AKAD JUAL BELI

advertisement
Akad Jual Beli/ Pertukaran
Pengertian
Akad pertukaran terjadi apabila terjadi pertukaran baik berupa harta
atau non material dengan harta atau non material. Yang dimaksud
dengan harta adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis, seperti
pertukaran mata uang dengan mata uang lainnya yang disebut sharf,
mata uang dengan barang yang disebut bai’, atau barang dengan
barang. Kemudian pertukaran harta dengan jasa seperti pada akad
sewa.
Terdapat juga pertukaran yang sifatnya non material seperti pertukaran
manfaat dengan manfaat atau pelayanan dengan pelayanan. Bentuk
hubungan ini merupakan salah satu bentuk awal penyelenggaraan
hubungan muamalat dengan Islam. Akad pertukaran yang pertama
inilah yang mendasari kegiatan tamwil dalam BMT/akad jual beli
kecuali akad sharf (pertukaran mata uang) dan barter.
Jual beli
Adalah proses pemindahan hak milik/barang atau harta
kepada pihak lain dengan menggunakan uang sebagai alat
tukarnya.
Dasar hukum jual beli
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu” (QS. An-Nisa (4):29).
”Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba” (QS. Al- Baqarah (2):275
Rukun jual beli
a. Para pihak pembuat akad jual-beli
b. Objek akad (barang dan harga)
c. Ijab qabul (perjanjian/persetujuan)
Syarat penjual dan pembeli
a. Cakap, yaitu sempurna akal dan fikiran, cukup
umur, mengerti secara hukum
b. Memiliki walayah, kuasa atas objek akad
c. Tidak ada paksaan dalam melakukan jual beli (saling
ridho)
d. Untuk menjamin bahwa jual beli dilakukan tanpa
paksaan, maka perlu
dituangkan dalam bentuk
perjanjian
(ijab qabul) yang menunjukkan
kerelaan kedua belah pihak dalam melaksanakan akad
tersebut termasuk menerima segala dampaknya.
Syarat objek akad (Barang dan Harga)

a. Syarat Barang

Pertama barang
yang
diperjual belikan
harus
memenuhi persyaratan untuk
mencegah penipuan dan hal lain yang dapat merugikan penjual/pembeli. Syarat barang yang
akan dijual adalah sebagai berikut:
Halal
Barang yang dijual harus ada bukan fiktif
Jelas kepemilikannya
Jelas spesifikasinya (ukuran, bentuk, warna dan sifat)
b. Syarat Harga
Barang yang diperjual belikan haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jenis harganya
b. Jenis mata uang yang digunakan sebagai alat pembayaran harus jelas
c. Pembayaran harga barang yang dijual boleh ditangguhkan dengan syarat:
Adanya
kepastian jangka waktu
dan
cara pembayarannya
Jangka
waktu
pembayaran
terhitung sejak
tanggal
penyerahan barang yang diperjual belikan
Jangka waktu pembayaran tidak boleh didasari pada musim yang tidak tetap
Penjual berhak menentukan harga
Jenis Akad Pertukaran/ jual beli
Terdapat beberapa bentuk perjanjian jual beli, namun yang sangat
dominan dilakukan oleh kegiatan perbankan syariah adalah Al
Murabahah:
1.
Jual beli Murabahah dalam fiqh Islam dikategorikan dalam “Bai’ AlAmanah” yaitu jual beli yang harus diketahui oleh pihak-pihak
pembuat akad, baik harga pokoknya dan margin keuntungan yang
diambil. Oleh sebab itu jual beli Murabahah biasa diistilahkan
dengan proses jual beli dengan memberikan margin keuntungan
yang telah disepakati.
2.
Bai’ as-Salam adalah penjualan sesuatu dengan spesifikasi tertentu
(yang masih berada) dalam tanggungan dengan pembayaran
segera/ disegerakan.
3.
Al Istishna’ adalah jual beli pesanan khusus dengan persyaratan
yang lebih spesifik dari slam
4.
Ijarah berarti suatu jenis akad untuk mengambil manfaat (ajran)
dengan cara pertukaran.
Download