meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas xi sman 1

advertisement
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 47-58
47
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMAN 1 TANJUNG
PADA MATERI STATISTIKA MELALUI KELAS XI IPA AKSELERASI
MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL)
Irsandy Winata
SMAN 1 Tanjung Kabupaten Tabalong
Abstrak: Pembelajaran menggunakan model project based learning pada pembelajaran statistik di
kelas XI IPA akselerasi SMAN 1 Tanjung diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Masing masing siklus terdiri dari
tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah 21 orang siswa
kelas XI IPA Akselerasi SMAN 1 Tanjung. Instrumen penelitian berupa lembar observasi dan tes hasil
belajar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) terjadi peningkatan aspek aktifitas siswa
yaitu aktivitas: (a) bertanya dari 31,79 % pada siklus 1 menjadi 60 % pada siklus 2, (b) menjawab
pertanyaan guru dari 41,54 % pada siklus 1 menjadi 80 % pada siklus 2, (c) menemukan jawaban
dengan pengetahuannya sendiri dari 58,57 % pada siklus 1 menjadi 70 % pada siklus 2, (d)
mengumpulkan tugas dari 45 % pada siklus 1 menjadi 50 % pada siklus 2, (e) kolaborasi antar
kelompok dalam menemukan jawaban dari 14,76 % pada siklus 1 menjadi 60 % pada siklus 2, (f)
berkolaborasi menyelesaikan tugas kelompok dari 78,09 % pada siklus 1 menjadi 80 % pada siklus
2. Beberapa aktivitas seperti (a) fokus siswa mendengarkan penjelasan guru, (b) mencatat, (c)
penggunaan penggaris, busur untuk mentabulasi, menggambar diagarm, (d) menggunakan buku untuk
menemukan jawaban, (e) mengerjakan tugas, dan (f) mempresetasikan tugas kelompok secara
kolaboratif, sudah mencapai 100 % pada siklus 1 hingga siklus 2, (2) prestasi belajar siswa meningkat
dari nilai rata rata 70 pada siklus 1 menjadi rata rata 80 pada siklus 2.
Abstract. Learning process using project based learning model on statistical material in the 11th grade
of accelleration science class of SMAN 1 Tanjung is expected to increase student understanding. The
purpose of this research is to improve the activity and student achievement. This study uses classroom
action research design with 2 cycles. Each cycle consists of phases of planning, implementation,
observation, and reflection. The subjects were students of the 11th grade of accelleration science class
in SMAN 1 Tanjung consisting of 21 students. Research instrument is observation sheet and students
achievement test. From the results can be concluded that: (1) student activities increased, that is
activity of: (a) asking from 31.79% in cycle 1 to 60% in cycle 2, (b) answering questions from 41.54% in
cycle 1 to 80% in cycle 2, (c) finding answers by his/her own knowledge from 58.57% in cycle 1 to 70%
in cycle 2, (d) collecting the assignment from 45% in cycle 1 to 50 % in cycle 2, (e) finding answers
collaboratively from 14.76% in cycle 1 to 60% in cycle 2, (f) finishing group assignment collaboratively
from 78.09% in cycle 1 to 80% in cycle 2 . Some activities such as (a) student focus to listen teacher
explain, (b) taking note, (c) the use of ruler, bow and draw diagram, (d) using book to find the answers,
(e) doing teacher assigment, and (f) presenting the group work collaboratively, has reached 100% in
cycle 1 to cycle 2, (2) student achievement increased from 70 on average in cycle 1, to 80 in cycle 2.
Kata kunci: Project Based Learning, statistic
PENDAHULUAN
Belajar adalah masalah yang sangat kompleks karena banyak sekali faktor yang
mempengaruhi dan saling berkaitan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah lingkungan belajar, baik lingkungan belajar di
sekolah maupun lingkungan belajar di luar sekolah. Lingkungan belajar siswa di luar sekolah di
antaranya lingkungan masyarakat dan lingkungan orang tua, sedangkan lingkungan belajar siswa di
sekolah adalah guru. Guru memegang peranan penting dalam membelajarkan siswa, oleh karena itu
keberhasilan belajar siswa dipengaruhi bagaimana guru memfasilitasi siswa selama proses
pembelajaran di kelas .
Winata, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMAN 1 Tanjung………..
48
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPA akselerasi
menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas tersebut masih berpusat pada
guru, sehingga siswa kurang mendapat kesempatan untuk terlibat baik secara mental maupun fisik.
Akibatnya siswa cenderung pasif. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang cenderung tidak
memperhatikan saat guru menjelaskan, hanya sedikit yang mencatat penjelasan guru, berbicara
sesama siswa pada saat pembelajaran, keinginan bertanya kurang, dan ketika ditanya tidak dapat
menjawab dengan alasan tidak mengerti. Hanya sedikit siswa yang mampu menjawab soal latihan,
yang lain hanya meniru tanpa mengetahui bagaimana memperoleh jawaban. Saat diskusi juga sedikit
siswa yang aktif. Hanya sedikit siswa yang mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru, sementara
yang lain hanya meniru. Ketika guru meminta siswa ke depan kelas menjawab soal latihan, hanya
sedikit siswa yang bersedia, yang lain menunggu jawaban. Selain itu guru hanya terfokus pada siswa
tertentu dalam memberikan layanan, sehingga banyak siswa yang pasif. Padahal siswa akselerasi
sebenarnya siswa pilihan yang melalui proses seleksi, sehingga pada proses pembelajaran diharapkan
aktifitas dan prestasi belajar siswa tinggi. Namun kenyataannya aktivitas dan prestasi belajar siswa
tidak seperti yang diharapkan. Bila keadaan ini tidak segera diatasi maka kondisi belajar kurang
bermakna sehingga akan berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran
yang sesuai dengan permasalahan belajar. Cara yang dianggap tepat untuk mengatasi masalah belajar
siswa di kelas tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe PBL (Problem
Based Learning). Karena dengan model tersebut diharapkan siswa akan melibatkan mental dan
fisiknya, dan guru memberikan kesempatan aktifitas berpikir dan berkomunikasi antar siswa dalam
pembelajaran, sehingga siswa tidak pasif dan fokus pada materi pembelajaran.
