BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ide-ide
mereka ke khalayak luas. Tanpa media massa, gagasan manusia hanya akan
sampai ke orang-orang terdekat. Negara-negara kuat menggunakan media
massa untuk menyebarkan ideologinya dan untuk tujuan komersial. Media
massa adalah alat utama para propagandis, pengiklan, dan orang-orang
semacam itu. Masyarakat secara luas menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhan mereka akan informasi dan hiburan1.
Industri media massa ini telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Dalam 24 jam sehari, media massa baik itu surat kabar, radio, televisi,
maupun internet menemani hampir seluruh kegiatan keseharian manusia.
Beberapa orang melewatkan sarapan pagi mereka bersama siaran televisi
maupun surat kabar.
Dalam perjalanan ke kantor ataupun aktivitas
keseharian ibu rumah tangga, radio bisa jadi media yang paling sering
digunakan. Mencari berita ataupun informasi kini tidak lagi terikat ruang dan
waktu, seiring dengan kemunculan smartphone, akses internet menjadi
semakin mudah. Kenyataan bahwa media telah masuk ke dalam setiap inci
kehidupan manusia tidak terbantahkan lagi.
Televisi adalah salah satu media massa yang sampai sekarang masih
banyak digunakan oleh masyarakat sebagai sumber informasi dan hiburan.
Menurut AGB Nielsen, konsumsi media massa masih didominasi oleh televisi
dengan persentase 95%. Disusul kemudian radio dengan angka 34%, koran
dan internet berbagi angka yang sama sebesar 17%, disusul film 16%, tabloid
11%, dan majalah 9%. Lebih lanjut Nielsen menyatakan bahwa konsumsi
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
1!
!
John Vivian.2008.Teori Komunikasi Massa.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
hal.!5
1!
televisi cenderung meningkat sedangkan radio dan koran cenderung
menurun2.
Modal utama yang dimiliki televisi adalah programming. Selama 24
jam beroperasi, sebuah stasiun televisi membutuhkan kurang lebih 122.640
jam material untuk ditayangkan setiap tahunnya. Program acara menjadi
faktor yang paling penting dalam menentukan dan mendukung keberhasilan
finansial sebuah stasiun televisi. Program acara yang disiarkan dapat menarik
audiens hal itu berarti menarik pemasang iklan. Dengan demikian,
pendapatan dan keuntungan stasiun televisi sangat dipengaruhi oleh
pogrammnya.
Tahun 2005, Metro TV meluncurkan sebuah kompetisi dokumenter
berjudul Eagle Awards.
Untuk pertama kalinya sebuah kompetisi
dokumenter diangkat ke televisi. Eagle Awards cukup membawa angin segar
bagi pertelevisian Indonesia, sebelumnya belum pernah ada program
dokumenter yang diangkat ke televisi, terlebih dengan format kompetisi
dokumenter.
Melalui program ini, Eagle Awards berharap untuk dapat menghasilkan
cerita inspiratif dari berbagai sudut pandang yang unik dan tegas. Melalui
film-film yang dihasilkan, Eagle Awards mencoba mengajak masyarakat
untuk melihat berbagai potensi bangsa Indonesia yang ada di balik banyaknya
permasalahan yang sedang dihadapi3.
Penyaringan peserta dilakukan melalui seleksi proposal yang berisi ide
cerita lengkap dengan hasil riset tentang subjek yang akan difilmkan. Seleksi
peserta dibagi menjadi lima tahap.
Penyaringan tahap pertama disebut
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
2
Presentasi AGB Nielsen “ Mungkinkah Rating Menurunkan Kualitas Program televisi?”
Disampaikan dalam Acara Temu Karya Mahasiswa Televisi dan Film II (TKMT II). 25 Juli 2010.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh AGB Nielsen tahun 2009, televisi berada di peringat
pertama dengan perolehan total suara survey sebesar 95%. Lebih lanjut, Nielsen mengatakan,
berdasarkan survey tahun 2006-2009, konsumsi televisi di masyarakat cenderung stabil, sedangkan
media massa lainnya seperti radio, surat kabar, dan tabloid cenderung menurun. Survey dilakukan
Nielsen di Sembilan kota dengan jumlah populasi 43.873.000 jiwa.
3
Diambil dari situs resmi Eagle Awards, yang diakses tanggal 22 April 2013,
http://www.eagleawards-doc.com/
!
2!
dengan baca I, dalam proses ini dari sekian banyak proposal yang masuk akan
dipilih 50 proposal terbaik. Selanjutnya adalah Baca II dimana 50 proposal
yang telah terpilih akan disaring lagi menjadi 22 proposal. 22 proposal yang
telah terpilih akan diwawancara oleh panitia. Hasil dari wawancara peserta
akan menyisihkan 10 proposal untuk selanjutnya mengikuti pitching forum di
Jakarta. Dalam pitching forum para peserta akan diberi waktu 5-15 menit
untuk mempresentasikan ide cerita dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh para juri. Lima proposal terbaik akan terpilih dari hasil
pitching forum. Para peserta yang lolos akan memulai workshop yang disebut
Eagle-Lab selama dua minggu dilanjutkan dengan proses produksi film
hingga penayangan film dan malam penganugerahan.
Tahun 2013 adalah tahun penyelenggaraan Eagle Awards yang ke-9.
Secara mengejutkan Eagle awards mampu bertahan dan menghasilkan hingga
total 40 film yang telah mengikuti berbagai festival baik di dalam dan luar
negeri. Ada dinamika yang menarik terkait penyelenggaraan Eagle Awards
selama ini. Tahun 2010 untuk pertama kalinya Metro TV memegang kendali
penuh atas seluruh kegiatan kompetisi karena berakhirnya kerjasama yang
dilakukan dengan In-docs.
Sejak tahun 2010 dan 2011 penyelenggaraan
berada di bawah departemen News Magazine Metro TV dan kegiatan off-air
sepenuhnya dikelola oleh divisi Eagle Awards. Tidak seperti tahun-tahun
sebelumnya dimana kegiatan workshop hingga penjurian tanggung jawab
berada di bawah In-docs, kini tanggung jawab seluruh proses kompetisi dari
awal hingga akhir berada di bawah tanggung jawab divisi Eagle Awards yang
merupakan bagian dari departemen News Magazine Metro TV.
Tahun 2011, Metro TV membentuk Yayasan Eagle Institute Indonesia
yang akan bertanggungjawab penuh atas penyelenggaraan kompetisi
dokumenter Eagle Awards. Setelah dibentuknya Yayasan Eagle Institute
Indonesia, seluruh proses perencanaan, penyelenggaraan, bahkan pendanaan
dan tanggungjawab akan jalannya kompetisi serta konten yang dihasilkan
berada di bawah tanggung jawab Yayasan Eagle Institute Indonesia. Metro
TV hanya akan menjadi penyelenggara dan media display karya-karya yang
!
3!
dihasilkan. Tanggungjawab program on-air sendiri masih berada di bawah
tanggung jawab departemen News Magazine.
Tentu saja Metro TV melihat sebuah peluang bisnis yang besar untuk
menarik penonton sekaligus pengiklan melalui program kompetisi bernama
Eagle Awards ini.
Metro TV bukan tidak mungkin membuat program
dokumenter televisi seperti BBC atau National Geography, namun dengan
membuat program berbentuk kompetisi pembuatan film dokumenter,
kemungkinan program ini untuk dapat menjangkau penonton yang lebih luas
semakin besar. Kompetisi pembuatan film adalah ajang yang sangat populer
dikalangan anak muda sejak bekembangnya berbagai perangkat digital video.
Dari segi kompetisi, Eagle Awards telah mampu menjaring minat masyarakat
khususnya anak muda terhadap pembuatan film dokumenter yang
sebelumnya jarang digeluti oleh anak muda. Dokumenter adalah program
yang telah lama tidak muncul di televisi Indonesia. Kebaruan format dalam
menyajikan realita di televisi tentu saja mampu menarik penonton baik itu
penonton setia Metro TV maupun penonton yang memang tertarik dengan
format baru yang disajikan. Semakin banyak penonton maka semakin banyak
pula keuntungan yang akan dihasilkan.
Ketika seorang produser profesional berpikir tentang sebuah produksi
televisi, ia harus mampu mengelaborasi antara sebuah peluang yang ada di
antara masyarakat yang jenuh dan mengembangkan gagasan bagaimana
materi produksi itu dapat menjadi program yang memiliki nilai. Nilai yang
dikembangkan tentu saja tidak hanya nilai edukasi dan hiburan belaka.
Tunstall (1971) seperti dikutip McQuail (2000:161) menyebutkan beberapa
macam tujuan organisasi media, yakni (1) Menghasilkan keuntungan untuk
pemilik modal, (2) Tujuan fungsional seperti melayani kepentingan
kebudayaan, social, dan politik, (3) Meningkatkan kepuasan audiens, dan (5)
meningkatkan pemasukan iklan.
Kita harus bisa melihat bahwa produk yang dihasilkan media adalah
hasil produksi dari proses yang terjadi dalam kerangka kerja institusi. Kita
tidak akan bisa memahami industri media tanpa kita memahami ‘kekuatan’
!
4!
yang mempengaruhi industri4. Sebagai sebuah program yang mengangkat
format berbeda dan satu-satunya di industri pertelevisian Indonesia, Eagle
Awards tentu saja mempersiapkan input dan output dengan sangat ketat.
Eagle Awards tentu saja bukan workshop yang diadakan oleh lembaga
kultural dan sosial. Eagle Awards diselenggarakan oleh industri media massa
yang memiliki berbagai macam kepentingan terhadap konten yang dihasilkan.
Kebijakan penyelenggaraan program tentu saja telah disesuaikan dengan
perhitungan bisnis dan disesuaikan dengan visi misi yang diusung oleh Metro
TV sebagai penyelenggara acara. Selain itu impact yang dihasilkan oleh
kompetisi ini haruslah sesuai dengan salah satu tujuan fungsional media
massa, yaitu sebagai watchdog bagi penguasa.
Ada hal menarik dari
penyelenggaraan Eagle Awards, yaitu ketika impact yang terjadi tidak hanya
kepada perkembangan film dokumenter di Indonesia. Namun, ketika ternyata
isu-isu yang diangkat menjadi film dokumenter dapat secara efektif
berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan objek yang
diangkat.
Pengelolaan kompetisi tentulah harus rapi dan ketat, sehingga
semua pihak dapat fokus berkolaborasi demi visi misi yang diusung, yaitu
sebagai wadah berkembangnya film dokumenter Indonesia, sekaligus
menyampaikan cerita-cerita tentang berbagai peristiwa yang terjadi di seluruh
Indonesia. Demi segala tujuan dan visi misi yang diusung, sebuah kebijakan
dalam programming tentu akan sangat berperan besar dalam menentukan
keberhasilan program yang dibuat.
Programming adalah tentang memilih program yang mentargetkan
audiens tertentu, mendesain jadwal, memastikan program tersebut dipasarkan
secara efektif dan memantau hasilnya5. Kebijakan programming memastikan
bahwa program yang dibuat dapat memenuhi target-target yang telah di
tetapkan dan menghasilkan program yang sesuai dengan yang direncanakan
dan tentu saja mendatangkan keuntungan. Hal ini dapat diaplikasikan secara
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
4
David Croteu & William Hoynes. 2000. Media/Society: Industries, Images and Audiences (2nd
Edition). London: Pine Forge Press. hal 35.
