7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Perbankan
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank
Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. ( UU Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat
1,2, dan 3 tentang perbankan)
Menurut Kasmir (2012:24), bank dapat didefinisikan sebagai berikut;
“Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang
keuangan. Aktivias perbankan yang pertama adalah menghimpun
dana (funding), kemudian diputarkan kembali atau dijualkan
kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (lending).”
Menurut Muhammad (2011:2), perbankan syariah adalah;
“Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.
Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah
lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya
dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW.
Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
7
8
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.”
2. Tujuan dan Fungsi Perbankan
Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
menyebutkan bahwa perbankan bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan,
kesejahteraan rakyat banyak.
Budisantoso dan Triandaru (2006:9) mengemukakan fungsi utama
bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
financial intermediary. Fungsi bank dapat dijelaskan secara lebih
spesifik yaitu sebagai berikut:
a. Agent of Trust
Trust atau Kepercayaan dalam Bahasa Indonesia merupakan dasar
utama kegiatan dunia perbankan baik dalam hal menghimpun dana
(funding), dan menyalurkan dana (lending). Masyarakat tidak akan
bersedia menitipkan dananya di bank apabila tidak didasari rasa
percaya. Masyarakat percaya bahwa bank akan mengelola uangnya
dalam bentuk simpanan dengan baik dan penuh tanggungjawab. Di
mana sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dana tersebut dapat
ditarik kembali. Sebaliknya, bank tidak akan bersedia meminjamkan
uangnya kepada debitur atau masyarakat tanpa dilandasi rasa percaya.
Bank percaya bahwa uang yang disalurkan kepada debitur
9
dalam bentuk pinjaman tidak akan disalahgunakan oleh debitur yang
menjadi nasabahnya. Sebaliknya, debitur akan menggunakan dan
mengelola pinjamannya dengan baik dan penuh tanggungjawab.
Debitur juga mempunyai kemampuan untuk mengembalikan pinjaman
pada
saat
jatuh
tempo,
dan
mempunyai
niat
baik
untuk
mengembalikanpinjaman beserta kewajiban lainnya berupa bunga atas
pinjaman. Kedua kondisi tersebut tidak dapat berjalan tanpa adanya
unsur percaya antarr pihak bank dengan masyarakat.
b. Agent of Development
Kegiatan bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat
berpengaruh bagi kelancaran perekonomian sektor riil. Kegiatan bank
tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi,
dan konsumsi barang dan jasa mengingat kegiatan tersebut erat
kaitannya dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, dan kegiatan konsumsi tidak lain adalah upaya
pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
c. Agent of Services
Selain menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat, bank juga menyediakan jasa jasa
perbankan lain seperti jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang
barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, jasa penyelesaian
tagihan, dll. Bank akan selalu berinovasi untuk meningkatkan kepuasan
10
pelanggan dengan meningkatkan mutu pelayanan melalui berbagai
produk yang ditawarkan.
3. Jenis-Jenis Bank
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, bank dibedakan
berdasarkan jenisnya sebagai berikut:
a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Selain itu bank umum juga bertindak sebagai
penyalur kredit jangka pendek.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsipprinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
Menurut
Latumaerissa
(2011:138),
bank
menurut
kegiatan
operasionalnya dibagi menjadi:
a. Bank Devisa, adalah bank yang mempunyai hak dan wewenang
yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk melakukan transaksi
valuta asing dan lalu-lintas devisa serta hubungan koresponden
dengan bank asing di luar negeri, sebagai contoh: BRI, BNI,
BCA, Mandiri dll.
b. Bank Non devisa, adalah bank yang dalam operasionalnya hanya
melaksanakan transaksi di dalam negeri, tidak melakukan
11
transaksi valuta asing, dan tidak melakukan hubungan dengan
bank asing di luar negeri
Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut:
a. Bank milik pemerintah
Yaitu bank yang akte pendirian maupun modal bank ini
sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga
seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
Contoh bank-bank milik pemerintah Indonesia dewasa ini,
antara lain:
-
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
-
Bank Negara Indonesia (BNI)
-
Bank Tabungan Negara (BTN)
-
Bank Mandiri
Disamping itu, terdapat pula Bank Pemerintah Daerah (BPD)