Model PBL tepat digunakan untuk materi statistik pada kelas XI IPA Akselerasi karena melalui
model ini siswa membangun pengetahuannya sendiri, komunikasi terjadi beberapa arah yaitu antar
siswa dan siswa serta guru dan siswa, pemahaman materi lebih mendalam dialami siswa, dan seluruh
siswa terlibat aktif pada pembelajaran. Sehubungan hal di atas perlu dilakukan penelitian tindakan
kelas untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe PBL dapat meningkatkan
aktivitas belajar dan peningkatan hasil belajar pada siswa kelas XI IPA akselerasi SMAN 1 Tanjung
pada materi statistik.
Pembelajaran dengan menerapkan Problem Based Learning memilik tahapan-tahapan
tertentu dalam pelaksanaannya. Project Based Learning terdiri dari lima langkah utama yaitu: (1)
Orientasi siswa pada masalah. Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran dengan PBL
adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan
penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untukmenjadi pembelajar yang mandiri. Masalah
yang diberikan dalam pembelajaran dengan PBL adalah masalah kontekstual dari kehidupan seharihari sehingga bisa membangkitkan minat dan keinginan siswa untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi. (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Pada pembelajaran dengan PBL dibutuhkan
pengembangan keterampilan kerja sama di antara siswa dan membantu untuk menyelidiki masalah
secara bersama, sehingga siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dalam menyelesaikan
masalah. (3). Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Siswa diberikan kesempatan
untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan sendiri informasi dari berbagai sumber yang
relevan.Siswa diharapkan menjadi pembelajar yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai
untuk masalah yang dihadapinya. Siswa bebas bertukar ide gagasan bersama teman dalam satu
kelompok dan antar kelompok. Selama tahap penyelidikan guru memberikan bantuan yang dibutuhkan
siswa tanpa mengganggu aktivitas siswa dalam kerja kelompok. (4) Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya. Pembelajaran dengan PBL menuntut siswa untuk menghasilkan karya yaitu penyelesaian
dari pemecahan masalah yang diberikan. Hasil karya direncanakan sendiri oleh siswa, kemudian
didemonstrasikan atau diprsentasikan kepada teman-teman lain. (5) Analisis dan evaluasi proses
pemecahan masalah. Siswa diharapkan untuk menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka
sendiri, mengevaluasi keterampilan yang mereka gunakan untuk memecahkan masalah, dan dapat
memberikan gagasan terhadap hasil karya yang berbeda dari siswa lain.
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 47-58
49
Menurut Arends (2004:396-398) Problem Based Learning didasarkan pada teori pembelajaran
inquiry (penemuan) dan konstruktivisme yang menekankan perlunya siswa untuk menyelidiki dan
membangun pengetahuan mereka sendiri, mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri. Problem Based Learning adalah proses
pembelajaran yang dihasilkan dari bekerja dengan masalah, dengan kata lain bahwa masalah sebagai
penggerak utama pembelajaran (Roh,2004:3). Sementara Eggen, Paul dan Kauchak (2005:450)
mendefinisikan Problem Based Learning sebagai model pembelajaran yang menggunakan masalah
dan pengumpulan informasi dalam upaya pemecahan atas masalah tersebut sebagai titik awal
pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pelajaran (Nurhadi, 2004:109). Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan
menggunakan model Problem Based Learning antara lain adalah menghasilkan siswa yang terlibat
dalam suatu tantangan (penyelesaian masalah, tugas atau situasi yang rumit) denganinisiatif dan
antusias sehingga membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah, bernalar dengan efektif, akurat dan kreatif dengan mengembangkan
pengetahuan yang sudah ada, menjadi pembelajar yang mandiri dengan mencari penyelesaian
terhadap suatu masalah, dan bekerjasama dengan efektif sebagai anggota dalam kelompok untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Hasil penelitian Cahyaningrum ( 2010) menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan aktifitas siswa untuk pembelajaran matematika di SMP materi
bangun datar. Penelitian Miswanto ( 2011 ) dengan model PBL juga dapat meningkatkan hasil belajar
dan aktifitas pada siswa kelas X SMK ,materi program linier. Oleh karena itu model PBL sangat relevan
dan baik digunakan dalam pembelajaran matematika seperti materi statistik, bangun datar, dan ruang,
program linier dan hampir semua materi pelajaran matematika dapat digunakan model PBL, sehingga
peneliti mengambil pendekatan tersebut untuk dipakai dalam pembelajaran staistik kelas XI IPA
akselerasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dengan subjek guru yang
mengajar dikelas XI IPA akselerasi SMA N 1 Tanjung, siswa kelas XI IPA akselerasi SMAN 1 Tanjung
yang terdiri dari 8 orang siswa dan 13 orang siswi, serta observer dari teman sejawat. Desain penelitian
terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, serta
diadakan tes evaluasi siklus pada setiap berakhirnya siklus.