5
Susan Tyler Eastmen & Doughlas A. Ferguson. 2005. Media Programming: Strategies &
Practices (Eight Edition). Boston: Thomson Wadsworth. hal. 2.
!
5!
ketat oleh Metro TV ke dalam proses workshop, mentoring, hingga proses
produksi dimana kru professional yang disediakan oleh Metro TV yaitu
kameraman dan editor ikut terlibat. Proses workshop dan mentoring bisa jadi
bukan sekedar ajang berbagi ilmu pembuatan film tetapi juga sebagai salah
satu cara mengawal proses pembuatan film agar menghasilkan produk yang
sesuai dengan tujuan Metro TV. Dukungan penuh Metro TV terhadap sumber
dana dan alat bisa jadi menambah bias nilai dokumenter yang akan dihasilkan
oleh para peserta.
Sangat sulit untuk dapat menghasilkan sebuah film berkualitas bagi
seorang pembuat film dokumenter pemula. Terlebih waktu yang digunakan
untuk pra produksi hingga pasca produksi hanya dua bulan. Untuk itulah
quality control yang ditetapkan oleh Metro TV sangatlah ketat. Berdasarkan
uraian di atas ada banyak sekali penyesuaian yang harus dilakukan oleh para
peserta dengan aturan-aturan yang tercantum dalam term of refrence
kompetisi.
Mengingat Eagle Awards bukan hanya sebuah program
dokumenter biasa, maka kebijakan programming yang diberlakukan tentulah
sangat unik untuk diteliti. Dalam penyelenggaraannya ada banyak pihak
yang terlibat dan banyak sekali dinamika yang terjadi. Selain itu, selama
sembilan tahun penyelenggaraannya, Eagle Awards telah cukup memberikan
nama positif bagi Metro TV, hal ini tentu saja menjadi nilai jual tersendiri
untuk Metro TV. Namun kita perlu melihat lebih jeli praktik yang dijalankan
oleh sebuah televisi swasta, apakah benar melalui program ini Metro TV
mendukung perkembangan film dokumenter dan sineas-sineas muda
Indonesia atau program ini hanyalah bentuk lain dari kerangka besar televisi
komersil yang berusaha mendapatkan keuntungan ekonomi.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kebijakan programming yang dijalankan dalam produksi
kompetisi dokumenter Eagle Awards yang diselenggarakan oleh Metro TV
tahun 2010 – 2012 ?
!
6!
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana dinamika kebijakan programming dalam kompetisi Eagle Awards
sebagai sebuah program dengan format kompetisi yang mengangkat film
dokumenter yang belum pernah ada sebelumnya di televisi Indonesia. Secara
lebih spesifik, tujuan penelitian ini dirinci sebagai berikut:
1. Menganalisa
kebijakan
programming
dalam
produksi
kompetisi
dokumenter Eagle Awards Metro TV.
2. Menganalisa praktik bisnis televisi, terutama televisi berita dalam
memproduksi program-program acaranya.
3. Menambah wawasan tentang programming televisi yang mengemas
program informasi ke dalam format yang berbeda.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah kajian terhadap
programming televisi, khususnya dalam melihat bagaimana kebijakan
mempengaruhi programming televisi. Lebih lanjut, penelitian ini berusaha
untuk memberikan gambaran yang baik mengenai proses produksi
program televisi.
2. Manfaat Praktis
Melalui data-data yang disajikan dalam penelitian ini, diharapkan dapat
menjadi bahan pelajaran yang bisa diaplikasikan langsung oleh mahasiswa
yang sedang mempelajari produksi program televisi.
E. OBYEK PENELITIAN
Eagle Awards adalah kompetisi dokumenter yang diselenggarakan oleh
salah satu televisi swasta terkemuka di Indonesia, yaitu Metro TV. Sesuai
dengan formatnya sebagai televisi berita, Metro TV menyelenggarakan
kompetisi dokumenter yang mengangkat realitas sosial dari seluruh Indonesia
!
7!
untuk diproduksi, dikompetisikan, dan ditayangkan menjadi beberapa
program acara.
Eagle Awards terdiri atas kegiatan off-air dan on-air.
Rangkaian
kegiatan off-air sendiri terdiri atas roadshow, seleksi peserta, pitching forum
untuk sepuluh besar finalis, workshop bernama Eagle-Lab untuk lima besar
finalis yang melibatkan para praktisi dokumenter Indonesia sebagai mentor,
produksi film hingga pasca produksi yang melibatkan kameraman dan editor
sebagai kru profesional, evaluasi karya yang melibatkan mentor, program
director Eagle Awards, dan kepala departemen News Magazine Metro TV,
dan penjurian yang dilakukan oleh pakar dibidang perfilman maupun sosial.
Rangkaian acara off-air tersebut akan di produksi ke dalam beberapa program
on-air seperti Road to Eagle Awards yang berbentuk program entertainment
reality show, berdurasi 3-5 menit dan berjumlah 10 episode. Pitching forum
adalah program berbentuk reality show dengan jumlah 2 episode yang
menayangkan presentasi 10 besar finalis untuk memilih finalis menjadi 5
besar. Program Behind The Scene akan menayangkan proses produksi film
dari mulai workshop hingga evaluasi akhir, program ini berbentuk
dokumenter berjumlah 3 episode.
The Finalist adalah program yang
menayangkan hasil karya para peserta, program ini berjumlah 5 episode dan
ditayangkan di jam prime time. Terakhir adalah program special event, yaitu
Awarding Night bagi karya para peserta yang berhasil meraih kategori juara.
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka ruang lingkup penelitian
di batasi mulai tahun 2010 – 2012. Ada dinamika yang menarik yang terjadi
di tahun 2010 hingga 2012, dimana kita akan bisa melihat bagaimana Eagle
Awards telah memperkuat brand Metro TV sebagai televisi berita yang
menawarkan program-program berkualitas.
Dari kebijakan programming,
perlu dilihat bagaimana dan apa motivasi dibalik adanya Yayasan Eagle
Institute yang bertanggungjawab atas kegiatan off-air Eagle Awards di tahun
2012 dan bagaimana dinamika yang terjadi antara seluruh pihak yang terlibat
dengan Metro TV sendiri. Serta tujuan apa yang sebenarnya ingin dicapai
oleh Metro TV melalui penyelenggaraan kompetisi Eagle Awards dan
!
8!
bagaimana tujuan tersebut diimplementasikan dalam kebijakan programmingnya.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
1. Media Televisi Swasta
Dewasa ini media massa semakin berkembang seiring dengan
kemajuan zaman dan teknologi. Minat terhadap penelitian terkait industri
media massa pun semakin berkembang. Studi terhadap organisasi media
itu sendiri semakin banyak digeluti. Hal ini dikarenakan media massa
dianggap bias dalam menyampaikan isi pesannya.
Maka untuk
mengetahui tentang produksi pesan media massa, tidak akan ada jawaban
yang memuaskan tanpa menelusuri internal media.
Isi pesan media
sangat dipengaruhi oleh berbagai pengaruh internal dan eksternal yang
dialami oleh media massa sebagai sebuah organisasi.
Faktor-faktor
struktural seperti ukuran media, bentuk kepemilikan dan bagaimana fungsi
media dalam industri informasi dan hiburan memiliki konsekuensi
langsung terhadap perilaku media6.
Shoemaker dan Resse (1991) mengemukakan lima hipotesis
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi isi media massa, yakni (1) Isi
media mencerminkan realitas sosial, dalam artian media massa digunakan
oleh masyarakat sebagai cerminan kehidupan yang mereka jalani, (2) Isi
media dipengaruhi oleh sosialisasi dan sikap para pekerja media atau
disebut juga sebagai pendekatan yang berpusat pada diri komunikator, (3)
Isi media dipengaruhi oleh rutinitas organisasi media, (4) Isi media
dipengaruhi oleh berbagai lembaga dan kekuatan sosial, dan (5) Isi media
merupakan fungsi ideologi dan upaya mempertahankan status quo.
Isi atau konten media merupakan kolaborasi antara program internal,
keputusan manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal yang berasal
dari sumber-sumber non-media seperti indivdiu-individu berpengaruh
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
6
!
Denis McQuail. 2000. Mass Communication Theory. London: Sage Publication. Hal. 245.
9!
secara sosial, pejabat pemerintah, pemasang iklan, dan sebagainya7.
Melalui tekanan yang diterima oleh media, menunjukakan bahwa posisi
media
tersebut
dalam
masyarakat
sangat
penting,
sebagaimana
dikemukakan oleh McQuail8, “Lack of external Presure would probably
indicated social marginality or insignificance”. Tekanan yang diberikan
kepada media massa baik itu oleh masyarakat maupun oleh pemerintah
menunjukkan bahwa posisi media massa di dalam masyarakat sangatlah
penting.
Sebagai bagian dari industri media massa, televisi harus mampu
mengakomodasi tekanan-tekanan yang diterima dan memenuhi tanggung
jawabnya sebagai institusi yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan
peningkatan standar kultural kehidupan mereka melalui informasi dan
hiburan. Selain itu, perlu diingat televisi terutama televisi swasta adalah
lembaga penyiaran yang bersifat komersil berbentuk badan hukum
Indonesia yang bidang usahanya bergerak di bidang jasa penyiaran baik itu
radio maupun televisi. Bersifat komersil dalam hal ini berarti stasiun
televisi swasta didirikan dengan tujuan mengejar keuntungan yang
sebagain besar berasal dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya
yang terkait dengan penyelenggaran penyiaran9.
DeFleur dan Dennis (1985:249) mengemukakan konsep komersil
sebuah stasiun televisi, stasiun televisi komersil menjual akses mereka
terhadap penonton kepada pengiklan. Hal ini menjadi sumber pendapatan
industri televisi, sebagai hasilnya industri ini menjadi industri yang sangat
menguntungkan dan programming telah terpengaruh oleh para pengiklan
dan pesan-pesan di dalamnya menjadi bias. Vane dan Gross (1994: 15)
mengemukakan definisi yang lebih spesifik, bahwa televisi komersil
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
7
Stephen W. Littlejohn & Karen A.Foss. 2005. Theories of Human Communication (Eight
Edition). Thomson Wadsworth.hal. 281
8
McQuail. Op.Cit., hal.98
9
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002. Bagian Kelima Pasal 16. Tentang Lembaga Penyiaran
Swasta.
!
10!
adalah wilayah yang dimiliki secara privat, berjalan untuk mencari
keuntungan dan ditawarkan kepada publik secara gratis.
Menurut Potter (2001), ada beberapa karakteristik ekonomi yang
dapat mempengaruhi media massa:
1) Iklan sebagai mesin penggerak.
Iklan adalah sumber pendapatan terbesar industri media massa.
Program acara yang dibuat selain ditujukan untuk penonton, program
yang dibuat pun ditujukan untuk menarik pengiklan. Semakin banyak
penonton, semakin banyak iklan yang masuk. Itu berarti semakin
banyak pendapatan yang diperoleh.
Untuk mendapatkan banyak
pengiklan yang perlu dilakukan oleh media massa seperti televisi
adalah membuat program yang dapat menarik banyak penonton.
Untuk dapat menarik banyak penonton, tentu saja televisi harus
menyajikan program yang disukai oleh penonton.