terdapat di daerah tingkat 1 dan tingkat II masing-masing provinsi.
Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh pemda masing-masing tingkatan.
Contoh BPD yang ada dewasa ini adalah BPD Jawa Timur, BDP Jawa
Tengah, BPD Jawa Barat, BPD Bali dll.
12
b. Bank milik swasta nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh swasta nasional. Hal ini dapat diketahui dari akte
pendiriannya didirikan oleh swasta sepenuhnya, begitu pula
dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta
pula. Contoh bank milik swasta nasional antara lain:
-
Bank Bumi Putera
-
Bank Central Asia (BCA)
-
Bank Danamon
-
Bank Mega
c. Bank milik koperasi
Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya
dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.Contoh
bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank
Bukopin).
d. Bank Milik Asing
Merupakan bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak
asing (luar negeri) di Indonesia. Bank jenis ini merupakan
cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing
atau pemerintah asing. Contoh bank asing, antara lain:
- Bank of America
- City Bank
13
- Bank of Tokyo
- American Express Bank, dll.
e. Bank milik campuran
Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua belah
pihak yaitu bank dalam negeri dan luar negeri. Kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan swasta nasional. Contoh
bank campuran, antara lain:
- Sanwa Indonesia Bank
- Bank Finconesia
- Inter Pasific Bank,
4. Produk Perbankan Syariah
Menurut UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
Produk Syariah adalah sebagai berikut;
a. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
b. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
14
c. menyalurkan
Pembiayaan
bagi
hasil
berdasarkan
Akad
mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
d. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad
salam, Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah;
e. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
f. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau
sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
g. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
h. melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah;
i. membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat
berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata
berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah,
musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah;
j. membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang
diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;
15
k. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan pihak ke tiga atau antarpihak
ketiga berdasarkan Prinsip Syariah;
l. melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah;
m. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga berdasarkan Prinsip Syariah; memindahkan uang, baik
untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah
berdasarkan Prinsip Syariah;
n. melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad
wakalah;
o. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi
berdasarkan Prinsip Syariah; dan
p. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang
perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PSAK Nomor 1 Laporan Keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
16
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
investasi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunanaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi :
a. Aset
b. Liabilitas
c. Ekuitas
d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian.
Menurut Taswan (2008), Laporan keuangan merupakan bentuk
informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi. Laporan keuangan disusun
sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai. Bank komersial
baik umum maupun bank perkreditan rakyat diwajibkan memberikan
laporan keuangan setiap periode tertentu. Jenis-jenis laporan keuangannya
yaitu laporan keuangan bulanan, laporan keuangan triwulanan, dan laporan
keuangan tahunan.
2. Tujuan Laporan Keuangan Perbankan
Menurut Kasmir (2012) secara umum tujuan pembuatan laporan
keuangan bank adalah sebagai berikut:
a) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis
aktiva yang dimiliki.
17
b) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenisjenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.
c) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis
modal bank pada waktu tertentu.
d) Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah
pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank
tersebut.
e) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah-jumlah biaya yang
dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode
tertentu.
f) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank.
g) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode
dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
3. Jenis Laporan Keuangan Perbankan
Menurut Taswan (2008: 39-65) jenis-jenis laporan keuangan bank
antara lain:
a. Laporan Keuangan Bulanan
Karakteristik laporan keuangan bulanan antara lain:
1) Laporan keuangan bulanan bank umum yang disampaiakn oleh bank
kepada Bank Indonesia untuk posisi bulan Januari sampai dengan
Desember akan diumumkan pada home page Bank Indonesia.
18
2) Laporan keuangan bulanan merupakan laporan keuangan bank
secara individu yang mearupakan gabungan antara kantor pusat bank
dengan seluruh kantor bank.
b. Laporan Keuangan Triwulanan
Laporan keuangan triwulanan disusun antara lain untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, atau hasil
usaha bank serta informasi keuangan lainnya kepada berbagai pihak
yang berkepentingan dengan perkembangan usaha bank. Laporan
keuangan triwulanan yang wajib disajikan adalah:
1) Laporan keuangan triwulanan posisi akhir Maret dan September.
2) Laporan keuangan triwulanan posisi Juni.
3) Laporan keuangan triwulanan posisi akhir Desember.
c. Laporan Keuangan Tahunan
Laporan keuangan tahunan bank dimaksudkan untuk memberikan
informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk
perkembangan usaha dan kinerja bank. Seluruh informasi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan transparansi kondisi keuangan bank
kepada publik dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
perbankan.
19
C. Kesehatan Perbankan
1. Pengertian Kesehatan Perbankan
Menurut Suseno dan Piter Abdullah (2005), Bank yang sehat yaitu
bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat
menjalankan menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran
lalu lintas pembayaran, serta dapat mendukung efektivitas kebijakan
moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi
perekonomian secara keseluruhan. Untuk dapat menjalankan fungsinya
dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas
asetnya dengan baik, kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup
untuk
mempertahankan
kelangsungan
usahanya,
serta
memlihara
likuiditaasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain
itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan
yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan.
Menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006:51)
kesehatan bank yaitu kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan dapat memenuhi segala
kewajibannya dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai dengan
peraturan perbankan yang berlaku.
20
Kegiatan operasional demi menjaga tingkat kesehatan bank
meliputi:
a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, lembaga lain, dan dari
modal sendiri.
b. Kemampuan mengelola dana.
c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat.
d. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,
pemilik modal, dan pihak lain.
e. Kepatuhan terhadap peraturan perbankan yang berlaku.
2. Dasar Hukum Kesehatan Perbankan
Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 9 pasal 1 tahun 2007 tentang
Sisten Penilaian Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah,
sebagai berikut :
1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
2. Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja
Bank atau UUS melalui :
21
a. Penilaian Kuantitatif dan Penilaian Kualitatif terhadap faktorfaktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas,
sensitivitas terhadap risiko pasar; dan
b. Penilaian Kualitatif terhadap faktor manajemen.
3. Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian Tingkat
Kesehatan Bank.
4. Penilaian
Kuantitatif
adalah
penilaian
terhadap
posisi,
perkembangan maupun proyeksi rasio-rasio keuangan bank atau
UUS.
5. Penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang
mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen
risiko, dan kepatuhan bank atau UUS.
Pasal 2 Peraturan Bank Indonesia tahun 2007 Pasal 1 dan 2 ;
1. Bank wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
kehati-hatian dan prinsip syariah dalam rangka menjaga atau
meningkatkan Tingkat Kesehatan Bank.
2. Komisaris dan Direksi Bank wajib memantau dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan agar Tingkat Kesehatan Bank
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipenuhi.
3. Komponen Penilaian Kesehatan Perbankan
Menurut PBI Nomor 9 Pasal 3 tahun 2007 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor
sebagai berikut:
22
a. Permodalan (capital);
Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan
modal Bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan
mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul. Penilaian
kuantitatif faktor permodalan dilakukan dengan melakukan
penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM), merupakan rasio utama;