Pada pembelajaran statistik di kelas XI IPA siswa dituntut untuk memahami pengertian
statistika, statistik, pembagian statistik, pengertian populasi dan sampel, pengertian datum, data dan
jenis data, ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data tunggal dalam statistik
deskriptif, penyajian data dalam bentuk diagram garis, batang, dan lingkaran, daftar distribusi data
tunggal dan berkelompok, daftar distribusi frekuensi relative dan komulatif, ukuran pemusatan, ukuran
letak, dan ukuran penyebaran data kelompok, dan penyajian data dalam histogram, polygon frekuensi
dan ogif.
Tindakan berlangsung sebanyak 2 siklus, si mana siklus 1 terdiri dari tahap: (1) Perencanaan.
Yaitu menyiapkan materi, rencana pembelajaran, media, dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti
berkoordinasi dengan observer. (2) Pelaksanaan. Pada pertemuan pertama peneliti melaksanakan
rencana pengajaran, menyampaikan materi bahan ajar, dan meminta observer melakukan observasi
kegiatan. Pada pertemuan kedua peneliti melaksanakan rencana pengajaran, menggunakan media
yaitu penggaris, busur dan pensil, serta alat hitung pada pelaksanaan pembelajaran, serta meminta
observer melakukan observasi kegiatan. Pada pertemuan ketiga peneliti melaksanakan evaluasi. (3)
Observasi, yang dilakukan selama proses pembelajaran oleh 2 orang guru (teman sejawat) sebagai
observer. Yang diobservasi yaitu guru, untuk mengetahui kesuaian rencana pengajaran dengan
pelaksanaan, serta siswa, untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar. Pelaksanaan observasi
menggunakan lembar observasi. (4). Refleksi. Pada tahap ini observer dan peneliti melakukan evaluasi
dan analisis untuk melakukan tindakan siklus kedua.
Winata, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMAN 1 Tanjung………..
50
Siklus 2 terdiri dari tahap (1) Perencanaan, yaiitu membuat perencanaan siklus 2 sesuai hasil
refleksi siklus 1. (2). Pelaksanaan. Pada pertemuan pertama peneliti melaksanakan rencana
pengajaran, menyampaikan materi bahan ajar, meminta observer melakukan observasi kegiatan. Pada
pertemuan kedua peneliti melaksanakan rencana pengajaran dan menggunakan media.Pada
pertemuan ketiga dilaksanakan evaluasi. (3). Observasi selama proses pembelajaran, dengan
melibatkan 2 orang guru
(teman sejawat), sebagai observer. (4). Refleksi. Pada tahap ini observer dan peneliti melakukan
evaluasi dan analisis untuk melakukan tindakan lanjut. Instrumen penelitian berupa lembar observasi
aktifitas siswa dan evaluasi pada akhir setiap siklus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar
siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan tes yang terdiri dari tes siklus serta lembar observasi
untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Selain data
diatas peneliti mengambil dokumentasi selama pelaksanaan proses pembelajaran untuk memperkuat
data pendukung pada penelitian .
Tehnik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik persentasi. Untuk aktivitas siswa
dibuat kriteria, di mana rentang skor 0-5 termasuk kategori kurang, rentang skor 6-10 termasuk kategori
cukup, rentang skor 11-15 termasuk kategori baik, dan rentang skor 16-21 termasuk kategori sangat
baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus 1
N
o
Aktivitas siswa
Fokus siswa dalam mendengar
penjelasan guru
2 Siswa bertanya
3 Siswa menjawab pertanyaan guru
4 Siswa mencatat penjelasan guru
Siswa menemukan jawaban dengan
5.