2) Ketergantungan terhadap dukungan langsung dan tidak langsung.
Dukungan langsung terhadap sektor ekonomi media massa
biasanya
dirasakan
langsung
oleh
stasiun
televisi
berbayar.
Masyarakat diharuskan membayar untuk dapat menikmati programprogram yang disajikan oleh televisi berbayar.
Pembayaran yang
dilakukan oleh pelangggan akan digunakan untuk mendanai
pembuatan program-program selanjutnya. Sedangkan dukungan tidak
langsung didapatkan dari hasil pembelian barang dan jasa oleh
masyarakat.
Barang dan jasa yang dibeli ini sepersekian
pendapatannya digunakan untuk beriklan di media massa.
Media
massa menayangkan iklan tersebut, penonton melihatnya lalu tertarik
untuk membeli barang dan jasa yang diiklankan.
3) Marketing
Sebuah program televisi dapat dinikamti oleh penonton apabila
penonton mengetahui keberadaan program acara yang disajikan.
Strategi marketing diperlukan bahkan oleh sebuah program televisi.
Marketing program dapat dilakukan melalui slot iklan di channel
!
11!
sendiri atau melalui media lain seperti koran, majalah, tabloid, atau
melalui social media yang kini tengah popular.
4) Profit
Profit adalah selisih antara pendapatan dengan pengeluaran.
Sebagai sebuah industri bisnis, media massa tentu saja sangat
menginginkan keuntungan sebesar-besarnya.
Untuk memperbesar
keuntungan, yang harus dilakukan adalah memperkecil pengeluaran
dan memperbesar pendapatan.
5) Iklim kompetitif
Semakin pesat perkembangan teknologi makan semakin
kompetitif persaingan antar media.
Masyarakat semakin banyak
mendapatkan pilihan program dengan kemunculan televisi berbayar.
Televisi lokal dan televisi komunitas pun semakin bergerak maju
mengikuti arus kompetisi. Hal ini mendorong masing-masing stasiun
televisi untuk dapat menayangkan program sesuai dengan kebutuhan
penonton sehingga program tersebut dapat menarik sebanyak mungkin
penonton.
Televisi
swasta
dibentuk
dari
elemen-elemen
yang
bersinggungan dan memiliki kepentingannya masing-masing.
saling
Individu
dalam organisasi media memiliki peran dan pengaruhnya tersendiri dalam
produk yang dihasilkan. Organisasi media memiliki tujuan baik itu tujuan
ekonomi maupun tujuan sosial, hal ini akan memberikan pengaruh, baik
terhadap bentuk maupun jenis produk yang dihasilkan. Ada industri dan
institusi yang memberikan karakter tertentu pada organisasi media. Media
massa berada di lingkup industri bisnis ketika kita membicarakan latar
belakang kegiatan ekonomi yang ada pada kegiatan media massa. Di sisi
lain media massa adalah institusi sosial yang melibatkan kepentingan dan
hak publik dalam hal informasi dan pendidikan. Level yang lebih tinggi
adalah media massa berada di lingkungan sosial masyarakat yang bergerak
dalam nilai dan norma yang telah disepakati bersama. Level tertinggi
!
12!
adalah lingkungan internasional dengan level nilai dan norma yang lebih
tinggi pula.
Gambar 1. Level Analisis Organisasi Media10
Gambar di atas menjelaskan hubungan yang dimiliki oleh televisi
dengan banyak elemen dalam lingkungan sosial masyarakat dimana media
berada.
Masing-masing elemen memiliki tujuan dan motif tersendiri.
Motif dan tujuan yang dimiliki oleh masing-masing elemen di atas akan
berpengaruh terhadap kebijakan media yang selanjutnya menjadi pedoman
dalam setiap aktivitas di dalam organisasi media.
Namun, hubungan antar elemen di dalam proses penentuan
kebijakan media bersifat cair dan dapat dinegosiasikan. Tekanan dan
tuntutan terhadap organisasi media tidak seluruhnya menghambat media.
Beberapa bisa menjadi sumber kebebasan media, seperti contoh sumber
alternatif pendapatan, kebijakan pemerintah dalam perlindungan kerja
media. Beberapa tekanan justru menyeimbangkan tekanan yang lainnya,
seperti dukungan terhadap kepentingan audiens untuk membatasi
kepentingan pengiklan yang berlebihan, atau prestige institusi media
melawan institusi di luar organisasi dan tekanan lainnya11.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
10
11
!
McQuail. Op.Cit., hal. 145.
Freedman. Op.Cit., hal. 67.
13!
Penonton dewasa ini bukan lagi penonton yang menerima begitu saja
apa yang disajikan oleh televisi. Dengan banyaknya pilihan yang tersedia,
stasiun televisi yang dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhannya
sebagai penonton akan ditinggalkan. Tak hanya oleh penonton, televisi
mendapat banyak sorotan dari berbagai pihak seperti organisasi-organisasi
yang bertugas sebagai pengawas media. Apabila program yang dihasilkan
tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan, program tersebut
akan diperingatkan atau diberi sangsi yaitu progam tersebut tidak lagi
boleh ditayangkan di televisi. Untuk itu, stasiun televisi harus mampu
memenuhi harapan semua pihak akan tayangan berkualitas.
Namun,
program yang dianggap berkualitas pun tidak terlepas dari bias yang dapat
mempengaruhi konten dan pesan dari program yang disajikan.
2. Kebijakan Programming Televisi
Media massa sebagai sebuah organisasi memerlukan seperangkat
pedoman pelaksanaan kegiatan yang berfungsi sebagai pemandu dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatannya guna mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Kebijakan adalah salah satu cara mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Kebijakan adalah usaha untuk mendefinisikan dan menyusun
basis rasional untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan12.
Pembuatan kebijakan diartikan sebagai usaha untuk melakukan
pilihan-pilihan penting yang sesuai tujuan utama pembuatan kebijakan.
Lasswell (1948b:122) menyatakan kebijakan sebagai sebuah penjelasan
tujuan-tujuan sosial yang harus diberikan oleh bidang keilmuan.
Kebijakan memiliki banyak bentuk. Sebuah kebijakan dapat berbentuk
hukum, regulasi, atau sekumpulan hukum dan regulasi yang mengatur
wilayah dengan isu atau permasalahan tertentu. Seperti yang dikemukan
oleh Anne Schneider dan Helen Ingram dalam Birkland (2011: 9):
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
12
Wayne , Parsons. 2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan.
Jakarta:Kencana. hal. 15
!
14!
Policies are revealed through texts, practices, symbols, and
discourse that define and deliver values including goods and services
as well as regulation, income, status, and other positively or negatively
valued attributes.
Dalam kegiatan penyiaran sebuah stasiun televisi, programming
adalah hal yang paling utama. Programming berkaitan dengan pencarian
dan pemilihan material yang sesuai dengan produk yang ingin dibuat.
Material tersebut diorganisasikan sesuai dengan target audiens yang dituju.
Terakhir, hal terpenting yang harus dilakukan setelah program selesai
disajikan kepada penonton adalah evaluasi.
Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar tujuan program telah dicapai, apa saja
kekurangan dan kelebihan program, dan kemungkinan-kemungkinan
lainnya.
Ferguson
(1981:4)
mengemukakan
secara
singkat
tentang
programming televisi:
“The programmer uses appropriate strategies in searching out
and acquiring program materials design to attract a defined audience in
specific market, and in scheduling program items so as a create a
coherent program service.”
Kerja programming dimulai dari pencarian serta pemilihan material
program yang akan disajikan kepada audiens, dan menentukan pula target
audiens yang ingin dicapai.
Setelah itu dilakukan negosiasi untuk
menentukan materi mana yang benar-benar sesuai dengan tema tersebut,
kemudian programmer mulai menyusun material yang saling berkaitan
tersebut menjadi sebuah program jadi yang siap dinikmati oleh audiens.
Hal terakhir yang dilakukan dalam siklus programming adalah melakukan
evaluasi melalui hasil rating dari jumlah penonton yang menyaksikan
program tersebut, belajar dari kesalahan, pada akhirnya memperbaiki
kesalahan tersebut dengan sesuatu yang baru. Program merupakan faktor
!
15!
pembantu dalam menciptakan identitas dan boleh jadi mengembangkan
daya pikat terhadap, setidaknya, tipe khalayak serupa.
Programming berkenaan dengan kebijakan di balik akuisisi dan
produksi program, sementara penjadwalan berkaitan dengan alasan
penetapan waktu bagi program-program tertentu.
Programming tidak
hanya berhubungan dengan pembelian dan pemesanan material televisi.
Mempertahankan atau memproduksi program tertentu bisa berhubungan
dengan citra stasiun televisi di mata publik13.
Programming yang sukses memiliki banyak faktor dibalik
pelaksanaannya.
Ada
elemen-elemen
yang
mendasari
sebuah
programming yang baik dan ideal. Elemen-elemen tersebut berkolaborasi
untuk dapat mengasilkan sebuah program yang sesuai dengan harapan
programmer yang membuatnya. Elemen-elemen tersebut adalah sebagai
berikut14:
a. Ease of Delivery
Melalui teknologi yang digunakan, sbeuah stasiun televisi dapat
menyajikan
program
acara
kepada
jutaan
penduduk
di
area
jangkauannya dengan nyaman, mudah dan murah. Seorang audiens
akan setiap pada program yang disajikan dan melakukan investasi atas
waktu dan uang mereka untuk dapat menikmati program acara yang
menurut mereka menarik dan bermanfaat.
Untuk itu penting bagi programming televisi dalam menentukan
penjadwalan yang tepat, yang sesuai dengan jadwal keseharian audiens.
Sehingga audiens tetap dapat menyaksikan program favoritnya tanpa
mengganggu jadwal kegiatan mereka sehari-hari.
b. Continous availability
Menjaga sebuah siaran dan program secara stabil dan terus
menerus, merupakan maksud dari elemen programming.
Sebuah
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
13
Burto, Graeme. 2007. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada Studi Televisi.
Yogyakarta: Jalasutra. hal. 94
14
Susan, Lewis, Sydney. Op.Cit., hal. 7-9.
!
16!
stasiun televisi harus membuat penjadwalan yang membuat penonton
berada setia di stasiun televisi bersangkutan.
c. Ease of Access
Semakin mudah dan murahnya televisi membuat audiens yang
dijangkau semakin luas. Televisi adalah media yang dapat menjangkau
siapapun baik dari berbagai tingkatan usia, gender, pendidikan, dan
tingkatan social ekonomi. Dengan luasnya jagkauan target audiens,
seorang programmer harus mampu memproduksi program acara dengan
jangkauan audiens yang luas. Tantangan seperti ini biasanya terjadi
pada program di jam-jam prime time, dimana stasiun televisi harus
mampu menjangkau audiens seluas mungkin di jam tersebut. Tetapi,
seorang programmer biasanya lebih menyukai untuk menjangkau target
audiens yang lebih spesifik dibandingkan menjangkau audiens yang
luas.
d. Capacity of Realism
Televisi harus mampu menyajikan informasi secara akurat kepada
audiens, sehingga audiens dapat merasakan seolah-olah berada di dalam
peristiwa tersebut. Siaran langsung televisi biasanya adalah salah satu
contoh program yang dapat membawa audiens secara actual seperti
menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi.
e. Potential for Social Impact
Media massa seperti televisi memiliki kemampuan untuk
mempengaruhiaudiens
untuk
melakukan
perubahan
tertentu
di
lingkungan sosialnya. Kebijakan di level pemerintah, pasar, maupun
pemegang saham merespon secara konstan bagaimana seharusnya
programmer bekerja, karena ini berkiatan tentang konsekuensi sosial
yang mereka lakukan.
