, baik data yang berbentuk dokumen, hasil wawancara, artikel maupun hasil observasi. 4. Analisa Data Dalam analisis data penelitian ada pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengawal proses penelitian, sehingga bukti-bukti yang telah dikumpulkan dapat diolah tanpa mengalami banyak kesulitan. Salah satu pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendasaran kasus pada proposisi teoritis.Tujuan dan desain asal dari metode penelitian studi kasus adalah mendasarkan proposisi penelitian pada sebuah teori, selanjutnya mencerminkan serangkaian pertanyaan penelitian, tinjauan pustaka dan pemahaman-pemahaman baru25. Melalui proposisi yang telah ditetapkan akan terbentuk rencana pengumpulan data terkait penelitian yang akan dilakukan. Secara teoritis, proposisi dalam penelitian ini adalah kebijakan organisasional Metro TV dalam programming program Eagle Awards mempengaruhi proses kegiatan kompetisi dan workshop serta film yang dihasilkan oleh para peserta. Melalui proposisi tersebut, penelitian ini akan mencoba melihat melalui pihak-pihak yang terlibat seperti staf program Eagle Awards, !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 25 ! Robert K. Yin. 2012. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Hal 136 49! mentor, kru profesional, dan peserta yang terlibat dalam proses kompetisi dan workshop, pedoman pelaksanaan kompetisi dan program Eagle Awards, serta film-film yang dihasilkan. Proposisi semacam ini membantu pengorganisasian keseluruhan penelitian dan menetapkan alternatif penjelasan yang harus diuji. Secara lebih jelas, proposisi-proposisi tersbeut membantu memfokuskan perhatian pada data-data tertentu dan mengabaikan data yang lain. Bentuk analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penjodohan pola. Strategi analisis penjodohan pola akan membandingkan pola yang didasarkan atas pola yang telah diprediksi dengan fakta dan temuan dilapangan26. Jika pola berkesesuaian, maka hasilnya akan mendukung studi kasus dalam memperkuat validitas internalnya. Studi kasus jenis deskriptif relevan jika menggunkaan anilisis data berbentuk penjodohan pola selama pola yang telah diprediksi pada variable tertentu telah ditentukan ebelumnya dalam koleksi data. Penelitian ini bukan merupakan usaha pengujian terhadap kasus yang diteliti, melainkan pengungkapan bagaimana dan apa yang terjadi dengan kasus dalam penelitian ini, sehingga dapat diketahui kelebihan serta kekuranagan yang ada dalam kasus tersebut. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 26 ! Ibid. Hal 140-146 50!