pengetahuannya ( konsep) sendiri
6 Siswa mengumpulkan tugas rumah
Kolaborasi antar kelompok dalam
7
menemukan jawaban
Siswa berkolaboratif menggunakan
8 penggaris, busur untuk mentabulasi,
menggambar diagarm
Menggunakan
buku
untuk
9
menemukan jawaban
10 Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa berkolaborasi menyelesaikan
11
tugas kelompok
Siswa
secara
kolaboratif
12
mempersentasikan tugas kelompok
Skor/Jumlah siswa
1
2
3
4
(0 – 5) (6 –10) (11-15) (16 – 21)
1
Persen
aktifitas
siswa
21
100
21
28,57
38,09
100
6
8
12
57,14
0
2
9,52
21
100
21
100
21
100
16
76,19
21
100
Pada pertemuan pertama fokus siswa dalam mendengarkan penjelasan guru 100 % dan
berada di skor 4, dimana semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sangat baik. Tidak
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 47-58
51
terdapat siswa yang keluar kelas dan berbicara sesama siswa. Aktivitas siswa bertanya pada kegiatan
awal dan inti 28,57 % , terdapat 6 siswa yang bertanya dan berada pada skor 2. Ini menunjukkan
keinginan siswa untuk bertanya cukup, sehingga guru perlu memberikan rangsangan agar siswa lebih
aktif dalam bertanya. Siswa menjawab pertanyaan guru pada kegiatan awal 38,09 %, sebanyak 8
orang siswa menjawab pertanyaan guru dan berada pada skor 2. Ini menunjukkan keinginan siswa
dalam menjawab pertanyaan dari guru cukup sehingga guru perlu memberi kesempatan siswa untuk
menjawab pertanyaan dari guru. Siswa mencatat penjelasan guru 100 %, seluruh siswa aktif mencatat
penjelasan dari guru berada pada skor 4, artinya siswa sangat baik dalam mendengarkan penjelasan
guru dan mencatatnya. Siswa menemukan jawaban dengan pengetahuannya sendiri pada kegiatan
awal, inti dan akhir 57,14 %, dimana sebanyak 12 siswa mampu menemukan jawaban dengan
pengetahuan sendiri dan berada pada skor 3. Ini menunjukkan kemampuan siswa dalam menemukan
jawaban sendiri baik. Pada pertemuan ini tidak ada siswa yang mengumpulkan tugas rumah karena
pertemuan pertama belum ada tugas dari guru. Terdapat 16 siswa yang berkolaborasi dalam
menyelesaikan tugas kelompok pada kegiatan inti atau 76,19 %, dan berada pada skor 4. Ini
menunjukkan kemampuan siswa berkolaborasi dikelompoknya dalam menyelesaikan tugas dari guru
sangat baik. Siswa berkolaborasi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan tugas dari guru pada
kegiatan inti 9,52 %, sebanyak 2 orang berada pada skor 1. Ini menunjukkan siswa kurang
berkolaborasi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan tugas dari guru. Siswa menggunakan buku
dalam menemukan jawaban pada kegiatan inti 100 %, ini menunjukkan siswa memanfaatkan buku
sebagai media untuk belajar dengan sangat baik. Siswa menggunakan pengaris, busur secara
kolaboratif dalam menabulasi data, menggambar diagram pada kegiatan inti 100 %. Ini menunjukkan
siswa sangat baik dalam menggunakan media untuk menabulasi dan menggambar diagram. Siswa
secara kolaboratif mempersentasikan hasil pekerjaannya pada kegiatan akhir 100 %. Ini menunjukkan
semua siswa sangat baik dan mampu menjelaskan hasil pekerjaaannya
Tabel 2 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus 1
Banyak siswa (Skor)
No
1
2
3
4
5.
6
7
8
9
10
11
12
Aktivitas siswa
Fokus siswa dalam mendengar penjelasan
guru
Siswa bertanya
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa mencatat penjelasan guru
Siswa
menemukan jawaban dengan
pengetahuannya sendiri
Siswa mengumpulkan tugas rumah
Kolaborasi antar
kelompok
dalam
menemukan jawaban
Siswa secara kolaboratif menggunakan
penggaris, busur untuk mentabulasi,
menggambar diagarm
Menggunakan buku untuk menemukan
jawaban
Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa berkolaborasi menyelesaikan tugas
kelompok
Siswa
secara
kolaboratif
mempersentasikan tugas kelompok
1
2
3
4
(0 – 5)( ( 6 – 10) (11- 15) (16 – 21)
Persen
aktifitas
siswa
20
100
20
35
45
100
7
9
12
60
18
4
90
20
20
100
20
100
20
100
16
80
20
100
Winata, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMAN 1 Tanjung………..
52
Pada pertemuan kedua jumlah siswa berkurang satu orang karena pindah sekolah, sehingga
seperti terlihat pada tabel 4.2 jumah siswa menjadi 20 orang. Hasil observasi aktivitas siswa pada
pertemuan kedua dapat dijelaskan sebagai berikut.
Fokus siswa dalam mendengarkan penjelasan guru 100 % dan berada diskor 4, dimana
semua siswa sangat baik memperhatikan penjelasan guru. Tidak terdapat siswa yang keluar kelas dan
berbicara dengan sesama siswa. Siswa bertanya pada kegiatan awal dan inti 35%, ada 7 siswa yang
bertanya dan berada pada skor 2. Ini menunjukkan keinginan siswa untuk bertanya cukup sehingga
guru perlu memberikan rangsangan agar siswa lebih aktif dalam bertanya. Siswa menjawab
pertanyaan guru pada kegiatan awal 45% , siswa yang menjawab pertanyaan guru sebanyak 9 orang
dan berada pada skor 2. Ini menunjukkan keinginan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru
cukup sehingga guru perlu memberi kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan sebelum
memberikan jawaban. Siswa mencatat penjelasan guru 100 %, seluruh siswa aktif mencatat penjelasan
guru dan berada pada skor 4. Ini menunjukkan siswa sangat baik dalam mendengarkan dan mencatat
penjelasan guru. Siswa menemukan jawaban dengan pengetahuannya sendiri pada kegiatan awal, inti
dan akhir 60 %, dimana sebanyak 12 siswa mampu menemukan jawaban dengan pengetahuan sendiri
dan berada pada skor 3. Ini menunjukkan siswa baik dalam menemukan jawaban sendiri Siswa
mengumpulkan tugas rumah 90 %, pada kegiataan awal terdapat 18 orang pada skor 4. Ini
menunjukkan siswa sangat baik dalam menyelesaikan tugas rumah dari guru dan mengumpulnya tepat
waktu. Siswa berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas kelompok pada kegiatan inti 80 %, sebanyak
16 siswa dan berada pada skor 4. Ini menunjukkan kemampuan siswa sangat baik dalam berkolaborasi
menyelesaikan tugas kelompok. Siswa berkolaborasi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan
tugas dari guru pada kegiatan inti 20 %, sebanyak 4 orang berada pada skor 1. Ini menunjukkan siswa
kurang berkolaborasi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan tugas dari guru. Siswa
menggunakan buku dalam menemukan jawaban pada kegiatan inti 100%. Ini menunjukkan siswa
sangat baik memanfaatkan buku sebagai media untuk belajar. Siswa menggunakan pengaris, busur
secara kolaboratif dalam menabulasi data, menggambar diagram pada kegiatan inti 100 %. Ini
menunjukkan siswa sangat baik menggunakan media untuk menabulasi dan menggambar diagram.