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan, bahkan kegiatan programming
sekalipun.
Sebuah strategi diperlukan sebagai arahan terpadu bagi
siapapun yang terlibat, serta memberikan pedoman pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki untuk dapat digunakan mencapai tujuan program yang
!
17!
telah ditetapkan.
Terdapat lima startegi programming yang harus
dipahami dalam programming televisi, yaitu15:
a. Compatible Principle
Program-program yang disjaikan televisi menemani hampir 24 jam
aktivitas manusia. Seorang programmer harus secara tepat mengetahui
kebiasaan-kebiasaan umum kegiatan audiensnya. Sehingga ia dapat
membuat penjadwalan yang tepat dengan aktivitas audiensnya.
b. Habit Formation
Kebiasaan audiens adalah hal yang penting yang harus diketahui
oleh seorang programmer.
Tanpa mengatahui kebiasaan umum
audiensnya, kemungkinan sebuah program akan kehilangan audiensnya.
Kebiasaan audiens dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya, usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan tingkat perekonomian.
Kebiasaan audiens disesuaikan dengan aktivitas yang mereka jalani.
Oleh karena itu, seorang programmer harus secara jeli memahami dan
mengetahui secara tepat kebiasaan-kebiasaan audiensnya.
c. Control of Audience Flow
Setiap program yang disajikan tidak selalui memenuhi selera
audiens. Ada audiens yang menjadi penonton setia, ada audiens yang
menonton hanya untuk membunuh waktu, bahkan ada penonton yang
tidak suka sama sekali dengan program yang disajikan. Hal ini harus
dipertimbangkan
programming.
oleh
seorang
programmer
dalam
melakukan
Dalam menyusun program, programming yang
dilakukan harus mempertimbangkan cara untuk mengelola penonton
setia, penonton potensial bahkan penonton yang tidak potensial
sekalipun.
d. Conservation of Program Resources
Televisi maupun radio adalah media massa yang dapat mengelola
sumber daya program yang mereka miliki dalam jangka waktu yang
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
15
!
Ibid.
18!
lebih lama.
Sebuah serial televisi, program dokumenter, maupun
program talkshow dan variety show dapat disajikan secara berulang kali
kepada audiens. Hal ini bergantung kepada kreativitas programmer
dalam mengelola sumber daya program maupun konsep program yang
mereka miliki.
e. Mass Appeal
Televisi merupakan media massa yang dapat menjangkau audiens
dalam jumlah yang besar dalam sekali penayangan programnya. Hal ini
memperkuat posisi televisi di antara media massa lainnya, dalam hal
jangkauan audiens. Keuntungan ini membuat televisi menjadi media
favorit pengiklan dan investor.
Dalam sekali produksi program,
seorang programmer harus mampu mengelola penonton, pengiklan dan
investor sekaligus.
Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau
barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audiens
dan pemasang iklan. Bittner (1991) menganalogikan programming dalam
televisi seperti sebuah toko yang menjual barang-barang atau sebuah
lembaga hukum menjual jasa mereka.
Seperti toko yang menetapkan
harga pada barang-barang yang dijual, atau pengacara yang menetapkan
biaya pada setiap jasa yang diberikan, maka televisi menetapkan rating
kepada para pengiklan dari setiap waktu tayang program acara yang
disiarkan.
Dominick (2002: 304) menjelaskan pentingnya programming
dalam media penyiaran, ketika sebuah program telah diproduksi, dimana
dan kapan program tersebut dijadwalkan untuk tayang harus direncanakan
sedemikian rupa. Programming dalam industri televisi merupakan hal
yang sangat krusial.
Keputusan programming yang buruk dapat
mengakibatkan kegagalan bagi sebuah program yang sebenarnya
berkualitas dan sebaliknya.
Kebijakan programming dibuat untuk mengatur format program
!
19!
yang akan dibuat, audiens yang disasar, jadwal yang akan ditetapkan,
pemasaran program, dan mengawasi hasil yang dibuat. Tujuan yang ingin
dicapai bagi televisi swasta kembali lagi kepada hakikatnya sebagai
sebuah televisi komersil, yaitu keuntungan. Sambil memastikan bahwa
program-program yang dibuat memang bisa menghasilkan keuntungan,
disi lain, tujuan sosial yang menjadi fungsi media massa juga harus secara
ketat diperhatikan bahwa tujuan tersebut juga akan dapat dicapai.
Kebijakan programming juga memastikan bahwa tekanan-tekanan yang
diperoleh dari berbagai pihak dapat diakomodasi dengan baik dan
kepentingan televisi sendiri masih dapat dicapai. Secara konteks yang
lebih luas, ada banyak sekali faktor dari luar yang dapat mempengaruhi
performa media, ekonomi, pressure groups, lembaga pers, dan lembaga
pendidikan16.
Ada kepercayaan bahwa stasiun televisi bukanlah bisnis yang
menciptakan program, stasiun televisi adalah bisnis menciptakan audiens
yang ingin diraih oleh para pengiklan17. Di sinilah bagian penting dari
sebuah programming, yaitu memahami penonton.
Memiliki ide dan
memahami penonton saja belum cukup untuk dapat memproduksi sebuah
konten program. Diperlukan sebuah strategi programming yang tepat agar
ide yang baik dapat dieksekusi dengan baik dan menghasilkan konten
program yang maksimal. Ada empat aspek strategi programming ditinjau
dari aspek manajemen18:
1) Perencanaan Program
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan
rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang
memungkinkan stasiun penyiaran mendapatkan tujuan program dan
keungannya. Pada tahap inilah seorang programmer beserta kerabat
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
16
Joseph, R.Dominick. 2002. The Dynamics of Mass Communication: Media Digital Age (7th
Edition). New York: McGraw-Hill. hal. 448.
17
John A. Furtonato. 2005. Making Media Content: The Influence of Constituency Group on Mass
Media. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Hal. 17
18
Morrisan, Op.Cit., hal. 273-355.
!
20!
kerjanya menelaah elemen-elemen programming di atas untuk
menjadi fondasi program.
Di stasiun televisi sendiri perencanaan
program diarahkan pada produksi program yaitu progran apa yang
akan diproduksi, target audiens, pemilihan program yang akan dibeli,
dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien
yang tersedia pada waktu tertentu.
2) Produksi dan Pembelian Program
Sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, pelaksanaan
rencana program dapat dilakukan dengan memproduksi sendiri
program tersebut atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi.
Sehingga apabila ditinjau dari siapa yang memproduksi, program
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
a. In-House Production, program ini dibuat sendiri oleh stasiun
televisi, biasanya
adalah program berita dan program yang
terkait dengan informasi seperti, laporan
khusus, infotainment,
laporan kriminal, talk show, biografi tokoh, feature, dan
film
dokumenter. Dan juga program hiburan seperti game show, kuis,
musik, dan variety show.
b. Program yang dibuat oleh pihak lain, program ini biasanya
merupakan program
hiburan seperti, drama, program musik, dan
program reality show.
3) Eksekusi Program
Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.
Dalam hal ini,
pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan
teknik penempatan acara sebaik mungkin. Penempatan acara yang
tidak tepat akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal terhadap
acara yang ditayangkan. Televisi menyajikan program acara secara
berkesinambungan oleh karena itu dibutuhkan scheduling strategies
yang tepat agar acara yang diproduksi mendapatkan hasil yang
maksimal. Dalam menyusun jadwal acara, seorang programmer harus
!
21!
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan
menonton audiens seperti mobilitas audiens, jenis pekerjaan,
kebutuhan
dan
ketertarikan
audiens
kepada
hal-hal
tertentu
berdasarkan siklus harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya. Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah persaingan atau kompetisi dari
stasiun lainnya.
4) Pengawasan dan Evaluasi Program
Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh
rencana dan tujuan sudah dapat tercapai.
Menurut Peter Pringle
(1991), dalam hal pengawasan program, manager program harus
melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Mempersiapkan standar
program stasiun penyiaran, (2) Mengawasi seluruh isi program agar
sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku,
(3) Memelihara catatan program yang disiarkan, (4)Mengarahkan dan
mengawasi kegiatan staf departemen program, (5) Memastikan
kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat.
Misalnya
dengan pemasok program, lembaga lisensi lagu dan rekaman, stasiun
jaringan, dan lain-lain, dan (6) Memastikan bahwa biaya program
tidak melebihi jumlah yang sudah dianggarkan.
3. Program Berita
Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan,
situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik dan harus secepatnya
disampaikan kepada khalayak (Errol Jonathan dalam Sumadiria, 2005:
64). Definisi ini bukan hanya merujuk kepada pers atau media massa
dalam arti sempit dan tradisional, melainkan juga pada radio, televisi, film,
dan internet. Berita pada awalnya hanya milik surat kabar. Akan tetapi
berita juga telah menjadi bagian penting dari media seperti radio, televisi
dan internet. Berita telah muncul sebagai kebutuhan dasar masyarakat
modern di seluruh dunia.
!
22!
Program acara televisi secara garis besar terbagi menjadi program
informasi dan hiburan. Program informasi memenuhi kebutuhan
masyarakat akan informasi.
Melalui program ini programmer dapat
menggunakan rasa ingin tahu penonton untuk mendapatkan sebanyak
mungkin penonton. Program informasi adalah segala jenis siaran yang
tujuannya
memberikan
tambahan
pengetahuan
kepada
khalayak.
Sedangkan program hiburan bertujuan untuk menghibur penonton dan
menjadi program yang memenuhi keinginan penonton akan tayangan
ringan yang dapat membantu melepas penat.
Gambar 2.Jenis Program Televisi19
Program informasi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu hard news
dan soft news. Hard news adalah segala informasi penting dan menarik
yang harus segera disiarkan karena sifatnya yang harus segera diketahui
oleh masyarakat. Televisi menjadi sumber utama bagi masyarakat untuk
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
19
!
Morrisan, Op.Cit., hal. 217-223.
23!
mengetahui berita atau peristiwa yang terjadi hari ini baik berita lokal
maupun internasional.
Stasiun televisi biasanya memiliki divisi
pemberitaan secara terpisah dengan program lainnya. Investasi stasiun
televisi pun cukup besar untuk divisi pemberitaan. Slot program untuk
program berita pun terbilang banyak. Biasanya program berita disiarkan
sebanyak tiga kali, yakni pagi, siang, dan malam. Untuk stasiun televisi
berita seperti Metro TV dan TV One, program berita memiliki slot paling
banyak. Hard news terbagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Straight news
Straight news yang berarti berita langsung adalah berita singkat
dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup
5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu
peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat oleh waktu
karena informasinya yang bersifat sangat cepat basi.
2. Feature
Feature adalah berita ringan namun menarik. Pada dasarnya
feature adalah bagian dari soft news, namun karena terikat waktu dan
penayangan dengan durasi singkat feature mnajdi bagian dari program
berita, maka program ini masuk ke dalam kategori hard news.