Kemampuan modal inti dan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP) dalam mengamankan risiko
hapus buku (write-off), merupakan rasio penunjang;

Kemampuan modal inti untuk menutup kerugian pada
saat likuidasi, merupakan rasio penunjang;

Trend/pertumbuhan
KPMM,
merupakan
rasio
penunjang;
b. Kualitas Aset (asset quality);
Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset
bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari
pembiayaan (credit risk) yang akan muncul. Penilaian kuantitatif
faktor kualitas aset dilakukan dengan melakukan penilaian
terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

Kualitas aktiva produktif bank, merupakan rasio utama;
23

Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti,
merupakan rasio penunjang;

Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan
rasio penunjang;

Kemampuan bank dalam menangani/mengembalikan
aset
yang
telah
dihapusbuku,
merupakan
rasio
penunjang;
c. Manajemen (management);
Penilaian manajemen dimaksudkan untuk menilai kemampuan
manajerial pengurus bank dalam menjalankan usaha sesuai
dengan prinsip manajemen umum, kecukupan manajemen risiko
dan kepatuhan bank terhadap ketentuan baik yang terkait dengan
prinsip kehati-hatian maupun kepatuhan terhadap prinsip syariah
dan komitmen bank kepada Bank Indonesia.
Penilaian kualitatif faktor manajemen dilakukan dengan
penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

Kualitas manajemen umum terkait dengan penerapan
good corporate governance;

Kualitas penerapan manajemen risiko;

Kepatuhan terhadap ketentuan baik yang terkait dengan
prinsip kehati-hatian maupun kepatuhan terhadap prinsip
syariah serta komitmen kepada Bank Indonesia. Ddad
24
d. Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan
bank dalam menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor
rentabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:

Net operating margin (NOM), merupakan rasio utama;

Return on assets (ROA), merupakan rasio penunjang;

Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO), merupakan rasio
penunjang;

Rasio Aktiva Yang Dapat Menghasilkan Pendapatan,
merupakan rasio penunjang;
e. Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan
bank dalam memelihara tingkat likuiditas yang memadai
termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan muncul.
Penilaian kuantitatif faktor likuiditas dilakukan dengan
melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
berikut:

Besarnya Aset Jangka Pendek dibandingkan dengan
kewajiban jangka pendek, merupakan rasio utama;

Kemampuan Aset Jangka Pendek, Kas dan Secondary
Reserve dalam memenuhi kewajiban jangka pendek,
merupakan rasio penunjang;

Ketergantungan kepada dana deposan inti, merupakan
rasio penunjang;
25

Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak
ke tiga, merupakan rasio penunjang;
4. Klasifikasi Penilaian Kesehatan Perbankan
Menurut PBI Nomor 9 Pasal 9 tahun 2007 tentang Penilaian
Kesehatan Bank adapun klasifikasi antaralain sebagai berikut;
1. Berdasarkan hasil penilaian Peringkat Faktor Finansial dan
penilaian peringkat faktor manajemen, ditetapkan Peringkat
Komposit.
2. Peringkat Komposit ditetapkan sebagai berikut:
a.
Peringkat Komposit 1, mencerminkan bahwa Bank dan
UUS tergolong sangat baik dan mampu mengatasi
pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri
keuangan.
Dalam peringkat ini Bank dan UUS mampu mengendalikan
usahanya apabila terjadi perubahan yang signifikan pada
industri perbankan.
b. Peringkat Komposit 2, mencerminkan bahwa Bank dan
UUS tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh
negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan
namun Bank dan UUS masih memiliki kelemahankelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan
rutin.
26
Kelemahan minor dalam huruf ini dapat berupa kelemahan
administratif dan operasional yang tidak mempengaruhi
kondisi Bank dan UUS secara signifikan.
c. Peringkat Komposit 3, mencerminkan bahwa Bank dan
UUS tergolong cukup baik namun terdapat beberapa
kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat komposit
memburuk apabila Bank dan UUS tidak segera melakukan
tindakan korektif.
d. Peringkat Komposit 4, mencerminkan bahwa Bank dan
UUS tergolong kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh
negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau
Bank dan UUS memiliki kelemahan keuangan yang serius
atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang tidak
memuaskan, yang apabila tidak dilakukan tindakan yang
efektif berpotensi mengalami kesulitan yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha.
e. Peringkat Komposit 5, mencerminkan bahwa bank dan
UUS sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi
perekonomian, industri keuangan, dan mengalami kesulitan
yang membahayakan kelangsungan usaha.
Download