Siswa secara kolaboratif mempersentasikan hasil pekerjaannya pada kegiatan akhir 100 %,
menunjukkan semua siswa sangat baik dalam menjelaskan hasil pekerjaaannya.
Dari pertemuan pertama dan kedua diperoleh rata rata aktifitas siswa pada siklus 1 sebagai
berikut :
Tabel 3 Rekapitulasi Rataan Aktivitas Siswa Siklus 1
Banyak siswa (Skor)
Rata rata
No
Aktivitas siswa
(%)
Pertemuan 1 Pertemuan 2
(%)
(%)
1
Fokus siswa dalam mendengar penjelasan guru
100
100
100
Siswa bertanya
2
28,57
35
31,79
Siswa menjawab pertanyaan guru
3
38,09
45
41,54
4
Siswa mencatat penjelasan guru
100
100
100
Siswa menemukan jawaban dengan pengeta5.
57,14
60
58,57
huannya ( konsep) sendiri
6
Siswa mengumpulkan tugas rumah
0
90
45
Kolaborasi antar kelompok dalam menemukan
7
9,52
20
14,76
jawaban
Siswa berkolaboratif menggunakan penggaris,
8
100
100
100
busur untuk mentabulasi, menggambar diagarm
9
Menggunakan buku untuk menemukan jawaban
100
100
100
10 Siswa mengerjakan tugas dari guru
100
100
100
11
Siswa berkolaborasi menyelesaikan tugas
76,19
80
78,09
12 Siswa berkolaboratif mempersentasikan tugas
100
100
100
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 47-58
53
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa keinginan bertanya, menjawab pertanyaan guru, dan
menemukan jawaban dengan konsep sendiri berada pada kategori cukup dan perlu untuk ditingkatkan.
Kegiatan berkolaborasi antar kelompok dalam menyelesaikan tugas dari guru masih berada pada
kategori kurang dengan rata rata 14,76, sehingga perlu diberikan stimulus kepada siswa untuk
berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas dari guru. Aktivitas mengerjakan tugas rumah dari guru
sangat baik karena pada pertemuan pertama belum ada tugas sedangkan pada pertemuan kedua
hampir semua siswa mengumpulkan tugas dan hasilnya mendapatkan nilai baik rata-rata 95.
Kolaborasi menyelesaikan tugas kelompok sangat baik rata rata 78,09 dan perlu dipertahankan dengan
persentasi hasil pekerjaan rata rata 100, menemukan jawaban dengan menggunakan buku rata rata
100, fokus terhadap pelajaran rata rata 100 dan , mencatat penjelasan guru rata rata 100 ketiganya
sangat baik akan dipertahankan dan ditingkatkan pada siklus berikutnya.
Hasil evaluasi akhir siklus terkait dengan pencapaian hasil belajar siswa menunjukkan bahwa
rata rata hasil belajar yang dicapai siswa adalah 70. Walaupun ada 5 siswa yang mendapatkan nilai 60
namun secara klasikal siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal untuk materi statistika.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 2 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Evalusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus 2
Banyak siswa (Skor)
No
Aktivitas siswa
1
Fokus siswa dalam mendengar
penjelasan guru
Siswa bertanya
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa mencatat penjelasan guru
Siswa
menemukan jawaban
dengan pengetahuannya
( konsep) sendiri
Siswa mengumpulkan tugas rumah
Kolaborasi antar kelompok dalam
menemukan jawaban
Siswa
secara
kolaboratif
menggunakan penggaris, busur
untuk mentabulasi, menggambar
diagarm
Menggunakan
buku
untuk
menemukan jawaban
Siswa mengerjakan tugas dari
guru
Siswa
berkolaborasi
menyelesaikan tugas kelompok
Siswa
secara
kolaboratif
mempersentasikan tugas kelompok
2
3
4
5.
6
7
8
9
10
11
12
1
(0 – 5)
2
(6 –10)
3
(11-15)
4
(16 – 21)
Persen
aktifitas
siswa
20
100
16
20
12
60
80
100
60
12
0
60
12
20
100
20
100
20
100
16
80
20
100
Pada pertemuan pertama siklus dua, aktifitas siswa sudah mulai kelihatan meningkat. Siswa
sudah mulai bergantian bertanya untuk mengatasi kesulitannya dan mencari pemecahan jawaban
dalam kelompok, siswa juga sudah mulai bergantian menjawab pertanyaan guru dengan berbagai
variasi jawaban walaupun belum sempurna namun sudah berani mengutarakan pendapatnya sehingga
guru tinggal mengarahkan kepenemuan jawaban. Kolaborasi antar kelompok juga mulai terlihat dimana
Winata, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMAN 1 Tanjung………..
54
kelompok yang mampu memberikan solusi dan terkadang saling tukar informasi antar kelompok. Untuk
aktifitas lainnya cenderung sama pada siklus 1.