3. Infotainment
Infotainment berasal dari kata information dan entertainment.
Infotainment adalah berita yang mneyajikan informasi mengenai
kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat, biasanya selebriti
atau orang-orang yang bekerja di industri hiburan.
Soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang
disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera
ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini disiarkan secara terpisah dari
program berita.
Program-program yang termasuk dalam kategori ini,
yaitu:
!
24!
1. Current Affair
Current affair adalah program yang menyajikan informasi
kekinian yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul
sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Current
affair cukup terikat waktu dalam penayangannya namun tidak seketat
pada hard news.
2. Magazine
Topik atau tema yang diangkat dalam program magazine di
televisi memiliki kemiripan dengan topik atau tema yang terdapat
dalam majalah.
Magazine adalah program yang menampilkan
informasi ringan namun mendalam, dengan kata lain program
magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine
ditayangkam terpisah dari program berita. Magazine ditayangkan pada
program tersendiri yang terpisah dari program berita.
3. Dokumenter
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
Dokumenter umumnya menceritakan tentang suatu tempat, kehidupan
atau sejarah suatu masyarakat atau kehidupan flora dan fauna. Gaya
dan penyajian film dokumenter sangat beragam.
Cara penyajian
program dokumenter televisi banyak mengadopsi gaya pembuatan
dokumenter
sinema.
Namun
umumnya
dokumenter
televisi
mengadaptasi gaya dokumenter explanatory yang menggunakan narasi
sebagai pengantar utama penonton kepada topik yang diangkat berbeda
dengan dokumenter sinema yang lebih banyak menggunakan
pendekatan observatory dimana penonton diajak untuk melihat
kehidupan subjek dalam film dokumenter sehingga penonton seolaholah masuk ke dalam kehidupan subjek.
!
25!
4. Talk Show
Program talk show adalah program yang menampilkan satu atau
beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu
oleh seorang pembawa acara.
Program berita dalam televisi dibuat berdasarkan asas-asas dalam
jurnalistik.
Program informasi di televisi termasuk ke dalam produk
jurnalistik media elektronik audiovisual. Menurut Sumadiria (2005: 45)
jurnalistik media elektronik audiovisual, atau jurnalistik televisi,
merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal, dan dimensi
dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara
singkat, padat, efektif. Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa
gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat.
Teknologikal, berkaitan
dengan daya jangkau siaran, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan
serta diterima oleh pesawat televisi penerima.
Dramatikal, berarti
bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang dihasilkan oleh
rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.
Aspek dramatik
televisi inilah yang tidak dimiliki oleh media massa seperti radio dan surat
kabar. Aspek dramatik televisi menggabungkan tiga kekuatan: kekuatan
gambar, dan kata-kata.
Inilah yang disebut efek bersamaan dan efek
simultan televisi.
Sebagai produk jurnalistik, berita pada televisi tetap bepegang pada
fungsi utama pers yaitu20:
a.
Informasi
Fungsi pertama dari lima fungsi pers ialah menyampaikan
informasi sesegera mungkin kepada masyarakat.
Setiap informasi
yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar, aktual, akurat,
faktual, menarik, penting, lengkap-utuh, jelas, jujur-adil, berimbang,
relevan, bermanfaat dan etis.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
20
Haris, Sumadiria. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. hal 32
!
26!
b.
Edukasi
Berbagai
informasi
yang
disebarluaskan
pers
hendaknya
digunakan untuk kepentingan mendidik.Inilah yang membedakan
organisasi media dengan organisasi lainnya seperti organisasi bisnis.
Seperti ditegaskan Wilbur Schramn (1973), bagi masyarakat, pers
adalah pengamat, guru, dan forum. Pers setiap hari melaporkan berita,
memberikan tinjauan atau analisis atas berbagai peristiwa dan
kecenderungan yang terjadi, serta ikut berperan dalam mewariskan
nilai-nilai luhur universal, nilai-nilai dasar nasional dan kandungan
budaya-budaya lokal dari satu generasi ke generasi berikut secara
estafet.
c.
Mempengaruhi
Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislatif, eksekutif,
dan yudikatif,
Dalam kerangka ini, kehadiran pers dimaksudkan
untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif agar kekuasaan mereka tidak menjadi korup dan absolut.
Untuk negara-negara yang menganut paham demokrasi, pers
mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat.
d.
Hiburan
Pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana kreasi
yang menyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi semua lapisan
masyarakat. Artinya apapun konten rekreatif yang ditawarkan tidak
boleh bersifat dekstruktif atau negatif.
e.
Mediasi
Mediasi berarti penghubung, bisa juga disebut sebagai fasilitator
atau mediator. Setiap hari pers melaporkan berbagai peristiwa yang
terjadi di dunia ke dalam produk jurnalistik seperti berita ataupun
bentuk produk jurnalistik lain baik itu hard news maupun soft news.
Televisi dengan format berita memproduksi program yang sebagian
besar adalah program informasi atau program berita. Informasi menjadi
!
27!
komoditas utama yang dijual. Tentunya akan sangat membosankan jika
seluruh program informasi dikemas dalam bentuk program hard news
yang kaku. Untuk itu, penting menyajikan program dengan bentuk lain
seperti soft news. Dokumenter bisa menjadi salah satu program soft news
yang cukup menjanjikan apabila diproduksi secara baik dan rapi.
Amerika,
program
dokumenter
menjadi
program
yang
Di
cukup
menguntungkan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya program dokumenter
yang disiarkan. Di Inggris, BBC secara konsisten memproduksi program
dokumenter sejak tahun 1980-an21. Program dokumenter yang dihasilkan
beragam, mulai dari documentary series hingga single episode
documentary.
Program dokumenter yang diproduksi tidak hanya
ditayangkan di BBC, namun juga diekspor ke berbagai stasiun televisi di
seluruh dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa secara ekonomi, program dokumenter
bisa sangat menguntungkan bagi stasiun televisi yang memproduksinya.
Selain itu, stasiun televisi dapat menyajikan informasi ke dalam bentuk
berbeda yang lebih kreatif. Impact yang dihasilkan pun bisa jadi berbeda
bahkan lebih kuat dibandingkan program berita biasa.
Diproduksinya
kompetisi dokumenter Eagle Awards bisa menjadi salah satu langkah awal
yang cukup baik untuk lebih mengenalkan program dokumenter kepada
penonton di Indonesia. Selain variasi tontonan masyarakat menjadi lebih
beragam, penonton juga disuguhkan realitas dengan perspektif yang
menarik dan beragam. Terlebih ada keterlibatan anak-anak muda dalam
proses produksi film dokumenter yang akan ditayangkan.
Sehingga penelitian ini ingin melihat lebih dalam kebijakan
programming yang digunakan oleh Metro TV dalam memproduksi Eagle
Awards.
Sehingga bisa dilihat apa kelebihan dan kekurangan Eagle
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
21!Diambil!dari!situs!resmi!BBC,!yang!diakses!tanggal!4!Oktober!2013!
http://www.bbc.co.uk/aboutthebbc/insidethebbc/whatwedo/television/!
!
28!
Awards sebagai sebuah kompetisi yang menyuplai banyak program bagi
Metro TV.
G. KERANGKA KONSEP
Untuk memproduksi sebuah program di stasiun televisi, ada banyak
sekali dinamika yang terjadi. Bagi sebuah stasiun televisi yang terus ditekan
oleh berbagai tekanan baik itu tekanan yang bersifat eknomoni, politik, dan
sosial, penting untuk bisa menyajikan program-programnya ke dalam
programming yang dapat membawa keloyalan penonton pada stasiun televisi
yang bersangkutan.
Berbagai inovasi dan kreativitas diperlukan untuk
mengimbangi tuntutan perubahan jaman dan tuntutan selera masyarakat.
Programming menjadi sebuah hal krusial bagi stasiun televisi, karena
program merupakan produk utama yang dijual kepada pengiklan dan
ditawarkan kepada penonton.
Kesalahan pada pelaksanaan programming
akan bisa mengakibatkan kerugian yang cukup besar, karena penonton tidak
tertarik untuk menonton program yang ditawarkan.
Ketidaktertarikan
penonton berakibat pada rendahnya rating program dan berimbas pada
sedikitnya pengiklan yang mau mengiklankan produknya di televisi tersebut.
Skema ini menjadi penting ketika kita membicarakan televisi swasta, karena
faktor ekonomi dan keuntungan akan selalu menjadi prioritas dalam produksi
stasiun televisi swasta.
Namun kita juga harus melihat kemungkina-
kemungkinan lain menjadi concern sebuah stasiun televisi swasta karena
mereka juga merupakan bagian dari media massa yang memiliki tanggung
jawab kepada publik. Ada beberapa poin yang akan dijadikan pisau analisis
dalam penilitian ini, yaitu:
1. Konsep Kebijakan dalam Programming Televisi
Kebijakan merupakan sebuah pedoman yang dibuat oleh manajerial
stasiun televisi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kebijakan membantu memastikan bahwa dalam praktik produksi program!
29!
program televisi, hal-hal yang tidak perlu dapat dihilangkan.
Untuk
melihat tujuan yang ingin dicapai, penting melihat karakteristik stasiun
televisi yang bersangkutan.
Karakteristik televisi pada umumnya dibagi menjadi dua, televisi
swasta dan publik. Dari karakteristik ini tentu saja akan menghasilkan
tujuan dan visi misi penyelenggaraan penyiaran yang berbeda. Televisi
swasta tentu saja sangat concern pada tujuan ekonomi, karena sifatnya
yang komersil. Selain karakteristik, format televisi akan menjadi pemandu
dalam programming yang diselenggarakan. Di Indonesia sendiri saat ini
terdapat dua jenis format televisi, televisi umum yang menyajikan program
hiburan dan informasi secara seimbang, dan televisi berita yang lebih
banyak menyajikan program-program informasi daripada program
hiburan.
Format yang diusung akan berpengaruh kepada pemilihan
program-program yang akan diproduksi, karakter-karakter program yang
diproduksi, sasaran penonton yang dituju, hasil yang ingin diperoleh
hingga tujuan yang ingin dicapai.
Dari dua hal seperti karakteristik
televisi dan format stasiun televisi akan dilihat tujuan yang ingin dicapai
yang bisa membedakan stasiun televisi yang satu dengan yang lainnya.
Dengan memahami karakteristik stasiun televisi dan tujuan yang ingin
dicapai, diharapkan hal tersebut mampu menjadi bahan analisis untuk
membedah kebijakan programming yang dilakukan.
Objek penelitian ini sendiri adalah sebuah kompetisi yang
diselenggarakan oleh stasiun televisi swasta yang mengusung format
berita.
Sebagai sebuah stasiun televisi swasta, tentu tujuan utama
keuntungan menjadi pertimbangan dalam memilih format televisi yang
dipilih dan program-program yang dihasilkan. Namun, sebagai sebuah
stasiun televisi swasta yang mengusung format berita. Metro TV tentu
saja memiliki visi besar yang akan diterapkan ke dalam setiap programprogram yang dihasilkan.
Visi besar yang diusung akan membantu
melihat kebijakan programming Eagle Awards dari mulai perencanaan
hingga hasil eksekusi yang dilakukan.
!
30!
2. Konsep Strategi Programming Televisi
Programming adalah serangkaian skema kerja yang terorganisir dan
melibatkan banyak pihak dengan banyak kepentingan.