Tabel 5. Hasil Evalusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus 2
Banyak siswa (Skor)
No
1
2
3
4
5.
6
7
8
9
10
11
12
Aktivitas siswa
Fokus siswa dalam
mendengar penjelasan guru
Siswa bertanya
Siswa menjawab pertanyaan
guru
Siswa mencatat penjelasan
guru
Siswa menemukan jawaban
dengan pengetahuannya (
konsep) sendiri
Siswa mengumpulkan tugas
rumah
Kolaborasi antar kelompok
dalam menemukan jawaban
Siswa secara kolaboratif
menggunakan penggaris,
busur untuk mentabulasi,
menggambar diagarm
Menggunakan buku untuk
menemukan jawaban
Siswa mengerjakan tugas
dari guru
Siswa berkolaborasi
menyelesaikan tugas
kelompok
Siswa secara kolaboratif
mempersentasikan tugas
kelompok
1
(0 – 5)
2
(6 –10)
3
(11-15)
4
(16 – 21)
20
12
Persen
aktifitas
siswa
100
60
16
80
20
100
16
80
20
100
12
60
20
100
20
100
20
100
16
80
20
100
Pada pertemuan 2 siklus kedua peningkatan aktivitas siswa hampir sama dengan pertemuan
pertama. Siswa sudah mulai bergantian bertanya untuk mengatasi kesulitannya dan mencari
pemecahan jawaban dalam kelompok, siswa juga sudah mulai bergantian menjawab pertanyaan guru
dengan berbagai variasi jawaban walaupun belum sempurna namun sudah berani mengutarakan
pendapatnya sehingga guru tinggal mengarahkan kepenemuan jawaban. Kolaborasi antar kelompok
juga mulai terlihat dimana kelompok yang mampu memberikan solusi dan terkadang saling tukar
informasi antar kelompok dan aktifitas menemukan jawaban sendiri meningkat karena semua siswa
saling mendapatkan informasi untuk penemuan jawaban. Mengumpulkan tugas rumah meningkat
dibanding siklus 1 karena semua siswa tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Dari pertemuan
pertama dan kedua diperoleh rata rata aktifitas siswa pada siklus 1 sebagai berikut:
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 47-58
55
Tabel 6. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 2
No.
1
2
3
4
5.
6
7
8
9
10
11
12
Aktivitas siswa
Fokus siswa dalam mendengar
penjelasan guru
Siswa bertanya
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa mencatat penjelasan guru
Siswa menemukan jawaban dengan
pengetahuannya ( konsep) sendiri
Siswa mengumpulkan tugas rumah
Kolaborasi antar kelompok dalam
menemukan jawaban
Siswa
secara
kolaboratif
menggunakan penggaris, busur untuk
mentabulasi, menggambar diagarm
Menggunakan
buku
untuk
menemukan jawaban
Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa berkolaborasi menyelesaikan
tugas kelompok
Siswa
secara
kolaboratif
mempersentasikan tugas kelompok
Banyak siswa (Skor)
Pertemuan 1 Pertemuan 2
(%)
(%)
100
100
Rata rata
(%)
100
60
80
100
60
60
80
100
80
60
80
100
70
0
60
100
60
50
60
100
100
100
100
100
100
100
80
100
80
100
80
100
100
100
Dari Tabel 6 terlihat aktivitas siswa pada siklus 2 sudah baik dibandingkan aktivitas siswa
pada siklus 1. Beberapa aktivitas seperti fokus siswa, mencatat penjelasan guru, kolaborasi antar
kelompok, kolaborasi menggunakan media tidak mengalami perubahan dari siklus 1 sampai dengan
siklus 2, sehingga perencanaan tindak lanjut tidak dilakukan karena siklus kedua sudah menunjukkan
keberhasilan. Hasil evaluasi siklus 2 diperoleh nilai rata rata 80, hanya ada satu siswa yang mendapat
nilai 60, jadi ada peningkatan rata rata dan jumlah siswa yang mendapat nilai 60 dari siklus 1 sehingga
perencanaan tindak lanjut tidak dilakukan karena siklus kedua sudah menunjukkan keberhasilan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 7 fokus siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, mencatat
penjelasan guru, menggunakan buku untuk menemukan jawaban, mengerjakan tugas dari guru, dan
kolaborarif dalam mempersentasikan tugas kelompok tidak mengalami peningkatan dari siklus 1 ke
siklus 2 tapi mengalami peningkatan dibanding dengan pembelajaran sebelum menggunakan PBL. Hal
ini menunjukkan siswa akselerasi telah terkondisi untuk belajar setelah dilakukan pendekatan
menggunakan PBL dan siswa merasa mendapatkan hal baru dalam belajar. Perbandingan aktivitas
siswa pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Winata, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMAN 1 Tanjung………..
56
Tabel 7. Hasil Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 1 Dan Siklus 2
No.
Aktivitas siswa
1
Fokus siswa dalam mendengar penjelasan
guru
Siswa bertanya
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa mencatat penjelasan guru
Siswa
menemukan jawaban dengan
pengetahuannya ( konsep) sendiri
Siswa mengumpulkan tugas rumah
Kolaborasi antar
kelompok
dalam
menemukan jawaban
Siswa secara kolaboratif menggunakan
penggaris, busur untuk mentabulasi,
menggambar diagarm
Menggunakan buku untuk menemukan
jawaban
Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa berkolaborasi menyelesaikan tugas
kelompok
Siswa secara kolaboratif mempersentasikan
tugas kelompok
2
3
4
5.