Melalui
programming, segala kepentingan akan menjadi sebuah fondasi dan bahan
baku bagi program acara yang akan dibuat. Strategi programming adalah
bentuk implementasi dari kebijakan organisasional yang telah dibuat
dilevel manajerial. Pada praktiknya strategi programming akan memakai
kebijakan organisasi yang telah dibuat sebagai pedoman pelaksanaan
programming, sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada proses
awal kebijakan akan dapat tercapai. Melalui strategi programming pula
dapat dilihat hasil dari kebijakan yang ditetapkan. Strategi programming
dapat dilihat dari empat hal di bawah ini:
a. Perencanaan program
Dalam tahapan ini akan dirumuskan format acara seperti apa yang
akan dibuat, berapa lama program dibuat dan berapa lama durasi
program, siapa saja yang akan terlibat dan apa latar belakangnya, siapa
sasaran audiens dan bagaimana cara menarik perhatian mereka,
bagaiman penjadwalan pra produksi, produksi, dan pasca produksi,
hingga penayangan program dan evaluasi terhadap keberhasilan
program menarik target audiens dan evaluasi berapa lama program
tersebut mampu bertahan.
Eagle awards adalah program televisi yang unik. Program ini
mengangkat konsep kompetisi, namun bukan seperti kebanyakan
program kompetisi di televisi. Eagle Awards mengangkat dokumenter
sebagai tema yang dikompetisikan. Dokumenter bukanlah genre film
yang sering dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Namun, Eagle
Awards dengan berani mengangkat dokumenter sebagai tema utama
kompetisi. Yang lebih mengejutkan adalah bahwa program ini telah
melalui pelaksanaannya yang ke delapan dan sedang dalam tahap
produksi pelaksanaannya yang kesembilan.
!
31!
Tahap perencanaan programming dalam program Eagle Awards
menjadi bagian yang penting untuk di teliti, karena dalam tahapan ini
peneliti mencoba untuk melihat bagaimana kebijakan Metro TV sebagai
organisasi media mampu memberikan pedoman bagi pelaksanaan
programming eagle awards, serta bagaimana elemen kebijakan
organisasi berkolaborasi dengan elemen programming di tahapan ini
hingga menghasilkan strategi programming program Eagle Awards
seperti sekarang.
b. Sumber Program
Sumber program di televisi ada dua, in-house production
(membuat sendiri program-program yang dihasilkan) dan pembelian
program dari pihak lain seperti production house ataupun studio.
Umumnya stasiun televisi memproduksi sendiri program berita dan
membeli program hiburan seperti sinetron, film, maupun program
magazine. Proses produksi program mengeluarkan biaya lebih sedikit
namun memerlukan waktu yang lebih panjang karena harus melalui
tahapan produksi seperti pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
Sedangkan, program yang dibeli dari pihak lain tidak memerlukan
proses yang panjang namun mengeluarkan biaya yang lebih mahal
dibandingkan dengan memproduksi program sendiri.
Keunikan program Eagle Awards terdapat dalam sumber program.
Program Eagle Awards mengkolaborasikan antara konsep in-house
production dan pembelian program.
Walaupun secara nyata tidak
membeli program. Eagle awards menggunakan pihak non-Metro TV
untuk memproduksi salah satu konten acara. Dalam program kompetisi
ini posisi Metro TV sendiri sangat dominan. Peneliti ingin melihat apa
yang melatarbelakangi pemilihan konsep seperti ini dan bagaimana
dinamika yang terjadi di lapangan terkait eksekusi program baik
program kompetisi maupun program Eagle Awards sebagai sebuah
acara televisi.
!
32!
c. Eksekusi Program
Eksekusi program di sini adalah ketika program ditayangkan di
layar kaca. Ada dua hal yang perlu diperhatikan di tahapan ini yaitu
penjadwalan. Penjadwalan program mempertimbangkan segala aspek
terutama kegiatan audiens yang dituju. Untuk membuat penjadwalan
harus dipertimbangkan kegiatan dari pagi hari hingga malam hari
audiens atau dari bangun hingga tidur.
Melalui pengetahuan ini
programmer akan mampu memilah dan menempatkan program yang
sesuai dengan jam kegiatan audiens.
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
akan
menggali
kebijakan
penjadwalan seperti apa yang diterapkan dalam program Eagle Awards
yang meliputi pemilihan jam siar, durasi program, dan alasan dipilihnya
waktu tersebut.
Serta bagaimana audiens berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan dalam penjadwalan Eagle Awards.
d. Pengawasan dan Evaluasi Program
Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh
rencana dan tujuan sudah dapat tercapai.
Tahapan ini berlangsung
sedari program masih dalam tahap pra produksi dimana programmer
telah merancang standar program yang telah disesuaikan dengan
karakter dan format stasiun televisi. Standar program ini nantinya juga
akan berpengaruh terhadap program yang dihasilkan.
Proses
pengawasan berlanjut saat produksi dan eksekusi program dimana
seorang programmer akan menjaga kualitas konten program sesuai
dengan standar yang telah dibuat maupun perundang-undangan yang
berlaku. Kerabat kerja yang terlibat membutuhkan pengarahan dan
pengawasan agar konten yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan.
Memastikan pihak-pihak yang terlibat mematuhi kontrak kerjasama
yang berlaku agar produksi dan eksekusi program berjalan dengan
lancar. Memastikan bahwa biaya produksi sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Dan yang paling utama adalah mengevaluasi keberhasilan
program. Ada beberapa cara untuk mengukur keberhasilan program,
!
33!
rating atau audience share, feedback dari penonton melalui berbagai
saluran yang tersedia, dan penghargaan yang diberikan kepada
program.
Peneliti akan melihat bagaimana evaluasi terhadap program Eagle
Awards yang dilakukan oleh departemen program dan program
director Eagle Awards. Selanjutnya bagaimana hasil evaluasi tersebut
digunakan sebagai bahan perbaikan terhadap konten siaran, format,
jadwal tayang, hasil karya peserta dan rangkaian program acara Eagle
Awards sendiri. Evaluasi program juga akan dilihat dari sisi peserta
dan mentor yang menjadi subyek seluruh rangkaian kegiatan program
Eagle Awards.
3. Konsep Program Dokumenter
Dokumenter berasal dari kata dokumen, sebuah film yang
menggambarkan kejadian nyata, kehidupan dari seseorang, suatu periode
dalam kurun waktu sejarah, atau sebuah rekaman dari suatu cara hidup
makhluk. Grierson, bapak dokumenter dunia berpendapat bahwa
dokumenter adalah sebagai perwujudan interpretatif kreatif terhadap
aktualita22.
Film dokumenter dapat menyajikan kenyataan baru yang
sangat kompleks, semivisible, memberikan penonton pandangan baru
tentang dunia yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.
Film dokumenter pertama kali ditemukan tahun 1877 oleh Edward
Muybridge. Pada saat itu Muybridge membuat sequence foto–foto kuda
sehingga menyerupai gambar bergerak. Baru pada tahun 1926, istilah
dokumenter untuk menyebut film yang menggambarkan realitas
ditemukan.
John Grierson menulis ulasan dari film Robert Flaherty
berjudul Moana. Tulisan tersebut dimuat di New York Sun pada tanggal 8
Februari
1926,
di
dalam
tulisan
itulah
Grierson
pertama
memperkenalkan istilah dokumenter23.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
22
Prakosa. Op.Cit., hal. 125
23!Ernest!D.!Rose!.1961.!What%Is%A%“Documentary?”.!Dalam!Journal%of%the%University%Film%
Producers%Association,!Vol.!13!No.!2.!Hal.!7!
!
34!
kali
Tahun 1951 CBS menayangkan serial news magazine pertama kali
dengan judul See It Now. Acara ini adalah program yang mengembangkan
standar laporan investigasi untuk televisi. Program ini berjalan hingga
tahun 1957. Empat tahun kemudian yakni tahun 1955, Armstrong Circle
Theatre, sebuah program berdurasi 60 menit disiarkan di televisi Amerika.
Program inilah yang kemudian dikenal secara luas sebagai program yang
pertama kali memperkenalkan format docudrama24di televisi
Program dokumenter banyak sekali mengambil unsure-unsur
jurnalistik dalam pembuatannya.
Dalam kategori program televisi,
program dokumenter masuk ke dalam kategori program informasi soft
news (berita ringan). Metro TV adalah stasiun televisi yang mengusung
format televisi berita. Dalam penyajian program-programnya, Metro TV
akan lebih banyak memproduksi program-program informasi dengan
berbagai bentuk, salah satunya adalah program dokumenter. Maka tahun
2005, bekerjasama dengan salah satu organisasi pendidikan dokumenter
In-Docs, Metro TV memproduksi kompetisi sekaligus workshop
pembuatan film dokumenter.
Eagle Awards bukan hanya ajang kompetisi film seperti kebanyakan
kompetisi film di Indonesia.
Eagle Awards memfasilitasi workshop
pembuatan film dokumenter bagi 10 peserta yang lolos menjadi finalis.
Workshop yang diberi nama Eagle-Lab ini berlangsung selama 10 hari.
Workshop akan diisi materi pembuatan dokumenter dasar seperti
pengembangan ide cerita, penulisan naskah, praktik wawancara objek,
editing, hingga persoalan manajemen produksi seperti pembuatan jadwal
dan budgeting. Pengisi materi adalah orang-orang yang memiliki keahlian
di bidang dokumenter maupun produksi karya audio visual. Di dalam
proses Eagle-Lab, ide cerita yang telah disusun oleh para peserta akan
diarahkan lebih dalam dan lebih terstruktur. Setiap hari para peserta akan
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
24!Wesley!F!Pratzner.1947.!!What%Has%Happened%to%the%Documentary%Film?.!Dalam!!
Journal%of%The%Public%opinion%Quarterly!Vol.11.!No.!3.!Hal.!397!
!
35!
diminta untuk merevisi ide cerita yang mereka miliki dan merubahnya ke
dalam bentuk siap produksi.
Setelah proses Eagle-Lab selesai, para peserta akan masuk ke dalam
tahapan selanjutnya yaitu produksi atau syuting.
Proses pra produksi
seperti penyusunan jadwal dan budget telah dilakukan bersamaan dengan
kegiatan workshop. Selama proses produksi, masing-masing tim akan di
temani oleh seorang kameraman professional. Di dalam proses produksi,
kameraman akan sekaligus berperan sebagai mentor yang memberikan
pengarahan selama proses syuting berlangsung.
Setelah proses syuting selesai, para peserta akan memasuki masa
pasca produksi.
Pasca produksi akan diisi dengan workshop editing,
editing, dan preview. Dalam proses editing, para peserta akan dibantu oleh
seorang editor profesional dalam menyusun materi gambar dan suara ke
dalam bentuk narasi sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh para
peserta. Editor di sini juga memiliki fungsi sebagai mentor yang dapat
memberikan masukannya dalam menyusun narasi gambar selama proses
editing berlangsung.
Setelah proses pasca produksi selesai, para peserta akan kembali ke
kotanya masing-masing dan menunggu hasil penjurian lalu mengikuti
prosesi malam penganugerahaan di studio Metro TV. Seluruh rangkaian
acara Eagle Awards akan di siarkan di Metro TV berupa highlight.
Namun yang menjadi acara utama dari keseluruhan program adalah
penayangan hasil karya kelima tim. Penayangan film dokumenter peserta
sendiri akan dilaksanakan selama lima hari di jam prime time, yaitu pukul
20.05 selama 30 menit. Dua minggu setelahnya akan ditayangkan re-run
pada pukul 11.05 siang hari.
Kelima tim akan memperebutkan tiga
kategori juara, ide cerita terbaik, film terbaik, dan film favorit penonton.
Seperti kebanyakan acara kompetisi di televisi, penonton dapat ikut
berpartisipasi mengirim dukungan pada film favoritnya melalui fasilitas
sms. Acara puncak adalah malam penganugerahan yang akan ditayangkan
live dari grand studio Metro TV.
!
36!
Eagle Awards menyasar anak-anak muda sebagai peserta, dengan
kisaran umur 19 – 30 tahun. Pernah bersekolah minimal semester empat
dan tidak bekerja sebagai kru professional sebuah rumah produksi ataupun
televisi.
Dengan kata lain, kompetisi ini hanya diperuntukkan bagi
pembuat film amatir atau mahasiswa yang bercita-cita sebagai pembuat
film terutama film dokumenter. Para peserta Eagle Awards tahun 2010 –
2012 berasal dari latar belakang yang berbeda, sebagian besar adalah
mahasiswa, beberapa bekerja sebagai peneliti. Berikut adalah data peserta
Eagle Awards Tahun 2010 – 2012.
No
1.
2.
3.
4.
5.
No
1.
2.
3.
4.
!
Nama
Film
Tema
Tomy Almijun
Beasiswa Ala Bajo
Cerdas
Rosniawati Fikri
Indonesiaku
(Kendari)
Budhi Yanto
Dongeng Ajaib
Cerdas
Elsa Parawira
Indonesiaku
(Jakarta)
Dendy Pratama
Habibie dari Selokan Cerdas
Danang Cahyo
Mataram
Indonesiaku
(Yogyakarta)
Yoyo Sutarya
Hong
Cerdas
Esa Hari Akbar
Indonesiaku
(Bandung)
Deny Surahman
Sekolah Master Anak Cerdas
Wiguna Satria
Jalanan
Indonesiaku
(Depok)
Tabel 1. Data Peserta Eagle Awards Tahun 2010
Nama
Belo Tarran
Septian Salares
(Timika)
M. Zulfi Ifani
Kurnia Rahmad
(Yogyakarta)
Mutiara Paramitha
Afief Riyadi
(Jakarta)
David Suryadi
Roberto Satyady
Film
Pahlawan Pesisir Pantai
Tema
Bagimu Indonesia
Adeus timor Lorosae
Bagimu Indonesia
Presiden Republik Abu- Bagimu Indonesia
abu
Sekolah Hutan
37!
Bagimu Indonesia
5.
No
1.
2.
3.
4.
5.
(Padang)
Jamaludin Phona
Garamku Tak Asin Lagi Bagimu Indonesia
Azhar Ayi
(Aceh)
Tabel 2. Data Peserta Eagle Awards 2011
Nama
Film
Sapto Pamungkas
Kampung
Rob
di
Fuad Ashari
Jantung Kota
(Semarang)
Gilang Akbar
Mimpi di Kandang
Maharani
Wedhus Gembel
(Yogyakarta)
Achmad Fathur
Setitik
Asa
Dalam
Fachrudin
Lumpur
(Sidoarjo)
Widhya Nugroho
Benteng Amboina
Suyadi
(Semarang)
Michael Silvester
Penakluk Asap
Fransiska Rihardini
(Pontianak)
Tabel 3. Data Peserta Eagle Awards 2012
Tema
Indonesia
Tangguh
Indonesia
Tangguh
Indonesia
Tangguh
Indonesia
Tangguh
Indonesia
Tangguh
Salah satu daya tarik program Eagle Awards bagi para peserta adalah
Eagle Awards bukan sekedar kompetisi film dokumenter dimana para
peserta mengumpulkan karya mereka, dinilai, kemudian mengikuti prosesi
penganugerahan.
Di dalam rangkaian Eagle Awards, ada kegiatan
workshop yang memberikan tambahan ilmu yang berguna menurut para
peserta.
Terlebih mereka akan dimentori secara intensif oleh praktisi
dokumenter profesional di Indonesia dan mendapatkan pelajaran langsung
dari para profesional tersebut.
Daya tarik lainnya adalah film yang
diproduksi akan dibiayai penuh oleh Metro TV, bahkan seluruh kebutuhan
akomodasi dan transportasi para peserta dari dan kembali ke kota asal akan
ditanggung sepenuhnya. Bagi para peserta yang kebanyakan adalah anakanak muda, kesempatan untuk bisa mendapatkan ilmu dan produksi secara
gratis adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.
Terlebih para
peserta dapat menyampaikan ide dan gagasan mereka terkait permasalahan
!
38!
sosial di lingkungan sekitar mereka tanpa perlu mengeluarkan banyak
biaya.Namun, melihat kenyataan ini, Metro TV melalui proses mentoring
dan workshop sangat dapat mempengaruhi bentuk dan konten film
dokumenter yang dihasilkan oleh para peserta.
Di sini, program Eagle Awards sebagai sebuah program kompetisi,
workshop, mentoring, produksi, eksebisi, dan distribusi film dokumenter
perlu di lihat lebih dalam. Metro TV memegang kendali penuh terhadap
bentuk dan konten dalam film dokumenter yang dihasilkan. Posisi tawar
para peserta pun sangat kecil karena seluruh pembiayaan dilakukan oleh
Metro TV sebagai eksekutif produser. Proses mentoring pun adalah salah
satu cara Metro TV membentuk film dokumenter yang dihasilkan oleh
para peserta sesuai dengan cara dan gaya yang dimiliki oleh Metro TV.
Dalam produksi sebuah karya dokumenter, seorang pembuat film
dokumenter memiliki tujuannya sendiri. Ada isu-isu yang ingin diangkat
dan disampaikan kepada publik, ada sebuah nilai dokumenter yang
membedakan karya dokumenter dengan karya jurnalistik. Penelitian ini
mencoba melihat bagaimana para peserta bernegosiasi dengan berbagai
kebijakan yang membatasi mereka dalam pembuatan film dokumenter
eagle Awards, serta seberapa besar pengaruh Metro TV dalam membentuk
karya dokumenter yang dihasilkan oleh para peserta.
H. SKEMA RELASI DALAM EAGLE AWARDS
1. Skema Relasi dalam Eagle Awards 2010 dan 2011
Metro TV sebagai penyelenggara acara dengan visi misi dan tujuan
yang ingin dicapai, bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kompetisi
dokumenter Eagle Awards.
Sebagai penyelenggara, Metro TV
bertanggungjawab atas seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung,
dengan menyediakan sumber pendanaan, menyusun rangkaian kegiatan,
menyediakan tempat bagi para peserta untuk belajar tentang pembuatan
film dokumenter dari para praktisi dokumenter Indonesia, dan sebagai
media display karya-karya yang dihasilkan oleh para peserta.
!
39!
Dalam pelaksanaannya, Metro TV akan menyerahkan tugas tersebut
kepada divisi program yang ada di bawah Metro TV. Departemen news
magazine bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan dan tanggung
jawab akan program on-air hasil dari rangkaian kegiatan off-air Eagle
Awards. Sedangkan rangkaian kegiatan off-air akan dilakukan dan berada
dibawah tanggung jawab divisi Eagle Awards yang ada di bawah tanggung
jawab departemen news magazine. Seluruh pelaksanaan kegiatan baik onair maupun off-air selalu berpegang pada kebijakan yang telah ditetapkan
di level manajerial. Proses perencanaan format program, ragam program
yang dihasilkan, tujuan program, visi misi yang diusung, sasaran audiens
dan peserta, penjadwalan on-air dan off-air, hingga aturan-aturan yang
mengatur hubungan antara pihak penyelenggara kompetisi dengan pihakpihak yang terlibat seperti juri, mentor, kru profesional, dan peserta,
semuanya telah dibuat berdasarkan kebijakan programming dan kebijakan
media dalam hal ini Metro TV.
Seluruh pihak yang terlibat dalam kompetisi dokumenter Eagle
Awards memiliki hak dan tanggungjawabnya masing-masing. Setiap hak
dan tanggungjawab yang dimiliki bisa juga diartikan sebagai keuntungan
dan kerugian. Biasanya pihak-pihak yang menguasai sumber daya adalah
pihak-pihak yang akan selalu diuntungkan. Dalam pelaksanaan kompetisi
ini, Metro TV tentu saja ingin menjadi dan tentu menjadi pihak yang
paling diuntungkan dari pelaksanaan kompetisi dokumenter Eagle Awards.
Sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh televisi swasta,
pengorbanan yang dilakukan harus setara dengan keuntungan yang
didapat.
!
40!
Gambar 3. Skema Relasi antara Metro TV dan pihak-pihak yang terlibat
dalam Produksi kompetisi dokumenter Eagle Awards 2010-2011.
2. Skema Relasi Programming Eagle Awards 2010-2011
Kompetisi dokumenter Eagle Awards terdiri atas serangkaian proses.
Proses yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan visi misi yang ingin
dicapai, yaitu memberikan wadah bagi anak-anak muda untuk
memberikan opini dan pandangannya tentang permasalahan yang ada di
sekitar mereka. Anak-anak muda yang dilibatkan adalah para pembuat
film pemula bahkan anak muda yang sama sekali tidak pernah mengenal
proses pembuatan film dokumenter.
Metro TV memiliki quality control tertentu terkait program-program
yang akan ditayangkan. Untuk tetap menjaga kualitas tayangan, tentunya
serangkaian proses perlu dilakukan, sebagai cara untuk mengolah para
peserta dan ide mereka yang masih mentah untuk menjadi sebuah
tayangan yang sesuai dengan standar Metro TV. Proses pengolahan pun
!
41!
dilakukan dengan bantuan para juri, dimana mereka akan menyeleksi para
finalis yang benar-benar memenuhi kriteria yang telah ditentukan di term
of refrence yang dikeluarkan, para mentor dan kru profesional akan
bertanggung jawab terhadap kualitas konten dan produksi film dokumenter
yang akan dibuat oleh para peserta.
Metro TV memiliki hak penuh atas segala sistem kerja yang
diberlakukan di dalam pelaksanaan kompetisi dokumenter Eagle Awards
mengingat Metro TV adalah penyelenggara dan penyedia segala sumber
daya yang digunakan di dalam proses penyelenggaraan kompetisi Eagle
Awards. Besarnya dana yang dikeluarkan harus sesuai dengan besarnya
penerimaan yang akan diterima oleh Metro TV sebagai penyelenggara.
Panjangnya proses kompetisi bisa digunakan oleh Metro TV untuk
memproduksi serangkaian program. Disamping mengelola bahan siaran
yang sudah ada, program-program yang dibuat berdasarkan kegiatan offair Eagle Awards mampu meningkatkan awarness penonton terhadap
kompetisi Eagle Awards itu sendiri maupun program-program yang ada di
Metro TV.
!
42!
Gambar 4. Skema relasi program-program yang dihasilkan dari rangkaian
kegiatan kompetisi dokumenter.