6
7
8
9
10
11
12
Rata rata
Siklus 1
(%)
100
Rata- rata
Siklus 2
(%)
100
Selisih
(% )
31,79
41,54
100
58,57
60
80
100
70
28,21
38,46
0
11,43
45
14,76
50
60
5
45,24
100
100
0
100
100
0
100
78,09
100
80
0
1,91
100
100
0
0
Adapun aktivitas siswa berkolaborasi menyelesaikan tugas kelompok juga mengalami
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 1,91%. Hal ini menunjukkan siswa cenderung
bersemangat dalam mengerjakan tugas jika dalam bentuk kelompok dalam pembelajaran koperatif
dengan menggunakan pendekatan PBL. Aktivitas siswa menemukan jawaban sendiri mengalami
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 11,43%. Ini menunjukkan pendekatan PBL yang
digunakan guru membuat siswa terstimulus untuk berani menemukan jawaban dengan konsep sendiri
tidak tergantung pada konsep yang terdapat dibuku tapi lebih variatif dan mudah dipahaminya secara
berkelompok maupun individu. Aktivitas mengumpulkan tugas rumah dari siklus 1 ke siklus 2
mengalami peningkatan sebesar 5%. Ini menunjukkkan siswa mulai bersemangat untuk belajar dengan
pendekatan PBL dan merasa lebih mudah mengerjakan tugas dibanding mengerjakan tugas yang
materinya diperoleh satu arah saja melalui guru. Selanjutnya kemauan siswa bertanya meningkat dari
siklus 1 ke siklus 2 sebesar 28,21%, ini menunjukkan siswa aktif bertanya mengenai pengetahuan yang
diperlukan untuk membangun konsep pengetahuannya sendiri sehingga mereka memahami materi
yang dipelajarinya. Selain itu siswa bertanya tidak hanya pada guru namun dengan teman dalam
kelompok maupun di luar kelompok.Karena aktif bertanya maka siswa mudah dalam menjawab
pertanyaan guru, ini dapat dilihat pada data siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 38,46 %.
Ini menunjukkan tidak hanya siswa tertentu yang biasanya menjawab namun siswa yang biasanya
tidak mau menjawab jika ditanya dengan pendekatan PBL mulai berani menjawab. Dari semua
aktivitas, yang paling besar peningkatnnya dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu kolaboratif antar kelompok,
dimana siswa pada awal pembelajaran menggunakan pendekatan PBL mulai terstimulus untuk
kolaboratif antar kelompok dengan bertanya dan memberikan informasi, sehingga siswa merasa
dihargai keberadaanya. Pada siklus 2 siswa lebih termotivasi lagi untuk kolaborasi antar kelompok
karena materi lebih sulit dibanding materi pada siklus 1. Langkah pendekatan PBL yang diterapkan
guru berjalan sesuai skenario dan siswa akhirnya berkolaborasi antar kelompok. Pada evaluasi siklus 1
ke siklus 2 juga mengalami peningkatan rata rata prestasi siswa sebesar 10 poin dari 70 menjadi 80.
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 47-58
57
Peningkatan rata rata prestasi hasil belajar siswa juga diiringi juga meningkatnya jumlah siswa dalam
memperoleh nilai yang pada siklus 1 terdapat 5 siswa mendapat nilai 60 pada siklus 2 hanya 1 yang
mendapatkan nilai 60. Ini menunjukkan hasil prestasi siswa meningkat seiring dengan peningkatan
aktifitas belajar siswa. Jadi menggunakan pendekatan PBL dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa
dan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena telah memenuhi indikator yang diharapkan yaitu
peningkatan aktivitas siswa pada setiap aspek yang diharapkan dari siklus 1 ke siklus 2 dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan project base learning. Tahapan pertama dalam pembelajaran
PBL yaitu orientasi siswa pada masalah, pada penelitian ini diukur dari fokus siswa terhadap
penjelasan guru, mencatat penjelasan guru, dan bertanya kepada guru untuk penjelasan materi. Aspek
fokus siswa terhadap penjelasan guru dan mencatat penjelasan guru sangat baik, sedangkan kemauan
bertanya siswa terhadap penjelasan guru meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 28,21%. Pada
setiap pertemuan di setiap siklus guru melibatkan siswa dalam menggali masalah yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari sehingga siswa fokus terhadap penjelasan guru, mencatat setiap
penjelasan jawaban masalah dan bertanya jika kurang memahami maksud dari penjelasan tersebut.
Tahapan berikutnya yaitu mengorganisasi siswa untuk belajar, diukur melalui aktivitas
berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas kelompok, serta menggunakan penggaris, busur untuk
mentabulasi, menggambar diagarm. Aspek berkolaborasi menyelesaikan tugas kelompok meningkat
dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 1,91 %, aspek penggunaan penggaris, busur untuk mentabulasi,
menggambar diagarm sangat baik dari tiap pertemuan dan tiap siklus, hal ini menggambarkan siswa
terorganisasi didalam kelompok untuk menyelesaikan pekerjaan.