3. Skema Relasi Eagle Awards 2012
Ada yang berbeda dengan pelaksanaan kegiatan Eagle Awards tahun
2012.
Sehubungan dengan didirikannya Yayasan Eagle Institute
Indonesia, dibawah Metro TV. Maka penyelenggaran kegiatan kompetisi
Eagle Awards secara off-air, akan sepenuhnya berada di bawah tanggung
jawab yayasan ini.
Seluruh perencanaan kegiatan, penentuan tema,
penentuan tata tertib kompetisi, aturan-aturan yang mengikat pihak-pihak
seperti juri, mentor, kru profesional, dan peserta akan sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Yayasan Eagle Institute Indonesia.
Bahkan masalah
pendanaan akan juga menjadi tanggungjawab yayasan ini, sehingga posisi
!
43!
Metro TV mulai tahun 2012 ini hanyalah sebagai penyelenggara dan
media display film-film yang dihasilkan oleh para peserta.
Namun,
seluruh kebijakan kompetisi tetap harus menyesuaikan dengan kebijakan
yang dikeluarkan olehe Metro TV. Berikut skema relasi Metro TV dan
pihak-pihak yang terlibat dalam Eagle Awards tahun 2012.
Gambar 5. Skema relasi Metro TV dan pihak lainnya dalam
penyelenggaraan Eagle Awards.
4. Skema Relasi Programming Eagle Awards 2012
Selain dari perubahan keorganisasian penyelenggara kompetisi.
Tidak ada yang berubah banyak dalam rangkaian kegiatan off-air maupun
on-air, serta susunan pihak-pihak yang terlibat. Film-film yang dihasilkan
masih harus mengikuti kebijakan yang diberlakukan oleh bagian
programming Metro TV dan rangkain program on-air masih dipegang
oleh divisi news magazine. Hal yang menarik adalah, ketika Metro TV
!
44!
menyerahkan sepenuhnya tanggungjawab kepasa Yayasan Eagle Institute
Indonesia, namun masih banyak hal dalam praktik penyelenggaraan Eagle
Awards yang harus menyesuaikan dengan kebijakan programming Metro
TV. Seperti masalah quality control dalam karya yang diproduksi oleh
para finalis. Metro TV tetap memegang kendali atas karya-karya yang
akan ditayangkan . Berikut adalah skema programming Metro TV tahun
2012.
Gambar 6. Skema Programming Eagle Awards Tahun 2012
!
45!
I.
METODOLOGI
1. Metode Penelitian
Sesuai dengan objek dan rumusan masalah dalam penelitian ini,
maka metode penelitian yang akan digunakan adalah studi kasus. Studi
kasus merupakan bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek
lingkungan sosial dimana manusia termasuk di dalamnya (Nasution, 2006:
26).
Baker mendefinisikan studi kasus sebagai: “a research strategy
which focuses on single organization, institution, event, decision, policy or
group” (Baker, 1999: 299).
Tujuan yang hendak dicapai dari metode penelitian studi kasus
adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan
sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok,
lembaga atau masyarakat (Narbuko, 1997: 46), hal ini didasarkan pada
kelebihan yang dimiliki oleh metode penelitian studi kasus dalam
menganalisis
masalah
yang
bersifat
spesifik,
kontemporer,
serta
kontekstual. Menurut Stake (2005: 445), studi kasus jenis ini dilakukan
karena bukan karena kasus yang diteliti merupakan representasi atas
kasus-kasus lain, tetapi di atas segalanya karena kasus itu sendiri menarik
untuk di teliti.
Program Eagle Awards dalam penelitian ini memiliki
karakteristiknya tersendiri, yakni merupakan program kompetisi pertama
yang mengangkat tema dokumenter, program Eagle Awards juga
merupakan jenis program dokumneter pertama yang diproduksi bukan
oleh kru professional dari metro TV.
Dalam program ini Metro TV
bekerjasama dengan banyak pihak luar untuk mewujudkan program Eagle
Awards
sebagai
program
kompetisis
dokumenter
yang
mampu
menghasilkan sineas muda berkualitas, kebijakan yang diterapkan dalam
strategi programming Eagle Awards ini merupakan fenomena yang
menarik untuk diteliti mengingat program ini telah bertahan selama
delapan tahun.
!
46!
2. Sifat Penelitian
Penelitian studi kasus dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi kasus
yang bersifat eksplanatoris, eksploratoris, dan deskriptif (Yin, 2012:
1).Penelitian ini menggunakan tipe studi kasus deskriptif dengan
mengajukan pertanyaan yang bersifat “how”, yakni bagaimana sesuatu
terjadi. Penelitian deskriptif menampilkan sebuah gambaran detail tentang
suatu fenomena, dengan tujuan atau mengkonfirmasi klarifikasi ataupun
proses.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini yang mencoba
melakukan analisis kebijakan programming program Eagle Awards
dengan menggunakan teori dan prinsip proses kebijakan organisasi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode penelitian studi kasus ada enam sumber bukti, yaitu:
dokumen, rekaman arsip, wawancara, observasi langsung, observasi
partisipan, dan perangkat fisik. Dalam peneltian ini, peneliti hanya kan
menggunakan tiga dari sumber bukti yang disebutkan di atas. Sumber
bukti yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1) Dokumen
Teknik pencarian dan pengumpulan data-data teori relevan
dengan penelitian ini menggunakan bahan-bahan tertulis sebagai dasar
penelitian.
Adapun sumber bukti yang digunakan di sini adalah:
buku, surat kabar, majalah, internet, dan sumber informasi penunjang
lainnya seperti: dokumen, catatan hasil evaluasi program di Metro TV
yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
2) Observasi
Merupakan kegiatan peneliti untuk melihat langsung ke
lapangan, baik itu keterlibatan langsung maupun tidak langsung dalam
kegiatan yang diteliti. Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti
berada di lokasi penelitian kemudian melakukan pengamatan
mengenai aktivitas atau proses dalam memproduksi program acara
Eagle Awards tersebut.
!
47!
3) Wawancara
Wawancara pribadi secara langsung dalam bentuk tanya jawab
dilakukan untuk mengetahui pendapat ataupun penjelasan dari pihakpihak yang berhubungan dengan obyek penelitian ini berdasarkan
pertanyaan dalam interview guide yang disiapkan maupun pertanyaan
yang secara spontan. Tipe wawancara studi kasus dalam penelitian ini
adalah open-ended, di mana peneliti dapat bertanya pada responden
kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa di samping opini mereka
mengenai peristiwa yang ada (Yin, 2000: 108). Adapun yang akan
menjadi sumber data dalam wawancara ini yaitu:
a.
Manager News Magazine Metro TV (Erwin Setiawan)
b. Program Director Eagle Awards (Aprilia Lara Sinta dan Endah
Wahyu Sulistiyani)
c. Direktur Program In-Docs (Melia Hapsari)
d. Mantan Programmer In-Docs (Dian Herdianty)
e. Juru Kamera Pendamping Finalis (Anton Susilo)
f. Finalist Eagle Awards 2010-2012 :
- Finalis 2010: Dendi Pratama, Yoyo Sutaryo, dan Budiyanto
- Finalis 2011: M. Zulfi Ifani, Azhari Ayi dan Belo Tarran
- Finalis 2012: Gilang Akbar, Fachrudin, dan Fuad Ashari
Narasumber utama dalam penelitian ini adalah Metro TV
sebagai penyelenggara Eagle Awards, yang akan diwakili oleh bagian
programming Metro TV dan program director Eagle Awards. Dari
kedua bagian ini, peneliti akan melihat bagaimana kebijakan
programming dibuat, apa tujuan yang ingin dicapai, dan mengapa
kebijakan tersebut menjadi pilihan yang diambil.
Sedangkan,
narasumber lain seperti pihak In-docs, juru kamera pendamping, dan
para finalis Eagle Awards akan menjadi narasumber sebagai tempat
cross check atas segala pernyataan yang dikeluarkan oleh narasumber
utama sehingga penelitian ini akan menjadi kaya dan mendalam.
!
48!
Pemilihan narasumber sendiri didasarkan pada posisi mereka sebagai
pihak-pihak yang memahami betul proses kegiatan Eagle Awards
sehingga dapat memberikan informasi secara detail dan rinci.
Pemilihan narasumber dari peserta sendiri mengambil para peserta
dengan latar belakang isu film yang diangkat, motivasi peserta
terhadap kompetisi Eagle Awards, dan kesediaan peserta untuk
menjadi narasumber dalam penelitian ini.
Validitas data
Masalah validitas data merupakan salah satu hal yang krusial dalam
studi kasus. Peneliti mengusahakan agara data yang diperoleh tetap valid
dengan melakukan pengecekan silang (cross-check) di antara data yang
diperoleh, baik data yang berbentuk dokumen, hasil wawancara, artikel
maupun hasil observasi.
4. Analisa Data
Dalam analisis data penelitian ada pendekatan yang bisa dilakukan
untuk mengawal proses penelitian, sehingga bukti-bukti yang telah
dikumpulkan dapat diolah tanpa mengalami banyak kesulitan. Salah satu
pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendasaran kasus
pada proposisi teoritis.Tujuan dan desain asal dari metode penelitian studi
kasus adalah mendasarkan proposisi penelitian pada sebuah teori,
selanjutnya mencerminkan serangkaian pertanyaan penelitian, tinjauan
pustaka dan pemahaman-pemahaman baru25.
Melalui proposisi yang telah ditetapkan akan terbentuk rencana
pengumpulan data terkait penelitian yang akan dilakukan. Secara teoritis,
proposisi dalam penelitian ini adalah kebijakan organisasional Metro TV
dalam programming program Eagle Awards mempengaruhi proses
kegiatan kompetisi dan workshop serta film yang dihasilkan oleh para
peserta. Melalui proposisi tersebut, penelitian ini akan mencoba melihat
melalui pihak-pihak yang terlibat seperti staf program Eagle Awards,
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
25
!
Robert K. Yin. 2012. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Hal 136
49!
mentor, kru profesional, dan peserta yang terlibat dalam proses kompetisi
dan workshop, pedoman pelaksanaan kompetisi dan program Eagle
Awards, serta film-film yang dihasilkan.
Proposisi semacam ini membantu pengorganisasian keseluruhan
penelitian dan menetapkan alternatif penjelasan yang harus diuji. Secara
lebih jelas, proposisi-proposisi tersbeut membantu memfokuskan perhatian
pada data-data tertentu dan mengabaikan data yang lain.
Bentuk analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah penjodohan pola.
Strategi analisis penjodohan pola akan
membandingkan pola yang didasarkan atas pola yang telah diprediksi
dengan fakta dan temuan dilapangan26. Jika pola berkesesuaian, maka
hasilnya akan mendukung studi kasus dalam memperkuat validitas
internalnya. Studi kasus jenis deskriptif relevan jika menggunkaan anilisis
data berbentuk penjodohan pola selama pola yang telah diprediksi pada
variable tertentu telah ditentukan ebelumnya dalam koleksi data.
Penelitian ini bukan merupakan usaha pengujian terhadap kasus
yang diteliti, melainkan pengungkapan bagaimana dan apa yang terjadi
dengan kasus dalam penelitian ini, sehingga dapat diketahui kelebihan
serta kekuranagan yang ada dalam kasus tersebut.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
26
!
Ibid. Hal 140-146
50!
Download