Tahapan membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, pada penelitian ini diukur
melalui aspek kolaborasi antar kelompok dalam menemukan jawaban, serta aspek menggunakan
buku untuk menemukan jawaban. Aspek kolaborasi antar kelompok meningkatkan dari siklus 1 ke
siklus 2 sebesar 45,24 %, sedangkan aspek siswa menggunakan buku dalam menemukan jawaban
tugas sangat baik karena mulai pertemuan pertama siklus 1 sampai siklus 2 siswa menggunakan buku
untuk menemukan jawaban tugas. Hal ini menunjukkan siswa pembelajar yang aktif dan dapat
menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya. Siswa bertukar ide gagasan
bersama teman dalam satu kelompok dan antar kelompok dengan pengetahuan yang dimiliki atau
dengan menggunakan buku.
Tahapan mengembangkan dan menyajikan hasil karya, diukur melalui presentasi tugas
kelompok, mengerjakan tugas dari guru, serta mengumpulkan tugas rumah. Presentasi tugas
kelompok sangat baik dari pertemuan pertama siklus 1 sampai pada siklus 2, mengerjakan tugas dari
guru juga sangat baik dari siklus 1 sampai dengan siklus 2, mengumpulkan tugas meningkat sebesar 5
% dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini menunjukkan siswa mampu secara individu maupun kelompok dalam
mempersentasikan hasil karyanya. Tahapan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah diukur
melalui aktivitas menemukan jawaban dengan pengetahuannya sendiri. Aspek ini meningkat dari siklus
1 ke siklus 2 sebesar 11,43 %, ini menunjukkan siswa mampu membuat suatu kesimpulan dari
pemecahan masalah dengan pengetahuan yang dimilkinya.
Penelitian ini dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan setiap aspek yang sesuai dengan
kelima tahapan PBL dari sikus 1 ke siklus 2. Selain itu berdasarkan indikator keberhasilan, penelitian ini
dikatakan berhasil karena rata rata hasil belajar dari siklus 1 sebesar 70 menjadi 80 pada siklus 2 telah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan batas 70. Jadi dengan menggunakan pendekatan PBL
dan mengembangkan kelima tahapan pendekatan PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa dan
prestasi belajar siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.Terjadi peningkatan pada setiap aspek aktifitas siswa: (a) bertanya dari 31,79 % pada siklus 1
menjadi 60 % pada siklus 2, (b) menjawab pertanyaan guru dari 41,54 % pada siklus 1 menjadi 80 %
pada siklus 2, (c) menemukan jawaban dengan pengetahuannya (konsep) sendiri dari 58,57 % pada
siklus 1 menjadi 70 % pada siklus 2, (d) mengumpulkan tugas rumah dari 45 % pada siklus 1
menjadi 50 % pada siklus 2, (e) kolaborasi antar kelompok dalam menemukan jawaban dari 14,76
Winata, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMAN 1 Tanjung………..
58
% pada siklus 1 menjadi 60% pada siklus 2, (f) berkolaborasi menyelesaikan tugas kelompok dari
78,09 % pada siklus 1 menjadi 80 % pada siklus 2. Aktivitas lain seperti (a) fokus dalam mendengar
penjelasan guru, (b) mencatat penjelasan guru, (c) kolaboratif menggunakan penggaris, busur untuk
mentabulasi, menggambar diagarm, (d) menggunakan buku untuk menemukan jawaban, (e)
mengerjakan tugas dari guru, (f) kolaboratif mempersentasikan tugas kelompok telah mencapai 100
% pada siklus 1 hingga siklus 2.
2. Prestasi belajar siswa meningkat dari rata rata 70 pada siklus I menjadi rata rata 80 pada siklus 2.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran dalam penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran koperatif tipe
Project Based Learning dapat digunakan guru untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa.
2. Pembelajaran koperatif tipe Project Based Learning dapat digunakan meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar. 4. Lembar observasi aspek aktivitas dapat lebih diperluas setiap aspek yang di
observasi untuk mengetahui aspek peningkatan aktivitas siswa lebih luas.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada yayasan Adaro Bangun Negeri yang telah
membiayai Penelitian ini, yang merupakan beneficiaries melalui program pemberdayaan YABN.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, 2010, Penilaian Hasil Belajar , Arsip E – Learning Unesa.ac.id Di akses pada 5 April 2012.
Arends, Richard I. ,2004, Learning to Teach. (Sixth Edition). Boston: Mc Graw–Hill Companies
Winarti, Atiek, 2012 ,Inovasi Pembelajaran Dan Urgensinya Dalam Meningkatan Kualitas Pendidikan
Disajikan Pada Workshop PTK/PTS Bagi Guru / Kepala Sekolah Se – Kabupaten Tabalong,
Balangan, dan Bartim ,Makalah tidak dipublikasikan Tabalong 31 Maret .
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta, Rinieka Cipta.
Isjoni, 2010, Model model Pembelajaran Kooperatif, Arsip E – Learning Unesa.ac.id. Di akses pada 5
April 2012.
Nana ,2008, Penilaian Hasil Belajar , Arsip E – Learning Unesa.ac.id Di akses pada 5 April 2012.
Nugraheni Cahyaningrum, 2010,Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Melalui Penerapan Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IX F SMP NEGERI 1
SEDAYU,Di akses pada 5 April 2012.
Miswanto,2011,Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Program LinierSiswa
Kelas X SMK NEGERI 1 Singosari Di akses pada 5 April 2012.
Sudijono, A, 2003,Pengetas Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sartono Wirodikromo,2001, Matematika Jilid 3 Untuk SMA Kelas XI IPA Semester 1,
Erlangga Jakarta.
Download